IBADAH RAYA MINGGU, 14 FEBRUARI 2021
(Seri:12)
Segala puji dan segala hormat, selayaknya hanya bagi Dia yang duduk di atas takhta-Nya; Dialah Pribadi di dalam kekekalan yang layak untuk disembah sampai selama-lamanya; sehingga oleh-Nya, bahagia dan damai sejahtera memerintah kehidupan kita masing-masing.
Allah telah memilih dan melantik raja-Nya di gunung Sion, sehingga ada damai sejahtera di dalam kehidupan kita masing-masing, ada damai sejahtera memerintah di hati kita masing-masing. Dan sebagai tanda memuliakan TUHAN, biarlah kita mengucapkan: “Amin”, sebagaimana ajaran Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus.
Saya juga tidak lupa untuk menyapa sidang jemaat di Malaysia, di Bandung, di Semarang, bahkan yang sedang mengikuti pemberitaan firman di rumah masing-masing, kediaman masing-masing, bahkan umat TUHAN yang tekun memberikan diri-Nya untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook GPT “BETANIA” Serang Cilegon di mana pun anda berada; Salam persekutuan bagi kita sekaliannya.
Kita berdoa, supaya TUHAN senantiasa membimbing perjalanan rohani kita sampai sasaran akhir, tujuan akhir hidup kita masing-masing; jangan tersesat di tengah jalan, jangan jatuh dengan berbagai-bagai jenis dosa kejahatan dan kenajisan.
Wahyu 13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Mulai dari sekarang, kita belajar dari apa yang TUHAN nyatakan, dari Firman yang kita dengar dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita masing-masing, karena tiadalah mungkin kita bisa sampai ke sorga dengan pengertian, dengan kekuatan, dengan kemampuan dari manusia duniawi.
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
- Orang-orang yang mengikuti antikris akan menyembah naga atau Setan.
- Kemudian, mereka juga menyembah binatang yang keluar dari dalam laut (antikris).
Ini adalah penyembahan yang keliru; ini adalah penyembahan yang salah.
Singkatnya: Aneh, karena di luar akal sehat manusia, tetapi nyata.
- Menyembah Setan adalah kejadian yang aneh.
- Menyembah manusia yang keliru, itulah antikris, juga aneh.
Tetapi itu semua nyata. Satu kali nanti kejadian yang fenomenal semacam itu akan terjadi.
Memang itu pastinya jawaban yang benar, tetapi mari kita teruskan memperhatikan pemberitaan firman malam ini; kiranya saudara tanggap akan maksud pemberitaan Firman TUHAN kepada kita petang malam ini, bukan hanya dalam kandang penggembalaan GPT “BETANIA” Serang Cilegon, tetapi juga penggembalaan di Semarang, penggembalaan di Bandung, di Malaysia, di dalam dan luar negeri yang senantiasa memberikan diri untuk digembalakan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada, TUHAN mengasihi saudara. Oleh sebab itu, kiranya saudara tanggap akan maksud pemberitaan petang malam ini.
(2:9) Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
Kemudian, kedatangan antikris tersebut disertai dengan:
1. Rupa perbuatan ajaib.
2. Tanda-tanda heran.
3. Mujizat-mujizat palsu.
4. Rupa-rupa tipu daya jahat.
Jawabnya ialah terhadap orang-orang yang harus binasa. Lebih jelasnya; mereka itu adalah orang-orang yang tidak menerima, orang-orang yang tidak mengasihi kebenaran yang bersumber dari salib Kristus. Padahal, yang menyelamatkan manusia dari dosanya ialah salib Kristus, salib di Golgota.
Daniel 8:12
(8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
1. Korban sembelihan à Ibadah dan pelayanan yang dihubungkan langsung dengan salib.
2. Korban santapan à Pengajaran Firman Allah yang benar dan murni.
Yang lebih aneh lagi, kebenaran itu dihempaskan mereka ke bumi, sama artinya; menganggap rendah salib Kristus = menginjak-injak salib Kristus Sebab, sumber dari kebenaran yang sejati adalah salib Kristus. Kebenaran yang sejati terletak pada salib Kristus; di luar salib tidak ada lagi kebenaran.
Puji TUHAN kalau berhasil, puji TUHAN kalau diberkati, puji TUHAN kalau mujizat terjadi di tengah ibadah dan pelayanan, tetapi hati-hati, bukan itu segala sesuatunya, bukan itu segala-galanya.
- Sibuk hanya hanya memikirkan tentang keberhasilan.
- Sibuk berbicara tentang keberkatan.
Sebetulnya, kalau hanya sibuk hanya soal mujizat, sibuk hanya soal keberhasilan, sibuk hanya soal berkat dan keberkatan, sebetulnya ibadah semacam ini merupakan kekejian bagi TUHAN.
Wahyu 17:1-3
(17:1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. (17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya." (17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
- Mempunyai 7 (tujuh) kepala.
- Mempunyai 10 (sepuluh) tanduk.
- Di kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Singkatnya, Wahyu 17:3 sama dengan Wahyu 13:1. Intinya di sini ialah perempuan Babel menunggangi antikris.
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
-
Memakai kain ungu. Berarti,
nampaknya mulia; seolah-olah mulia karena berada di tengah ibadah dan
pelayanan, tetapi sebetulnya palsu.
-
Memakai kain kirmizi yang dihiasi dengan
emas.
Nampaknya seolah-olah ada kemurnian oleh karena darah salib Kristus;
seolah-olah sudah melewati ujian sehingga mengalami pemurnian. Seolah-olah
begitu tampaknya.
-
Memakai permata, mutiara. Jadi,
seolah-olah sudah melewati proses penderitaan Salib, seperti mutiara. Untuk
memperoleh “mutiara”, maka suatu benda keras harus dimasukkan ke dalam kerang,
tetapi terlebih dahulu kerang itu dilukai. Jadi, yang membuat kita menjadi
“mutiara” adalah melewati proses sengsara salib; seolah-olah seperti itulah
nampaknya perempuan Babel itu.
Yang dapat memahami hal semacam ini hanyalah manusia rohani yang sudah di dalam penyerahan diri, di mana hatinya tidak lagi terikat dengan perkara di bawah, perkara lahiriah, perkara di dunia. Kalau dia masih berlaku fasik dengan perkara lahiriah, sekalipun kebenaran firman yang begitu suci, mulia dan sempurna disampaikan, maka akan dilawan kembali, akan dia tolak. Jadi, hanya manusia rohani yang bisa menerima pengertian sedalam ini.
1. Segala kekejian.
2. Segala kenajisan percabulannya.
Jadi, kedua perkara di atas -- kekejian dan kenajisan percabulannya -- merupakan hasil dari ibadah pelayanan yang dikerjakan oleh antikris, sesuai dengan Daniel 8:12, Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil. Jadi, Wahyu 17:4 sama dengan Daniel 8:12.
Yang ada dini hanyalah sementara; harta, kekayaan, uang yang banyak, kedudukan jabatan, yang ada ini semua sifatnya sementara. Itu sebabnya, Ayub rela menderita, karena dia sadar betul: Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Datang ke dunia dengan tidak membawa apa-apa, kembali dari dunia pun dengan tidak membawa apa-apa.
-
Kebaktian diadakan secara fasik
menggantikan korban sehari-hari, yaitu:
1.
Korban sembelihan, berbicara
tentang ibadah salib.
2.
Korban santapan, berbicara
tentang pengajaran Firman Allah Yang benar dan murni, tidak ditambah dan tidak
dikurang.
-
Kebenaran dihempaskannya ke bumi, sama
artinya; menginjak-injak salib Kristus, menganggap rendah korban Kristus atau
mengecilkan korban Kristus.
Artinya:
a.
Dapat mengadakan mujizat-mujizat, terjadi
tanda-tanda heran, dapat mengadakan sensasi-sensasi dan sebagainya di tengah
ibadah dan pelayanan.
b.
Diberkati secara lahiriah, mengalami
keberhasilan; berbicara soal keberhasilan dan berhasil, berbicara soal
keberkatan dan diberkati secara lahiriah.
Mengapa saya mengatakan bagian yang kedua ini merupakan “kenajisan percabulannya”? Lihat, saya akan buktikan kepada saudara: Apabila suatu ibadah dan suatu pelayanan tidak dihubungkan dengan salib, sebaliknya ...
- sibuk dengan mujizat-mujizat, tanda-tanda heran,
- sibuk dengan berkat-berkat lahiriah atau keberhasilan,
disebut dengan; pelacur rohani, disebut dengan; kenajisan percabulannya.
Kalau tidak sibuk dengan salib, justru sibuk dengan perkara lahiriah di bumi, itu berarti melacur rohani = kenajisan percabulannya.
1. Orang yang beruang susah masuk sorga.
2. Orang sombong susah masuk sorga.
3. Orang fasik susah masuk sorga.
Wahyu 17:5
(17:5) Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
- Ibu dari wanita-wanita pelacur, atau gereja-gereja yang melacurkan hidupnya secara rohani.
- Adalah kekejian bumi.
Kalau TUHAN menyatakan isi hati-Nya yang dalam itu dengan terang benderang, maka TUHAN sedang mempersiapkan kita untuk maju berperang menghadapi segala musuh di depan yang menghadang, termasuk menghadapi antikris. Oleh sebab itu, kita butuh pembukaan Firman TUHAN, tidak hanya joget-joget di dalam gereja, tidak hanya sibuk membuat sensasi-sensasi yang menghabiskan waktu. Tidak ada waktu lagi, tinggal sedikit waktu lagi; oleh sebab itu, manfaatkanlah dengan baik kalau saudara tidak mau mengalami kerugian.
(17:6) Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.
Rasul Yohanes mengerti tentang apa yang akan terjadi; oleh sebab itu, dia heran. Tetapi anehnya, gereja di hari-hari terakhir ini banyak menganggap enteng pengertian yang dalam, lalu mencari yang tidak perlu dicari; ini kaitannya dengan hati yang keras.
- Orang-orang kudus = Penuh dengan Firman Allah à MEJA ROTI SAJIAN.
- Saksi-saksi Yesus = Penuh Dengan Roh Kudus à PELITA EMAS.
Dengan kata lain, ibadahnya belum memuncak sampai kepada doa penyembahan; satu alat di sini tidak nampak, tidak kelihatan, itulah MEZBAH DUPA.
- Siapakah saksi-saksi Yesus? Jelas, itu adalah orang-orang yang penuh dengan Roh Kudus.
Tetapi ibadahnya belum sampai kepada puncaknya, yaitu doa penyembahan, sehingga satu alat lagi tidak nampak di sini, yaitu Mezbah Dupa yang mereka lupakan.
Yang mengerti tentang semua rencana TUHAN hanyalah orang yang kecil oleh karena salib, hanyalah orang yang rendah hati, hanyalah orang yang rohani, hanyalah orang yang sudah menyerahkan dirinya sampai kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan.
-
Gereja yang nanti melakukan pelacuran
secara rohani atau kenajisan percabulan ialah gereja yang ibadahnya belum
memuncak sampai kepada doa penyembahan.
-
Kemudian, gereja yang menjadi kekejian
bumi bagi TUHAN adalah gereja yang ibadah belum memuncak sampai kepada doa
penyembahan.
Jadi, yang ada ini bukan segalanya. Jangan sampai pikiran saudara nanti terbawa situasi kondisi dunia ini, habis nanti; saya ingatkan saudara sekarang akan hal ini. Oleh sebab itu, biarlah sama-sama kita saling mendoakan.
(18:9) Dan raja-raja di bumi, yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, apabila mereka melihat asap api yang membakarnya.
- Jikalau ibadahnya hanya sebatas kelimpahan;
maka, disebutlah melacur rohani atau berbuat cabul dan kekejian bumi.
Jangan sampai kita melayani hanya karena perkara lahiriah, hanya karena berkat-berkat. Banyak hamba-hamba TUHAN menggunakan pelayanan hanya untuk sesuap nasi; hati-hati, orang semacam ini akan dihabisi oleh antikris = berbuat cabul = kekejian bumi.
Yang TUHAN butuhkan adalah penyerahan diri, supaya secepatnya TUHAN kirim sayap burung nasar yang besar, berarti; kita berada di bawah kepak sayap Allah, sebagai tempat perlindungan, sebagai tempat perteduhan, sebagai kubu pertahanan.
Ibrani 12:16
(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
(12:17) Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.
Apa berkat dari ibadah dan pelayanan? Itulah Yerusalem sorgawi. Tetapi Esau ditolak untuk menerima berkat ini, mengapa? Karena tidak ada lagi kesempatan bagi dia untuk bertobat. Sekalipun penuh dengan cucuran air mata, sekalipun menangis dan meraung-raung dengan tangisan darah, tetapi TUHAN tidak akan dengar doa semacam ini, sebab kesempatannya sudah habis; oleh sebab itu, dia ditolak.
- Berhenti hanya sebatas mujizat-mujizat.
- Berhenti hanya sebatas tanda-tanda heran.
- Berhenti hanya sebatas kelimpahan, keberhasilan dan keberkatan.
itu adalah kesesatan, sehingga tidak sampai pada tujuan akhir hidup. Berhenti hanya sebatas di tengah jalan = Sesat. Kalau tidak sesat, pasti sampai pada tujuan akhir.
Jadi, kalau berhenti hanya sebatas mujizat, berhenti hanya sebatas mengadakan tanda-tanda heran, sensasi-sensasi di dalam gereja, kemudian berhenti hanya sebatas keberkatan, keberhasilan, pasti sesat, karena sudah berhenti di tengah jalan; sesat, tidak sampai tujuan akhir.
-
Tidak salah menempuh pendidikan
setinggi-tingginya, tetapi TUHAN, atau ibadah dan pelayanan harus menjadi yang
nomor satu.
-
Tidak salah bekerja dan berbisnis di atas
muka bumi selagi masih ada kesempatan, tetapi di dalam kesempatan yang baik itu
biarlah TUHAN nomor satu, ibadah dan pelayanan nomor satu.
Hati saya terharu, tetapi jangan hanya sebatas terharu, melainkan firman itu harus ditindak-lanjuti. Kalau hanya sebatas terharu, meneteskan air mata, itu adalah pelayanan tubuh (perjanjian lama), bagaikan huruf-huruf yang tertulis dalam 2 (dua) loh batu, atau yang pernah tertulis pada lembaran-lembaran dari gulungan kitab. Yang TUHAN mau adalah menikmati pelayanan Roh, itulah pelayan-pelayan pada perjanjian baru; huruf firman itu bukan lagi ditulis pada 2 (dua) loh batu, tetapi ditulis (dimeteraikan) oleh Roh Kudus dalam loh daging, ditukik oleh 5 (lima) ujung jari Allah di hati kita.
Memang, hati saya terharu saat ini, tetapi biarlah firman yang kita terima ini ditindaklanjuti, difollow-up, artinya firman itu menjadi praktek dalam kehidupan kita sehari-hari, dalam rangka menantikan kedatangan TUHAN kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain (1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
- Menggantikan korban sembelihan, yaitu ibadah yang dihubungkan dengan salib;
- Menggantikan korban santapan, itulah pengajaran Firman Allah yang benar dan murni;
lalu mengajarkan ajaran yang lain, ataupun sibuk menyampaikan satu dua ayat firman lalu ditambah dengan dongeng nenek tua. Contohnya:
-
Satu ayat firman ditambahkan dengan cerita
si kancil, si kura-kura, si buaya dan lain sebagainya.
-
Kemudian, jangan sibuk dengan silsilah
yang tidak ada putus-putusnya, itu sama dengan filsafat-filsafat kosong.
Setelah mendengar penginjilan untuk memotivasi kita, itu bagus, tetapi harus lanjut sampai kepada perkembangan yang selanjutnya, tidak boleh berhenti hanya sebatas penginjilan atau mujizat.
(1:5) Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas. (1:6) Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia.
- Korban sembelihan, yaitu ibadah yang dihubungkan dengan salib;
- Korban santapan, itulah pengajaran Firman Allah yang benar dan murni;
itu adalah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
Kalau ajaran lain tidak demikian; tidak tulus, tidak suci.
Jadi, nanti pada akhirnya, begitu banyak anak-anak TUHAN, begitu banyak orang Kristen, begitu banyak umat TUHAN yang sesat, tidak sampai pada tujuan akhir, sasaran akhir dari ibadah pelayanan -- itulah pesta nikah Anak Domba --, karena mereka sudah sesat di tengah jalan oleh karena ajaran-ajaran lain tadi; sibuk dengan keberhasilan, sibuk soal keberkatan, sibuk dengan mujizat, sibuk dengan sensasi, dan lain sebagainya. Itu namanya; berhenti di tengah jalan, maka sesat, tidak sampai pada tujuan akhir perjalanan rohani gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.
1 Timotius 6:2B-5
(6:2) Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini. (6:3) Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat -- yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus -- dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, (6:4) ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, (6:5) percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
Ini bukan bicara sombong, tetapi fakta; kita harus bicara aktual. Jadi, jangan hanya sebatas supaya orang sampai terbelalak, tetapi tidak mengerti rencana Allah; untuk apa bikin sensasi, tetapi orang lain tidak mengerti rencana TUHAN?
Kita semua sudah dibekali oleh TUHAN, maka tidak bisa dibodoh-bodohi dengan ajaran semacam itu, bukan?
Dasar kita mengadakan hubungan antara tubuh dengan kepala, dasar kita mengadakan hubungan dengan TUHAN adalah kasih, itulah salib. Tidak ada yang lain. Kalau yang lain, misalnya adalah uang; habis uang, maka habis pula kebaikan. Dasar yang lain bisa habis, bisa berlalu. Tetapi dasar kita membangun hubungan intim dengan TUHAN adalah salib Kristus, korban Kristus, kasih Allah; kalau tidak, maka akan menimbulkan dengki, cidera, fitnah, curiga antara satu dengan yang lain:
- Antara suami isteri, sebagai nikah yang paling kecil,
- Bahkan di dalam nikah yang lebih besar, yaitu dalam penggembalaan; antar gembala dengan sidang jemaat, antara sidang jemaat satu dengan sidang jemaat yang lain, antara pelayan yang satu dengan pelayan yang lain saling curiga, benci, dengki, dan lain sebagainya.
Mengapa demikian? Karena sudah menggunakan logika.
Ternyata, mereka yang terlibat di dalamnya adalah ...
- Orang-orang kudus = penuh dengan Firman.
- Dan juga saksi-saksi Yesus = penuh dengan Roh Kudus.
Yang melayani namun hanya untuk mencari keuntungan, itulah pelacur rohani, kenajisan percabulan dan juga merupakan kekejian bumi.
Filipi 2:5-7
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
1. Ia meninggalkan Bapa-Nya.
2. Ia meninggalkan rumah-Nya di sorga.
3. Ia meninggalkan segala kemuliaan-Nya.
Kata dasar dari “mengosongkan” adalah kosong = nol. Nol merupakan titik terendah; oleh sebab itu, marilah kita merendahkan diri satu dengan yang lain. Biarlah Dia semakin besar, kita semakin kecil; Dia semakin bertambah-tambah, kita semakin berkurang-kurang. Beradalah pada titik nol, beradalah pada titik terendah, prakteknya; jangan bermegah, jangan menyombongkan diri dengan segala sesuatu yang kita miliki.
Sekalipun mempunyai potensi, mempunyai talenta, mempunyai ini dan itu, tetapi tidak perlu bermegah; itulah keadaan orang yang mengosongkan diri, yang berada pada titik terendah. Nol, berarti TUHAN semakin besar, kita semakin kecil; TUHAN semakin bertambah-tambah, kita semakin berkurang-kurang.
Oleh sebab itu, biarlah semakin tahun, kita semakin lemah lembut; semakin tahun, kita semakin rendah hati. Jangan melayani TUHAN tahun ke tahun tetapi tidak kelihatan kerendahan hati, justru malas menyembah TUHAN, malas berkorban, takut berkorban, akhirnya mulutnya dower, karena terlalu banyak alasan.
Jangan kita datang beribadah dan melayani dengan mengambil rupa seorang “tuan”, tetapi biarlah kiranya kita mengambil rupa seorang “hamba”. Saya sendiri hamba TUHAN yang sudah menerima jabatan gembala sidang, kepada imam-imam, pelayan TUHAN, bahkan sampai kepada seluruh sidang jemaat, biarlah kita datang dengan mengambil rupa seorang “hamba” saja, jangan mengambil rupa seorang “tuan”.
Lukas 17:7
(17:7) "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
1. Menggembalakan kambing domba tuannya.
2. Membajak ladang tuannya.
(17:8) Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Jadi, tidak berhenti hanya sebatas mujizat, sensasi, tidak berhenti hanya sebatas soal keberkatan, keberhasilan, itu bukanlah ikat pinggang, sebab ikat pinggang itu adalah setia melayani TUHAN.
(17:9) Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? (17:10) Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
Seorang tuan tidak akan pernah mengucapkan “terima kasih” kepada hambanya, tetapi hamba TUHAN harus menyadari hal itu. Oleh sebab itu, hamba TUHAN yang menyadari ayat 9 ini, maka apapun yang sudah dikorbankan di tengah ibadah dan pelayanan, hendaklah kita berkata: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna” Mengapa kita harus berkata demikian? Karena kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.
Tetapi yang benar, saat kita menghadap TUHAN di tengah ibadah adalah berkata: “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.” Yang penting hati TUHAN senang. Jangan beribadah untuk mencari kesenangan diri sendiri.
- Pada saat duduk dengar firman, yang penting adalah hati TUHAN senang.
- Saat melayani pekerjaan TUHAN, yang penting adalah hati TUHAN senang.
- Apapun yang kita perbuat, yang kita kerjakan di tengah ibadah pelayanan, yang penting adalah hati TUHAN senang.
Jadi, setelah mengosongkan diri, lalu mengambil rupa sebagai seorang hamba, barulah yang ketiga adalah menjadi sama dengan manusia.
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Kalau keberkatan, keberhasilan, itu hanya bagian dari ibadah dan pelayanan, tetapi tujuan akhir ibadah dan pelayanan ialah harus setia; taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib. Itulah keadaan Yesus sebagai manusia, yaitu setia.
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Jawabnya ialah mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu; naga itu memberikan kekuasan kepada antikris. Jadi, hanya karena kuasa yang telah diberikan oleh naga (Setan) itu kepada binatang yang keluar dari dalam laut (antikris), setelah melihat kuasa itu, selanjutnya pengikut-pengikut antikris itu menyembah Setan.
Sebetulnya, pengertian semacam ini bertolak belakang dengan ajaran TUHAN Yesus Kristus kepada 12 (dua belas) murid atau 12 (dua belas) rasul.
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
- Berlomba-lomba siapa menjadi hamba TUHAN yang terbesar di atas muka bumi ini,
- Berlomba-lomba siapa yang menjadi hamba TUHAN yang paling TOP,
- Berlomba-lomba siapa yang paling terkenal.
Karena hamba TUHAN berlomba-lomba, akhirnya sidang jemaat menjadi bodoh, sama seperti perempuan Samaria, yang sibuk mencari “timba”, tidak sibuk mencari air kehidupan dari pribadi Yesus.
Janganlah kita seperti itu; kalau melayani, layanilah dan katakan: Aku adalah hamba-hamba yang tidak berguna.
Lukas 22:25
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
-
Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat
mereka.
Yang disebut pemerintah, yang disebut pemimpin adalah raja.
-
Orang-orang yang menjalankan kuasa (pejabat-pejabat)
atas mereka (rakyatknya) disebut pelindung-pelindung.
Itu sebabnya, mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang terbesar, supaya layak menjadi pemimpin, supaya layak menjadi orang yang terkemuka, supaya layak menjadi cendekiawan. Namun itu adalah ukuran manusia duniawi; itu sebabnya, banyak orang mengikuti antikris, dan akhirnya menyembah Setan yang memberi kuasa kepada antikris.
Lukas 22:26
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
1.
Yang terbesar hendaklah menjadi
yang paling muda. Tidak menganggap tua, tidak menganggap hebat,
tidak menganggap lebih senior, tidak menganggap lebih pengalaman, tetapi
menganggap diri sebagai yang paling muda; mau belajar belajar belajar
belajar.
2.
Kemudian, kalau memang dia disebut pemimpin
sejati, maka dia harus melayani, dan berkata: “Kami adalah
hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus
lakukan”.
- Mengapa mereka menyembah Setan? Hanya karena “kuasa” diberikan kepada antikris.
- Tetapi di dalam TUHAN tidak seperti itu, supaya kita jangan berlomba-lomba untuk dianggap yang terbesar, jangan, tidak seperti itu di dalam TUHAN.
Oleh sebab itu, jangan keliru dalam penyembahan. Tetapi biarlah betul-betul tongkat kerajaan (tongkat kebenaran) yang menuntun kita, menuntun ibadah ini sampai kepada puncaknya, yaitu doa penyembahan; itulah penyembahan yang benar.
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. (22:28) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
(22:37) Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku: Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi." (22:38) Kata mereka: "Tuhan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup."
Perjamuan malam kawin Anak Domba terakhir kali di atas muka bumi ini, itu adalah sasaran akhir ibadah pelayanan kita. Sasaran dari pelayanan salib adalah pesta nikah Anak Domba, perjamuan malam kawin Anak Domba. Jadi, jangan keliru, jangan mau dibodoh-bodohi lagi oleh hamba TUHAN yang tidak bertanggung jawab itu.
Itu sebabnya saya merasa kasihan, karena ajaran Setan sedang marak di dalam gereja sekarang ini.
Tetapi lihat, apa jawab Yesus: “Sudah cukup” Salib Kristus sudah menyelesaikan masalah kita, dan itu cukup. Salib yang mencukupkan kebutuhan kita masing-masing, bukan pedangmu, bukan kemampuanmu, tetapi salib yang mencukupkan segala sesuatu.
Bersyukur, berterima kasihlah kepada TUHAN, kalau TUHAN akhirnya luruskan segala yang berliku-liku. Hanya salib yang meluruskan segala sesuatu.
Wahyu 13:4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Jawabnya dapat dilihat dari pernyataan-pernyataan mereka, yaitu:
A. Siapakah yang sama seperti binatang ini?
Mengapa ada pernyataan seperti itu? Karena pada ayat 3: satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh, dengan lain kata; mujizat terjadi diadakan oleh antikris. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Itu sebabnya timbullah pernyataan mereka: “Siapakah yang sama seperti binatang ini?”
Jadi, hanya karena mujizat, lalu merasa sudah hebat sekali; itu sebabnya mereka menyembah antikris, bukan lagi menyembah TUHAN Yesus, Allah yang hidup, Pribadi dalam kekekalan.
B. Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?
Ini adalah pemikiran yang sangat bodoh dan dangkal sekali. Sebab, kalau kita perhatikan dalam 1 Korintus 14, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?
Pernyataan pengikut antikris ini adalah pemikiran yang dangkal sekali. Oleh sebab itu, biarlah kiranya nafiri yang terbuat dari perak itu ditiup dengan terang-benderang, supaya kita mempersiapkan diri untuk selanjutnya maju dalam peperangan.
Di dalam kitab Bilangan 10, yang memimpin perjalanan bangsa Israel sampai akhirnya tiba diperjalanan adalah karena dikomandoi oleh dua nafiri perak yang ditiup oleh hamba-hamba TUHAN (orang Lewi). Dengan demikian, dari perintah itulah mereka tahu;
-
Kapan mereka berhenti berkemah dan kapan
mereka berangkat.
-
Selanjutnya, kapan pasukan sebelah kiri
maju berperang dan kapan pasukan sebelah kanan berperang.
-
Kapan mereka berkumpul raya.
Jadi, dari pernyataan ini menunjukkan bahwa pengikut antikris ini dangkal sekali dalam pemahaman; itu sebabnya mereka menyembah binatang yang keluar dari dalam laut.
No comments:
Post a Comment