IBADAH
RAYA MINGGU, 06 SEPTEMBER 2020
WAHYU
PASAL 12
(Seri:
21)
Subtema:
IBLIS DIKALAHKAN OLEH DARAH
SALIB DAN PERKATAAN KESAKSIAN
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena kemurahan hati TUHAN
kita dimungkinkan dan diijinkan untuk berada di dalam rumah TUHAN, di dalam hal
mengusahakan ibadah dan pelayanan di tengah Ibadah Raya Minggu pada saat sore
ini. Di tengah-tengah kita pada saat ini hadir dua saudara kita; Bapa Victor
dan Bapa Mautri, tetapi sebelum saya tiba di tempat ini saya sudah mendapatkan
berita bahwa kedua saudara kita bekerja di laut (ABK), mungkin kapal kedua
saudara kita ini sedang bersandar di Anyer atau di Merak, saya tidak terlalu
mengerti, namun untuk mempersingkat waktu selamat petang dan TUHAN memberkati
bapa, selamat menikmati ibadah dan pembukaan firman TUHAN.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang sedang
mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming video internet
Youtube, Facebook dimanapun anda berada, biar kiranya TUHAN memberkati kita
hingga damai sejahtera Kristus memerintah di hati kita masing-masing.
Selanjutnya kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya TUHAN membukakan
firman-Nya bagi kita sore hari ini supaya kita tidak percuma beribadah kepada
TUHAN.
Segera
saja kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab
Wahyu, dan sekarang kita berada pada Wahyu 12:10.
Wahyu
12:10
(12:10)
Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena
telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di
hadapan Allah kita.
Sebelum
saya menjelaskan ayat 10 ini, beberapa minggu yang lalu pada Wahyu
12:7-9 diterangkan; naga besar itulah ular tua yang disebut juga iblis atau
setan serta malaikat-malaikatnya telah dikalahkan, sehingga mereka tidak
mendapat tempat lagi di sorga, sebab mereka telah dilemparkan ke bumi. Pendeknya,
pada Wahyu 12:9; iblis atau setan, dialah yang menyesatkan seluruh
dunia ini.
Pada
ayat 10 diterangkan, oleh karena kekalahan yang dialami naga besar itu
beserta malaikat-malaikatnya terdengarlah nyanyian kemenangan di sorga, sesuai
dengan judul dari Wahyu 12:10-12: Nyanyian Kemenangan. Adapun penggalan
atau potongan-potongan syair dari nyanyian kemenangan itu ialah “Karena
telah dilemparkan ke bawah pendakwa
saudara-saudara kita, yang mendakwa
mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.” Singkatnya, iblis atau setan
selain menyesatkan rupanya ia juga mendakwa. Mendakwa sama artinya:
menuduh serta menuntut, dan menghakimi.
Ada
beberapa contoh yang telah disampaikan secara berturut-turut pada tiga minggu
yang lalu, ketika iblis atau setan mendakwa:
1. Ayub.
Adapun
dakawaan dari iblis atau setan kepada Ayub, antara lain:
-
Ia harus kehilangan segala-galanya;
ia kehilangan harta dan kekayaaannya, serta kehilangan anak-anaknya baik yang
laki-laki maupun yang perempuan.
-
Kemudian dakwaan yang
kedua, bara yang berbau busuk di seluruh tubuh Ayub dari ujung kaki sampai ke
ujung kepalanya, ditambah lagi dengan isteri yang belum bertobat, sebab ketika
Ayub menderita isterinya tidak mendukung dan menopang Ayub, sebaliknya
isterinya meminta supaya Ayub menghujat TUHAN dan juga supaya Ayub mati saja.
Inilah contoh yang
pertama, dakwaan iblis atau setan kepada Ayub.
2. Imam
besar Yosua.
Imam
besar Yosua didakwa sehubungan dengan pakaian yang kotor atau pakaian yang lama
yang dipakai oleh imam besar Yosua tersebut. Jika kita perhatikan dalam Zakharia
3, memang secara terperinci tidak ditemukan kesalahan-kesalahan yang sangat
berarti, tetapi kalau kita teliti Zakharia 3 ayat 1 sampai seterusnya
maka di situ kita akan melihat bahwa imam besar Yosua kurang sungguh-sungguh
memperhatikan pekerjaan TUHAN, kurang sungguh-sungguh memperhatikan ibadah dan
pelayanannya, akibatnya: pada waktu itu bangsa Israel mendiami rumah-rumah
mereka yang dipapani dengan baik, sedangkan rumah TUHAN tetap menjadi
reruntuhan, artinya: bangsa Israel pada waktu itu memperhatikan yang jasmani
tetapi mengabaikan yang rohani.
Tugas
dari seorang imam, seorang hamba TUHAN, gembala sidang, atau pemimpin sidang
jemaat di tengah-tengah rumah TUHAN adalah memperhatikan sidang jemaat,
memperhatikan segala kekurangan mereka, tidak boleh kekurangan itu dibiarkan
terus merajalela. Tetapi kenyataannya dalam kitab Hagai, bangsa Israel mendiami
rumah-rumah mereka yang sudah dipapani dengan baik, tetapi membiarkan
rumah-rumah TUHAN di dalam keruntuhan-keruntuhan, sehingga kalau yang rohani
dibiarkan dalam keadaan reruntuhan-reruntuhan otomatis reruntuhan itu, puing-puing
itu akan menutupi kebenaran dan kesucian.
Itulah
kekurangan dari imam besar Yosua sebagai contoh yang kedua iblis mendakwa.
3. Yang
ketiga minggu lalu sudah disampaikan, yaitu: Simon Petrus didakwa oleh
iblis atau setan atas seijin TUHAN, sebab pada waktu itu Simon Petrus masih
bergantung kepada manusia daging dan mengandalkan kekuatannya, tetapi TUHAN
Yesus berdoa untuk dia supaya imannya jangan gugur. Tuhan tahu bahwa iblis
hendak menampi Simon Petrus, tetapi Yesus berkata kepada dia; tetapi Aku telah
berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Minggu lalu telah saya
sampaikan tentang hal itu.
Pekerjaan
iblis atau setan ternyata selain menyesatkan dunia rupanya juga mendakwa anak
TUHAN, tadi sudah kita lihat bagaimana iblis atau setan mendakwa:
1. Ayub.
2. Imam
besar Yosua.
3. Simon
Petrus.
Kita
kembali membaca Wahyu 12:10.
Wahyu
12:10
(12:10)
Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di
hadapan Allah kita.
Singkatnya,
“Iblis mendakwa saudara-saudara kita siang dan malam di hadapan Allah kita.”
Memang
itulah pekerjaan dari iblis atau setan, tetapi nanti kita akan mengerti mengapa
iblis atau setan mendakwa anak-anak TUHAN siang dan malam.
1
Petrus 5:8
(5:8)
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan
keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang
dapat ditelannya.
Singkatnya,
sebelum kita memperhatikan semua ayat 8 ini; Sadarlah
dan berjaga-jagalah!
-
Sadarlah,
berarti kita membutuhkan pembukaan firman karena pembukaan firman itu berkuasa
untuk menyadarkan kehidupan kita masing-masing. Kalau terjadi pembukaan rahasia
firman maka segala yang terselubung ini akan tersingkap, kalau dosa sudah
tersingkap berarti dosa dibongkar dengan tuntas, dan kalau dosa dibongkar
dengan tuntas barulah kita menyadari diri.
Itu
sebabnya untuk menghadapi pekerjaan dari iblis atau setan yang disebut dengan
si penyesat dan si pendakwa, maka yang pertama-tama TUHAN berfirman: “Sadarlah”,
berarti kita membutuhkan pembukaan firman untuk menyingkapkan segala yang
terselubung supaya kita sadar. Pendeknya, tanpa disadari manusia akan jatuh
dalam bermacam-macam dosa bila tidak dipenuhkan dengan firman Allah dan Roh
Kudus. Kita membutuhkan firman supaya kita disadarkan, firman dalam pengurapan
Roh Kudus berkuasa untuk menyadarkan kehidupan kita masing-masing.
Seorang
motivator dapat memotivasi seseorang, tetapi sifatnya tidak permanen, tidak
kekal, sebaliknya firman dalam urapan Roh Kudus akan menyadarkan kita sampai
selama-lamanya.
-
Berjaga-jagalah, berarti
mau tidak mau kita harus hidup di dalam doa dan penyembahan.
Puji
TUHAN bapa Victor dan bapa Mautri juga pasti berjaga-jaga di kapal,
beliau-beliau juga pasti berdoa di kapal yang berlayar di tengah-tengah lautan
supaya perjalanan mereka di tengah lautan berjalan dengan lancar, akhirnya
dapat bertemu dengan sanak saudara, terutama keluarga di rumah. Oleh sebab itu,
berjaga-jagalah, berarti mau tidak mau kita harus hidup dalam doa dan penyembahan.
Pertanyaanya:
MENGAPA ANAK-ANAK TUHAN HARUS SADAR DAN BERJAGA-JAGA? Mengapa kita membutuhkan
pembukaan firman dalam urapan Roh Kudus serta berjaga-jaga dalam doa dan
penyembahan?
Jawabnya
adalah: lawan atau musuh abadi kita yaitu si iblis berjalan keliling sama
seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Jadi, kalau iman kita lemah itulah orang yang dapat ditelan.
Pekerjaan
dari iblis atau setan adalah berjalan keliling sama seperti singa yang
mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya, ini harus kita
sadari dengan sungguh-sungguh. Jadi, pekerjaan dari iblis setan itu berkeliling
saja tanpa hari perhentian.
Puji
TUHAN, kita berada pada hari ketujuh; hari sabat, hari perhentian bagi Allah,
sebab ada enam hari untuk bekerja dan hari ketujuh itulah hari perhentian.
Secara lahiriah sabat itu hari ketujuh, tetapi secara rohani, sabat itu adalah
hari perhentian dalam setiap ibadah-ibadah kita kepada TUHAN.
1
Petrus 5:9
(5:9)
Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua
saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.
Bukan
saja sidang jemaat, tetapi hamba TUHAN juga banyak menanggung penderitaan oleh
karena ulah iblis atau setan itulah musuh abadi.
Oleh
sebab itu, di sini ditegaskan kepada kita “Lawanlah dia dengan iman yang
teguh”, sebab iblis atau setan itu tidak bisa kita lawan dengan
fisik karena iblis atau setan tidak mempunyai tubuh dan darah, maka kita harus
melawan iblis atau setan dengan iman yang teguh.
Hal
itu jangan dilupakan bahwa; perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging,
perjuangan kita bukan melawan sesama manusia, tetapi perjuangan kita melawan
iblis atau setan yang dilawan dengan iman yang teguh. Jangan lawan sesama
dengan iman yang teguh, itu tidak ada artinya, tetapi lawanlah iblis atau setan
dengan iman yang teguh.
Roma
3:21-31
(3:21)
Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti
yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, (3:22)
yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang
percaya. Sebab tidak ada perbedaan. (3:23) Karena semua orang telah
berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (3:24) dan oleh kasih
karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
(3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian
karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan
keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu
pada masa kesabaran-Nya. (3:26) Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan
keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan
orang yang percaya kepada Yesus. (3:27) Jika demikian, apakah dasarnya
untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak,
melainkan berdasarkan iman! (3:28) Karena kami yakin, bahwa manusia
dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. (3:29)
Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah
bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! (3:30)
Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat
karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman. (3:31)
Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali
tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.
Iman
yang teguh ialah kebenaran oleh darah salib Kristus. Lawanlah iblis atau setan
dengan iman yang teguh, lawanlah iblis dengan darah salib Kristus. Tidak bisa
kita melawan iblis dengan kekuatan manusia. Berarti, kalau kita di tengah
ibadah dan pelayanan ini kena mengena dengan darah salib, diijinkan untuk
menyangkal diri dan memikul salib itu adalah kemurahan TUHAN, sehingga
oleh karena menyangkal diri dan memikul
salib kita berdarah-darah, itu adalah kemurahan. Sebab dengan kita
berdarah-darah sudah cukup menjadi suatu bukti untuk dasar melawan iblis atau
setan.
Sehingga
kalau kita harus menyangkal diri dan memikul salib jangan bersungut-sungut,
justru itu kemurahan hati TUHAN bagi kita supaya kita sanggup melawan musuh.
Kalau kita tidak berdarah-darah dengan cara menyangkal diri dan memikul salib,
tiadalah mungkin kita berkemenangan melawan musuh abadi, bahkan sampai
kesudahan dunia ini.
Oleh
sebab itu, jangan mau dinina bobokan dengan sebuah pemberitaan firman yang
isinya hanya berbicara berkat-berkat, dan
kesembuhan. Perlu untuk diketahui; kalau kita betul-betul mencari dahulu
kerajaan sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya, maka mujizat pasti akan
terjadi dan berkat akan menyusul. Tetapi kalau hamba TUHAN sibuk bercerita soal
berkat-berkat, mujizat-mujizat, saya kira dia keliru di dalam hal melayani
pekerjaan TUHAN. Sepatah kata firman yang keluar dari mulut Yesus dapat
menyembuhkan orang yang sakit, asal sungguh-sungguh dengar firman. Jangan kita
ibadah liturgis, jangan kita ibadah Taurat, jangan kita ibadah dengan
motivasi-motivasi lain.
Lawanlah
iblis atau setan dengan iman yang teguh, jadi manakala kita harus menyangkal
diri dan memikul salib katakanlah: “terimakasih TUHAN, inilah cara yang harus
saya gunakan untuk mampu menghadapi musuh abadi yaitu iblis atau setan.” Sebab
itu, bersyukur saja, jangan banyak bersungut-sungut manakala harus berkorban di
tengah ibadah dan pelayanan, datang dari rumah ke tempat ini saja butuh korban,
yaitu; tenaga, pikiran, uang, bahkan materi sekalipun. Tetapi bersyukurlah,
untung kita mengalami penyembelihan supaya berdarah-darah, tanda bahwa kita
memiliki iman yang teguh dan itulah cara kita dan dasar kita melawan musuh
abadi itulah iblis atau setan. Kita bersyukur kepada TUHAN.
Berbahagialah
kalau kita punya wadah itulah tubuh dan darah ini, oleh sebab itu fisik ini
gunakan untuk memikul salib, perasaan ini gunakan memikul salib, pikiran ini
gunakan sebagai wadah untuk memikul salib sampai kita betul-betul dilumuri oleh
darah salib Kristus dari ujung kepala sampai ujung kaki seperti yang dialami
oleh Ayub, sampai ia berkemenangan sekalipun ia didakwa oleh iblis atau setan,
begitu juga Simon Petrus dan imam besar Yosua. Lawanlah iblis atau setan dengan
iman yang teguh, jangan dengan cara yang lain, jangan dengan uang, jangan
dengan kekuatan, tidak ada artinya.
Wujud
dari iman yang teguh.
Wahyu
12:11
(12:11)
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka
sampai ke dalam maut.
Singkatnya,
iblis atau setan dikalahkan hanya dengan dua cara saja:
YANG
PERTAMA: oleh darah Anak Domba.
Untuk
memperhatikan cara yang pertama ini kita melihat ayat pendukungnya dalam 1
Petrus 2.
1
Petrus 2:18
(2:18)
Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu,
bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.
Yang
diperlukan oleh seorang hamba TUHAN di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN
adalah kerendahan hati yang ditandai dengan ketundukannya.
1
Petrus 2:19-20
(2:19)
Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak
Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20)
Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat
dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka
itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menanggung
penderitaan yang tidak harus dia tanggung, sama artinya kasih karunia. Kalau
menderita karena kesalahan itu bukan kasih karunia. Menanggung penderitaan
karena kesalahan orang lain, seperti Yesus menderita di atas kayu salib karena
dosa manusia, itulah kasih karunia. Kasih karunia, sama dengan: kemurahan TUHAN
= yang tidak layak menjadi layak = anugerah Allah.
Biarlah
kiranya kita hidup dalam kemurahan TUHAN; yang tidak layak menjadi layak, yang
tidak mempunyai menjadi mempunyai, hiduplah dalam kasih karunia TUHAN,
menanggung penderitaan yang tidak harus dia tanggung.
1
Petrus 2:21
(2:21)
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita
untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti
jejak-Nya.
“Sebab
untuk itulah kamu dipanggil,” untuk itulah saya dan
saudara dipanggil. Jadi, penderitaan Kristus bukan teladan bagi setan, bukan
teladan bagi malaikat di sorga, melainkan untuk manusia dan untuk itulah kita
dipanggil sehingga kehidupan yang dipanggil harus berpasangan dengan panggilan
itu.
Kita
dipanggil karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah
meninggalkan teladan bagimu. Kita dipanggil untuk mengikuti teladan TUHAN
dan supaya kita juga mengikuti jejak TUHAN yang ditinggalkan-Nya itu.
Jejak-jejak TUHAN yang ditinggalkan-Nya itulah yang disebut dengan jalan yang
ditandai dengan darah Anak Domba. Setiap jejak yang ditinggalkan oleh TUHAN
pasti ditandai dengan darah Anak Domba, tidak ada jalan TUHAN yang tidak
ditandai dengan darah, supaya kita hidup dalam kemurahan.
Kalau
kita kaitkan dengan pola Tabernakel; semua yang ada dalam Tabernakel ditandai
dengan darah, mulai dari:
-
Halaman, terdapat dua
alat:
1. Mezbah
Korban Bakaran, itulah Anak Domba Allah yang telah
tersembelih, darah-Nya sudah tercurah di atas kayu salib. Jadi, Mezbah Korban
Bakaran itu gambaran dari kayu salib, dan Anak Domba yang disembelih itulah
gambaran dari pribadi Yesus Kristus. Pada tanduk-tanduk Mezbah Korban Bakaran
juga dibubuhkan darah.
2. Kolam
Pembasuhan, itulah pengalaman kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus.
-
Selanjutnya melewati
Pintu Kemah untuk berada di Ruangan Suci, dimana tanduk-tanduk pada sudut-sudut
Mezbah Dupa telah diolesi dengan darah.
-
Sampai di Ruangan Maha
Suci, tempat imam besar mengadakan pendamaian sekali setahun.
Jadi,
semua yang ada di dalam Tabernakel ditandai dengan darah. Hidup kita ini adalah
Tabernakel (dalam bahasa Indonesia: kemah Allah atau rumah TUHAN), sehingga
memang harus ditandai dengan darah salib Kristus. Maka jejak Yesus yang
ditinggalkan itu semuanya ditandai dengan darah Anak Domba, itulah yang harus
kita ikuti.
Orang
yang beribadah kepada TUHAN pasti ditandai dengan darah, tidak ada orang yang
beribadah tanpa darah, tanpa korban, tiba-tiba amal sholeh, dari mana? Ukuran
kasih karunia itu bukan perbuatan baik, bukan amal sholeh, tetapi ukurannya
adalah ketika kita mengikuti jejak yang berdarah, tapak-tapak kaki Yesus yang
sudah ditandai dengan darah Anak Domba. Oleh sebab itu, ikutilah tapak-tapak
kaki Yesus yang ditandai dengan darah Anak Domba.
Keuntungan
menikuti tapak-tapak kaki Yesus yang ditandai dengan darah Anak Domba, yaitu:
pada saat itu juga semua dosa rontok (berguguran), dosa tidak bertahan.
Kemudian, pada saat itu juga musuh abadi akan kalah.
1
Korintus 15:26-27
(15:26)
Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. (15:27) Sebab
segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau
dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah,
bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus
itu tidak termasuk di dalamnya.
“Sebab
segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya”, ikutilah
tapak-tapak kaki Yesus yang ditandai dengan darah Anak Domba, maka semua musuh
dikalahkan dan semua dosa rontok seketika itu juga. Tidak ada dosa yang tidak
bisa rontok, semua rontok oleh darah Anak Domba. Itu sebabnya di dalam Injil
Matius 7:13 dikatakan: “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena
lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak
orang yang masuk melaluinya.”
Jadi,
iblis atau setan hanya bisa dikalahkan dengan darah Anak Domba, lawanlah dia
dengan iman yang teguh wujudnya oleh darah Anak Domba.
Kita
kembali membaca 1 Petrus 2:22.
1
Petrus 2:22-23
(2:22)
Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. (2:23)
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia
menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang
menghakimi dengan adil.
Tanda
kemenangan oleh darah Anak Domba:
1. Ia
tidak berbuat dosa, sama artinya: penuh
dengan firman Allah. “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah
kebenaran.” Yohanes 17:17.
2. Tipu
tidak ada dalam mulut-Nya, sama artinya: penuh
dengan Roh Kudus. Roh Kudus itu tidak dusta, sehingga kehidupan yang diurapi
oleh Roh Kudus ia akan diajar oleh Roh Kudus itu dalam seluruh kebenaran dan
Roh Kudus itu tidak ada dusta.
Kemarin
dengan seorang hamba TUHAN saya berbincang-bincang, beliau mengakatan: bahwa
orang yang penuh Roh Kudus itu tidak akan berdusta. Saya mengatakan memang Roh
Kudus tidak akan berdusta, tetapi sekali waktu orang yang penuh Roh Kudus juga
dapat menyangkali TUHAN, contohnya:
-
Yudas penuh dengan firman
dan Roh Kudus, tetapi akhirnya menyangkali TUHAN juga, menjual Yesus dengan 30
keping uang perak.
-
Petrus juga sempat 3 kali
menyangkali salib sebelum ayam berkokok, tetapi memang TUHAN sudah berjanji
kepada dia: “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu
seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu
jangan gugur ...” Biarlah kita boleh mengalami doa dari Imam Besar
supaya iman kita jangan gugur, justru dengan iman teguh kita melawan iblis atau
setan.
-
Demikian juga Saul,
sebelum menjadi raja dia sudah diurapi tetapi akhirnya Saul juga berdusta
sampai kerasukan setan.
Maka memang Roh Kudus itu
tidak berdusta, tetapi kita juga harus penuh dengan Roh Kudus supaya mulut
tidak ada dusta.
3. Tidak
membalas kejahatan dengan kejahatan = penuh dengan
kasih.
Jadi,
tidak boleh berhenti hanya penuh dengan FIRMAN dan ROH KUDUS, tapi harus sampai
penuh dengan KASIH supaya kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan, maka firman
itu permanen dan Roh Kudus itu juga permanen, karena dia sudah penuh dengan
kasih. Kalau hanya penuh dengan firman dan penuh dengan Roh Kudus, sama dengan:
ahli Taurat dan orang Farisi, oleh sebab itu harus sampai penuh dengan kasih.
Inilah
tanda kemenangan oleh darah Anak Domba. Inilah wujud dari iman yang teguh itu.
1
Petrus 2:22-24
(2:24)
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib,
supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Ia
sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita,
yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.
Oleh darah salib kita hidup untuk kebenaran.
Selanjutnya,
oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Selain lima luka utama; (dua di
tangan, dua di kaki, dan satu di lambung), ada juga luka lain dalam diri-Nya
itulah yang disebut bilur-bilur Yesus dan oleh karena bilur-bilur-Nya kita
semua sudah sembuh. Dahulu kita banyak mengalami sakit, baik jasmani maupun
rohani:
-
Sakit jasmani, misalnya:
sakit pusing, sakit ini dan itu.
-
Sakit rohani, antara
lain: sakit hati, iri, dengki, itulah sakit batin.
Tetapi
puji TUHAN, oleh bilur-bilurnya, oleh darah salib kita telah sembuh.
Roma
8:36-37
(8:36)
Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut
sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." (8:37)
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang,
oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Kemenangan
yang sejati itu hanya diperoleh dari darah Anak Domba. Mungkin hari ini kita
bisa menang, hari ini kita bisa pukul (lawan), lalu orang lain menderita,
tetapi itu bukan kemenangan yang sejati, maka di sini dikatakan: Tetapi
dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang.
Banyak
kemenangan di bumi, tetapi itu bukan kemenangan yang sejati, tetapi dalam
semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah
mengasihi kita.
Oleh
darah Anak Domba kita mengalami kemenangan yang sejati, sebab itu lawanlah
iblis atau setan dengan iman yang teguh. Manakala kita harus menyangkal diri
dan memikul salib itulah cara TUHAN supaya kita berkemenangan terhadap musuh
abadi kita itulah iblis atau setan. Jadi, oleh karena darah Anak Domba kita
memperoleh kemenangan yang sejati.
Pada
ayat 36, seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada
dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba
sembelihan." Inilah pelayanan dari Rasul Paulus, banyak menyangkal
diri di tengah-tengah ibadah dan pelayanan sampai disebut sebagai domba-domba
sembelihan. Domba sembelihan berarti sudah dilumuri oleh darah Anak Domba,
sehingga oleh darah Anak Domba kita memperoleh kemenangan yang sejati, tidak
ada kemenangan tanpa darah Anak Domba. Kemenangan di bumi itu sifatnya
sementara tetapi kemenangan yang sejati diperoleh lewat darah Anak Domba.
Wujud
KEMENANGAN akan kita lihat dalam Wahyu 5:9-10.
Wahyu
5:9-10
(5:9)
Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima
gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi
Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan
Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi
Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
“
... membuka meterai-meterainya ... “ berarti, terjadi
pembukaan rahasia firman. Kalau terjadi pembukaan rahasia firman maka berkuasa menyingkapkan
segala rahasia yang terkandung di dalam hati, dosa yang disembunyikan
tersingkap, berarti dosa dibongkar dengan tuntas.
“
... karena Engkau telah disembelih ... ” kalau
Yesus tidak disembelih tidak terjadi pembukaan firman, kalau Yesus tidak
disembelih saya tidak akan berdiri di sini untuk menyampaikan firman kepada
saudara, jadi oleh karena darah Anak Domba kita dapat menikmati pembukaan
firman TUHAN dan dosa disingkapkan.
“
... dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah ... “ kita
sudah dibeli dan oleh darah Anak Domba kita sudah ditebus, dibeli itu berarti
harganya sudah lunas dibayar, sudah ditebus. Kalau sudah dibeli berarti yang
dibeli itu sudah menjadi pemilik si pembeli.
Inilah
puncak kemenangan itu; menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah
kita; menjadi imamat rajani, menjadi pelayan-pelayan TUHAN, menjadi hamba-hamba
TUHAN, itulah milik kepunyaan TUHAN.
Kelebihan
dari milik kepunyaan TUHAN -- hamba-hamba TUHAN, hamba-hamba kebenaran -- : Mereka
akan memerintah sebagai raja di bumi, sehingga dosa tidak berkuasa lagi dan
sudah berkemenangan. Inilah kemenangan kekal, kemenangan sejati: memerintah di
atas bumi.
Saya
berharap kita semua berkemenangan termasuk dari dosa kejahatan, kenajisan,
kelicikan, dan lain sebagainya. Kemenangan sejati itu menjadi bagian hidup
kita. Oleh karena darah Anak Domba kita memperoleh kemenangan yang sejati,
sebab mereka yang sudah ditebus oleh darah Anak Domba otomatis menjadi milik
kepunyaan Allah. Mereka yang menjadi milik kepunyaan TUHAN itu dijadikan
sebagai imamat rajani, hamba-hamba TUHAN, untuk memerintah sebagai raja di bumi
(penguasa), berarti dosa tidak berkuasa lagi. Inilah kemenangan yang sejati.
Inilah
cara yang pertama untuk memperoleh kemenangan, berkemenangan oleh karena darah
Anak Domba.
Kemudian
kita akan melihat cara YANG KEDUA.
Wahyu
12:11
(12:11)
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka
sampai ke dalam maut.
Iblis
atau setan dapat dikalahkan hanya dengan dua cara yaitu:
YANG
PERTAMA: oleh darah Anak Domba. Hal ini telah disampaikan dan dipaparkan
dengan gamblang di atas, kiranya hal itu mendarah daging, jangan dilupakan
begitu saja, supaya jangan kalah dari dosa kenajisan lagi, dosa kejahatan,
kemunafikan, dusta, dan sebagainya.
YANG
KEDUA: oleh perkataan kesaksian mereka. Berarti, perkataan
dengan kesaksian atau perbuatan mereka sama. Inilah cara yang kedua untuk
mengalahkan iblis atau setan. Biarlah perkataan dan perbuatan kita sama.
Kita
berbahagia karena TUHAN memperlengkapi kehidupan kita di hari-hari terakhir ini
menjelang kedatangan TUHAN, dengan pengertian ini kita boleh menyenangkan hati
TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini. Kita tidak mungkin bisa
menyenangkan hati TUHAN tanpa kita memiliki pengertian sorgawi, itu sudah
pasti.
1
Korintus 9:27
(9:27)
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan
Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Perikop
pada ayat ini adalah “Hak dan Kewajiban Rasul”, jadi soal hak dan
kewajiban rasul dijelaskan dengan gamblang oleh Rasul Paulus dalam 1
Korintus 9:1-27.
Melatih
tubuh dan menguasai seluruh anggota tubuh
dari ujung kepala sampai ujung kaki, semuanya terkendali. Mengapa seluruh
hidupnya, tubuhnya, raganya terkendali? Supaya sesudah memberitakan Injil
kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. Berarti, perbuatannya,
(pergerakannya pada semua anggota tubuhnya) sesuai dengan perkataannya,
sehingga ia jangan ditolak (bebas dari penolakan).
Kalau
seorang hamba TUHAN hanya bisa berbicara
tetapi tidak berbuat, tidak melakukan sesuai dengan perkataannya, hamba TUHAN
semacam ini perlu ditolak, dan kita harus dengan tegas menolak jangan kompromi
dengan pakai perasaan. Kita sudah melihat itu di dalam Injil Matius 7:15,
22-23:“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu
dengan menyamar seperti domba ... “ Kemudian pada Injil Matius 7:21-22,
mereka (nabi-nabi palsu) sibuk melakuakan tiga perkara ajaib:
1. Bernubuat
demi nama TUHAN.
2. Mengusir
setan demi nama TUHAN.
3. Mengadakan
banyak mujizat.
Namun
pada Matius 7:23, TUHAN berkata kepada mereka yang sibuk melakukan
perkara ajaib: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!" Padahal
mereka sudah berseru-seru menyebut nama TUHAN, mengadakan tiga perkara ajaib,
namun pada akhirnya dalam ayat 23 TUHAN tidak mengenal hamba TUHAN
semacam ini, ditolak.
Kalau
hanya bisa bicara; perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya atau
perbuatannya tidak sesuai dengan perkataannya, hamba TUHAN semacam ini hanya
bisa kotbah dan hamba TUHAN semacam ini harus ditolak, sebab TUHAN sendiri juga
menolak.
Kita
perlu saling mendoakan, doakan juga saya, saudara tidak perlu meminta doa
karena saya selalu doakan saudara tetapi saya juga perlu didoakan supaya
perbuatan saya sesuai dengan perkataan saya. Contohnya: kalau saya kotbah
sepersepuluh, berarti saya sudah terlebih dahulu memberikan sepersepuluh, kalau
saya kotbah mengenai persembahan khusus berarti saya sudah terlebih dahulu
mengkhususkan diri saya kepada TUHAN. Tidak mungkin lagi saya pergi ke mall
setiap hari, tidak mungkin lagi saya ke pantai-pantai, tidak mungkin lagi saya
liburan kesana dan kesini.
Sekali
waktu ada anak TUHAN di luar penggembalaan ini, anak TUHAN ini bertanya kepada
saya: “Kalau liburan kemana saja pak?” Saya lucu mendengar pertanyaan dari anak
TUHAN ini, karena saya langsung mengerti berarti anak TUHAN ini tidak mendapat
pengajaran dari gembalanya. Tetapi pada waktu itu saya menjawab “di rumah saja
bu.” Saya tidak perlu memberi komentar apalagi menghakimi.
Kalau
saya tidak berlutut di kaki salib TUHAN, bagaimana saya dapat menerima
pembukaan firman, sebab pengertian saya terbatas, ingatan saya juga terbatas,
maka saya harus berada di kaki salib TUHAN, di bawah kaki salib yang
berkemenangan itu, selalu berjaga-jaga sama seperti gembala-gembala di tengah
malam berjaga-jaga. Pada saat Yesus lahir pada saat itu gembala-gembala
berjaga-jaga di tengah malam, suasana sekarang itu sama seperti suasana malam
karena dosa sudah memuncak, maka seorang hamba TUHAN harus berjaga-jaga, doa
penyembahan, berlutut di kaki salib. Jadi, selain sadar, berjaga-jagalah!
Domba-domba itu banyak tabiatnya, supaya jangan dikuasai dosa kejahatan,
kecemaran yang lain, dan masih banyak, oleh sebab itu seorang hamba TUHAN harus
berjaga-jaga, supaya perbuatannya sesuai dengan kotbahnya, sesuai dengan apa
yang dikotbahkan.
Saya
juga berharap supaya hal ini nyata dalam hidup saya, karena ini bukanlah perkara
yang gampang. Selama kita mendiami kemah tubuh ini kita banyak mengalami
pergumulan, manakala dicubit masih terasa sakit. Sebab itu saya katakan ini
bukan perkara gampang. Oleh sebab itu kita harus saling mendoakan antara satu
dengan yang lain, supaya sikap dan perbuatan saya dapat menjadi kesaksian
sesuai dengan perkataan saya.
Mari
kita melihat hak yang dimaksud oleh Rasul Paulus.
1
Korintus 9:12
(9:12)
Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu,
bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan
hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami
mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus. (9:13) Tidak
tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat
penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah,
mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? (9:14) Demikian pula
Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari
pemberitaan Injil itu.
Hak
dari si pemberita Injil adalah hidup dari pemberitaan Injil, itulah hak dari
seorang hamba TUHAN dan sesungguhnya demikian.
1
Korintus 9:15
(9:15)
Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku
tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab
aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat
ditiadakan siapa pun juga!
“Tetapi
aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu” tetapi Rasul
Paulus tidak pernah mempergunakan satupun dari hak-hak itu. Berarti, melayani
bukan karena upah, melayani bukan karena uang, itu maksudnya.
Suratan
1 Korintus dan suratan 2 Korintus itu ditulis tangan oleh Rasul
Paulus lalu dilayangkan kepada jemaat di Korintus, di Asia kecil, di Turki
sana.
“
Sebab aku lebih suka mati dari pada ...!” Titik-titik
ini terserah saudara mau dijawab dengan apa:
-
Aku lebih suka mati dari
pada tidak melayani TUHAN.
-
Aku lebih suka mati dari
pada tidak menyembah TUHAN.
-
Aku lebih suka mati dari
pada tidak melakukan hal-hal yang suci.
-
Aku lebih suka mati dari
pada berbuat dosa.
Terserah
saudara mau menjawab titik itu dengan apa, kita harus menjawab titik-titik itu.
Jangan melayani karena uang, jangan melayani karena pamer, jangan melayani
karena ada kepentingan diri disitu, jangan melayani untuk unjuk gigi, unjuk
dada, dan lain sebagainya. Yang harus kita perbuat di saat sekarang ini adalah
jawablah titik-titik itu dengan baik dengan jawaban yang berkenan dan
menyenangkan hati TUHAN, supaya nanti perbuatan dan perkataan sama di tengah
ibadah dan pelayanan.
“Sungguh,
kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!” Jelas
kemegahan ini akan diakui dan diterima oleh orang lain, bahkan oleh setan,
gunderuwo, apapun namanya tidak mampu menghadapi kesaksian semacam ini, harus
diterima oleh siapapun. Jadi setan seperti apapun tidak bisa menolaknya, itulah
hebatnya hamba TUHAN yang ditandai dengan darah, tidak bisa terkena apa-apa,
sebab perkataannya sesuai dengan perbuatannya.
Rasul
Paulus satu kali di sebuah pulau, hendak membuat api unggun sebab dia sudah
kedinginan, namun tiba-tiba ular tedung (bahasa sekarang disebut ular kobra)
memagut tangannya, kemudian orang-orang yang melihat peristiwa tersebut
berpikir Rasul Paulus sebentar lagi akan mati, namun setelah ditunggu Rasul
Paulus tidak mati juga bahkan demam saja tidak. Tidak ada yang dapat menolak
kesaksian semacam ini, perkataan kesaksian semacam ini pasti berkemenangan.
Saya
terlalu malu kepada TUHAN manakala perbuatan ini tidak sesuai dengan perkataan
dalam pemberitaan firman, sungguh saya malu kepada TUHAN. Sidang jemaat dapat
saya bodoh-bodohi tetapi TUHAN tidak dapat saya bodoh-bodohi.
Ingat,
kita harus memiliki kesaksian semacam ini, untuk mengalahkan setan tidak bisa
menggunakan cara yang lain harus menggunakan cara yang kedua ini. Yakni: Oleh perkataan
kesaksian artinya; perkataan sesuai denga perbuatannya.
1
Korintus 9:18
(9:18)
Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan
Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita
Injil.
Hak
yang dia inginkan adalah bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, melayani
tanpa upah, berarti dipercaya. Itu adalah upah yang jauh lebih besar. Dipercaya
saja melayani TUHAN itu sudah upah yang jauh lebih besar, dari pada melayani
karena uang karena kepentingan, karena perut, karena harga diri, karena
motivasi, kepentingan diri dan lain sebagainya. Itu upah yang sesaat,
tetapi upah yang hakiki dipercaya oleh TUHAN.
Jadi
bagi saudara yang mengambil bagian dalam pelayanan, jangan karena ingin dilihat
oleh orang lain, jangan karena upah, tidak sedikit sekarang di dalam
gereja-gereja:
-
Pemimpin pujian dibayar.
-
Pemain musik dibayar
bersar-besaran.
-
Singer dan lain
sebagainya.
Alasan
gereja memberi bayaran (amplop) kepada orang-orang yang melayani: “dia juga
butuh ongkos.” Pertanyaannya sekarang, apakah TUHAN tidak tahu kebutuhan
kita? Apakah TUHAN itu bodoh dan tidak punya mata? Kalau kita melayani karena
upah, bagaimana kita dapat menggenapi firman? Tuhan mau datang, oleh sebab itu
jangan bermain-main. Dipercaya saja melayani itu upah yang jauh lebih besar
dari segala upah-upah di bumi ini.
Kalau
bapa Victor dan bapa Mautri bekerja di kapal tentu harus ada upahnya, kalau
kita bekerja di dunia ini lalu kita menolak upah itu namanya mati konyol, bodoh
namanya. Tetapi untuk TUHAN melayani tanpa upah, dipercaya saja itu sudah upah
yang lebih besar dibandingkan upah-upah yang ada di dunia ini.
Jangan
sampai yang bekerja di dunia ini tolak upah, tetapi harus terima upah sebab itu
hak bagi orang yang bekerja di dunia ini, supaya juga dapat melakukan firman;
di tengah ibadah ada persembahan, di tengah ibadah ada sepersepuluh itulah
milik TUHAN, ada persembahan syukur, ucapan syukur, dan lain sebagainya, juga
keluarga membutuhkan biaya untuk beli beras dan lain sebagainya juga harus
diberikan.
Inilah
perkataan kesaksian itu yang mampu mengalahkan musuh abadi itulah iblis atau
setan. Ayo yang melayani; dipercaya melayani adalah upah yang lebih besar dari
segala upah yang ada di bumi ini, dipercaya saja itu sudah upah yang lebih
besar dari upah-upah yang ada di dunia ini.
1
Korintus 9:19
(9:19)
Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba
dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
“Sungguhpun
aku bebas”, berarti tidak ada lagi dakwaan, tidak ada
lagi tuduhan dari manusia apalagi setan, iblis atau setan sudah kalah.
Singkatnya,
perkataan kesaksian telah mengalahkan iblis atau setan, tidak ada lagi
tuduhan-tuduhan manusia apalagi tuduhan setan. Tidak ada lagi dakwaan dari
iblis atau setan, kita berkemenangan oleh perkataan kesaksian. Hanya dengan itu
saja cara untuk mengalahkan iblis atau setan, jangan pergi ke gunung Kawi,
jangan pergi ke dukun.
Saya
paling aneh kalau ada orang menyebut dukun sebagai “orang pintar”, yang saya
tahu orang pintar di dalam Alkitab adalah orang bijaksana. Tapi orang banyak
berkata dukun itu orang pintar, sebenarnya dukun itu orang bodoh, orang dungu,
tolol, kalau dia orang yang bijaksana dia seharusnya takut TUHAN. Kenapa dukun
disebut orang pintar? Mulai sekarang rubahlah kata-kata itu.
Tadi
malam saya melihat suatu pemberitaan firman di Youtube dan banyak disukai
orang, dalam pemberitaan firman itu orang banyak tertawa, satu ayat dibolak
balik dan ketawa-ketawa, tetapi banyak orang yang menyukai pemberitaan firman
semacam itu. Saya heran, mengapa tidak mencari pembukaan firman; ayat
menjelaskan ayat sampai tersingkap rahasia dan dosa dibongkat dengan tuntas.
Oleh sebab itu, berlakulah bijaksana.
Singkatnya
dengan perkataan kesaksian ini, tidak ada lagi dakwaan dari manusia ataupun
dari setan, sampai akhirnya dia dapat memenangkan banyak jiwa. Biarlah kita
menjadi suatu kesaksian dan dengan perkataan kesaksian kita dapat memenangkan
jiwa baik memenangkan jiwa di tempat pekerjaan, di tempat kita tinggal,
sehingga orang-orang di sekitar kita dapat dimenangkan dengan perkataan
kesaksian kita. Jangan hanya dapat menyenangkan hati roh jahat dan roh najis,
tetapi berjuanglah untuk memenangkan jiwa yang ada di sekitar kita, entah kita
di tempat tinggal kita, di tempat kita kerja atau dimanapun kita, berjuanglah.
Jangan yang jahat dan yang najis saja yang kita ingat setiap hari, ingatlah
firman TUHAN supaya kita dapat memenangkan banyak jiwa.
1
Korintus 9:20-22
(9:20)
Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan
orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku
menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri
tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang
hidup di bawah hukum Taurat. (9:21) Bagi orang-orang yang tidak
hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah
hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup
di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup
di bawah hukum Taurat. (9:22) Bagi orang-orang yang lemah aku
menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang
lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku
sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka
Dengan
kesaksian perkataan ini, Rasul Paulus dapat:
1. Memenangkan
orang Yahudi karena dia dapat menyelami hati orang Yahudi.
2. Menyelami
hati orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun dia tidak hidup
di bawah hukum Taurat,
3. Menyelami
hati orang-orang yang lemah.
4. Menyelami
hati orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum taurat (bangsa Kafir).
Singkatnya,
bagi semua orang Rasul Paulus telah menjadi segala-galanya, tujuannya: supaya
Rasul Paulus sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.
Tujuan dari perkataan kesaksian adalah untuk memenangkan banyak jiwa.
Pengertian
yang kita peroleh ini bukan sekedar untuk menambah pengetahun, tetapi
pengertian semacam ini harus mendarah daging dan menjadi praktek dalam kehidupan
sehari-hari untuk memenangkan banyak jiwa. Kalau kita hari ini memperoleh
pengertian yang dilawat hanya perasaan saja, tandanya: hanya bisa menangis.
Yang TUHAN mau supaya kita menikmati pelayanan Roh bukan pelayanan tubuh. Kalau
pelayanan tubuh perasaan yang dilawat, tandanya yaitu: menangis, tetapi sesudah
menangis kembali lagi kepada habitat lama. Itulah pelayanan tubuh bukan
pelayanan Roh.
Jadi
yang TUHAN mau supaya pengertian yang kita terima ini mendarah daging, sesudah
mendarah daging langsung praktek kepada kehidupan sehari-hari. Inilah yang
TUHAN mau.
Dengan
perkataan kesaksian:
-
Tidak ada lagi dakwaan
dari manusia maupun iblis atau setan.
-
Keuntungan yang lain,
dapat memenangkan banyak jiwa.
2
Korintus 12:1-6
(12:1)
Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun
demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan
penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. (12:2) Aku tahu tentang
seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku
tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya --
orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3)
Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh,
aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- (12:4) ia tiba-tiba diangkat
ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh
diucapkan manusia. (12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi
atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.
(12:6) Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh
lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan
ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku
atau yang mereka dengar dari padaku.
Rasul
Paulus tidak melebih-lebihkan segala sesuatu yang ia alami, sekalipun dia
pantas bermegah atas kelebihan itu, supaya tidak ada tuduhan dan dakwaan. Jadi,
perkataan dan perbuatannya sama.
2
Korintus 12:7
(12:7)
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang
luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu
seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Supaya
Rasul Paulus tidak bermegah dan tidak meninggikan diri, maka atas seijin TUHAN
ada duri dalam daging. Banyak duri dalam daging ini, duri sifatnya menusuk:
-
Sifat suami yang tidak
berubah itu menjadi duri bagi daging isteri.
-
Sebaliknya, sifat isteri
yang tidak mau berubah itu duri bagi suami.
-
Kalau anak juga tidak mau
berubah itu juga duri bagi daging orang tua. Sementara duri dalam daging itu
adalah utusan iblis atau setan.
Duri
dalam daging terjadi itu adalah atas seijin TUHAN, oleh sebab itu kita tidak
perlu bertanya-tanya “kenapa begini TUHAN?” “kenapa harus begitu TUHAN?” supaya
kita rendah hati saja. Jangan bermegah dan jangan sombong supaya tetap
perbuatan kita sesuai dengan perkataan kita. Jadi, perkataan kesaksian itu yang
sanggup mengalahkan iblis atau setan.
Ciri-ciri
orang yang mengalahkan iblis atau setan:
Wahyu
12:11
(12:11)
Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka
sampai ke dalam maut.
Ciri-ciri
orang yang mengalahkan iblis atau setan: mereka tidak mengasihi nyawa mereka
sampai ke dalam maut. Pendeknya, rela kehilangan nyawa demi mempertahankan
salib Kristus.
Matius
16:21-22
(16:21)
Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus
pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga. (16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia,
katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali
takkan menimpa Engkau."
Sesudah
mendengarkan berita salib Simon Petrus menarik Yesus kesamping dan menegor Dia
katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali
takkan menimpa Engkau." Andaikata Yesus menuruti perkataan Simon
Petrus manusia pasti binasa, kalau dipikiran ini hanya seperti pikiran Simon
Petrus, maka manusia akan binasa.
Di
atas telah saya sampaikan ukuran untuk diselamatkan bukan amal soleh (perbuatan
baik) melainkan salib, darah salib. Kalau perbuatan baik yang menyelamatkan
manusia, tidak usah ke gereja, cukup ke pinggir jalan lalu lewat orang miskin
berikan saja sepuluh ribu tiap orang lewat, sudah selesai kalau begitu ukuran
masuk sorga. Lalu dalam setiap kebaktian persembahkan saja korban-korban kalau
memang itu caranya untuk masuk sorga. Namun untuk masuk sorga tidak cukup
dengan perbuatan baik.
Jangan
sampai kita mengadopsi pemikiran Simon Petrus. Singkatnya, pikiran ini
jangan menolak sengsara salib!!
Matius
16:23
(16:23)
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis.
Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Maka
Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis.” Kalau
dalam pikiran kita sudah menolak salib, itu adalah pikiran setan, sebab itu
Yesus berkata: "Enyahlah Iblis.”
Simon
Petrus bukan iblis atau setan tetapi pikiran yang menguasai Simon Petrus adalah
iblis atau setan.
Matius
15:24
(16:24)
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Syarat
mengikut TUHAN Yesus:
1. Menyangkal
dirinya.
2. Memikul
salibnya.
3. Mengikut
Aku.
Matius
15:25
(16:25)
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia
akan memperolehnya.
Barangsiapa
mempertahankan nyawanya; tidak menyangkal diri, tidak memikul salib, tidak
mengikut TUHAN, ia kehilangan nyawanya (binasa). Barangsiapa kehilangan
nyawanya; menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut TUHAN, ia akan hidup.
Manakala
di tempat pekerjaan kita difitnah, dizolimi, ya sudah biarkan saja, biarlah
kita kehilangan nyawa supaya kita hidup. Jangan pertahankan nyawa, relalah
kehilangan nyawa, supaya kita hidup. Barangsiapa mempertahankan nyawa dia
binasa, tetapi barangsiapa kehilangan nyawa karena Kristus dia akan hidup.
Matius
15:26-27
(16:26)
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan
apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (16:27) Sebab
Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya;
pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia ini;
kaya raya, punya harta, punya uang banyak tetapi kehilangan nyawa? Banyak orang
ingin kaya tetapi meninggalkan TUHAN; tidak mau menyangkal diri, tidak memikul
salib, dan tidak mengikut TUHAN, tetapi apa artinya jikalau akhirnya dia akan
mati, binasa di dalam neraka? Di dalam neraka itu bukan sekedar lama, tetapi
selama-lamanya. Kalau hanya 100 tahun di dalam neraka masih ada limit,
dan sesudah 100 tahun kita bisa ke sorga, tidak seperti itu melainkan:
-
Di sorga selamanya.
-
Di neraka selamanya.
Panasnya
neraka tujuh kali dari dapur api manapun, termasuk dapur api Krakatau Steel
yang berguna untuk meleburkan baja. Jadi kalau dapur api Krakatau Steel dapat
meleburkan bijih pelet sebagai bahan dasar dari pada baja sampai menjadi cairan
api, tetapi api nereka tujuh kali lebih panas dari dapur api manapun di muka
bumi ini, artinya: panasnya neraka itu sempurna. Jadi, dari pada kita panas-panasan
dalam panas yang sempurna dan kita tidak sanggung menahan panas itu, lebih baik
kita kehilangan nyawa saja yaitu sangkal diri dan pikul salib, tetapi kita
memperoleh hidup dan bahagia dalam kerajaan sorga sampai selama-lamanya.
Pilih
mana harga diri, gengsi, keras hati, tetapi binasa? Atau kehilangan gengsi,
kehilangan harga diri, kehilangan keras hati, kehilangan keakuan, tetapi
selamat? Pilih mana? Saya kira biar kita kehilangan keakuan, biar kehilangan
harga diri, biar kehilangan kesombongan, biar kehilangan keras hati, biar
kehilangan apa saja, yang penting hidup di dalam kerajaan sorga sampai
selama-lamanya. Kalau TUHAN menyampaikan pengertian yang demikian bukankah ini
adalah tanda perhatian TUHAN? Tetapi manakala dalam setiap pemberitaan firman
hanya berbicara tentang “diberkati, diberkati, dimuliakan”, hari hari yang
diberitakan hanya seperti itu tetapi jalan ke sorga tidak disampaikan,
bagaimana anak cucu mau selamat?
Saya
berharap para pemirsa, anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba-hamba TUHAN berlaku
jujur kepada TUHAN, berlakulah jujur kepada hati nurani.
Inilah
ciri-ciri orang yang mengalahkan iblis atau setan: rela kehilangan nyawa. Yesus
Kristus juga rela kehilangan nyawa, diinjak-injak harga diri-Nya, diludahi,
tetapi Dia tidak mau membalas semua kejahatan itu, biarkanlah hal itu terjadi
supaya kita memperoleh nyawa, supaya kita memperoleh hidup. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment