KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, January 19, 2013

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 18 JANUARI 2013


Subtema: PELITA TETAP MENYALA-NYALA SAMPAI MEMPELAI LAKI-LAKI SORGA DATANG

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan dan mempersembahkan korban bagi Tuhan.

Kita kembali memperhatikan Maleakhi 2: 6.
Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat pada bibirnyaDalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.

Allah menyatakan 3 hal yang menjadi kelebihan dari orang-orang Lewi kepada para imam yang melayani di Tabernakel, yaitu;
I.     Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
II.    Kecurangan tidak terdapat pada bibirnya.
III.  Dalam damai sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti Tuhan.

Kita masih memperhatikan bagian yang pertama;
Keterangan:
I.     PENGAJARAN YANG BENAR ADA DALAM MULUTNYA.
Dikaitkan dengan; pelayanan Yesus Kristus.

Matius 26: 1
(26:1) Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya:
Perkataan: “Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu”, menunjukkan, bahwa; pengajaran yang benar ada di dalam mulut Yesus.

Adapun pengajaran-pengajaran yang dimaksud, terdapat pada injil Matius 25, antara lain;
1.    Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh (Matius 25: 1-13).
2.    Perumpamaan tentang talenta (Matius 25: 14-30).
3.    Penghakiman yang terakhir (Matius 25: 31-46).
Itulah pengajaran-pengajaran yang disampaikan oleh Yesus Kristus kepada murid-murid serta kepada orang-orang banyak.

Saudaraku, kalau kita perhatikan dengan teliti, di dalam 3 kisah tersebut terdapat persamaannya.
1.    Dimulai dari kisah GADIS-GADIS BIJAKSANA DAN GADIS-GADIS YANG BODOH.
Matius 25: 10
(25:10) Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

5 gadis yang bijaksana masuk dalam perjamuan kawin = masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

2.    Kemudian PERUMPAMAAN TENTANG TALENTA.
Matius 25: 21, 23
(25:21) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
(25:23) Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Tuan dari pada hamba-hamba itu berkata kepada hamba yang pertama (dipercaya lima talenta) dan kepada hamba yang kedua (dipercaya dua talenta): “Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” = masuk ke dalam kerajaan sorga, sebagai tempat kebahagiaan.

3.    PENGHAKIMAN YANG TERAKHIR.
Matius 25: 33-34
(25:33) dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
(25:34) Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

Domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan raja itu, menerima kerajaan yang telah disediakan = masuk ke dalam kerajaan sorga.

Itulah persamaan dari 3 pengajaran yang disampaikan oleh Yesus Kristus kepada orang banyak dan juga kepada 12 murid-Nya, yaitu: MASUK KE DALAM KERAJAAN SORGA, berarti pada akhirnya; 5 gadis yang bijaksana, domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan, hamba yang baik dan setia (hamba yang pertama dan kedua) masuk dalam kerajaan sorga.

Mari kita perhatikan PENGAJARAN YANG PERTAMA:
GADIS-GADIS YANG BIJAKSANA DAN GADIS-GADIS YANG BODOH.
Matius 25: 10
(25:10) Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.

5 gadis yang bijaksana masuk dalam perjamuan kawin, oleh sebab itu, mari kita petik pelajaran dari 5 gadis yang bijaksana dan 5 gadis yang bodoh, supaya kelak nanti kita masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba, sebab sasaran akhir dari ibadah pelayanan di muka bumi ini adalah PERJAMUAN KAWIN ANAK DOMBA, sesuai nas dalam kitab Wahyu 19: 9, “... Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba...”, kemudian dilanjutkan dengan, “Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.”.
Berarti, suatu saat nanti, perjamuan kawin Anak Domba itu akan terwujud, sebab memang firman Allah itu tepat dan benar; “ya” dan “amin”.

Terlebih dahulu kita perhatikan dari sisi 5 GADIS YANG BODOH.
Matius 25: 1-5
(25:1) "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
(25:2) Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
(25:3) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
(25:4) sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
(25:5) Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

GADIS-GADIS YANG BODOH MEMBAWA PELITANYA TETAPI TIDAK MEMBAWA MINYAK.
Saudaraku, kalau kita perhatikan dalam kisah ini, bukankah 5 gadis yang bodoh dan 5 gadis yang bijaksana sedang menyongsong Mempelai Laki-Laki Sorga?
Menyongsong = menantikan.
Kita tidak tahu kapan Yesus datang kembali untuk yang kedua kalinya, sebagai Raja sekaligus sebagai Mempelai Pria Sorga untuk menjemput mempelai perempuannya. Tetapi gereja Tuhan sebagai mempelai perempuan, hendaklah siap sedia, hendaklah berjaga-jaga, berarti; harus membawa minyak dalam buli-buli sebagai persediaan di tengah-tengah penantian atas kedatangan Tuhan untuk yang kedua kalinya.

Tetapi kalau kita perhatikan di sini, 5 gadis yang bodoh membawa pelitanya tetapi tidak membawa minyak dalam buli-buli = tidak siap sedia = tidak berjaga-jaga.

Tidak siap sedia, memberi arti 3 hal;
1.    TIDAK BERJAGA-JAGA
Matius 25: 13
(25:13) Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."

Berjaga-jagalah sebab tidak ada satupun yang tahu Yesus datang kembali sebagai raja dan sebagai mempelai pria sorga, Anak pun tidak tahu.

Matius 26: 40-41
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Berjaga-jagalah = menyembah selama satu jam.
Berarti, kalau tidak berjaga-jaga / tidak hidup di dalam doa penyembahan, suatu saat nanti, pelita itu akan padam.

Kalau kita kaitkan dalam pola Tabernakel, doa penyembahan terkena pada MEZBAH DUPA.
Keluaran 30: 7
(30:7) Di atasnya haruslah Harun membakar ukupan dari wangi-wangian; tiap-tiap pagi, apabila ia membersihkan lampu-lampu, haruslah ia membakarnya.
Di atas mezbah ada dupa, itulah ukupan dari wangi-wangian yang tetap harus dibakar di hadapan Tuhan, di dalam ukupan itu terdapat kemenyan yang harus dibakar sehingga asap itu tetap bergumpal-gumpal di hadapan Tuhan.
Berarti, SUPAYA API ITU TETAP MENYALA, HARUS BERJAGA-JAGA = HIDUP DALAM DOA PENYEMBAHAN.

2.    Matius 25: 3
(25:3) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,

Tidak siap sedia = BODOH.
Bodoh, disebut juga; TIDAK MEMPUNYAI PENGERTIAN.

Mazmur 92: 6-7
(92:6) Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu
(92:7) Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu.

Orang bodoh dan orang bebal tidak mengetahui dan TIDAK MENGERTI hal itu, yaitu pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang besar dan dalamnya rancangan-rancangan Tuhan.

Sehingga kalau kita lebih jauh memperhatikan dalam ...
Amsal 1: 7
(1:7) Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.

Orang bodoh menghina hikmat dan didikan, itu sebabnya orang bodoh tidak memperoleh pengetahuan dan pengertian. Hikmat Tuhan dan didikan dari Tuhan, itulah firman Tuhan.
Dalam pola Tabernakel, firman Tuhan terkena pada MEJA ROTI SAJIAN.

Imamat 24: 5-7
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;
(24:6) engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.
(24:7) Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

Di atas meja roti sajian, terdapat 2 susun roti masing-masing terdiri dari 6 ketul roti, dan harus MEMBUBUHKAN KEMENYAN TULEN DI ATAS TIAP-TIAP ROTI YANG DISUSUN, yakni SUATU KORBAN API-APIAN BAGI TUHAN.
Jadi, supaya api itu tetap menyala, harus memperhatikan hikmat didikan yang datangnya dari kebenaran firman Tuhan = harus memperhatikan firman Tuhan.
Kalau orang bodoh, menolak hikmat, menolak didikan = menolak firman Tuhan.

Oleh sebab itu, saya menghimbau kembali, secara khusus kepada imam-imam yang melayani Tuhan; perhatikan hikmat, perhatikan didikan, jangan disepelekan begitu saja, sehingga dengan demikian, api itu tetap bernyala-nyala.
Mengapa seseorang tidak berapi-api / bernyala-nyala dalam setiap ibadah pelayanan? Itu karena tidak memperhatikan hikmat dan didikan yang datangnya dari kebenaran firman Tuhan.

Berarti, kalau tidak memperhatikan hikmat didikan yang datang dari firman Tuhan = tidak siap sedia menantikan kedatangan Yesus Kristus kembali untuk yang kedua kalinya, sebagai Raja, sekaligus sebagai Mempelai Pria Sorga = pelita tidak tetap menyala.

3.    Matius 25: 3
(25:3) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,
5 gadis yang bodoh membawa pelita tetapi TIDAK MEMBAWA MINYAK.
Minyak -> urapan Roh Kudus.

Kita butuh urapan Roh Kudus supaya pelita tetap menyala hingga Yesus datang kembali, sebagai Raja sekaligus sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga. Oleh sebab itu, kalau kita hidup oleh Roh, biarlah kita memberi diri dipimpin oleh Roh.
Bukan hanya saat ibadah kita dipimpin oleh Roh, tetapi di luar ibadah juga harus memberi diri dipimpin oleh Roh, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik dipimpin oleh Roh.
Berarti, kalau tidak dipimpin oleh Roh = tidak siap sedia menantikan kedatangan Yesus kembali untuk yang kedua kalinya sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga = pelita tidak tetap menyala.

Sekarang, kita bandingkan dengan 5 GADIS YANG BIJAKSANA.
Matius 25: 4
(25:4) sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

Gadis-gadis yang bijaksana membawa pelitanya dan juga membawa minyak dalam buli-buli.
Minyak -> urapan Roh-El Kudus.
Kalau membawa pelita sekaligus membawa minyak dalam buli-buli, itu memang sedikit merepotkan, tetapi itu adalah suatu keharusan, sebab itu menandakan bahwa ia adalah seorang yang bijaksana.

Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

Supaya minyak urapan itu tetap ada di atas kepala; jangan keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya.
Kalau berbicara TEMPAT KUDUS, dalam pola Tabernakel terkena pada RUANGAN SUCI = KANDANG PENGGEMBALAAN = tempat pengudusan.

Dalam ruangan suci, terdapat 3 macam alat;
1.    MEJA ROTI SAJIAN.
Artinya; dipelihara oleh FIRMAN TUHAN, sehingga pelita itu tetap menyala.
2.    PELITA EMAS.
Artinya; dipelihara oleh KUASA ROH-EL KUDUS, sehingga pelita itu tetap menyala.
3.    MEZBAH DUPA.
Artinya; dipelihara oleh KASIH ALLAH, lewat doa penyembahan, sehingga pelita itu tetap menyala.

Kelebihan dari 5 gadis yang bijaksana.
Matius 25: 5
(25:5) Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
(25:6) Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

5 gadis yang bijaksana memperhatikan “suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!”, artinya; memperhatikan PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TERANGNYA TABERNAKEL / PENGAJARAN TABERNAKEL DALAM TERANGNYA MEMPELAI.
Jadi, kalau berbicara pengajaran mempelai ini, harus disertai dengan pengajaran tabernakel, demikian juga kalau berbicara pengajaran tabernakel, harus disertai dengan terangnya mempelai.
Menghargai pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel, berarti; masuk dalam pembangunan tubuh Kristus / rumah Tuhan yang sempurna, dimulai dari timur, yaitu pintu gerbang, sampai barat, itulah ruangan maha suci.

-      Untuk berada di halaman, terlebih dahulu melalui PINTU GERBANG.
Pintu gerbang, artinya; percaya kepada Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat, sebab Yesus adalah pintu, satu-satunya pintu (Yohanes 10: 9), kemudian “Dialah Jalan Kebenaran dan Hidup” (Yohanes 14: 6), dan “Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, ...” (Kisah Para Rasul 4: 12).
Setelah melalui pintu gerbang, selanjutnya berada di HALAMAN / PELATARAN.
Halaman adalah daerah pembenaran, berarti; dibenarkan oleh 2 alat yang ada di dalamnya, yaitu;
·      MEZBAH KORBAN BAKARAN
Artinya; dibenarkan oleh darah Yesus Kristus, di mana Yesus menjadi korban penebusan, Ia disalibkan di atas kayu salib, darah-Nya tercurah untuk menebus dosa kita (1 Petrus 1: 19).
·      KOLAM / BEJANA PEMBASUHAN = baptisan air.
Artinya; dibenarkan oleh kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kuasa kematian Yesus Kristus: mengubur hidup yang lama.
Kuasa kebangkitan Yesus Kristus: hidup dalam hidup yang baru.

-    Kemudian setelah dibenarkan, selanjutnya berada di RUANGAN SUCI. Namun untuk berada di ruangan suci, terlebih dahulu melewati PINTU KEMAH.
Pinta kemah, arti rohaninya; diurapi oleh Roh-El Kudus.

Selanjutnya, berada di dalam ruangan suci.
Di dalam ruangan suci terdapat 3 macam alat, artinya adalah; tekun dalam 3 macam ibadah utama.
Adapun 3 macam alat di dalam ruangan suci, yaitu:
·      MEJA ROTI SAJIAN.
Artinya; tekun dalam ibadah pendalaman alkitab, disertai dengan perjamuan suci, menghasilkan iman.
= domba-domba diberi makan.
·      PELITA EMAS.
Artinya; tekun dalam ibadah raya minggu, disertai kesaksian, menghasilkan pengharapan.
= domba-domba diberi minum.
·      MEZBAH DUPA.
Arti rohaninya; tekun dalam ibadah doa penyembahan, menghasilkan kasih.
= domba-domba diberi nafas kehidupan.

-    Kalau tekun dalam 3 macam ibadah utama (yang adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada dalam kerajaan sorga, IBRANI 8: 5), selanjutnya masuk / berada di dalam RUANGAN MAHA SUCI.
Untuk berada di dalam ruangan maha suci, terlebih dahulu melewati PINTU TIRAI, artinya; mengalami perobekan daging / penyaliban atas daging, sama seperti Yesus Kristus. Ketika Yesus disalibkan, tabir bait suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah (Matius 27: 50-51), sehingga dengan demikian, jalan yang baru terbuka bagi kita untuk masuk ke dalam ruangan maha suci (Ibrani 10: 19-20).
Ruangan maha suci adalah gambaran Yerusalem baru / kerajaan sorga, sebab ruangan maha suci bentuknya empat persegi, yaitu: PANJANG x LEBAR x TINGGI = 10 x 10 x 10 (Wahyu 21: 16).

Sedangkan dalam ruangan maha suci terdapat PETI PERJANJIAN, yang terbagi menjadi 2 bagian:
1.    Bagian yang pertama: PETI yang disalut dengan emas luar dan dalam.
Berarti, tabiat-tabiat daging tidak lagi terlihat, sebab sudah disalut / telah ditutup oleh tabiat-tabiat Allah, baik manusia bagian dalam juga manusia bagian luar.
2.    Bagian yang kedua: TUTUP PETI PERJANJIAN yang terbuat dari emas tulen -> pribadi Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga.
Ukuran dari tabut perjanjian / peti perjanjian harus pas dengan tutup peti pendamaian, itu harus sama; tidak lebih, tidak kurang, itulah yang disebut kesatuan tubuh dengan kepala.

Sedangkan di atas tutup peti pendamaian itu, ada 2 kerub;
·        Kerub bagian kanan -> Allah Bapa.
·        Kerub bagian kiri -> Allah Roh Kudus.
Berati; Allah Tri Tunggal menyatu dengan gereja Tuhan.

Itulah kelebihan dari pada 5 gadis yang bijaksana; memperhatikan pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel = masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna = masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba (Wahyu 19: 7-9). BIARLAH KITA SEKALIANNYA MEMPERHATIKAN PENGAJARAN MEMPELAI, PENGAJARAN YANG BESAR, AGUNG DAN MULIA.

SELANJUTNYA KITA MEMPERHATIKAN; KETIKA PENGAJARAN MEMPELAI ITU DISUARAKAN.
Matius 25: 6
(25:6) Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

“Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!”
Tengah malam -> keadaan dunia yang gelap, karena dosa semakin memuncak = akhir zaman.
Berarti, di hari-hari terakhir ini kita harus semakin sungguh-sungguh memperhatikan pengajaran mempelai sama seperti 5 gadis yang bijaksana.

Kalau saya ingat zaman dahulu; seks bebas di kalangan SLTA, itu sangat jarang sekali. Tetapi kalau sekarang, untuk kalangan SMP saja, seks bebas sudah biasa, itu menandakan bahwa hari ini adalah hari-hari yang terakhir, di mana dosa semakin bertambah-tambah, dan manusia juga tidak segan-segan berbuat dosa.
Keadaan dunia, sekarang betul-betul gelap, karena dosa semakin bertambah-tambah, oleh sebab itu, biarlah kita memperhatikan pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel.

Sangat disayangkan kalau kita, dalam kandang penggembalaan ini, menerima pengajaran mempelai tetapi tidak masuk dalam pesta nikah Anak Domba, itu sangat disayangkan. Saat-saat ini adalah saat-saat pembangunan tubuh kristus yang sempurna, oleh sebab itu, hargailah pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel.
Biarlah kita sama seperti 5 gadis yang bijaksana, di mana pada akhirnya masuk dalam perjamuan kawin anak domba.
Jangan bodoh, tetaplah berjaga-jaga, tetaplah dalam pimpinan Roh Kudus supaya pelita itu tetap menyala.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment