IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 19 DESEMBER 2024
KITAB MALEAKHI PASAL 2
Maleakhi 2: 11
(Seri 1)
Subtema: MENDENGAR SUARA TERAKHIR
Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kepada TUHAN kita yang maha kuasa yang sudah memungkinkan kita untuk berada di tengah perhimpunan ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Kita bersyukur tangan TUHAN yang kuat, lengan TUHAN yang teracung memberi kemenangan kelepasan sehingga kita diberi kesempatan datang menghadap TUHAN berada di altarNya, disitu nanti terjadi terobosan besar; ibadah pelayanan nikah rumah tangga kita diberkati, diubahkan dan kehidupan kita semakin cemerlang dan berkenan kepada TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN saudara, saudari Bapak/ibu yang terkasih di dalam kasih Kristus yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT BETANIA Serang & Cilegon Banten, Indonesia lewat online, lewat live streaming Video internet Youtube ataupun Facebook, ataupun media sosial apapun, kiranya TUHAN hadir di tengah-tengah kita membawa damai sejahtera dan sukacita sehingga kita bahagia untuk mendengar firman TUHAN di dekat kaki salib TUHAN.
Selanjutnya kita akan sambut STUDY MALEAKHI sebagai firman penggembalaan untuk ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Sekarang kita akan memasuki ayat yang baru, berkat yang baru.
Kita tetap berdoa dalam Roh mohon kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing. Roh kudus juga akan menolong kita supaya kita bisa fokus mendengar firman TUHAN dan Roh Kudus membawa kita ke tempat yang rendah supaya kita menjadi suatu wadah untuk menampung berkat firman dengan segala kelimpahan kasih karunia.
Maleakhi 2:11 — perikop: TUHAN memarahi Israel karena kawin campur dan perceraian.
Kawin campur berarti menjadi pasangan tidak seimbang dengan noda kekafiran. Khususnya imam-imam kalau sudah melayani TUHAN hendaknya mencari pasangan dengan pasangan rohani yang seimbang; Lewi menikah dengan Lewi supaya nanti Lahirlah Musa, lahirlah seorang pemimpin, lahirlah seorang hamba TUHAN, lahirlah seorang yang menahbiskan dirinya untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN. Kalau tidak seimbang lahirlah nanti anak-anak yang tidak mengenal TUHAN walaupun dia disebut sebagai orang Kristen, apalagi sejauh ini kita sudah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Nasihat firman hari ini supaya besok kita jangan menangis. Seringkali kita abaikan nasihat firman akhirnya hari ini menangis, dan itu seringkali terjadi. Jadi sebelum terulang kesalahan yang sama mari kita datang rendah hati mendengar nasihat firman TUHAN ALLAH.
Siapa yang diutus oleh TUHAN dialah yang akan menyampaikan firman Allah dengan Roh Allah yang tak terbatas, jadi harus diakui nasihat firman itu.
Maleakhi 2:11
(2:11) Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak perempuan allah asing.
Perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda berkhianat.
Berkhianat maksudnya adalah:
Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN.
Telah menjadi suami anak perempuan allah asing (kawin campur) disebutlah itu dengan pasangan tidak seimbang.
Peristiwa (kisah) ini ditulis oleh nabi-nabi TUHAN secara khusus ditulis di dalam kitab Ezra dan kitab Nehemia. Sekarang kita akan memeriksa kedua hal tersebut, kita awali dari yang pertama.
Yang pertama : YEHUDA TELAH MENAJISKAN TEMPAT KUDUS YANG DIKASIHI TUHAN
Nehemia 13:15
(13:15) Pada masa itu kulihat di Yehuda orang-orang mengirik memeras anggur pada hari Sabat, pula orang-orang yang membawa berkas-berkas gandum dan memuatnya di atas keledai, juga anggur, buah anggur dan buah ara dan pelbagai muatan yang mereka bawa ke Yerusalem pada hari Sabat. Aku memperingatkan mereka ketika mereka menjual bahan-bahan makanan.
Setibanya di Yerusalem, Nehemia melihat keadaan di Yehuda:
Orang-orang sibuk mengirik, memeras anggur pada hari Sabat.
Orang-orang sibuk menjual bahan-bahan makanan di Yerusalem, antara lain; gandum, anggur, buah anggur, buah ara pada hari Sabat.
Pendeknya, orang-orang di Yehuda sibuk dengan pekerjaan lahiriah dan sibuk dengan jual-beli.
Sedangkan hari Sabat adalah hari ketujuh (hari perhentian yang kudus bagi TUHAN) sesuai taurat Musa. Mari kita lihat Taurat Musa.
Keluaran 20:8-10
(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: (20:9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (20:10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Hari Sabat adalah hari ketujuh, hari dimana kita harus membaktikan diri kepada TUHAN Allah maha Kudus dengan membawa korban persembahan kepada TUHAN, antara lain:
Mempersembahkan puji-pujian dan korban syukur kepada TUHAN.
Membawa hidup kita secara utuh dipersembahkan kepada TUHAN, yakni; segenap hati, pikiran dan perasaan, serta mempersembahkan tubuh, jiwa dan roh.
Jangan sampai hati, pikiran, perasaan, tubuh, jiwa dan Roh ini dikuasai oleh kesibukan karena pekerjaan secara lahiriyah, dikuasai oleh kesibukan karena roh jual beli.
Kita harus tahu dengan pasti tubuh ini adalah tempat Roh Allah berdiam, berarti tubuh adalah untuk TUHAN, TUHAN untuk tubuh, tubuh bukan untuk penyembahan berhala, tubuh bukan untuk kenajisan percabulan (jual beli), jadi kuduskan hari sabat, pada saat kapan? pada hari perhentian; disitu kita membaktikan diri kepada TUHAN.
Jadi orang tua harus berbakti kepada TUHAN, anakmu laki-laki harus berbakti kepada TUHAN tekun tiga macam ibadah pokok, anakmu perempuan juga harus tekun tiga macam ibadah pokok, jangan asal ibadah buatan tangan manusia, tapi harus tekun tiga macam ibadah pokok sesuai pola dari Sorga (Tabernakel Sorgawi).
Sedangkan 6 hari TUHAN telah berikan untuk kepentingan manusia (daging manusia itu sendiri) sebab angka 6 adalah angka daging.
Sedangkan hari ketujuh harus dikuduskan, jangan sibuk dengan pekerjaan (urusan) lahiriah, jangan sibuk dengan jual beli.
Keluaran 20:11
(20:11) Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Ukuran berkat ternyata bukan dilihat dari materi, ternyata berkat yang sejati adalah saat kita berada pada hari ketujuh (hari perhentian), itu kehidupan yang diberkati oleh firman Allah.
Jadi orang tua engkau harus ada di hari ketujuh, anakmu laki-laki harus berada pada hari ketujuh, anakmu perempuan harus berada pada hari ketujuh sesuai dengan kebenaran firman Allah. Jangan sibuk dengan hewanmu, jangan sibuk dengan binatang-binatang yang lain – dia juga harus menguduskan hari sabat –.
Jadi kitalah orang-orang yang diberkati TUHAN karena kita berada di hari ketujuh (hari perhentian/sabatnya TUHAN) kita dikuduskan oleh TUHAN itu lebih dari berkat jasmani.
Keluaran 20:8
(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
Ingatlah artinya; jangan lupa, jangan diabaikan, jangan ditinggalkan hari Sabat (hari ketujuh) itulah ibadah dan pelayanan, disitu kita membaktikan diri kepada TUHAN berarti membawa korban dan persembahan.
Dengan menguduskan hari Sabat, kita dapat melihat "keadaan kita" bukan saja kondisi rohani pada saat ini, namun kita dapat melihat keadaan kita di masa lalu masa dimana kita pernah diperbudak oleh dosa.
Ulangan 5:13-15
(5:13) Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (5:14) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau lembumu, atau keledaimu, atau hewanmu yang mana pun, atau orang asing yang di tempat kediamanmu, supaya hambamu laki-laki dan hambamu perempuan berhenti seperti engkau juga. (5:15) Sebab haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau merayakan hari Sabat.
Jadi dengan menguduskan diri pada hari sabat; ada di tengah-tengah hari perhentian; tekun tiga macam ibadah pokok, kita bisa melihat keadaan kita, bukan saja dapat melihat kondisi rohani masa sekarang tapi kita bisa melihat kondisi rohani di masa lalu, berarti dengan menguduskan hari sabat kita disadarkan oleh TUHAN dari dosa perbudakan di masa lalu.
Lihat orang yang tidak mau menguduskan hari sabat, dia tidak tahu seperti apa kondisinya; mau berbuat dosa tidak peduli, mau bermasa bodoh dia tidak peduli, tidak menghormati TUHAN dan tidak menghormati hari sabat, dia tidak peduli karena dia tidak bisa melihat keadaannya seperti apa yang sudah kacau balau itu. Jadi ngeri betul kalau kita tidak menguduskan hari sabat.
Pendeknya, oleh tangan TUHAN yang kuat dan lengan yang teracung kita sekarang hidup dalam kemurahan TUHAN karena dilepaskan dari segala perbudakan dosa, dilepaskan dari segala ikatan ikatan yang ada di bumi ini termasuk sibuk dengan pekerjaan lahiriyah dan sibuk dengan roh jual beli, oleh tangan TUHAN yang kuat dan lengan yang teracung sekarang kita hidup dalam kemurahan TUHAN. Jadi dua tangan TUHAN itu tangan yang berkuasa, dua tangan TUHAN itu tangan yang penuh kasih yang mengulurkan kemurahan demi kemurahan kepada kita masing-masing.
Kalau kita merenungkan firman ini dengan sungguh-sungguh lalu setelah kita menguduskan hari sabat maka kita bisa melihat kondisi rohani kita sekarang penuh dengan kelimpahan kasih karunia TUHAN. Bukankah dahulu kita diperbudak dosa, tetapi oleh tangan yang kuat, lengan yang teracung sekarang kita dibawa ke tanah perjanjian; hari ketujuh; hari perhentian, dan menguduskannya di hadapan TUHAN, ingat dan kuduskanlah hari sabat.
Nehemia 13:16
(13:16) Juga orang Tirus yang tinggal di situ membawa ikan dan pelbagai barang dagangan dan menjual itu kepada orang-orang Yehuda pada hari Sabat, bahkan di Yerusalem.
Orang Tirus sebetulnya gambaran dari antikris yang berlayar di lautan bebas.
Intinya; orang-orang Tirus ternyata tinggal di tengah-tengah orang Yehuda, hidup berdampingan (bersama) dengan orang-oramh Yehuda.
Kemudian orang Tirus ini menjual ikan dan barang-barang dagangan lainnya kepada orang Yehuda. Bagaimana hidup kita di hadapan TUHAN sekarang? kita dekat (berdampingan) dengan TUHAN atau berdampingan dengan Tirus, nampaknya datang beribadah tapi kenyataannya banyak orang Kristen berdampingan dengan Tirus.
Singkat kata;
Orang Yehuda sibuk dengan pekerjaan lahiriyah dan urusan jual beli (Nehemia 13:15)
Orang Tirus hidup berdampingan dengan orang-orang Yehuda (Nehemia 13:16)
Sedang orang Tirus:
Membawa ikan.
Membawa berbagai barang dagangan.
Baik ikan maupun barang dagangan lainnya dijual pada orang Yehuda pada hari sabat baik juga di Yerusalem. Jadi bukan saja Yehuda berdampingan dengan Tirus tetapi pelayanan Yerusalem juga berdampingan dengan Tirus.
Intisari dari ayat 15 dan 16 yaitu: Orang-orang Yehuda telah dikuasai oleh roh jual beli. Sedangkan ikan yang dijual orang Tirus gambaran dan bayangan dari antikris, jiwa tetapi jiwa yang dikuasai antikris, karena jelas ikan itu datangnya dari air laut.
Mari kita melihat SESUATU YANG KELUAR DARI DALAM LAUT…
Wahyu 13:1
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
Binatang yang keluar dari dalam laut → Jiwa yang dikuasai oleh roh antikris.
Wahyu 13:16
(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
Oleh karena ajaran palsu dari nabi-nabi palsu semua lapisan masyarakat akhirnya; diberi tanda pada tangan kanan atau pada dahi. Tujuannya, supaya bebas untuk menjual dan bebas untuk membeli barang dagangan antikris (barang dagangan Tirus)
Satu kali bila sudah tiba saatnya yang ada di bumi ini dan segala isinya (unsur-unsur) yang ada di dalam langit dan bumi, baik itu harta kekayaan uang yang kita kelolah itu pada akhirnya diambil alih (take over) oleh penguasa bumi itulah antikris tepatnya pada saat antikris berkuasa selama 3.5 tahun. Jadi segala yang ada di dalam diri ini gunakanlah itu kepada TUHAN, tetapi jangan membabi buta tentu kita bijaksana untuk bertindak. Tubuh ini untuk TUHAN, TUHAN untuk tubuh, jadi tubuh bukan untuk berhala, pisahkan diri dari kenajisan percbaulan supaya TUHAN bisa menerima kita, sesuai dengan 2 Korintus 6:17: Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
Semua yang ada ini akan di take over oleh penguasa (antikris) khususnya pada 3,5 tahun.
Jadi ingat; tubuh ini semestinya untuk TUHAN, TUHAN untuk tubuh, jadi tubuh bukan untuk berhala, jangan sibuk dengan pekerjaan lahiriyah, jangan sibuk dengan roh jual beli. Orang kikir tidak masuk Sorga.
Jadi oleh karena ajaran palsu dari nabi-nabi palsu semua lapisan masyarakat pada akhirnya diberi tanda pada tangan kanan atau dahi, tujuannya bebas untuk menjual, bebas untuk membeli barang dagangan Tirus antikris, karena Tirus ini adalah orang-orang yang berlayar di lautan bebas dunia ini.
Tanda (cap/meterai) yang ditaruh pada tangan kanan atau di dahi sebetulnya itu adalah nama binatang yang keluar dari dalam laut (bilangan dari antikris).
Kalau bilangan dari TUHAN atau bilangan tubuh Kristus adalah angka 7 artinya; sempurna
Wahyu 13:18
(13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Bilangan binatang yang keluar dari dalam laut (antikris) ternyata adalah bilangan manusia bilangan itu adalah 666, sebab manusia diciptakan pada hari yang keenam, sedangkan manusia terdiri dari: tubuh, jiwa, Roh.
Angka 6 yang pertama → tubuh .
Angka 6 yang kedua → Jiwa
Angka 6 yang ketiga → Roh.
Jadi cap (meterai) bilangan binatang itu jelas bilangan manusia karena manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh.
Singkat kata, apabila seseorang sudah menerima tanda / cap meterai dari antikris (666) pada dahi atau tangan kanan = telah dikuasai oleh antikris (roh jual beli), bebas membeli, bebas menjual. Jadi roh antikris = roh jual beli.
Inilah kesibukan-kesibukan yang TUHAN tidak kehendaki seperti orang-orang Yehuda; mereka sibuk dengan pekerjaan lahiriah, kesibukan mereka sibuk menjual; berkas-berkas gandum anggur, buah anggur dan buah ara dan pelbagai muatan dibawa dan dijual ke Yerusalem, sibuk dengan pekerjaan lahiriah, sibuk dengan roh jual beli. Lalu dipatenkan pada ayat 16 ternyata orang Tirus hidup berdampingan dengan orang-orang Yehuda. Tirus ini gambaran dari antikris, mereka menjual ikan tangkapan dari laut (jiwa yang sudah dikuasai oleh roh antikris).
Sekarang kita hubungkan roh jual beli ini di Wahyu 18:3
Wahyu 18:3
(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Semua bangsa telah dikuasai oleh kenajisan percabulan, termasuk raja-raja (pemimpin-peminpin rohani) juga dikuasai roh kenajisan percabulan. Apalagi pedagang-pedagang di bumi seperti Tirus menjadi kaya setelah menerima cap meterai dari antikris; hawa nafsu; 666. 666 itu bilangan manusia dengan hawa nafsu; atau kaya oleh kelimpahan hawa nafsu.
Kiranya ini diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Jangan saudara berkata saya tidak dikuasai oleh roh antikris, saya tidak dikuasai roh jual beli, kalau sibuk dengan pekerjaan lahiriah, apa namanya itu kalau bukan roh antikris?
Saudara berkata saya tidak dikuasai roh antikris, tapi demi meraup keuntungan saja saudara harus tinggalkan jam-jam ibadah; hari ketujuh hari perhentian, semestinya ingat dan kuduskan hari sabat.
Tetapi sebetulnya dengan ketulusan TUHAN terus berseru lewat nasihat firman, sekalipun dengan segala ratap tangis dan keluhan, jelas itu kita ketahui (Ibrani 5:7-8) Demikian juga dengan seorang pemimpin jemaat bilamana ia dikuasai ketulusan, sebetulnya capek hatinya, tapi seorang pemimpin jemaat tidak boleh kalah dengan rasa lelah, tidak boleh kalah dan berhenti untuk terus mengingatkan kita semua. Lihatlah TUHAN kita itu, Dia terus menaikan doa permohonan dengan segala keluhan dan ratap tangis, Dia tidak mau kalah dengan rasa capek, Dia tidak pernah berkata saya sudah nasehati berkali-kali, tidak mau bertobat, ucapan itu tidak pernah keluar dari mulut TUHAN Yesus sampai hari ini, saudara yang melihat itu, saudara yang merasakan. Tetapi kita ketika dinasehati seringkali jengkel.
Mulai sekarang dewasalah, kiranya kita sampai pada tingkat kepenuhan Kristus supaya bijaksana dalam hal mengambil keputusan. TUHAN tidak merasa lelah untuk membasuh dan merawat kita sampai hari ini? bukankah TUHAN terus ingatkan kita? karena TUHAN tidak mau menjerumuskan kita dan TUHAN tidak mau supaya kita terjerumus oleh ajaran palsu yang menguasai hawa nafsu daging pada masa kebodohan itu.
Daniel 8:10
(8:10) Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya.
Jadi bintang-bintang (hamba TUHAN yang diurapi) pada akhirnya akan diseret (dijatuhkan) oleh antikris, siapa yang dijatuhkan itu? itulah hamba-hamba TUHAN yang pada akhirnya akan menjadi nabi-nabi palsu. Kemudian oleh ajaran nabi-nabi palsu ini akan mempengaruhi anak-anak TUHAN sebab kepada anak-anak TUHAN yang dari berbagai lapisan tadi diberi tanda pada tangan kanan atau pada dahi cap antikris 666.
Daniel 8:11
(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.
Setelah menjatuhkan bintang-bintang (hamba-hamba TUHAN yang diurapi), selanjutnya antikris membesarkan dirinya dihadapan TUHAN
Tandanya:
Menghentikan (merampas) korban sehari-hari dari TUHAN itulah korban santapan dan korban sembelihan.
Korban santapan; Firman pengajaran yang murni dan benar, yakni firman pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh kudus.
Korban sembelihan → Ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan korban Kristus. Jadi ibadah dan pelayanan itu harus ditandai dengan pengorbanan. Kita datang beribadah (Menghadap TUHAN) bukan dengan lengang lenggong, kita datang beribadah bukan dengan melipat tangan.
Korban sembelihan → ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan korban, entah itu korban tenaga, pikiran, waktu, uang, materi dan korban-korban lain.
Tetapi pada akhirnya nanti baik korban santapan maupun korban sembelihan akan dirampas dari TUHAN, namun tidak sampai disitu…
Tempat-Nya yang kudus (rumah TUHAN) satu kali akan dirobohkan = menajiskan tempat kudus seperti orang-orang Yehuda menajiskan tempat kudus TUHAN yang dikasihi (Maleakhi 2:11); orang-orang di Yehuda berkhianat, perbuatan keji dilakukan di Israel dan di Yerusalem apa buktinya? korban sehari-hari, yaitu; korban sembelihan dan korban santapan dirampas, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang dikasih TUHAN, sampai sedemikian rupa.
Sekarang kita lihat persamaan orang-orang Yehuda menajiskan tempat kudus TUHAN (rumah Allah) yang dikasihi oleh TUHAN…
Matius 17:4-5
(17:4) Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." (17:5) Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."
Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.
Kita bahagia karena ada bersama dengan TUHAN di atas gunung TUHAN yang kudus, tapi kalau manusia duniawi berpikir secara manusiawi (secara lahiriyah) artinya dia bahagia kalau nanti dia dipenuhkan berkat secara lahiriyah. Tetapi pada akhirnya Petrus dan murid-murid yang lain mereka bahagia karena bersama dengan TUHAN di atas gunung TUHAN yang kudus.
Jadi beda kebahagian di dalam TUHAN dengan kebahagian di dunia. Sekarang kita di dalam TUHAN bukan lagi orang dunia. Jadi perhatikan ini, engkau harus tau kebahagian yang hakiki, mana kebahagiaan yang semu (bersifat kamuflase)
Selanjutnya Petrus berkata: Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau (TUHAN Yesus), satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
Oleh karena kebahagiaan yang dirasakan oleh Petrus, akhirnya ia berada pada euforia tetapi "bersifat daging" apa buktinya? ia meminta supaya ia mendirikan rumah; satu rumah dibangun untuk TUHAN Yesus, kemudian rumah yang kedua dibangun untuk Musa, lalu rumah yang ketiga dibangun untuk Elia. Petrus ingin membangun Tabernakel (rumah TUHAN) dengan kekuatannya, dengan kemampuan yang didorong oleh eforia daging.
Yesus adalah Tabernakel sejati (rumah TUHAN) yang disebut juga dengan tempat kudus yang dikasihi Allah. Jadi dari sini kita dapat melihat, sesungguhnya Petrus tidak layak untuk membangun Tabernakel karena sesungguhnya Yesuslah rumah TUHAN, Yesuslah Tabernakel sejati, Yesuslah tempat kudus yang dikasihi Allah.
Singkat kata, Yesus adalah korban sehari-hari yang satu kali dirampas dari rumah TUHAN.
Jadi Petrus tidak layak membangun Tabernakel karena Yesuslah Tabernakel sejati, rumah TUHAN yang kudus yang dikasihi oleh Allah sebagaimana dengan Maleakhi 2:11.
Satu kali korban sehari-hari juga akan dirampas, pada saat kapan? jelas pada saat rumah TUHAN yang dikasihi TUHAN dirubuhkan sebagaimana dengan Daniel 8:11: Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya. Kita lihat penggenapannya di dalam Matius 26:30-31.
Matius 26:30-31
(26:30) Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun. (26:31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.
Gembala dibunuh dan domba-domba tercerai berai.
Gembala → TUHAN Yesus Kristus, Dialah tempat Kudus yang dikasihi Allah, Dialah korban sehari-hari (korban sembelihan dan korban santapan). yang dirampas oleh antikris.
Domba-domba → Umat TUHAN; pada saat tempat kudus yang dikasihi TUHAN dirobohkan, tepatnya korban sehari-hari dirampas nanti domba-domba tercerai berai.
Maka sudah seharusnya dari sejak sekarang, dari sejak detik, menit ini kita menyerahkan diri kepada TUHAN sebagai kawanan domba Allah, maksudnya sebagai kawanan domba Allah sudah seharusnya tergembala dengan sungguh-sungguh, sehingga bilamana nanti gembala itu dirampas, korban sehari-hari itu dirampas, rumah TUHAN yang Kudus yang dikasihi Allah itu dirobohkan kita akan tertolong walaupun iman terguncang pada saat puncak pencobaan tiba, puncak gelap malam tiba sebab pada saat itu ada aniaya besar, siksaan dahsyat terjadi. Jadi kita tidak boleh meremehkan gembala yang telah menggembalakan kita sampai hari ini baik secara jasmani, teramat lebih secara rohani, yaitu; Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel yang telah menggembalakan kita.
