IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 JANUARI 2021
KITAB KOLOSE
(Seri: 128)
Subtema: HARTA BERHARGA DAN MENARIK
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita sekaliannya. Saya tidak lupa menyapa sidang jemaat GPT “BETANIA” secara khusus yang sedang mengikuti Firman Penggembalaan di rumah masing-masing, di Serang, Cilegon dan sekitarnya, maupun sidang jemaat yang di Bandung dan di Malaysia, bahkan anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang senantiasa memberikan diri-Nya untuk digembalakan lewat live streaming, video internet, Youtube, Facebook baik di dalam maupun di luar negeri di mana pun anda berada.
Selanjutnya, kita mohon kemurahan TUHAN; kiranya, lewat pembukaan Firman Allah, kehidupan kita diteguhkan sampai menjadi rumah doa. Dan sebentar kita akan tersungkur di kaki salib TUHAN, sujud menyembah Allah yang hidup.
Mari kita segera sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose. Kita masih berada pada Kolose 3:19.
Kolose 3:19
(3:19)Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Nasihat Firman Allah ditujukan langsung kepada suami-suami supaya setiap suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Oleh sebab itu, nasihat yang suci ini harus diterima oleh seorang suami dengan hati yang terbuka lebar-lebar disertai dengan kerendahan di hati, sekalipun suami adalah kepala atau pemimpin dalam hubungan nikah rumah tangganya.
Kita akan melihat lebih rinci tentang seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya di dalam Efesus 5.
Efesus 5:25-29
(5:25)Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28)Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Suami-suami di dalam hal mengasihi isterinya dinyatakan sebanyak dua kali.
YANG PERTAMA pada ayat 25-27, terkhusus pada ayat 25:Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.
YANG KEDUA, pada ayat 28-29, terkhusus pada ayat 28: Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Singkatnya: Seorang suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri. Pendeknya: Siapa yang mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri. Mengapa demikian?
Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Antara suami dengan isterinya sudah menjadi satu daging oleh salib di Golgota, sebab di sini dikatakan: laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya. Jelas kalimat ini berbicara tentang salib di Golgota, sebagaimana dengan Yesus, Anak Allah, Ia telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya, yakni:
Meninggalkan Bapa-Nya.
Meninggalkan rumah-Nya di Sorga.
Dan meninggalkan segala kemuliaan-Nya.
Hal itu ditulis dengan jelas pada Filipi 2:5-8, dengan satu tujuan supaya Kristus, yang adalah Kepala (suami), menyatu dengan sidang jemaat yang adalah tubuh-Nya (isteri).
Itulah tujuan dari “salib”, yaitu supaya antara suami dengan isteri menyatu, supaya kita dengan TUHAN menyatu, supaya Kristus -- sebagai Kepala, sebagai suami -- menyatu dengan sidang jemaat -- sebagai tubuh, sebagai isteri-Nya --. Dan kita semua juga dapat dipersatukan hanya oleh salib di Golgota saja, tidak bisa dipersatukan oleh apapun.
Suatu kali, harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, gelar yang tinggi bisa mempersatukan antara yang satu dengan yang lain, tetapi apabila semuanya itu sudah berlalu, kita juga akan tercerai-berai, tidak bisa bersatu, sebab itu semua sifatnya hanya sementara saja, temporary.
Setelah kita membaca bagian yang kedua pada ayat 28, sekarang kita akan membaca Efesus 5:29.
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Bukti seorang suami mengasihi isterinya ialah mengasuhnya dan merawatinya sama seperti Kristus terhadap jemaat.
Hal yang senada tentang mengasuh dan merawatinya kita akan kita temukan kembali untuk yang kedua kalinya, saat Rasul Paulus menyatakannya kepada sidang jemaat di Tesalonika. Untuk yang pertama, Rasul Paulus tuliskan kepada sidang jemaat di Efesus, dan yang kedua dituliskan kembali untuk sidang jemaat di Tesalonika.
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Rasul Paulus tampil dan berlaku ramah terhadap sidang jemaat sama seperti seorang ibu terhadap anaknya.
Ibu --> Gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat atau pemimpin rumah TUHAN.
Adapun tugas dari seorang gembala sidang ialah:
Mengasuh hidup rohani dari sidang jemaat.
Merawati hidup rohani dari sidang jemaat.
Selanjutnya, kita masih memperhatikan penjelasan tentang MENGASUH, yang akan kita kaitkan dengan Kisah Para Rasul 7.
Kisah Para Rasul 7:21
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
Musa diasuh oleh puteri Firaun sama seperti anaknya sendiri
Perlu untuk diketahui: Seorang ibu harus bertanggung jawab di dalam hal mengasuh anaknya sendiri. Sebaliknya, seorang anak berhak untuk mendapatkan hak asuh dari ibunya.
Sebagai anak-anak TUHAN, sidang jemaat TUHAN, umat TUHAN, baik sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang Cilegon, maupun umat TUHAN di dalam maupun di luar negeri, disebut juga anak-anak TUHAN, berhak untuk mendapat hak asuh dari TUHAN, sebab Dia adalah Gembala Agung, Gembala yang baik, yang memelihara jiwa kita masing-masing.
Oleh sebab itu, kita patut mengucap syukur sedalam-dalamanya dan berterimakasih setinggi-tingginya kepada TUHAN kita, Yesus Kristus, mengapa? Sebab ...
Dia adalah Kepala rumah TUHAN, Kepala gereja -- berarti, penyelamat tubuh --.
Kemudian, Dia adalah Gembala yang baik, yang memelihara jiwa kita.
Singkatnya: Dia telah mengasuh hidup rohani kita masing-masing lewat ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang Cilegon. Dia mengasuh hidup rohani kita masing-masing, sebab Dia adalah Kepala rumah TUHAN, serta Gembala Agung; kita bersyukur untuk hal itu.
Kisah Para Rasul 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Bukti bahwa Musa diasuh oleh puteri Firaun: Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir.
Berarti, diasuh =menerima didikan langsung dari TUHAN. Jadi, tidak sia-sia kita mengucap syukur dan berterima kasih kepada TUHAN kita, Yesus Kristus; Dialah Gembala Agung, pemimpin rumah TUHAN, yang mengasuh hidup rohani kita masing-masing.
Terkait dengan hal itu, kita akan baca 1 Korintus 11.
1 Korintus 11:31-32
(11:31) Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. (11:32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
“Kalau kita menguji diri kita sendiri”, mau mengalami ujian, dengan rela mengalami segala jenis ujian atas seizin TUHAN, maka hukuman tidak menimpa kita.
Kemudian, kembali juga dikatakan pada ayat 32: Tetapi kalau kita menerima hukuman dari TUHAN, masuk dalam ujian, dengan rela mengalami (menerima) ujian atas seizin dari TUHAN, berarti; kita dididik oleh TUHAN.
Kembali saya sampaikan dengan tandas: Jikalau anak-anak TUHAN menerima hukuman atau mengalami (menerima) ujian atas seizin TUHAN = Kita dididik oleh TUHAN.
Pendeknya: Ibadah dan pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib, itu merupakan ibadah yang mendatangkan didikan langsung dari TUHAN terhadap sidang jemaat atau umat TUHAN.
Jangan pernah merasa rugi kalau seorang gembala menghubungkan ibadah, menghubungkan pelayanan dalam sebuah penggembalaan kepada salib. Sebab, kalau kita berada di tengah ibadah dan pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib, berarti kita menerima didikan langsung dari TUHAN melebihi dari didikan-didikan yang kita terima lewat pendidikan SD, SMP, SLTA, sampai Perguruan Tinggi di dunia ini. Didikan yang ada di dunia ini apapun jenisnya, tidak lebih sempurna dari didikan TUHAN, dari sorga.
Ibrani 12:5
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
Orang Kristen atau umat TUHAN, tidak boleh melupakan nasihat Firman TUHAN, dengan kata lain:
Jangan anggap enteng didikan TUHAN.
Jangan putus asa terhadap peringatan TUHAN.
Mari kita menjunjung tinggi korban Kristus lebih dari yang ada ini, lebih dari pada harta, kekayaan, uang, kedudukan, jabatan, gelar yang tinggi.
Berarti, mau tidak mau, ibadah dan pelayanan yang sedang kita usahakan, ibadah dan pelayanan yang sedang kita pelihara dan kerjakan di atas muka bumi ini, memang harus dihubungkan langsung dengan salib yang merupakan didikan TUHAN, dan merupakan peringatan dari TUHAN bagi kita masing-masing.
Ibrani 12:6
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Kita harus mengetahui dan menyadari bahwa;
Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya.
Kemudian, Tuhan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.
Hal ini harus kita ketahui dengan pasti. Camkanlah hal ini dengan baik.
Pendeknya:
YANG PERTAMA: Meterai dari orang yang dikasihi oleh TUHAN adalah HAJARAN. Oleh sebab itu, jangan anggap enteng dan jangan putus asa. Jangan kapok dalam berkorban.
YANG KEDUA: Meterai dari orang yang diakui Allah sebagai anak Allah ialah dengan RELA DISESAH. Rasul Paulus pun mengakuinya kepada sidang jemaat di Korintus, di dalam 1 Korintus 1:22-24 ...
Memang, bagi orang Yahudi, salib merupakan batu sandungan. Mengerti tentang sesuatu tetapi tidak hidup di dalamnya, itu adalah batu sandungan.
Sedangkan bagi orang Yunani, salib Kristus itu merupakan suatu kebodohan.
Jangan kita sama seperti orang Yahudi yang tersandung dengan salib. Jangan kita sama seperti orang Yunani -- gambaran dari bangsa kafir -- yang menganggap salib merupakan kebodohan. Oleh sebab itu, jangan kapok terhadap salib Kristus, jangan kapok beribadah dan melayani TUHAN, karena memang harus saya sampaikan dengan jujur: Di tengah ibadah pelayanan ini kita harus memikul salib, banyak berkorban, ditandai dengan darah / berdarah-darah.
Korban satu belum selesai, kita dituntut lagi harus berkorban tentang yang lain.
Jadi, bukan hanya korban untuk kantong kolekte, tetapi dituntut juga untuk persembahan sewa gedung gereja, dan masih banyak kebutuhan yang lain.
Selain itu, dituntut juga berkorban untuk bisa melayani umat TUHAN di dalam dan di luar negeri, di mana yang terkait di dalamnya adalah Wifi, Indihome, dan lain sebagainya.
Dibutuhkan juga korban untuk cetak majalah Gulungan Kitab Yang Terbuka, lalu korban untuk biaya pengirimannya kepada ratusan hamba-hamba TUHAN dari Sabang sampai Merauke. Dan jikalau ada anak TUHAN, umat TUHAN yang membutuhkan majalah itu di luar negeri, kita juga harus siap.
Jangan kapok berkorban, sebab masih banyak korban-korban yang harus kita persembahkan, tetapi jangan putus asa terhadap peringatan TUHAN, teguran TUHAN, hajaran TUHAN, bahkan jika kita disesah sekalipun jangan putus asa.
Singkatnya, dari apa yang saya sampaikan tadi: Ibadah dan pelayanan ini seharga dengan setetes darah Yesus.
Meterai dari orang yang dikasihi oleh TUHAN ialah hajaran.
Meterai dari orang yang diakui sebagai anak Allah ialah dengan rela disesah.
Jadi, di dalam hal memikul salib, harus disertai dengan kerelaan, sebab itu jugalah meterai bahwa ia diakui sebagai anak Allah. Percayalah, tidak ada lagi meterai yang lain.
Barulah kita hubungkan perkara ini dengan apa yang dituliskan oleh seorang pribadi yang betul-betul memiliki hikmat Allah, itulah Salomo, anak Daud, dari Betsyeba.
Amsal 3:11
(3:11) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
Umat TUHAN, disebut juga sebagai anak-anak TUHAN ...
Jangan menolak didikan TUHAN.
Jangan bosan akan peringatan-Nya.
Jadi, sidang jemaat jangan menolak didikan TUHAN di tengah-tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan ini, di tengah-tengah menyerahkan dirinya untuk digembalakan oleh TUHAN. Kemudian, jangan juga bosan atau pun putus asa manakala diperingatkan oleh TUHAN, sebab memang kita harus diperingatkan oleh TUHAN, sebab siapa lagi yang akan memperingatkan kita kalau bukan TUHAN? Jangan kita keras kepala dan keras hati, sebab itu sama dengan orang bebal.
Amsal 3:12-13
(3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi. (3:13) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,
Sebenarnya, didikan atau pun ajaran TUHAN hanya berlaku bagi orang yang dikasihi oleh TUHAN, dan juga hanya berlaku bagi mereka yang diakui sebagai anak-anak Allah.
Jadi, sudah sangat jelas sekali bahwa Amsal 3:12-13 sama dengan Ibrani 12:5-6.
Sekali lagi saya sampaikan: Sebenarnya, didikan atau pun ajaran TUHAN berlaku hanya bagi orang yang dikasihi oleh TUHAN, juga bagi orang yang diakui-Nya sebagai anak-anak Allah.
Tujuan dari hajaran, teguran, dan peringatan TUHAN -- yang disebut dengan didikan salib -- ialah mendapatkan hikmat dan memperoleh kepandaian.
Singkatnya: Seseorang akan memperoleh hikmat Allah dan memperoleh kepandaian yang dari sorga, kalau ia dengan rela menerima hajaran, teguran, peringatan dari TUHAN, karena itu semua merupakan didikan salib. Jadi, sudah sangat jelas:
Sumber dari hikmat adalah salib.
Sumber dari segala kepandaian adalah salib.
Hikmat yang datangnya dari salib, kepandaian yang datangnya dari salib, melebihi dari hikmati duniawi, melebihi dari kepandaian manusia duniawi. Dan itu ditulis dengan jelas oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, di dalam 1 Korintus 1:1-28, yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari orang dunia; yang lemah dari Allah lebih kuat dari manusia duniawi.
Itu sebabnya, sangat disayangkan sekali kalau kehidupan kita ini...
Sama seperti orang Yahudi yang tersandung terhadap didikan salib.
Sama seperti orang Yunani yang menganggap bodoh didikan salib.
Itu sangat disayangkan sekali.
Jadi, tujuan dari hajaran, teguran, dan peringatan TUHAN -- yang disebut dengan didikan salib -- ialah mendapatkan hikmat dan memperoleh kepandaian.
Selanjutnya, marilah kita melihat MANFAAT DARI HIKMAT ALLAH. Tentu kita membutuhkan hikmat, dan kita juga menginginkannya supaya kita memiliki pengertian yang benar dari sorga, dari Allah, sehingga kita dapat menyenangkan hati TUHAN setiap kali kita menghadap TUHAN lewat ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan.
Kita akan memperhatikan Amsal 24. Kitab Amsal merupakan tulisan raja Salomo, di mana ia adalah seorang pribadi yang memiliki hikmat. Sebelum kita membaca Amsal 24:3-4, terlebih dahulu kita memperhatikan: Di dalam 1 Raja-raja 3, Salomo menghendaki hikmat;
ia tidak menghendaki harta, kekayaan, uang yang banyak,
ia tidak menghendaki umur panjang,
ia juga tidak menghendaki nyawa dari musuh (lawannya).
Hanya satu yang Salomo rindukan, yang dia dambakan dari Allah, itulah hikmat Allah sendiri.
Karena Salomo sebagai seorang raja, seorang pemimpin yang memimpi 12 (dua belas) suku Israel, bangsa yang besar, dengan jumlah jiwa yang begitu banyak; maka, untuk memimpin dan memerintah bangsa yang besar, ia membutuhkan hikmat dari Allah. Dan TUHAN mengindahkannya, TUHAN memberikannya kepada Salomo, karena ternyata Salomo tidak menghendaki harta, kekayaan, uang yang banyak, Salomo juga tidak menghendaki nyawa dari musuhnya, juga Salomo tidak menghendaki umur panjang; oleh sebab itu, TUHAN mengindahkannya.
Janganlah kita salah berdoa. Jangan salah meminta kepada TUHAN. Mintalah apa yang dapat menyenangkan hati TUHAN. Jangan meminta perkara-perkara yang sifatnya hanya untuk menyenangkan hati manusia. Ini adalah kesalahan banyak orang Kristen.
Kita melihat manfaat yang luar biasa, ketika hikmat itu diperoleh oleh Salomo dari TUHAN, dia langsung diperhadapkan dengan nikah yang hancur, diperhadapkan dengan dua perempuan yang sedang berselisih dan mengaku sebagai ibu terhadap satu anak yang masih hidup. Tetapi oleh hikmat itu sendiri, Salomo mengambil sebilah pedang untuk mengadili dua nikah perempuan yang hancur ini. Lewat hikmat inilah, lewat pedang yang tajam inilah, Salomo dapat mengetahui ibu dari anak yang masih hidup. Dan oleh hikmat itulah bangsa Israel, bangsa yang besar dengan 12 (dua belas) suku menjadi takut dan gentar oleh karena hikmat Salomo ini.
Permulaan dari pada hikmat adalah takut akan TUHAN. Milikilah hikmat untuk memperoleh pengertian.
Lalu, dengan hikmat itu juga, Salomo menuliskan Amsal, menuliskan kitab Kidung Agung dan kitab puisi-puisi yang lain. Juga dia menulis beberapa lagu-lagu kidung pujian, menuliskan syair, menuliskan berapa banyak puisi-puisi, termasuk kitab Amsal. Kita belajar dari Salomo. Kita pelajari dari apa yang dituliskan oleh Salomo di dalam Amsal 24.
Amsal 24:3-4
(24:3) Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, (24:4) dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik.
Inilah manfaat hikmat Allah bagi kita masing-masing, yaitu;
Dengan hikmat, rumah didirikan.
Dengan kepandaian, rumah menjadi tegak.
Kita semua menjadi tegak di hadapan TUHAN oleh karena hikmat. Hanya orang yang bodoh yang membungkuk dan takut karena kuatir dengan Corona, kuatir tidak punya makanan, kuatir tidak punya masa depan, kuatir tidak punya uang, kuatir dengan banyak perkara, bahkan sampai wajahnya murung tidak ada sukacita, baik di rumah, di tengah pelayanan, dan lain sebagainya.
Kehidupan yang tidak tegak adalah kehidupan yang bungkuk. Kalau kuatir dengan penyakit, kuatir tidak punya uang, kuatir dengan masa depan, itu adalah tanda kehidupan yang bungkuk, tidak tegak.
Jadi, jangan pakai perasaan manusia daging, jangan pakai pengertian dari manusia daging, jangan pakai ilmu medis secara lahiriah, tetapi milikilah hikmat dari sorga supaya ...
Dengan hikmat itu rumah didirikan, kita berdiri di hadapan TUHAN lewat ibadah pelayanan ini, tidak berdiri di tempat lain.
Kemudian, dengan kepandaian rumah menjadi tegak, tidak bungkuk, tetapi kekuatiranlah yang membuat seseorang menjadi bungkuk.
Kemudian, dengan pengertian sorgawi kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik. Oleh sebab itu, jangan anggap enteng didikan salib, jangan putus asa manakala ada pernyataan sebagai didikan di tengah ibadah pelayanan di dalam kandang penggembalaan ini, jangan cengeng, supaya dengan hikmat rumah didirikan, supaya dengan kepandaian kehidupan kita menjadi tegak, supaya dengan pengertian dari sorga, kita dapat menyenangkan hati TUHAN bilamana kita menghadap TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah karena dalam kamar-kamar ini sudah diisi dengan harta yang berharga dan menarik.
Hanya dengan pengertian dari sorga, dari Allah, kita dapat menyenangkan hati TUHAN. Mengapa? Jawabnya ialah karena kamar-kamar hati kita ini diisi dengan berbagai-bagai macam jenis harta yang berharga dan diisi dengan harta yang menarik hati TUHAN. Kalau Anak Manusia ditinggikan di atas muka bumi ini, Allah akan menarik jiwa-jiwa kepada Dia.
Kita lihat suatu harta yang berharga dan menarik yang diisi di dalam kamar-kamar hati kita masing-masing, yang dapat kita lihat dalam pribadi seorang nabi yang luar biasa dipakai oleh TUHAN. Pemakaian TUHAN itu ternyata terletak pada harta yang berharga, terletak pada harta yang menarik yang diisi di dalam kamar-kamar hati kita masing-masing.
Daniel 6:8
(6:8) Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.
Suatu ketetapan dikeluarkan, langsung oleh raja Darius, di mana dalam 30 (tiga puluh) hari -- atau satu bulan --, semua pejabat tinggi, semua penguasa, dan wakil raja, para menteri, bupati, tidak boleh menyampaikan (menaikkan) permohonannya kepada salah satu dewa atau manusia, kecuali kepada raja Darius.
Ini adalah suatu perintah, suatu ketetapan, suatu peringatan larangan yang sudah dikeluarkan, yang sudah ditanda-tangani, dicap meterai oleh raja Darius.
Daniel 6:9
(6:9) Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali."
Suatu perintah atau larangan yang sudah dikeluarkan menurut tanda tangan (cap meterai) dari pada raja Dairus tidak boleh dibantah, siapapun dia tidak boleh membantah, apapun jabatannya di dalam kerajaan Media dan Persia.
Daniel 6:10-11
(6:10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu. (6:11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
Sekalipun Daniel sudah mendapatkan dan mendengarkan perintah itu, tetapi Daniel tidak peduli, dia tetap pergi ke rumahnya, untuk apa? Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
Jadi, kita bisa melihat dengan jelas di sini: Di dalam kamar hati Daniel ada doa penyembahan, itu merupakan harta yang berharga dan menarik hati TUHAN. Oleh sebab itu, tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya, Daniel tidak takut dan gentar dengan peringatan yang sudah dikeluarkan oleh raja Darius -- peringatan yang dibuat oleh pembesar-pembesar raja Darius, lalu ditandatangani oleh raja Darius itu sendiri --.
Daniel tidak takut dengan perintah yang sudah ditandatangani oleh raja Darius. Mengapa dia tidak takut mati? Mengapa Daniel tidak takut kehilangan nyawanya? Karena doa penyembahan sudah diisi di dalam kamar-kamar hatinya sebagai harta yang berharga dan menarik hati TUHAN.
Biarlah kiranya ibadah ini memuncak sampai kepada doa penyembahan, dan menjadi harta yang paling berharga dan menarik hati TUHAN. Apapun harganya, bayar saja. Jangan takut dengan larangan-larangan. Banyak juga anak TUHAN yang takut dengan larangan-larangan peraturan yang ada di dalam pekerjaannya. Ada juga anak TUHAN takut tidak punya uang, takut tidak punya masa depan, sehingga dia mempunyai motto: Kejarlah cita-citamu setinggi bintang di langit. Tidak selamanya motto semacam ini berlaku di dalam TUHAN, itu hanyalah motto bagi orang dunia.
Doa penyembahan sudah menghiasi kamar-kamar hati kita masing-masing, menjadi harta yang berharga dan menarik bagi TUHAN, sehingga sama seperti Daniel yang tidak takut dengan ancaman maut sekalipun.
Daniel 6:12
(6:12) Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya.
Dari sini kita bisa melihat, bahwa; orang-orang yang membuat peraturan itu sedang menjebak Daniel, karena begitu larangan itu dikeluarkan dan ditanda-tangani oleh raja Darius, mereka sudah mewanti-wanti Daniel; apakah dia tetap mempertahankan harta yang berharga dan menarik di kamar-kamar hatinya, atau tidak?
Dan ternyata, Daniel tidak takut dengan larangan peraturan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintahkan raja Darius; Daniel tetap pergi ke rumahnya, di mana dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
Daniel 6:13
(6:13) Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: "Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa?" Jawab raja: "Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali."
Sebagai konsekuensinya, Daniel harus dilemparkan ke dalam gua singa. Suatu kali nanti, dunia ini digambarkan seperti gua singa. Sesudah satu kali tujuh masa, tujuh tahun kelimpahan, sesudah itu akan menyusul tujuh tahun kelaparan yang hebat, yang memuncak kepada 3.5 (tiga setengah) tahun yang terakhir, itulah 3.5 (tiga setengah) tahun antikris berkuasa di atas muka bumi ini sebagai Pembinasa Keji; mereka sama seperti binatang buas, binatang yang ganas. Saat mereka memerintah dan berkuasa di seantero dunia ini, sama seperti 3 (tiga) jenis binatang yang keluar dari dalam laut yang dituliskan oleh Daniel dan Rasul Yohanes di dalam Wahyu 13:1, di mana salah satunya adalah singa. Jadi, suatu kali nanti, dunia ini bagaikan gua singa.
Tetapi saya mau sampaikan dengan tandas: Miliki dan isilah kamar-kamar hatimu dengan harta yang berharga dan menarik, itulah doa penyembahan. Jangan takut dengan perintah dan larangan yang diadakan oleh antikris nanti.
Lihat, JAMINAN DARI DOA PENYEMBAHAN sebagai harta yang menarik dan berharga yang sudah mengisi dan menghiasi hati kita masing-masing.
Daniel 6:21-22
(6:21) dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?"(6:22) Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu!
Lewat doa penyembahan, kita dilepaskan dari gua singa, dilepaskan dari mulut singa. Percayalah kepada TUHAN.
Mari kita lihat jawaban Daniel kepada raja Darius pada ayat 23.
Daniel 6:23
(6:23)Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."
Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku.
Kita bandingkan persoalan ini dengan Wahyu 11.
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Yang masuk ukuran TUHAN ialah:
Bait Suci Allah 🡪 Milik kepunyaan Allah = Kehidupan yang dimeteraikan Allah.
Mezbah 🡪 Pelayanan yang dihubungkan dengan salib.
Mereka yang beribadah di dalamnya 🡪 Doa penyembahan, sebab puncak dari ibadah adalah doa penyembahan.
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Berbanding terbalik dengan kehidupan yang tidak memiliki harta yang indah-indah, di mana kamar-kamar hatinya tidak diisi dengan harta yang berharga dan menarik, ia akan diinjak-injak oleh antikris.
Kalau ibadah dari gereja TUHAN tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan, gereja TUHAN atau hati manusia tidak diisi dengan harta yang berharga dan menarik, itulah doa penyembahan, maka akan diinjak-injak oleh antikris; masuk dalam aniaya yang besar, kesesakan yang besar, itulah puncak gelap malam selama 3.5 (tiga setengah) tahun.
Maka, kalau kita melihat Wahyu 12 ...
Wahyu 12:17
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Karena naga itu tidak dapat mengejar mempelai TUHAN, dia marah dan melampiaskan amarahnya kepada keturunannya yang lain, yaitu;
Yang hanya menuruti hukum-hukum Allah🡪Pengajaran Firman Allah = Meja Roti Sajian.
Yang hanya memiliki kesaksian Yesus🡪 Roh El Kudus = Pelita Emas.
Inilah yang menjadi sasaran dari pelampiasan amarah dari naga, yaitu yang hanya memiliki firman Allah, yang hanya memiliki Roh Allah, tetapi ibadahnya tidak memuncak sampai doa penyembahan, itulah Mezbah Dupa.
Tetapi kita sudah melihat; kamar-kamar yang diisi dengan harta yang berharga dan menarik, itulah doa penyembahan, akan dipelihara dan dilindungi oleh TUHAN dari mulut singa, sebab suatu kali nanti, seantero dunia ini akan menjadi gua singa selama 3.5 (tiga setengah) tahun. Isilah kamar-kamar hatimu dengan harta yang berharga dan menarik.
Daniel 6:23B
(6:23) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."
Karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan. Kalau kita hidup di dalam doa penyembahan, kamar-kamar hati kita diisi dengan harta yang berharga dan menarik, maka kita dapat menyenangkan hati TUHAN dan tidak bersalah kepada pemerintahan dunia ini, sekalipun pemerintahan dunia ini bekerja sama dengan antikris -- suatu kali kelak nanti --.
Oleh sebab itu, milikilah meterai untuk menjadi anak-anak Allah dan untuk menjadi suatu kehidupan yang dikasihi oleh Allah, itulah salib. Maka, kalau kita perhatikan di dalam Yehezkiel, dahi yang dimeterikan oleh salib akan dipelihara oleh TUHAN.
Kita bersyukur kepada TUHAN karena rahmat-Nya, karena kasih dan kemurahan-Nya, sehingga kita mendapatkan hikmat untuk mendirikan rumah, mendapatkan kepandaian supaya kita menjadi tegak, tidak bungkuk, tidak kuatir. Dan juga dengan pengertian, kita dapat menyenangkan hati TUHAN, itulah doa penyembahan, puncak dari ibadah di atas muka bumi ini; itulah yang memelihara kita dari mulut singa, sebab suatu kali nanti dunia ini akan menjadi gua singa.
Oleh sebab itu, perhatikanlah apa yang sudah kita terima dari TUHAN, untuk membawa kita nanti tersungkur di kaki salib TUHAN.
Daniel 6:4
(6:4) Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.
Lihat, kelebihan dari Daniel:
Daniel ternyata melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja.
Selanjutnya, Daniel mempunyai roh yang luar biasa
Oleh sebab itulah, raja Darius bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya. Tetapi perhatikan: Semakin kedudukan rohani tinggi, tentu ada harga yang harus dibayar.
Daniel 6:5
(6:5) Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.
Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan. Jadi, kalau rohani kita semakin tinggi, maka ujiannya semakin tinggi juga, sehingga di sini kita melihat; iri hatilah para pejabat tinggi dan wakil raja itu, sehingga mereka mencari alasan untuk mendakwa Daniel terkait dengan pekerjaannya di dalam hal pemerintahan raja Darius.
Tetapi mereka -- wakil raja dan pejabat tinggi -- tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, tidak terdapat kesalahan di dalam diri Daniel, mengapa? Sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.
Ternyata, Daniel ini adalah seorang pribadi yang setia.
Juga Daniel ini seorang yang tidak melalaikan tanggung jawabnya.
Dan juga bukan pribadi yang teledor yang menimbulkan kesalahan.
Itu adalah bukti bahwa Daniel ini memiliki roh yang luar biasa, itu juga bukti bahwa Daniel ini adalah seorang yang setia kepada TUHAN; setia, tidak lalai, dan tidak teledor, tidak salah-salah.
Daniel 6:6
(6:6) Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"
Mereka mencari kesalahan di dalam diri Daniel terkait dengan hal pekerjaannya, jabatannya di dalam pemerintahan, namun tidak ditemukan, karena Daniel adalah pribadi yang setia, tidak lalai, dan tidak teledor. Maka, disiasatilah dengan mencari kesalahan dalam hal ibadahnya, karena mereka tahu bahwa Daniel telah mengisi kamar-kamar hatinya dengan harta yang berharga dan yang menarik hati TUHAN, itulah doa penyembahan. Dengan cara; mereka membuat suatu larangan, dan apabila larangan itu dilanggar, konsekuensinya ialah; dilemparkan ke dalam gua singa. Mereka berpikir Daniel ini akan takut dan gentar, tetapi kenyataannya, harta yang berharga dan menarik sudah diisi di dalam kamar-kamar hati Daniel, itu lebih berharga dari yang ada ini. Daniel tidak peduli dengan ancaman-ancaman, tidak peduli dengan perintah-perintah dan larangan yang dikeluarkan oleh pejabat tinggi dan yang ditanda-tangani oleh raja Darius.
Isilah kamar-kamar hatimu dengan harta yang berharga dan yang menarik, itulah doa penyembahan.
Dalam Wahyu 13:16-18, yang penting adalah hikmat, sehingga kita bisa menghitung bilangan binatang itu. Bilangan binatang itu adalah bilangan manusia, yaitu 666 (enam ratus enam puluh enam), itu adalah tanda meterai dari antikris. Tetapi TUHAN akan menolong kita, mengatupkan mulut singa itu, mengatupkan mulut antikris itu.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt Daniel U Sitohang
No comments:
Post a Comment