IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 19 SEPTEMBER 2020
STUDY YUSUF
(Seri: 209)
Subtema: FIRMAN DI HATI = MEJA ROTI SAJIAN
Shalom.
Selamat malam. Salam sejatera, salam di dalam kasih-Nya,
TUHAN kita, Yesus Kristus, yang sudah melayakkan kita untuk berada di hadirat
TUHAN lewat Ibadah Pemuda Remaja malam hari ini.
Saya juga tentu tidak lupa menyapa saudara-saudara yang
terkasih, anak-anak TUHAN, umat TUHAN, teramat lebih pemuda remaja yang sedang
mengikuti pemberitaan Firman TUHAN via online lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, mari kita
mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya kita boleh mendapatkan pembukaan Firman
TUHAN malam ini bagi kita sekaliannya; di atas segalanya, nama TUHAN
dipermuliakan.
Kita kembali memperhatikan STUDY YUSUF sebagai Firman
Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik
atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima
dari hasil tanah Mesir.
Untuk membantu pekerjaan Yusuf di dalam hal mengumpulkan
gandum, maka Yusuf sendiri mengangkat penilik-penilik, serta menempatkan
penilik-penilik itu di tiap-tiap posnya di seluruh negeri Mesir. Selanjutnya,
adapun tugas dari penilik-penilik tersebut
dalam tujuh tahun kelimpahan itu ialah: akan memungut 1/5 (seperlima)
gandum dari hasil tanah di Mesir.
Jadi, tugas dari penilik-penilik yang akan ditempatkan di
tiap-tiap posnya di seluruh tanah Mesir adalah untuk memungut 1/5 (seperlima)
gandum dari hasil tanah di Mesir dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan tersebut.
Menurut peta zaman, sekarang ini adalah 2000 tahun yang
ketiga, disebut juga zaman Allah Roh-El Kudus.
-
2000 (dua ribu) yang
pertama adalah zaman Allah Bapa.
-
2000 (dua ribu) yang
kedua adalah zaman Allah Anak.
-
2000 (dua ribu) yang
ketiga adalah zaman Roh-El Kudus, atau disebut Yobel yang ketiga. Yobel yang
ketiga ini merupakan zaman kemurahan bagi kita semua.
Jadi, pada zaman kemurahan ini, kita harus dengan
sungguh-sungguh menghargainya, sehingga dalam zaman kemurahan ini kita diberi
kesempatan untuk mengumpulkan pembukaan firman sebanyak-banyaknya, mengumpulkan
kelimpahan pembukaan firman selagi masih ada kesempatan, dan kesempatan yang
kita alami saat ini, itu merupakan kemurahan hati TUHAN.
Tadi kita sudah melihat: Gandum yang dipungut dari hasil
tanah selama tujuh tahun kelimpahan adalah 1/5 (seperlima).
1/5 (seperlima), sama dengan;
-
Dalam bentuk desimal (persepuluhan),
berarti 0,2 (nol koma dua).
-
Dalam bentuk pecahan,
berarti 2/10 (dua persepuluh).
Jadi, 1/5 (seperlima) = 2/10 (dua persepuluh). Kemudian,
berbicara tentang 2/10 (DUA PERSEPULUH), tentu saja mengingatkan kita dengan
Meja Roti Sajian, atau ada juga yang mengatakan Meja Roti Pertunjukkan.
Perkara ini kita langsung perhatikan Imamat 24.
Imamat 24:5-6
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas
roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh
efa; (24:6) engkau harus mengaturnya
menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas
murni itu, di hadapan TUHAN.
12 (dua belas) ketul roti diatur menjadi 2 (dua) tumpuk,
masing-masing terdiri dari 6 (enam) ketul roti. Kemudian, setiap satu ketul
roti bundar harus dibuat dari 2/10 (dua persepuluh) efa -- berarti sama dengan
1/5 (seperlima) --; semuanya itu diatur dengan rapi di atas meja dari emas
murni di hadapan TUHAN.
Singkatnya: Meja roti sajian terdiri dari dua bagian:
Bagian Pertama: Dua tumpuk roti, yang
masing-masing terdiri dari 6 (enam) ketul roti à Firman Allah.
Bagian Kedua: Meja à Manusia, di mana
hatinya mendapat kesempatan menjadi
tempat dari Firman Allah; manusia dan hatinya menjadi tempatnya Firman
Allah.
Biarlah kiranya kita membuka hati kita selebar-lebarnya
terhadap pembukaan Firman TUHAN, sebagaimana permintaan dari pada Rasul Paulus
kepada jemaat di Korintus, supaya kehidupan kita ini tidak menjadi pasangan
yang tidak seimbang oleh karena noda kekafiran.
2 Korintus 6:11-16
(6:11) Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati
kami terbuka lebar-lebar bagi kamu. (6:12)
Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya
tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu. (6:13) Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti
kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya! (6:14) Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak
seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah
terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang
dapat bersatu dengan gelap? (6:15)
Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah
bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
(6:16) Apakah hubungan bait Allah
dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut
firman Allah ini: "Aku akan diam
bersama-sama dengan mereka dan hidup di
tengah-tengah mereka, dan Aku akan
menjadi Allah mereka, dan mereka akan
menjadi umat-Ku.
Rasul Paulus berkata: Hati kami terbuka
lebar-lebar bagi kamu di tengah
pemberitaan Injil kepada sidang jemaat di Korintus. Tetapi sayangnya, hati
jemaat di Korintus ini tidak terbuka untuk Paulus dan pemberitaan Injilnya.
Maka, supaya terjadi hubungan timbal balik (take and give), sebagai hamba TUHAN
yang sudah menerima jabatan gembala -- disebut juga ibu, sementara sidang
jemaat disebut anak rohani --, Rasul Paulus meminta supaya sidang jemaat di
Korintus tersebut membuka hati lebar-lebar untuk Rasul Paulus dan pemberitaan
Injilnya. Tujuannya adalah supaya jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang
dengan orang-orang percaya, karena itu merupakan noda kekafiran.
Contoh pasangan yang tidak seimbang (noda kekafiran),
antara lain:
1. Kebenaran dan kedurhakaan.
2. Terang dan gelap.
3. Kristus dan Belial.
4. Orang-orang tak percaya dan orang-orang tidak percaya.
5. Bait Allah dan berhala.
Singkatnya: Kalau kita membuka hati lebar-lebar untuk
pembukaan firman, maka kita menjadi rumah TUHAN, menjadi Tabernakel, tempat
Allah berdiam.
Lebih spesifik di dalam Injil Yohanes 1.
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Masih dalam bentuk logos atau huruf-huruf yang tertulis yang pernah
ditulis pada dua loh batu dan yang pernah juga ditulis pada setiap
lembaran-lembaran gulungan kitab yang ditulis pada bagian dalam dan bagian
luarnya.
Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi
manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. Diam di antara kita, sama artinya; Allah bertabernakel.
Kalau Allah bertabernakel, maka anak-anak TUHAN, hidup
gereja TUHAN akan melihat kemuliaan Allah. Yakni: penuh kasih karunia
dan kebenaran; itulah tanda kemuliaan Allah bagi kita semua.
Yohanes 1:16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita
semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; (1:17) sebab hukum Taurat diberikan
oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus
Kristus.
Oleh karena kepenuhan-Nya, kita menerima kasih karunia
demi kasih karunia. Jadi, dari kasih karunia yang satu kita dibawa kepada kasih
karunia yang lain sampai seterusnya, sampai sempurna. Biarlah kehidupan kita
ini menjadi rumah TUHAN, tempat Allah berdiam, sehingga kehidupan penuh dengan
kemuliaan Allah, apa tandanya? Penuh kasih karunia dan kebenaran.
Sementara, kalau gereja TUHAN hatinya tertutup terhadap
pembukaan Firman TUHAN, maka orang yang semacam ini akan menjadi pasangan yang
tidak seimbang dengan noda kekafiran. Pendeknya, tanda kemuliaan Allah (kasih
karunia dan kebenaran).
Kita kembali lagi membaca Imamat 24:5-6.
Imamat 24:5-6
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas
roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua
persepuluh efa; (24:6) engkau
harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja
dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.
Kembali saya sampaikan; Meja Roti Sajian terdiri dari dua
bagian:
1. Dua tumpuk roti à Firman Allah.
2. Meja à Manusia dengan hatinya yang terbuka untuk pembukaan
Firman TUHAN.
Amsal 3:1,3
(3:1) Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu
memelihara perintahku, (3:3)
Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada
lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
Berkat dari hikmat atau berkat dari pembukaan firman
ialah anak-anak TUHAN atau pemuda remaja jangan melupakan ajaran TUHAN. Untuk
mensiasatinya, maka hati kita harus digunakan untuk pemeliharaan Firman TUHAN,
sama artinya; Firman Allah telah dituliskan dalam loh hati kita masing-masing.
Amsal 7:1-3
(7:1) Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku
dalam hatimu. (7:2) Berpeganglah
pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji
matamu. (7:3) Tambatkanlah
semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu.
Jika Firman Allah ditulis pada loh hati, mendapat tempat
di hati kita masing-masing = membuka hati, memberi kesempatan kepada firman
untuk mendapat tempat dalam hati.
Jika Firman Allah ditulis pada loh hati, itu adalah
tanda;
1. Berpegang pada perintah Allah.
2. Menyimpan perintah Allah.
3. Tertambat pada sepuluh jari.
Hasilnya;
1. Terpelihara bagaikan biji mata.
2. Mengalami kebahagiaan seperti kebahagiaan dari 10 (sepuluh) ucapan bahagia
di atas bukit.
3. Menjadi penurut.
Itulah hasilnya kalau kita membuka hati pada Firman Allah
selebar-lebarnya, dengan demikian firman itu mendapat kesempatan
selebar-lebarnya di dalam hati kita maisng-masing.
2 Korintus 3:3
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang
ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh
dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh
daging, yaitu di dalam hati manusia.
Jika Firman Allah itu dimeteraikan oleh Roh Kudus pada
loh daging, ditukik pada hati manusia, disebutlah itu dengan;
1. Surat Kristus, surat pujian yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap
orang.
2. Surat terbuka atau menjadi kesaksian yang besar, menjadi contoh atau
teladan di mana pun berada.
Perlu untuk diketahui: Jika firman Allah benar-benar
tersimpan di dalam hati, dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, maka
hati manusia akan terhubung langsung dengan dua perkara, YANG PERTAMA: Terhubung
dengan AKAL BUDI atau PIKIRAN MANUSIA.
Ibrani 8:10
(8:10) "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah
waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku
dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka
Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Ketika firman itu tersimpan di dalam hati, langsung
terhubung dengan akal budi atau pikiran manusia, dengan lain kata; TUHAN sudah
menaruh firman Allah dalam akal budi atau pikiran manusia.
TUJUANNYA:
Ibrani 8:11-12
(8:11) Dan mereka tidak akan mengajar lagi
sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan!
Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. (8:12) Sebab Aku akan menaruh belas
kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa
mereka."
“Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya ...”
-
Orang yang sudah
selesai makan tidak perlu lagi diajar: Cuci piringmu.
-
Orang yang selesai
minum tidak perlu lagi diajar: Cuci gelasmu.
-
Orang yang tinggal di
rumahnya tidak perlu lagi diajar: Sapu rumahmu.
-
Orang yang meniduri
tempat tidurnya tidak perlu harus diajarkan: Rapikan tempat tidurmu.
-
Orang yang memakai
pakaian tidak perlu diajar: Cuci bajumu.
-
Orang yang
dipercayakan pekerjaan tidak perlu diajar lagi: Ayo, rajin bekerja.
Tidak perlu lagi diajar seperti itu.
Ketika Firman TUHAN ditaruh pada akal budi dan
pengertian, tujuannya adalah untuk mengenal TUHAN dengan benar. Orang yang
mengenal TUHAN tidak perlu diajar dengan apa yang saya sampaikan di atas tadi,
tidak perlu diajar lagi.
Sekarang pertanyaannya: SIAPAKAH TUHAN YANG KITA KENAL
ITU?
TUHAN yang kita kenal itu ialah, Yang Pertama: TUHAN
yang senantiasa menaruh belas kasihan.
Belas kasihan berarti kemurahan, atau sama dengan kasih
karunia. Contoh: Yang tidak layak menjadi layak.
Kita ini hidup karena kemurahan TUHAN. Kemudian, kita
menikmati kasih Allah yang besar, itu karena kemurahan; diizinkan untuk berada
di tengah ibadah dan pelayanan, itu karena kemurahan; diberi kesempatan untuk
melayani pekerjaan TUHAN, itu adalalah kemurahan. Pendeknya, yang tidak layak
menjadi layak, itulah TUHAN yang kita kenal.
TUHAN yang kita kenal itu ialah, Yang Kedua: TUHAN
yang tidak mengingat dosa atau disebut Maha Pengampun.
Kita akan mengenal TUHAN; Ialah TUHAN yang tidak
mengingat dosa atau Maha Pengampun.
Bayangkan, andaikata firman itu tidak mendapat tempat di
dalam hati ktia, kita ini hanyalah orang yang bodoh, tidak mengerti apa-apa,
dan tidak mengenal TUHAN yang sesungguhnya, selain tuhan-tuhan kecil di bumi
ini. Tuhan-tuhan kecil di bumi ini tidak mengerti keberadaan kita, Tuhan-tuhan
kecil di bumi ini tidak dapat mengampuni
dosa dan tidak dapat menyucikan dosa kita, karena tuhan-tuhan kecil di bumi ini
tidak mempunyai darah untuk mengampuni dosa kita.
Kalau anak-anak TUHAN meninggalkan ibadah karena
pekerjaan, karena bisnis, karena uang, itulah yang disebut tuhan-tuhan kecil di
bumi. TUHAN-tuhan kecil tersebut tidak mempunyai belas kasihan, tidak memberi
kemurahan bagi kita, tidak dapat mengampuni dosa kita, justru tuhan-tuhan kecil
di bumi -- seperti yang saya sebut di atas -- bisa menjerumuskan kehidupan
kita, serta memisahkan kehidupan kita jauh dari TUHAN.
Tetapi puji TUHAN, kalau firman mendapat tempat di dalam
hati kita, maka kita akan mengenal TUHAN; yang penuh belas kasihan, TUHAN yang
mengampuni dosa kehidupan kita masing-masing.
Lebih jauh kita akan melihat Ibrani 10:16.
Ibrani 10:16-17
(10:16) sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan
dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh
hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, (10:17) dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan
mereka."
Jikalau firman Allah ditulis dalam akal budi, selain
mengenal TUHAN, maka kita akan mengenal diri sendiri = menyadari diri sebagai
orang yang berdosa, tidak lebih tidak kurang. Jadi, sekali lagi saya tandaskan;
kalau firman itu mendapat tempat dalam pikiran kita, maka selain mengenali
TUHAN, kita juga mengenali diri sendiri, menyadari diri sebagaimana yang
dikatakan di sini: menyadari diri sebagai
orang yang berdosa, menyadari diri sebagai orang yang banyak melakukan
kesalahan.
Pendeknya, jika firman itu ditulis atau ditaruh pada akal
budi, tujuannya adalah untuk;
1. Mengenal TUHAN dengan benar; TUHAN yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun,
penuh belas kasihan.
2. Mengenali dan menyadari diri sebagai makhluk yang lemah dan yang ditandai
dengan banyak kekurangan.
Kalau kita sudah mengenali diri, menyadari diri, sebagai
orang yang lemah dan banyak kekurangan, maka kita tidak pantas untuk
menyombongkan diri, bukan?
DAMPAK POSITIF mengenal TUHAN dan mengenali diri sendiri
(menyadari diri) ialah mengenal Iblis dengan segala siasatnya yang licik,
sehingga tidak dapat diperdaya oleh Iblis atau Setan dengan segala siasatnya
yang licik itu.
Inilah keuntungan kalau kita mengenal TUHAN dengan benar,
juga mengenali diri sendiri (menyadari diri), maka otomatis kita juga mengenal
Iblis dengan segala siasatnya yang licik itu, sehingga kita tidak dapat
terperdaya oleh Iblis atau Setan dengan siasatnya yang licik itu seperti ular
memperdayakan Adam dan Hawa dengan segala kelicikannya di taman Eden.
Siasat dari Iblis Setan dengan segala kelicikannya sudah
memperdaya manusia pertama di taman Eden. Kemudian, Iblis atau Setan yang sama
juga ingin juga berusaha memperdayakan Adam yang terakhir, itulah TUHAN Yesus
Kristus, dan itu ditulis langsung di dalam Injil Matius 4, di mana
sesudah Yesus dibaptis air, lalu Dia keluar dari air, maka Ia segera penuh
dengan Roh Kudus; lalu Roh itu membawa Dia ke padang gurun, di sanalah Dia
dicobai oleh Iblis atau Setan.
Jadi, Adam yang pertama telah diperdaya oleh Iblis atau
Setan dengan segala siasatnya, dengan segala kelicikannya, sehingga Adam dan
Hawa dapat diperdaya. Kemudian, ular yang sama, Iblis yang sama, berusaha juga
ingin memperdayakan Adam yang terakhir di padang gurun.
Namun, waktu Yesus dicobai, Yesus berkemenangan, karena
Yesus adalah Firman Allah yang tertulis di dalam Kitab Suci. Biarlah Firman itu
dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, ditukik di hati kita
masing-masing supaya kita dapat mengenali Iblis atau Satan dengan segala
siasat-siasatnya yang begitu licik, sehingga kita tidak dapat diperdaya,
seperti Adam yang terakhir dapat menghadapi cobaan-cobaan dari Iblis atau Satan
dengan segala kelicikannya.
Bayangkan, kelicikan dari pada Iblis atau Satan dalam Injil
Matius 4:1-10, ada tiga:
YANG PERTAMA: Batu menjadi roti. Tetapi
Yesus berkata: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah -- itulah Firman Allah --.”
YANG KEDUA: Kemudian, Iblis juga berusaha menjatuhkan
Yesus dari bubungan Bait Allah, dengan alasan malaikat akan menatang
sehingga kaki-Nya tidak terantuk. Tetapi Yesus berkata: “Ada pula tertulis:
Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
Jangan kita mencobai TUHAN Allah, tetapi biarlah kita
berpegang teguh pada firman yang tertulis di dalam Kitab Suci. Pertahankan
kesucian, jangan mencobai TUHAN, sebab manakala kita jatuh dalam dosa, siapapun
tidak bisa mengangkat dan menatang kita dari lembah kenistaan itu; malaikat
tidak akan mungkin bisa mengangkat kita jikalau kita jatuh, kecuali oleh darah
salib Kristus.
YANG KETIGA: Menyembah Iblis Setan dengan
siasatnya, yaitu menunjukkan kerajaan dan kemegahan dunia ini. Tetapi Yesus
berkata: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Perlu untuk diketahui; kalau manusia menyembah Setan,
manusia hanya melihat keindahan dunia, tetapi kalau manusia menyembah Allah
yang hidup, maka kita akan melihat keindahan dari Kerajaan Sorga. Maka, biarlah
firman itu dimeteraikan di dalam loh daging, ditukik dalam hati kita
masing-masing.
Perlu untuk diketahui: Jika firman Allah benar-benar
tersimpan di dalam hati, dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, maka
hati manusia akan terhubung langsung dengan dua perkara, YANG KEDUA: Terhubung dengan
MULUT dan PERBUATAN.
Ulangan 30:11-14
(30:11) "Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini,
tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh. (30:12) Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata:
Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya
kepada kita, supaya kita melakukannya? (30:13)
Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang
akan menyeberang ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan
memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya? (30:14) Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam
mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.
Firman yang kita terima pada malam ini tidak sukar dan
tidak jauh.
-
Tempatnya tidak di
langit = tidak jauh.
-
Tidak di seberang
laut tempatnya = tidak sukar.
Singkatnya: Dari hati yang percaya dan lewat akal budi
atau pengertian yang baik, kita akan mengucapkan Firman TUHAN = melakukan
firman. Sebab, apa yang keluar yang kita lakukan yang dilihat oleh mata
manusia, itu berasal dari dalam hati dan pengertian atau akal budi.
Roma 10:6-9
(10:6) Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: "Jangan katakan di
dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk membawa Yesus
turun, (10:7) atau: "Siapakah
akan turun ke jurang maut?", yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara
orang mati. (10:8) Tetapi apakah
katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di
dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan. (10:9) Sebab jika kamu mengaku dengan
mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Firman yang menjadi iman di dalam hati dan
pengertian pada akal budi, kalau kedua-duanya dilakukan dengan yakin, maka
hasilnya adalah terjadi keajaiban, yakni dibangkitkan dari antara orang mati,
berarti; selamat, maut telah dikalahkan.
Inilah meja roti sajian yang sesungguhnya.
Kita kembali membaca Imamat
24.
Imamat 24:5-6
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua
belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua
persepuluh efa; (24:6) engkau harus
mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni
itu, di hadapan TUHAN.
Dua belas ketul roti bundar diatur menjadi dua tumpuk,
masing-masing terdiri dari enam ketul roti bundar. Kemudian, adapun roti itu
berasal dari “tepung yang terbaik”; jelas itu menunjuk pribadi Yesus =
Allah yang menjadi manusia.
Yesus, itulah Allah yang menjadi manusia; inilah roti
yang menjadi jaminan untuk seluruh umat TUHAN, mulai dari hamba TUHAN dan
sidang jemaat yang dilayani.
Yohanes 6:31-32
(6:31) Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada
tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga." (6:32) Maka kata Yesus kepada mereka:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti
dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang
benar dari sorga.
Roti dari Allah yang turun dari sorga;
-
Zaman Israel disebut
manna.
-
Zaman sekarang,
itulah TUHAN Yesus Kristus yang menjadi manusia.
PROSES supaya menjadi roti hidup.
Yohanes 6:33-35
(6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang
memberi hidup kepada dunia." (6:34)
Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu
senantiasa." (6:35) Kata Yesus
kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia
tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus
lagi.
Roti dari Allah yang turun dari sorga itu terjadi lewat
sengsara salib; Ia telah menyerahnya nyawa-Nya atau hidup-Nya di atas kayu
salib, sehingga tubuh-Nya benar-benar makanan, darah-Nya benar-benar minuman,
sehingga Ia layak untuk berkata: “Barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia tidak akan haus lagi”.
Jadi, benar bahwa Yesus adalah roti hidup yang sudah
tersaji di atas meja roti sajian, di mana prosesnya adalah lewat sengsara
salib.
Musa tidak menyerahkan dirinya di atas kayu salib. Jadi,
Allah-lah yang memberikan roti hidup kepada umat Israel, itulah menurut hukum
perjanjian baru.
TENTANG: Tubuh-Nya benar-benar makanan.
Tujuannya ialah supaya manusia tidak mengalami kelaparan.
Mungkin, pemuda remaja belum pernah mengalami kelaparan
yang hebat. Sedikit kesaksian: Sebelum adanya penggembalaan GPT BETANIA Serang
dan Cilegon, saya sudah mengalami apa yang namanya lapar hebat; sering tidak
makan dan tidak minum, betul-betul mengalami kelaparan hebat. Bahkan dalam
keadaan lapar dan haus saya harus berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk
menjangkau jiwa-jiwa setiap hari. Sebetulnya tidak ada jiwa yang dijangkau,
tetapi saya harus keluar setiap hari, setiap hari harus jalan kaki berkilo-kilo
meter, bahkan bisa sampai 10 Km, tetapi itu pun belum tentu ada jiwa yang
dijangkau, tetapi itu harus saya lakukan, karena tidak mungkin saya tidur dan tidur
setiap hari.
Jadi, dalam keadaan lapar dan haus melayani TUHAN dengan
berjalan kaki, tidak ada uang, belum ada jemaat, belum ada persembahan.
Kalau seseorang mengalami kelaparan hebat, ini bisa
berakibat fatal jika ia hidup di luar TUHAN, ia pasti mengambil jalan pintas.
Oleh sebab itu, saya menghimbau supaya kita membuka hati selebar-lebarnya untuk
pembukaan firman. Biarlah di masa kelimpahan ini hati kita benar-benar menjadi
tempatnya firman. Jangan sampai kita mengalami kelaparan tanpa kita dibekali
oleh Firman Allah.
Amos 8:11-14
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan
ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan
kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan
mendengarkan firman TUHAN. (8:12)
Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke
timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya. (8:13) Pada hari itu akan rebah lesu anak-anak dara yang cantik dan
anak-anak teruna karena haus; (8:14) mereka yang bersumpah demi Asima, dewi Samaria dan yang berkata: Demi
allahmu yang hidup, hai Dan! serta: Demi dewa kekasihmu yang hidup, hai
Bersyeba! mereka itu akan rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi."
"Sesungguhnya,
waktu akan datang" Waktu akan datang, dan itu akan digenapi oleh Firman TUHAN, seperti
apa yang dinyatakan oleh Firman TUHAN. Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini; TUHAN akan mengirimkan kelaparan atas seluruh
negeri, bukan lapar akan makanan, bukan haus karena air, melainkan lapar haus
akan Firman TUHAN.
Akibatnya; banyak orang
mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari Utara ke Timur,
tujuannya; untuk mencari Firman TUHAN, tetapi mereka tidak mendapatkannya lagi.
Mereka yang lapar haus akan firman ialah teruna-teruna
dan anak-anak dara yang cantik-cantik, mereka akan rebah dan lesu, dan tidak
akan bangkit-bangkit lagi, sama artinya; binasa untuk selama-lamanya. Tetapi
sebelum mereka binasa, ada resiko yang terjadi, ketikan TUHAN mengirimkan
kelaparan dan kehausan atas negeri. RESIKO YANG TERJADI adalah;
Yang Pertama: Mengembara dari laut ke laut.
Kalau mengembara dari laut ke laut, maka yang dijumpainya adalah antikris dan
ajarannya, sesuai dengan Wahyu 13:1, di mana binatang yang keluar dari
dalam laut, itu jelas menunjuk kepada; antikris. Sementara roh yang dikuasa
oleh antikris adalah roh jual beli, sesuai dengan Wahyu 13:16-18. Jual
dan beli = dagang. Tujuan orang berdagang, tidak lain tidak bukan adalah untuk
mencari keuntungan. Inilah resiko kalau berada dalam keadaan kelaparan.
Yang Kedua: Menjelajah dari Utara ke Timur.
Kalau menjelajah dari Utara ke Timur, maka yang dijumpai adalah takhta dari
Iblis atau Setan, sesuai dengan Yesaya 14:12-13, di mana Lucifer
mendirikan takhtanya jauh di sebelah Utara. Ciri dari ajaran Setan adalah suka
menyombongkan diri, merasa diri hebat.
Inilah yang terjadi manakala TUHAN mengirimkan kelaparan
dan kehausan atas negeri. Tetapi puji TUHAN, kita sudah melihat tadi; Lewat
sengsara salib, Yesus telah menyerahkan diri-Nya sebagai roti hidup, supaya
kita tidak mengalami kelaparan.
Oleh sebab itu, pada zaman Allah Roh Kudus, zaman
kemurahan ini, mari kita menghargai kelimpahan dari pembukaan firman sampai
betul-betul mendapat tempat secara permanen di dalam hati kita masing-masing,
supaya kita tidak lagi mengalami kelaparan.
TENTANG: Darah-Nya benar-benar minuman.
Tujuannya adalah supaya kehidupan manusia tidak mengalami
kehausan.
CONTOH;
Yohanes 4:6-11
(4:6) Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena
itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. (4:7) Maka datanglah seorang perempuan
Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku
minum." (4:8) Sebab
murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. (4:9) Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan
Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab
orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) (4:10) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang
karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum!
niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air
hidup." (4:11) Kata perempuan
itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini
amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
Yesus adalah Allah menjadi manusia. Tanda bahwa Yesus
adalah manusia ialah Dia mengalami rasa letih juga mengalami rasa haus, seperti
yang dialami oleh setiap manusia.
Ketika Yesus berkata kepada perempuan Samaria: “Berilah Aku minum”, kemudian jawab
perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan
Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” Perempuan
Samaria mengatakan itu karena memang orang Yahudi tidak bergaul dengan orang
Samaria.
Lalu jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah -- pemberian sebagai kemurahan --. Dan siapakah Dia yang berkata
kepadamu: Berilah Aku minum!
niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air
hidup.” Lalu, setelah mendengar pernyataan itu, kata perempuan itu
kepada-Nya:
YANG PERTAMA: “Tuhan, Engkau tidak punya
timba” Artinya, perempuan Samaria ini sibuk
berbicara soal timba.
Di hari-hari terakhir ini, tidak sedikit anak-anak TUHAN,
orang Kristen yang sibuk berbicara soal timba. Timba ini adalah alat. Hamba
TUHAN juga adalah alat. Jadi, anak-anak TUHAN, orang Kristen, banyak juga sibuk
berbicara soal hamba TUHAN, tidak lagi berbicara soal kebenaran dari firman
TUHAN; sibuk melihat sosok dari hamba TUHAN, bukan sibuk melihat sosok Allah
lewat pembukaan Firman TUHAN. sebetulnya, hamba TUHAN hanyalah alat (timba)
saja; jangan kita sibuk membicarakan hamba TUHAN.
Tetapi karena perempuan Samaria ini belum mengenal TUHAN
dengan benar, sehingga sama seperti kehidupan Kekristenan di hari-hari terakhir
ini; ia sibuk melihat sosok hamba TUHAN. Seharusnya, kita sibuk melihat
pembukaan firman, tidak perlu sibuk melihat sosok hamba TUHAN; apakah dia
tinggi atau pendek, apakah dia kurus langsing atau gemuk, apakah dia buncit
atau gepeng, apakah dia ganteng atau jelek, apakah matanya biru atau tidak,
apakah dia mancung atau pesek, tidak perlu. Yang kita butuhkan dalam ibadah
adalah pembukaan firman, bukan hamba Tuhannya, sebab hamba Tuhan hanya alat.
YANG KEDUA: “Sumur ini amat dalam”
Dari perkataan ini, perempuan Samaria belum mengerti kedalaman isi hati TUHAN;
seolah-olah sumur Yakub lebih dalam dari kedalaman isi hati TUHAN.
Bayangkan, kalau orang Kristen sama seperti perempuan
Samaria, tidak mengenal kedalaman isi hati TUHAN, sangat disayangkan sekali.
Itu sebabnya, banyak orang Kristen sibuk hanya untuk mengurusi hal-hal yang
lahiriah; dia mengenali hasil ibadah hanyalah sebatas berkat-berkat jasmani
secara lahiriah, dia tidak mengenali isi hati TUHAN yang paling dalam.
Kemudian, perempuan Samaria itu juga berkata: “Dari manakah Engkau memperoleh air hidup
itu?”
Berarti, perempuan Samaria ini betul-betul belum mengerti
tentang karunia Allah, itulah pemberian-pemberian dari TUHAN sebagai tanda
kemurahan, belum mengenal pribadi Yesus Kristus, yang sesungguhnya Dia adalah
air hidup.
Di atas tadi Yesus berkata: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah: Berilah Aku minum!
niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air
hidup.” Tubuh Yesus benar-benar makanan dan darah Yesus benar-benar minuman
supaya kita tidak lapar dan haus lagi.
Kesimpulannya: Perempuan Samaria ini benar-benar
mengalami kehausan.
Yohanes 4:12
(4:12) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan
sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta
anak-anaknya dan ternaknya?"
Kemudian, perempuan Samaria
ini berkata: “Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub?”
Kalau saya bertanya kepada pemuda remaja: “Siapa yang
lebih besar; Yesus, yang adalah Allah menjadi manusia, atau Yakub?” Tentu
jawabnya adalah Yesus, yang adalah Allah menjadi manusia.
Dari perkataan perempuan Samaria ini, maka semakin
terlihat kekeliruan yang sangat besar atau menonjol dari perempuan Samaria ini.
Demikian juga orang Kristen (anak-anak TUHAN) di hari-hari terakhir ini akan
semakin menonjol kekeliruannya kalau ia mengalami kehausan.
Tetapi kalau kita perhatikan Yohanes Pembaptis, dalam
pengakuannya: Biarlah Dia semakin besar,
aku semakin kecil. Biarlah TUHAN
semakin bertambah-tambah di dalam diri kita sehingga kehidupan manusia daging
kita semakin berkurang-kurang; itu artinya, Yohanes Pembaptis mengenal
Yesus secara pribadi.
Kita kembali membaca ayat 12.
Yohanes 4:12
(4:12) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang
memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia
serta anak-anaknya dan ternaknya?"
Kita akan melihat dari dua sisi, tergantung dari sisi
mana kita melihat, mana yang lebih besar; Allah yang menjadi manusia,
itulah pribadi Yesus, atau Yakub?
Kalau perempuan Samaria melihat Yakub lebih besar dari
Yesus.
- Kalau dia melihat
Yakub lebih besar, sebaliknya Yesus lebih kecil, berarti tidak bisa dipungkiri,
bahwa perempuan Samaria ini masih dikuasai dengan dosa kesombongan.
-
Tetapi kalau kita
melihat Yesus yang lebih besar dan melihat sumur Yakub -- gambaran dari
perkara-perkara dunia ini -- lebih kecil, menunjukkan bahwa dia adalah orang
yang rendah hati.
Orang yang rendah hati akan ditinggikan, berada di tempat
yang tinggi; ketika dia berada di tempat yang tinggi, otomatis melihat perkara
di bawah, perkara dunia (sumur Yakub) menjadi kecil. Sebaliknya, orang yang
sombong atau tinggi hati, Alkitab mengatakan: Tempatnya berada di tempat
yang rendah -- dunia ini (sumur Yakub) --. Lalu, kalau dia melihat
tempat yang tinggi, sama seperti melihat pesawat yang terbang tinggi akan
terlihat semakin kecil, maksudnya; melihat perkara di atas akan terasa kecil
bagi dia, bagi orang sombong.
Jadi, saya mengambil kesimpulan; Di dalam kehausan
dari perempuan Samaria ini, dia juga ditandai dengan kesombongan.
Dia melihat Yesus itu kecil, dan membesarkan sumur Yakub;
tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Kalau kita rendah hati, maka akan
melihat Yesus lebih besar, lebih tinggi, tetapi kalau seseorang dikuasai dengan
roh sombong, maka ia melihat Yesus dan segala perkara-perkara di atas (perkara
di rohani) akan terasa kecil, ibadah pelayanan akan terasa kecil. Itulah orang
yang sibuk dengan perkara dunia ini.
Inilah orang yang kehausan, yang ditandai dengan dosa
kesombongan.
Kita lanjut membaca ayat 13.
Yohanes 4:13
(4:13) Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus
lagi,
Lalu Yesus tegaskan: Barangsiapa minum dari sumur
Yakub, ia akan haus lagi. Barangsiapa mencari kepuasan dari dunia ini, dia
akan haus lagi karena dunia ini tidak akan memberi kepuasan. Jadi, dunia ini
sama dengan dunia orang mati yang tidak ada puas-puasnya, sama seperti si
lintah mempunyai dua anak perempuan: anak yang pertama namanya "Untukku!"
dan anak yang kedua namanya "Untukku!" Tidak ada
puas-puasnya, itulah manusia duniawi.
Yohanes 4:14
(4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan
haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya,
akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar
sampai kepada hidup yang kekal."
Selanjutnya, Yesus berkata: “Tetapi barangsiapa
minum air yang akan Kuberikan kepadanya ...” Barangsiapa minum dari air kehidupan, di mana
darah Yesus adalah benar-benar minuman, maka ia tidak akan haus untuk selama-lamanya, karena air kehidupan itu menjadi mata air di
dalam dirinya yang terus menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.
Setelah mendengarkan pernyataan itu, kita lihat reaksi
dari perempuan Samaria.
Yohanes 4:15
(4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu,
supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba
air."
Kata perempuan Samaria itu: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak
usah datang lagi ke sini untuk menimba air.”
Kalau hati dan pikiran kita sudah diluruskan, segera akui
kebenaran yang sejati; terima dan akui, jangan ditunda-tunda, jangan ditolak,
seperti perempuan Samaria ini. Apa yang sudah kita dengar, sudah kita terima,
jangan ditolak, jangan ditunda-tunda.
Yohanes 4:16
(4:16) Kata
Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke
sini."
Melihat ketulusan hatinya, maka Yesus kembali berkata: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke
sini.”
Syarat untuk menerima air kehidupan, Yesus berkata: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke
sini”, inilah syarat untuk minum air kehidupan. Kita akan melihat, apakah
perempuan Samaria ini memanggil suaminya?
Yohanes 4:17-18
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus
kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima
suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam
hal ini engkau berkata benar."
Tetapi perempuan Samaria ini berkata: “Aku tidak mempunyai suami.” Berarti, ada
kejujuran, ada ketulusan; ada pengakuan yang disertai dengan kejujuran dan
ketulusan hati.
Kalau firman yang sudah kita terima itu bekerja di dalam
hati kita, segera akui dengan segala ketulusan, dengan segala kejujuran. Jangan
suka menyembunyikan dosa. Jangan lari dari kenyataan, tetapi hadapi, akui
dengan jujur, akui dengan tulus, maka TUHAN Yesus berkata pada saat itu juga: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai
suami, sebab engkau sudah mempunyai lima laki-laki dan yang ada sekarang
padamu, itu bukanlah suamimu” Dengan kata lain, perempuan Samaria sudah
mengakui perzinahannya dengan lima laki-laki dan satu laki-laki. Itu adalah
pengakuan yang tulus dan jujur, sama artinya mengakui perzinahannya oleh karena
roh najis yang menguasainya.
Selanjutnya, Yesus berkata: “Dalam hal ini engkau berkata benar.” Kalau kita mengakui
firman TUHAN, maka firman TUHAN itu akan membenarkan kita.
Yohanes 4:19
(4:19) Kata perempuan itu kepada-Nya:
"Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
Singkatnya: Perempuan Samaria sudah tercelik, mata
rohaninya sudah tercelik, sehingga dia dapat melihat pribadi Yesus sebagai
seorang nabi. Tugas nabi adalah bernubuat, menyingkapkan segala rahasia yang
terkandung dalam hati.
Pendeknya: Setelah mata rohaninya tercelik, perempuan
Samaria melihat bahwa Yesus terlebih besar dari sumur Yakub.
Akhirnya, perempuan Samaria ini tidak lagi mencari
kepuasan kepada kenajisan dan tidak datang lagi menimba air ke sumur Yakub, dan
akhirnya dia meninggalkan tempayan yang lama, hidup yang lama dan menjadi suatu
kesaksian yang besar kepada orang Samaria di kota Samaria. Inilah kehidupan
yang sudah dipuaskan oleh air kehidupan.
Yohanes 7:37-39
(7:37) Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan
berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! (7:38) Barangsiapa percaya kepada-Ku,
seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir
aliran-aliran air hidup." (7:39)
Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya
kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
Hati kita sudah dipuaskan, kita sudah diberi minum dari
Roh-El Kudus, sehingga hati kita dipuaskan dengan berbagai-bagai karunia-
karunia dan juga jabatan- jabatan Roh-El Kudus di tengah-tengah ibadah
pelayanan ini.
Yohanes 7:40
(7:40) Beberapa
orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkataan itu,
berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang."
Kalau hati kita sudah dipuaskan dengan air kehidupan,
maka mata kita akan dicelikkan dan kita akan mengenal Dia sebagai seorang nabi.
Yohanes 7:41
(7:41) Yang lain
berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata:
"Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!
Kemudian, kita akan mengenal Dia sebagai Mesias.
Mesias, artinya; yang diurapi.
Ada 3 (tiga) pemimpin yang diurapi di dalam Alkitab;
1. Raja.
2. Imam-imam.
3. Nabi.
Inilah pemimpin, inilah kepala.
Namun, di lain pihak, ada juga orang yang berkata: “Bukan,
Mesias tidak datang dari Galilea!” Jadi, ada kontradiksi / pro dan kontra.
Tetapi kalau kita sudah dipuaskan oleh air kehidupan,
hati kita akan dicelikkan, sehingga kita melihat pribadi Yesus sebagai seorang
nabi dan sebagai seorang Kepala, pemimpin atas kehidupan kita masing-masing.
Malam ini, TUHAN Yesus Kristus, Dialah roti hidup,
sehingga kita tidak lapar dan tidak haus lagi. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment