KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, January 8, 2013

IBADAH RAYA MINGGU, 06 JANUARI 2013




Tema:  BERKAT TUHAN PANGKAL SELAMAT
            (Seri 05)

Subtema: PEMIMPIN-PEMIMPIN BUTA ADALAH PENGAWAL YANG SIA-SIA.

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita diijinkan untuk beribadah melayani di dalam rumah Tuhan, ini semua adalah suatu kemurahan Tuhan.
Saudaraku, ini adalah minggu yang pertama di tahun 2013, kiranya di minggu yang pertama ini, kita betul-betul merasakan roh sulung, dan kiranya roh sulung memenuhi kehidupan kita. Kita mengetahui bahwa roh sulung itu membangkitkan Yesus Kristus dari maut.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, dari Mazmur 127: 1-5, namun kita cukup membaca ayat 1-2 saja.
Mazmur 127: 1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

Ada 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
-      YANG PERTAMA: Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.
-      YANG KEDUA: Jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
-      YANG KETIGA: Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah
Itulah 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini.

Tiba saatnya untuk kita memperhatikan kesia-siaan yang kedua, yaitu;
JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MENGAWAL KOTA, SIA-SIALAH PENGAWAL BERJAGA-JAGA.
Sesuai dengan Yehezkiel 37, pengawal berjaga-jaga -> hamba-hamba Tuhan = gembala sidang, berarti; gembala / pemilik domba-domba.

Yesaya 56: 10-12
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
(56:12) "Datanglah," kata mereka, "aku akan mengambil anggur, baiklah kita minum arak banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini, dan lebih hebat lagi!"

Secara khusus, kita perhatikan ayat 10; PENGAWAL-PENGAWAL UMAT-KU ADALAH ORANG-ORANG BUTA.
Ini adalah pengawal-pengawal / penjaga-penjaga yang mendatangkan kesia-siaan, karena kalau kita perhatikan di sini, yang mengawal kota adalah orang-orang buta.

Yesaya 42: 18-20
(42:18) Dengarkanlah, hai orang-orang tuli pandanglah dan lihatlah, hai orang-orang buta!
(42:19) Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN?
(42:20) Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar.

Melihat tetapi tidak memperhatikan = punya mata tetapi tidak melihat. Inilah yang disebut pemimpin-pemimpin buta.
Kalau BUTA, pasti diikuti dengan TULI, berarti; punya telinga tetapi tidak mendengar.

Yesaya 43: 8
(43:8) Biarlah orang membawa tampil bangsa yang buta sekalipun ada matanya, yang tuli sekalipun ada telinganya!

Bangsa yang buta sekalipun ada matanya = mempunyai mata tetapi tidak melihat.
Kembali lagi saya katakan; orang buta selalu diikuti dengan tuli. Tuli, berarti; punya telinga tetapi tidak mendengar.

Bayangkan saudaraku, kalau orang buta yang mengawal kota, inilah yang disebut pengawal yang berjaga-jaga namun mendatangkan kesia-siaan.

Lebih jauh kita perhatikan ...
Yohanes 9: 39
(9:39) Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."

Barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta.

Yohanes 9: 40-41
(9:40) Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?"
(9:41) Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."

Orang yang mempunyai mata, tetapi tidak melihat adalah orang yang merasa diri benar, merasa diri lebih baik, merasa diri lebih suci.
Sekiranya orang-orang Farisi menyadari diri dan mengaku dosa, mereka tidak buta, tetapi karena mereka merasa diri benar, maka mereka menjadi buta, inilah yang disebut pemimpin buta.

Kita melihat di sini; seorang buta disembuhkan oleh Tuhan (memperoleh kasih karunia Tuhan), berbeda dengan orang Farisi merasa diri benar (menjadi buta).

Keadaan orang buta.
1 Yohanes 2: 11c
(2:11) Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.

Kalau buta / berada dalam kegelapan dosa, maka ia tidak tahu harus berbuat apa = ORANG BUTA TIDAK TAHU HARUS BERBUAT APA-APA.
Kalau orang buta berjalan tanpa ada yang menuntun / tanpa penuntun, pasti akan ditabrak dan menabrak = BANYAK KESALAHAN-KESALAHAN YANG DIPERBUAT, itu adalah keadaan seseorang kalau berada dalam kegelapan / buta.

Mari kita lihat; Ciri-ciri pemimpin buta.
Matius 23: 16-19
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
(23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Saudaraku, ciri-ciri pemimpin buta di tengah-tengah ibadah pelayanan; TERIKAT DENGAN PERKARA-PERKARA LAHIRIAH.
Mereka berkata:
-      Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
-      Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat
Pemimpin-pemimpin buta terikat dengan perkara-perkara lahiriah di tengah-tengah ibadah pelayanan.

Kalau pikiran / perhatian seorang hamba Tuhan hanya tertuju kepada perkara-perkara lahiriah / perkara-perkara yang di bawah, inilah yang disebut pemimpin buta; PUNYA MATA TETAPI TIDAK DAPAT MELIHAT PERKARA-PERKARA YANG ADA DI ATAS / PERKARA-PERKARA YANG ROHANI.

Sesungguhnya kalau kita perhatikan kembali pada ayat 17, yang lebih penting adalah;
-      BAIT SUCI, sebab mampu menguduskan emas yang ada di Bait Suci.
Kalau kita perhatikan dalam POLA TABERNAKEL, Bait Suci terkena pada RUANGAN SUCI, di mana di dalamnya terdapat 3 alat;
·        MEJA ROTI SAJIAN, di mana di atasnya terdapat 2 susun roti, masing-masing terdiri dari 6 ketul roti -> hidup benar sesuai firman Tuhan = dikuduskan oleh firman Tuhan.
·        PELITA EMAS, arti rohaninya; dipenuhkan Roh Kudus = dikuduskan oleh urapan Roh Kudus.
·        MEZBAH DUPA -> doa penyembahan = dikuduskan oleh doa penyembahan = kasih Allah.
Dengan 3 arti rohani ini, maka segala sesuatu yang ada di dalamnya dikuduskan;
·        dikuduskan oleh FIRMAN,
·        dikuduskan oleh urapan ROH KUDUS,
·        dan dikuduskan oleh KASIH ALLAH.
Tetapi bagi pemimpin-pemimpin buta, yang lebih penting bagi mereka adalah perkara lahiriah, berarti; tidak dikuduskan oleh firman, tidak dikuduskan oleh Roh Kudus dan tidak dikuduskan oleh kasih Allah Bapa.

-      MEZBAH yang menguduskan persembahan yang ada di atasnya.
Kiranya saya dan saudara mampu mempersembahkan 3 hal, yaitu;
·         Mempersembahkan KORBAN BAKARAN, artinya; TINGGAL DALAM KASIH ALLAH,
·         Mempersembahkan KORBAN SAJIAN, artinya;  HIDUP BENAR SESUAI FIRMAN TUHAN.
·         Mempersembahkan KORBAN SEMBELIHAN (jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk), artinya; KEHIDUPAN YANG DIURAPI ROH KUDUS.
Tetapi bagi pemimpin buta, segala perkara lahiriah jauh lebih penting dari mezbah yang menguduskan persembahan yang di atasnya, sehingga sekalipun mempunyai mata, mereka tidak melihat perkara-perkara yang di atas / rohani.

Selain buta, disebut juga ...
Yesaya 56: 10-11
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

SELAIN BUTA, DISEBUT JUGA;
YANG PERTAMA: ANJING-ANJING BISU
Anjing-anjing bisu, berarti; tidak tahu menyalak = tidak dapat menggonggong.
Artinya: sebagai penjaga, tidak menegor setiap kesalahan = MEMBIARKAN UMAT TUHAN TETAP DALAM DOSANYA.
Saudaraku, seekor anjing penjaga yang baik mengetahui pada saat kapan dia harus menyalak / menggonggong, dan dia tahu pada saat kapan dia harus berdiam.

Seperti apa yang sudah saya sampaikan dalam Ibadah Natal Umum, 27 Desember 2012;
Gembala upahan membiarkan kawanan domba terhilang dan tercerai-berai. Pada saat terhilang dan tercerai-berai, posisi kawanan domba berada di sebelah utara. Pada saat berada di sebelah utara, kondisi rohani kawanan domba merosot; sehingga Israel bersundal, juga saudara perempuannya (Yehuda) bersundal.
Sekalipun demikian, gembala upahan tetap membiarkan Israel dan Yehuda bersundal, karena ia adalah seorang gembala upahan, sebab yang lebih penting baginya adalah upah.

Sesungguhnya, penjaga yang baik itu mengerti dan memperhatikan kawanan domba; tidak membiarkan domba-domba dalam kesalahannya, sebaliknya kalau domba ditegor, jangan cemberut, jangan bersungut-sungut.
Mana yang saudara pilih; penjaga yang disebut anjing-anjing bisu, atau gembala yang baik yang dapat menghitung kawanan domba, yang mengenal kawanan domba sampai kedalaman hati?
Kalau ada tegoran dari gembala sidang, seharusnya disyukuri supaya saudara tidak terlanjur-lanjur dalam kesalahan, baik kesalahan yang terlihat maupun kesalahan yang tidak terlihat.

Jadi, saudara harus bisa membedakan mana hamba Tuhan yang rendah hati, dan mana hamba Tuhan yang tidak rendah hati. Kalau seorang hamba Tuhan tidak menegor dosa sidang jemaat / tidak tahu menyalak, bukan berarti ia rendah hati. Justru hamba Tuhan yang rendah hati, tidak membiarkan kawanan domba terhilang dan tercerai-berai.

Pekerjaan dari anjing bisu.
Yesaya 56: 10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

Pekerjaan dari anjing-anjing bisu; BERBARING MELAMUN dan SUKA TIDUR SAJA = penjaga yang MALAS.

Kita lihat; SEORANG PEMALAS.
Amsal 24: 30-31
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
(24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.

Inilah ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi, yaitu;
1.    DITUMBUHI ONAK.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, onak, artinya; rotan yang berduri = onak duri.
2.    TANAHNYA TERTUTUPI DENGAN JERUJU.
= ditumbuhi semak yang batangnya dan daunnya berduri.
Arti rohaninya adalah; hati yang berduri, hati yang suka menyakiti / menusuk perasaan sesama.
3.    TEMBOKNYA SUDAH ROBOH.
Arti rohaninya; tidak terjaga, tidak dipelihara, tidak terlindungi dengan baik.
Kalau dalam kitab Yesaya; kebun anggur itu adalah Israel, dan Israel rohani adalah saya dan saudara.
Ini sangat disayangkan tentunya, oleh karena penjaga-penjaga tidak tahu menyalak, akibatnya; tembok kebun anggur Allah itu roboh = tidak mendapat pemeliharaan, tidak mendapat penjagaan dan tidak mendapat pembelaan dari Tuhan, ini sangat disayangkan karena penjaga malas.
Kalau ladang ada temboknya, binatang buas tidak bisa masuk ke dalamnya.

Amsal 24: 32-33
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
(24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"

Kita dapat menarik pelajaran dari seorang pemalas, yaitu;
-      Tidur sebentar lagi.
-      Mengantuk sebentar lagi.
-      Melipat tangan sebentar lagi.
Tidur, mengantuk, melipat tangan untuk tinggal berbaring, berarti; TIDAK ADA AKTIVITAS, inilah keadaan seorang pemalas, itulah pengawal-pengawal buta.

Berulang kali saya sampaikan; kalau seorang gembala tidak bertanggung jawab untuk memberi makan dan minum kawanan domba, itu adalah gembala yang malas.
Tetapi kalau hal ini saya sampaikan, banyak orang yang tidak terima, banyak orang yang tersinggung; saya tidak habis pikir, mengapa mereka seperti itu??

Dampak negatifnya.
Amsal 24: 34
(24:34) maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Dampak negatifnya ada 2, yaitu;
1.    DATANGLAH KEMISKINAN.
Kemudian, kalau kita perhatikan di sini: ketika kemiskinan itu datang, seperti seorang penyerbu, berarti; kemiskinannya mendadak / miskin mendadak.
2.    MENGALAMI KEKURANGAN.
Kalau kita perhatikan di sini: ketika mengalami kekurangan, seperti orang yang bersenjata, berarti; suka mengancam.

SELAIN BUTA, DISEBUT JUGA;
YANG KEDUA: ANJING-ANJING PELAHAP, TIDAK TAHU KENYANG.
Yesaya 56: 11
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.

Titus 1: 12
(1:12) Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas."

Pelahap yang malas adalah PEMBOHONG dan BINATANG BUAS.

Yudas 1: 12
(1:12) Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.

Mereka ini adalah noda dalam perjamuan kasih, sebab mereka tidak malu-malu melahap.
Kemudian, kalau kita perhatikan di sini; PELAHAP HANYA MEMENTINGKAN DIRINYA SENDIRI.

Pelahap digambarkan dalam 2 hal:
1.    BAGAIKAN AWAN YANG TIDAK BERAIR.
Saudaraku, kita mengingat peristiwa sebelum manna itu turun, terlebih dahulu awan / embun-embun itu memenuhi / membasahi permukaan bumi, padang gurun.
Awan / embun -> urapan Roh Kudus.
Berarti, kalau digambarkan seperti awan yang tak berair, artinya; hamba Tuhan yang tidak hidup dalam urapan Roh-El Kudus, sehingga tidak dapat membasahi setiap hati.

Sekalipun bahasa seorang hamba Tuhan sepertinya tersusun rapi, tetapi jika tanpa urapan, firman itu tidak meneguhkan sidang jemaat, sedangkan firman yang disertai dengan urapan, itulah firman Kristus; firman yang diurapi, firman tanpa cerita-cerita.

2.    BAGAIKAN POHON-POHON DALAM MUSIM GUGUR TIDAK MENGHASILKAN BUAH.
Inilah gambaran dari pemimpin-pemimpin buta:
-      GUGUR, berarti; iman yang gugur.
Saudaraku, saya teringat dengan Simon Petrus, seandainya Yesus tidak berdoa untuk Simon Petrus, maka iman dari Simon Petrus akan gugur (Lukas 22: 32).
-      TIDAK MENGHASILKAN BUAH, berarti; kehidupan yang kering-kering = tidak ada persekutuan antara tubuh dengan kepala = jauh dari ibadah pelayanan.

Kalau digambarkan seperti pohon-pohon dalam musim gugur yang tidak menghasilkan buah, arti rohaninya untuk kita sekarang; tidak ada persekutuan, lewat doa kepada Tuhan, sehingga imannya gugur. Kalau imannya saja gugur, terlebih lagi sidang jemaat yang dilayani imannya pasti gugur.

Kembali kita memperhatikan ...
Amsal 23: 19-22
(23:19) Hai anakku, dengarkanlah, dan jadilah bijak, tujukanlah hatimu ke jalan yang benar.
(23:20) Janganlah engkau ada di antara peminum anggur dan pelahap daging.
(23:21) Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin, dan kantuk membuat orang berpakaian compang-camping.
(23:22) Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua.

Pisahkan diri dari peminum dan pelahap, biarlah kita tujukan perhatian kita kepada hal-hal yang benar saja.
Karena si pelahap:
-      Menjadi miskin.
-      Menjadi kantuk.
Kantuk membuat orang berpakaian compang-camping = pakaian yang lama = pakaian yang buruk.

Yesaya 56: 10-11
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

Pengawal-pengawal yang buta disebut juga anjing-anjing bisu dan anjing-anjing pelahap; mereka itulah GEMBALA-GEMBALA YANG TIDAK DAPAT MENGERTI RENCANA TUHAN, TIDAK DAPAT MENGERTI ISI HATI TUHAN, TIDAK DAPAT MENGERTI KEINGINAN DARI PADA TUHAN.

Sekarang, bandingkan dengan GEMBALA-GEMBALA YANG BAIK.
Yeremia 23: 4
(23:4) Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman TUHAN.

Inilah gembala-gembala yang baik; gembala-gembala yang berasal dari Tuhan.

Yeremia 3: 15
(3:15) Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian.

Kalau seorang gembala sesuai dengan hati Tuhan;
-      menggembalakan kawanan domba sesuai dengan PENGERTIAN YANG YANG BERASAL DARI FIRMAN TUHAN.
-      menggembalakan kawanan domba sesuai dengan PENGETAHUAN YANG BERASAL DARI FIRMAN TUHAN.
Sementara kita perhatikan dalam Yesaya, para gembala tidak mengerti rencana Tuhan, karena tidak sehati dengan Tuhan.
Tetapi gembala yang baik mengerti rencana Tuhan, karena sehati dengan Tuhan; menggembalakan kawanan domba sesuai dengan pengertian dan pengetahuan yang berasal dari firman Tuhan.

Kalau kita kembali memperhatikan ...
Yeremia 23: 4
(23:4) Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekor pun, demikianlah firman TUHAN.

Kalau seorang gembala sesuai dengan hati Tuhan, ia akan menggembalakan kawanan domba dengan baik, sehingga kawanan domba itu;
-      TIDAK TAKUT LAGI.
Dalam Mazmur 23: 4, Daud menyatakan / menuliskan pengalaman hidupnya, yaitu: “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku”.
Demikian juga kalau kita tergembala dengan baik, digembalakan oleh gembala yang sehati dengan Tuhan, kita tidak perlu takut akan masa depan.
-      TIDAK TERKEJUT.
Apa yang membuat seseorang terkejut? Yang menyebabkan seseorang terkejut adalah dosanya.
Kalau seseorang masih menyembunyikan dosa, ketika ia dituduh, maka ia akan terkejut, dan ketika terkejut, ada gejolak / ada perlawanan.
Tetapi kalau seseorang hidup benar dalam Tuhan, ia tidak perlu terkejut lagi, sekalipun ada tuduhan.
-      TIDAK HILANG SEEKORPUN.
Kawanan domba yang tidak terhilang adalah;
·        domba-domba yang mendengar suara gembala (Yohanes 10: 3),
·        dan domba-domba yang mengikuti gembala (Yohanes 10: 4).
Yesus Kristus adalah Gembala yang baik, yang memberikan nyawa-Nya kepada domba-domba-Nya, yaitu saya dan saudara, sehingga domba-domba menjadi satu kawanan dalam satu kandang, satu gembala, dengan kata lain tidak terhilang / tidak tercerai-berai.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment