STUDY YUSUF
(Seri: 208)
Subtema: MENIMBUN
GANDUM BERLIMPAH-LIMPAH SEBAGAI PERSEDIAAN
Shalom.
Segala hormat dan
segala kepujian hanya bagi TUHAN kita Yesus Kristus yang telah menghimpun kita
dalam Ibadah Kaum Muda Remaja malam ini. Tidak lupa saya juga menyapa baik anak
TUHAN, umat TUHAN, bahkan hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman
TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook dimanapun
anda berada.
Selanjutnya, kita
mohonkan kemurahan dari TUHAN supaya kiranya terjadi pembukaan firman pada
malam ini, karena pada dasarnya kemampuan saya terbatas dan daya ingat saya
juga terbatas, tetapi kita mengetahui dengan jelas dan pasti bahwa kuasa TUHAN
tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu dan tidak dapat dibatas oleh apapun.
Oleh sebab itu, biarlah kita dengan hati yang sungguh-sungguh datang kepada
TUHAN sehingga dari hati yang sungguh-sungguh itu nanti segala doa dan
kerinduan kita akan memungkinkan TUHAN berkemurahan bagi kita sekaliannya.
Segera saja kita
memperhatikan STUDY YUSUF, sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda
Remaja.
Kejadian 41:33-34
(41:33) Oleh sebab itu, baiklah tuanku Firaun mencari seorang
yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah
Mesir. (41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni
menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan
itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
Lewat pembacaan dari ayat ini dapat kita dimbulkan,
bahwa yang pasti:
-
Akan
terjadi tujuh tahun kelimpahan,
-
Sesudah
itu akan datang tujuh tahun kelaparan yang hebat sampai mengurus keringkan
negeri Mesir.
Oleh sebab itu, untuk menanggulangi hal itu maka Yusuf
mengusulkan atau memberi nasihat kepada Firaun, YANG PERTAMA: untuk mengangkat
seorang yang berakal budi dan bijaksana menjadi kuasa
atas tanah Mesir. Lewat usul atau nasihat dari Yusuf ini, justru Firaun
mengangkat Yusuf menjadi kuasa atas negeri Mesir karena Firaun melihat Yusuf
sebagai seorang yang berakal budi dan bijaksana.
Kemudian usul atau
nasihat Yusuf YANG KEDUA kepada Firaun, ialah: untuk menempatkan
penilik-penilik atas negeri Mesir dalam tujuh tahun kelimpahan
tersebut.
Penjelasan tentang
seorang yang berakal budi dan bijaksana telah dipaparkan pada
minggu-minggu yang lalu, dan kiranya itu menjadi berkat dan firman itu menjadi
daging dalam kehidupan kita masing-masing. Adapun tugas dari seorang yang
berkal budi dan bijaksana adalah untuk menuntun banyak orang kepada kebenaran
seperti bintang-bintang di cakrawala yang bercahaya di dalam kegelapan;
bercahaya atas angkatan-angkatan yang bengkok hatinya, bercahaya atas mereka
yang sesar di bumi ini, sesuai dengan Filipi 2:15.
Marilah kita
melihat atau menerima penjelasan, tentang: PENILIK-PENILIK YANG AKAN
DITEMPATKAN ATAS NEGERI MESIR. Sebenarnya, mengangkat seorang penilik dan
menempatkannya atas negeri Mesir adalah tanda perhatian TUHAN yang besar kepada
mereka yang diam di bumi ini. Tentu saya punya alasan untuk mengatakan hal
tersebut.
Terkait dengan penilik-penilik,
kita akan mengawali dari Kisah Para Rasul 20.
Kisah Para Rasul
20:20-28
(20:20) Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa
yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di
muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; (20:21)
aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani,
supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus
Kristus. (20:22) Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke
Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ (20:23)
selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa
penjara dan sengsara menunggu aku. (20:24) Tetapi aku tidak menghiraukan
nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan
pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian
tentang Injil kasih karunia Allah (20:25) Dan sekarang aku tahu, bahwa
kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk
memberitakan Kerajaan Allah. (20:26) Sebab itu pada hari ini aku
bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa
pun yang akan binasa. (20:27) Sebab aku tidak lalai memberitakan
seluruh maksud Allah kepadamu. (20:28) Karena itu jagalah dirimu dan
jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi
penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah
Anak-Nya sendiri.
“ ... yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk
menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri, darah Anak Domba.” Singkatnya, seorang penilik harus
bertanggung jawab di dalam hal menggembalakan sidang jemaat, sebagaimana contoh
atau teladan dari Rasul Paulus, ia tidak lalai:
1.
Memberitakan
hal firman Allah.
2.
Mengajarkan
firman Allah.
3.
Bersaksi
dari hal firman Allah.
Maka pada ayat 26-27, Rasul Paulus berkata: “
.. aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa
pun yang akan binasa.” Rasul Paulus bersih maksudnya adalah Rasul
Paulus tidak dapat dipersalahkan sebab ia seorang hamba TUHAN (seorang Rasul)
yang bertanggung jawab, sesuai dengan tiga pengakuannya pada ayat 20-21.
TUHAN Yesus adalah penjaga Israel maka sebagai penjaga
Dia juga bertanggung jawab kepada jiwa kita masing-masing, dengan bukti:
-
Ia tidak tidur dan
tidak terlelap ... Mazmur 121:3-4; “... Sesungguhnya tidak terlelap
dan tidak tertidur Penjaga Israel.”
-
Ia tidak lalai
menepati janji-janjinya ... 2 Petrus 3:9; “Tuhan tidak lalai menepati
janji-Nya ...”
Rasul Paulus selain
seorang hamba TUHAN yang bertanggung jawab dia juga seorang hamba TUHAN:
-
Yang rendah hati,
sesuai dengan ayat 19.
-
Menjadi tawanan Roh,
sesuai dengan ayat 22. Menjadi tawanan Roh, berarti terikat dengan
pelayanan Roh sehingga bebas dari perkara-perkara dunia, bebas dari tabiat
daging, bebas dari perkara-perkara yang berasal dari roh pendurhaka termasuk
dosa kejahatan dan kenajisan.
Itulah seorang hamba
TUHAN yang bertanggung jawab: rendah hati dan menjadi tawanan Roh, berarti
lepas dari ikatan-ikatan dunia, lepas dari ikatan daging, lepas dari dosa
kejahatan dan kenajisannya. Inilah wujud dari seorang penilik, seorang gembala
yang bertanggung jawab.
Yohanes 10:10-11
(10:10) Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku
datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan. (10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang
baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Yesus datang ke dunia
ini dengan satu tujuan, yaitu supaya manusia:
a.
Mempunyai hidup.
b.
Mempunyai dalam segala
kelimpahan.
Hal ini terkait
dengan jabatan yang melekat dalam diri Yesus sebagai gembala yang baik,
sebab pada ayat 11 Yesus berkata: “Akulah gembala yang baik.”
Apakah ukuran dari seorang gembala yang baik? Apakah karena ia pandai
melucu? Apakah karena ia seorang yang pandai mendongeng? Apakah karena
perkataannya lembut, tidak keras atau tidak menusuk di hati dalam setiap
koreksi-koreksinya? Namun ukuran yang sesungguhnya untuk menjadi penilik atau
gembala yang baik ialah: MEMBERIKAN NYAWANYA BAGI DOMBA-DOMBANYA.
Untuk membuktikan bahwa Yesus adalah GEMBALA YANG BAIK, kita akan segera
melihat dan membaca Yohanes 6.
Yohanes 6:51-56
(6:51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari
roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah
daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (6:52)
Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana
Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." (6:53)
Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau
kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai
hidup di dalam dirimu. (6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada
akhir zaman. (6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan
dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. (6:56) Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
Yesus telah menyerahkan
nyawa-Nya atau hidup-Nya di atas kayu salib kepada manusia, sehingga daging
Yesus benar-benar makanan dan darah Yesus benar-benar minuman. Jadi, sudah
sangat terbukti bahwa Yesus adalah gembala yang baik, Dia telah menyerahkan
nyawa-Nya di atas kayu salib, sehingga:
-
Daging-Nya
benar-benar makanan, berarti ada makanan yang bukan makanan (palsu).
-
Kemudian, darah-Nya
benar-benar minuman, berarti ada minuman yang palsu.
Mari kita sinkronkan tentang hal Yesus adalah gembala yang baik dengan
pernyataan Daud, sementara Yesus sendiri adalah tunas Daud, apakah hal itu
sinkron? Apakah hal itu sesuai?
Mazmur 23:1-2
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (23:2)
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku
ke air yang tenang;
TUHAN adalah gembala yang baik, sesuai dengan pengakuan yang ditulis oleh
Mazmur Daud: “TUHAN adalah gembalaku.”
Daud mengakui bahwa
Yesus adalah gembala yang baik dan yang bertanggung jawab, sebab sebagai
Gembala yang baik Dia telah memberikan makan dan minum domba-dombanya.
-
Membaringkan aku di
padang yang berumput hijau, sama dengan: domba-domba diberi makan.
-
Membimbing aku ke air
yang tenang, sama dengan: domba-domba diberi minum air yang jernih.
Itulah sekilas pemaparan tentang penilik yang merupakan adalah gembala yang
harus bertanggung jawab.
Kejadian 41:34-35
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan
penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan
itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. (41:35) Mereka harus mengumpulkan
segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di
bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan
makanan, serta menyimpannya.
Kembali kita melihat bahwa, Yusuf mengusulkan atau memberi nasihat kepada
Firaun yaitu untuk segera menempatkan penilik-penilik atas seluruh negeri
Mesir. Kalau TUHAN menempatkan penilik-penilik atau pemimpin sidang jemaat
itulah gembala sidang dalam sebuah penggembalaan itu adalah tanda kemurahan
yang besar dari TUHAN.
Adapun pekerjaan dari
penilik adalah untuk mengumpulkan segala bahan makanan atau gandum dalam
tujuh tahun kelimpahan yang akan terjadi, dengan cara;
-
menimbun gandum di
kota-kota,
-
serta menyimpannya.
Di dalam tujuh tahun
kelimpahan itu mereka harus menimbun gandum di kota-kota serta menyimpannya,
sehingga tugas dari penilik atau gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat
adalah untuk menimbun gandum dalam kota-kota kudus itulah Yerusalem -- ibadah
dan pelayanan --, serta menyimpannya dengan baik. Harus ditampung dan
ditimbun-timbun lalu dijaga dan disimpan dengan baik.
Jadi, dalam masa kelimpahan sekarang ini kita harus menimbun-nimbun gandum
itulah firman Allah dan menyimpannya dengan baik, karena setelah tujuh tahun
kelimpahan itu akan datang tujuh tahun kesukaran yang besar.
Kejadian 41:36
(41:36) Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk
negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah
Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu."
Gandum yang dikumpulkan bertimbun-timbun satu kali kelak akan menjadi persediaan
makanan untuk tujuh tahun kelaparan yang akan terjadi, sehingga
setiap orang tidak binasa karena kelaparan itu. Sekalipun setelah tujuh
tahun kelimpahan akan datang masa tujuh tahun kelaparan yang hebat, maka tetap
akan ada persediaan.
Setelah tujuh tahun kelimpahan akan datang masa tujuh tahun kelaparan yang
akan menimpa negeri Mesir, kita akan melihat gambarannya dengan jelas dalam Kejadian
41:29-30.
Kejadian 41:29-30
(41:29) Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah
Mesir. (41:30) Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan
segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu
menguruskeringkan negeri ini.
Sesudah tujuh tahun kelimpahan akan menyusul tujuh tahun kelaparan yang
sampai mengurus keringkan negeri Mesir, dan tidak akan terlihat lagi
bekas-bekas kelimpahan di negeri itu, karena kelaparan itu sangat hebat menguruskeringkan negeri itu.
Itu sebabnya, Yusuf dengan jelas, dengan tegas untuk menengusulkan dan
sekaligus menempatkan penilik-penilik di setiap kota-kota, bahkan di seluruh
negeri Mesir.
Ini juga merupakan perhatikan bagi kita malam ini, supaya kita jangan
bermain-main selagi di dalam kelimpahan, tetapi hendaklah kita memperhatikan
apa yang sudah kita terima malam ini, karena nubuatan dari pada Yusuf ini suatu
kali kelak akan tergenapi.
Sekarang, kita lihat Amos 8. Nubuatan Yusuf ini juga dinubuatkan
oleh Amos; apa yang dinyatakan oleh Yusuf, juga dinubuatkan oleh Amos 8:11.
Amos 8:11
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman
Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan
kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan
mendengarkan firman TUHAN.
Di sini dikatakan: “Sesungguhnya, waktu akan datang”, yaitu di mana TUHAN
akan mengirimkan kelaparan atas negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan
bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
Jadi, apa yang dikatakan oleh Yusuf kepada Firaun, waktunya akan datang dan
itu akan terjadi. Itu sebabnya, dia mengusulkan penilik-penilik, itulah gembala
sidang, dan menempatkannya di tiap-tiap posnya. Umpama: pos pelayanan dalam
penggembalaan GPT “BETANIA” disitu harus ditempatkan seorang menilik yang
bertanggung jawab; selain rendah hati juga harus menjadi tawanan Roh, terikat
dengan Roh TUHAN berarti lepas dari ikatan dunia, lepas dari ikatan daging,
lepas dari ikatan roh jahat dan roh najis.
Amos 8:12
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari
utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.
Di sini kita melihat
ada contoh-contoh atau gambaran dari anak-anak TUHAN yang kurang menghargai
bahkan tidak menghargai masa tujuh tahun kelimpahan pembukaan firman, itulah
orang-orang yang:
-
Mengembara dari laut
ke laut.
-
Menjelajah dari utara
ke timur untuk mencari firman TUHAN.
Sebab pada masa tujuh
tahun kelimpahan itu, mereka tidak mengumpulkan bersama-sama dan tidak menimbun
sebagai persediaan makanan pada saat nanti tujuh tahun kelaparan terjadi.
Sehingga oleh kelaparan yang hebat itu orang-orang akan mengembara dari laut
ke laut dan menjelajah dari utara ke timur.
Inilah gambaran atau
contoh orang yang tidak menghargai pembukaan firman TUHAN dalam tahun-tahun
atau masa-masa kelimpahan.
Di sini mereka yang
tidak menghargai pembukaan firman TUHAN pada masa tujuh tahun kelimpahan “mengembara
dari laut ke laut”, kemudian “menjelajah dari utara ke timur.”
Sejenak kita akan melihat tentang: MENGEMBARA DARI LAUT KE LAUT.
Sekalipun ayat-ayat
firman malam ini mungkin seringkali kita baca, itu merupakan suatu peringatan
yang berulang-ulang supaya kita jangan sampai lengah. Oleh sebab itu, jangan
sampai kita mengabaikan apa yang sudah kita terima dari TUHAN.
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat
seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala
tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada
kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang yang keluar
dari dalam laut à antikris. Adapun
wujud dari binatang itu (antikris):
-
Bertanduk sepuluh.
-
Berkepala tujuh.
-
Di atas
tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota.
-
Pada kepalanya
tertulis nama-nama hujat.
Kesimpulannya: ketika
mereka mengembara dari laut ke laut yang akan mereka temukan adalah ajaran
antikris.
Mari kita melihat
ajaran antikris.
Wahyu 13:16-17
(13:16) Dan ia
menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau
miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada
dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau
menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu
atau bilangan namanya.
“ ... ia menyebabkan”, berarti oleh karena ajaran dari antikris sehingga kepada semua orang,
kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada
tangan kanannya atau pada dahinya. Dan mereka yang menerima tanda sebagai
cap meterai dari antikris sehingga mereka bebas menjual dan membeli, berarti
ajaran dan roh yang menguasai dari pada antikris adalah roh jual beli.
Roh antikris adalah
roh jual beli, dan kita dapat temukan langsung gambarannya di dalam Injil
Yohanes 2:13-14: “Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat,
Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang
lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.” Pada saat Yesus tiba di Yerusalem, segera
saja Dia masuk ke bait Allah lalu dia menemukan disitu:
-
Pedagang-pedagang
lembu, kambing domba dan pedagang-pedagang merpati, berarti di dalam
rumah TUHAN sudah terjadi roh jual beli, yaitu menjual korban Kristus, karena
tiga binatang tersebut digunakan sebagai korban dan persembahan yang
dipersembahkan di atas mezbah.
-
Selain itu, di dalalm
rumah TUHAN ditemukan juga meja-meja penukar uang, itu merupakan bagian
dari roh jual beli. Meja-meja penukar uang, itu menunjuk kepada: orang yang
cinta akan uang, hatinya sudah menjadi tempatnya uang.
-
Kemudian selain itu,
juga terdapat bangku-bangku pedagang merpati. Bangku-bangku, menunjuk
kepada: keakuan yang masih melekat, disertai dengan egosentris, kepentingan
diri.
Kalau seorang hamba
TUHAN melayani TUHAN karena uang, melayani TUHAN karena perut, sama artinya
telah dikuasai oleh roh jual beli, sehingga kedua perkara yang lain pasti akan
terlihat, yaitu: meja-meja penukar uang dan bangku-bangku (tempat
duduk), itu berbicara tentang keakuan, harga diri yang masih melekat, itu
merupakan roh antikris dan bagian-bagian dari roh antikris. Inilah yang mereka
temukan ketika mereka mengembara dari laut ke laut.
“... diberi tanda
pada tangan kanannya atau pada dahinya”, itu jelas merupakan
cap meterai dari antikris. Mereka yang sudah menerima cap meterai berhak untuk
membeli dan berhak untuk menjual. Kesimpulan dari roh antikris adalah roh jual
beli. Tadi sudah saya berikan gambarannya dalam Injil Yohanes 2:13-14.
Mari kira membaca Wahyu
13:18.
Wahyu 13:18
(13:18) Yang penting di sini
ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan
binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan
bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Yang penting di sini
ialah hikmat: akal budi dan kebijaksanaan untuk dapat mengerti bilangan binatang itu,
yaitu bilangan manusia (bilangan daging) itulah angka 6 (enam). Manusia
dibentuk atau diciptakan pada hari yang keenam, angka enam itu merupakan
bilangan daging, bukan bilangan TUHAN. Sedangkan yang termasuk bilangan TUHAN
adalah:
-
1 (satu), berarti Allah
yang Maja Esa.
-
3 (tiga), menunjuk
kepada: pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan.
-
5 (lima), menunjuk
kepada: lima luka utama Yesus; dua pada tangan, dua pada kaki, dan satu
tusukan di lambung.
-
7 (tujuh), ini adalah
angka kesempurnaan.
-
9 (sembilan),
berbicara tentang karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus.
-
10 (sepuluh),
menunjuk kepada: sepuluh hukum TUHAN. Inti dari sepuluh hukum TUHAN
hanya satu itulah kasih.
Kesimpulan dari loh
batu pertama: kasih kepada TUHAN.
Kesimpulan dari loh
batu kedua: kasih kepada sesama.
Itulah angka TUHAN,
tetapi bilangan atau angka manusia adalah bilangan daging.
Selanjutnya kita akan
melihat tentang: MENJELAJAH DARI UTARA KE TIMUR.
Sebenarnya, kita ini
sangat diuntungkan oleh TUHAN pada masa-masa kelimpahan ini, sebab kita tidak
perlu sampai setengah mati untuk menjelajah di dalam hal mencari firman TUHAN.
TUHAN sudah menghimpun kita di tengah-tengah Ibadah Kaum Muda Remaja malam ini,
sehingga tidak perlu menjelajah sampai setengah mati dari utara ke timur. Oleh
sebab itu, kita ini adalah pribadi yang sangat bersyukur dan berterima kasih,
pribadi-pribadi yang sangat diuntungkan dan diperhatikan oleh TUHAN, persis
seperti yang dikatakan oleh Yusuf kepada Firaun harus menempatkan
penilik-penilik disetiap kota, bahkan di seluruh negeri Mesir dan menempatkan
penilik-penilik itu di tiap-tiap posnya untuk menggembalakan dan dalam
penggembalaan itu akan nyata kelimpahan kasih dan kemurahan lewat pembukaan
firman.
Yesus sendiri Gembala
Agung telah menyerahkan nyawa-Nya sehingga terjadi kelimpahan dalam pembukaan
Firman, sebab tubuh-Nya benar-benar makanan dan darah-Nya benar-benar minuman,
terjadi kelimpahan kasih karunia, kemurahan. Jadi, tidak perlu kita capek
menjelajah dari utara sampai ke timur. Tetapi andaikata saat ini kita harus
menjelajah yaitu berjuang, itu wajar saja supaya kita beroleh keselamatan,
tetapi kita tidak perlu menjelajah seperti mereka yang menjelajah dari utara ke
timur.
Berbicara tentang
utara maka kita akan melihat keadaan dari pada bintang timur putera fajar,
yaitu LUCIFER.
Yesaya 14:12-14
(14:12) "Wah, engkau
sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah
dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! (14:13)
Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku
hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku
hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. (14:14)
Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang
Mahatinggi!
Yang pasti dari apa
yang sudah dibaca, lucifer berkata: “... Aku hendak duduk di atas bukit
pertemuan, jauh di sebelah utara.” Kesimpulannya: pengertian rohani dari
sebelah utara sesuai dengan apa yang kita baca di dalam Yesaya 14:13,
sebelah utara itu menunjuk kepada takhta dari pada iblis atau setan.
Jangan kita salah mengerti akan hal ini.
Kalau berada di
takhta iblis (setan) maka yang terjadi adalah dikuasai oleh dosa kesombongan,
sebab lucifer lima kali mengatakan “AKU” sebagai tanda kesombongannya, yaitu:
1. Aku hendak naik ke langit.
2. Aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah. Kalau kita sekarang
berdiri di takhta Allah tidak perlu berjuang mengatasi bintang-bintang yang
lain, tidak perlu kita berlomba-lomba siapa yang terbesar antara sesama hamba
TUHAN, sebab hal itu merupakan dosa kesombongan.
3. Aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
4. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan. Ini juga berbicara
tentang kesombongan. Kehidupan yang rohani tidak akan pernah berkeinginan
mengatasi kerohanian-kerohanian yang lain-lain bagaikan awan-awan, kecuali
kalau hidupnya sombong; merasa dirinya lebih rohani dari yang lain, lebih awan
dari awan yang lain.
5. Hendak menyamai Yang Mahatinggi! Kalau TUHAN membentuk kita segambar dan serupa dengan
Allah itu adalah kerinduan TUHAN, tetapi untuk menyamai Yang Mahatinggi itu
tiadalah mungkin. Kalau TUHAN membentuk kita segambar dan serupa dengan Dia,
supaya kehidupan kita tidak terlihat lagi cacat dan celanya, tapi bukan untuk
menyamai Yang Mahatinggi.
Ajaran yang semacam
inilah yang akan ditemukan manakala mereka menjelajah dari utara ke timur.
Hati-hati dengan dosa kesombongan semacam ini, jangan sampai oleh karena dosa
kesombongan semacam ini nama tidak terdaftar di sorga, sekalipun berjelih lelah
dan banyak berkorban di tengah ibadah dan pelayanan.
Kita lihat lebih
tepatnya wujud dari lucifer di tengah ibadah dan pelayanan kita, di dalam Injil
Lukas.
Lukas 18:9-13
(18:9) Dan kepada beberapa
orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain,
Yesus mengatakan perumpamaan ini: (18:10) "Ada dua orang pergi ke
Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut
cukai. (18:11) Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini:
Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama
seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah
dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; (18:12) aku berpuasa dua
kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala
penghasilanku.
Kita akan melihat
perumpamaan tentang orang yang sombong, maksudnya adalah orang yang merasa
lebih rohani dari orang lain, sehingga orang lain lebih rendah dari pada dia.
Contoh orang yang sombong semacam ini, dicontohkan dengan kisah pemungut
cukai dan orang Farisi.
Kita akan melihat
terlebih dahulu dari sisi orang Farisi, dari sisi orang Farisi kita bisa
menemukan lima kali kata “AKU” sebagai tanda kesombongannya di hadapan TUHAN
karena dia merasa lebih rohani dari pemungut cukai, dengan lain kata menganggap
rendah pemungut cukai. Orang yang merasa lebih rohani, berarti menganggap orang
lain lebih rendah, dan itu bisa terbukti dari lima kali berkata “AKU” di
hadapan TUHAN:
YANG PERTAMA: Aku
mengucap syukur kepada-Mu. Sebenarnya tentang mengucap syukur ini memang
harus, misalnya di awal saya menyampaikan firman tentu saya berkata mengucap
syukur kepada TUHAN, tetapi di dalam hal mengucap syukur ini pun tidak perlu
pamer-pamer seolah-olah lebih bersyukur dari pada orang lain dan orang lain
seakan-akan tidak pernah bersyukur. Ini adalah dosa kesombongan.
YANG KEDUA: Aku
tidak sama seperti semua orang lain, maksudnya di sini ialah;
-
bukan perampok,
-
bukan orang lalim,
-
bukan pezinah,
-
dan bukan juga
seperti pemungut cukai ini.
Orang Farisi
meninggikan diri dan di sisi lain dia telah merendahkan orang lain itulah
pemungut cukai, ini adalah dosa kesombongan dari perkataan “AKU” yang kedua.
YANG KETIGA: Aku
berpuasa dua kali seminggu. Fungsi puasa adalah untuk menahan hawa nafsu
dan keinginan daging yang jahat, maka saat berpuasa kita harus menghukum daging
ini. Berpuasa itu berarti tidak makan tidak minum, lapar dan haus, artinya:
daging mengalami penghukuman. Tetapi kalau daging masih bersuara dengan kata
lain masih hidup dalam hawa nafsu daging itu bukan puasa yang benar, seperti
orang Fairisi. Secara lahiriah memang berpuasa tetapi secara batiniah (rohani)
itu bukan puasa.
YANG KEEMPAT: Aku
memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Mengembalikan
sepersepuluh berarti mengembalikan milik TUHAN, sama dengan melakukan firman
atau sebaliknya kalau kita mau melakukan firman TUHAN sama dengan mengembalikan
hidup kita, jati diri kita untuk menjadi miliknya TUHAN. Tetapi kalau hal ini
saja dibahas dan dipersoalkan itu adalah dosa kesombongan. Jadi, orang yang
sombong ini tidak mengerti apa-apa yang diucapkannya, orang sombong seringkali
berkata-kata dengan apa yang dia tidak tahu.
YANG KELIMA: Aku
yang kelima di sini diambil dari kalimat: dari segala penghasilanku. Berarti,
aku yang kelima ini menunjukkan bahwa keakuannya masih melekat dalam diri orang
Farisi, keakuan itu belum dilepaskan. Berbeda dengan Yesus Anak Allah, Dia
dengan rela melepaskan segala sesuatu yang paling berharga di dalam diri-Nya
sebagai milik kepunyaan-Nya:
-
Dia harus
meninggalkan Bapa-Nya di sorga.
-
Dia harus
meninggalkan rumah-Nya di sorga.
-
Dia harus
meninggalkan segala kekayaan-Nya di sorga.
Dan turun ke dunia
ini menjadi manusia, dan dalam keadaan menjadi manusia Dia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib. Berarti,
dari peristiwa ini kita sudah melihat dengan jelas bahwa Yesus telah melepaskan
keakuan-Nya.
Jadi, apa artinya
kalau kita menemukan ajaran seperti ini itulah ajaran antikris? Sebaliknya, apa
ruginya di dalam masa kelimpahan ini kita mengumpulkan gandum dengan
bertimbun-timbun sebagai persediaan makanan?
Oleh sebab itu,
pahamilah dan belajarlah menjadi bijaksana. TUHAN sedang menyatakan kelimpahan
kasih karunia-Nya supaya tidak ada satupun manusia yang binasa, karena tujuh
tahun kekurangan itu sangat menguruskeringkan negeri Mesir yang merupakan
gambaran dari dunia ini. Jangan sampai kita tidak mau tahu soal tujuh tahun
kekeringan yang akan terjadi, memang itu akan ada waktunya sesuai dengan
nubuatan Hosea.
TUHAN sedang
mempersiapkan kita semua supaya tidak binasa, pahamilah akan hal itu. Maka
jangan dengan terpaksa datang beribadah dan jangan dengan terpaksa melayani
pekerjaan TUHAN, tetapi berkorban itu harus sepadan dengan kerelaan. Semua hal
itu juga untuk keselamatan kita masing-masing dari pada kita menemukan dua
ajaran yang asing ini.
Jadi, mengembara dari
laut ke laut dan mejelajah dari utara ke timur itu adalah pekerjaan dari orang
yang tidak mau mengumpulkan atau tidak mau menimbun gandum berlimpah-limpah,
karena orang yang mau menimbun gandum berlimpah-limpah adalah mereka yang
selalu berada di dalam penggembalaan dan tergembala dengan baik, karena disitu
ada seorang penilik dan di tiap-tiap pos ditempatkan seorang penilik yang
bertanggung jawab terkait soal makan dan minum bagi kawanan domba Allah.
Kita sedikit lagi
melihat tentang kesombongan.
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah
kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan
hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh
dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Intinya, antikris
mengadakan mujizat kesembuhan. Untuk yang kesekian kali saya sampaikan,
seharusnya kalau kita mengalami luka lahir batin, sengsara lahir batin,
penderitaan lahir batin, seharusnya dilanjutkan sampai kepada pengalaman Yesus
dalam tanda kematian-Nya dan kebangkitan-Nya.
Bukankah antikris ini
keluar dari dalam laut? Bukankah laut merupakan gambaran dan bayangan dari
baptisan Kristus, yaitu pengalaman dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya?
Tetapi kenyataannya luka, sengsara, penderitaan itu dilanjutkan sampai kepada
kesembuhan. Jadi, kita dapat mengambil kesimpulan kalau seorang hamba TUHAN
sibuk dengan mengadakan mujizat kesembuhan, sibuk dengan
demonstrasi-demosntrasi kesembuhan, tetapi mengabaikan pengalaman Yesus dalam
tanda kematian dan kebangkitan itu adalah ajaran palsu dan ajaran sesat,
Kalau hanya sibuk
mengadakan kesembuhaan tetapi mengabaikan pengalaman Yesus dalam tanda kematian
dan kebangkitan-Nya, nanti arah pelayann semacma ini akan kita temukan dalam ayat
4.
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah
naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka
menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti
binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Oleh karena mujizat
kesembuhan yang terjadi, pengikut-pengikut antikris ini berkata: "Siapakah
yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan
dia?" Pernyataan ini adalah pernyataan yang keluar dari dalam mulut
orang yang sombong, sebab mulut orang yang rendah hati tidak akan pernah
menantang kekuasan dari Allah yang Maha Kuasa. Sama seperti seorang pemungut
cukai, kalau kita lihat kisah pemungut cukai pada Injil Lukas 18:13-14
di situ dikatakan: “... pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia
tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya
Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.” Pemungut cukai menyadari diri
sebagai orang yang berdosa, tetapi pengikut dari pada antikris ini berani
berkata sombong bahkan berani menyombongkan diri di hadapan TUHAN. Orang
sombong tidak akan pernah menyadari dirinya sebagai orang yang tidak layak di
hadapan TUHAN, senantiasa merasa lebih rohani itulah orang sombong dan itulah
roh antikris.
Kemudian, mengapa
pengikut antikris menjadi sombong?
Wahyu 13:5
(13:5) Dan kepada binatang
itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya
diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
Ternyata kalau
pengikut antikris itu dikuasai kesombongan, itu karena mulut antikris juga
penuh dengan kesombongan dan hujat. Sebab kalau
kita perhatikan di dalam Wahyu 13:1, “ ... di atas tanduk-tanduknya
terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.” Ternyata
pikiran mereka itu dikuasai oleh kesombongan dan hujat, maka otomatis kalau
pikiran dikuasai kesombongan dan hujat maka dari mulut mereka juga sudah
otomatis akan penuh dengan kesombongan dan hujat, dan mereka akan menyombongkan
dirinya selama tiga tahun setengah. Apa artinya sombong jika hanya untuk
sesaat, tetapi ketika sudah tiba waktunya akan binasa. Lebih baik kita rendah
hati saja, lepaskan diri dari roh antikris; roh kesombongan, roh jual beli.
Siapakah mereka yang
sombong?
Wahyu 13:8
(13:8) Dan semua
orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya
tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak
Domba, yang telah disembelih.
Ingat orang yang
tinggi hati dan sombong akan direndahkan TUHAN, buktinya: namanya tidak
tertulis dan tidak terdaftar di tempat Yang Mahatinggi.
Mengembara dari laut
ke laut dan menjelajah dari utara ke timur itu adalah kekeliruan yang besar.
Kalau hari ini kita mengalami kekeliruan minta ampun kepada TUHAN. Kalau hari
ini kita liar; tidak mau tergembala, tidak mau mengumpulkan bersama-sama dengan
TUHAN, tidak mau menimbun gandum dengan bertimbun-timbun sebagai persediaan
untuk masa tujuh tahun kelaparan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk
minta ampun selagi ada kesempatan, itulah kemurahan TUHAN dan kemurahan TUHAN
merupakan panjang sabarnya TUHAN.
Tentu kita sangat
bersyukur sebab TUHAN sudah memberikan pengertian yang luas terbentang dalam
pemikiran kita, supaya pemikiran kita juga menjadi pemikiran yang luas dan
dibentangkan seluas kerajaan sorga. Kerajaan sorga itu tidak sempit, tidak
sesempit dan tidak setumpul pemikiran manusia.
Kita kembali membaca
nubuatan Amos.
Amos 8:13-14
(8:13) Pada hari itu akan rebah
lesu anak-anak dara yang cantik dan anak-anak teruna karena haus;
(8:14) mereka yang bersumpah demi Asima, dewi Samaria dan yang berkata:
Demi allahmu yang hidup, hai Dan! serta: Demi dewa kekasihmu yang hidup, hai
Bersyeba! mereka itu akan rebah dan tidak akan bangkit-bangkit lagi."
Akibat mengembara
dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur: anak-anak dara yang
cantik dan anak-anak teruna akan rebah dan tidak bangkit-bangkit, berarti
binasa. Persamaan binasa di sini adalah mempertahankan nyawanya karena mencari
kerajaan dunia dan kemegahan dunia, namun pada akhirnya akan kehilangan nyawa.
Sebab itu Yesus berkata dalam Matius 10:39: “Barangsiapa
mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya.” Inilah persamaan
dari orang yang rebah dan tidak bangkit-bangkit.
Biarlah kita hidup
karena firman itu hidup dalam diri kita masing-masing. Biarlah kita menghidupi
firman Allah yang kita terima pada malam ini supaya kita hidup dan bertahan
sampai kepada kesudahannya. Yang ada ini sama seperti rumput: "Semua
yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput,
rumput menjadi kering, dan bunga gugur”, tetapi firman Allah akan kekal
sampai selama-lamanya. Jadi, sekalipun nanti ada tujuh tahun kelaparan yang
dahsyat, kalau saat ini kita mengumpulkan gandum dan yang kita kumpulkan itu
bertimbun-timbun itu merupakan persediaan makanan untuk masa tujuh tahun
kelaparan, sekalipun kelaparan itu dahsyat. Firman itu yang membuat kita
bertahan sampai selama-lamanya.
Anak-anak dara dan
teruna-teruna yang muda, itu menunjuk kepada: kerohanian yang masih muda.
Sekalipun pemuda
pemudi dengan usia yang muda tetapi jangan kita dianggap rendah, karena kita
mau menghargai pembukaan firman TUHAN, dan oleh pembukaan firman ini kita
memiliki hikmat sehingga hikmat ini sangat berguna sekali bagi kita kalau kita
mengaitkan dengan Wahyu 13:18, kita dapat menghitung bilangan binatang
itu yang adalah bilangan manusia, bilangan daging yaitu enam ratus enam
puluh enam = 666.
-
Angka 6 yang pertama:
tubuh dikuasai daging.
-
Angka 6 yang kedua: jiwa
dikuasai daging.
-
Angka 6 yang ketiga: roh
dikuasai daging.
Hal ini sama dengan
tiga perkara yang ditemukan Yesus ketika di dalam Bait Suci terdapat
penjual-penjual lembu kambing domba dan merpati, serta dua perkara yang lain:
1. Meja-meja penukar uang.
2. Tempat duduk.
Sesudah kita melihat
bagaimana Yusuf dengan nasihat firman dan usulnya, maka diadakan
persiapan-persiapan untuk menghadapi dan untuk menanggulangi tujuh tahun
kelimpahan, kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun masa kesukaran. Dan
kita juga harus mengadakan persiapan-persiapan, kita harus bersegara tidak
boleh berlambat-lambat lagi. Firman TUHAN begitu rupa mengajari kita, mendidik
kita.
Tadi malam dan tadi
pagi saya diperlihatkan sebuah video di Youtube tentang seorang dokter yang
bernama dr. Rufai yang berasal dari kota Panama, Florida, dimana dokter ini
menyarankan supaya pada masa pandemi corona, terutama bagi pasien terinfeksi
virus corona diwajibkan untuk melakukan proning (tengkurap), dimana
posisi ini akan membantu untuk memindahkan oksigen ke paru-paru dan memindahkan
lendir yang ada di paru-paru. Jika saya ambil arti rohaninya itu merupakan doa
penyembahan. Nafas hidup yang dihembuskan itu adalah doa penyembahan dan itu
adalah nyawa kita.
Tetapi perlu untuk
diketahui, nyawa ini berusaha dihentikan oleh antikris yang merupakan kaki
tangan dari naga besar itulah iblis atau setan, tapi nafas ini tidak bisa
dihentikan selama kita menyerahkan diri sepenuhnya itulah penyembahan, berlutut
di kaki salib. Jadi, orang yang malas menyembah adalah orang yang memberikan
nyawanya diambil oleh antikris. Begitu indah ajaran yang kita terima.
Dalam masa persiapan
dengan sungguh-sungguh, dengan lain kata bersegera dan persiapkan diri
masing-masing untuk menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi ini. Maka Yusuf
pun berusaha untuk menanggulangi apa yang akan terjadi dan biarlah nubuatan ini
tergenapi dalam pribadi lepas pribadi.
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku
Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini
dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah
Mesir.
Usul atau nasihat
Yusuf kepada Firaun adalah untuk menempatkan penilik-penilik, itulah
gembala-gembala yang ditempatkan ditiap-tiap pos penggembalaan. Gembala bertanggung
jawab atas makan dan minum domba-domba, bertanggung jawab soal pemeliharaan
hidup domba-domba. Inilah persiapan-persiapan dari Yusuf pada masa itu. Pada
masa sekarang, bersegeralah dan jangan berlambat-lambat lagi.
Dalam setiap
pertemuan ibadah kita menikmati kelimpahan firman, maka mereka wajib memungut
atau mengumpulkan seperlima gandum dari hasil tanah di Mesir. Inilah tugas
dari penilik-penilik di tiap-tiap pos pelayanan.
Maka apabila seorang
hamba TUHAN, seorang penilik di dalam masa kelimpahan ini hanya sibuk
mengadakan mujizat-mujizat kesembuhan dan demonstrasi kesembuhan, sibuk
berbicara berkat-berkat, itu merupakan kekeliruan. Berarti hamba TUHAN semacam
ini sedang berfoya-foya pada siang hari dan sedang memboroskan harta rohaninya.
Jadi, dalam tujuh
tahun kelimpahan penilik itu memungut atau mengumpulkan seperlima gandum dari
hasil tanah di Mesir.
Tentang seperlima ini
juga akan dipelajari, namun malam ini tidak ada kesempatan. Berdoa saja di
minggu yang akan datang kita akan mendapat pembukaan soal seperlima, karena
jumlah ini sangat penting untuk memelihara pada masa kelaparan yang dahsyat
terjadi atas negeri ini. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA,
MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment