IBADAH DOA PENYEMBAHAN,
17 DESEMBER 2024
SURAT YUDAS
YUDAS 1:5
(Seri 4)
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada
TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN
yang kudus, datang menghadap TUHAN lewat Ibadah Doa Penyembahan. Itu berarti kita
akan tersungkur di bawah kaki TUHAN, sujud menyembah kepada Dia, sebab hanya
kepada Dia saja kita berbakti.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat
ketebusan TUHAN, yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang,
Cilegon, Banten Indonesia lewat online/live streaming/video internet baik itu
dari Facebook, Youtube atau dari
media sosial lainnya. Namun jangan lupa, tetaplah berdoa dan mohon kemurahan
TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi
lepas pribadi.
Selanjutnya mari kita sambut SURAT YUDAS sebagai
Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa
Penyembahan….
Yudas 1:5
(1:5)
Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya
lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya
dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak
percaya.
TUHAN menyelamatkan
umat Israel dari tanah Mesir, namun membinasakan
mereka yang tidak percaya, sehingga mayat-mayat mereka bergelimpangan di padang
gurun.
Yudas (Yehuda) menuliskan hal ini kembali untuk memperingatkan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini;
- Supaya semakin teguh
di dalam TUHAN.
- Dan percaya
dengan segala rencana-rencana Allah.
Dengan demikian, gereja TUHAN tidak turut ditewaskan
(dibinasakan) menjelang kedatangan TUHAN yang tidak lama lagi.
Akan tetapi, sebagai Gembala Agung, TUHAN akan terus
menuntun dan memipin gerak langkah kita di atas muka bumi ini, yang disebut
perjalanan padang gurun, sampai kepada kesudahan dunia ini (sampai tapal
batasnya TUHAN YESUS).
Saudara, di atas tadi dikatakan dengan jelas, bangsa
Israel diselamatkan dari tanah Mesir,
tetapi dibinasakan (ditewaskan) di
padang gurun. Hal itu dituliskan kembali oleh rasul Paulus kepada jemaat di
Korintus.
1 Korintus 10:
1-4
intinya; TUHAN menyelamatkan bangsa
Israel dari tanah Mesir (tanah perbudakan) dengan korban paskah.
1 Korintus 10:5
(10:5)
Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar
dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Tetapi sayang seribu sayang, “bagian terbesar” dari
bangsa Israel; ditewaskan di padang
gurun
Perlu untuk diketahui:
TUHAN telah mengerjakan keselamatan di atas kayu
salib 2000 tahun yang lalu.
Itu berarti; TUHAN telah melepaskan dan
menyelamatkan kita dari perbudakan dunia ini (gambaran dari Mesir).
Oleh sebab itu, selama kita masih tinggal di dunia
ini sebagai “pendatang”, kita juga harus mengerjakan
keselamatan itu dengan takut dan gentar dengan lain kata; memperhatikan
gerak langkah kita, supaya dalam perjalanan rohani kita menuju ke tanah air
Sorgawi yang dijanjikan oleh TUHAN; kita jangan ditewaskan di padang gurun
(dunia) ini.
Saudara, kita memang sudah diselamatkan oleh korban
Paskah, tetapi kita perlu memperhatikan gerak langkah kita di bumi ini, jangan
bermasa bodoh. Mulai dari nikah dan seisi rumah tangga kita, perlu untuk
memperhatikan gerak langkah, itu yang disebut perjalanan di padang gurun rohani.
Memperhatikan
gerak langkah
= memberi diri untuk digembalakan
oleh TUHAN.
Yesus Kristus TUHAN kita adalah Gembala Agung yang
akan terus menuntun kita sebagai kawanan domba Allah sampai kepada tujuan hidup
kita, itu harus diketahui dengan baik.
Sebelum kita menyelidiki 1 Korintus 10:5 lebih dalam, terlebih dahulu kita perhatikan;
apabila domba-domba digembalakan oleh Gembala Agung.
Mazmur 23: 1 dengan perikop: TUHAN, Gembalaku yang
baik
(23:1)
Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
TUHAN adalah Gembala Agung, berarti umat-Nya adalah
kawanan domba Allah.
Keadaan domba bila tergembala: takkan kekurangan aku, baik secara jasmani maupun secara rohani.
- Secara jasmani semuanya dicukupkan, baik soal
makan, minum dan apa yang akan kita pakai.
- Secara rohani; tidak nampak lagi segala
kekurangan itulah dosa kejahatan dan kenajisan percabulan.
Jadi, kalau domba-domba tidak tergembala, sebetulnya
sangat rugi. Itu sebabnya saudara jangan gerah mendengar Firman yang benar,
tetapi saudara harus fokus dengar Firman supaya Firman itu memberkati,
membaharui, menyucikan, sampai kepada tapal batasnya TUHAN. Itu sebabnya saya
katakan; nikah kita harus digembalakan,
seisi rumah tangga kita harus
digembalakan, buah nikah kita harus
digembalakan, sehingga, umat Allah sebagai kawanan domba akan mengaku
seperti pengakuan dari Daud: takkan
kekurangan aku -- baik secara jasmani dan rohani. Sampai seorang isteri
(ibu) melahirkan pun, pasti dicukupkan segala sesuatunya. Oleh sebab itu,
sungguh-sungguh tergembala.
Jangan bangga dengan hal yang lahiriah. Hari ini
engkau bangga, tetapi besok menangis, seperti yang sudah-sudah saya sampaikan; “jangan lakukan itu”, tetapi ada saja
yang terlanjur satu kali, terlanjur dua kali, terlanjur tiga kali, dan sekarang
menangis dengan penyesalan penuh, tetapi tidak ada artinya. Hari ini pun saya
tetap katakan; “nikah rumah tangga harus
termgembala, buah nikahpun harus tergembala” supaya ke depan kita tidak
menangis dengan penyesalan.
Mazmur 23:2-3
(23:2) Ia
membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air
yang tenang; (23:3) Ia
menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena
nama-Nya.
Bila domba-domba tergembala dengan baik, dapat
dilihat dari 3 (tiga) pengakuan berikutnya dari Daud…
1.
Dibaringkan di
padang rumput hijau
à Firman Allah, berarti; iman = domba-domba diberi makan lewat ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai
dengan perjamuan suci.
Kalau dikaitkan dengan pengajaran
Tabernakel terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN.
2.
Dibimbing ke air
yang tenang
à Roh Allah yang suci yakni; pengharapan = domba-domba diberi minum lewat ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan
kesaksian Roh.
Kalau dikaitkan dengan pengajaran
Tabernakel terkena kepada PELITA EMAS.
Dipercayakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan
Roh Kudus = diberi minum oleh Roh TUHAN yang satu dan yang sama itu (1 Korintus 12:13).
3.
Menyegarkan jiwa à Penyembahan yakni; kasih =
domba-domba diberi nafas hidup lewat
ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Kalau dikaitkan dengan pengajaran Tabernakel terkena kepada MEZBAH DUPA
Pekerjaan-pekerjaan TUHAN dalam
penggembalaan ini sampai kepada jiwa (soul) dengan lain kata; sudah menjiwai, itu adalah penyembahan.
Mazmur 23:4
(23:4)
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut
bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur
aku.
Arti dari ayat ini adalah; domba-domba dipelihara
sekalipun padang gurun (dunia) ini satu kali kelak menjadi lembah kekelaman; tepatnya pada saat antikris menjadi raja atas dunia
ini. Sebetulnya, lembah kekelaman itu sudah ada dari sejak dahulu kala sampai
sekarang, bahkan sampai masa yang akan datang itulah puncaknya yaitu; saat
antikris menjadi raja.
Tetapi, kalau domba-domba tergembala, digembalakan
oleh Gembala Agung; domba-domba tidak akan pernah mengalami rasa takut
sekalipun melewati lembah kekelaman (puncak pencobaan).
Saudara, kita tidak mungkin sanggup melewati lembah
kekelaman dengan kelebihan yang kita punya, apapun itu jenisnya. Jadi, berpikir
jauh ke depan, jangan berpikir pendek, terhibur sesaat tetapi di depan;
menangis darah, tidak ada artinya.
Mazmur 23:5
(23:5)
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau
mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Ayat ini bicara soal kemenangan sebab Gembala membela
domba-domba-Nya.
Jadi, kalau umat TUHAN tergembala dengan
sungguh-sungguh, maka kita akan berkemangan karena Gembala yang membela kita
sebagai kawanan domba Allah.
1.
Pembelaan
yang datang dari Firman Allah.
2.
Pembelaan
yang datang dari pengurapan Allah Roh
Kudus.
3.
Pembelaan
yang datang dari kasih Allah yakni;
piala berisi anggur.
Itulah yang kita alami kalau tergembala.
Mazmur 23:6
(23:6) Kebajikan
dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku
akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Ayat ini berbicara tentang kekekalan (keabadian).
Kaitan dari kekekalan (keabadian) adalah kebajikan, dan kemurahan selalu mengikuti seumur hidup dan sepanjang masa.
Jangan berhenti untuk terus berbuat kebajikan saudara,
sebab kehidupan semacam ini dekat dengan kekekalan (keabadian), dan kemurahan.
Hidup ini hanya karena kemurahan TUHAN saja, jadi, kalau kita datang beribadah
dan melayani kepada TUHAN, itu karena kemurahan TUHAN saja, sebab itu jangan
sia-siakan kemurahan TUHAN.
Saya berdoa, kiranya kita terus tergembala sampai
dibawa kepada kekekalan, keabadian, kaitannya; kebajikan dan kemurahan TUHAN
selalu mengikuti. Tetaplah tergembala, jangan jauh dari kandang penggembalaan.
Namun kalau kita kembali membaca…
1 Korintus 10:5
(10:5)
Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar
dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
"Bagian yang terbesar" dari bangsa Israel ditewaskan di padang gurun, walaupun
sudah diselamatkan dari tanah Mesir.
Kita perhatikan…
Bagian YANG terbesar itulah generasi pertama dari umat Israel yang seluruhnya
lahir di tanah Mesir, sebab mereka lebih suka digembalakan dengan kabar busuk. Mereka tidak
sungguh-sungguh tergembala untuk digembalakan oleh Gembala Agung, mereka lebih
suka digembalakan oleh kabar busuk (berita busuk).
Sementara, inti dari kabar busuk adalah membesar-besarkan
perkara-perkara yang lahiriah di atas muka bumi ini.
Tergembala tetapi masih lebih membesarkan, mengutamakan,
menonjolkan perkara-perkara yang lahiriah, menurut saya ini aneh. Itu sebabnya
saya selalu berkata kepada orangtua saya yang saya cintai; jangan seperti tidak
suka dengan yang lahiriah, tetapi ada penonjolan di dalam hal yang lahiriah.
Contoh perkataanya; “biarpun adik-adik
saya kaya, tetapi hati saya tidak iri, yang penting bagi saya tergembala” -- sebetulnya
itu penonjolan diri. Itulah kabar busuk; mengutamakan, menonjolkan
perkara-perkara yang lahiriah. Semestinya kalau tergembala; tolak kabar busuk.
Saudara, kita semua sudah digembalakan oleh Firman
Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel sampai sejauh ini; ikuti saja
geraknya, untuk selanjutnya membawa kita masuk dalam Yerusalem yang baru
menjadi Mempelai Wanita TUHAN (milik kepunyaan TUHAN). Kalau kita menolak untuk
digembalakan, berarti; lebih suka dengan kabar busuk yang menggembalakan.
Bilangan 13:32-33
(13:32)
Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri
yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah
suatu negeri yang memakan penduduknya,
dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang
tinggi-tinggi perawakannya. (13:33)
Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari
orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian
juga mereka terhadap kami."
Inilah kabar busuk yang disampaikan oleh 10
pengintai;
- Suatu negeri yang memakan penduduknya,
- Semua orang yang kami lihat di sana adalah
orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya,
- Kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak
yang berasal dari orang-orang raksasa,
- Kami seperti belalang, dan demikian juga mereka
terhadap kami.
Semestinya, kalau sudah tergembala tidak lagi
mengutamakan, membesarkan hal-hal yang lahiriah, tidak lagi mengunggul-unggulkan
kelebihan yang kita punya.
Bersikaplah lebih dewasa, bertindaklah sesuai dengan
Firman Allah yang kita dengar, kita terima malam ini, besok, lusa dan
seterusnya. Kedewasaan itu tidak dilihat dari umur, tetapi sejauh mana dia menyikapi
kebenaran Firman Allah (menghidupi Firman Allah). Biar sudah tua, banyak orang
tidak suka menghidupi Firman, itu sebabnya ia lebih mengutamakan yang lahiriah,
akhirnya, umur tua tetapi rohani kanak-kanak.
Praktek pemberitaan kabar busuk
Pemimpin jemaat sibuk menyampaikan firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan
- Firman yang ditambahkan; menyampaikan satu atau dua ayat Firman
Allah, lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, takhayul-takhayul, fisalfat-filsafat
kosong, ditambah lagi dengan guyon / lawak / bercanda untuk mengambil hati
sidang jemaat. Tidak salah bercanda, tetapi pemberitaan Firman tidak boleh
sibuk dengan guyon dari awal hingga akhir.
-
Firman yang dikurangkan
Contoh; Pengajaran salib diganti dengan
2 (dua) hal:
1.
Teologi
kemakmuran
disebut juga dengan teori prosperity yang sibuk bicara soal berkat-keberkatan
dan berhasil-keberhasilan, kejayaan, kemakmuran dan seterusnya.
2. Tanda-tanda heran, mujizat-mujizat atau
perbuatan-perbuatan ajaib, misalnya; yang lumpuh berjalan, yang buta melihat,
yang tuli mendengar, terjadi pengusiran setan dan lain sebagainya, memang itu
penting.
Itulah praktek dari pemberitaan kabar busuk;
menyampaikan, menonjolkan, membesarkan hal-hal yang lahiriah. Semestinya, kalau
sudah tergembala tidak boleh lagi menonjolkan hal-hal yang lahiriah.
Bilangan 13:31
(13:31)
Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: "Kita
tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada
kita."
Yang dihasilkan oleh kabar busuk; sama sekali tidak memberi kekuatan, sebaliknya; melemahkan iman.
Kenapa banyak
umat TUHAN di hari-hari terakhir ini imannya lemah (tidak kuat)? Karena seorang
gembala (pemimpin sidang jemaat) dalam ibadah pelayanan di satu kandang
penggembalaan; sibuk menyampaikan kabar
busuk, prakteknya; menyampaikan
Firman yang ditambahkan dan Firman
yang dikurangkan.
Kita akan bandingkan dengan Pengajaran salib bila
disampaikan di dalam satu penggembalaan. Kita belajar dari pribadi rasul
Paulus, dia pekabar mempelai tetapi juga menegakkan Pengajaran salib di tengah
ibadah dan pelayanan yang dipercayakan kepadanya.
2 Korintus 12:7
(12:7)
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar
biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan
Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Pentingnya Pengajaran salib disampaikan; supaya kita
jangan tinggi hati.
Seringkali karena kelebihan, seseorang lupa diri,
lupa TUHAN, menendang ke belakang seperti Yesyurun (Ulangan 32:15).
Yang sudah diberkati jangan lupa TUHAN, jangan
tinggi hati, jangan tinggalkan TUHAN, jangan tinggalkan ketekunan dalam tiga
macam ibadah pokok, supaya terus tergembala, digembalakan oleh Yesus Kristus.
Inti dari 2
Korintus 12:7; duri dalam daging
Paulus adalah utusan iblis menggocoh
dia.
Seringkali tanpa sadar utusan iblis menggocoh kita,
baik di tempat kita bekerja, berbisnis, berdagang, dimana saja, bahkan di rumah
pun seseorang bisa dipakai oleh iblis untuk menggocoh, itu yang disebut dengan duri dalam daging.
Ini memang harus terjadi, oleh sebab itu, berita
Injil (Pengajaran salib) biarlah kiranya mendarah daging di dalam hidup ini.
Kalau duri dalam daging tinggal di dalam diri kita
untuk menggocoh kita, bagaimana kita
menghadapinya dengan kekuatan kita? Tidak bisa. Oleh sebab itu, didikan
salib (Pengajaran salib) yang disampaikan di tengah ibadah dalam satu penggembalaan,
kiranya itu menyatu di dalam diri kita sampai mendarah daging.
Jadi, di dalam daging ini ada satu pergolakan yang besar
antara Pengajaran salib yang mendarah daging menghadapi duri dalam daging. Oleh
sebab itu, jangan tolak kabar baik itulah Pengajaran salib, terimalah itu
dengan sepenuh hati sampai mendarah daging, supaya kita mampu menghadapi duri
dalam daging, sekalipun kita digocoh dengan hebat; sakitnya minta ampun, tetapi
kita pasti berkemenangan. Percayalah kepada Pengajaran salib, jangan percaya kepada
perkara-perkara lahiriah (manusia daging) yang dibesar-besarkan oleh seorang
pemimpin jemaat.
Tujuan Pengajaran salib: supaya jangan meninggikan diri.
Sadar atau tidak sadar, sering kali kita meninggikan
diri dengan kelebihan-kelebihan yang ada.
2 Korintus 12:8
(12:8)
Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan
Iblis itu mundur dari padaku.
Paulus berusaha melepaskan diri dari Pengajaran
salib (didikan salib) bahkan ia memohon sebanyak tiga kali kepada TUHAN. Mengapa? Karena Pengajaran salib memang terlalu
berat bahkan sakit bagi daging.
Tetapi jawab TUHAN kepada Paulus…
2 Korintus 12:9
(12:9)
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab
itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus
turun menaungi aku.
Didikan salib (Pengajaran salib) yang disebut juga
berita Injil, itu merupakan kemurahan
TUHAN.
Berita yang lain juga kemurahan TUHAN, tetapi kasih
karunia yang sejati jelas; darah salib di Golgota. Kita tidak mungkin menerima
keselamatan kalau Yesus tidak mati di atas kayu salib. Berkat-berkat yang kita
terima secara lahiriah itu juga kemurahan. Pertolongan yang kita alami saat ini
juga kemurahan TUHAN. Dibela dari musuh sampai malam ini, itu juga kemurahan.
Tetapi, kasih karunia TUHAN, kemurahan yang sejati yang menyelematkan jiwa
kita, membawa kita sampai kepada kekekalan jelas itu Pengajaran salib.
Itulah sebabnya TUHAN berkata kepada Paulus; cukuplah kasih karunia-Ku bagimu sebab dalam
kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.
Saudara, mungkin kita mempunyai kelebihan di bidang
tertentu, tetapi di bidang yang lain kita kalah. Mungkin dalam keuangan kita
berkemangan, tetapi di bidang lain kalah; kuasa TUHAN belum sempurna. Tetapi apabila
menerima Pengajaran salib dengan sungguh-sungguh, dengan rela hati, saat itulah
TUHAN berkata; cukuplah kasih karunia-Ku
bagimu, justru karena Pengajaran salib kuasa TUHAN menjadi sempurna.
Hari ini kita berkemangan, dibela oleh TUHAN, oleh
kuasa TUHAN kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok, tetapi kalah dengan
keuangan; kikir, pelit, tidak tahu pekerjaan TUHAN = kuasa TUHAN belum
sempurna. Tetapi, oleh Pengajaran salib yang kita terima dari TUHAN, kuasa TUHAN
menjadi sempurna. Dan akhirnya, pengertian demi pengertian yang TUHAN berikan
kepada Paulus dan kepada kita lewat pemberitaan Firman Allah dalam ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok termasuk ibadah doa penyembahan malam ini, maka kita
akan bermegah atas Pengajaran salib.
Kita tidak lagi menolak Pengajaran salib, melainkan bermegah terhadap Pengajan
salib (berita Injil) seperti Rasul Paulus.
Kenapa kita
harus bermegah terhadap Pengajaran salib lebih dari yang lahiriah, lebih dari
yang ada di dunia ini?
Supaya kuasa Kristus turun menaungi kita. Itu sebabnya, TUHAN Yesus disebut
dengan kota perlindungan, kubu pertahanan dan perlindungan (perisai) bagi kita
sekaliannya (Mazmur 31:2-4). Tetapi
sangat disayangkan, sepuluh pengintai membawa kabar busuk yang melemahkan. Pengajaran salib memberi kekuatan, bahkan
kekuatan yang sempurna dari TUHAN menjadi perlindungan bagi kita sekaliannya.
2 Korintus 12:10
(12:10) Karena
itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam
kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab
jika aku lemah, maka aku kuat.
Pengajaran salib memberi kekuatan.
Itulah yang terkait dengan bagian yang terbesar.
Sekarang kita memperhatikan…
BAGIAN YANG
TERKECIL à Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun
Bilangan 13:30
(13:30)
Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa,
katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab
kita pasti akan mengalahkannya!"
Kaleb dan Yosua tidak setuju dengan kabar busuk yang
sifatnya melemahkan iman dari bangsa Israel.
Itulah sebabnya Kaleb berkata: TIDAK! Artinya; Kaleb
tidak setuju dengan kabar busuk.
Saudara, kita juga harus tidak setuju dengan kabar
busuk; katakan “TIDAK!” kepada kabar busuk.
Saya juga tidak setuju dengan kabar busuk, dan
saudara bisa melihat buktinya dalam setia pemberitaan Firman dalam ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok; Pengajaran salib selalu ditegakkan.
Sekali lagi saya sampaikan; kita harus berkata
TIDAK! kepada kabar busuk, sebab, kepada seorang utusan dipercayakan 2 (dua)
hal:
1.
Pelayanan
pendamaian
2.
Berita
pendamaian
Sesuai dengan 2
Korintus 5:18-19,
2 Korintus 5:20
(5:20)
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati
kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah
dirimu didamaikan dengan Allah.
Seorang utusan TUHAN (pemimpin jemaat) berjuang
untuk memperdamaikan gereja TUHAN (anak-anak
TUHAN) kepada Allah.
Itulah perjuangan dari seorang utusan TUHAN
sebagaimana dalam Bilangan 13:30 -- Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati
bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan
menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"
Tetapi sangat disayangkan, generasi pertama yang
lahir di Mesir tidak memberi diri untuk menerima berita pendamaian dan menolak
pelayanan pendamaian dengan lain kata; tidak mau ditentramkan. Itulah
sebabnya, walaupun diselamatkan dari tanah Mesir, tetapi bangsa Israel
ditewaskan di padang gurun.
2 Korintus 5:21
(5:21)
Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita,
supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Seorang utusan TUHAN menjadi pendamaian.
Syarat menjadi pendamaian: rela menjadi korban untuk membenarkan orang lain.
Bilangan 13:30
(13:30)
Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa,
katanya: "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab
kita pasti akan mengalahkannya!"
Kaleb mencoba menenteramkan
hati bangsa itu di hadapan Musa, berarti; Kaleb menjadi pendamaian.
Ciri dari pendamaian:
Kaleb berkata kepada Musa dan bangsa itu...
1.
Kita akan maju
dan menduduki negeri Kanaan.
Kita disuruh maju demi tanah air yang
dijanjikan oleh TUHAN kepada kita. Jangan satupun dari antara kita undur
seperti Orpa. Lihat ketika Orpa mundur, ia kembali kepada bangsanya, sedangkan
bangsanya tidak mengenal Allah; mudah diseret kepada penyembahan berhala dan kenajisan
percabulan (1 Korintus 12:2).
Sebelum tergembala, kita sibuk dengan
penyembahan berhala. Biarpun orang Kristen, tetapi tidak peduli agama;
tinggalkan ibadah untuk cari uang, itukan berhala dan kenajisan percabulan
(menduakan hati TUHAN).
Istilah "maju" berarti; tidak
mundur dan pantang menyerah disebut juga dengan maju tak gentar.
Ulangan 20:2-3
(20:2) Apabila kamu menghadapi pertempuran, maka seorang
imam harus tampil ke depan dan berbicara kepada rakyat, (20:3) dengan berkata kepada mereka:
Dengarlah, hai orang Israel! Kamu sekarang menghadapi pertempuran melawan
musuhmu; janganlah lemah hatimu, janganlah takut, janganlah
gentar dan janganlah gemetar karena mereka,
Saat
menghadapi peperangan rohani di bumi ini, seorang pemimpin jemaat harus tampil
di depan dan menyampaikan 4 (empat) hal:
- Jangan lemah
hatimu
- Jangan takut =
jangan kuatir
- Jangan gentar
- Jangan gemetar,
berarti; harus percaya diri
Alasannya…
Ulangan 20:4
(20:4) sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan
menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud
memberikan kemenangan kepadamu.
- Sebab TUHAN yang
berjalan menyertai umat Israel.
- TUHAN yang
berperang bagi Israel melawan musuhnya.
Sampai
akhirnya TUHAN memberi kemenangan
kepada umat Israel.
Jadi,
berita atau kabar yang disampaikan oleh Kaleb adalah berita kemenangan. Pengajaran salib adalah berita kemenangan,
sedangkan kabar busuk (membesar-besarkan yang lahiriah) melemahkan dan memberi
ketakutan yang besar.
1
Yohanes 4:16
(4:16) Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih
Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada
di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Ada
dalam kasih = tinggal di dalam Allah dan Allah di dalam kita, sebab Allah adalah kasih.
1
Yohanes 4:17
(4:17) Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam
kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari
penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.
Kalau
kita mempunyai keberanian percaya pada
hari penghakiman, berarti; kasih
Allah sempurna di dalam diri kita.
Tanda
kasih Allah sempurna: tidak tinggalkan tiga macam ibadah pokok, tidak jauh dari
kandang penggembalaan demi hari penghakiman.
1 Yohanes
4:18
(4:18) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih
yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman
dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Di
dalam kasih tidak ada ketakutan, kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan.
Semestinya
domba-domba termasuk bangsa Israel pada saat itu bersykur mempunyai seorang
utusan seperti Kaleb yang membawa kabar baik. Pengajaran salib memberi kekuatan
supaya kasih TUHAN sempurna di dalam kita yaitu; kita tidak mempunyai ketakutan.
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih
yang sempurna melenyapkan ketakutan. Sebab ketakutan atau kuatir tidak punya
rumah, makanan, pakaian, tidak punya ini dan itu, kuatir tidak punya pasangan, mengandung
hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Kalau
saudara berkata; “dimana-mana ada TUHAN” itu
betul, tetapi Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel dasarnya salib,
supaya kasih TUHAN sempurna di dalam diri kita masing-masing. Jadi, fokuskan
diri kepada pengertian ini, jangan bercabang-cabang karena suara daging.
2.
Kita pasti akan
mengalahkannya.
Perlu untuk diketahui; di dalam TUHAN
ada kepastian.
Kisah Para Rasul 2:36
(2:36) Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti,
bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan
dan Kristus."
Di dalam TUHAN ada kepastian dan kita
harus tahu dengan pasti Yesus yang disalibkan itu adalah;
a.
TUHAN
à Allah yang
hidup, benar dan berkuasa.
Kemudian, Dialah
Allah yang kita puja dan puji, Allah yang kita sembah, berarti; hanya kepada
Dia sajalah kita berbakti.
Yesus berkata
kepada setan dalam Matius 4:10 -- Maka
berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau
harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Berbakti atau
beribadah = tekun dalam tiga macam
ibadah pokok, sementara puncak ibadah adalah doa penyembahan.
Itulah pentingnya
kita memiliki TUHAN yang benar, adil dan berkuasa.
b.
KRISTUS
à kepala atau pemimpin
yang diurapi TUHAN.
Apa gunanya kepala (pemimpin)? Pembela bagi tubuh-Nya.
Kisah Para Rasul
2:34-36
(2:34) Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan
Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: (2:35) Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat
musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. (2:36) Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa
Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan
Kristus."
Sebab bukan Daud yang naik ke sorga.
Daud sudah mati
tetapi belum bangkit. Yang naik ke Sorga adalah yang sudah bangkit itulah TUHAN
Yesus Kristus.
Pendeknya, TUHAN
Yesus telah mati dan bangkit, kemudian dipermuliakan, sekarang duduk di sebelah
kanan Allah Bapa.
Persamannya…
Roma 8:34
(8:34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih
lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah
menjadi Pembela bagi kita?
Kristus yang
telah mati dan bangkit dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah, menjadi pembela bagi kita sampai
menyelamatkan tubuh-Nya. Itulah kegunaan dari kepala (pemimpin).
Jadi, di dalam TUHAN ada kepastian dan
kita harus tahu dengan pasti Yesus menjadi TUHAN dan KRISTUS.
Inilah berita yang disampaikan oleh
Kaleb sehingga dengan berita ini kita memperoleh pengertian yang luar biasa, bahwa
akhirnya ternyata Yesus TUHAN Allah sesembahan kita, hanya kepada Dia saja kita
berbakti. Maksudnya; TUHAN pimpin kita sampai kepada penyembahan untuk sanggup
menghadapi puncak pencobaan. Puncak ibadah lawannya adalah puncak pencobaan, sedangkan
pengajaran salib lawannya adalah duri dalam daging, yakni; utusan Iblis
menggocoh. Jadi sudah ada lawannya, tetapi TUHAN persiapkan kita, oleh sebab
itu TUHAN beri pengertian ini. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment