IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 22 SEPTEMBER 2020
(Seri: 114)
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia memenuhi kehidupan kita karena sebentar lagi kita akan tersungkur di kaki salib TUHAN, sujud menyembah Allah yang hidup, bukan Allah yang mati, itulah Allah Abraham, Ishak, Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat berdaulat atas kehidupan kita semua.
Dan saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
1. Ayat 25-27.
Sekarang, kita akan memperhatikan hal YANG KEDUA, yaitu ayat 28-29, di mana seorang suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri. Berarti, siapa yang mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri; mengapa demikian?
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Ibu à Gembala Sidang atau pemimpin sidang jemaat. Sedangkan tugas seorang gembala sidang adalah:
Biarlah kiranya kita masing-masing pribadi lepas pribadi memberi kehidupan rohani kita untuk diasuh dan dirawat oleh TUHAN lewat penggembalaan yang TUHAN percayakan ini, karena Yesus adalah Gembala Agung.
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
Inilah keadaan (kedudukan) dari seorang gembala sidang di hadapan TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya kepada sidang jemaatnya.
(2:9) Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.
Lukas 2:8
(2:8) Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Waktu malam à Dunia ini berada dalam suasana gelap karena diliputi (dinaungi) oleh dosa. Jadi, dosa itulah yang menyebabkan sehingga dunia berada dalam gelap gulita. Dalam suasana semacam ini, tentu saja gembala-gembala dituntut ekstra berjaga-jaga dan senantiasa tinggal di padang penggembalaan.
Jadi, dari perkara ini kita memetik hikmahnya, bahwa wabah Corona ini mendatangkan berkat tersendiri dalam hal rohani bagi kita semua.
(2:9) Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. (2:10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
BERITA DARI BUMI à Ajaran palsu dari nabi-nabi palsu ... Wahyu 13:11-12.
Demikian juga kalau seorang imam menerima upah di dalam melayani TUHAN -- pemimpin pujian diupah, pembaca firman diupah, pemain musik diupah, singer diupah, kuaier juga diupah -- itu adalah roh antikris, roh jual beli, apapun alasannya. Sebab Rasul Paulus berkata; sesungguhnya, upah kita adalah kalau dipercaya melayani TUHAN. Tetapi kalau melayani dengan mencari keuntungan, itu bukanlah upah, itu adalah roh antikris. Berikan diri untuk diluruskan oleh kebenaran firman.
Kemudian, berita dari laut (roh jual beli) disebut juga firman yang dikurangkan. Dikurangkan, artinya; pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, yakni berita salib, dikurangkan (diganti) dengan dua hal:
1. Teologi kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya. Kalau begini cara berpikir seorang hamba TUHAN, lalu pemahaman ini ditransferkan kepada sidang jemaat, maka sidang jemaat menjadi bodoh, itulah yang disebut teologi kemakmuran.
2. Tanda-tanda heran atau pun mujizat-mujizat semata. Perlu untuk diketahui: biar sejuta kali mujizat terjadi di depan mata -- terjadi mujizat kesembuhan, terjadi tanda-tanda heran, jemaat rubuh-rubuh, tumbang, sampai teler, muntah-muntah -- tetapi kalau berita salib diabaikan, semuanya itu tidak ada artinya.
Lukas 2:11-12
(2:11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (2:12) Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
1. Dibungkus dengan lampin.
Mengapa saya katakan “dalam Terangnya Tabernakel”? Ruangan Maha Suci, menunjik; kota Yerusalem Baru -- sebab bentuknya empat persegi --, di mana panjang dan lebarnya dan tingginya sama.
- Panjangnya 10 (sepuluh) hasta.
Dua minggu lalu hal ini telah saya sampaikan; dan saya berharap hal itu benar-benar termeterai dalam kehidupan kita, artinya berita dari sorga itu memang harus dibungkus oleh Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, tidak boleh dibungkus oleh bungkusan yang lain. Sekalipun terlihat rapi, tetapi kalau bungkusannya asing, itu bukanlah berita keselamatan, bukan berita kesukaan bagi bangsa-bangsa.
Palungan à Hati manusia sebagai tempat makanan dan minuman. Demikian juga palungan merupakan tempat makan minum domba-domba. Jadi, palungan itu adalah gambaran dari hati manusia, sebagai tempat makanan dan minuman. Jelas, hal ini berbicara tentang persekutuan yang mendalam dengan Yesus, Anak Allah, lewat firman-Nya dan perjamuan suci.
Amsal 3:3
(3:3) Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
(7:1) Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu. (7:2) Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu. (7:3) Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu.
2 Korintus 3:3
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
Biarlah firman itu mendapat tempat; dituliskan (dimeteraikan) oleh Roh Kudus pada loh-loh daging, yaitu pada loh hati kita masing-masing, sehingga dengan demikian, kita semua menjadi surat Kristus, surat pujian yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang, baik perkataan kita dikenal oleh setiap orang, baik perbuatan gerak-gerik sekecil apapun dapat dibaca, dapat dikenal oleh setiap orang.
(27:19) Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Kalau firman mendapat tempat di dalam hati kita, maka kehidupan kita ini menjadi cermin hidup; perkataan menjadi cermin hidup, perbuatan menjadi cermin hidup bagi setiap orang. Jadilah cermin. Biarlah Firman TUHAN mendapat tempat di dalam hati kita.
(4:23) Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
1 Timotius 4:15-16
(4:15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. (4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Bukan saja hamba TUHAN atau pelayan-pelayan TUHAN, tetapi juga sidang jemaat juga harus mengawasi diri sendiri dan mengawasi ajaran. Ajaran itu harus diawasi dengan baik; jangan sampai ajaran yang sudah kita terima itu ternodai karena kita tidak bisa menjaga hati kita masing-masing.
Tetapi selanjutnya Rasul Paulus berkata: “Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.” Jadi, seorang hamba TUHAN harus menjaga dirinya dengan segala kewaspadaan, juga menjaga segala pengajaran yang dia terima dari TUHAN dengan segala kewaspadaan, dan seorang hamba TUHAN harus bertekun di dalamnya supaya ia dan sidang jemaat selamat.
1. Sikapnya.
Kita akan memperhatikan Yesaya 28:7-8, dengan perikop: “Terhadap pemimpin-pemimpin Yerusalem”, itulah hamba-hamba TUHAN atau gembala sidang, karena kita semua ada di Yerusalem, ada di tengah-tengah pelayanan, itulah takhta Kerajaan Sorga, Yerusalem Baru. Marilah kita melihat kondisi dari pemimpin-pemimpin Yerusalem ini, yang diawali pada ayat 7.
(28:7) Tetapi orang-orang di sini pun pening karena anggur dan pusing karena arak. Baik imam maupun nabi pening karena arak, kacau oleh anggur; mereka pusing oleh arak, pening pada waktu melihat penglihatan, goyang pada waktu memberi keputusan.
Artinya; pusing melihat penyucian, pusing melihat hal-hal yang mulia dan indah dari sorga. Mengapa demikian? Karena perkara itu bertentangan dengan tabiat daging.
Bukankah ini adalah sesuatu yang aneh? Kalau kita bandingkan dengan pribadi Rasul Paulus; dia justru bahagia sekali dengan penglihatan-penglihatan yang dia terima. Ketika Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, di situ dia mendapat penglihatan-penglihatan; dan dalam suasana yang demikian, Rasul Paulus mengalami kebahagiaan walaupun hal itu tidak dia sombongkan kepada sidang jemaat.
Tetapi di sini kita melihat; hamba TUHAN, pemimpin sidang jemaat justru pusing (pening), sakit kepala pada waktu melihat penglihatan. Artinya; pusing melihat kalau terjadi penyucian, pusing melihat hal-hal yang mulia dari sorga, mengapa? Karena perkara-perkara yang dari sorga sangat bertentangan dengan tabiat daging.
Saya berani mengatakan: terlalu banyak orang Kristen yang hidup di dalam hawa nafsu daging. Apa buktinya? Tidak suka mengalami penyucian, tidak suka dengan penglihatan-penglihatan dari sorga, itulah penyucian.
Dahulu kita, di awal menerima Pengajaran Mempelai, suka panas hati, mengapa? Karena masih manusia daging yang belum rohani.
Artinya; tidak mempunyai ketetapan hati. Sama halnya dengan orang yang mendua hati; sebentar begini, sebentar begitu, sebentar begini, sebentar begitu, tidak punya ketetapan di hati. Maka, yang benar adalah kalau ikut TUHAN, ikutlah dengan sungguh-sungguh. Kalau tidak ikut TUHAN, tidak usah ikut TUHAN dengan sungguh-sungguh, tinggalkan TUHAN saja; dari pada goyang, dari pada mendua hati, tidak mendapat apa-apa. Kalau berbuat dosa, sekalian saja menjerumuskan diri dalam dosa, pasti ada juga pahala dosa, tetapi ujungnya maut. Sebaliknya, kalau ikut TUHAN, ikutlah TUHAN dengan sungguh-sungguh.
(28:8) Sungguh, segala meja penuh dengan muntah, kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih lagi.
- Kalau hati penuh dengan muntah, itulah sesuatu yang menajiskan.
Maka, tentu saja, tidak ada tempat yang bersih lagi, tidak ada tempat bagi Firman Allah. Inilah yang menyebabkan seseorang hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging.
- Jangan pusing, jangan pening, jangan sakit kepala terhadap penglihan-penglihatan dari sorga, itulah penyucian yang sedang terjadi, dosa dikoreksi lewat berita salib.
Yohanes 6:35
(6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Singkatnya: Yesus adalah roti hidup. Roti hidup, berarti; Firman Allah.
Berarti, Injil Yohanes 6:35 sama dengan Injil Yohanes 1:1.
(6:48) Akulah roti hidup.
(6:49) Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. (6:50) Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. (6:51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (6:52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." (6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. (6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. (6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
Saat dosa kita dikoreksi lewat penyucian firman, itu adalah pengalaman salib, tidak perlu pakai logika; lalu berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan”, ini adalah logika manusia. Memang saat kita mengalami penyucian lewat firman, itulah berita salib yang menyucikan, memang sakit bagi daging, tidak masuk logika, tetapi itu harus dilakukan dan dialami sampai firman mendarah daging, mendapat tempat di dalam loh hati kita masing-masing. Nanti, di situ akan terjadi keajaiban-keajaiban dari sorga, dari Allah, kita alami di bumi ini.
(6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
(6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (6:57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
(6:58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
1. Berada pada suasana kebangkitan.
Sesuatu yang tidak baik, sesuatu yang tidak suci, sesuatu yang jahat, cemar, najis, tidak mendapat tempat di dalam hati kita, karena itu semua adalah gambaran dari muntahan dan kotoran -- dalam ejaan lama disebut; tahi --. Jangan ada lagi muntahan, sesuatu yang najis; jangan ada lagi kotoran, sesuatu yang jahat; supaya betul-betul 3 (tiga) keuntungan besar menjadi bagian kita.
Yang pertama: dibangkitkan, yang kedua; satu dengan TUHAN, yang ketiga; hidup kekal, berarti dosa tidak berkuasa, no limit, puncaknya adalah doa penyembahan. hidup dalam kebahagiaan kekal, tidak ada lagi dosa atau no limit, itu adalah suasana penyembahan.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
1. No Limit
Jawab: Penyembahan.
2. No. Limit
Jawab: Penyerahan diri.
No comments:
Post a Comment