KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, March 15, 2025

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 MARET 2025


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 11 MARET 2025


SURAT YUDAS

YUDAS 1:5

(Seri 16)


Subtema: KORBAN KRISTUS DASAR BANGUNAN

 

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita semua dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah lewat Ibadah doa penyembahan dan sebentar kita akan tersungkur di ujung kaki salib TUHAN, kita semua menjadi tumpuan kaki TUHAN.  


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang juga turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube maupun dari Facebook atau media sosial lainnya yang dapat digunakan / diakses, dimanapun saudara berada.

Namun jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohonlah kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita pribadi lepas pribadi.


Mari kita sambut SURAT YUDAS sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan

Yudas 1:5

(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.


TUHAN menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir, namun sangat disayangkan, karena pada akhirnya mereka dibinasakan di padang gurun.

  • Yang dibinasakan adalah; orang-orang yang tidak percaya.

  • Mesir adalah gambaran dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya


Saudara, kisah tentang bangsa Israel diselamatkan dari tanah Mesir sangat familiar bagi bangsa Israel sampai sekarang. Dan kisah ini juga sangat familiar bagi kita sekaliannya. Namun kisah ini sengaja diangkat ke permukaan atau diceritakan kembali oleh Yudas (saudara Yesus) dengan satu tujuan; untuk memperingatkan orang-orang yang terpanggil di hari-hari terakhir ini, sehingga tidak binasa di tengah perjalanan menuju kerajaan Sorga.


Demikian juga dengan rasul Paulus, memperingatkan jemaat di Korintus dengan kisah yang sama di dalam 1 Korintus 10. Ayat 1-4 -- umat Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir (tanah perbudakan).


1 Korintus 10:5

(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.


Bagian yang terbesar dari bangsa Israel ditewaskan di padang gurun, meskipun mereka telah diselamatkan dari tanah Mesir, tanah perbudakan. 

Bagian yang terbesar 🡪 generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di Mesir.

Pendeknya, TUHAN membinasakan bagian yang tebesar sebab TUHAN tidak berkenan.


1 Korintus 10:6-10

(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.


Apa yang telah terjadi dan menimpa bangsa Israel di padang gurun, itu merupakan contoh.

Tujuannya: untuk memperingatkan orang-orang yang terpanggil supaya ....

  1. Jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat … (ayat 6).

  2. Jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala …  (ayat 7).

  3. Janganlah kita melakukan percabulan … (ayat 8).

  4. Janganlah kita mencobai TUHAN … (ayat 9).

  5. Janganlah bersungut-sungut … (ayat 10).


Malam ini kita kembali membahas tentang…

JANGAN KITA MENJADI PENYEMBAH-PENYEMBAH BERHALA (Bagian kelima)

Kisah tersebut ditulis di dalam kitab Musa yang kedua yaitu, Keluaran 32:1-35, inti sarinya adalah bangsa Israel menyembah patung anak lembu emas tuangan.


Keluaran 32:8

(32:8) Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."


Bangsa Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir, namun pada akhirnya mereka  menyimpang dari jalan yang TUHAN perintahkan, sebab:

  1. Mereka telah membuat patung anak lembu emas tuangan.

  2. Kepadanya mereka sujud menyembah.

  3. Kepadanya mereka mempersembahkan korban.

Ketiga hal tersebut sudah diterangkan dengan tuntas, dan pada minggu yang lalu diterangkan tentang: kepadanya mereka mempersembahkan korban.


Kemudian, setelah mendirikan patung anak lembu emas tuangan, mereka berkata: hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir. Dari sikap (tindakan) dan pengakuan ini, kita bisa melihat bahwa bangsa Israel sengaja melupakan Allah Abraham, Ishak dan Yakub, itulah Allah yang hidup. Demikianlah keadaan seseorang bila ia hidup di dalam penyembahan berhala; ia dengan sengaja melupakan Allah yang benar.

Pendeknya, kalau seseorang memeluk ilah lain, maka secara otomatis ia akan membelakangi Sang Khalik / Sang Pencipta, itu tidak bisa dipungkiri. 


Keluaran 32:9

(32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk


TUHAN melihat bangsa Israel sebagai bangsa yang tegar tengkuk = tanpa ketundukkan / penaklukan diri kepada TUHAN.


Kita lanjut melihat perkara ini dalam….

Kisah Para Rasul 7:49-50

(7:49) Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku. Rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, demikian firman Tuhan, tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? (7:50) Bukankah tangan-Ku sendiri yang membuat semuanya ini?


Sesungguhnya hidup manusia adalah rumah TUHAN, berarti; menjadi tempat perhentian bagi TUHAN.

Yang menjadi tempat perhentian bagi TUHAN ada 2 (dua):

  1. Takhta Allah 🡪 sidang mempelai wanita TUHAN / gereja  yang sempurna.

  2. Tumpuan kaki TUHAN 🡪 doa penyembahan.

Penyembahan artinya; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah

Itulah yang menjadi tempat perhentian TUHAN.


Saudara, kita harus menjadi tempat perhentian bagi TUHAN, alasannya: karena TUHAN adalah Sang Khalik yang menciptakan langit dan bumi dengan segala unsur-unsurnya, termasuk hidup manusia. Maka, mau tidak mau, kita semua harus menyerahkan diri untuk dibawa menjadi gereja TUHAN yang sempurna (mempelai wanita TUHAN), dibawa sampai kepada doa penyembahan. 


Jangan dulu kita tersinggung saudara, saya berbicara tentang orang Kristen secara umum. Banyak orang Kristen tidak memahami hal ini, sehingga, ia memandang ibadah itu sebagai sampingan. Tetapi sebaliknya, ilah lain / berhala ia jadikan sebagia hidup utama, sehingga ia tidak mau menjadikan hidupnya sebagai takhta Allah dan tumpuan kaki TUHAN. 

Padahal. menjadi takhta Allah dan tumpuan kaki itu adalah hari ketujuh (hari perhentian), artinya; kalau kita sudah tiba pada hari perhentian, itulah tanah yang dijanjikan oleh TUHAN kepada nenek moyang bangsa Israel (Abraham, Ishak dan Yakub), berarti; berada dalam hidup yang kekal, bahagia bersama dengan TUHAN di dalam kerajaan Sorga untuk selamanya. Tetapi sangat disayangkan, banyak orang Kristen tidak peduli dengan hal ini.


Kisah Para Rasul 7:51

(7:51) Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.


Orang yang tegar tengkuk, keras kepala, kepala batu adalah:

  • Orang yang tidak bersunat hati 🡪 orang yang tidak taat dan tidak tunduk

  • Orang yang tidak bersunat telinga 🡪 orang yang tidak dengar-dengaran

Kemudian, orang yang tegar tengkuk dan keras kepala; selalu menentang Roh Kudus.

Perlu untuk diketahui; orang yang selalu menentang Roh Kudus, sulit dijadikan rekan kerja di dalam TUHAN. Namun TUHAN senantiasa menunjukkan kesabaran-Nya yang besar kepada kita, sebab Dia adalah gembala yang baik. Dia panjang sabar dan telah menyatakan kasih sayang dan kasih setia-Nya kepada kita.


Dampak negatif penyembahan berhala:

Kisah Para Rasul 7:52

(7:52) Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.


Menimbulkan hal-hal yang jahat, antara lain:

  • Mengkhianati TUHAN = menduakan TUHAN dan cinta-Nya.

  • Membunuh TUHAN / menyalibkan TUHAN = menolak untuk menyangkal diri dan menolak memikul salib-Nya, serta menolak untuk mengikut TUHAN. Akibatnya: menyimpang ke kiri dan ke kanan 🡪 orang-orang yang sesat.

Menolak untuk mengikuti TUHAN, orang seperti ini pasti menyimpang, kalau tidak ke kiri, ya ke kanan, jelas itu orang-orang yang sesat. Tetapi, seandainya saja kita tetap menyangkal diri, memikul salib dan terus mengikut TUHAN; kita tidak sesat di padang gurun. Tetapi lihatlah bangsa Israel, mereka sesat di padang gurun, mereka menyimpang dari jalan yang diperintahkan oleh TUHAN, salah satunya; mendirikan patung anak lembu emas tuangan, kepadanya mereka menyembah dan mempersembahkan korban.


1 Petrus 2:6

(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.


Yesus Kristus adalah dasar / landasan hidup kita, sebab Ia adalah batu yang terpilih dan batu penjuru yang mahal.

Kemudian, siapa yang percaya kepada Kristus dan salib-Nya, ia tidak akan dipermalukan.

Jadi, kalau korban Kristus yang menjadi landasan hidup, dasar nikah, dasar kita beribadah, dasar kita melayani TUHAN, maka; ia tidak akan dipermalukan. 


Oleh sebab itu, jadikanlah korban Kristus sebagai dasar hidup, juga,,,

  • Kasih pondasi (dasar) dari nikah.

  • Kasih dasar kita melayani TUHAN.

  • Kasih dasar kita beribadah.

  • Kasih dasar kita berkorban.

  • Kasih dasar kita untuk mengasihi orang lain.


1 Petrus 2:7

(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."


Singkat kata. batu hidup dibuang oleh tukang-tukang bangunan.

  • Tukang-tukang bangunan 🡪 imam-imam kepala, tua-tua dan ahli-ahli Taurat.

  • Batu yang dibuang 🡪 Kristus dan salib-Nya, disebut juga korban Kristus.


Saudara, di sini kita melihat dengan jelas bahwasanya; imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua orang Yahudi membangun rumah tetapi mengabaikan pondasi / dasar bangunan yaitu; korban Kristus (Yesus yang disalibkan), hal ini tidak masuk logika (tidak masuk akal). 


TUHAN yang disalibkan disebut juga korban Kristus. Jadi….

  • Kalau membangun rumah tanpa korban Kristus; tidak masuk akal. 

  • Beribadah tanpa dasar yang benar (korban Kristus) tidak masuk akal.

  • Menikah tanpa korban Kristus; tidak masuk akal.

  • Membangun rumah tangga tanpa korban Kristus; tidak masuk akal.

Tetapi, banyak orang Kristen mengerjakan pekerjaan yang tidak masuk akal; menikah tanpa dasar kasih, mengerjakan segala sesuatu tanpa dasar kasih. Itu sebabnya di atas tadi saya katakan, kehidupan semacam ini sulit untuk dijadikan sebagai rekan kerja di dalam TUHAN. Apalagi orang-orang yang masih ada dalam kepentingan, menjaga harga dirinya dan seterusnya.

Pendeknya, imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua bangsa Israel sulit dijadikan rekan kerja untuk mega proyek Allah yakni; pembangunan tubuh Kristus yang sempurna


Perlu untuk diketahui;

Sebelum Musa membangun Tabernakel di bumi, bangsa Israel sudah terlebih dahulu mendirikan patung berhala, yakni; patung anak lembu emas tuangan di gunung Horeb / gunung Sinai. Itu berarti, bangsa Israel...

  • Mengkhianati TUHAN.

  • Membunuh TUHAN.

Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas tadi. Hal ini sama dengan sikap yang ditunjukkan oleh tukang-tukang bangunan di dalam 1 Petrus 2:7 tadi, dimana mereka membuang batu hidup yakni; dasar bangunan dengan lain kata; mengabaikan pondasi dari bangunan.


Dampak negatif membangun rumah tanpa dasar / pondasi

Matius 7:24-25 --- Perikop: “Dua macam dasar”

(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. (7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.


Mendengar perkataan-Ku dan melakukannya = bijaksana. Ciri orang biajksana; ia mendirikan rumahnya di atas batu, yaitu; korban Kristus

Singkat kata, orang bijaksana beribadah dan melayani TUHAN dasarnya adalah kasih. Orang bijaksana membangun nikah dan rumah tangga, dasarnya kasih. Apapun yang dikerjakan oleh orang bijaksana dasarnya selalu kasih. Sehingga dia tetap berdiri kuat, karena bangunan itu dibangun di atas dasar pondasi yang baik (dasar kasih),


Bandingkan bila rumah dibangun tanpa dasar (tanpa korban Kristus)…. 

Matius 24:26

(7:26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.


Mendengar Firman Allah tetapi tidak melakukan = bodoh.

Ciri orang bodoh: mendirikan rumah di atas pasir.

Pasir 🡪 daging dengan segala hawa nafsu dan keinginan-keinginannya yang jahat.


Matius 7:27

(7:27) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."


Selanjutnya di sini kita melihat bahwasanya; rumah yang dibangun di atas dasar pasir tidak sanggup menghadapi 3 (tiga) jenis ujian yang akan terjadi ke depan, antara lain:

YANG PERTAMA: Turunlah hujan, ujian yang datang dari atas yaitu; si ular tua naga merah padam.


Wahyu 12:3

(12:3) Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.


Satu tanda yang lain di langit / di atas adalah seekor naga merah padam dengan segala tipu dayanya, kalau kita berkanjang pada Efesus 6:11-12 --- Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Jadi, Wahyu 12:3 berbicara tentang tanda lain di langit itulah seekor naga merah padam. Tetapi, kalau kita mengacu pada Efesus 6:11-12, dia penuh dengan tipu muslihat.


Mari kita lihat tipu muslihatnya dalam…

Wahyu 12:4

(12:4) Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.


Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu.

Tujuannya: untuk menelan anak yang akan dilahirkan itu. Kata "menelan" berarti menggunakan mulut besar.

Orang yang bermulut besar 🡪 orang yang penuh dengan tipu muslihat (Wahyu 13:11).


Saudara, jangan kita bermulut besar, apalagi untuk mencapai kehendak daging, sehingga seseorang berkata; “saya akan begini, saya akan begitu”, padahal hanya untuk meloloskan keinginannya, hasrat dagingnya. Yang seperti itu saya tahu, itu namanya bermulut besar. 


Wahyu 12:5

(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.


Perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, berarti; bukan dua anak laki-laki.

Artinya: Allah itu esa dan esa pula Ia menjadi pengantara (1 Timotius 2:5-6).

Tugas Anak laki-laki yang dilahirkan itu: menggembalakan semua bangsa dengan gada besi.


Mari kita lihat apa yang dimaksud dengan menggembalakan dengan gada besi dalam….

Mazmur 2:8

(2:8) Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.


TUHAN Yesus datang ke dunia ini dan menjadi manusia lalu menderita sengsara dan mati di kayu salib. 

Itu berarti; Yesus Anak Allah melakukan kehendak Bapa di Sorga. 

Tujuannya: supaya tidak ada seorangpun yang terhilang menurut Yohanes 6:39 --- Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.


Jadi, Yohanes 6:39 = Mazmur 2:8. Tetapi yang pasti, dari ayat ini sudah mencerminkan kepada kita; Yesus Anak Allah, Dialah gembala agung.


Tugas gembala Agung..

Mazmur 2:9

(2:9) Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk."


Apabila seseorang menjadi satu kehidupan domba yang tergembala dengan baik, maka; ia akan diremukkan dengan gada besi, jelas ini menunjukkan kehidupan yang senantiasa mengarahkan pandangannya kepada salib di Golgota

Beda dengan orang yang tidak mau diremukkan / dihancurkan oleh gada besi; pandangannya diarahkan kepada yang lain, bukan kepada salib, bisa saja kepada kepentingannya. Tetapi, kalau dia benar-benar menjadi satu kehidupan domba yang tergembala, bukan saja dituntun oleh tongkat gembala, tetapi ia juga diremukkan oleh gada besi dari seorang gembala. Kenapa ia mau diremukkan? Karena ia senantiasa mengarahkan pandangannya kepada salib di Golgota.


Kemudian, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk.

Tembikar adalah alat-alat atau perabotan yang terbuat dari tanah liat, kemudian; dipecahkan, untuk selanjutnya dibentuk kembali untuk menjadi alat yang mulia bagi TUHAN.

Demikianlah kita di tangan TUHAN, dahulu, kita belum paham menjadi suatu kehidupan domba yang tergembala walaupun sudah dikatakan lahir sebagai orang Kristen. Tembikar dipecahkan untuk dibentuk kembali menjadi alat yang mulia bagi TUHAN. Itulah tugas gembala.


Jadi saudara, dari pengertian yang kita peroleh malam ini, maka tentu saja kita tidak perlu lagi kaget menjadi satu kehidupan domba yang memang harus diremukkan oleh gada besi, karena TUHAN mau membentuk kita kembali menjadi alat yang mulia bagi TUHAN. Jadi kehidupan kita ini sama seperti tembikar tukang periuk = tembikar di tangan TUHAN; dihancurkan (diremukkan), tetapi untuk dibuat kembali lebih mulia.


Kita kembali memperhatikan….

Wahyu 12:5

(12:5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.


Di sini kita bisa melihat, tiba-tiba Anak laki-laki itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.

Artinya: kehidupan yang tergembala akan dipimpin sampai tingkat ibadah yang tertinggi disebut juga puncak ibadah, itulah doa penyembahan.


Di atas tadi kita melihat, maksud dari naga merah padam, si ular tua dengan tipu muslihatnya; hendak menelan Anak laki-laki yang dilahirkan perempuan itu. Tetapi, Anak laki-laki ini ternyata dirampas, lalu dibawa lari kepada Allah dan takhta-Nya. Demikian juga domba-domba, kalau tergembala dengan sungguh-sungguh dalam satu kandang penggembalaan, akan memimpin sampai ke tempat pembaringan yang kekal.


Saudara, Yesus adalah Imam Besar Agung, Dia akan memimpin ibadah kita sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan, sama seperti asap kemenyan naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah. Jadi saudara, tidak rugi rasanya kalau kita menjadi satu kehidupan domba yang tegembala. Selain kita dibentuk kembali untuk dijadikan alat kemuliaan bagi TUHAN, juga hidup rohani kita akan dipimpin sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan. Sehingga, si mulut besar tidak mampu menelan, dengan lain kata; jauh dari tipu muslihat iblis (setan) kalau kita sungguh-sungguh tergembala. 


Namun usaha dari naga tidak berhenti sampai di situ...

Wahyu 12:15

(12:15) Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.


Naga menyemburkan dari mulutnya air sebesar sungai ke arah perempuan itu.

Tujuannya: supaya perempuan itu dihanyutkan oleh sungai itu.


Lagi-lagi naga menggunakan "mulut besar," mengapa? Sebab ia menyemburkan dari mulutnya air sebesar sungai, ini juga merupakan tipu muslihat. Air sebesar sungai jelas bicara tentang Firman, ajaran yang palsu. Dan kita sudah melihat hal itu di dalam Matius 4; ular menyemburkan dari mulutnya air sebesar sungai kepada TUHAN Yesus. 

  • Ujian yang pertama (Matius 4:3).: jadikanlah batu-batu ini menjadi roti 

Makanan terhubung dengan daging. 

  • Ujian yang kedua (Matius 4:5-7).: iblis membawa Yesus ke tempat yang tinggi / menara gereja.

Lalu dari situ iblis berkata; jatuhkanlah diri-Mu ke bawah. Alasannya: nanti malaikat TUHAN menatang. 

Di sini kita melihat iblis setan mencobai TUHAN. Orang yang menjatuhkan diri ke bawah hanya karena perkara lahiriah = mencobai TUHAN. 

  • Ujian yang ketiga (Matius 4:5-7): iblis membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi, ini juga bicara soal ibadah. 

Kemudian, dari situ iblis / ular itu memperlihatkan kerajaan dunia, kemuliaan dunia dengan segala kemegahan-kemegahan dan keindahan-keindahan, dan itu akan diberikan kepada TUHAN Yesus dengan syarat; Yesus harus menyembah kepada iblis, si ular tua, naga merah padam. Tetapi Yesus berkemenangan, Ia lepas dari semburan air sebesar sungai dari mulut naga itu, sebab ia tetap berpegang kepada sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba.

Hal ini harus kita perhatikan sungguh-sungguh saudara. 


Rumah yang dibangun di atas dasar pasir tidak sanggup menghadapi 3 (tiga) jenis ujian yang akan terjadi ke depan, antara lain:

YANG KEDUA: Datanglah banjir 🡪 ujian yang datang dari antikris.

Ini juga salah satu ujian yang akan terjadi ke depan yang akan dihadapi oleh gereja TUHAN.

Banjir 🡪 air yang banyak yakni; lautan dunia yang sekarang ini telah diduduki oleh perempuan Babel, sebagaimana yang tertulis dalam…

Wahyu 17:1-2-- Perikop: “Penghakiman atas Babel”

(17:1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. (17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."


Babel duduk ditempat yang banyak airnya. Air yang banyak → raja-raja dan penghuni-penghuni bumi.

Pendeknya, raja-raja dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulan perempuan Babel.


Wahyu 17:3

 (17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.


Di sini kita melihat perempuan Babel menunggangi seekor binatang yang merah ungu 🡪 antikris. Tandanya:

  • Padanya tertulis nama-nama hujat. 

  • Mempunyai tujuh kepala.

  • Sepuluh tanduk.

Persamaan Wahyu 17:1-3 ada pada Wahyu 18:3.


Wahyu 18:3

(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."


Air yang banyak itulah semua bangsa, termasuk raja-raja di bumi dan pedagang-pedagang di bumi menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsu perempuan Babel. Kaya oleh kelimpahan hawa nafsu perempuan Babel disebutlah itu kenajisan percabulan, inilah banjir itu.


Saudara, lihatlah, apabila antikris menjadi raja atas seantero dunia, ia akan membunuh gembala, persamannya; ia akan merampas korban sehari-hari dari atas gunung TUHAN itulah korban sembelihan dan korban santapan.

  • Korban sembelihan = ibadah dan pelayaan yang dihubungkan dengan salib.

  • Korban santapan 🡪 Pengajaran Firman Allah yang benar itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan.

Kenapa ada praktek kekejian? Karena banjir telah melanda seisi dunia.


Matius 24:37-38

(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. (24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,


Dosa air bah / banjir jahanam antara lain:

  • Dosa makan dan minum

Ini adalah dosa yang ditimbulkan oleh hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat.

  • Dosa kawin mengawinkan

Ini sama dengan dosa kenajisan percabulan. Sama seperti air yang banyak / lautan dunia; bangsa-bangsa, raja-raja, pedagang-pedagang; kaya oleh kelimpahan hawa nafsu perempuan Babel -- kawin-mengawinkan. Dan hari-hari ini hal itu sudah nyata sekali di depan mata kita. Kita tidak akan bisa melepaskan diri dari kenajisan percabulan jikalau rumah TUHAN tidak dibangun di atas korban Kristen. Kalau rumah dibangun di atas dasar pasir, lihat; dia akan rubuh, hancur dan hebatlah kerusakannya.


Rumah yang dibangun di atas dasar pasir tidak sanggup menghadapi 3 (tiga) jenis ujian yang akan terjadi ke depan, antara lain:

YANG KETIGA: Angin melanda rumah itu 🡪 ujian yang datang dari nabi-nabi palsu dengan ajarannya yang palsu oleh karena kelicikan mereka. Ayat referensi: Efesus 4:14 --- untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Inilah tiga jenis ujian yang akan terjadi dan dihadapi oleh gereja TUHAN (rumah TUHAN), itu tidak bisa dihindari. Dan kalau rumah TUHAN  dibangun di atas dasar pasir, ia tidak akan mampu bertahan; rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya. Tetapi, janganlah kita seperti itu, biarlah kita menjadi kehidupan yang bijaksanay.


JALAN KELUAR

Matius 7:24

(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.


Mendengar Firman TUHAN dan melakukannya = bijaksana.

Ciri orang bijaksana: mendirikan rumahnya di atas batu. 

Hanya orang bijaksana yang mau mendirikan rumahnya di atas batu, dia mau bayar harga sekalipun mahal. Oleh sebab itu, marilah kita membuang harga diri untuk membayar harga.


Matius 7:25

(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.


Selanjutnya, orang yang bijaksana tersebut mendirikan rumah di atas batu. Batu 🡪 korban Kristus.

Kalau rumah dibangun di atas korban Kristus dia akan sanggup menghadapi tiga ujian yang akan terjadi, antara lain;

  • Turunlah hujan 🡪 ujian yang datang dari atas; naga merah padam dengan tipu muslihatnya

  • Datanglah banjir 🡪 kenajisan percabuln, ujian yang datang dari antikris.

  • Angin melanda rumah itu 🡪 ajaran palsu dari nabi-nabi palsu dengan segala kelicikannya.

Tetapi, sekalipun rumah itu menghadapi tiga jenis ujian, rumah itu tidak rubuh, sebab rumah itu telah didirikan di atas korban Kristus. 


Kembali kita membaca…

1 Petrus 2:8

(2:8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.


Di sini kita melihat, ahli-ahli bangunan tersandung karena tidak taat kepada Firman Allah. Sebaliknya, orang yang mendengar Firman TUHAN dan melakukannya = bijaksana, tandanya; mendirikan rumah di atas batu. Tetapi, tukang-tukang bangunan membangun rumah, tetapi mengabaikan pondasi / dasar bangunan, itulah korban Kristus, mereka tidak taat kepada Allah. 


Saya berdoa kiranya kita semua sanggup bertahan, mendengar dan melakukannya, supaya kita menjadi kehidupan yang bijaksana. Hanya orang yang bijksana sanggup mendirikan rumh di atas batu. Jangan kita tersandung dengan berita Firman Allah, sekalipun mungkin tidak enak bagi daging. Kebenaran kalau dinyatakan itu pahit bagi daging, tetapi yang palsu dinyatakan cocok untuk daging dan maunya daging. Tetapi kita tidaklah seperti tukang-tukang bangunan (membangun rumah tetapi mengabaikan pondasi).


1 Petrus 2:9

(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:


Ayat ini berbicara tentang 2(dua) hal:

  1. Doa penyembahan = tumpuan kaki.

  2. Milik kepunyaan Allah sendiri = mempelai TUHAN = takhta Allah

Inilah yang TUHAN rindukan dari kehidupan kita masing-masing. 


Oleh sebab itu, perhatikanlah apa yang TUHAN sudah nyatakan kepada kita malam ini. TUHAN mau supaya kita melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN  (immat rajani), berarti; hidup dalam doa penyembahan = takhat Allah dan kita semua dalam kekudusan dari gereja TUHAN yang sempurna = milik kepunyaan TUHAN = takhta Allah.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang



No comments:

Post a Comment