Jadi intinya jangan kecilkan Pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel hanya karena embel-embel (hal-hal lahiriah)
Malam ini kembali saya diingatkan yang perempuan (apalagi imam) jangan cari pasangan karena ada embel-embel, itu tiang berhala; robohkan. Laki-laki (pemuda) kalau engkau imam jangan cari istri karena ada embel-embel itu tiang berhala; robohkan. Kenapa harus saya sampaikan demikian sebab satu kali nanti korban sehari-hari, itulah korban santapan dan korban sembelihan, itulah Gembala Agung Yesus Kristus, Dia rumah Allah yang Kudus akan dirobohkan, ini harus diperhatikan, tidak boleh main-main.
Jadi jangan saudara berkata dimana-mana saja beribadah, menurut saya ini pemikiran yang keliru kalau engkau sudah menerima Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, ungkapan itu tidak bisa keluar kalau memang Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel sudah mendarah daging.
Jadi gembala di bunuh, domba-domba tercerai berai. Siapa gembala? Yesus Kristus. Dialah korban sehari-hari (korban sembelihan dan korban santapan) kapan dirampas? jelas saat tempat kudus itu dirobohkan. Sementara umat ketebusan Allah, kawanan domba-domba Allah (umat TUHAN); satu kali tercerai berai sebagi tanda iman terguncang.
JALAN KELUARNYA SUPAYA KITA JANGAN TERCERAI BERAI DAN BINASA
Matius 17:5
(17:5) Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."
Jalan keluarnya supaya kita jangan tercerai berai karena iman terguncang (supaya jangan binasa) disini dikatakan:
"Inilah Anak yang Kukasihi, artinya Yesus adalah Tabernakel sejati (rumah TUHAN) yang dikasihi Allah.
Selanjutnya Yesus berkata kepada Yakobus, Petrus dan Yohanes; kepada-Nyalah Aku berkenan.
Jadi Petrus tidak layak untuk membangun Tabernakel, karena Yesus adalah Tabernakel sejati, rumah TUHAN yang dikasihi Allah.
Selanjutnya ada berkata: dengarkanlah Dia.
Saudara malam ini kita sama-sama mendengarkan didikan salib; pengajaran salib, dan nasihat firman, itu bagus, maka doa dan harapan saya ialah supaya firman Allah yang kita terima, yang kita dengar malam ini kiranya dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam loh daging, di tukik di dalam hati kita masing-masing.
Pendeknya, yang kita dengar dari Tabernakel sejati (rumah TUHAN yang kudus, yang dikasihi Allah) Yohanes 19:30
(19:30) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." ini teriakan (seruan) yang terakhir kalinya keluar dari mulut Yesus, sedangkan seruan yang terakhir ini terkait dengan Pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna (Yohanes 19:32-33)
Yohanes 19:32-33
(19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
Ayat 32-33 berbicara soal pembangunan Tabernakel (tubuh Kristus yang sempurna) karena tidak ada satupun dari tulang-tulang Yesus yang terpisah satu dengan yang lain.
Pendeknya, seruan yang terakhir; "Sudah selesai." ini terkait dengan pembangunan Tabernakel.
Kemudian SERUAN YANG KEDUA…
Wahyu 16:17 — Perikop: Ketujuh malapetaka
(16:17) Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana."
Tujuh cawan murka Allah yang ditumpahkan 7 malaikat adalah hukuman Allah Bapa terhadap mereka yang menolak kasih Allah Bapa.
Ada 21 penghukuman nanti yang dibagi 3 yaitu:
Yang pertama: penghukuman dari 7 meterai, penghukuman bagi mereka yang tidak menghargai kegiatan Roh.
Yang kedua: penghukuman dari 7 sangkakala yang ditiup malaikat, penghukuman kepada mereka yang menolak firman Allah.
Yang ketiga: 7 cawan murka Allah, itu penghukuman bagi mereka yang menolak kasih dari Allah Bapa. Ini penghukuman yang terakhir.
Sesudah terjadi penghukuman yang terakhir akhirnya dari bait suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "SUDAH TERLAKSANA." ini suara yang terakhir sesudah penghukuman 7 cawan murka Allah kepada mereka yang tidak menghargai kasih Allah.
Kemudian kedengaranlah SUARA YANG KETIGA
3. Wahyu 21:6
(21:6) Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
Suara yang ketiga yang terdengar yaitu: "Semuanya telah terjadi. Seruan yang ketiga ini berawal dari SUDAH SELESAI; kaitannya dengan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
Kemudian perkataan yang kedua: SUDAH TERLAKSANA, ini terkait dengan penghukuman dari 7 cawan murka kepada mereka yang menolak kasih, ini penghukuman yang terakhir 7 kali yang ketiga.
Kemudian suara yang ketiga adalah: SEMUANYA TELAH TERJADI.
Suara ketiga ini kaitannya adalah Allah bertabernakel; Allah diam di antara manusia.
jadi kesimpulan dari seruan yang terakhir adalah: Kita harus mendengarkan suara firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel.
Wahyu 16:2-3
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. (21:3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
Jadi suara yang harus kita terima adalah suara kebenaran yang keluar dari Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, ini jalan keluarnya, tidak ada yang lain. Jadi jangan sampai tinggalkan suara yang benar, hanya karena tiang-tiang berhala di bumi ini. Itu sebabnya hai orang tua kuduskan hari sabat. Anakmu laki-laki kuduskan hari sabat, anakmu perempuan kuduskan hari sabat berarti tebang tiang-tiang berhala, jangan sampai tradisi (adat) dicampur aduk atau ditambahkan kepada taurat untuk mendapatkan euforia sesaat tapi engkau menangis di kemudian hari. Kan banyak orang seperti itu dalam satu pesta; semua orang datang, sampai ribuan. Oke engkau bereuforia disitu sama seperti adat istiadat dicampurkan dengan taurat TUHAN; tapi ingat roti yang kamir dengan ragi farisi, penuh dengan rongga-rongga, satu kali menghadapi puncak pencobaan langsung mengkisut bagaikan roti yang kamir dengan ragi ditekan langsung mengkisut.
Mulai sekarang harus memiliki ketegasan karena kita sudah menjadi satu kehidupan yang bijaksana, bijaksana berarti dewasa, tidak berpikir pendek. Kalau berpikir pendek euforia sesaat besok nangis. Lebih baik hari ini kita menangis diganti sukacita di balik salib.
Ini jalan keluarnya terima suara kebenaran yang keluar dari Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, ini yang terakhir kali, ini suara yang terakhir yakni; kabar Mempelai yang bisa mempersatukan tubuh yang banyak dan berbeda-beda, tidak ada suara yang bisa mempersatukan tubuh selain kabar Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Tubuh tidak mungkin menyatu dengan kepala, Allah tidak mungkin bertabernakel kalau kita tidak mendengar suara yang terakhir, yaitu Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Suara yang terakhir dari TUHAN Yesus: SUARA PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TERANGANYA TABERNAKEL, sudah menjadi harga mati, jadi jangan berpikir lain dari suara kebenaran Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernekel, jangan berpikir lain dari situ.
TUHAN telah menampilkan pribadiNya di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab malam ini di hadapan kita semua, dan kita sudah melihat pesonaNya luar biasa lewat pembukaan rahasia firman dalam terangnya Roh El-Kudus memberi jaminan dan harapan sehingga walaupun kita kecil, walaupun kita kita tidak punya apa-apa tetap bahagia, kita diyakinkan, kita tidak perlu lagi kuatir karena tidak punya apa-apa seperti mereka yang punya apa-apa, itu kebahagian anak-anak TUHAN yang sejati.
Harusnya kita menangis dan terharu melihat pesona dan penampilan dari Mempelai laki-laki lewat pembukaan rahasia firman yang begitu indahnya dan pesonaNya itu juga yang membuat kita indah.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment