IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 23 FEBRUARI 2021
(Seri: 132)
Sebentar, kita akan tersungkur di kaki salib TUHAN, sujud menyembah Dia, Pribadi dalam kekekalan. Biarlah kiranya dengan segala kerelaan, kita memberikan diri kita masing-masing untuk dituntun oleh tongkat kerajaan, tongkat kebenaran, untuk selanjutnya dibawa sampai kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan; suatu kedudukan yang sangat tinggi, yang tidak bisa dijangkau oleh Setan (antikris). Kita bersyukur kepada TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di dalam dan di luar negeri.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana: Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
YANG PERTAMA pada ayat 25: Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.
Seorang suami mengasihi isterinya, sama seperti Kristus menguduskan sidang jemaat dengan air dan firman, dengan demikian; Ia menempatkan sidang jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Seorang suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri. Pendeknya: Siapa yang mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri. Supaya dua hal ini terwujud, maka harus ada kerja sama yang kuat antara laki-laki dan perempuan. Jadi, jangan seorang isteri serta merta menuntun seorang suami untuk mengasihi dirinya, tetapi harus ada kerja sama yang kuat. Mengapa demikian?
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Sebagaimana Yesus sendiri sebagai Anak Allah telah meninggalkan segala sesuatunya, meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya, yakni:
- Ia telah meninggalkan Bapa-Nya.
Semuanya itu ditulis secara lengkap di dalam Filipi 2:5-7, dengan satu tujuan yang mulia; supaya Kristus, yang adalah Kepala, secepatnya menyatu dengan tubuh-Nya, yaitu sidang jemaat.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Hal “mengasuh” ini dapat kita pelajari secara langsung di dalam Kisah Para Rasul 7.
Kisah Para Rasul 7:21
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
-
Seorang ibu haruslah
bertanggung jawab di dalam hal mengasuh anak yang
dilahirkan dari rahimnya sendiri.
-
Sebaliknya,
seorang anak berhak untuk mendapatkan hak asuh dari ibunya sendiri.
Demikian juga ibu secara rohani, itulah gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat, harus betul-betul mengasuh hidup rohani dari pada sidang jemaat sebagai anak-anak rohaninya. Dan sidang jemaat TUHAN, sebagai anak-anak rohani dari seorang gembala sidang sangat membutuhkan asuhan dari seorang gembala sidang yang bertanggung jawab. Kita butuh untuk diasuh; tubuh, jiwa, roh ini harus diasuh oleh TUHAN.
- Dia adalah Kepala rumah TUHAN,
yang telah mengasuh hidup rohani kita masing-masing, lewat ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA” Serang Cilegon.
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Berarti, diasuh = menerima didikan langsung dari TUHAN.
- Dimulai dari Taman Kanak-Kanak.
- Kemudian, 6 (enam) tahun di Sekolah Dasar.
- 3 (tiga) tahun di Sekolah Menengah Pertama.
- Selanjutnya, 3 (tiga) tahun di Sekolah Menengah Atas.
- Bahkan ada sebagian di antara kita yang lanjut sampai kepada Perguruan Tinggi.
Itu bagus, itu baik, tidak salah; memang kita harus menuntut ilmu, supaya kita sebagai orang yang mempunyai pengetahuan, itulah kehidupan yang berpendidikan. Karena, orang yang berpendidikan dengan orang yang tidak berpendidikan itu berbeda; baik perkataannya, baik perbuatannya, baik sudut pandangnya, pasti berbeda, dan wawasannya pun pasti lebih luas; itu bagus. Tetapi itu belum sempurna dibanding didikan langsung dari TUHAN.
Tetapi, lewat pengertian yang kita terima dari Firman TUHAN, sebagai kebenaran yang suci, doa saya kepada TUHAN; kiranya kita semua nanti akan berlaku bijaksana, tidak lagi berlaku curang di hadapan TUHAN, karena keubahan itu tidak seperti membalik telapak tangan. Oleh sebab itu, biarlah kita menyerah, supaya TUHAN tuntun kehidupan kita sampai pengertian yang sempurna.
1 Korintus 11:31-32
(11:31) Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. (11:32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
Sedangkan pada ayat 32, jikalau sidang jemaat atau anak TUHAN harus menerima hukuman dari TUHAN, yaitu sengsara salib dan aniaya karena firman = kita dididik langsung oleh TUHAN.
Ibrani 12:5
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
- Janganlah anggap enteng didikan TUHAN.
- Jangan putus asa terhadap peringatan TUHAN.
Manakala firman TUHAN datang lalu mengoreksi dosa kita secara langsung, jangan putus asa, jangan patah semangat, jangan lantas kecewa dan mengundurkan diri dari hadapan TUHAN, supaya kita jangan mengalami kerugian yang besar di kemudian hari.
Biarlah kiranya ibadah di bumi yang sedang kita kerjakan dan pelayanan di bumi yang sedang kita usahakan, merupakan gambaran dan bayangan dari ibadah yang terdapat di sorga; itulah pernyataan Rasul Paulus kepada jemaat di Ibrani 8:5. Ibadah di bumi adalah gambaran dan bayangan yang terdapat di sorga; oleh sebab itu, kita patut bersyukur sebab kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel. Ibadah di bumi berpola Tabernakel, berpola Kerajaan Sorga.
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
- TUHAN menghajar orang yang dikasihi-Nya.
-
Meterai
dari orang-orang yang dikasihi oleh TUHAN
ialah HAJARAN TUHAN = Sengsara
salib.
-
Meterai
dari orang-orang yang diakui
sebagai anak
Allah ialah dengan RELA untuk DISESAH = Sengsara salib.
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
Ayo, kita harus rela diluruskan. Pengertian ini, pemikiran ini harus rela diluruskan. Jangan bertahan, jangan kaku di dalam hal beribadah, di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN. Kalau kita “kaku”, nanti sama seperti suami dari Abigail; keras hati, tidak mau diingatkan, ujung-ujungnya membatu. Kalau sudah membatu, maka ujung-ujungnya mati. Jangan kita keraskan hati, jangan kita bertahan dengan cara ibadah pelayanan yang lama.
Oleh sebab itu, baik laki-laki, baik yang perempuan, yang belum masuk dalam nikah, biarlah sungguh-sungguh dalam beribadah, supaya manakala nanti masuk dalam nikah itu betul-betul adalah nikah suci. Dan anak yang dilahirkan pun bukan anak gampang, melainkan anak-anak yang betul-betul memikul salibnya untuk selanjutnya dikasihi dan diakui.
Sebab, salib itu merupakan meterai yang tidak bisa diganggu gugat Setan sekalipun. Oleh sebab itu, kalau kita menjunjung tinggi korban Kristus, pasti susah sekali dirasuk Setan, biar diguna-guna seperti apa tetap tidak bisa; asal kita berdarah-darah, maka lepas dari pekerjaan Setan.
(5:5) Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
Sebab, pada ayat 8 ini dikatakan: “Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya”. Jadi, kalau Allah mengakui Yesus sebagai Anak Allah, itu tidak terlepas karena Yesus telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.
Matius 26:42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Jadi, jangan ragu di dalam hal memikul salib. Apalagi seorang imam, tidak usah ragu menggunakan dua tangan, sepuluh jari di dalam hal melayani TUHAN, di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN sesuai karunia dan jabatan yang dipercayakan oleh TUHAN. Jangan ambil jalan pintas, sebab itu adalah jalan Setan. Kalau itu adalah cara lama yang engkau lihat, jangan teruskan.
Jadi, jangan ragu di dalam hal menyangkal diri, memikul salib. Jangan pakai perasaan, pikiran manusia daging supaya jangan mempertahankan harga diri.
Ada lagi di antara kita, di luar ibadah, dia tidak mengakui gembalanya dengan menyebut “Pendeta itu”, tidak segera mengakui “Bapak Gembala saya”.Apa salahnya kalau kita segera sangkal diri, pikul salib? Supaya ketika kita memikul salib, maka secepatnya dari sorga Allah berkata: “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan hari ini”. Loh, apa salahnya kalau kita diakui sebagai “anak Allah”, kok bodoh sekali mempertahankan harga diri.
Atau, pada saat bertemu di luar sana, padahal bisa menyapa memanggil dengan berkata “bapa gembala” atau “Oom”, tetapi justru malah mempertahankan harga diri.
Saya menggunakan contoh-contoh dari apa yang saya lihat saja. Saya tidak mau menggunakan contoh dengan contoh kata si A, kata si B, kata pendeta ini, tidak. Saya menggunakan contoh dari apa yang saya lihat saja. Oleh sebab itu, banyak yang tidak kuat juga mendengar Firman TUHAN, lalu diputar balik, diserang balik.
Kalau kita diakui oleh pejabat sebagai anaknya, kita bangga. Bagaimana kalau Allah yang mengakui? Terlalu bodoh kalau kita tidak bangga.
Amsal 3:11
(3:11) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
- Jangan kita menolak didikan TUHAN, itulah sengsara salib.
- Jangan kita bosan akan peringatan-Nya; jangan putus asa, jangan lantas kecewa kalau kita menerima peringatan atau teguran-teguran TUHAN.
(3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi. (3:13) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,
- Bagi orang yang dikasihi oleh TUHAN.
- Dan bagi orang-orang yang diakui-Nya sebagai anak.
- Untuk mendapatkan hikmat Allah.
- Untuk memperoleh kepandaian dari sorga dari Allah.
Itulah tujuan didikan salib, yaitu supaya kita semua mendapatkan hikmat, berarti; memiliki hikmat dari Allah, dari sorga, dari atas, bukan dari bumi ini, kemudian untuk memperoleh kepandaian. Sebagaimana dengan Musa; ia dididik oleh puteri Firaun dengan segala hikmat kerajaan di Mesir.
Jadi, segala sesuatu yang baik yang sudah kita terima dari TUHAN, itu harus dipertahankan; baik di luar ibadah, baik di rumah kediaman, baik di tempat kita bekerja, di mana pun kita berada tempat komunitas kita. Hal-hal yang baik dan mulia itu tetap harus dipertahankan. Jangan suka ambil jalan pintas. Apalagi kalau sedang menghadapi masalah, jangan suka mengambil jalan pintas, tidak bagus; itu ibaratnya dari dari Mesir ke Kanaan dengan melewati Filistin, itu adalah jalan pintas, tidak boleh.
Susah senang, sekalipun banyak lika-liku di tengah perjalanan rohani yang kita hadapi ini, tetap hadapi saja, jangan suka mengambil jalan pintas. Lalu nanti kalau ditegur malah suka mencari alasan, itu tidak boleh. Memang, dari Mesir ke Kanaan itu lebih dekat kalau mengambil jalur Filistin -- gambaran dari Setan --. Jadi, jalan Filistin, jalan Setan, jalan pintas itu memang lebih singkat.
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Orang cerdas di dunia, orang pandai di dunia karena menuntut ilmu gelar tinggi, belum tentu berkuasa dalam perkataan dan perbuatan. Justru karena gelar tinggi, seseorang bisa salah guna. Tetapi dengan hikmat Allah, maka kita semua berkuasa dalam perkataan, berkuasa dalam perbuatan.
1 Korintus 2:1-3
(2:1) Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. (2:2) Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. (2:3) Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.
- Kata-kata yang indah.
- Atau dengan hikmat manusia duniawi.
Tetapi rupa-rupanya, Rasul Paulus datang dan berada di tengah-tengah sidang jemaat dengan menyangkal diri dan memikul salibnya atau berada dalam kelemahan disertai dengan takut dan gentar.
Mengapa tidak menggunakan bahasa yang sederhana, sehingga yang tua sekalipun mudah mengerti maksud firman yang tertulis dalam Kitab Suci; mengapa tidak seperti itu saja?
Tetapi kita lihat di sini Rasul Paulus luar biasa; ia datang dan berada di tengah-tengah sidang jemaat dengan menyangkal diri dan memikul salibnya atau berada dalam kelemahan disertai dengan takut dan gentar. Rasul Paulus tidak mau tahu dengan keadaan sidang jemaat; apakah ia orang kaya atau orang miskin, apakah ia pejabat atau budak, atau pekerja buruh, tidak. Tetapi Rasul Paulus lebih suka di dalam hal menyangkal diri dan memikul salib atau di dalam kelemahan disertai dengan takut dan gentar.
Tetapi orang yang memikul salib, orang yang menyangkal dirinya adalah orang yang takut dan gentar. Kalau seorang hamba TUHAN menggunakan kata-kata yang indah, itu bagus, tetapi belum cukup untuk membuktikan bahwa ia takut akan TUHAN.
Itu sebabnya, Rasul Paulus melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN tidak dengan kata-kata yang indah, tidak dengan pengetahuan manusia duniawi, tidak; dia lebih suka menyangkal diri dan memikul salib, dia takut dan gentar kepada TUHAN.
(2:4) Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,
1. Melayani dengan kata-kata yang indah.
2. Dengan hikmat atau pengetahuan manusia daging.
yang bertujuan supaya terlihat berwibawa, namun hanya untuk memuaskan hati manusia, memuaskan hati sidang jemaat.
Filipi 3:18
(3:18) Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
-
Dia
lebih suka berada di tengah sidang jemaat, melayani sidang jemaat dengan
kata-kata yang indah, dipoles dengan kata-kata yang indah.
-
Dia
lebih suka berada di tengah sidang jemaat, melayani sidang jemaat dengan
pengetahuan manusia duniawi.
(3:19) Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Kolose 2:18-19
(2:18) Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, (2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.
- Dengan kata-kata yang indah.
- Dengan hikmat atau pengetahuan manusia duniawi.
Sebenarnya, hamba TUHAN semacam ini tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala yang berkuasa untuk menyatukan anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda.
-
Seandainya,
yang menjadi kepala adalah burung (roh najis), Babel yang menjadi kepala, maka
kita pasti berpisah-pisah. Sudah dipisahkan oleh suku, oleh bahasa, ditambah
lagi dipisahkan oleh roh najis, pasti berpisah-pisah.
-
Seandainya
serigala yang menjadi kepala, nabi palsu yang menjadi kepala, maka pasti kita
terpisah-pisah.
-
Mereka
datang di tengah sidang jemaat hanya dengan menggunakan kata-kata yang indah
supaya terlihat “wow.”
-
Mereka melayani TUHAN
tetapi dengan hikmat duniawi
supaya kelihatan “wow”, semua dikemas dengan hikmat duniawi.
(2:4) Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,
(2:5) supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
(15:17) Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah.
(15:18) Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan,
(3:16) Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
Oleh sebab itu, seorang imam tidak boleh egois. Kalau TUHAN mau menyerahkan diri-Nya untuk orang berdosa, maka seorang hamba TUHAN, imam-imam, pelayan TUHAN, sampai kepada seluruh sidang jemaat juga harus mau mengerti orang lain. Siapa yang mau melayani TUHAN dengan cara TUHAN melayani? Maka, lakukanlah.
(3:17) Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
(3:18) Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Orang yang melayani hanya main musik, atau imam-imam yang hanya mengerjakan apa yang dikerjakan di atas mimbar, itu belum terbukti mengasihi TUHAN dan sesama, itu baru “perkataan”, tetapi harus dibuktikan dengan “perbuatan”. Iman tanpa perbuatan, iman itu nol. Apa itu iman? Ya pelayanan kepada TUHAN. Semua pelayanan nol, jika tanpa perbuatan.
(2:16) Dan Ia, Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita, (2:17) kiranya menghibur dan menguatkan hatimu dalam pekerjaan dan perkataan yang baik.
(4:20) Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
No comments:
Post a Comment