IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 21 JANUARI 2021
KITAB RUT
(Seri: 122)
Subtema: MENYINGKIR DARI NODA KEKAFIRAN
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih-Nya TUHAN kita, Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Biarlah segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab ini.
Selanjutnya, saya tidak lupa menyapa sidang jemaat GPT “BETANIA” yang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming (online), Facebook, Youtube, maupun sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, juga umat TUHAN baik di tanah air, maupun di luar negeri, kiranya TUHAN memberkati kita sekaliannya.
Selanjutnya, kita berdoa dan mohon kemurahan TUHAN, kiranya firman yang dibukakan rahasianya itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing, sehingga Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci malam ini tidak menjadi sia-sia, tidak menjadi percuma, melainkan mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Kita segera untuk memperhatikan STUDY RUT sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Rut 3:9
(3:9) Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami."
Ada 3 (tiga) perkara penting yang ditemukan pada ayat 9 ini:
Sayap yang dikembangkan untuk melindungi.
Penebus.
Pribadi Rut sendiri.
Kesimpulannya,Rut 3:9 dalam Pengajaran Tabernakel terkena pada Tabut Perjanjian secara utuh. Kemudian, Tabut perjanjian merupakan alat atau benda yang terutama dan yang terpenting di dalam Tabernakel.
Terkait dengan Tabut Perjanjian, kita baca Keluaran 25, dengan perikop: “Mengenai Tabut Perjanjian.”
Keluaran 25:10
(25:10)"Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.
Perlu untuk diketahui: Tabut perjanjian / peti perjanjian adalah alat yang pertama-tama dibuat dari antara semua alat-alat yang ada di dalam Tabernakel. Hal ini jelas menunjukkan bahwa TUHAN-lah yang pertama-tama dari segala sesuatu yang diciptakan ini, TUHAN-lah yang pertama-tama dari segala sesuatu yang ada ini.
Kemudian, Tabut Perjanjian terdiri dari dua bagian.
Peti atau tabut🡪 Sidang mempelai wanita TUHAN.
Tutupan grafirat atau tutupan pendamaian dengan dua kerub di atasnya🡪Allah Trinitas, yaitu TUHAN Yesus Kristus.
Tutupan pendamaian 🡪 Yesus, Anak Allah.
Kerub yang pertama(I)🡪 Allah Bapa.
Kerub yang kedua (II)🡪 Allah Roh Kudus.
Kemudian, tabut terbuat dari kayu penaga. Kayu penaga🡪 Manusia daging yang diliputi dosa. Oleh sebab itu, peti Tabut Perjanjian harus disalut dengan emas murni baik dari dalam maupun dari luar.
Keluaran 25:11
(25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Peti perjanjian disalut dengan emas murni, baik dari dalam maupun dari luar.
Artinya: tabiat-tabiat daging telah ditutupi atau telah disalut oleh sifat (tabiat) Ilahi, sehingga kayu penaga -- yang merupakan gambaran tabiat daging -- tidak nampak lagi.
Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada TUHAN jikalau pada akhirnya tabiat daging itu ditutupi oleh tabiat Ilahi, itu karena kemurahan dari hati TUHAN. Biarlah kiranya hal itu nyata dalam setiap kehidupan kita, sehingga ibadah dan pelayanan ini tidak menjadi percuma, dan firman yang dibukakan, yang kita dengar dari setiap pertemuan ibadah, tidak menjadi percuma.
Selanjutnya, kita akan kembali melihat Keluaran 25 untuk melihat ALASAN LAIN PETI PERJANJIAN HARUS DIBUAT TERLEBIH DAHULU.
Keluaran 25:22
(25:22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."
Di atas Peti Perjanjian itulah ...
Allah berhadirat, sebab di sini dikatakan: “Di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau.”
Allah berfirman, sebab di sini dikatakan: “Aku akan berbicara dengan engkau.”
Allah memerintah umat-Nya, sebab di sini dikatakan: “Akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel.”
Inilah alasan lain mengapa peti perjanjian harus dibuat terlebih dahulu dari pada alat-alat atau benda-benda yang lain yang ada di dalam Tabernakel, yaitu; karena di atas peti perjanjian itulah Allah berhadirat, berfirman, dan memerintah umat-Nya.
Berarti, segala sesuatu dimulai dari dalam diri Allah sendiri. Apapun yang akan kita rencanakan, apapun yang kita kerjakan di atas muka bumi ini, teramat lebih di tengah ibadah pelayanan yang TUHAN percayakan kepada kita, biarlah segala sesuatu dimulai dari dalam diri Allah sendiri, sesudah itu akan terjadilah hal-hal yang lain. Kalau Allah kita dahulukan dalam segala sesuatu, maka hal-hal yang lain akan terjadi, sesuai dengan Matius 6:33, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Kaum muda remaja yang menantikan pasangan hidup, suatu kelak pasti akan mendapatkan pasangan hidup. Yang menganggur, kelak akan mendapatkan pekerjaan. Yang jauh dari TUHAN, kelak akan mendapatkan pertolongan dan menjadi dekat dengan TUHAN. Hal-hal yang lain akan terjadi, kalau kita mendahulukan TUHAN dari segala sesuatu yang ada ini. Hal-hal yang lain akan terjadi secara ajaib dalam kehidupan kita masing-masing.
SEBAGAI CONTOH.
Yohanes 1:1-2
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (1:2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Pada mulanya adalah firman, tetapi kenyataannya dan ternyata firman itu adalah Allah. Itu dulu yang pertama-tama; pada mulanya adalah firman, sebab firman itu adalah Allah.
Selanjutnya, kita akan memperhatikan Kejadian 1, dengan perikop: “Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya.”
Kejadian 1:1
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Ayat 1, pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Selanjutnya, pada ayat 2-30, Allah menciptakan segala isi bumi dan unsur-unsurnya.
Oleh sebab itu, biarlah kiranya kita memandang hal itu sebagai hal yang positif, sehingga segala sesuatu yang kita kerjakan di atas muka bumi ini, biarlah diawali dari dalam diri Allah sendiri, bertindak sesuai dengan Firman Allah, sebab Firman Allah itu adalah Allah sendiri dan Allah menciptakan segala sesuatu yang ada.
Terkait dengan itu, kita akan lihat pada Efesus 1.
Efesus 1:22-23
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Kristus adalah Kepala jemaat, sedangkan jemaat adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan-Nya, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Biarlah kita menempatkan Kristus sebagai Kepala, Dia yang pertama-tama, Dia yang utama di dalam diri kita masing-masing, maka selanjutnya, Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatunya.
Kalau kita tempatkan Kristus sebagai Kepala; menjadi pemimpin, menjadi Kepala, yang lebih utama dari segala sesuatu, maka selanjutnya Dia akan memenuhi semua di dalam diri kita, memenuhi segala sesuatu di dalam diri kita. Percayalah.
Kita kembali untuk memperhatikan TABUT PERJANJIAN.
Tabut perjanjian terdiri dari:
Peti atau tabut 🡪 Sidang mempelai wanita TUHAN.
Tutupan grafirat atau tutupan pendamaian dengan dua kerub di atasnya 🡪 Allah Trinitas, yaitu TUHAN Yesus Kristus.
Tutupan grafirat dengan dua kerub di atasnya, seluruhnya terbuat dari emas murni, itulah pribadi TUHAN Yesus Kristus.
Tutupan pendamaian 🡪 Pribadi dari Yesus, Anak Allah.
Kerub yang pertama(I)🡪 Allah Bapa.
Kerub yang kedua (II)🡪 Allah Roh Kudus.
Sedangkan tabut perjanjian itu terbuat dari kayu penaga, jelas ini menunjuk;manusia daging yang diliputi dengan dosa. Oleh sebab itu, peti perjanjian harus disalut dengan emas murni dari dalam dan dari luar supaya menjadi sama mulia dengan Dia, sebab tutupan grafirat (tutupan pendamaian) dengan dua kerub di atasnya itu benar-benar terbuat dari emas murni, maka peti perjanjian yang terbuat dari kayu penaga itu harus disalut dengan emas murni baik dari dalam maupun dari luar.
Keluaran 25:11
(25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Peti perjanjian disalut dengan emas murni baik dari dalam maupun dari luar.
Artinya; tabiat-tabiat dari manusia daging telah ditutupi atau disalut oleh sifat tabiat Ilahi.
Itu juga dialami oleh Rut sendiri, di mana Rut adalah gambaran dari gereja TUHAN atau sidang mempelai wanita TUHAN.
Kita kembali membaca Rut 3.
Rut 3:2-3
(3:2) Maka sekarang, bukankah Boas, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan; (3:3) maka mandilah dan beruraplah, pakailah pakaian bagusmu dan pergilah ke tempat pengirikan itu. Tetapi janganlah engkau ketahuan kepada orang itu, sebelum ia selesai makan dan minum.
Sebelum bertemu dengan Boas, Rut terlebih dahulu ...
Mandilah, artinya; dibersihkan oleh air firman = Penuh dengan air dan Firman Allah.
Beruraplah = Penuh dengan Roh Allah Yang suci.
Memakai pakaian bagus = Penuh dengan kasih Allah Bapa.
Demikian juga, sebelum gereja TUHAN bertemu dengan Boas rohani, yakni TUHAN Yesus Kristus, maka gereja TUHAN sudah harus terlebih dahulu penuh dengan tabiat-tabiat Ilahi;
Penuh dengan Firman Allah.
Penuh dengan Roh Allah.
Penuh dengan Kasih Allah.
Singkatnya: Rut adalah gambaran dari gereja TUHAN (gereja mempelai) yang sudah sempurna, yang sudah disalut oleh tabiat-tabiat Ilahi, dan itu harus terjadi dalam kehidupan kita masing-masing pribadi lepas pribadi. Mengapa harus demikian? Sebab darah dan daging tidak mewarisi Kerajaan Sorga.
Jadi, tabiat dari manusia daging sudah seharusnya disalut dengan sifat tabiat Ilahi.
1 Korintus 15:50
(15:50) Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.
Darah dan daging tidak dapat mewarisi Kerajaan Allah = Yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.
Yang ada ini sifatnya sementara, termasuk manusia daging (darah daging) sifatnya sementara.
1 Korintus 15:53
(15:53) Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.
Biarlah kita semua disalut dengan Firman Allah, disalut dengan Roh Allah, disalut dengan kasih Allah, sehingga tabiat dari manusia daging itu tidak nampak lagi = Yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.
SYARAT supaya manusia daging disalut dengan tabiat Ilahi adalah; seperti Tabut Perjanjian yang terbuat dari kayu penaga disalut dengan emas murni bagian luar maupun bagian dalam, hal itu ada di dalam 2 Korintus 6, dengan perikop: “Jangan ada lagi noda kekafiran.” Jangan nampak lagi noda kekafiran, itulah manusia daging dengan tabiat-tabiatnya. Supaya hal itu terwujud, mari kita perhatikan syaratnya.
2 Korintus 6:14-16
(6:14) Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (6:15) Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? (6:16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Gereja TUHAN harus terpisah dari noda kekafiran, yakni;
Kebenaran terpisah dari kedurhakaan.
Terang terpisah dari gelap.
Kristus terpisah dari Belial (Iblis). Belial 🡪orang-orang dursila.
Orang-orang percaya terpisah dari orang-orang tidak percaya.
Bait Allah terpisah dari berhala.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN. Contohnya;
Meninggalkan ibadah dan pelayanan karena pekerjaan, itu berhala.
Meninggalkan TUHAN atau ibadah dan pelayanan karena kesibukan-kesibukan, karena uang, karena bisnis, karena apa saja, itu berhala.
Termasuk kekerasan di hati, itu juga merupakan berhala.
Kalau perkara-perkara lahiriah yang menjadi nomor satu, itu adalah berhala.
Jadi, Bait Allah harus terpisah dari berhala.
Hal itu harus nyata dalam kehidupan kita masing-masing, yaitu terpisah dari noda kekafiran. Jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang oleh karena noda kekafiran tadi. Demikian juga Rut benar-benar sudah mengalami hal yang demikian; terpisah dari lima perkara di atas, sudah terpisah dari noda kekafiran.
Kita akan melihat Rut 1:15-17, tetapi sebelum kita membaca ayat itu, ada hal yang harus kita ketahui pada ayat-ayat sebelumnya.
Rut 1:8
(1:8) berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku;
Setelah Naomi ditinggal mati oleh suaminya (Elimelkh), serta ditinggal mati oleh kedua anak laki-lakinya -- Mahlon dan Kilyon --, maka Rut dan Orpa menjadi janda. Lalu Naomi berkata kepada kedua menantunya yang sudah menjadi janda: “Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku.”
Lalu, untuk yang kedua kali, Naomi berkata kepada Rut dan Orpa, pada ayat 11: “Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti?”
Lalu, untuk yang ketiga kalinya, Naomi kembali berkata kepada kedua menantunya itu yang sudah menjadi janda, pada ayat 12: “Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki.”
Akhirnya pada ayat 14; Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya.
Setelah tiga kali Naomi mengucapkan kata “pulang” kepada kedua menantunya yang sudah menjadi janda (Rut dan Orpa), pada akhirnya, Orpa mengundurkan diri di tengah perjalanan.
Ini adalah pengikutan yang salah, sebab dia mengundurkan diri setelah di tengah jalan. Jadi, sudah banyak kerugian-kerugian yang terjadi. Jangan sampai kita memiliki rohnya Orpa; sekali mengikut TUHAN, ikutlah TUHAN sampai selama-lamanya. Jangan berhenti di tengah jalan, sebab tanda-tanda kedatangan TUHAN sudah jelas terlihat.
Pemberitaan firman dalam Kebaktian Natal PPT (Pengajaran Pembangunan Tabernakel) dikatakan bahwa dunia ini sedang dilanda, digoncang oleh Covid-19, sehingga ekonomi digoncang, politik digoncang, sampai nikah-nikah di dunia ini juga digoncang.
Kalau kita kaitkan dengan nubuatan Daniel dalam kitab Daniel 7; sesudah dunia digoncang, maka dari dunia itu sendiri muncullah 3 (tiga) jenis binatang, itulah singa, beruang dan macan tutul. Itulah wujud dari pada antikris; kombinasi atau gabungan dari 3 (tiga) jenis binatang.
Kemudian, kalau kita perhatikan dalam 2 Tesalonika 2, antikris sudah ada di dalam dunia ini, dan itu bukan lagi rahasia, tetapi masih ada yang menahannya. Selagi TUHAN masih menahannya, selagi kita masih menikmati korban sembelihan, hargai. Selagi kita masih bisa menikmati korban santapan, firman yang dibukakan, hargai, sebab sekali waktu, hal-hal ini akan disingkirkan, dan pada saat itulah Pembinasa Keji (antikris) akan berdiri di tempat kudus, menjadi diktator buas dan ganas, bagaikan binatang buas (singa, beruang dan macan tutul). Itulah yang akan kita alami tidak lama lagi; sudah di ambang pintu, sudah di depan muka, sudah di depan mata.
Oleh sebab itu, pengikutan kita tidak boleh berhenti di tengah jalan. Sekali ikut TUHAN tetap ikut TUHAN sampai kepada kesudahan dunia ini. Saya berdoa; kiranya kita dilepaskan dari roh Orpa, namun kita memiliki roh Rut yang adalah gambaran dari sidang mempelai TUHAN.
Barulah kita baca ayat 15-17.
Rut 1:15-17
(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu."(1:16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;(1:17) di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"
Rut meninggalkan bangsanya -- itulah bangsa Moab -- dan meninggalkan allahnya -- berhala orang Moab --, dan terus mengikuti Naomi, mertuanya itu.
Yang Pertama: Rut meninggalkan bangsanya, artinya; meninggalkan segala noda kekafiran, yaitu noda dosa kenajisan. Sebab kalau kita perhatikan Kejadian 19:36-37, di mana kedua anak perempuan Lot mengandung (hamil) dari ayahnya sendiri, dan anak yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. Moab adalah bangsanya Rut.
Jadi, kalau Rut meninggalkan bangsanya, itulah bangsa Moab, berarti; Rut telah meninggalkan dan melupakan dirinya dari noda kekafiran, yaitu noda kenajisannya.
Yang kedua: Rut meninggalkan allah dari bangsa Moab, artinya; Rut melepaskan diri dari noda kekafiran, yaitu penyembahan berhala.
Tepat seperti apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus;
Rumah TUHAN harus terpisah dari kenajisan.
Rumah TUHAN harus terpisah dari berhala.
Demikian juga Rut, dia telah meninggalkan bangsanya dan meninggalkan penyembahan berhala; melepaskan diri dari dosa kenajisan, melepaskan diri dari dosa penyembahan berhala, dan terpaut dengan Naomi, mertuanya. Inilah sikap yang bagus sekali.
Kemudian, di tengah-tengah pengikutannya kepada Naomi, Rut berkata kepada Naomi:
Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam. Hal yang pertama ini berbicara tentang IMAN dari pada Rut.
Bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku. Hal yang kedua ini berbicara tentang PENGHARAPAN kepada TUHAN.
Di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Hal yang ketiga ini berbicara tentang KASIH.
Dari tiga hal pernyataan Rut kepada Naomi, jelas menunjukkan bahwa Rut telah mengenakan tabiat-tabiat Ilahi, dengan kata lain; tabiat dari manusia daging telah ditutupi, telah disalut dengan sifat tabiat Ilahi.
Kita kembali sejenak untuk memperhatikan 2 Korintus 6.
2 Korintus 6:17
(6:17) Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
Harus melepaskan diri dari noda kekafiran, jangan menjadi pasangan dengan noda kekafiran, itulah dosa kenajisan dan penyembahan berhala. Sebab dengan tandas TUHAN berfirman:
Keluarlah kamu dari antara mereka.
Pisahkanlah dirimu dari mereka.
Janganlah menjamah apa yang najis.
Dengan demikian, TUHAN berkata: “maka Aku akan menerima kamu.”
Mari kita melepaskan diri dari noda kekafiran, yakni:kenajisan dan segala penyembahan berhala.
Kita hubungkan dengan Lukas 9, dengan perikop: Hal mengikut Yesus. Tadi kita sudah melihat pengikutan Rut kepada Naomi, itu menjadi contoh, sehingga dengan demikian Rut terlepas dari noda kekafiran, itulah kenajisan dan penyembahan berhala. Kita belajar dari situ.
Kita perhatikan sejenak Lukas 9.
Lukas 9:57-62
(9:57) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi."(9:58) Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."(9:59) Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku."(9:60) Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."(9:61) Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."(9:62) Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Pengikutan di sini berbanding terbalik dengan pengikutan Rut, sebab di sini kita melihat tentang pengikutan yang salah dan yang menajiskan. Lukas 9:57-62 jelas berbicara tentang pengikutan yang salah dan yang menajiskan, berarti tidak sama dengan pengikutan Rut tadi.
HAL YANG PERTAMA: Ayat 57-58, mengikuti TUHAN tetapi tubuhnya menjadi ...
Liangnya serigala, artinya; dikuasai oleh roh jahat. Serigala 🡪 Roh jahat, di mana pekerjaannya ialah menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba supaya domba-domba tidak tergembala, terpisah jauh dari TUHAN.
Sarangnya burung, artinya; dikuasai oleh roh najis. Burung adalah gambaran dari roh najis.
Ini adalah pengikutan yang salah. Mengikuti TUHAN tetapi tubuh menjadi liangnya serigala; dikuasai roh jahat. Mengikuti TUHAN tetapi tubuh menjadi sarangnya burung; dikuasai roh najis.
Berbanding terbalik dengan pengikutan Rut tadi; betul-betul dia berusaha untuk melepaskan diri dari bangsanya -- itulah dosa kenajisan --, betul-betul dia melepaskan diri dari penyembahan berhala -- allah dari orang Moab --.
HAL YANG KEDUA: Ayat 59-60, mengikuti TUHAN tetapi minta izin untuk mengubur orang mati.
Ini adalah pengikutan yang salah, pengikutan yang keliru, sebab TUHAN sendiri berkata: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati.”
Orang mati🡪 Manusia daging, berbeda dengan orang yang dilahirkan oleh Roh Allah, menjadi suatu kehidupan yang merdeka, bebas dari perhambaan dosa, sedangkan manusia daging menjadi hamba dosa. Jadi, biarlah orang mati menguburkan orang mati, sebab itulah pekerjaan orang mati.
Jadi, jangan sampai kita sama dengan orang mati di luaran sana yaitu masih menuruti hawa nafsu daging. Masakan pelayan TUHAN, imam-imam, hamba TUHAN meminta izin untuk mengubur orang mati? Sudah mengikut TUHAN, sudah melayani TUHAN tetapi selalu minta izin untuk mengubur orang mati.
Orang mati mengubur orang mati, sedangkan orang-orang pilihan (pengikut TUHAN), pekerjaannya ialah; memberitakan Kerajaan Allah dimana-mana, dimulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi.
HAL YANG KETIGA: Ayat 60-61, mengikuti TUHAN, tetapi pamitan dengan keluarga = Menoleh ke belakang.
Sebenarnya, setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang dia tidak layak untuk Kerajaan Allah. Masakan sudah mengikuti TUHAN tetapi masih pamitan terhadap keluarga? Ini pengikutan yang keliru.
Pamitan terhadap keluarga = menoleh ke belakang. Seharusnya, orang yang mengikut TUHAN itulah orang-orang pilihan TUHAN adalah orang yang siap untuk membajak, tetapi setiap orang yang siap membajak namun menoleh ke belakang tidak layak untuk Kerajaan Sorga.
Tiga kali orang-orang yang bersama dengan TUHAN berkata: “Aku ingin mengikut TUHAN” tapi sayangnya pengikutan yang pertama dikuasai oleh roh jahat dan roh najis.
Kemudian yang kedua kali berkata: “Aku ingin mengikut TUHAN” tetapi minta izin untuk mengubur orang mati. Tidak ada kaitannya orang yang melayani TUHAN dengan mengubur orang mati. Sebab, tugas dari pengikut TUHAN adalah memberitakan Kerajaan Sorga dimana-mana. Sedangkan, tugas orang mati adalah mengubur orang mati. Jadi, berbanding terbalik pekerjaan dari orang yang mengikut TUHAN itulah orang pilihan TUHAN dengan pekerjaan orang mati.
Untuk yang ketiga kali ada lagi yang mengatakan:“Aku ingin mengikut TUHAN” tapi minta izin untuk pamitan kepada keluarga. Ini pengikutan yang salah, melayani TUHAN tetapi menoleh ke belakang.
Kalau melayani TUHAN = membajak di ladang. Jangan sampai kita terhalang membajak di ladang, terhalang melayani pekerjaan TUHAN, hanya karena tabiat daging. Jangan menoleh ke belakang.
Inilah pengikutan yang salah, belum melepaskan noda kekafiran.
Kembali kita perhatikan 2 Korintus.
2 Korintus 6:16-17
(6:16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.(6:17) Sebab itu:Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
Hal yang harus diperhatikan: Keluar dan memisahkan diri dari noda kekafiran, secara khusus 2 hal, yaitu: yang pertama; dosa kenajisan, yang kedua; penyembahan berhala, serta jangan menjamah apa yang najis. Selanjutnya TUHAN akan berkata “Aku akan menerima kamu.” Sudah sangat jelas sekali bagaimana caranya supaya kita diterima TUHAN.
Tidak semua yang disebut orang Kristen diterima oleh TUHAN, sekalipun dari sejak lahir dia sudah menjadi orang Kristen.
Kalau belum memisahkan diri dari noda kekafiran yaitu belum melepaskan diri dari dosa kenajisan dan dari segala jenis berhala-berhala di atas muka bumi ini, orang semacam ini sekalipun dia seorang pelayan TUHAN ia tidak layak untuk TUHAN dan TUHAN tidak akan menerima kehidupan semacam ini.
Wujud dari “Aku akan menerima kamu”dapat dilihat dari pernyataan TUHAN yang dibagi dalam empat kalimat.
Kalimat pertama: “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka.”
Kalimat kedua:“Dan hidup di tengah-tengah mereka.”
Kalimat ketiga: “Aku akan menjadi Allah mereka.”
Kalimat keempat: “Dan mereka akan menjadi umat-Ku.”
Ini wujud dari “Aku akan menerima kamu.”
Pernyataan TUHAN yang terdapat pada 2 Korintus 6:16 yang dibagi dalam empat kalimat tadi, menunjuk kepada Tabut Perjanjian. Sedangkan Tabut Perjanjian terdiri dari dua bagian:
Tabut atau peti perjanjian = sidang mempelai Tuhan.
Tutupan grafirat atau tutupan pendamaian dengan dua kerub di atasnya = TUHAN Yesus Kristus.
Tutupan grafirat 🡪 Yesus Anak Allah.
Kerub pertama (I) 🡪 Allah Bapa.
Keruh kedua (II) 🡪 Roh Allah yang suci.
Tabut Perjanjian yang terdiri dari dua bagian, yaitu tutupan grafirat dan petinya, dikaitkan dengan pernyataan TUHAN pada 2 Korintus 6:16 yang dibagi menjadi empat bagian.
KALIMAT PERTAMA: Aku akan diam bersama-sama dengan mereka.
Jikalau dikaitkan dengan Tabut Perjanjian,terkena kepada kerub kedua (II) 🡪Roh Allah yang suci.
Mari kita perhatikan 1 Korintus 3.
1 Korintus 3:16-17
(3:16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? (3:17) Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
Hidup atau tubuh kita ini adalah Bait Allah, tempat dari Roh Allah itu sendiri berdiam.
Sesuai dengan kalimat yang pertama: Aku akan diam bersama-sama dengan mereka, dikaitkan dengan Tabut Perjanjian terkena kepada kerub kedua (II) 🡪 Roh Allah yang suci. Sedangkan, 1 Korintus 6:16 ternyata didukung oleh 1 Korintus 3:16-17 ternyata Bait Allah itulah kehidupan kita adalah tempat dari Roh Allah itu sendiri.
Oleh sebab itu, tubuh ini sebagai Bait Allah (tempat Roh Allah berdiam), jangan digunakan sebagai tempat yang lain. Sebab itu, kita harus hidup terpisah dari noda kekafiran, yakni terlepas dari dosa kenajisan dan terlepas dari penyembahan berhala, supaya kehidupan kita sebagai Bait Allah layak untuk menjadi tempatnya Roh Allah berdiam.
Jelas sekali Rut ini adalah gambaran dari gereja TUHAN yang sudah benar-benar dipenuhkan oleh Roh Kudus.
Kita akan melihat 1 Korintus 6.
1 Korintus 6:19-20
(6:19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? (6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Dengan tandas saya sampaikan: Hidup kita ini adalah Bait Roh Kudus, karena itu Allah harus dimuliakan dengan tubuh kita masing-masing dengan jalan melayani Tuhan dan pekerjaan-Nya.
Jadi, tidak boleh kita membinasakan tubuh ini, dengan kata lain, harus benar-benar terlepas dari noda kekafiran, yakni:
Lepas dari dosa kenajisan.
Lepas dari segala jenis penyembahan berhala di bumi ini.
Maka tubuh ini harus memuliakan TUHAN. Tubuh ini Bait Roh kudus yang digunakan untuk memuliakan TUHAN.
1 Korintus 6:16
(6:16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
KALIMAT YANG KEDUA: dan hidup di tengah-tengah mereka.
Jikalau dikaitkan dengan Tabut Perjanjian, terkena pada tutupan grafirat, tutupan pendamaian. Jelas ini menunjuk kepada pribadi Yesus, Anak Allah yang sedang mengerjakan pendamaian terhadap dosa kita masing-masing. Dia sudah mengerjakan penebusan di atas kayu salib sekaligus memperdamaikan dosa kita 2000 tahun yang lalu di atas kayu salib, di bukit Golgota.
Jika kita perhatikan 2 Korintus 6:16 dalam Alkitab ejaan lama, di situ dikatakan: “ … Dan bergerak di antara mereka itu …”
Bergerak, berarti; tidak pasif, maju melangkah, ada suatu tindakan, yaitu; mengadakan penebusan dan pendamaian dosa di atas kayu salib. Itu pekerjaan dari Anak Allah.
Kalimat yang kedua, kalau dikaitkan dengan Tabut Perjanjian jelas terkena kepada tutupan pendamaian atau tutupan grafirat, itu menunjuk kepada pribadi Yesus Anak Allah.
Sedangkan menurut NKJV disebut: “and walk among them” artinya; melangkah atau berjalan bersama-sama dengan mereka.
Inilah tugas dari pribadi Yesus Anak Allah, Dia mengadakan pendamaian terhadap dosa, menebus, dan memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu di bukit Golgota.
Inilah wujud ketika Yesus berkata “Aku akan menerima kamu.”
2 Korintus 5:17
(5:17) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Siapa yang sudah mengalami pendamaian dosa adalah ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang. Pendeknya; menjadi ciptaan baru, yang lama sudah berlalu.
2 Korintus 5:18-20
(5:18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.(5:19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.(5:20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
Yesus telah memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib, oleh sebab itu: mari kita berdamai dengan Allah, berdamai dengan sesama.
1 Petrus 2:19-21
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. (2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Kalau Yesus mengerjakan penebusan dan pendamaian, itu adalah kasih karunia bagi kita masing-masing.
Kita patut bersyukur, selain kehidupan kita ditebus, kehidupan kita juga diperdamaikan dengan Allah. Tiadalah mungkin manusia yang hina karena dosa bisa sampai kepada Allah, jikalau tidak ada kasih karunia. Tetapi kita bersyukur TUHAN sudah memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu di bukit Golgota, itu merupakan kasih karunia.
KALIMAT YANG KETIGA: “dan Aku akan menjadi Allah mereka.”
Jika dikaitkan dengan Tabut Perjanjian terkena kepada kerub pertama (I) 🡪 Allah Bapa.
Pribadi yang telah menuntun perjalanan rohani kita sampai sekarang, pribadi yang telah memelihara kehidupan kita sampai sekarang, Dialah Allah yang hidup, Allah Abraham Ishak Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat yang berdaulat atas kehidupan kita masing-masing.
KALIMAT YANG KEEMPAT: “Dan mereka akan menjadi umat-Ku.”
Umat TUHAN jelas menunjuk hamba-hamba TUHAN, hamba-hamba kebenaran, hamba-hamba yang melayani pekerjaan TUHAN. Itu adalah umat TUHAN, umat pilihan TUHAN.
1 Petrus 2:9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Pekerjaan dari umat kepunyaan Allah, bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, ialah memberitakan perbuatan Allah yang besar; memberitakan salib di mana-mana. Karya Allah yang terbesar adalah salib di Golgota.
Jangan sampai kita memberitakan kebodohan-kebodohan, jangan sampai kita memberitakan tabiat-tabiat daging, jangan sampai kita memberitakan kekafiran-kekafiran, yaitu kenajisan dan kejahatan. Jangan sampai kita memberitakan penyembahan berhala kita kepada orang lain. Sebagai milik kepunyaan Allah, beritakanlah salib; itulah tugas dari milik kepunyaan Allah sendiri.
Jadi, sudah sangat jelas terlihat dengan baik, bahwa Rut 3:9 jelas itu berbicara tentang Tabut Perjanjian, sesuai dengan 3 hal di dalam Rut 3:9,yaitu:
Kembangkanlah sayap untuk melindungi.
Penebus.
Pribadi Rut itu sendiri, gambaran dari sidang mempelai TUHAN.
Dengan demikian, kita sudah melihat apa yang sudah TUHAN nyatakan: Aku akan menerima kamu, di mana wujudnya dibagi menjadi 4 (empat) bagian tersebut, dan kita sudah melihat penjelasan-penjelasan dari 4 (empat) kalimat di atas.
Kesimpulan dari empat kalimat ada tiga, YANG PERTAMA:
Imamat 26:12-13
(26:12) Tetapi Aku akan hadir di tengah-tengahmu dan Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku.(26:13) Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, supaya kamu jangan lagi menjadi budak mereka. Aku telah mematahkan kayu kuk yang di atasmu dan membuat kamu berjalan tegak."
Kesimpulan yang pertama: Kita sebagai Bait Allah sudah dilepaskan dari perbudakan dosa.
Kesimpulan dari empat kalimat ada tiga, YANG KEDUA:
Yehezkiel 37:27-28
(37:27) Tempat kediaman-Ku pun akan ada pada mereka dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.(37:28) Maka bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, menguduskan Israel, pada waktu tempat kudus-Ku berada di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya."
Kesimpulan yang kedua: Sebagai milik kepunyaan Allah, kita dikuduskan sampai sempurna.
Kesimpulan dari empat kalimat ada tiga, YANG KETIGA:
Wahyu 21:3-4
(21:3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.(21:4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
Jadi, kita sangat bersyukur kepada TUHAN karena malam ini kita mendapat pelajaran yang begitu luar biasa tentang pribadi Rut yang notabene sebagai bangsa kafir, tetapi pada akhirnya TUHAN menerima Rut sebagai mempelai TUHAN yang sudah disucikan dan disempurnakan sampai selama-lamanya. Pendeknya…
TUHAN menghapus segala air mata, berarti; tidak ada lagi persoalan.
Maut tidak ada lagi = Tidak binasa.
Tidak ada lagi perkabungan, itulah kesusahan.
Tidak ada lagi ratap tangis.
Tidak ada lagi dukacita.
Bahkan segala sesuatu yang lama telah berlalu.
Mengapa? Sebab TUHAN sudah menerima kita sebagai anggota tubuh Kristus yang sempurna, sama seperti Rut.
Kita bersyukur kepada TUHAN; selagi masih ada kesempatan sebagai panjang sabarnya TUHAN, biarlah itu kita manfaatkan dengan baik, sebab tanda-tanda zaman sudah semakin terlihat, dunia ini sudah digoncang, berarti antikris sudah ada di mana-mana. Oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah. Milikilah Roh Mempelai seperti Rut, tetapi lepaskan diri dari rohnya Orpa; sekali ikut TUHAN tetap ikut TUHAN. Jangan suka minta izin untuk perkara daging, tetapi jadilah pribadi Rut. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman;
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment