IBADAH RAYA MINGGU, 16 MARET 2025
WAHYU PASAL 18
Wahyu 18:21
(Seri 2)
Thema: BATU SANDUNGAN VS BATU KILANGAN
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh
karena kemurahan hati TUHAN, kita telah dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang
kudus, sehingga kita boleh beribadah kepada TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu di
malam ini, semua karena kemurahan TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa saudara/saudari, bapa/ibu
terkasih, yang turut bergabung lewat online/live streaming/video internet baik
dari Youtube, maupun dari Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat
dipergunakan (diakses) dimanapun saudara berada. Kiranya damai sejahtera dari
Sorga memenuhi hati kita dan ruangan ini, untuk memberi satu sukacita sekaligus
bahagia saat kita mendengar Sabda Allah dekat kaki TUHAN.
Namun jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon
kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita
pribadi lepas pribadi.
Marilah kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan
untuk Ibadah Raya Minggu disertai
dengan kesaksian Roh
Wahyu 19:21 --- Perikop: “Babel tidak akan bangkit lagi”
(18:21)
Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan,
lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota
besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan
lagi.
Babel kota besar itu akan dilemparkan dengan keras ke bawah,
dan ia tidak akan ditemukan lagi.
Pendeknya, Babel
tidak akan bangkit lagi untuk selamanya
Saudara, Wahyu 18 bila
dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Meja Roti Pertunjukkan Emas.
Arti rohaninya; persekutuan yang mendalam dengan Yesus Anak
Allah, lewat Firman Allah dan perjamuan suci, berarti; menikmati tubuh
dan darah Yesus. Tetapi Babel telah menduduki air yang banyak atau lautan
dunia ini, itu berarti; bangsa-bangsa dengan semua lapisannya, raja-raja,
bahkan pedagang-pedagang di bumi telah bersekutu dengan Babel kota besar itu.
Itulah sebabnya, malaikat yang kuat mengangkat batu kilangan, lalu
melemparkannya ke dalam laut.
Kita langsung hubungkan dengan…
Matius 18:6 - Perikop: “Siapa
yang menyesatkan orang”
(18:6)
"Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini
yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan
diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.
Menyesatkan salah seorang dari anak-anak kecil yang percaya
kepada TUHAN akan dihukum.
Hukumannya; batu
kilangan akan diikatkan pada lehernya, lalu ditenggelamkan ke dalam laut.
Saudara, Matius
18:1-35 sampai Matius 19:1-15,
bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada pakaian imam besar.
Pakaian imam besar; ada serban, tutup dada, ikat pinggang, baju efod
(lima warna), gamis ungu tua (biru), kemeja beragi (putih), itulah pakaian
imam besar secara menyeluruh.
Tetapi, mari kita baca…
Keluaran 28:4 --- Perikop: “Mengenai pakaian imam”
(28:4)
Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis,
kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang.
Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi
anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.
Pakaian imam besar terdiri dari :
(1) Tutup dada (2)
Baju efod (3) Gamis ungu tua / biru (4) Kemeja
yang ada raginya (5) Serban (6) Ikat pinggang
Sedangkan Matius
18:1-14 terkena kepada BAJU EFOD.
Kalau di atas tadi Matius
18:1-35 sampai Matius 19:1-15, kalau
dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada pakaian imam besar secara menyeluruh. Tetapi, Matius 18:1-14 terkena kepada baju
efod, lebih spesifik / detail.
Baju efod
à
perjalanan TUHAN Yesus sebagai Imam Besar Agung dalam perjalanan salib
(pengalaman kematian).
Perjalanan salib jelas tersangkut paut dengan kerendahan di hati dan menjadi
kecil seperti anak-anak kecil.
Hal itu dapat kita lihat pada pasal 18 ini.
Matius 18:1-3 --- Perikop: “Siapa yang terbesar dalam kerajaan Sorga”
(18:1)
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah
yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" (18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya
di tengah-tengah mereka (18:3) lalu
berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan
menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Di sini kita melihat, sikap murid-murid (anak-anak TUHAN)
sama dengan dunia, yakni; membesarkan dirinya sendiri, berarti;
sombong dan tidak mau merendahkan dirinya, sampai-sampai merasa dirinya yang
terbesar dalam kerajaan Sorga / merasa diri layak masuk Sorga.
Sikap seperti ini dapat kita jumpai di berbagai tempat di dunia ini, antara
lain:
-
Di dunia pendidikan
-
Di gelanggang olahraga
-
Di lingkungan pekerjaan
-
Di tempat-tempat orang
berbisnis
-
Dan seterusnya.
Di lingkungan ini nadanya selalu berbunyi; "saya ingin menjadi orang top”, “saya ingin menjadi orang hebat dan menjadi
kepala / pemimpin /raja / presiden” dalam kedudukan dan pangkatnya. Hal
semacam ini sangat digemari oleh dunia, namun ujung-ujungnya mereka stres /
depresi disebutlah itu penyakit syaraf. Tetapi jangan salah, saling membesarkan
diri ini terjadi juga di kalangan anak-anak TUHAN, tanpa di sadari.
Padahal saudara, jauh lebih baik kita memperhatikan pakaian
imam besar. Matius 18:1-4 terkena
kepada BAJU EFOD, berbicara tentang perjalanan salib; (pengalaman kematian), tersangkut
paut dengan kerendahan di hati dan menjadi kecil, seperti anak-anak kecil yang
menaruh harap kepada TUHAN, itu jauh lebih baik sebetulnya, supaya jangan
stress (sakit syaraf)).
Warna baju efod:
(1) Ungu (2) Ungu
tua (3) Kain kirmizi / merah (4) Lenan halus / putih (5) Emas sebagaimana dalam Keluaran 28:4-5.
Salah satu warna baju efod adalah; ungu muda (ungu).
Ungu 🡪
kebesaran dan kemuliaan Rajani.
Saudara, Yesus adalah Raja mulia dan agung, namun terkait
dengan perjalanan salib ini, Ia tidak pernah menunjukkan diri-Nya sebagai yang
terbesar. Sebagai contoh; siapa yang
lebih besar, yang duduk makan atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi lihatlah, Yesus ada di
tengah-tengah (di antara murid-murid) untuk memberi makan dan minum (Lukas 22:27).
Jadi, sekalipun Ia adalah Raja Agung dan mulia, tetapi,
terkait dengan perjalanan salib; tidak sekalipun Ia menunjukkan sebagai yagn
terbesar, melainkan, Ia selalu
menghubungkan diri-Nya dengan sifat hamba yaitu; suka melayani yang
digambarkan dengan warna ungu tua / biru. Biru / ungu tua berbicara tentang kebangkitan dari hamba Allah
Dalam kisah ini kita sudah melihat warna UNGU dan BIRU dalam
perjalanan baju efod.
Selanjutnya, kembali kita memeriskan perjalaan baju efod ini
dalam warna yang lain….
Matius 18:6-10 --- Perikop: “Siapa yang meneysatkan orang
(18:6)
"Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang
percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada
lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. (18:7) Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang
penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. (18:8) Jika tanganmu atau kakimu
menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk
ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua
tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. (18:9) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah
itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari
pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua. (18:10) Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari
anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di
sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.
Inti dari kisah ini adalah; anak-anak TUHAN akan mengalami
satu penderitaan hebat karena adanya penyesatan (batu sandungan). Menderita
karena sandungan atau penyesatan, yang dikaitkan dengan baju efod, hubungannya dengan warna kirmizi (merah darah).
Sesungguhnya, anak-anak TUHAN yang masuk pada kelompok yang kecil; mempercayakan
dirinya kepada TUHAN bagaikan seorang anak-anak.
Jadi, kehidupan yang kecil itu sungguh-sungguh mempercayakan
hidupnya kepada TUHAN bagaikan seorang anak-anak. Anak-anak tidak mungkin
mempercayakan dirinya kepada pengertiannya, anak-anak tidak mungkin
mempercayakan hidupnya kepada yang lain-lain selain kepada bapa (kedua
orangtuanya). Demikian juga kehidupan yang kecil, ia mempercayakan hidupnya
kepada Bapa di Sorga, bagaikan anak-anak.
Kemudian, kalau kita memperhatikan pembacaan ini, ternyata,
kehidupan anak-anak TUHAN yang masuk dalam kelompok yang kecil ini, mereka disesatkan dan menghadapi batu sandungan, bukan saja dari orang-orang dunia tetapi
juga dari kalangan orang-orang Kristen lainnya, antara lain:
-
Kaki timpang / pendiriannya
timpang à perjalanan hidup yang
tidak sesuai dengan baju efod
-
Tangan / perbuatan hidup;
tidak sesuai dengan baju efod
-
Mata / pandangan yang salah;
tidak sesuai dengan baju efod
Sesungguhnya, orang Kristen harus memiliki pandangan
nubuatan, yakni; memandang jauh ke depan. Itu adalah tanda bahwa ia memiliki
pikiran Sorgawi, berarti; luas, tidak sempit.
Saudara, penyesatan-penyesatan ini tidak bisa dihindari,
berarti; satu kali harus terjadi, tetapi anak-anak TUHAN harus menghadapi /
mengalaminya. Tetapi ingat, kita mempunyai TUHAN yang besar, TUHAN kita tampil
sebagai Pembela.
Kita kembali membaca….
Matiu 18:7-9
(18:7)
Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada,
tetapi celakalah orang yang mengadakannya. (18:8) Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau,
penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup
dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua
kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. (18:9)
Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu,
karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada
dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua.
Memang penyesatan itu harus ada, yang disebut sebagai batu
sandungan.
Tetapi TUHAN berkata: celakalah
orang mengadakannya dengan lain kata; yang menjadi batu sandungan tersebut
Kemudian, disusul lagi dengan teguran kepada angkatan yang
tidak setia yakni;
-
Jika tangan atau kaki mu menyesatkan engkau; penggal dan buanglah
-
Jika mata mu menyesatkan; cungkil dan buanglah
Mari kita lihat, siapa yang dibuang ini, siapa yang harus
dipotong dan dipenggal baik tangan maupun kaki, siapa yang matanya harus
dicungkil. Kita akan mendapat jawabannya bila kita bandingkan dengan…
Matius 5:27-30 --- Perikop: “Yesus dan hukum Taurat”
(5:27)
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. (5:28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang
perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
(5:29) Maka jika matamu yang kanan
menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika
satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke
dalam neraka. (5:30) Dan jika
tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena
lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu
dengan utuh masuk neraka.
Yang menyesatkan “anak-anak kecil” (orang yang menaruh harap
sepenuhnya kepada TUHAN); ternyata adalah orang-orang
yang tidak setia. Orang-orang yang tidak setia à
orang yang berzinah.
Salah satu butir dari hukum Taurat; jangan berzinah. Tetapi, setiap orang yang memandang perempuan
serta menginginkannya sudah berzinah dengan dia di dalam hati.
Inilah angkata tidak setia, suka sekali berzinah, suka
sekali menduakan hati TUHAN, suka meninggalkan ketekunan dalam tiga macam
ibadah pokok. Orang yang tidak setia di atas gunung TUHAN, orang semacam ini;
berzinah dan orang yang sudah pasti berzinah; tidak setia kepada TUHAN, sudah
pasti tidak setia untuk tekun tiga macam ibadah pokok, jangan-jangan tidak
setia juga kepada pasangannya. Pasangan suami adalah isteri, pasangan isteri
adalah suami, pasangan dari gereja TUHAN sebagai tubuh adalah kepala, itulah
Kristus. Pasangan tubuh adalah TUHAN, pasangan TUHAN adalah tubuh. Tetapi, manakala
anak-anak TUHAN tidak setia, sudah pasti; ia hidup dalam perzinahan; memandang
mengharapkan yang diharamkan, karena dia adalah angkatan yang tidak setia.
Siapa yang menjadi penyesat dan batu
sandungan di sini? Itulah angkatan yang tidak setia,
suka berzinah; mengharapkan sesuatu yang haram. Coba kalau setia dengan lain
kata; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, dia tidak akan mengharapkan hal itu,
selain TUHANnya.
Kita lihat orang yang berzinah, mereka betul-betul tidak
setia, sehingga ia dilemparkan ke dalam laut, batu kilangan diikatkan pada
lehernya, lalu ditenggelamkan ke dalam laut sebagaimana dalam Matius 18:6, yang sesungguhnya besaral
dari Wahyu 18:21.
Kita lihat angkatan yang tidak setia, pada akhirnya memang
berzinah...
Wahyu 17:1 --- Perikop: “Penghakiman
atas Babel”
(17:1)
Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu
dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan
atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
Perempuan Babel / pelacur besar duduk di tempat air yang banyak = menduduki lautan dunia.
Kita lanjut melihat; lautan dunia, lebih rinci lagi….
Wahyu 17:2
(17:2)
Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni
bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."
Lautan dunia
berasal dari penghuni-penghuni bumi dengan berbagai lapisan, termasuk raja-raja
di bumi, mereka semua mabuk oleh anggur
percabulan perempuan Babel, bukan mabuk anggur dari Sorga sehingga ia giat
melayani TUHAN.
Lihat orang yang tidak setia kepada TUHAN; pasti
mengharapkan yang najis, dia tidak setia, dia tinggalkan ketekunan tiga macam
ibadah, hanya untuk mengharapkan yang tidak bisa diharapkan, mengharapkan yang
haram, tidak mengharapkan TUHANnya.
Saudara, hari-hari ini banyak orang Kristen mabuk anggur
dari percabulan perempuan Babel. Orang tidak lagi memikirkan soal ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok itulah ibadah dan pelayanan. Apalagi kalau
pekerjaannya, dagangnya, bisnisnya itu meraup keuntungan yang banyak; di situ
ia akan semakin semakin mabuk anggur dari perempuan cabul dengan lain kata
menyatukan dirinya dari yang haram, tidak menyatukan dirinya kepada pribadi
yang suci, sempurna dan mulia. Karena memang, dia adalah angkatan yang tidak
setia; berzinah, mabuk anggur percabulan dari perempuan Babel.
Dari Firman Allah (hukum Allah) yang dimaklumkan kepada kita
sampai malam ini, adalah suatu kemurahan, TUHAN Yesus Kristus sebagai Imam
Besar Agung dalam perjalanNya yang terkait dengan baju efod. Kita bersyukur
kepada TUHAN, karena TUHAN Yesus baik dan kita memahami isi hati TUHAN, rencana
TUHAN dalam kehidupan kita lewat Pengajaran Mempelai dalam terang
Tabernakel; terangnya pola kerajaan
Sorga, menerangi hidup kita ini. Kalau berita tanpa diterangi oleh pola
kerajaan Sorga, banyak orang Kristen sesat di tengah jalan, meski dia merasa
paling benar dan kita sudah lihat hal itu di atas tadi; menganggap paling besar
di dalam kerajaan Sorga.
Tetapi, setelah kita diukur oleh Pengajaran Mempelai dalam
terang Tabernakel, terangnya pola kerajaan Sorga, kita mengerti dimana sekarang
kedudukan rohani kita, dimana sekarang kedudukan nikah kita dihadapan TUHAN.
Ibadah itu adalah nikah itu, dan nikah itu adalah ibadah.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan; raja-raja di bumi,
penghuni-penghuni di bumi, telah mabuk anggur percabulan perempuan Babel =
berzinah 🡪
angkatan yang tidak setia. Itulah sebabnya TUHAN menghukum Babel dan
orang-orang yang berzinah dengan dia, yakni; orang-orang yang tidak setia.
Babel dan orang yang berzinah kepada Babel, betul-betul menjadi batu sandungan.
Kenajisan percabulan betul-betul menjadi sandungan, menjadi penyesat-penyesat
kepada anak-anak TUHAN yang masuk dalam kelompok anak-anak kecil, yakni; yang
menaruh harap sepenuhnya kepada TUHAN. Karena menjadi batu sandungan, akhirnya
TUHAN mengikatkan batu kilangan kepada leher mereka, lalu ditenggelamkan ke
dalam laut. Jadi, dari sini kita bisa melihat; batu sandungan berhadapan dengan batu kilangan.
Sekarang kita menikmati pembukaan rahasia Firman Allah,
karena ada batu kilangan.
Yeremia 51:52
(51:52)
Sebab itu sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku
akan menghukum patung-patungnya, dan di seluruh negerinya akan mengerang
orang-orang yang luka tertikam.
Saudara harus hati-hati, sebab tidak selamanya patung
berhala buatan tangan manusia; tegak berdiri. Apalagi kalau pekerjaan, bisnis
dijadikan patung berhala; tidak selamanya itu dapat tegak berdiri.
Ini harus menjadi pusat pemikiran kita, pikiran kita jangan
lain dari kebenarna Firman Allah, supaya kita jangan sakit syraf.
Yeremia 51:53
(51:53)
Sekalipun Babel naik ke langit dan sekalipun dibuatnya kubu tak
terhampiri di tempat tingginya, atas perintah-Ku akan datang para
perusak kepadanya, demikianlah firman TUHAN.
Jauh sebelumnya, telah dinubuatkan oleh nabi Yeremia,
ternyata batu kilangan itu telah ditimpakan ke atas dia, lalu ditenggelamkan ke
dalam laut. Intinya Babel tidak akan
bebas dari hukuman dan perusakan, sekalipun...
-
Babel naik ke langit
-
Dibuatnya kubu tak
terhampiri di tempat tingginya
Itu adalah janji Firman Allah.
Yeremia 51:54-56
(51:54)
Dengar! Ratap dari Babel dan kehancuran besar dari negeri orang Kasdim! (51:55) Sebab TUHAN merusakkan
Babel dan menghentikan suaranya yang besar. Biarpun
gelombang-gelombangnya menderu seperti air besar dan suaranya bertambah ribut, (51:56) namun atas Babel akan datang
perusak, para pahlawannya akan tertangkap dan busur-busurnya akan hancur, sebab
TUHAN adalah Allah pembalas, tentulah Ia akan mengadakan pembalasan!
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas;
-
TUHAN akan mengadakan
pembalasan terhadap Babel.
-
Kemudian, TUHAN
merusakkan Babel
-
TUHAN menghentikan
suaranya yang besar, mulut besar dengan janji-janji manis tetapi penuh dengan
kepalsuan.
Yeremia 51:58
(51:58)
Beginilah firman TUHAN semesta alam: Tembok-tembok tebal Babel akan disamaratakan,
dan pintu-pintu gerbangnya yang tinggi akan dibakar dengan api, sehingga bangsa-bangsa
bersusah-susah untuk yang sia-sia dan suku-suku bangsa berlelah untuk
api saja."
Angkatan yang tidak setia mengharapkan yang haram; rela
meninggalkan TUHAN, rela meninggalkan tiga macam ibadah pokok untuk hal-hal
yang lahiriah. Tetapi Alkitab berkata di sini…
-
Bangsa-bangsa bersusah-susah untuk yang sia-sia
-
Suku-suku bangsa berlelah untuk api saja
Saudara, saya tidak sedang menakut-nakuti atau
membodoh-bodohi saudara. Tidak salah bekerja sesuai dengan waktu yang diberikan
oleh TUHAN. Tidak salah berdagang / berbisnis sebagai pegawai PNS, BUMN
(swasta), atau apa saja, tidak salah. Tetapi, tetaplah setia kepada TUHAN.
Kalau berzinah karena tidak setia, lalu mendapatkan semua itu dengan berjerih
lelah dan susah payah, lihat; ujung-ujungnya dibakar di dalam api neraka.
Untuk kesekian kali saya sampaikan, segala sesuatu yang ada
di bumi ini satu kali akan di take over / diambil alih oleh antikris. Oleh
sebab itu saya katakan, langit bumi yang pertama tidak akan ada lagi, semua
yang ada ini sedang otw (on the way) ke dalam api neraka. Jangan kita berjerih
lelah untuk hal-hal yang lahiriah, tetapi untuk dibakar di dalam api neraka.
Memang sesaat bisa bereforia karena hasil jerih lelah tadi, tetapi
ujung-ujungya Alkitab jelas berkata;
-
Bangsa-bangsa bersusah-susah untuk yang sia-sia
-
Suku-suku bangsa berlelah untuk api saja
Saudara, sebagaimana Mazmur
127:1 --- Jikalau bukan TUHAN yang
membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN
yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Pendeknya, semua sia-sia kalau bukan datang dari TUHAN.
Sesungguhnya, asal ada makanan dan pakaian; cukuplah (1 Timotius 6:8). Kemudian, ibadah yang disertai dengan rasa cukup;
memberi keuntungan yang besar (1
Timotius 6:6).
Biarpun kita memperoleh seisi dunia, kalau itu tidak datang
dari TUHAN; sia-sia, tetap masuk dalam api neraka. Di atas tadi sudah saya
katakan; tidak salah kita bekerja, lalu hasilnya ditabung. Tetapi, kalau untuk
itu saja kita hidup dan berjerih lelah; sia-sia (Matius 16:25)
Jadi, jelas sekali, dari sini kita bisa melihat; Babel kota
besar itu betul-betul menjadi sandungan, menyesatkan kehidupan anak-anak TUHAN,
kebanyakan orang Kristen di atas muka bumi ini, hati dan perasaan tersesat,
sehingga Babel betul-betul menjadi batu sandungan.
Yeremia 51:60-62
(51:60)
Yeremia telah menuliskan dalam sebuah kitab segenap malapetaka yang akan
menimpa Babel, yakni segala perkataan yang tertulis di sini mengenai Babel. -- (51:61) Kata Yeremia kepada Seraya:
"Jika engkau tiba di Babel, maka ikhtiarkanlah, supaya engkau dapat
membacakan segala perkataan ini, (51:62)
dan katakanlah: TUHAN, Engkau telah berfirman tentang kota ini bahwa
Engkau akan melenyapkannya, sehingga tidak ada lagi yang diam di dalamnya, baik
manusia maupun hewan, dan sehingga kota ini akan menjadi tempat tandus untuk
selama-lamanya!
Inilah isi dari gulungan kitab yang ditulis oleh Yeremia,
lalu diserahkan kepada Seraya untuk selanjutnya dibacakan apabila ia tiba di
Babel, tempatnya orang-orang Kasdim. Dimana intinya; Babel harus dihukum dan
tidak ada orang yang tersisa di situ, dengan lain kata; tidak ada lagi yang
hidup baik manusia maupun hewan, semua akan dibinasakan.
Siapa Yeremia ini, sehingga ia bisa
berkata dan menuliskan hal itu?
Yeremia 1:10
(1:10)
Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan
atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan
meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."
Inilah Yeremia di tengah pengutusannya, sehingga, apapun
yang ia tulis, itu datangnya dari TUHAN dan harus tergenapi, terkait dengan
hukuman yang akan menimpa Babel.
Yeremia 51:63-64
(51:63)
Apabila engkau selesai membacakan kitab ini, maka ikatkanlah sebuah batu
kepadanya, lalu lemparkanlah ia ke tengah-tengah sungai Efrat (51:64) sambil berkata: Beginilah
Babel akan tenggelam, dan tidak akan timbul-timbul lagi, oleh karena
malapetaka yang Kudatangkan atasnya." Sampai di sinilah
perkataan-perkataan Yeremia.
Penghukuman atas Babel terjadi setelah; Seraya selesai
membacakan kitab yang dituliskan oleh Yeremia, sesudah itu Babel dilemparkan ke
dalam laut dan ditenggelamkan; tidak akan muncul-muncul lagi. Hal itu akan
terjadi setelah membaca kitab yang ditulis oleh Yeremia. Saudara, hal ini
menarik hati saya, sehingga, saya ingin supaya kita mengetahui ini semua.
Wahyu 1:1 ---
Perikop: “Judul”
(1:1)
Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya
ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa
yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya
Yohanes.
Susunan Wahyu: Wahyu datang dari Allah, diturunkan kepada
Kristus, lalu diberikan malaikat-malaikat, lalu disampaikan kepada hamba-hamba-Nya.
Jadi, sama saja dengan Yeremia menuliskan surat kepada
Seraya untuk selanjutnya dibacakan, sesudah itu barulah nanti Babel di hukum.
Ini menarik hati saya.
Wahyu 1:2-3
(1:2)
Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan
oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. (1:3) Berbahagialah ia yang
membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan
yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah
dekat.
Orang yang berbahagia:
-
Yang membaca Firman Allah.
-
Yang mendengar Firman Allah yang disampaikan
/ dijabarkan.
-
Yang melakukan Firman yang dibaca dan
didengar itu.
Jadi, bila ingin berbahagia, dengan lain kata; bebas dari
hukuman atas Babel, maka; kita harus melakukan tiga hal tersebut, supaya jangan
kita disebut dengan angkatan yang tidak
setia, mereka berharap kepada sesuatu yang tidak boleh diharapkan
(mengharapkan yang haram) = berzinah.
Saudara, waktu dimana kita harusnya berada yakni; berada
pada jam-jam ibadah, di situ kita harus berada, janganlah kita tidak setia kita
di situ. Kedatangan TUHAN sudah semakin dekat, apalagi yang kita harapkan di
situ. Babel tidak bisa membela dirinya, sekalipun dia membuat menara setinggi
langit. Apa yang bisa kita harapkan dari
dunia ini? Tidak ada. Tetapi aneh, dimana-mana tempat, nadanya selalu
berbunyi: “saya ingin berhasil, saya
ingin menjadi orang hebat, saya ingin menjadi orang top,” itulah yang dicari
oleh orang dunia. Tetapi anehnya, banyak juga orang Kristen yang mencari
seperti ini.
Yang TUHAN mau adalah; supaya kita semua menjadi salah
seorang dari anak kecil. Sebab, anak kecil senantiasa menaruh harap kepada
TUHAN, tidak menaruh harap kepada yang haram tadi, itu yang benar saudara
Segala sesuatu ada waktunya, ada
waktu untuk bekerja, ada waktu untuk berada di jam-jam ibadah, kita gunakanlah
itu dengan baik, disiplinkan diri sesuai dengan maunya TUHAN, jangan sesuai
dengan kehendak daging. Kalau kita menuruti apa yang menjadi kehendak daging,
sesaat bereforia, tetapi besoknya ratap tangis, stress, penyakit saraf..
Supaya jangan kita turut binasa seperti Babel dibinasakan
oleh batu kilangan yang diikat pada lehernya, lalu ditenggelamkan ke dasar
laut, dan tidak bangkit-bangkit lagi untuk selama-lamanya, mari kita lhat…
JALAN
KELUARNYA
Matius 18:1-3 --- Perikop: “Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga”
(18:1)
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah
yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" (18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya
di tengah-tengah mereka (18:3) lalu
berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan
menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Singkat kata, dari tiga ayat yang kita baca, di sini kita
melihat 2 (dua) macam pengertian, antar lain:
-
Pengertian yang datang
dari murid-murid; menganggap diri yang
terbesar.
-
Pengertian yang datang
dari TUHAN; kita semua menjadi kecil,
tetapi berawal dari bertobat.
Kata "bertobat" kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel
terkena kepada Mezbah Korban Bakaran,
sebab syarat untuk dibaptis adalah bertobat. Bertobat adalah berhenti berbuat
dosa dan kembali kepada Allah (Sang Khalik);
●
Seperti dua tangan
terpaku, dia tidak bisa lagi berbuat sesuatu yang lain dari Firman Allah.
●
Seperti dua kaki yang
terpaku; tidak lagi melangkah yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Allah.
Itulah pertobatan 100%. Kalau hanya berhenti berbuat dosa apapun
itu bentuknya, tetapi tidak kembali kepada Allah, itu adalah pertobatan 50%.
Tetapi kalau orang bertobat, lalu kembali kepada Allah (Sang Khalik), Sang
Pencipta, itu namanya bertobat 100%, untuk selanjutnya menjadi kecil.
Matius 18:4
(18:4)
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini,
dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Siapa yang terbesar di dalam
kerajaan Sorga? Jawabnya; Dia yang menjadi seperti
anak kecil, yang menaruh harapnya kepada TUHAN. Orang yang sombong, pongah;
mengandalkan kekuatannya, tidak menaruh harap kepada TUHAN dilemparkan ke
lautan api.
Matius 18:5
(18:5) Dan
barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Bertobat dan menjadi kecil =
menyambut kerajaan Sorga
Jadi, jangan pernah berharap masuk dalam kerajaan Sorga,
tetapi tidak mau menyambut kerajaan Sorga, tidak mau bertobat, tidak mau
menjadi kecil dan merendahkan diri.
Bukan hanya GPT “Betania” yang mengikuti secara tatap muka,
tetapi, anak-anak TUHAN dimanapun anda berada, bapa/ibu yang saya kasihi di
dalam Yesus Kristus, untuk menjadi yang terbesar di dalam kerajaan Sorga; harus
merendahkan diri dan menjadi sama seperti anak yang kecil, artinya; menaruh
harap sepenuhnya kepada TUHAN, tidak lagi mengandalkan manusia seperti yang
tertulis dalam Yeremia 17:5.
Saudara, kita bersyukur kepada TUHAN, kita sudah melihat
pernyataan-pernyataan kasih TUHAN kepada kita sekaliannya.
Dalam kisah hamba-hamba yang dipercayakan talenta…
-
Hamba yang pertama
dipercayakan lima talenta.
-
Kepada hamba yang kedua
dipercayakan dua talenta.
-
Kepada hamba yang ketiga
dipercayakan satu talenta.
Hamba yang pertama dan hamba yang kedua; mengusahakannya,
lalu memperoleh laba sesuai dengan yang dipercayakan oleh tuannya
-
Hamba yang pertama
memperoleh laba; lima talenta.
-
Hamba yang kedua
memperoleh laba; lima talenta.
Dan kepada hamba yang pertama dan kedua ini, TUHAN berkata;
hai hamba yang baik dan yang setia sebagaimana dalam Maitus 25:22 -23 --- Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua
talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku
yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam
perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam
perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Jadi, menjadi kecil pun harus setia, supaya dipercayakan
kepada kita tanggungjawab yang besar, itulah perkara-perkara di Sorga.
Tetapi, kepada hamba yang ketiga; dipercayakan satu talenta,
lebih kecil dari semua hamba (hamba pertama dan kedua), tetapi lihatlah --- Kini datanglah juga hamba yang menerima satu
talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam
yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat
di mana tuan tidak menanam (Matius
25:24). Hamba yang ketiga mempersalahkan tuannya
dan berkata tuannya itu sebagai tuan yang kejam, dengan alasan; tuannya itu
menuai tetapi tidak menabur, memungut tetapi tidak menanam.
Saudara, bukankah kita semua harus
setia untuk masuk dalam kelompok yang kecil? Apakah dengan setia untuk masuk
dalam kelompok yang kecil lalu kita katakan; TUHAN jahat? Kenapa dia katakan;
TUHAN jahat? Karena sesungguhnya, dia adalah
manusia cengeng yang tidak sanggup menyangkal diri dan memikul salib, akhirnya
dia salahkan semuanya yang terkait dengan Sorga, itulah TUHAN dan ibadah. Dia
salahkan semuanya, dia lihat kesalahan-kesalahan orang lain, padahal dia
pecundang. Seharusnya kita setia menjadi kehidupan yang kecil, supaya kita
layak masuk dalam kerajaan Sorga.
Matius 25:25
(25:25)
Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam
tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
Hamba yang tidak setia ini, akhirnya mengubur talentanya.
Hanya satu talenta yang dipercayakan kepadanya, tetapi itupun dikubur
dalam-dalam, dia sembunyikan talenta dalam tanah.
Matius 25:26
(25:26)
Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu
sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut
dari tempat di mana aku tidak menanam?
Kalau tidak setia disebutlah dia pemalas. Malas = jahat.
Tidak ada orang malas lalu hidupnya suci.
Si pemalas itu jahat dan licik, dia pandai-pandai membawa
dirinya, tidak tulus. Sebab itu, kerjakanlah
keselamatan itu dengan takut dan gentar, setialah menjadi kehidupan yang
kecil, supaya kita layak menjadi yang terbesar di dalam kerajaan Sorga.
TUHAN memutar batu kilanganNya, kita telah menikmati
pembukaan rahasia Firman, sehingga Yohanes berkata daalam Wahu 1:3 --- Berbahagialah ia
yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat
ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya
sudah deka dengan lain kata; kedatangan TUHAN sudah diambang putih, sebab
itu jangan lagi bermain-main. Jangan lagi berlelah-lelah untuk yang lahiriah,
namun akhirnya dimusnahkan dalam api, itu adalah roh babel. Segala sesuatu ada
waktunya, bila tiba waktunya pada jam-jam ibadah, biarlah kita di situ. Bila
tiba waktunya jam-jam kerja, kerjakanlah apa yang bisa dikerjakan, tidak salah,
amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment