IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 09 FEBRUARI 2021
(Seri: 130)
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia. Dialah Allah sesembahan kita, Dialah Allah yang harus kita puji dari sekarang sampai selama-lamanya.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia bagi kita sekaliannya. Biarlah damai sejahtera memerintah di hidup kita masing-masing.
Tidak lupa saya menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, baik sidang jemaat yang di kediaman masing-masing, Serang dan Cilegon, maupun sidang jemaat yang di Malaysia, di Bandung, bahkan juga di Semarang, bahkan umat TUHAN yang terus memberikan dirinya digembalakan lewat live streaming video internet Youtube Facebook baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada; kiranya TUHAN memberkati kita sekaliannya, Shalom.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
YANG PERTAMA pada ayat 25: Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. Perkara yang pertama soal seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya ini telah diterangkan beberapa waktu yang lalu, dan masih jelas dalam ingatan kita masing-masing tentunya; dan saya berharap, hal itu menjadi berkat yang besar bagi kita.
Sebab, dari hal yang pertama ini, pada akhirnya nanti gereja TUHAN ditempatkan di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu = kudus dan tidak bercela. Ini adalah kasih yang pertama dari seorang laki-laki kepada isterinya.
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Sebab, Yesus sendiri sebagai Anak Allah telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya, yakni:
- Meninggalkan Bapa-Nya.
Hal itu ditulis dengan jelas di dalam Filipi 2:5-8, dengan satu tujuan yang mulia; supaya Kristus, yang adalah Kepala secepatnya menyatu dengan jemaat yang adalah tubuh-Nya.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Mengapa Rasul Paulus banyak berbicara tentang kasih Mempelai? Itu menunjukkan bahwa dia adalah pekabar Mempelai; dialah penyambung antara kabar Mempelai dalam Terang Tabernakelnya Musa dengan kabar Mempelai dalam Terang Tabernakel Sorgawi sesuai dengan penglihatan Rasul Yohanes di pulau Patmos. Dialah (Rasul Paulus) yang menjembataninya; dari Alfa sampai Omega, dialah yang menjembataninya.
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Kisah Para Rasul 7:21
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
- Seorang ibu harus bertanggung jawab di dalam hal mengasuh anak yang dilahirkannya.
- Sebaliknya, seorang anak berhak untuk mendapatkan hak asuh dari ibunya sendiri.
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Berarti, diasuh = menerima didikan langsung dari TUHAN.
- 6 (enam) tahun di Sekolah Dasar.
- 3 (tiga) tahun di Sekolah Menengah Pertama.
- Lalu 3 (tiga) tahun kemudian di Sekolah Menengah Atas.
- Dan juga ada di antara kita yang lanjut sampai kepada Perguruan Tinggi.
Pendidikan semacam itu bagus, tidak salah, dan itu harus. Tetapi sehebat apapun pendidikan di dunia ini, belum sempurna untuk memperoleh keselamatan.
1 Korintus 11:31-32
(11:31) Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. (11:32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
Didikan TUHAN tidak sama dengan didikan dari dunia. Sehebat apapun didikan dari dunia, itu belum tentu mengasuh hidup rohani kita. Tetapi kalau kita sangkal diri dan pikul salib di tengah ibadah dan pelayanan ini, berarti TUHAN mendidik kita langsung supaya jangan binasa.
Bersyukurlah karena TUHAN kita adalah Gembala yang baik; betul-betul mengasuh hidup rohani kita sampai saat ini.
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
- Jangan anggap enteng didikan TUHAN.
Berarti, mau tidak mau, ibadah dan pelayanan yang sedang kita kerjakan di bumi ini memang harus dihubungkan langsung dengan salib, tidak boleh dihubungkan dengan yang lain-lain. Maka nanti, soal perkara ini dan itu akan TUHAN tambahkan, tetapi terlebih dahulu mencari sumbernya, itulah pribadi yang disalibkan, yang ada di tempat yang tinggi. Jadi, ibadah itu harus dihubungkan dengan salib, pelayanan pun harus dihubungkan dengan salib; jangan soal berkat dan mujizat palsu, jangan, sebab itu adalah suatu kebodohan.
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
- TUHAN menghajar orang yang dikasihi-Nya.
- Meterai dari orang-orang yang dikasihi oleh TUHAN ialah HAJARAN.
- Miliki meterai sebagai kehidupan yang dikasihi, berarti ditegur.
Jangan kita seperti gereja tua, gereja lama, yang belum mengerti tentang pengikutan kepada TUHAN, lalu berkata: Saya ini kan sudah ubanan, saya ini sudah tua, saya ini sudah banyak makan asam garam, kok saya menerima ajaran semacam ini? Saudara salah. Yang benar adalah miliki meterai supaya diakui sebagai anak.
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
Amsal 3:11
(3:11) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
- Jangan kita menolak didikan TUHAN.
(3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi. (3:13) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,
-
Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya ... Hal ini sama
dengan; meterai dari orang yang dikasihi adalah hajaran.
-
Kemudian,
... seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi. Hal
ini sama dengan; metera dari seorang anak yang dikasihi adalah teguran dan
peringatan.
Pendidikan di bumi itu bagus, tetapi tidak memberi hikmat untuk memperoleh keselamatan, belum sempurna untuk memperoleh keselamatan. Tetapi didikan salib adalah hikmat Allah, kekuatan Allah, untuk memperoleh keselamatan. Percayalah.
- Seringkali menghubungkan ibadah dengan mujizat dan sensasi.
- Seringkali menghubungkan ibadah dengan berkat dan keberkatan.
- Menghubungkan ibadah dengan berhasil dan keberhasilan.
ini adalah kehidupan yang tidak diakui sebagai anak dan tidak dikasihi oleh Allah, sekalipun ia menjalankan ibadah setiap hari. Saya berani mengatakan hal ini, sebab ini adalah ayat firman, yang tidak perlu diragukan.
Kisah Para Rasul 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Lukas 24:17,19-20
(24:17) Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. (24:19) Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. (24:20) Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
Lukas 22:63-65
(22:63) Dan orang-orang yang menahan Yesus, mengolok-olokkan Dia dan memukuli-Nya. (22:64) Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya: "Cobalah katakan siapakah yang memukul Engkau?" (22:65) Dan banyak lagi hujat yang diucapkan mereka kepada-Nya.
Fase pertama pada pagi hari: Orang-orang yang menahan Yesus
1.
Mengolok-olok Yesus.
2.
Lalu memukuli Yesus.
3.
Kemudian,
mereka mempermain-mainkan Yesus dengan cara menutupi muka-Nya dan bertanya:
"Cobalah katakan siapakah yang memukul Engkau?"
4.
Selanjutnya mereka mengucapkan
kata-kata hujat kepada Yesus.
(22:66) Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka, (22:67) katanya: "Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami." Jawab Yesus: "Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; (22:68) dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. (22:69) Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa."
Fase kedua setelah hari siang: Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan tua-tua dari bangsa Yahudi menghadapkan Yesus kepada Mahkamah Agama mereka.
- Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya.
- Sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab.
Dengan pernyataan ini, Yesus sedang menceritakan, Yesus sedang memberitahukan keberadaan mereka sebagai orang-orang yang tidak percaya dan sebagai orang-orang yang tidak akan menjawab, dengan kata lain; mereka tidak akan mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, mereka tidak mengakui bahwa Yesus adalah Messiana.
Mendengar hal ini, mari kita lihat ayat 70 ...
Lukas 22:70
(22:70) Kata mereka semua: "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?" Jawab Yesus: "Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah."
Lalu Yesus menjawab: “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.” Jawaban ini menunjukkan bahwa Yesus berkuasa dalam perkataan, berkuasa dalam perbuatan. Jadi, tidak perlu berbantah-bantah, sebab apabila berkuasa dalam perkataan dan perbuatan, maka semua keadaan kita akan nampak dengan jelas, nampak segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Itulah kehidupan yang berkuasa dalam perkataan dan perbuatan.
Sekalipun pada akhirnya memang, mereka memutuskan untuk menjatuhi hukuman mati terhadap Yesus, namun itu tidak jadi soal, sebab berkuasa dalam perkataan dan berkuasa dalam perbuatan itu memang kaitannya dengan salib. Kalau berkuasa dalam perkataan dan perbuatan, semuanya nampak.
Tetapi imam kepala, tua-tua dan ahli Taurat, memang dasar keras kepala, dasar keras hati. Kalau keras kepala dan keras hati dikolaborasikan, disatukan, maka menjadi orang yang tegar tengkuk; kepala tidak mau tunduk di kaki salib Kristus. Namun yang pasti, Yesus berkuasa dalam perkataan dan perbuatan.
Pada kesempatan malam ini, kita akan melihat satu pertanyaan saja dulu, dan mungkin pertanyaan yang kedua tentang “Anak Allah” akan kita terima pada minggu yang akan datang, jika TUHAN izinkan; oleh sebab itu, bantu doa.
Untuk melihat jawaban ini, kita harus awali dari Injil Matius 23.
Matius 23:8-10
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. (23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
- Hanya ada satu Bapa, yaitu Bapa di sorga.
Kalau semuanya adalah “guru”, maka kita tidak akan saling memperhatikan, selain hanya saling menggurui, menggurui, menggurui dan menggurui, sehingga menjadi sombong. Tetapi hanya ada satu Rabi, mengapa? Sebab kita adalah saudara bersaudara, saling memperhatikan, saling tolong menolong, saling mengasihi, sebab kita semua adalah keluarga Allah, sidang jemaat GPT “BETANIA”, baik yang di dalam negeri, maupun di luar negeri, TUHAN memberkati kita.
Mengapa harus satu Pemimpin, yaitu Mesias? Tujuannya tidak lain, tidak bukan, supaya kita masing-masing saling merendahkan diri satu dengan yang lain.
(23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (23:12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Lalu, keuntungan kalau kita saling merendahkan diri adalah ditinggikan di tempat yang tinggi; bahagia bersama dengan Dia di dalam kekekalan, tempat tinggi. Itulah mengapa TUHAN memproklamirkan diri-Nya sebagai Mesias.
(4:25) Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." (4:26) Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."
Maka, hamba TUHAN pun tidak boleh memandang muka di dalam melayani TUHAN, melayani pekerjaan TUHAN, juga tidak boleh memandang muka di dalam hal mengasihi sidang jemaat.
Lukas 23:1-2
(23:1) Lalu bangkitlah seluruh sidang itu dan Yesus dibawa menghadap Pilatus. (23:2) Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: "Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja."
1. Menuduh Yesus sebagai penyesat.
3. Kemudian, mereka tidak mau mengakui Yesus sebagai Raja.
Itulah peristiwa yang terjadi di pengadilan yang kedua, yaitu di hadapan Pilatus.
(23:3) Pilatus bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya."
Oleh sebab itu, ayo, biarlah kita berkuasa dalam perkataan, berkuasa dalam perbuatan, di mana semuanya itu dikaitkan dengan salib, maka TUHAN akan melihat keberadaan kita. Tetapi orang Yahudi memang dasar keras kepala, keras hati, tegar tengkuk, sekalipun Yesus berkuasa dalam perkataan dan perbuatan.
(23:4) Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu: "Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini."
(23:5) Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya: "Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai di Galilea dan sudah sampai ke sini."
Itulah tuduhan-tuduhan mereka, sampai akhirnya nanti Yesus dijatuhi hukuman mati di atas kayu salib. Tetapi yang pasti, dari pengadilan yang kedua ini pun, Yesus berkuasa dalam perkataan dan perbuatan-Nya.
Ini adalah puncak pengadilan. Sekalipun seolah-olah tidak ada sesuatu, tetapi pengadilan yang ketiga ini adalah puncaknya.
(23:8) Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda.
(23:9) Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apa pun. (23:10) Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia. (23:11) Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus.
Sebab, di dalam penyembahan, yang dibutuhkan bukan kata-kata yang banyak, di dalam penyembahan hanya dibutuhkan penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah; itulah penyembahan.
Sekali lagi saya sampaikan: Yang dibutuhkan bukan dengan mengumbar kata-kata, tetapi yang dibutuhkan dalam penyembahan adalah penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah. Itulah hikmat TUHAN.
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Wahyu 4:9-11
(4:9) Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, (4:10) maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: (4:11) "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."
Kalau kita hidup dalam doa penyembahan, sama seperti 24 (dua puluh empat) tua-tua melemparkan mahkota di hadapan takhta itu dan berkata: Segala kemuliaan hanya bagi TUHAN .
Itulah pribadi yang hidup dalam penyembahan; tidak banyak kata-kata. Yang dibutuhkan dalam penyembahan adalah penyerahan diri, mengapa? Sebab segala kemuliaan, segala hormat dan kepujian hanya bagi Dia, selayaknya hanya bagi Dia, Pribadi di dalam kekekalan.
Kekekalan; Penyerahan Diri.
No comments:
Post a Comment