Salam sejahtera di dalam kasih Yesus Kristus. Sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan, lewat media ini kami membagi - bagikan Firman Tuhan yaitu Firman Pengajaran yang benar yang rahasianya dibukakan.
Semoga menjadi berkat untuk kita semua. Tuhan Yesus Kristus memberkati.
Subtema:
KASIH KARUNIA DAN KEBENARAN DUDUK DI TAKHTA ALLAH
Shalom.
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita.
segala puji, segala hormat selayaknya kita naikkan hanya bagi Dia; Dialah Allah
sesembahan kita yang layak untuk diagungkan, ditinggikan, yang sudah
memelihara, membela dan melindungi kita sampai hari ini, termasuk memelihara
kehidupan kita dari Wabah Corona; kita bersyukur kepada TUHAN, tentu karena
darah salib Kristus.
Biarlah
kiranya kita patut bersyukur; lewat ibadah ini, kita terhubung langsung dengan
darah salib Kristus, lewat salib yang harus kita pikul di tengah ibadah ini,
sehingga oleh darah itu kita dipelihara, dilindungi, dibela; bukan saja dari
virus wabah Corona, tetapi kita dipelihara, dilindungi, dibela dari segala
perkara-perkara di mana hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, keadaan dunia
sudah semakin gelap karena dunia ini sudah diliputi oleh puncaknya dosa, itulah
dosa makan minum, yang memuncak sampai kepada dosa kawin mengawinkan.
Maka,
selanjutnya saya juga tidak lupa menyapa umat TUHAN, anak-anak TUHAN,
hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti live streaming video internet
Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, mari kita mohonkan
kemurahan hati TUHAN supaya kiranya TUHAN senantiasa membukakan firman-Nya
kepada kita malam ini untuk memimpin kehidupan kita sampai kepada kerohanian
yang tertinggi, kelak berada dalam kerajaan kekal, tanpa batas, suasana
penyembahan, suasana penyerahan diri sepenuhnya.
Kiranya
kita diberkati malam ini, sehingga ibadah ini tidak menjadi percuma.
Segera
kita memperhatikan STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah
Pendalaman Alkitab.
Rut
3:1
(3:1) Lalu
Naomi, mertuanya itu, berkata kepadanya: "Anakku, apakah tidak ada baiknya
jika aku mencari tempat perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia?
Intinya;
Naomi sedang berusaha mencari seorang suami bagi Rut, supaya menantunya itu
berbahagia. Sikap ini menunjukkan bahwasanya Naomi adalah seorang ibu yang
rohani, sebab ia memiliki pandangan tentang masa depan, yakni tentang
kebahagiaan dalam nikah yang rohani.
Ibu
Naomi adalah gambaran dari gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat, di mana
tugasnya ialah mengasuh dan merawati sidang jemaat sebagai anak-anak rohaninya.
Maka, seorang pemimpin sidang jemaat harus mengerti tentang sasaran akhir dari
ibadah pelayanan atau perjalanan rohani gereja TUHAN di atas muka bumi, yang
tidak lain tidak bukan ialah pesta nikah Anak Domba atau perjamuan malam
kawin Anak Domba. Itulah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas
muka bumi ini, yaitu pesta nikah Anak Domba.
Jadi,
seorang gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) harus mengerti sasaran akhir
dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini, yang tidak lain tidak bukan adalah
pesta nikah Anak Domba, supaya kita boleh mengalami kebahagiaan.
Wahyu
19:6-8
(19:6) Lalu aku
mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan
seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah
kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan
Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (19:8)
Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang
berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah
perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]
Sasaran
akhir perjalanan rohani yang sangat panjang dari gereja TUHAN di atas muka bumi
ini akan berakhir atau berujung pada satu titik yang sudah TUHAN tentukan,
yaitu perjamuan malam kawin Anak Domba atau pesta nikah Anak Domba.
Dalam
suasana pesta nikah Anak Domba;
-Yesus, Anak Domba Allah, tampil sebagai
Raja dan Mempelai Pria Sorga.
-Sedangkan gereja TUHAN yang sempurna
tampil sebagai mempelai wanita-Nya.
Wahyu
19:9
(19:9) Lalu ia
berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang
ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku:
"Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
“Berbahagialah
mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.” Jadi, sudah sangat
jelas, bahwa; kebahagiaan akan dialami oleh gereja TUHAN yang sempurna atau
sidang mempelai TUHAN dalam pesta nikah Anak Domba.
Kebahagiaan
itu akan terjadi, kalau gereja TUHAN masuk dalam pesta nikah Anak Domba,
sehingga tanpa ragu saya mengatakan, bahwa; sasaran akhir dari setiap
ibadah-ibadah di bumi ini bukanlah berkat-berkat secara lahiriah dan bukan soal
mujizat-mujizat atau tanda-tanda heran semata.
Sebenarnya,
kalau kita mencari Kerajaan Sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya, maka
secara otomatis semuanya itu akan ditambahkan, yaitu berkat-berkat secara
lahiriah akan ditambahkan, kemudian mujizat-mujizat (tanda-tanda heran) sebagai
berkat rohani akan mengikuti kehidupan kita masing-masing. Yang pasti, cari
dahulu Kerajaan Sorga, maka;
-Berkat jasmani ditambahkan.
-Berkat rohani, yaitu mujizat-mujizat atau
tanda-tanda heran, akan terus mengikuti kehidupan kita.
Kita
akan alami sendiri secara otomatis. Tidak perlu kita kejar mujizat
kemana-kemana; asal kita terlebih dahulu mencari Kerajaan Sorga, serta
kebenaran yang ada di dalamnya, maka berkat jasmani akan ditambahkan dan berkat
rohani akan mengikuti kehidupan kita, dan akan kita alami pribadi lepas
pribadi.
Kebenaran
ini tidak boleh diputarbalik, supaya gereja TUHAN tidak keliru, tidak salah
sasaran di dalam hal mencari TUHAN atau mencari Kerajaan Sorga, serta kebenaran
yang ada di dalamnya; sebagaimana di dalam Amsal 16:25, Ada jalan
yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.
Namun,
di hari-hari terakhir ini, Setan telah masuk ke dalam rumah TUHAN untuk
memutarbalik fakta dan merusak pengertian dari anak-anak TUHAN, tandanya;
banyak orang Kristen beribadah dan melayani hanya untuk mencari berkat-berkat
lahiriah dan mujizat-mujizat atau tanda-tanda heran semata.
Kesimpulannya:
Hal yang pokok di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kita di hadapan TUHAN
adalah Kerajaan Sorga serta kebenaran yang ada di dalamnya, bukan yang
lain-lain.
Selanjutnya,
kita akan memperhatikan Wahyu 4, di mana Wahyu 4:1-11 adalah
Tabernakel Sorgawi atau SUASANA SORGA.
Wahyu
4:1-2
(4:1) Kemudian
dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan
suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi
sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang
harus terjadi sesudah ini. (4:2) Segera aku dikuasai oleh Roh dan
lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk
Seorang.
Di
dalam Kerajaan Sorga terdapat sebuah:
-Takhta terdiri di sorga.
-Di takhta itu duduk Seorang.
Pendeknya:
Kerajaan Sorga suatu bangunan yang sangat indah dan sangat menawan, namun bila
tanpa takhta dan tanpa Seorang duduk di atasnya, maka sorga tidak ada artinya
bagi kita, tidak ada nilainya.
CONTOH
yang sederhana: Seindah-indahnya kehidupan seseorang, tidaklah menjadi berarti
jikalau Allah tidak bertakhta di dalam kehidupan orang itu. Persamaannya;
sekalipun ia adalah seorang konglomerat, pejabat tinggi, orang kaya, punya
harta, punya uang yang banyak, bisnisnya berhasil, punya gelar yang sangat
tinggi, dan lain sebagainya, tetapi kalau Allah tidak bertakhta
di dalam kehidupannya -- takhta Allah dan Seorang tidak duduk di atasnya --,
maka kehidupan orang seperti itu tidak ada artinya.
Kerajaan
Sorga serta kebenaran yang ada di dalamnya, bila dikaitkan dengan pola
Tabernakel terkena pada Ruangan Maha Suci dengan satu alat yang ada di
dalamnya, yakni Tabut Perjanjian.
Keluaran
25:10
(25:10)
"Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua
setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta
tingginya.
Perintah
TUHAN untuk bangsa Israel ialah supaya membuat Tabut Perjanjian dari kayu
penaga, di mana ukurannya ialah;
-Panjangnya 2.5 (dua setengah) hasta.
-Lebarnya 1.5 (satu setengah) hasta.
-Tingginya 1.5 (satu setengah) hasta.
Tetapi
tidak ada kesempatan untuk menguraikan soal ukuran ini.
Yang
pasti, perintah TUHAN kepada bangsa Israel ialah bangsa Israel harus membuat
Tabut Perjanjian dari kayu penaga.
Keluaran
25:21-22
(25:21) Haruslah
kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus
menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. (25:22) Dan di sanalah Aku
akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari
antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan
engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk
disampaikan kepada orang Israel."
Perhatikan
kalimat: “Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup
pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu”
Kalimat ini menunjukkan bahwa Tabut Hukum atau Tabut Perjanjian, jelas adalah
takhta Allah; sementara Seorang yang duduk di atasnya sama dengan kebenaran.
Singkatnya:
TUHAN mendambakan supaya kehidupan kita sebagai manusia menjadi takhta Allah,
dan TUHAN mau mendudukkan kebenaran itu di dalam kehidupan kita masing-masing.
TUHAN mau supaya kehidupan kita menjadi takhta Allah, selanjutnya TUHAN mau
mendudukkan kebenarna itu di dalam kehidupan kita, karena kehidupan kita adalah
takhta Allah; itu adalah kerinduan TUHAN, supaya kita memahaminya.
Jadi,
sasaran kita untuk beribadah, sasaran seorang pelayan untuk melayani, bukan
soal berkat-berkat, bukan soal demonstrasi untuk mengadakan mujizat-mujizat
kesembuhan yang seringkali diadakan dalam setiap pertemuan ibadah, bukan itu;
tetapi sasaran kita adalah Kerajaan Sorga, di mana di dalamnya ada kebenaran,
maka semuanya nanti ditambahkan, baik berkat jasmani maupun berkat rohani,
mujizat kesembuhan, dan lain sebagainya, semua ditambahkan.
Tetapi
yang pasti, TUHAN mau supaya kehidupan kita semua menjadi takhta Allah, lalu
selanjutnya TUHAN mau dudukkan kebenaran itu di dalam kehidupan kita sebagai
takhta Allah. Kiranya dapat dipahami dengan baik.
Yohanes
1:14
(1:14)Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita
telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Firman
Allah menjadi manusia, itulah pribadi Yesus sebagai kebenaran; dan “diam di
antara kita” = bertakhta = bertabernakel.
Pertanyaannya:
SIAPA YANG AKAN BERTAKHTA?
Jawabnya:
“Firman yang menjadi manusia”, -- tidak lain tidak bukan -- itulah
pribadi Yesus, penuh kasih karunia dan kebenaran; itulah yang mau
didudukkan dalam kehidupan kita sebagai takhta Allah. Sekali lagi saya
sampaikan; kasih karunia dan kebenaran itu mau didudukkan dalam kehidupan kita
sebagai takhta Allah, takhta Anak Domba.
Yohanes
1:16-17
(1:16) Karena
dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; (1:17)
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran
datang oleh Yesus Kristus.
Hukum
Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang
oleh Yesus Kristus.
Kebenaran
yang semacam ini yang TUHAN mau dudukkan di dalam kehidupan gereja TUHAN.
CONTOH:
Yohanes
8:2-4
(8:2) Pagi-pagi
benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang
kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. (8:3) Maka ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan
berbuat zinah. (8:4) Mereka menempatkan perempuan itu di
tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap
basah ketika ia sedang berbuat zinah.
Sementara
Yesus duduk dan mengajar di Bait Allah (rumah TUHAN = bertabernakel), kemudian
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa seorang perempuan yang
tertangkap basah berbuat zinah pada pagi itu.
Yohanes
8:5
(8:5) Musa
dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari
perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal
itu?"
Menurut
hukum Taurat, perempuan itu akan dirajam (dilempar) sampai mati = tanpa kasih
karunia dan kebenaran.
Kemudian,
mereka bertanya: “Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” Ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi menanyakan pendapat Yesus tentang rencana untuk
melempari perempuan itu sampai mati.
APA
PENDAPAT YESUS kalau perempuan itu dirajam atau dilempari sampai mati?
Yohanes
8:6
(8:6) Mereka
mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu
untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di
tanah.
Sebenarnya,
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengatakan hal itu hanya untuk mencobai
Yesus saja, tidak lebih tidak kurang.
Tujuannya
ialah supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Jadi,
mereka mencobai Yesus dengan tujuan supaya ada alasan bagi ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi untuk mempersalahkan Yesus, sebab:
-Apabila Yesus berkata: “Silahkan
melempari perempuan itu sampai mati”, maka konsekuensinya adalah Yesus akan
berhadapan dengan Pilatus, Yesus akan dituduh karena membuat pengadilan
sendiri.
-Apabila Yesus melarang untuk melempari
perempuan itu (melarang perempuan itu untuk dirajam), maka konsekuensinya
adalah Yesus akan berhadapan dengan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat,
yaitu imam besar, imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua; karena
menurut hukum Taurat, perempuan yang kedapatan berzinah harus dirajam, harus
dilempar sampai mati.
Namun
dalam hal ini, kita melihat: Yesus tidak menjawab mereka, tetapi Yesus justru
mengambil sikap, yaitu membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.
Yohanes
8:7
(8:7) Dan
ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu
berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,
hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
Karena
tidak ada jawaban, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus menerus
mendesak Yesus dan bertanya kepada-Nya. Ketika Ia didesak, Ia pun bangkit
berdiri, lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak
berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”
Jadi,
Yesus tidak perintahkan untuk melempar perempuan itu, tetapi siapa yang merasa
diri tidak berdosa, silahkan dia yang pertama untuk melemparkan perempuan itu
dengan batu, perempuan dirajam sampai mati.
Ini
adalah hikmat dari sorga supaya kita semua juga penuh dengan hikmat, akal budi
dan kebijaksanaan, baik dalam hal bersikap, bertutur sapa, teramat lebih di
dalam hal melayani pekerjaan TUHAN. Jangan sampai kita sudah bertahun-tahun
ikut TUHAN tetapi tidak berlaku bijaksana, menolak pengertian sehingga tidak
menjadi orang yang rendah hati; ini adalah suatu keteledoran, kelalaian dan
kekeliruan.
Yesus
tidak mau menjawab walaupun Ia didesak, namun Yesus berkata kepada mereka: “Barangsiapa
di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada
perempuan itu.” Lalu, kita lihat reaksi mereka setelah mendengar pernyataan
dari Yesus.
Yohanes
8:8-9
(8:8) Lalu Ia
membungkuk pula dan menulis di tanah. (8:9) Tetapi setelah mereka
mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai
dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan
itu yang tetap di tempatnya.
Setelah
mengatakan hal itu, lalu Ia membungkuk pula untuk yang kedua kali dan menulis
dengan jari-Nya di tanah. Tetapi setelah mereka mendengarkan pernyataan itu,
pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya,
tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya;
perempuan itu tetap ditempatnya bersama dengan Yesus.
Kalau
memang kita bersalah, biarlah kita mengakui dan menyerah kepada TUHAN. Biarlah
kehendak TUHAN yang jadi.
Yohanes
8:10-11
(8:10) Lalu
Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah
mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" (8:11)
Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak
menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang."
Lalu
Yesus bangkit berdiri dan berkata kepada perempuan itu: “Hai perempuan, di
manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawab
perempuan itu: “Tidak ada, Tuhan” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak
menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Singkatnya:
Dari peristiwa ini kita melihat bahwa Yesus penuh dengan kasih karunia dan
kebenaran, itulah yang mau TUHAN dudukkan dalam kehidupan kita pribadi lepas
pribadi, karena kita adalah takhta Allah. Yang mau TUHAN dudukkan adalah kasih
karunia dan kebenaran.
Namun,
dalam kisah ini, kita dapat melihat, bahwa: Yesus membungkuk dan menulis dengan
jari-Nya di tanah, lalu Ia bangkit. Yesus melakukan hal itu sebanyak dua kali.
Membungkuk
dan bangkit,
jelas itu menunjuk; kasih dari Allah yang dinyatakan kepada manusia lewat
pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Dan kasih Allah --
lewat pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus ini -- dituliskan pada loh-loh
daging, yaitu hati manusia. Dengan demikian; tergenapilah 10 (sepuluh) hukum
yang tertulis pada kedua loh batu YANG PERTAMA, dan 10 (sepuluh) hukum yang tertulis pada kedua
loh batu YANG KEDUA.
Lihat,
PERINCIAN dari kedua loh batu yang pertama dan kedua loh batu yang kedua, di
dalam suratan 1 Yohanes 2.
1
Yohanes 2:7-8
(2:7)
Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu,
melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama
itu ialah firman yang telah kamu dengar. (2:8) Namun perintah
baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia
dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah
bercahaya.
Perintah
lama itulah firman Allah yang kita dengar = penuh dengan firman.
Peritah
baru ialah kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya
= penuh dengan Roh Kudus, sehingga hati kita diterangi.
Tetapi,
kita lihat dulu di dalam Injil Yohanes 8:9.
Yohanes
8:9
(8:9) Tetapi
setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi
seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan
itu yang tetap di tempatnya.
Tetapi
setelah orang banyak dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang Farisi mendengarkan
perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua.
Akhirnya, tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di
tempatnya.
Akhirnya,
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi pergi meninggalkan tempat itu;
sebaliknya, Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
Pendeknya: Hati perempuan itu telah diterangi; sebaliknya, ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi sekalipun penuh dengan firman, tetapi hati mereka tidak
diterangi, hati mereka tetap di dalam kegelapan.
Bayangkan,
penuh dengan firman tetapi hati mereka tidak diterangi, hati mereka tetap di
dalam kegelapan.
-Ahli Taurat; ahli dengan Taurat.
-Orang Farisi juga berasal dari ahli dengan
Taurat.
Tetapi
hati mereka tidak diterangi; sebaliknya, Yesus seorang diri dengan perempuan
itu yang tetap di tempatnya.
Pendeknya,
kembali saya sampaikan: Hati perempuan itu telah diterangi; sebaliknya,
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sekalipun mereka penuh dengan firman,
tetapi hati mereka tidak diterangi, hati mereka tetap di dalam kegelapan.
Perintah
yang pertama ialah firman yang telah kamu dengar = penuh dengan firman.
Perintah
yang baru ialah kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya;
hati telah diterangi, itulah perintah yang baru, diterangi oleh terangnya
Roh-El Kudus, tidak ada lagi yang disembunyikan.
1
Yohanes 2:9
(2:9)
Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci
saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
Membenci
saudara menunjukkan bahwa ia masih berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
Apa artinya kita mengerti Firman TUHAN, penuh dengan firman, tetapi kegelapan
masih menguasai seseorang sampai sekarang, seperti ahli Taurat dan orang
Farisi? Tidak ada artinya. Itu sama dengan orang yang tidak menghargai kasih
Allah.
Yesus
mati dan bangkit, itu merupakan kasih Allah; lalu dalam kesempatan itulah Yesus
menuliskan di tanah dengan jari-Nya, dituliskan pada loh-loh daging, yaitu hati
kita, supaya kita semua penuh dengan firman bahkan, sampai pada akhirnya hati
kita diterangi, tidak ada sesuatu yang disembunyikan. Tetapi rupanya, ahli
Taurat dan orang Farisi meninggalkan mereka, sehingga tinggallah Yesus seorang
diri bersama dengan perempuan itu di tempat itu.
Kalau
memang kita punya kesalahan dan mau mengakuinya dan mau menyerah kepada TUHAN
dengan mengakui semua kesalahan, maka hati kita diterangi, tidak ada lagi
kegelapan.
Kalau
kita kembali memeriksa kisah di dalam Yohanes 8:
Kekeliruan
dari pada ahli Taurat dan orang Farisi itu bermula dari suatu tindakan yang
tidak disadari, karena menurut hukum Taurat, perempuan tersebut harus dirajam
di lapangan atau di tempat yang terbuka, tetapi sebaliknya, mereka membawa perempuan
yang kedapatan berzinah itu ke dalam rumah TUHAN, karena mereka ingin mencobai
TUHAN.
Jadi,
kalau hati mereka masih tetap di dalam kegelapan, itu bermula dari kesalahan
yang tidak disadari, karena menurut hukum Taurat, sebenarnya perempuan tersebut
harus dirajam di tempat yang terbuka (di lapangan). Begitu kedapatan berbuat
zinah di pagi hari, menurut hukum Taurat harus langsung dirajam, tidak perlu
bertanya kepada TUHAN Yesus; harusnya dibawa ke lapangan (tempat yang terbuka)
dan langsung saja dirajam, itu menurut hukum Taurat. Tetapi karena mereka
hendak mencobai TUHAN, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi justru membawa
perempuan itu ke Bait Allah (rumah TUHAN), sebab Yesus sedang duduk mengajar di
Bait Allah.
Berarti,
kalau ahli Taurat dan orang Farisi membawa perempuan itu ke rumah TUHAN,
sama artinya; mereka sedang menajiskan rumah TUHAN. Ini adalah
sesuatu yang tidak diperbolehkan. Hal ini harus dipahami dengan baik.
Mari
kita lihat NUBUATAN YEREMIA.
Yeremia
7:9-11
(7:9) Masakan
kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada
Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal, (7:10) kemudian
kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan,
sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan
yang keji ini! (7:11) Sudahkah menjadi sarang penyamun di matamu
rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini? Kalau Aku, Aku sendiri melihat
semuanya, demikianlah firman TUHAN.
Mencuri,
membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan
mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal; ini adalah
perbuatan atau tindakan yang menajiskan seseorang.
Rumah
TUHAN sebetulnya tidak boleh dijadikan sebagai tempat pembunuhan atau tidak
boleh dinajiskan, sebab TUHAN melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam
rumah TUHAN. Oleh sebab itu, tidak boleh kita sesuka hati datang beribadah dan
melayani, tidak boleh sesuka hati menajiskan rumah TUHAN, tidak boleh ada
pembunuhan (kebencian) di dalam rumah TUHAN, sebab TUHAN melihat semua perkara
itu. Jadi, ahli Taurat dan orang Farisi ini sudah merusak rumah TUHAN.
Kita
BANDINGKAN kalau andaikata ahli Taurat dan orang Farisi memiliki Roh Mempelai.
Yohanes
2:9-10
(2:9) Setelah
pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak
tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu,
mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki, (2:10) dan berkata
kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah
orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau
menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
Perikop
ayat ini adalah “Perkawinan di Kana”, pesta nikah di Kana, berarti di dalamnya
ada Roh Mempelai, bukan?
Roh
Mempelai tidak membicarakan atau tidak sibuk melihat sesuatu yang kurang
baik, tetapi justru memikirkan supaya orang lain masuk ke dalam tubuh
Mempelai atau masuk ke dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi
mempelai TUHAN. Itulah Roh Mempelai; tidak sibuk melihat sesuatu yang kurang
baik, sebaliknya memperhatikan orang lain supaya mereka juga masuk dalam
pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi mempelai TUHAN... Wahyu
19:6-9.
Jangan
sibuk melihat kekurangan orang lain; jangan menginginkan kejahatan kenajisan
orang lain; kalau memiliki Roh Mempelai justru kita memperhatikan orang lain
demi kebaikan mereka dengan membawa mereka masuk dalam pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna, menjadi mempelai TUHAN, milik kepunyaan TUHAN, itulah
Roh Mempelai.
Tetapi
ahli Taurat dan orang Farisi tidaklah demikian; mereka keliru oleh perbuatan
mereka sendiri. Seharusnya, perempuan itu dirajam di tempat yang terbuka (di
lapangan), tetapi anehnya, mereka membawa perempuan itu ke dalam rumah TUHAN
untuk mencobai TUHAN, di mana Yesus sedang duduk mengajar di dalam rumah TUHAN.
Ketika
TUHAN bertakhta di dalam rumah TUHAN; kesempatan semacam ini biarlah kita
manfaatkan selagi masih ada kesempatan, jangan disia-siakan.
Malam
ini, kita sudah melihat bahwa; kasih karunia dan kebenaran itulah yang TUHAN
mau dudukkan di takhta-Nya. Kehidupan kita ini merupakan takhta Allah, supaya
kita semua penuh dengan kasih karunia dan kebenaran.
Kita
kembali memperhatikan Injil Yohanes 8.
Yohanes
8:10-11
(8:10) Lalu
Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah
mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" (8:11)
Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak
menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang."
Sesudah
membungkuk, lalu Yesus bangkit berdiri untuk yang kedua kali, dan sekaligus
berkata kepada perempuan itu: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak
adakah seorang yang menghukum engkau?”Jawabnya:“Tidak
ada, Tuhan.”Lalu kata Yesus:“Aku pun tidak menghukum
engkau.” Berarti, TUHAN sedang mendudukkan kasih karunia dan kebenaran itu
kepada hidup dari pada perempuan ini. TUHAN sudah menyatakan atau mendudukkan
kasih karunia dan kebenaran kepada perempuan yang kedapatan berzinah di pagi
hari.
Tetapi,
selanjutnya, TUHAN berkata: “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai
dari sekarang.”
Sebetulnya,
ini merupakan tindakan yang jauh lebih berat, sebab kita harus “pergi”, tetapi
dalam keadaan “jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang -- mulai dari sejak
itu --”. Kalau kita sudah mendapat pengampunan oleh karena kasih karunia dan
kebenaran, selanjutnya kita harus pergi, meninggalkan segala tabiat yang lama;
ini adalah pekerjaan yang harus kita perhatikan lebih sungguh-sungguh lagi,
supaya jangan kembali ke tabiat yang lama.
Singkatnya:
TUHAN sudah mendudukkan kasih karunia dan kebenaran.
Kita
akan KAITKAN dengan Wahyu 4.
Wahyu
4:3-4
(4:3) Dan Dia
yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata
sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud
rupanya. (4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan
di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih
dan mahkota emas di kepala mereka.
Selanjutnya
kita melihat, Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan;
1.Batu permata Yaspis.
2.Batu permata Sardis.
3.Batu permata Zamrud.
Singkatnya:
Yesus adalah permata yaspis, permata sardis, permata zamrud, yang duduk di
takhta itu.
“Batu
permata yaspis”, menunjuk kepada; iman yang luar biasa, iman yang
heran, IMAN YANG BRILIAN, sehingga menampilkan kehidupan kita seperti permata
yaspis, permata yang paling indah di mata TUHAN.
Contoh;
Abraham. Oleh karena iman yang brilian, Abraham menjadi bapa orang percaya.
Masih banyak lagi tokoh-tokoh iman, di mana oleh karena iman yang brilian, iman
yang heran, mereka menjadi sama seperti batu permata yaspis, berharga di mata
TUHAN oleh karena iman.
“Batu
permata sardis” berwarna merah, itu menunjuk kepada; kasih Allah lewat
sengsara (penderitaan) dan kematian Yesus Kristus di atas kayu salib. Demikian
juga, oleh karena kasih yang brilian ini, kasih yang luar biasa, sehingga
seseorang tampil menjadi batu permata sardis.
Biarlah
kehidupan kita menjadi batu permata sardis, karena betul-betul kita hidup di
dalam KASIH YANG HERAN, KASIH YANG SEMPURNA. Jadi, kasih yang sempurna itu yang
membuat kehidupan kita menjadi batu permata sardis.
“Batu
permata zamrud”, itu berbicara tentang; kehidupan yang heran oleh
karena kuasa Roh-El Kudus, sehingga kehidupannya menjadi suatu kehidupan yang
indah, bagaikan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang.
Kehidupan yang indah sekaligus berhasil, bagaikan batu permata zamrud.
Biarlah
kehidupan kita betul-betul berada dalam pengaruh yang besar dari kuasa ROH
KUDUS dalam segala perkara, supaya kehidupan kita ini menjadi suatu kehidupan
yang indah seperti pelangi melingkungi takhta itu, tidak berhenti sampai
di situ, tetapi juga gilang-gemilang; berhasil, luar biasa; apalagi
seorang imam (pelayan TUHAN) akan gilang-gemilang, berhasil, luar biasa
dipakai oleh TUHAN.
Inilah
yang akan didudukkan oleh TUHAN di takhta itu, karena Yesus penuh kasih karunia
dan kebenaran. Maka, kita harus mengerti Kerajaan Sorga bukan soal makan,
minum, dan pakaian, tetapi Kerajaan Sorga berbicara soal kebenaran. Kebenaran
semacam ini janganlah diputar balik dan kiranya dapat dipahami dengan baik, sampai
akhirnya kita bagaikan tiga batu permata yang luar biasa;
1.Batu permata yaspis; menjadi suatu
kehidupan yang berharga karena iman yang brilian.
2.Batu permata sardis; menjadi suatu
kehidupan yang berharga bagaikan batu permata sardis karena kasih Allah.
3.Batu permata zamrud, karena menjadi
kehidupan yang betul-betul dipimpin oleh kuasa Roh-El Kudus dalam segala
perkara.
Itulah
yang TUHAN dudukkan di takhta-Nya, dan kehidupan kita merupakan takhta Allah.
Tiga
batu permata ini kalau dikaitkan dengan PERISTIWA YUSUF;
- Oleh iman yang brilian, Yusuf melewati
pengalaman kematian, di mana ia dilemparkan ke dalam sumur. Itu merupakan iman;
dibenarkan oleh darah salib, karena Yakub telah melihat jubah yang maha indah
itu telah dilumuri darah... Kejadian 37:31-33.
Dibenarkan oleh darah Yesus, itu
berbicara soal iman yang brilian, bagaikan permata yaspis.
- Kemudian, Yusuf difitnah, tanpa menaruh
pengharapan kepada manusia, bagaikan kehidupan yang dipenjarakan, tidak bisa
membela diri; itu merupakan pengharapan, pekerjaan dari Allah Roh Kudus,
bagaikan batu zamrud, sampai dipermuliakan.
- Akhirnya, Firaun juga bermimpi, dan Yusuf
dapat mengartikan mimpi itu, dapat melihat kemuliaan dari Kerajaan Sorga,
itulah permata sardis yang telah didudukkan dalam kehidupan
Yusuf.
Kita
bersyukur kepada TUHAN, karena tiga batu permata didudukkan dalam kehidupan
kita masing-masing;
- Yusuf dibenarkan oleh darah Yesus, karena
Yakub sendiri berkata: “Ini jubah anakku” setelah memeriksa jubah yang
telah dilumuri oleh darah.
- Kemudian, saat difitnah, Yusuf tidak membela
diri, tidak menaruh pengharapan kepada orang lain, bagaikan dipenjara. Orang
yang tidak membela diri bagaikan dipenjara, itu adalah pengharapan Allah Roh
Kudus; batu zamrud didudukkan dalam hidup Yusuf.
- Pada akhirnya dipermuliakan; batu permata
sardis didudukkan dalam kehidupan Yusuf.
Inilah
KASIH KARUNIA dan KEBENARAN yang didudukkan dalam kehidupan kita sebagai takhta
Allah.
Tiga
batu permata;
-Kebenaran karena iman (dibenarkan
oleh darah salib), itulah batu permata yaspis.
-Menaruh pengarapan kepada TUHAN,
itulah batu permata zamrud.
-Dipermuliakan bersama dengan Dia (dalam kasih),
itulah batu permata sardis.
Itulah
yang didudukkan.
Kalau
berbicara “batu permata”, berarti jelas menunjuk suatu kehidupan yang berharga.
TUHAN mau membuat kehidupan kita berharga; TUHAN mau dudukkan kebenaran itu
dalam kehidupan kita.
Terlalu
banyak kesalahan-kesalahan yang menajiskan rumah TUHAN; ahli Taurat dan orang
Farisi telah merusak tubuh Kristus karena mencobai Yesus, juga mencobai
perempuan yang berbuat dosa, merusak tubuh dan merusak Kepala.
Biarlah
hati penuh dengan Firman Allah dan biarlah nyata ujung jari TUHAN menuliskan
kasih Mempelai di hati kita masing-masing pribadi lepas pribadi.
-Yang pertama; penuh dengan Firman.
-Yang kedua; hati diterangi oleh Roh Kudus.
Biarlah
kita tetap tinggal di tempat bersama dengan TUHAN; menyerahkan diri untuk
kembali dibentuk di tangan penjunan. TUHAN kembali memperbaiki kehidupan kita
pribadi lepas pribadi.
Siapakah
kehidupan yang hina ini yang menajiskan rumah TUHAN tetapi akhirnya menjadi
batu permata yaspis, menjadi batu permata zamrud, menjadi batu
permata sardis.
Jikalau
kehidupan kita ini tanpa TUHAN dudukkan kebenaran, maka hidup kita tentu saja
tidak berharga. Sekali lagi saya sampaikan; kalau kita tidak menjadi takhta Allah,
maka kita tidak akan berharga. TUHAN yang membuat kita berharga.
Kerajaan
Sorga merupakan suatu bangunan yang indah dan menawan di hati, namun bila tanpa
takhta, tanpa Seorang duduk di takhta, maka sorga tidaklah berarti.
Persamaannya; sekalipun seseorang memiliki harta kekayaan uang banyak, bisnis
berhasil, kedudukan, jabatan tinggi, gelar yang tinggi, namun bila tanpa takhta
dan Seorang duduk di atas takhta, singkatnya kalau Allah tidak bertakhta di
hati kita, maka itu semua tidaklah bernilai.
Perempuan
yang kedapatan berzinah TUHAN jadikan takhta Allah; TUHAN dudukkan kasih
karunia dan kebenaran itu di dalam dirinya sampai menjadi tiga batu permata
yang berharga. Siapa kita ini menjadi batu permata yaspis, menjadi batu permata
zamrud, menjadi batu permata sardis? Jelas itu semua karena kemurahan TUHAN. Tanah
liat tidak mungkin menjadi batu permata, tetapi tanah liat bisa menjadi batu
permata di tangan penjunan.
Jangan
tanya: apakah saya bisa sempurna? TUHAN bisa lakukan segala-galanya asal
bertahan di tempat, mau dibentuk untuk menerima segala kemurahan-kemurahan dari
TUHAN. Bertahan di tempat, berarti mau dibentuk di tangan penjunan, bagaikan
ujung jari TUHAN menulis di tanah; dibentuk.
Yang
dahulu, hidup kita sama dengan tanah liat, tetapi sekarang, kita patut
bersyukur karena sudah menjadi batu permata. Hai, yang telah menajiskan rumah
TUHAN, sekarang berharga di mata TUHAN.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment