Salam sejahtera di dalam kasih Yesus Kristus. Sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan, lewat media ini kami membagi - bagikan Firman Tuhan yaitu Firman Pengajaran yang benar yang rahasianya dibukakan.
Semoga menjadi berkat untuk kita semua. Tuhan Yesus Kristus memberkati.
IBADAH
RAYA MINGGU, 24 JANUARI 2021 KITAB
WAHYU (Seri:9) Subtema:
ANTIKRIS SETERU SALIB Shalom. Selamat
petang menjelang malam hari. Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang
sudah melayakkan untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Raya Minggu, tentu
semua karena kemurahan hati TUHAN. Selanjutnya
kita berdoa, kita mohonkan kemurahan TUHAN, kiranya lewat pembukaan Firman
Allah yang akan dinyatakan sebentar, berkuasa untuk meneguhkan setiap kehidupan
kita, sehingga tiadalah kita digentarkan oleh musuh kita, tiadalah kehidupan
kita digentarkan oleh antikris dan antek-anteknya. Dan
selanjutnya, marilah kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah (Kebaktian)
Raya Minggu dari Wahyu 13, dengan perikop: “Binatang yang keluar dari dalam
laut”, itu menunjuk; antikris. Wahyu
13:3B (13:3) Maka
tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh
dunia heran, lalu mengikut binatang itu. “Seluruh
dunia heran, lalu mengikut binatang itu.” Artinya,
orang-orang yang heran terhadap mujizat kesembuhan yang diadakan oleh binatang
(antikris) adalah manusia duniawi, dan akhirnya, mereka -- orang-orang yang
heran terhadap mujizat yang diadakan oleh binatang (antikris) -- menjadi
pengikut-pengikut dari antikris itu sendiri. Sebenarnya,
ini merupakan pengikutan yang keliru. Orang yang heran terhadap mujizat yang
diadakan oleh antikris, lalu akhirnya mereka mengikuti antikris, ini merupakan
pengikutan yang keliru, ini merupakan pengikutan yang salah secara total, salah
kaprah, kalau kita bandingkan dengan Injil Matius 16. Saya berani
mengatakan bahwa itu merupakan “pengikutan yang keliru, pengikutan yang salah
kaprah”. Kita
memperhatikan Matius 16, dengan perikop: “Pemberitahuan pertama
tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia” Ada 4 (empat)
kali pemberitahuan tentang penderitaan Yesus Kristus kepada murid-murid, dan
itu juga merupakan syarat-syarat untuk menjadi pengikut Kristus. Matius
16:21 (16:21) Sejak
waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke
Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan
pada hari ketiga. Yesus
mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem,
sebagaimana kita sore hari ini ada di tengah ibadah pelayanan, berada di kota
Yerusalem. Pertama-tama,
Yesus menyatakan pengalaman dari perjalanan hidup-Nya terhadap murid-murid-Nya
-- bukan kepada yang lain --, yaitu menanggung banyak penderitaan, menanggung
banyak sengsara salib dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli
Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Pendeknya:
Yesus Kristus, Anak Allah menyatakan suatu contoh teladan yang mulia dan
sempurna secara langsung kepada murid-murid-Nya. Matius
16:24 (16:24) Lalu
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku,
ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Selanjutnya,
di sini kita perhatikan: Yesus kembali berkata kepada murid-murid-Nya, yaitu
setiap orang yang mau mengikut TUHAN, maka ia harus ... 1.Menyangkal dirinya. 2.Memikul salibnya. 3.Mengikut TUHAN. Jadi,
syarat untuk mengikut TUHAN harus terjadi 3 (tiga) hal di dalam dirinya;
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut TUHAN. Inilah yang
menjadi syarat untuk menjadi pengikut TUHAN, dan itu harus. Jangan
sampai saudara berpikir yang lain tentang hal mengikut TUHAN. Jadi,
di sini TUHAN tidak berbicara soal ...
-Berkat-berkat jasmani atau perkara-perkara
lahiriah di dunia ini, sebab hal itu disebut dengan IBADAH LAUT.
-Mujizat kesembuhan, pengusiran Setan,
sebab hal itu disebut IBADAH BUMI, seperti yang tertulis dalam Injil Matius
7:15-23.
TUHAN
tidak sibuk berbicara soal “ibadah laut”, TUHAN tidak sibuk berbicara soal
“ibadah bumi”.
Kita lanjut untuk membaca suratan yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada
orang-orang atau sidang jemaat di Filipi dalam Filipi 1, dengan perikop:
“Nasihat supaya tetap berjuang”. Biarlah kita tetap berjuang, berarti;
sangkal diri, pikul salib, mengikut TUHAN. Filipi
1:27-28 (1:27) Hanya,
hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang
aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh
berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang
timbul dari Berita Injil, (1:28) dengan tiada digentarkan sedikit
pun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan,
tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. Hanya,
hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus. Yang TUHAN mau,
supaya sidang jemaat di Filipi berpadanan dengan Injil Kristus, menjadi
pasangan yang seimbang dengan Injil Kristus yang sudah kita terima sampai
sejauh ini. Itulah kerinduan TUHAN terhadap sidang jemaat di Filipi/umat Tuhan. TUHAN
mau melihat kita supaya kita dalam keadaan ... YANG
PERTAMA: Teguh berdiri dalam satu Roh. Jangan
ada roh perpecahan. Jangan ada roh kepentingan diri. Hindari penonjolan diri.
Hindari merasa diri lebih bisa, lebih mampu dari yang lain. Itulah yang TUHAN
mau. YANG
KEDUA: Sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari berita Injil. Iman
itu tidak timbul dari apa yang dilihat oleh mata, berarti; iman itu tidak
timbul dari soal berkat-berkat yang ada kita terima ini, yang kita lihat ini.
Sekali lagi saya sampaikan; iman itu tidak timbul dari apa yang dilihat oleh
mata, antara lain; berkat yang ada di tangan, kemudian mujizat kesembuhan yang
terjadi di depan mata. Iman
tidak timbul dari situ, bukan timbul dari apa yang dilihat mata, antara lain;
berkat yang ada di tangan, harta, kekayaan, uang, kedudukan yang tinggi, gelar
tinggi, dan lain sebagainya. Kemudian, bukan karena mujizat yang sejuta kali
terjadi di depan mata, bukan, tetapi iman itu timbul dari pemberitaan Injil
Kristus, itulah Salib Kristus. Iman itu datangnya dari salib, bukan datang
dari yang lain-lain. Jadi, jangan salah mengerti. YANG
KETIGA: Tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu. Berarti,
tidak terpengaruh oleh hal-hal yang tak suci, oleh hal-hal yang lain, selain
dengan berita salib Kristus. TUHAN mau melihat tiga perkara ini. Bagi
mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan. Kalau ibadah
hanya bicara soal berkat-berkat jasmani, ibadah hanya sibuk untuk mengadakan
demonstrasi, sibuk hanya untuk mengadakan sensasi, sibuk hanya untuk mengadakan
mujizat-mujizat kesembuhan, kalau itu yang dicari di tengah ibadah dan
pelayanan dalam sebuah penggembalaan, itu adalah tanda kebinasaan. Tetapi
kalau 3 (tiga) perkara itu nyata dalam kehidupan kita ... -berdiri teguh karena salib, -berjuang untuk iman yang datang dari
salib, -tidak mau digentarkan oleh lawan oleh
karena salib, itu
merupakan tanda keselamatan bagi kita semua. Jangan
mau dibodoh-bodohi lagi oleh Setan. Setan itu pendusta; cara kerjanya halus,
lembut, tetapi penuh dengan tipu daya. Jangan ada di antara kita yang seperti
itu; pura-pura lemah lembut di hadapan saya tetapi di belakang saya menunjukkan
bahwa dia mampu, lebih suci, hati-hati, sebab nanti di sekitarmu juga akan
ikut-ikutan seperti itu.
Sekarang,
kita akan memperhatikan ayat 29-30. Filipi
1:29 (1:29) Sebab
kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus,
melainkan juga untuk menderita untuk Dia, Sebab
kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus ...
Banyak orang Kristen berkata: “aku percaya” Loh, Setan juga percaya kok
sama TUHAN. Jadi,
kepada kita, bukan saja dikaruniakan untuk percaya kepada Kristus, melainkan
juga untuk menderita untuk Dia. Tidak cukup hanya dengan “percaya”, tetapi kepada
kita juga dikaruniakan untuk menderita bersama-sama dengan Dia. Filipi
1:30 (1:30) dalam
pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang
kamu dengar tentang aku. Pergumulan
yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, jelas itulah
penderitaan yang ditanggung oleh Yesus Kristus, lalu dibunuh dan dibangkitkan
pada hari ketiga. Ternyata pergumulan itu juga dialami oleh Rasul Paulus. Ayo,
biar kita senantiasa mengarahkan pandangan kita pada salib Kristus, bukan kepada
perkara-perkara yang lain. Kita
kembali untuk memperhatikan Injil Matius 16. Matius
16:24 (16:24) Lalu
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku,
ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. “Setiap
orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan
mengikut Aku” Itu adalah syarat mengikut TUHAN, yaitu; 1.Harus menyangkal dirinya. 2.Harus memikul salibnya. 3.Harus mengikut TUHAN. Jadi,
di mana TUHAN berada, di situ kita berada; ini adalah pengikutan yang benar. Matius
16:25 (16:25) Karena
barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya. Perlu
untuk diketahui:
-Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya atau
mempertahankan harga diri, upahnya adalah binasa.
-Sebaliknya, barangsiapa kehilangan
nyawanya karena TUHAN -- sangkal diri, pikul salibnya, serta mengikut TUHAN
--, upahnya selamat dan hidup sampai selama-lamanya.
Matius
16:26 (16:26) Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah
yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, diberkati,
mempunyai kedudukan yang tinggi, tetapi kehilangan nyawanya? ? Dan apakah
yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Ternyata,
berkat jasmani -- itulah ibadah laut -- dan mujizat kesembuhan -- itulah ibadah
bumi -- tidak menjamin keselamatan. Sekalipun dia memiliki harta dan kekayaan,
kedudukan yang tinggi, gelar tinggi, sekalipun dia seorang cendekiawan,
bangsawan, namun hal itu tidak menjadi jaminan untuk keselamatan. Yang
menjamin keselamatan adalah menanggung penderitaan bersama-sama dengan salib
Kristus, berdiri teguh oleh karena salib Kristus, berjuang untuk iman yang
datang dari salib Kristus, dan tidak digentarkan oleh apapun, berarti; selalu
berpegang pada salib Kristus. Itulah yang benar. Pertanyaannya:
SAMPAI KAPAN KITA MENYANGKAL DIRI MEMIKUL SALIBNYA? Ini
adalah pertanyaan yang baik, yang juga nanti TUHAN jawab dari apa yang tertulis
dalam Injil Lukas 9, dengan perikop: “Pemberitahuan pertama tentang
penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia” Lukas 9:22-23 yang akan
kita baca ini sama dengan Injil Matius 16 tadi. Lukas
9:22-23 (9:22) Dan Yesus
berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak
oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan
dibangkitkan pada hari ketiga." (9:23) Kata-Nya kepada mereka
semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Anak
Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat. Singkatnya: Tua-tua, imam-imam kepala,
ahli Taurat menolak Pengajaran Salib, sebab mereka menolak pribadi Yesus yang
disalibkan. Lalu
pada ayat 23 dikatakan: Setiap orang yang mau mengikut TUHAN, ia harus
... -Menyangkal dirinya. -Memikul salibnya setiap hari. -Dan mengikut TUHAN. “Setiap
hari”, berarti kita memikul salib tidak tergantung oleh situasi, kondisi,
dan keadaan yang ada. Ayo, saya berharap kita semua menerima ajaran ini supaya
kita semakin dewasa, supaya kita semakin bijaksana di dalam hal menyikapi apa
yang kita kerjakan, di dalam segala tindakan-tindakan kita lebih dewasa lagi. Jangan
sampai berkata: “Saya tidak ada di situ, saya tidak dibutuhkan”, tidak
bisa, itu pengertian yang salah kalau saudara memikirkan itu. Itu adalah
pemikiran Setan. Atau sebaliknya, kita berkorban setelah orang lain lebih
dulu berkorban, itu adalah pikiran Setan. Oleh sebab itu, ttulah yang saya
bilang tadi: Ayo, jadi contoh, jangan pengaruhi orang lain dengan sikap yang
tidak baik tadi. Kembali
saya sampaikan: Menyangkal diri, memikul salib setiap hari dan mengikut TUHAN.
Berarti, menyangkal diri dan memikul salib tidak tergantung situasi, tidak
tergantung kondisi, dan tidak tergantung dengan keadaan yang ada. Ayo,
berusaha, berjuang mendahului, mengawali segala perbuatan baik. Singkatnya:
Pengikutan yang benar ialah menyangkal dirinya dan memikul salibnya,
sebagaimana dengan Yesus, Anak Allah, menanggung banyak penderitaan dari pihak
tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat orang Yahudi, lalu dibunuh dan
dibangkitkan pada hari yang ketiga. Kita
kembali untuk membaca Wahyu 13. Wahyu
13:3A (13:3) Maka
tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Satu
dari tujuh kepala binatang yang keluar dari dalam laut seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi ternyata luka yang membahayakan hidupnya itu
sembuh. Dengan demikian, terjadi mujizat kesembuhan. Sebenarnya,
mujizat kesembuhan yang diadakan oleh antikris tersebut, itu hanyalah
akal-akalan dari antikristus, sebab mujizat kesembuhan yang mereka adakan, itu
adalah mujizat palsu. Jadi,
jangan kita tertipu, sebab itu adalah akal-akalan. Mujizat kesembuhan yang
terjadi, yang diadakan oleh antikris tersebut, itu merupakan akal-akalan dari
antikris, mengapa? Sebab mujizat yang diadakan oleh antikris itu merupakan
mujizat palsu. Mengapa
saya katakan hal itu merupakan mujizat palsu? Karena sebenarnya, binatang itu,
antikris tersebut keluar (datangnya) dari dalam laut, sesuai dengan Wahyu
13:1. Sedangkan laut merupakan bayangan atau gambaran dari
baptisan air, yang berbicara soal pengalaman yang dialami oleh Yesus dalam
tanda kematian dan kebangkitan-Nya. Tetapi
kenyataannya, di sini kita perhatikan: Luka yang membahayakan hidupnya itu
sembuh, yang seharusnya, luka yang membahayakan hidupnya -- atau penderitaan
yang dialami, yang disebut juga dengan sengsara salib -- selanjutnya akan
membawa dia masuk dalam pengalaman kematian, mati terbunuh, lalu dibangkitkan
pada hari yang ketiga, sebagaimana dengan Yesus Kristus untukdalam sengsara, dengan luka-luka, teramat
lebih 5 (lima) luka utama yang dialami Yesus di atas kayu salib, itu yang
membawa Dia selanjutnya masuk dalam pengalaman kematian, dibangkitkan pada hari
yang ketiga. Singkatnya:
Mujizat yang diadakan oleh antikris adalah mujizat palsu, dan itu adalah
pekerjaan Setan. Luka
atau sengsara itu seharusnya membawa binatang itu untuk masuk dalam pengalaman
kematian, nanti hari ketiga pasti bangkit. Tetapi kenyataannya, luka yang
membahayakan hidupnya itu justru sembuh. Itu sebabnya saya katakan, ini adalah
mujizat palsu. Mujizat yang diadakan oleh antikris itu hanyalah akal-akalan,
itu adalah tipu daya, sekalipun terjadi mujizat kesembuhan. Kalau
kita bandingkan pribadi Yesus lewat sengsara atau luka salib, hal itu membawa
Dia selanjutnya masuk dalam pengalaman kematian; dibunuh, lalu dibangkitkan
pada hari yang ketiga. Tetapi antikris tidak demikian, padahal mereka keluar
dari dalam laut; seharusnya, pengalaman kematian dan kebangkitan itu terjadi,
karena sengsara salib adalah sebuah sarana untuk membawa untuk masuk dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan. Tetapi dalam Wahyu 13:3 ini kita
melihat, sengsara (luka-luka parah) tidak digunakan untuk masuk dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan, justru sembuh; inilah mujizat palsu. Ayo,
biarlah kita semua lurus dalam hal berpikir. Perhatikan
baik-baik seluruh sidang jemaat baik yang beribadah di rumah masing-masing,
baik di Serang, di Cilegon, Malaysia dan Bandung, juga umat TUHAN yang terus
memberi diri digembalakan lewat live streaming GPT “BETANIA” Serang Cilegon, perhatikan hal ini: Umban
yang di tangan Daud, kalau sudah kena dengan sasaran, kena dengan pikiran kita
masing-masing, maka umban itu sanggup menumbangkan sebesar apapun tabiat daging. Jadi,
yang kita terima ini adalah umban yang mengenai sasarannya, jidat/pikiran kita
ini. Kalau “umban” sudah kenal di pikiran kita, maka daging Goliat sebesar
apapun akan tumbang. Jadi,
kita sudah dapat mengetahui; mana mujizat palsu dan mujizat yang hakiki? Mujizat
yang hakiki, mujizat yang sejati, sudah jelas itu adalah pekerjaan Yesus,
sebagaimana yang telah dilakukan Yesus;
-Mujizat yang pertama; dalam pesta
nikah di Kana. Air berubah menjadi anggur itu adalah mujizat pertama yang
diadakan Yesus dari semua mujizat yang dikerjakan oleh Yesus, pendeknya;
mujizat yang pertama adalah keubahan hidup.
-Sedangkan mujizat kesembuhan, itu adalah yangkedua, bukan yang terutama, yang juga terjadi di Kana; seorang anak yang
seharusnya berujung kepada kematian, tetapi mengalami kesembuhan. Itu adalah
yang kedua, bukan yang utama.
Itu
sebabnya tadi saya katakan: Mujizat yang diadakan oleh antikris itu merupakan
akal-akalan dan tipu daya, karena itu merupakan mujizat palsu. Mujizat yang
sesungguhnya adalah mujizat yang dikerjakan oleh Yesus Kristus di negeri Kana; -Yang pertama adalah keubahan
hidup. -Yang kedua barulah kesembuhan. Mari
kita telusuri kembali pernyataan TUHAN kepada 12 (dua belas) murid dalam Injil Matius
16. Matius
16:21-23 (16:21) Sejak
waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke
Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. (16:22)
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan,
kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah
Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa
yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Ia
harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga.
Seharusnya memang seperti ini; sengsara membawa Dia mati, tetapi hari ketiga
bangkit. Itulah yang benar. Sedangkan antikris mengalami luka (sengsara),
tetapi selanjutnya mengalami kesembuhan, itu adalah mujizat palsu. Ketika
Yesus menceritakan menyatakan pengalaman-Nya dalam tanda kematian dan
kebangkitan-Nya, dimulai dari sengsara salib, Petrus yang mendengarkan
pernyataan itu segera menarik Yesus ke samping, dan berkata: “Tuhan, kiranya
Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau” Singkatnya:
Menolak penderitaan, menolak aniaya karena firman, menolak sengsara karena
salib -- sebagai saranan untuk membawa kita masuk dalam pengalaman kematian dan
kebangkitan -- adalah ajaran setan. Jauhkan dirimu dari ajaran Setan; jauhkan
dirimu dari ajaran seperti ini. Jangan tolak sengsara salib, jangan tolak
penderitaan karena salib, jangan tolak aniaya karena firman. Siapapun yang
menolak sengsara karena salib, menolak penderitaan karena salib, menolak aniaya
karena firman, itu adalah ajaran Setan. Biar
sejuta kali terjadi mujizat di depan mata, kalau ibadah itu menolak sengsara
salib, aniaya karena firman, itu adalah ajaran Setan. Itu sebabnya Yesus
berkata kepada Simon Petrus: “Enyahlah Iblis”. Simon Petrus bukan Setan,
tetapi Setan yang menguasai pikiran Simon Petrus, itu harus disingkirkan. Ayo,
jangan biarkan Setan menguasai pikiran ini. Kemudian,
ajaran Setan, yakni mujizat palsu yang diadakan oleh antikris tersebut, di sini
dikatakan adalah suatu batu sandungan terhadap ajaran yang benar,
menjadi batu sandungan terhadap ajaran yang murni, yakni sengsara salib, yang
merupakan sarana untuk membawa gereja TUHAN masuk dalam pengalaman kematian dan
kebangkitan. Mujizat
palsu yang diadakan oleh antikris, itu adalah ajaran palsu, ajaran Setan, dan
itu merupakan batu sandungan terhadap sengsara salib, terhadap penderitaan
Kristus yang merupakan sarana untuk membawa kita masuk dalam pengalaman
kematian dan kebangkitan. Dan
orang yang tersandung terhadap salib Kristus, seperti tua-tua, imam-imam
kepala, dan ahli-ahli Taurat orang Yahudi, akhirnya menjadi sandungan. Jadi,
hamba TUHAN, seorang gembala sidang, atau pemimpim sidang jemaat, kalau
ibadahnya sibuk dihubungkan dengan berkat-berkatjasmani, sibuk hanya untuk mengadakan
demonstrasi, sibuk hanya untuk mencari sensasi di depan banyak orang, lewat
mujizat-mujizat, kesembuhan-kesembuhan, itu adalah batu sandungan untuk keselamatan.
Orang yang tersandung dengan salib pasti menjadi batu sandungan terhadap
keselamatan yang dikerjakan oleh salib. Lanjut,
kita akan memperhatikan surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose
3. Kolose
3:1-17, dalam susunan Tabernakel terkena kepada Kolam Pembasuhan àBaptisan
Kristus yang berbicara soal pengalaman kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus. Kolose
3:1-3 (3:1) Karena
itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di
atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. (3:2)Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi. (3:3) Sebab kamu telah mati
dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Karena
itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di
atas,
jangan cari perkara di bawah; itu adalah suasana kebangkitan. Selain mencari
perkara di atas, selanjutnya pikirkanlah perkara yang di atas; itu
adalah suasana kebangkitan. Singkatnya:
Ayat 1-3 berbicara soal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan
kebangkitan-Nya. Kemudian,
kalau kita sudah menjadi satu di dalam kematian dan kebangkitan-Nya, jelas
Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Kolose: 1.Carilah perkara di atas. 2.Pikirkanlah perkara yang di atas. Bukan
perkara yang di bawah, bukan perkara yang di bumi, jangan terikat dengan
perkara lahiriah. Itulah suasana kematian dan kebangkitan. Kalau
kita satu dalam kematian Kristus, pasti kita satu dengan kebangkitan-Nya, itu
adalah satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Kemudian, kalau kita satu
dalam kebangkitan Kristus, carilah perkara di atas, jangan perkara di bawah,
pikirkanlah perkara di atas, jangan perkara di bawah, perkara lahiriah. Jangan
sibuk dengan berkat-berkat lahiriah, jangan sibuk hanya dengan
demonstrasi-demonstrasi atau sensasi-sensasi di hadapan banyak orang, sebab itu
adalah pendusta, itu adalah ajaran Setan. Kolose
3:4 (3:4)
Apabila
Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan
menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Apabila
Kristus, yang adalah hidup kita, kalau Kristus memang betul-betul hidup
kita, maksudnya kalau kita betul-betul satu dalam kematian dan kebangkitan
Yesus Kristus, nanti Dia akan menyatakan diri kelak, kamu pun akan
menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Sampai pada akhirnya,
kita akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia kalau kita bertekun di dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Itulah yang menjadi
perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini. Pengalaman
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus harus menjadi perjalanan rohani kita di
atas muka bumi ini. Kalau kita bertekun di dalamnya (satu dengan Kristus), maka
kelak kita akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Apabila Dia datang untuk
yang kedua kali di dalam kemuliaan-Nya, kita akan dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia.Jadi, pengalaman kematian
itu harus. Jangan kita mau ditipu oleh ajaran Setan. Saya
menyampaikan ini, bukan berarti saya bodoh, lalu ada orang mengata-ngatakan
saya “sibuk dengan Teologi penderitaan” Yang anehnya, saya dikatakan iri
kepada hamba TUHAN yang jemaatnya ribuan. Tidak. Saya tahu kelimpahan dan saya
tahu kesusahan. Jadi, bagi saya, diberkati dengan tidak diberkati, itu hal yang
biasa. Kembali
saya sampaikan: Pengalaman kematian dan kebangkitan Kristus harus menjadi
pengalaman kita di bumi, harus menjadi perjalanan rohani kita di bumi. Dan
kalau kita bertekun di dalam Kristus, bertekun di dalam kematian kebangkitan
itu, maka pada akhirnya, kelak kita akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia
pada saat Dia menyatakan kemuliaan-Nya. Pada saat Dia datang pada kali yang
kedua dan menyatakan kemuliaan-Nya di bumi, pada saat itulah kita
dipermuliakan. Setelah
Yesus mati dan bangkit, Ia dipermuliakan saat Ia naik ke sorga. Pengalaman yang
sama harus juga menjadi pengalaman kita asal kita bertekun di dalamnya. Timbullah
pertanyaan bagi kita: MENGAPA ANTIKRIS SIBUK HANYA MENGADAKAN MUJIZAT
KESEMBUHAN? Jawabnya
akan kita perhatikan dengan kembali membaca Injil Matius 16. Matius
16:23 (16:23) Maka
Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu
batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan
Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Yesus
berpaling dan berkata kepada Petrus:“Enyahlah Iblis.” Menolak
sengsara salib sebagai sarana untuk membawa kita masuk dalam pengalaman kematian,
itu adalah ajaran Setan. Itu sebabnya Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Enyahlah
Iblis”, karena Setan sudah menguasai pikiran dari pada Simon Petrus. Jangan
sampai pikiran kita dikuasai oleh Setan. Singkatnya:
Antikris tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, melainkan memikirkan
apa yang dipikirkan oleh manusia. Itu sebabnya, mereka sibuk hanya untuk
mengadakan mujizat kesembuhan, sibuk mengadakan mujizat palsu; ternyata, karena
mereka memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia. Lebih
jauh kita memandang ini di dalam Filipi 3, dengan perikop: “Nasihat-nasihat
kepada jemaat” Ini adalah nasihat kepada sidang jemaat, kepada keluarga
Allah sidang jemaat GPT “BETANIA” Serang
Cilegon, juga nasihat kepada sidang jemaat yang ada di Malaysia, di Bandung,
juga kepada anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang tekun memberikan dirinya untuk
digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook baik dalam negeri, maupun di
luar negeri; TUHAN mengasihi anda. Perhatikanlah nasihat ini. Filipi
3:17 (3:17)
Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama
seperti kami yang menjadi teladanmu. Ikutilah
teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi
teladanmu;
mengikuti teladan dari Rasul Paulus yang tekun menanggung bantahan. Ini
adalah teladan yang harus diikuti oleh sidang jemaat, yaitu tekun menanggung
bantahan, tekun menanggung penderitaan, tekun menanggung sengsara salib atau
aniaya karena firman. Filipi
3:18 (3:18) Karena,
seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula
sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib
Kristus. Ini
adalah nasihat yang baik, nasihat yang mulia untuk sidang jemaat: Karena,
seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula
sekarang sambil menangis ... Karena terlalu banyak tekanan, terlalu banyak
penderitaan, akhirnya Rasul Paulus tidak kuasa lagi menahan air mata. Karena
kasih Kristus, salib Kristus, Rasul Paulus tidak kuasa lagi menahan air
mata. Jangan
menangis kalau tidak ada apa-apa, jangan menangis kalau tidak punya uang,
tetapi menangislah karena kasih Kristus. Kemudian
selanjutnya Rasul Paulus berkata: “ ... banyak orang yang hidup sebagai
seteru salib Kristus.” Banyak orang tersandung terhadap pengajaran yang
benar, banyak orang tersandung terhadap pengajaran yang murni, yaitu: -Ibadah yang dihubungkan dengan salib. -Pelayanan yang dihubungkan dengan salib. Dengan
kata lain; tersandung terhadap Pengajaran Salib, dan menjadi batu sandungan
terhadap Pengajaran Salib seperti antikris, seperti imam-imam kepala, tua-tua,
ahli-ahli Taurat tersandung terhadap salib Kristus dan akhirnya menjadi batu
sandungan. Banyak
orang Kristen menjadi seteru salib, banyak hamba TUHAN menjadi seteru salib,
sekalipun ia melayani TUHAN; banyak, bahkan terlalu banyak. Saya ini tidak
sedang iri terhadap hamba TUHAN yang jemaatnya ribuan, tidak; saya tidak sedang
iri, saya hanya sedang sibuk meneliti apa yang dinyatakan oleh Roh TUHAN
tentang salib Kristus, itu saja. Saya tidak sibuk dengan berkat-berkat yang
diterima oleh hamba TUHAN lain, tidak, tetapi saya sedang sibuk meneliti
kebenaran yang dinyatakan oleh Roh Kudus seperti yang dialami oleh Yesus di
atas kayu salib, itu saja, dan kita pun harus berpikiran demikian. Filipi
3:19 (3:19) Kesudahan
mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka
ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara
duniawi. Ternyata,
orang-orang yang menjadi seteru salib, orang-orang yang tersandung kepada salib
Kristus, ternyata pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi;
ini adalah pikiran manusiawi. Itu
sebabnya, antikris sibuk mengadakan mujizat palsu, sibuk mengadakan mujizat
kesembuhan, tetapi itu adalah mujizat palsu, sebab ternyata pikiran mereka
semata-mata tertuju kepada perkara duniawi; ini adalah pikiran manusiawi. Seharusnya,
kalau kita satu dalam kematian dan kebangkitan Yesus; carilah perkara di
atas, kemudian pikirkanlah perkara di atas. Saya
sampaikan kepada salah seorang sidang jemaat tadi malam, saya tegor tegas,
karena tiba-tiba dia datang ke pastori lalu meminta izin untuk tidak beribadah.
Sebelumnya, saya tanya dahulu apa alasannya meminta izin tidak beribadah, lalu
dia jawab: “Tidak ada sepeda motor, Om”. Jawaban itu membuat hati saya
teriris-iris, sebab menurut saya tidak ada kerinduan untuk melayani TUHAN.
Sungguh, hati saya waktu mendengar itu teriris-iris, sakit, tetapi tidak
kecewa, saya tahan sakit ini. Hanya karena tidak ada sepeda motor saja, lalu
dia tidak mau beribadah. Saya
sudah memberi kesempatan berminggu-minggu kepada dia untuk tidak beribadah,
melayani TUHAN, lalu dia datang permisi untuk tidak beribadah hanya karena
tidak ada sepeda motor saja. Pelayan macam apa seperti ini? Kalau
sudah dibangkitkan dengan Kristus, carilah yang di atas.Kalau sudah dibangkitkan bersama dengan
Kristus, pikirkan yang di atas. Jangan sibuk memikirkan pikiran manusiawi. Saya
geleng-geleng kepala saat mendengar alasannya tidak mau beribadah, dan berkata
dalam hati: “Sampai kapan orang ini bisa berubah?”, padahal dia mendapat
pekerjaan dari TUHAN Yesus kok, jelas itu karena TUHAN Yesus. Semoga dia
berubah, dan nanti dia menangis di kaki salib. Filipi
3:19 (3:19) Kesudahan
mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan
mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara
duniawi. Pikiran
mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi, itulah pikiran
manusiawi; tidak mencari perkara di atas, tidak memikirkan perkara di atas,
melainkan sibuk memikirkan perkara di bumi, perkara di bawah, perkara lahiriah.
Inilah pikiran manusia duniawi. PRAKTEK
memikirkan apa yang dipikirkan manusia.
1.Tuhan
mereka ialah PERUT MEREKA. Artinya, melayani karena perut, tidak
melayani karena TUHAN dan salibnya, tidak melayani pekerjaan TUHAN. Jangan
melayani karena ada kepentingan.
2.Kemuliaan mereka ialah AIB MEREKA. Banyak
orang menjadikan aib itu sebagai kemuliaan mereka. Jangan saudara berpikir
bahwa dengan memiliki harta yang banyak, saudara menjadi mulia. Kalau saudara
menganggap enteng salib Kristus, sekalipun saudara memiliki harta yang banyak,
kedudukan yang tinggi, jabatan yang tinggi, sesungguhnya saudara hina bagi
TUHAN.
Lihat,
“kemuliaan mereka ialah aib mereka”, itu juga dituliskan oleh pemazmur
dalam Mazmur 10. Mazmur
10:3 (10:3) Karena
orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba
mengutuki dan menista TUHAN. Karena
orang fasik memuji-muji keinginan hatinya. Fasik di
sini jelas menunjuk kepada antikris. Kemudian, antikris disebut juga orang
yang loba yang mengutuki dan menista TUHAN. Ada
beberapa perkara yang kita temukan pada ayat ini: YANG PERTAMA: Antikris melayani sesuai dengan keinginan di hati manusia =
melayani untuk memuaskan hasrat, melayani tetapi tujuannya untuk memuaskan hati
manusia. Terkait
dengan hal ini, suatu kali saya pernah melayani di sebuah gereja, di Jakarta
Barat. Sebelum saya kotbah menyampaikan Injil Kristus, salib Kristus, saya
sudah terlebih dahulu diwanti-wanti (diingatkan) untuk tidak menyampaikan salib
Kristus. Lalu saya tanya: “Mengapa, Pak Pendeta?”Alasan gembala sidang setempat adalah satu
minggu mereka sibuk bekerja, satu minggu mereka bergumul tentang kesibukan
pekerjaan mereka, jadi sekarang, hari Minggu ini, mereka datang beribadah
supaya dihibur. Inilah yang disebut melayani tetapi tujuannya untuk
memuaskan hati manusia. Saya
kaget setengah mati mendengar pernyataan gembala sidang setempat, sebab dia
hanya memuaskan hati manusia; biar banyak jiwa, tetapi kalau seperti itu sistem
pelayanannya, hati TUHAN tidak puas. Saya punya alasan mengatakan itu: Musa diperintahkan
untuk memberikan air, tetapi dia pukul dua kali dengan geramnya, memang air itu
membual-bual keluar dari bukit batu, dan sidang jemaat umat Israel puas, tetapi
hati TUHAN tidak puas. Oleh
sebab itu, umban Daud, kalau itu kena di otak (pikiran), maka tabiat daging
sebesar apapun selama ini bisa tumbang. YANG
KEDUA: Antikris disebut juga orang loba, berarti; ada maksud-maksud yang
tersembunyi di tengah-tengah pelayanan mereka. Artinya, beribadah dan melayani
tetapi hanya untuk mencari keuntungan; itulah orang loba, ada maksud-maksud
yang tersembunyi. Kalau firman ini tertuju kepada hati kita masing-masing,
segeralah menangis, jangan ada maksud loba. Mazmur
10:4 (10:4) Kata
orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan
menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya. "Allah
tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya. Lihat,
antikris tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, tetapi jelas antikris
memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia semata. Filipi
1:27-28 (1:27)
Hanya,
hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang
aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh
berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari
Berita Injil, (1:28) dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu.
Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda
keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. Ajaran
antikris, itulah ibadah laut à
berkat-berkat lahiriah, itu adalah tanda kebinasaan. Sedangkan pengajaran
salib, itulah ibadah pelayanan yang dihubungkan dengan salib, itu adalah sinyal
positif, adalah tanda keselamatan bagi kita yang datang dari Allah, dari sorga. Jadi,
ibadah yang dihubungkan dengan salib, pelayanan yang dihubungkan dengan salib,
itulah Pengajaran Salib, itu adalah sebuah sinyal besar, sinyal positif,
sebagai tanda keselamatan yang besar dari Allah bagi kita semua di bumi ini. Berkat-berkat
jasmani tidak memberi jaminan keselamatan. Kalau ibadah atau pelayanan hanya
dikait-kaitkan dengan berkat-berkat yang jasmani, yang dilihat oleh mata ini,
ibadah dan pelayanan hanya dikaitkan dengan mujizat palsu, itu adalah sinyal
negatif sebagai tanda kebinasaan. Sebaliknya,
ibadah yang dihubungkan dengan salib, pelayanan yang dihubungkan dengan salib,
itu merupakan sinyal positif yang besar sebagai tanda keselamatan bagi kita
semua. Saya
berharap, umban di tangan Daud sudah mengena di otak kita; tabiat daging
sebesar apapun tumbang. Jangan pertahankan ajaran Setan. Filipi
1:29 (1:29) Sebab
kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan
juga untuk menderita untuk Dia, Di
sini dikatakan: Kepada sidang jemaat dikaruniakan bukan saja untuk percaya.
Banyak orang Kristen berkata: “yang penting percaya”. Sesungguhnya,
tidak cukup hanya untuk percaya, tetapi TUHAN juga karuniakan untuk
menderita untuk Dia, menderita bersama dengan Dia; menyangkal diri, memikul
salib setiap hari, dan mengikut TUHAN. Itulah yang benar. Filipi
1:30 (1:30) dalam
pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang
kamu dengar tentang aku. Singkatnya:
TUHAN telah memberi contoh teladan bagi kita semua, bagi sidang jemaat, bagi
umat Allah, yaitu masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan
dan akhirnya dipermuliakan. Dan
untuk masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan, sarananya adalah
sengsara salib. Atau sebaliknya, sengsara salib adalah sarana untuk membawa
kita masuk dalam pengalaman kematian kebangkitan. Dan kalau kita bertekun di
dalamnya, kalau kita satu dengan Kristus, kelak akan dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia ketika Dia berada dalam kemuliaan, pada saat Dia datang kembali pada
kali yang kedua dalam kemuliaan-Nya, kita juga dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia. Kita
bersyukur, lewat umban yang sudah mengenai sasarannya, yang sudah mengenai
pikiran kita, sehingga kita memperoleh pengertian. Lewat pengertian yang besar
dari Allah dari sorga ini, kita dapat menyenangkan hati TUHAN setiap kali kita
datang menghadap TUHAN lewat ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan ini. Kolose
2:18-19 (2:18) Janganlah
kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan
diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada
penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh
pikirannya yang duniawi, (2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada
Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh
urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya. Ada
hal yang harus kita pegang untuk bertekun dalam Kristus -- pengalaman kematian
dan kebangkitan-Nya --, yaitu jangan kita biarkan kemenangan itu digagalkan
oleh roh antikris. CIRI-CIRI
roh antikris, YANG PERTAMA: Pura-pura merendahkan diri. Kalau
seorang hamba TUHAN tidak membawa pengajaran salib, ibadah dan pelayanannya
tidak dihubungkan dengan salib, tetapi pura-pura merendahkan diri, ini adalah
roh antikris, bagaikan 3 (tiga) jenis binatang buas; macan tutul, singa,
beruang. Merendahkan diri, tetapi pura-pura, itu bagaikan cakar beruang
yang sudah menusuk dan mengobrak-abrik dada dari sidang jemaat. CIRI-CIRI
roh antikris, YANG KEDUA: Beribadah kepada malaikat. Seharusnya
kita menyembah Allah yang hidup, bukan kepada malaikat. Malaikat apapun yang
memberi pertolongan kepada kita, dia hanyalah malaikat, dia bukan Allah yang
hidup yang harus kita sembah. Tidak perlu beribadah kepada malaikat, walaupun
ada malaikat yang memberi pertolongan. Orang
baik yang memberi pertolongan itu adalah “malaikat”. Tetapi sekalipun ada
malaikat yang memberi pertolongan, ada malaikat yang memberi kebaikan, kita
tetap hanya menyembah Allah yang hidup. CIRI-CIRI
roh antikris, YANG KETIGA: Berkanjang kepada penglihatan-penglihatan. Banyak
hamba TUHAN seolah-olah bernubuat, tetapi nubuat itu datangnya dari dalam
dirinya sendiri. Kesaksian
tentang pengalaman saya di tengah ibadah pelayanan ini: Suatu kali, saya diajak
oleh seorang teman kepada suatu persekutuan yang dihadiri oleh beberapa orang,
tidak lebih dari 10 (sepuluh) orang hamba TUHAN. Lalu di sana kami banyak menyanyikan
lagu pujian, tetapi firmannya tidak ada. Lalu sesudah itu menyembah; ini kan
penyembahan yang didorong tanpa firman dan Roh Kudus. Sesudah menyembah, lalu
nyanyi lagi, dan sesudah bernyanyi, lalu menaikkan doa. Masing-masing tiap
hamba TUHAN menaikkan doa-doanya. Lalu,
setelah saya menaikkan doa yang singkat dan sederhana, di samping saya, seorang
hamba TUHAN juga menaikkan doanya; tiba-tiba, dia bernubuat: engkau kepala,
bukan ekor, engkau naik, bukan turun, engkau diberkati, engkau dipakai TUHAN.
Hal-hal yang baik seperti itu tentu saya “amin”-kan, tetapi setiap kali saya
ikuti persekutuan itu dua atau tiga kali, tetapi doanya selalu begitu kepada
saya, tetapi tetap saya “amin”-kan saja. Hati-hati,
di hari-hari ini begitu banyak hamba TUHAN yang berkanjang kepada
penglihatan-penglihatan; seolah-olah dia melihat masa depan. Kita
bisa melihat masa depan, itu kalau TUHAN menyatakan Wahyu kepada
kita.
-TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya bagian
depan kepada Rasul Yohanes di pulau Patmos, itu sebabnya TUHAN menyatakan
segala sesuatu yang akan terjadi di depan, di mana ia tidak akan mengalaminya.
-Demikian juga, kita bisa melihat kemuliaan
Allah pada bagian belakang, melihat kemuliaan Allah dari apa yang tidak kita
lihat, sebagaimana langit bumi diciptakan dari apa yang tidak kita lihat,
tetapi kita yakin, karena iman, bukan karena melihat. Ini adalah kemuliaan yang
dinyatakan-Nya kepada Musa, itu sebabnya Musa bisa menuliskan segala sesuatu
apa yang terjadi sebelum ia lahir di muka bumi ini berapa ribu tahun
sebelumnya.
CIRI-CIRI
roh antikris, YANG KEEMPAT: Tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh
pikiran duniawi. Tanpa
alasan membesar-besarkan perkara lahiriah, membesar-besarkan perkara di bumi,
perkara di bawah, seolah-olah perkara-perkara di bawah itu lebih besar dari
pada perkara di atas. Memang betul, tergantung dari sudut mana dia memandang;
-Kalau kerohaniannya sangat tinggi, maka ia
digambarkan sama seperti pesawat yang terbang sangat tinggi sekali. Kalau ia
sudah berada di ketinggian, maka perkara di bawah, perkara di bumi akan
terlihat kecil.
-Sebaliknya, kalau dia ada di bawah, dia
terikat dengan perkara di bumi, terikat dengan perkara lahiriah, maka perkara
di atas akan terlihat kecil. Inilah pikiran duniawi. Inilah roh antikris.
Kolose
2:19 (2:19) sedang ia
tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang
ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima
pertumbuhan ilahinya. Hamba
TUHAN, pemimpin sidang jemaat yang dikuasai oleh roh antikris, jelas di sini
dikatakan; ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, tidak menempatkan
Kristus sebagai kepala atas tubuh, padahal anggota-anggota tubuh dibawa masuk
dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, itu karena Kristus yang jadi
Kepala. Tetapi
kalau burung-burung yang menjadi kepala, maka yang terjadi adalah dibawa masuk
dalam pembangunan tubuh Babel, itulah yang disebut pesta burung-burung. Dalam
Wahyu 19 terdapat 2 (dua) jenis pesta:
-Ayat 6-9, itu merupakan Pesta nikah Anak
Domba. Membawa anggota tubuh masuk dalam kesatuan tubuh Kristus yang sempurna,
itulah yang disebut tubuh Mempelai, itulah yang disebut Pesta nikah Anak Domba’
-Sedangkan ayat 17-21, itu berbicara soal
pesta burung-burung, itulah yang dimaksud dengan; pembangunan tubuh Babel,
dikuasai oleh roh najis. Hati-hati.
Kita
sangat bersyukur kepada TUHAN Yesus Kristus yang sangat memperhatikan kita,
sebab Dia menyatakan isi hati-Nya yang paling dalam kepada kita masing-masing.
Ayo, perhatikan itu semua, jangan kita disibukkan oleh roh antikris. Matius
16:26 (16:26) Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan
apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, itulah keinginan
mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup, memiliki harta kekayaan yang
limpah, kedudukan jabatan yang tinggi, memiliki gelar tinggi, menjadi
cendekiawan, bangsawan, tetapi kehilangan nyawanya? Apa artinya? Pilih
mana: Perkara di bawah atau perkara di atas? Untuk apa kita memiliki perkara di
bawah tetapi harus kehilangan nyawa? Ini
bukanlah teologi penderitaan yang tidak mau dengan kebangkitan. Ingat dan
perhatikan: Kalau kita satu dengan kematian, kita juga satu dengan kebangkitan
Kristus, sebab keduanya sudah menjadi satu paket. Jangan
hamba TUHAN berbicara soal kebangkitan, jangan hamba TUHAN berbicara soal
kemewahan, kemuliaan secara lahiriah, tetapi tidak punya dasar, sama seperti
roh yang dikuasai oleh Himeneus dan Filetus dalam 2 Timotius 2:17-18, Perkataan
mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan
Filetus, yang telah menyimpang dari kebenaran. Mengapa menyimpang dari
kebenaran? Karena Himeneus dan Filetus mengajarkan bahwa kebangkitan itu sedang
berlangsung, tetapi sebetulnya ajaran ini sedang merusak iman sidang jemaat.
Mengapa? Karena pada ayat 19 dikatakan: Tetapi dasar yang diletakkan
Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa
kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah
meninggalkan kejahatan." Himeneus dan Filetus mengajarkan sidang
jemaat bahwasanya kebangkitan itu sedang berlangsung, tetapi tidak punya dasar;
salib tidak dinyatakan, dan itu adalah ajaran palsu. Semata-mata
saya bukan mengajarkan teologi penderitaan dalam kebodohan, tetapi kalau kita
satu dalam kematian (penderitaan), maka kita tentu satu dalam kebangkitan. Untuk
apa membicarakan kebangkitan sedang berlangsung, tetapi tidak diajarkan dasar
yang teguh? Itu adalah penyakit kanker yang menyebar luas kepada seluruh
anggota tubuh, yang merusak iman sidang jemaat umat Allah. Inilah batu
sandungan untuk keselamatan. Saya
tidak sedang iri kepada hamba TUHAN tersebut, tetapi saya sedang meneliti
kebenaran. Semoga kita tertolong. Kembali
kita perhatikan ayat 26: Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia
tetapi kehilangan nyawanya? Ayo, perhatikanlah hal ini. Kita sudah
mendapatkan suatu pengertian. TUHAN sudah bukakan firman-Nya sehingga kita
memperoleh pengertian. Jadi, mana yang kita pilih? Saudara yang menjawab
sendiri dengan tindakan saudara di hadapan TUHAN. Sekali lagi saya sampaikan:
Jawab sesuai dengan tindakan saudara di hadapan TUHAN. Dan
apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Apakah
jabatan, kedudukan, harta kekayaan bisa menjamin keselamatan jiwa, menjamin
nyawa ini? Tidak bisa. Matius
16:27 (16:27) Sebab Anak
Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya;
pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Sebab
Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi
malaikat-malaikat-Nya. Kita harus bertekun dalam pengalaman
Yesus dalam tanda kematian, itu merupakan perjalanan rohani kita selama kita
hidup di bumi, supaya kita kelak berada dalam kemuliaan-Nya. Pada
waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Pada saat
TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya, pada saat TUHAN
datang pada kali yang kedua, di situ Dia akan mengadakan pembalasan. Jadi,
hari ini saudara tidak perlu menganga, tidak perlu ngiler jikalau seorang hamba
TUHAN sibuk mengadakan sensasi dengan gedung besar, kemewahan, tidak usah
ngiler, tetapi tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar; sangkal
diri dan pikul salib setiap hari, ikut TUHAN. TUHAN
akan mengadakan pembalasan pada saat Dia datang dalam kemuliaan Bapa-Nya, TUHAN
akan mengadakan pembalasan pada saat Dia datang pada kali yang kedua, Dia akan
membalaskan menurut perbuatannya. Itu sebabnya, saya katakan di atas tadi: tidak
perlu menganga, tidak perlu ngiler dengan mujizat, dengan sensasi yang
sedang sibuk dikerjakan oleh hamba-hamba TUHAN yang salah kaprah. Tetapi
TUHAN menyatakan kasih karunia-Nya kepada kita, keluarga Allah sidang jemaat
GPT “BETANIA” Serang Cilegon,
Malaysia, Bandung, TUHAN juga sedang menyatakan kasih karunia-Nya kepada anda
yang sedang mengikuti pemberitaan firman, yang sedang memberi diri digembalakan
lewat live streaming video internet Youtube, Facebook, saya yakin
sekali, saya tahu apa yang saya sampaikan. Kembali
saya sampaikan: TUHAN akan membalaskan. Sekarang, orang yang berlaku fasik
terhadap perjanjian kudus, tidak mengasihi kebenaran, tidak menerima kebenaran
yang datang dari salib, mereka sibuk dengan sensasi, demonstrasi, mujizat
kesembuhan, sibuk dengan berkat lahiriah, perkara di bawah, di bumi, suatu hari
nanti, pada hari TUHAN akan mengadakan pembalasan menurut perbuatannya. Sebab
Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya, oleh sebab itu
bertekunlah dalam kematian dan kebangkitan-Nya, sebagai perjalanan rohani kita
di bumi ini, diiringi malaikat-malaikat-Nya, supaya kita berada dalam
kemuliaan-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut
perbuatannya. TUHAN akan membalas seturut perbuatannya. Tidakkah
saudara bahagia dengan sengsara salib? Tidakkah saudara bahagia dengan aniaya
karena firman? Itu adalah sarana untuk membawa kita masuk dalam pengalaman
kematian dan kebangkitan. Kalau kita satu dengan pengalaman kematian, itu satu
paket dengan kebangkitan. Jangan bicara kebangkitan tanpa dasar yang teguh,
jangan bicara tentang kebangkitan tetapi salib tidak ditegakkan, itu adalah
ajaran palsu, itu sama seperti penyakit kanker yang menjalar ke mana-mana. Jadi,
jangan terkecoh kalau ada hamba TUHAN mengkritik “teologi penderitaan”, dia
tidak mengerti apa-apa. Sebetulnya kalau kita menderita satu dengan kematian
Yesus, maka kita sudah satu dengan kebangkitan-Nya, sebab keduanya adalah satu
paket. Kalau Yesus tidak dibangkitkan, Rasul Paulus berkata kepada sidang
jemaat di Korintus: “marilah kita makan dan minum, mari kita melaukan
kejahatan, mari kita melakukan kenajisan percabulan, sebab besok kita mati”.
Tetapi ingat; pada hari TUHAN, Ia akan membalas menurut perbuatannya
masing-masing. Maka,
kembali saya pesankan: Ayo, perjalanan hidup rohani kita, tekun dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan, kelak akan dipermuliakan. TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI Pemberita
Firman Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment