KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, March 19, 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 16 MARET 2025

 


IBADAH RAYA MINGGU, 16 MARET 2025

 

WAHYU PASAL 18

Wahyu 18:21

(Seri 2)

 

Thema: BATU SANDUNGAN VS BATU KILANGAN 

 

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita telah dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, sehingga kita boleh beribadah kepada TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu di malam ini, semua karena kemurahan  TUHAN.

 

Saya juga tidak lupa menyapa saudara/saudari, bapa/ibu terkasih, yang turut bergabung lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube, maupun dari Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat dipergunakan (diakses) dimanapun saudara berada. Kiranya damai sejahtera dari Sorga memenuhi hati kita dan ruangan ini, untuk memberi satu sukacita sekaligus bahagia saat kita mendengar Sabda Allah dekat kaki TUHAN.

 

Namun jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.

 

Marilah kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh

Wahyu 19:21 --- Perikop: “Babel tidak akan bangkit lagi”

(18:21) Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.

 

Babel kota besar itu akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.

Pendeknya, Babel tidak akan bangkit lagi untuk selamanya

 

Saudara, Wahyu 18 bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Meja Roti Pertunjukkan Emas.

Arti rohaninya; persekutuan yang mendalam dengan Yesus Anak Allah, lewat Firman Allah dan perjamuan suci, berarti; menikmati tubuh dan darah Yesus. Tetapi Babel telah menduduki air yang banyak atau lautan dunia ini, itu berarti; bangsa-bangsa dengan semua lapisannya, raja-raja, bahkan pedagang-pedagang di bumi telah bersekutu dengan Babel kota besar itu. Itulah sebabnya, malaikat yang kuat mengangkat batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut.

 

Kita langsung hubungkan dengan…

Matius 18:6 - Perikop: “Siapa yang menyesatkan orang”

(18:6) "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.

 

Menyesatkan salah seorang dari anak-anak kecil yang percaya kepada TUHAN akan dihukum.

Hukumannya; batu kilangan akan diikatkan pada lehernya, lalu ditenggelamkan ke dalam laut.

 

Saudara, Matius 18:1-35 sampai Matius 19:1-15, bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada pakaian imam besar. Pakaian imam besar; ada serban, tutup dada, ikat pinggang, baju efod (lima warna), gamis ungu tua (biru), kemeja beragi (putih), itulah pakaian imam besar secara menyeluruh.

 

Tetapi, mari kita baca…

Keluaran 28:4 --- Perikop: “Mengenai pakaian imam”

(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.

 

Pakaian imam besar terdiri dari :

(1) Tutup dada (2) Baju efod (3) Gamis ungu tua / biru (4) Kemeja yang ada raginya (5) Serban (6) Ikat pinggang

 

Sedangkan Matius 18:1-14 terkena kepada BAJU EFOD.

Kalau di atas tadi Matius 18:1-35 sampai Matius 19:1-15, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada pakaian imam besar secara menyeluruh. Tetapi, Matius 18:1-14 terkena kepada baju efod, lebih spesifik / detail.

Baju efod à perjalanan TUHAN Yesus sebagai Imam Besar Agung dalam perjalanan salib (pengalaman kematian).
Perjalanan salib jelas tersangkut paut dengan kerendahan di hati dan menjadi kecil seperti anak-anak kecil.

 

Hal itu dapat kita lihat pada pasal 18 ini.

Matius 18:1-3 --- Perikop: “Siapa yang terbesar dalam kerajaan Sorga”

(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" (18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka (18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

 

Di sini kita melihat, sikap murid-murid (anak-anak TUHAN) sama dengan dunia, yakni; membesarkan dirinya sendiri, berarti; sombong dan tidak mau merendahkan dirinya, sampai-sampai merasa dirinya yang terbesar dalam kerajaan Sorga / merasa diri layak masuk Sorga.


Sikap seperti ini dapat kita jumpai di berbagai tempat di dunia ini, antara lain:

-      Di dunia pendidikan

-      Di gelanggang olahraga

-      Di lingkungan pekerjaan

-      Di tempat-tempat orang berbisnis

-      Dan seterusnya.

Di lingkungan ini nadanya selalu berbunyi; "saya ingin menjadi orang top”, “saya ingin menjadi orang hebat dan menjadi kepala / pemimpin /raja / presiden” dalam kedudukan dan pangkatnya. Hal semacam ini sangat digemari oleh dunia, namun ujung-ujungnya mereka stres / depresi disebutlah itu penyakit syaraf. Tetapi jangan salah, saling membesarkan diri ini terjadi juga di kalangan anak-anak TUHAN, tanpa di sadari.

Padahal saudara, jauh lebih baik kita memperhatikan pakaian imam besar. Matius 18:1-4 terkena kepada BAJU EFOD, berbicara tentang perjalanan salib; (pengalaman kematian), tersangkut paut dengan kerendahan di hati dan menjadi kecil, seperti anak-anak kecil yang menaruh harap kepada TUHAN, itu jauh lebih baik sebetulnya, supaya jangan stress (sakit syaraf)).

 

Warna baju efod:

(1) Ungu  (2) Ungu tua (3) Kain kirmizi / merah (4) Lenan halus / putih (5) Emas sebagaimana dalam Keluaran 28:4-5.

Salah satu warna baju efod adalah; ungu muda (ungu).

Ungu 🡪 kebesaran dan kemuliaan Rajani.

 

Saudara, Yesus adalah Raja mulia dan agung, namun terkait dengan perjalanan salib ini, Ia tidak pernah menunjukkan diri-Nya sebagai yang terbesar. Sebagai contoh; siapa yang lebih besar, yang duduk makan atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi lihatlah, Yesus ada di tengah-tengah (di antara murid-murid) untuk memberi makan dan minum (Lukas 22:27).

 

Jadi, sekalipun Ia adalah Raja Agung dan mulia, tetapi, terkait dengan perjalanan salib; tidak sekalipun Ia menunjukkan sebagai yagn terbesar, melainkan, Ia selalu menghubungkan diri-Nya dengan sifat hamba yaitu; suka melayani yang digambarkan dengan warna ungu tua / biru. Biru / ungu tua berbicara tentang kebangkitan dari hamba Allah

Dalam kisah ini kita sudah melihat warna UNGU dan BIRU dalam perjalanan baju efod.

 

Selanjutnya, kembali kita memeriskan perjalaan baju efod ini dalam warna yang lain….

Matius 18:6-10 --- Perikop: “Siapa yang meneysatkan orang

(18:6) "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. (18:7) Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. (18:8) Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. (18:9) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua. (18:10) Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.

 

Inti dari kisah ini adalah; anak-anak TUHAN akan mengalami satu penderitaan hebat karena adanya penyesatan (batu sandungan). Menderita karena sandungan atau penyesatan, yang dikaitkan dengan baju efod, hubungannya dengan warna kirmizi (merah darah).

Sesungguhnya, anak-anak TUHAN yang masuk pada kelompok yang kecil; mempercayakan dirinya kepada TUHAN bagaikan seorang anak-anak.

Jadi, kehidupan yang kecil itu sungguh-sungguh mempercayakan hidupnya kepada TUHAN bagaikan seorang anak-anak. Anak-anak tidak mungkin mempercayakan dirinya kepada pengertiannya, anak-anak tidak mungkin mempercayakan hidupnya kepada yang lain-lain selain kepada bapa (kedua orangtuanya). Demikian juga kehidupan yang kecil, ia mempercayakan hidupnya kepada Bapa di Sorga, bagaikan anak-anak.

 

Kemudian, kalau kita memperhatikan pembacaan ini, ternyata, kehidupan anak-anak TUHAN yang masuk dalam kelompok yang kecil ini, mereka disesatkan dan menghadapi batu sandungan, bukan saja dari orang-orang dunia tetapi juga dari kalangan orang-orang Kristen lainnya, antara lain:

-      Kaki timpang / pendiriannya timpang à perjalanan hidup yang tidak sesuai dengan baju efod

-      Tangan / perbuatan hidup; tidak sesuai dengan baju efod

-      Mata / pandangan yang salah; tidak sesuai dengan baju efod

 

Sesungguhnya, orang Kristen harus memiliki pandangan nubuatan, yakni; memandang jauh ke depan. Itu adalah tanda bahwa ia memiliki pikiran Sorgawi, berarti; luas, tidak sempit.

Saudara, penyesatan-penyesatan ini tidak bisa dihindari, berarti; satu kali harus terjadi, tetapi anak-anak TUHAN harus menghadapi / mengalaminya. Tetapi ingat, kita mempunyai TUHAN yang besar, TUHAN kita tampil sebagai Pembela.

 

Kita kembali membaca….

Matiu 18:7-9

(18:7) Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. (18:8) Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal. (18:9) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua.

 

Memang penyesatan itu harus ada, yang disebut sebagai batu sandungan.

Tetapi TUHAN berkata: celakalah orang mengadakannya dengan lain kata; yang menjadi batu sandungan tersebut

Kemudian, disusul lagi dengan teguran kepada angkatan yang tidak setia yakni;

-      Jika tangan atau kaki mu menyesatkan engkau; penggal dan buanglah

-      Jika mata mu menyesatkan; cungkil dan buanglah

 

Mari kita lihat, siapa yang dibuang ini, siapa yang harus dipotong dan dipenggal baik tangan maupun kaki, siapa yang matanya harus dicungkil. Kita akan mendapat jawabannya bila kita bandingkan dengan…

Matius 5:27-30 --- Perikop: “Yesus dan hukum Taurat”

(5:27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. (5:28) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. (5:29) Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. (5:30) Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.

 

Yang menyesatkan “anak-anak kecil” (orang yang menaruh harap sepenuhnya kepada TUHAN); ternyata adalah orang-orang yang tidak setia. Orang-orang yang tidak setia à orang yang berzinah.

Salah satu butir dari hukum Taurat; jangan berzinah. Tetapi, setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya sudah berzinah dengan dia di dalam hati.

 

Inilah angkata tidak setia, suka sekali berzinah, suka sekali menduakan hati TUHAN, suka meninggalkan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Orang yang tidak setia di atas gunung TUHAN, orang semacam ini; berzinah dan orang yang sudah pasti berzinah; tidak setia kepada TUHAN, sudah pasti tidak setia untuk tekun tiga macam ibadah pokok, jangan-jangan tidak setia juga kepada pasangannya. Pasangan suami adalah isteri, pasangan isteri adalah suami, pasangan dari gereja TUHAN sebagai tubuh adalah kepala, itulah Kristus. Pasangan tubuh adalah TUHAN, pasangan TUHAN adalah tubuh. Tetapi, manakala anak-anak TUHAN tidak setia, sudah pasti; ia hidup dalam perzinahan; memandang mengharapkan yang diharamkan, karena dia adalah angkatan yang tidak setia.

 

Siapa yang menjadi penyesat dan batu sandungan di sini? Itulah angkatan yang tidak setia, suka berzinah; mengharapkan sesuatu yang haram. Coba kalau setia dengan lain kata; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, dia tidak akan mengharapkan hal itu, selain TUHANnya.

 

Kita lihat orang yang berzinah, mereka betul-betul tidak setia, sehingga ia dilemparkan ke dalam laut, batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ditenggelamkan ke dalam laut sebagaimana dalam Matius 18:6, yang sesungguhnya besaral dari Wahyu 18:21.

 

Kita lihat angkatan yang tidak setia, pada akhirnya memang berzinah...

Wahyu 17:1 --- Perikop: “Penghakiman atas Babel”

(17:1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.

 

Perempuan Babel / pelacur besar duduk di tempat air yang banyak = menduduki lautan dunia.

 

Kita lanjut melihat; lautan dunia, lebih rinci lagi….

Wahyu 17:2

(17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."

 

Lautan dunia berasal dari penghuni-penghuni bumi dengan berbagai lapisan, termasuk raja-raja di bumi, mereka semua mabuk oleh anggur percabulan perempuan Babel, bukan mabuk anggur dari Sorga sehingga ia giat melayani TUHAN.

Lihat orang yang tidak setia kepada TUHAN; pasti mengharapkan yang najis, dia tidak setia, dia tinggalkan ketekunan tiga macam ibadah, hanya untuk mengharapkan yang tidak bisa diharapkan, mengharapkan yang haram, tidak mengharapkan TUHANnya.

 

Saudara, hari-hari ini banyak orang Kristen mabuk anggur dari percabulan perempuan Babel. Orang tidak lagi memikirkan soal ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok itulah ibadah dan pelayanan. Apalagi kalau pekerjaannya, dagangnya, bisnisnya itu meraup keuntungan yang banyak; di situ ia akan semakin semakin mabuk anggur dari perempuan cabul dengan lain kata menyatukan dirinya dari yang haram, tidak menyatukan dirinya kepada pribadi yang suci, sempurna dan mulia. Karena memang, dia adalah angkatan yang tidak setia; berzinah, mabuk anggur percabulan dari perempuan Babel.

 

Dari Firman Allah (hukum Allah) yang dimaklumkan kepada kita sampai malam ini, adalah suatu kemurahan, TUHAN Yesus Kristus sebagai Imam Besar Agung dalam perjalanNya yang terkait dengan baju efod. Kita bersyukur kepada TUHAN, karena TUHAN Yesus baik dan kita memahami isi hati TUHAN, rencana TUHAN dalam kehidupan kita lewat Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel;  terangnya pola kerajaan Sorga, menerangi hidup kita ini. Kalau berita tanpa diterangi oleh pola kerajaan Sorga, banyak orang Kristen sesat di tengah jalan, meski dia merasa paling benar dan kita sudah lihat hal itu di atas tadi; menganggap paling besar di dalam kerajaan Sorga.

Tetapi, setelah kita diukur oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, terangnya pola kerajaan Sorga, kita mengerti dimana sekarang kedudukan rohani kita, dimana sekarang kedudukan nikah kita dihadapan TUHAN. Ibadah itu adalah nikah itu, dan nikah itu adalah ibadah.

 

Jadi, sekali lagi saya sampaikan; raja-raja di bumi, penghuni-penghuni di bumi, telah mabuk anggur percabulan perempuan Babel = berzinah 🡪 angkatan yang tidak setia. Itulah sebabnya TUHAN menghukum Babel dan orang-orang yang berzinah dengan dia, yakni; orang-orang yang tidak setia. Babel dan orang yang berzinah kepada Babel, betul-betul menjadi batu sandungan. Kenajisan percabulan betul-betul menjadi sandungan, menjadi penyesat-penyesat kepada anak-anak TUHAN yang masuk dalam kelompok anak-anak kecil, yakni; yang menaruh harap sepenuhnya kepada TUHAN. Karena menjadi batu sandungan, akhirnya TUHAN mengikatkan batu kilangan kepada leher mereka, lalu ditenggelamkan ke dalam laut. Jadi, dari sini kita bisa melihat; batu sandungan berhadapan dengan batu kilangan.

Sekarang kita menikmati pembukaan rahasia Firman Allah, karena ada batu kilangan.

 

Yeremia 51:52

(51:52) Sebab itu sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menghukum patung-patungnya, dan di seluruh negerinya akan mengerang orang-orang yang luka tertikam.

 

Saudara harus hati-hati, sebab tidak selamanya patung berhala buatan tangan manusia; tegak berdiri. Apalagi kalau pekerjaan, bisnis dijadikan patung berhala; tidak selamanya itu dapat tegak berdiri.

Ini harus menjadi pusat pemikiran kita, pikiran kita jangan lain dari kebenarna Firman Allah, supaya kita jangan sakit syraf.

 

Yeremia 51:53

(51:53) Sekalipun Babel naik ke langit dan sekalipun dibuatnya kubu tak terhampiri di tempat tingginya, atas perintah-Ku akan datang para perusak kepadanya, demikianlah firman TUHAN.

 

Jauh sebelumnya, telah dinubuatkan oleh nabi Yeremia, ternyata batu kilangan itu telah ditimpakan ke atas dia, lalu ditenggelamkan ke dalam laut. Intinya Babel tidak akan bebas dari hukuman dan perusakan, sekalipun...

-      Babel naik ke langit

-      Dibuatnya kubu tak terhampiri di tempat tingginya

Itu adalah janji Firman Allah.

 

Yeremia 51:54-56

(51:54) Dengar! Ratap dari Babel dan kehancuran besar dari negeri orang Kasdim! (51:55) Sebab TUHAN merusakkan Babel dan menghentikan suaranya yang besar. Biarpun gelombang-gelombangnya menderu seperti air besar dan suaranya bertambah ribut, (51:56) namun atas Babel akan datang perusak, para pahlawannya akan tertangkap dan busur-busurnya akan hancur, sebab TUHAN adalah Allah pembalas, tentulah Ia akan mengadakan pembalasan!

 

Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas;

-      TUHAN akan mengadakan pembalasan terhadap Babel.

-      Kemudian, TUHAN merusakkan Babel

-      TUHAN menghentikan suaranya yang besar, mulut besar dengan janji-janji manis tetapi penuh dengan kepalsuan.

 

Yeremia 51:58

(51:58) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Tembok-tembok tebal Babel akan disamaratakan, dan pintu-pintu gerbangnya yang tinggi akan dibakar dengan api, sehingga bangsa-bangsa bersusah-susah untuk yang sia-sia dan suku-suku bangsa berlelah untuk api saja."

 

Angkatan yang tidak setia mengharapkan yang haram; rela meninggalkan TUHAN, rela meninggalkan tiga macam ibadah pokok untuk hal-hal yang lahiriah. Tetapi Alkitab berkata di sini…

-      Bangsa-bangsa bersusah-susah untuk yang sia-sia

-      Suku-suku bangsa berlelah untuk api saja

 

Saudara, saya tidak sedang menakut-nakuti atau membodoh-bodohi saudara. Tidak salah bekerja sesuai dengan waktu yang diberikan oleh TUHAN. Tidak salah berdagang / berbisnis sebagai pegawai PNS, BUMN (swasta), atau apa saja, tidak salah. Tetapi, tetaplah setia kepada TUHAN. Kalau berzinah karena tidak setia, lalu mendapatkan semua itu dengan berjerih lelah dan susah payah, lihat; ujung-ujungnya dibakar di dalam api neraka.

Untuk kesekian kali saya sampaikan, segala sesuatu yang ada di bumi ini satu kali akan di take over / diambil alih oleh antikris. Oleh sebab itu saya katakan, langit bumi yang pertama tidak akan ada lagi, semua yang ada ini sedang otw (on the way) ke dalam api neraka. Jangan kita berjerih lelah untuk hal-hal yang lahiriah, tetapi untuk dibakar di dalam api neraka. Memang sesaat bisa bereforia karena hasil jerih lelah tadi, tetapi ujung-ujungya Alkitab jelas berkata;

-      Bangsa-bangsa bersusah-susah untuk yang sia-sia

-      Suku-suku bangsa berlelah untuk api saja

 

Saudara, sebagaimana Mazmur 127:1 --- Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.

Pendeknya, semua sia-sia kalau bukan datang dari TUHAN. Sesungguhnya, asal ada makanan dan pakaian; cukuplah (1 Timotius 6:8). Kemudian, ibadah yang disertai dengan rasa cukup; memberi keuntungan yang besar (1 Timotius 6:6).

Biarpun kita memperoleh seisi dunia, kalau itu tidak datang dari TUHAN; sia-sia, tetap masuk dalam api neraka. Di atas tadi sudah saya katakan; tidak salah kita bekerja, lalu hasilnya ditabung. Tetapi, kalau untuk itu saja kita hidup dan berjerih lelah; sia-sia (Matius 16:25)

 

Jadi, jelas sekali, dari sini kita bisa melihat; Babel kota besar itu betul-betul menjadi sandungan, menyesatkan kehidupan anak-anak TUHAN, kebanyakan orang Kristen di atas muka bumi ini, hati dan perasaan tersesat, sehingga Babel betul-betul menjadi batu sandungan.

 

Yeremia 51:60-62

(51:60) Yeremia telah menuliskan dalam sebuah kitab segenap malapetaka yang akan menimpa Babel, yakni segala perkataan yang tertulis di sini mengenai Babel. -- (51:61) Kata Yeremia kepada Seraya: "Jika engkau tiba di Babel, maka ikhtiarkanlah, supaya engkau dapat membacakan segala perkataan ini, (51:62) dan katakanlah: TUHAN, Engkau telah berfirman tentang kota ini bahwa Engkau akan melenyapkannya, sehingga tidak ada lagi yang diam di dalamnya, baik manusia maupun hewan, dan sehingga kota ini akan menjadi tempat tandus untuk selama-lamanya!

 

Inilah isi dari gulungan kitab yang ditulis oleh Yeremia, lalu diserahkan kepada Seraya untuk selanjutnya dibacakan apabila ia tiba di Babel, tempatnya orang-orang Kasdim. Dimana intinya; Babel harus dihukum dan tidak ada orang yang tersisa di situ, dengan lain kata; tidak ada lagi yang hidup baik manusia maupun hewan, semua akan dibinasakan.

 

Siapa Yeremia ini, sehingga ia bisa berkata dan menuliskan hal itu?

Yeremia 1:10

(1:10) Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam."

 

Inilah Yeremia di tengah pengutusannya, sehingga, apapun yang ia tulis, itu datangnya dari TUHAN dan harus tergenapi, terkait dengan hukuman yang akan menimpa Babel.

 

Yeremia 51:63-64

(51:63) Apabila engkau selesai membacakan kitab ini, maka ikatkanlah sebuah batu kepadanya, lalu lemparkanlah ia ke tengah-tengah sungai Efrat (51:64) sambil berkata: Beginilah Babel akan tenggelam, dan tidak akan timbul-timbul lagi, oleh karena malapetaka yang Kudatangkan atasnya." Sampai di sinilah perkataan-perkataan Yeremia.

 

Penghukuman atas Babel terjadi setelah; Seraya selesai membacakan kitab yang dituliskan oleh Yeremia, sesudah itu Babel dilemparkan ke dalam laut dan ditenggelamkan; tidak akan muncul-muncul lagi. Hal itu akan terjadi setelah membaca kitab yang ditulis oleh Yeremia. Saudara, hal ini menarik hati saya, sehingga, saya ingin supaya kita mengetahui ini semua.

 

 Wahyu 1:1 --- Perikop: “Judul”

(1:1) Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa  yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya,  Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes.

 

Susunan Wahyu: Wahyu datang dari Allah, diturunkan kepada Kristus, lalu diberikan malaikat-malaikat, lalu disampaikan kepada hamba-hamba-Nya.

Jadi, sama saja dengan Yeremia menuliskan surat kepada Seraya untuk selanjutnya dibacakan, sesudah itu barulah nanti Babel di hukum. Ini menarik hati saya.

 

Wahyu 1:2-3

(1:2) Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. (1:3) Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.

 

Orang yang berbahagia:

-      Yang membaca Firman Allah.

-      Yang mendengar Firman Allah yang disampaikan / dijabarkan.

-      Yang melakukan Firman yang dibaca dan didengar itu.

Jadi, bila ingin berbahagia, dengan lain kata; bebas dari hukuman atas Babel, maka; kita harus melakukan tiga hal tersebut, supaya jangan kita disebut dengan angkatan yang tidak setia, mereka berharap kepada sesuatu yang tidak boleh diharapkan (mengharapkan yang haram) = berzinah.

 

Saudara, waktu dimana kita harusnya berada yakni; berada pada jam-jam ibadah, di situ kita harus berada, janganlah kita tidak setia kita di situ. Kedatangan TUHAN sudah semakin dekat, apalagi yang kita harapkan di situ. Babel tidak bisa membela dirinya, sekalipun dia membuat menara setinggi langit. Apa yang bisa kita harapkan dari dunia ini? Tidak ada. Tetapi aneh, dimana-mana tempat, nadanya selalu berbunyi: “saya ingin berhasil, saya ingin menjadi orang hebat, saya ingin menjadi orang top,” itulah yang dicari oleh orang dunia. Tetapi anehnya, banyak juga orang Kristen yang mencari seperti ini.

Yang TUHAN mau adalah; supaya kita semua menjadi salah seorang dari anak kecil. Sebab, anak kecil senantiasa menaruh harap kepada TUHAN, tidak menaruh harap kepada yang haram tadi, itu yang benar saudara

 

Segala sesuatu ada waktunya, ada waktu untuk bekerja, ada waktu untuk berada di jam-jam ibadah, kita gunakanlah itu dengan baik, disiplinkan diri sesuai dengan maunya TUHAN, jangan sesuai dengan kehendak daging. Kalau kita menuruti apa yang menjadi kehendak daging, sesaat bereforia, tetapi besoknya ratap tangis, stress, penyakit saraf..

 

Supaya jangan kita turut binasa seperti Babel dibinasakan oleh batu kilangan yang diikat pada lehernya, lalu ditenggelamkan ke dasar laut, dan tidak bangkit-bangkit lagi untuk selama-lamanya, mari kita lhat…

JALAN KELUARNYA

Matius 18:1-3 --- Perikop: “Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga”

(18:1) Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" (18:2) Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka (18:3) lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

 

Singkat kata, dari tiga ayat yang kita baca, di sini kita melihat 2 (dua) macam pengertian, antar lain:

-      Pengertian yang datang dari murid-murid; menganggap diri yang terbesar.

-      Pengertian yang datang dari TUHAN; kita semua menjadi kecil, tetapi berawal dari bertobat.

Kata "bertobat" kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Mezbah Korban Bakaran, sebab syarat untuk dibaptis adalah bertobat. Bertobat adalah berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Allah (Sang Khalik);

        Seperti dua tangan terpaku, dia tidak bisa lagi berbuat sesuatu yang lain dari Firman Allah.

        Seperti dua kaki yang terpaku; tidak lagi melangkah yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Allah.

Itulah pertobatan 100%. Kalau hanya berhenti berbuat dosa apapun itu bentuknya, tetapi tidak kembali kepada Allah, itu adalah pertobatan 50%. Tetapi kalau orang bertobat, lalu kembali kepada Allah (Sang Khalik), Sang Pencipta, itu namanya bertobat 100%, untuk selanjutnya menjadi kecil.

 

Matius 18:4

(18:4) Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

 

Siapa yang terbesar di dalam kerajaan Sorga? Jawabnya; Dia yang menjadi seperti anak kecil, yang menaruh harapnya kepada TUHAN. Orang yang sombong, pongah; mengandalkan kekuatannya, tidak menaruh harap kepada TUHAN dilemparkan ke lautan api.

 

Matius 18:5

(18:5) Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

 

Bertobat dan menjadi kecil = menyambut kerajaan Sorga

Jadi, jangan pernah berharap masuk dalam kerajaan Sorga, tetapi tidak mau menyambut kerajaan Sorga, tidak mau bertobat, tidak mau menjadi kecil dan merendahkan diri.

Bukan hanya GPT “Betania” yang mengikuti secara tatap muka, tetapi, anak-anak TUHAN dimanapun anda berada, bapa/ibu yang saya kasihi di dalam Yesus Kristus, untuk menjadi yang terbesar di dalam kerajaan Sorga; harus merendahkan diri dan menjadi sama seperti anak yang kecil, artinya; menaruh harap sepenuhnya kepada TUHAN, tidak lagi mengandalkan manusia seperti yang tertulis dalam Yeremia 17:5.

Saudara, kita bersyukur kepada TUHAN, kita sudah melihat pernyataan-pernyataan kasih TUHAN kepada kita sekaliannya.

 

Dalam kisah hamba-hamba yang dipercayakan talenta…

-      Hamba yang pertama dipercayakan lima talenta.

-      Kepada hamba yang kedua dipercayakan dua talenta.

-      Kepada hamba yang ketiga dipercayakan satu talenta.

 

Hamba yang pertama dan hamba yang kedua; mengusahakannya, lalu memperoleh laba sesuai dengan yang dipercayakan oleh tuannya

-      Hamba yang pertama memperoleh laba; lima talenta.

-      Hamba yang kedua memperoleh laba; lima talenta.

Dan kepada hamba yang pertama dan kedua ini, TUHAN berkata; hai hamba yang baik dan yang setia sebagaimana dalam Maitus 25:22 -23 --- Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Jadi, menjadi kecil pun harus setia, supaya dipercayakan kepada kita tanggungjawab yang besar, itulah perkara-perkara di Sorga.

 

Tetapi, kepada hamba yang ketiga; dipercayakan satu talenta, lebih kecil dari semua hamba (hamba pertama dan kedua), tetapi lihatlah --- Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam (Matius 25:24).  Hamba yang ketiga mempersalahkan tuannya dan berkata tuannya itu sebagai tuan yang kejam, dengan alasan; tuannya itu menuai tetapi tidak menabur, memungut tetapi tidak menanam.

 

Saudara, bukankah kita semua harus setia untuk masuk dalam kelompok yang kecil? Apakah dengan setia untuk masuk dalam kelompok yang kecil lalu kita katakan; TUHAN jahat? Kenapa dia katakan; TUHAN jahat? Karena sesungguhnya, dia adalah manusia cengeng yang tidak sanggup menyangkal diri dan memikul salib, akhirnya dia salahkan semuanya yang terkait dengan Sorga, itulah TUHAN dan ibadah. Dia salahkan semuanya, dia lihat kesalahan-kesalahan orang lain, padahal dia pecundang. Seharusnya kita setia menjadi kehidupan yang kecil, supaya kita layak masuk dalam kerajaan Sorga.

 

Matius 25:25

(25:25) Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

 

Hamba yang tidak setia ini, akhirnya mengubur talentanya. Hanya satu talenta yang dipercayakan kepadanya, tetapi itupun dikubur dalam-dalam, dia sembunyikan talenta dalam tanah.

 

Matius 25:26

(25:26) Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?

 

Kalau tidak setia disebutlah dia pemalas. Malas = jahat. Tidak ada orang malas lalu hidupnya suci.

Si pemalas itu jahat dan licik, dia pandai-pandai membawa dirinya, tidak tulus. Sebab itu, kerjakanlah keselamatan itu dengan takut dan gentar, setialah menjadi kehidupan yang kecil, supaya kita layak menjadi yang terbesar di dalam kerajaan Sorga.

 

TUHAN memutar batu kilanganNya, kita telah menikmati pembukaan rahasia Firman, sehingga Yohanes berkata daalam Wahu 1:3 --- Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah deka dengan lain kata; kedatangan TUHAN sudah diambang putih, sebab itu jangan lagi bermain-main. Jangan lagi berlelah-lelah untuk yang lahiriah, namun akhirnya dimusnahkan dalam api, itu adalah roh babel. Segala sesuatu ada waktunya, bila tiba waktunya pada jam-jam ibadah, biarlah kita di situ. Bila tiba waktunya jam-jam kerja, kerjakanlah apa yang bisa dikerjakan, tidak salah, amin.

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

 

 

No comments:

Post a Comment