KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, January 22, 2013

IBADAH RAYA MINGGU, 20 JANUARI 2013




Tema:  BERKAT TUHAN PANGKAL SELAMAT
            (Seri 07)

Subtema: DISEMBUHKAN DARI KEBUTAAN

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sehingga kita boleh mempersembahkan korban kepada Tuhan.

Kembali kita memeriksa firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Mazmur 127: 1-5, namun kita cukup membaca ayat 1-2 saja.
Mazmur 127: 1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.

Ada 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
-      YANG PERTAMA: Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.
-      YANG KEDUA: Jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
-      YANG KETIGA: Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah.
Itulah 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini.

Saudaraku, kita masih memperhatikan KESIA-SIAAN YANG KEDUA, yaitu;
JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MENGAWAL KOTA, SIA-SIALAH PENGAWAL BERJAGA-JAGA.

Yesaya 56: 9
(56:9) Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan, datanglah untuk makan!

Umat Tuhan, sebagai kawanan domba Allah, diterkam oleh binatang di hutan dan binatang di padang = menjadi makanan empuk bagi binatang buas.

Yesaya 56: 10
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

Hal itu terjadi, karena pengawal-pengawal umat Tuhan, sebagai kawanan domba Allah, adalah ORANG-ORANG BUTA.
Pengawal-pengawal yang buta disebut pengawal-pengawal yang sia-sia, pengawalan / penjagaan yang sia-sia, sebab yang mengawal umat Tuhan (sebagai kawanan domba Allah) adalah orang-orang buta, sehingga umat Tuhan menjadi santapan binatang buas.

Titus 1: 12-14
(1:12) Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas."
(1:13) Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman,
(1:14) dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran.

Sesuai dengan pernyataan Titus; orang-orang Kreta telah diterkam oleh binatang hutan / binatang di padang, menjadi santapan bagi binatang buas, sebab mereka telah menerima dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia, sehingga dengan demikian mereka berpaling dari kebenaran firman Tuhan.
Saudara perlu memperhatikan; kalau sidang jemaat (sebagai kawanan domba Allah) menerima dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia, berarti ia sedang diterkam oleh binatang buas.
-      Menerima dongeng-dongeng Yahudi = menerima dongeng nenek-nenek tua.
-      Menerima hukum-hukum manusia = menerima filsafat-filsafat kosong.
Inilah yang disebut firman Tuhan yang ditambahkan = MENERIMA AJARAN YANG TIDAK SEHAT.

Titus 1: 13
(1:13) Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman,

Kalau menerima pemberitaan firman yang ditambahkan (menerima ajaran yang tidak sehat), iman menjadi tidak normal / iman yang abnormal di hadapan Tuhan.

1 Timotius 1: 4
(1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.

Menerima pemberitaan firman Tuhan yang ditambahkan, itulah dongeng nenek-nenek tua dan silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya, akan;
-      menghasilkan persoalan belaka,
-      dan ibadah pelayanan tidak tertib.

Kalau menerima ajaran dari nabi-nabi palsu, seperti orang-orang Kreta, akan menghasilkan persoalan dan hidup menjadi tidak tertib, hal itu saya rasakan dan saya lihat dengan mata jasmani saya sendiri.

SEDIKIT KESAKSIAN.
Suatu kali saya mengikuti persekutuan di Cibubur, yang menjadi pembicara adalah Pdt. Peter Wiliantono (Jln. Tanah Abang III Jakarta).
Pada waktu itu, saya kenalan dengan seorang hamba Tuhan. Setelah perkenalan itu, dilanjutkan dengan cerita-cerita tentang firman.
Ketika kami berbincang-bincang tentang kebenaran firman Tuhan, saya menyadari bahwa ia tidak menerima pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel seutuhnya, sehingga pembicaraan pun saya hentikan karena bila dilanjutkan, akan menghasilkan persoalan dan hidup pun menjadi tidak tertib.
Kemudian, ketika berbincang-bincang, saya perhatikan dia berbicara dengan dasar yang dia terima, sehingga dengan dasar itu, tidak ada titik pertemuan dalam pembicaraan tersebut.
Saya tidak mengatakan bahwa hamba Tuhan tersebut adalah nabi palsu, tetapi yang pasti, kalau sidang jemaat menerima dongeng nenek-nenek tua, filsafat-filsafat kosong / firman Tuhan yang ditambahkan (sedang diterkam oleh binatang buas), akan menghasilkan persoalan dan hidup menjadi tidak tertib.
Kalau hamba Tuhan sudah berselisih / ada persoalan, hidupnya pasti tidak tertib, itu sudah pasti.

Sekarang kita melihat ...
Dampak negatif bila menerima pemberitaan firman Tuhan yang ditambahkan.
Wahyu 22: 18
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.

Menerima pemberitaan firman Tuhan yang ditambahkan, maka ALLAH AKAN MENAMBAHKAN MALAPETAKA-MALAPETAKA YANG TERTULIS / YANG TERDAPAT DALAM KITAB WAHYU 16.

Mari kita lihat malapetaka-malapetaka itu, supaya kita lebih berhati-hati kepada nabi-nabi palsu yang disebut binatang-binatang buas.
Wahyu 16: 1
(16:1) Dan aku mendengar suara yang nyaring dari dalam Bait Suci berkata kepada ketujuh malaikat itu: "Pergilah dan tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi."

Inilah malapetaka yang Tuhan maksud yang tertulis dalam kitab Wahyu;
1.    MALAPETAKA YANG PERTAMA.
Wahyu 16: 2
(16:2) Maka pergilah malaikat yang pertama dan ia menumpahkan cawannya ke atas bumi; maka timbullah bisul yang jahat dan yang berbahaya pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya.

Malapetaka yang pertama: malaikat menumpahkan cawan murka Allah ke atas bumi, sehingga TIMBULLAH BISUL YANG JAHAT DAN YANG BERBAHAYA PADA SEMUA ORANG YANG MEMAKAI TANDA DARI BINATANG ITU.
Kalau menerima tanda dari binatang buas itu (666 di dahi dan di tangan kanan), akan ditimpa oleh malapetaka yang pertama, yaitu bisul yang membahayakan.

2.    MALAPETAKA YANG KEDUA.
Wahyu 16: 3
(16:3) Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut.

Malapetaka yang kedua: malaikat menumpahkan cawan murka Allah ke dalam laut, sehingga AIR LAUT MENJADI DARAH.
Kalau laut menjadi darah, maka nelayan tidak memperoleh penghasilan lagi. Bukan hanya nelayan, orang yang menaruh pengharapan pada laut pun, tidak memperoleh penghasilan = merugikan banyak orang.

3.    MALAPETAKA YANG KETIGA.
Wahyu 16: 4
(16:4) Dan malaikat yang ketiga menumpahkan cawannya atas sungai-sungai dan mata-mata air, dan semuanya menjadi darah.

Malapetaka yang ketiga: malaikat menumpahkan cawan murka Allah, sehingga AIR TAWAR MENJADI DARAH.
Kalau air tawar menjadi darah, maka setiap orang tidak lagi mengkonsumsi air, sehingga berujung kepada kebinasaan.
Mari kita memperhatikan masa depan! Kalau saudara egois terhadap diri sendiri (artinya: tidak sungguh-sungguh memperhatikan firman Tuhan), akan ditimpa malapetaka-malapetaka.

4.    MALAPETAKA YANG KEEMPAT.
Wahyu 16: 8-9
(16:8) Dan malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api.
(16:9) Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.

Malapetaka yang keempat: malaikat menumpahkan cawan murka Allah KE ATAS MATAHARI, SEHINGGA MANUSIA DIHANGUSKAN OLEH PANAS MATAHARI.

Siapa yang kuat menahan teriknya panas matahari?
Karena terjadinya pemanasan bumi (global warming), sekarang ini lapisan ozon sudah mulai menipis, sehingga terik matahari lebih menyengat kulit / tubuh.
Bagaimana bila harinya nanti tiba, di mana Tuhan menumpahkan cawan murka-Nya yang keempat ke atas matahari, untuk menghanguskan seluruh muka bumi?
Masihkah saudara egois terhadap diri sendiri, dengan tidak memperhatikan firman? Kalau egois dengan diri sendiri = membunuh diri sendiri, tanpa disadari.

5.    MALAPETAKA YANG KELIMA.
Wahyu 16: 10-11
(16:10) Dan malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan,
(16:11) dan mereka menghujat Allah yang di sorga karena kesakitan dan karena bisul mereka, tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.

Malapetaka yang kelima: malaikat menumpahkan cawan murka Allah KE ATAS TAKHTA BINATANG ITU, DAN KERAJAANNYA MENJADI GELAP.
Binatang -> binatang yang keluar dari dalam laut (itulah antikris), dan binatang yang keluar dari dalam bumi (itulah nabi-nabi palsu), sebagai kaki tangan dari naga yang besar, itulah roh jahat di udara, penghulu dunia yang gelap.

Saat ini, binatang buas merajalela mencari untung, lewat pemberitaan-pemberitaan yang disertai dengan dongeng nenek-nenek tua, tetapi suatu saat nanti, mereka akan menggigit lidah mereka karena kesakitan, termasuk pengikut-pengikutnya.
Menggigit lidah, artinya; tidak dapat menyampaikan firman yang disertai dengan dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan jempol, dan filsafat-filsafat kosong.
Bersyukurlah kepada Tuhan, karena kita berada dan digembalakan oleh firman pengajaran yang besar, agung dan mulia.

6.    MALAPETAKA YANG KEENAM.
Wahyu 16: 12-14
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.
(16:13) Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.
(16:14) Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.

Malapetaka yang keenam: malaikat menumpahkan cawan murka Allah ke atas SUNGAI YANG BESAR, YAITU SUNGAI EFRAT, KEMUDIAN KERINGLAH AIRNYA.
Sungai Efrat adalah gambaran dari pemberitaan firman dari nabi-nabi palsu, yang disertai oleh roh-roh najis.
Berarti, suatu saat nanti pemberitaan firman yang disertai dengan dongeng nenek-nenek tua dan filsafat-fisafat kosong, akan dikeringkan oleh cawan murka Allah.

TUJUANNYA:
Wahyu 16: 12
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.

Setelah pemberitaan firman dari nabi-nabi palsu menjadi kering oleh cawan murka Allah, maka siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari timur (dari pintu gerbang) sampai ke barat (ruangan maha suci).
Kita patut bersyukur karena kita menerima pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel.

7.    MALAPETAKA YANG KETUJUH.
Wahyu 16: 17-21
(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana."
(16:18) Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.
(16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.
(16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.
(16:21) Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.

Malapetaka yang ketujuh: malaikat menumpahkan cawan murka Allah KE ANGKASA, kemudian pada saat itu;
-      menderulah bunyi guruh dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat, yang belum pernah terjadi sebelum manusia ada,
-      terbelalah kota besar menjadi tiga bagian,
-      runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
-      hancurlah Babel, tempatnya roh jahat dan roh najis,
-      semua pulau hilang, gunung-gunung hilang,
-      hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa semua orang.
100 pon = 50 kilogram.

Kalau menerima pemberitaan firman Tuhan yang ditambahkan (firman yang disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, dan filsafat-filsafat kosong), tujuh malapetaka ini akan menimpa mereka.

Biarlah lewat apa yang sudah kita terima dan dengar, kita semakin takut Tuhan, berarti membenci kejahatan; tidak lagi egosentris terhadap diri sendiri, tidak egois terhadap orang-orang di sekitar kita / keluarga kita yang belum menerima pengajaran mempelai dalam terangnya tabernakel.

Sekarang, kita kembali memperhatikan Yesaya 56.
Yesaya 56: 9-10
(56:9) Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan, datanglah untuk makan!
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

Umat Allah, sebagai kawanan domba Allah menjadi santapan bagi binatang buas, karena yang mengawal adalah pemimpin-pemimpin buta, merekalah pengawal-pengawal yang mendatangkan kesia-siaan.

Mari kita lihat; PENGAWAL-PENGAWAL BUTA.
Yesaya 42: 18-20
(42:18) Dengarkanlah, hai orang-orang tuli pandanglah dan lihatlah, hai orang-orang buta!
(42:19) Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN?
(42:20) Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar.

Yang dimaksud dengan buta; melihat banyak perkara, keajaiban-keajaiban yang sudah Tuhan nyatakan tetapi tidak memperhatikannya.
Bukankah Tuhan menyatakan keajaiban kasih-Nya di atas kayu salib? tetapi sekalipun punya mata, tidak memperhatikannya, itulah yang disebut orang buta.
Tuhan sudah melangsungkan pekerjaan yang besar dan rancangan-rancangan yang begitu dalam sekali di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, tetapi karena buta, ibadah pelayanan tidak diperhatikan.

Saya tambahkan; kalau buta selalu diikuti dengan tuli.
Tuli, artinya; punya telinga tetapi tidak mendengar = tidak mau mendengar nasihat firman Tuhan = tidak mau menghargai nasihat firman Tuhan.

Kita kaitkan dengan kisah; KETIKA YESUS MENYEMBUHKAN ORANG BUTA, dalam injil Yohanes 9.
Yohanes 9: 1
(9:1) Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.

Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang buta sejak lahirnya.

Yohanes 9: 10-11, 13-15
(9:10) Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?"
(9:11) Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat."
(9:13) Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi.
(9:14) Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat.
(9:15) Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat."

Tuhan sudah menyatakan perbuatan-Nya yang besar dan rancangan-Nya yang begitu dalam terhadap orang yang buta sejak lahirnya, karena orang buta itu kembali melihat (dimelekkan).
Kemudian, orang buta ini pun menceritakan pekerjaan-pekerjaan yang besar dari Allah, sekaligus menyaksikan betapa rancangan-rancangan Allah sedang berlangsung dalam hidupnya.

Sekarang kita perhatikan: REAKSI ORANG-ORANG FARISI, SEBAGAI PEMIMPIN-PEMIMPIN BUTA.
Yohanes 9: 16
(9:16) Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka.

Orang-orang Farisi yang disebut pemimpin-pemimpin buta, telah melihat perkara-perkara yang besar / melihat keajaiban kasih Allah, di mana orang buta tersebut dapat melihat (dimelekkan), tetapi sekalipun demikian mereka justru mengatakan, bahwa:
-      Yesus tidak datang dari Allah,
-      Yesus adalah orang berdosa,
-      dan Yesus tidak menghargai hari Sabat.
Inilah yang disebut melihat tetapi tidak memperhatikan karya Allah yang besar di atas joljuta.
Ini bisa saja berlangsung / terjadi di dalam kehidupan gereja Tuhan, di masa sekarang.

SEDIKIT KESAKSIAN.
Di awal-awal pelayanan di kota Serang, Cilegon dan sekitarnya, Tuhan banyak menyembuhkan orang-orang yang sakit dan melepaskan orang-orang yang kerasukan setan, berarti Tuhan sudah menyatakan keajaiban kasih-Nya, tetapi sekalipun mereka melihat, namun tidak memperhatikan.
Saya mengatakan ini, bukan karena sakit hati atau pun benci, tetapi kenyataannya, mereka hanya mau disembuhkan saja, tetapi tidak mau menerima pengajaran mempelai yang jauh lebih besar dari pada hanya menerima kesembuhan secara lahiriah.

Kembali saya katakan: ORANG YANG BUTA (MELIHAT TETAPI TIDAK MEMPERHATIKAN), SELALU DIIKUTI DENGAN TULI / TIDAK MENDENGAR.
Sebab orang buta yang disembuhkan itu, telah bersaksi (menceritakan semuanya) kepada orang-orang Farisi, namun sekalipun orang-orang Farisi punya telinga, tetapi tidak mendengar = tuli.
Itu sebabnya saya katakan; orang buta selalu diikuti dengan tuli = punya telinga tetapi tidak mendengar; sekalipun terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, ia tidak memperhatikannya dan tidak mau mendengar.

Pemimpin-pemimpin buta menerima julukan dari Tuhan.
Yesaya 56: 10-11
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

1.    JULUKAN YANG PERTAMA: ANJING-ANJING BISU.
Berarti; tidak tahu menyalak, arti rohaninya membiarkan umat Allah, sebagai kawanan domba Allah, tetap dalam dosanya, tidak berani menegor, tidak mengoreksi, sebab ia takut jemaat itu pergi.
Saya mengasihi sidang jemaat, berarti; firman yang saya sampaikan tidak dikurangkan dan tidak ditambahkan, sebab saya tidak mau disebut anjing-anjing bisu yang tidak tahu menyalak.
Sebab firman pengajaran ini adalah firman kasih karunia; kalau dia mau dikoreksi oleh pedang yang tajam, sampai terlihat dosa-dosanya dan ia tetap bertahan, itu adalah kasih karunia.

CIRI-CIRI ANJING-ANJING BISU DI TENGAH-TENGAH IBADAH PELAYANAN:
-      mereka suka berbaring,
-      suka melamun,
-      suka tidur saja
Kesimpulannya: anjing-anjing bisu adalah PEMALAS.
Kalau dia tidak malas, dia pasti memperhatikan sidang jemaat satu per satu, tetapi karena dia anjing bisu, dia malas memperhatikan umat Allah, sebagai kawanan domba Allah.

2.    Julukan yang kedua; ANJING-ANJING PELAHAP.
= tidak tahu kenyang.

PERBANDINGANNYA.
Yudas 1: 12
(1:12) Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.

Kalau disebut pelahap tidak tahu kenyang, adalah orang yang mementingkan diri sendiri, tidak peduli dengan kawanan domba, sehingga mereka disebut;
-      BAGAIKAN AWAN YANG TAK BERAIR.
Artinya; dalam setiap pemberitaan firman Tuhan, tidak sanggup membasahi setiap hati = di tengah-tengah ibadah pelayanan tidak diurapi Tuhan.
Tetapi kalau pemberitaan firman Tuhan disertai pengurapan, maka setiap yang mendengar, hatinya dibasahi = diteguhkan.
-      BAGAIKAN POHON-POHON DALAM MUSIM GUGUR TIDAK MENGHASILKAN BUAH.
Anjing-anjing pelahap tidak menghasilkan buah, seperti ranting yang kering, yang tidak melekat pada pokok anggur = tanpa persekutuan dengan Kristus. Sebaliknya, kalau ranting melekat pada pokok anggur, ranting itu akan menghasilkan buah.
Tetapi anjing pelahap tidak dapat menghasilkan buah, justru iman mereka gugur.
Saudaraku, perhatikanlah firman Tuhan dengan baik, jangan diabaikan begitu saja, sebab kalau iman seseorang gugur, akan mengalami kerugian yang besar, sebab kita telah banyak berkorban di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, dimulai dari waktu, tenaga, pikiran, keuangan dan lain sebagainya.

Bandingkan dengan Yesaya.
Yesaya 56: 11
(56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

Mereka hanya mementingkan diri sendiri, mereka hanya mengejar laba, mencari upah di tengah-tengah ibadah pelayanan.

Supaya itu semua terlepas, mari kita datang kepada Tuhan untuk digembalakan oleh Tuhan.
Jalan keluarnya.
Yohanes 9: 3
(9:3) Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

Bukan ibunya dan bukan orang buta itu yang salah, tetapi Tuhan mau menyatakan pekerjaan-pekerjaan Allah yang besar.
Tuhan mau menyatakan keajaiban kasih Allah dalam kehidupan orang buta, supaya manusia melihat kemuliaan Allah dalam orang buta itu.

Kalau malam hari ini kita mungkin dalam kelemahan (dalam keadaan buta / hidup dalam kegelapan dosa), biarlah kita datang kepada Tuhan untuk merasakan keajaiban kasih Allah, sehingga kita melihat kemuliaan Allah dalam kehidupan kita masing-masing, baik dalam nikah rumah tangga kita, baik dalam ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.

Yohanes 9: 5
(9:5) Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."

Selama Yesus ada di dunia, Yesus adalah terang dunia.
Saat ini, Yesus ada di dalam Kerajaan Sorga, apakah terang dunia ini tidak ada?
Yesus tetap terang dunia, menerangi seisi bumi, sebab Yesus sudah menyatakan pekerjaan-pekerjaan yang besar di atas kayu salib, di bukit joljuta.

Bukti bahwa Yesus adalah terang dunia.
BUKTI YANG PERTAMA.
Yohanes 9: 6
(9:6) Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi

YESUS MELUDAH KE TANAH, kemudian mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi.
Artinya; menyadari segala kenajisan-kenajisan dan menyadari diri hina bagaikan debu tanah, karena segala dosa kejahatan.
-      Ludah adalah gambaran dari dosa kenajisan, sebab apa yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan.
-      Tanah (debu) -> kehidupan yang hina karena dosa.

Sekarang kita bandingkan dengan pernyataan Yesus pada ...
Yohanes 9: 39-41
(9:39) Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."
(9:40) Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?"
(9:41) Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."

Kalau kita tidak menyadari segala kenajisan dan tidak menyadari diri sebagai manusia yang hina bagaikan debu tanah karena segala dosa kejahatan, maka ia adalah orang buta walaupun melihat = tidak dapat melihat kekurangan-kekurangan, seperti orang-orang Farisi.

Bagaimana dengan kita sekarang, bukankah kita adalah orang yang berdosa, berada dalam lumpur dosa?
Apakah saudara mau melihat kemuliaan Allah? Kalau mau melihat kemuliaan Allah, kita / masing-masing menyadari segala kenajisan, menyadari diri sebagai manusia yang hina, bagaikan debu tanah karena dosa.
Oleh sebab itu, kalau ditegor, dinasihati, dikoreksi oleh firman Tuhan, segera saja mengakuinya, itu tandanya bahwa kita menyadari segala kelamahan-kelemahan / kekurangan-kekurangan kita.

BUKTI YANG KEDUA.
Yohanes 9: 7
(9:7) dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

MEMBASUH DIRI DALAM KOLAM SILOAM.
Artinya; menerima air firman Tuhan dari seorang utusan / seorang gembala sidang sampai hati nurani yang jahat (manusia bagian dalam) dan perbuatan-perbuatan yang terlihat (manusia bagian luar) juga dibasuh oleh air firman Tuhan, sehingga dengan demikian, kita disembuhkan dari kebutaan, berarti dapat melihat kemuliaan Allah, lewat keajaiban kasih-Nya yang telah dinyatakan di atas kayu salib di bukit Joljuta.

Mulai malam ini, mari kita menyadari segala kenajisan dan menyadari bahwa kita adalah orang yang paling hina karena dosa, kemudian datanglah kepada Tuhan, terimalah firman Tuhan untuk membasuh segala dosa kejahatan kita, maka kita akan melek / melihat, terlepas dari kebutaan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

2 comments:

  1. Saudara perlu memperhatikan; kalau sidang jemaat (sebagai kawanan domba Allah) menerima dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia, berarti ia sedang diterkam oleh binatang buas.

    - Menerima dongeng-dongeng Yahudi = menerima dongeng nenek-nenek tua.

    - Menerima hukum-hukum manusia = menerima filsafat-filsafat kosong.
    Inilah yang disebut firman Tuhan yang ditambahkan = MENERIMA AJARAN YANG TIDAK SEHAT.

    mohon maaf bpk pendeta, dg tidak mengurangi rasa hormat, konteks "dongeng2 nenek2 tua" pada surat Paulus utk Titus:

    - melarang orang kawin, melarang orang makan makanan tertentu/makanan yg dipersembahkan berhala-

    pada kenyataannya Titus ditugaskan ke Kreta utk meneruskan pelayanan Paulus utk mendidik orng2 kreta menjadi dewasa dlm Kristus. Tantangan Paulus dlm pelayanannya adlh menghadapi byk manusia2 di Kreta dan Yahudi maupun non Yahudi yang masih BERPEGANG mitos/cerita2 leluhur maupun perintah2 leluhur mereka, meskipun mengaku sudah menerima Kristus.

    kotbah bapak yang mengkaitkan surat Titus dan kitab wahyu adalah pemerkosaan makna pada Alkitab dg maksud menakuti Jemaat saja, karena sesungguhnya orang kreta tidak MENAMBAHKAN MAKNA ajaran Paulus, namun orng kreta dlm keadaan "hidup di dua dunia" ,,,pengajaran Yess, cerita leluhur Oke,, itulah fakta yg tertulis dlm surat Titus.

    mohon jgn MENAFSIRKAN ayat2 keluar konteks sbg pendukung kotbah anda, kasihan jemaat menjadi takut, pdhal mereka sudah ditebus oleh darah Yesus.

    MENAFSIRKAN ayat2 memang penyakit kronis teolog2 akhir zaman,,pahami alkitab dan jangan menafsirkan!

    Contoh parah Menafsirkan ayat alkitab:

    Yesus MELUDAH = dosa kenajisan

    atas dasar ayat alkitab dimanakah bapak pendeta menemukan bahwa Yesus sedang mengeluarkan kenajisan?

    mengajarkan sesuatu yg TIDak tertulis di Alkitab adlh membual.

    masih byk kotbah2 bapak yg memperkosa ayat2 alkitab, dan bagi jemaat, mohon MENGUJI pengajaran yg dtng kepadamu, dan peganglah seauatu yg baik.

    TUHAN MEMBERKATI.

    ReplyDelete
  2. jika ingin menyangkal argumen saya, silahkan email saya ke:

    indonesian.doctrinal.watch@gmail.com

    jika tidak ada konfirmasi email, maka sy akan melakukan apologetika thd ajaran bapak dlm sebuah blog, supaya semua umat MAMPU MENILAI apakah ajaran bapak sudah sesuai standar kebenaran, yaitu ALKITAB

    ReplyDelete