KEBAKTIAN NATAL PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) SESI 2, 4 DESEMBER 2024
TEMA: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel. (MATIUS 2:6)
Selamat pagi bagi kita semua, salam sejahtera dalam kasih-Nya TUHAN kita Yesus Kristus. Oleh karena rahmat-Nya, kita kembali dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus lewat Kebaktian Natal Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT) Sesi 2 di pagi ini.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, rekan-rekan hamba TUHAN yang turut bergabung lewat online/live streaming/video internet baik Youtube, Facebook atau media sosial lainnya, dimanapun saudara berada. Kiranya damai sejahtera dari Sorga turun di antara kita, membawa satu sukacita sekaligus kebahagiaan saat kita duduk diam dekat kaki TUHAN dengar Firman Allah.Jangan lupa, tetaplah berdoa, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan hati kita pribadi lepas pribadi.
Saya berharap kita semua tadi malam bisa beristirahat dengan baik, sehingga oleh rahmat-Nya, tubuh kita dipulihkan kembali pagi ini. Kita datang dari tempat jauh, tetapi saya yakin, TUHAN sudah tolong kita semua dan TUHAN sudah memberi raga yang kuat, fisik yang sehat, stamina yang prima.
Saya bersyukur bisa bertatap muka dengan saudara pagi ini, karena hari-hari ini saya berkali-kali mengucap syukur kepada TUHAN karena ternyata sehat itu mahal saudara. Jadi, sebelum jatuh sakit, saya kira kaum remaja jaga kesehatan. Tubuh yang sehat ini kita dapat persembahkan kepada TUHAN sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan di atas mezbah-mezbah dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah.
Pagi ini kembali kita mengikuti tema yang sama dari Matius 2:6
Matius 2:6
(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Inti sari ayat ini adalah dari Betlehem (tanah Yehuda) akan bangkit seorang pemimpin.
Di dalam Alkitab ada tiga jabatan / pemimpin yang diurapi oleh TUHAN:
Nabi
Imam
Raja
Terkait dengan tiga jabatan yang diurapi TUHAN…
Matis 2:4
(2:4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
Yesus adalah Mesias.
Mesias dalam bahasa Ibrani artinya; pemimpin yang diurapi.
Mesias dalam bahasa Yunani (Gerika) disebut juga Kristos / Kristus, berarti; Kepala / pemimpin yang diurapi oleh TUHAN/
Dari sini kita dapat melihat, tiga jabatan itu digenapi oleh TUHAN Yesus. Itu berarti, Yesus adalah...
Nabi
Imam besar Agung
Raja mulia
Namun, perlu untuk diketahui; kepemimpinan Yesus sebagai Nabi, sebagai Imam Besar Agung dan sebagai Raja Mulia erat kaitannya dengan Betlehem. Betlehem artinya; rumah roti. Itu berarti; seorang pemimpin harus memiliki kebenaran dan hidup dalam kebenaran itu sendiri, itulah Firman Allah, selanjutnya Firman Allah itu harus diajarkan oleh seorang pemimpin.
Tadi malam kita sudah saksikan sedikit dimana YESUS SEBAGAI NABI.
Tugas nabi adalah sebagai pengantara. Sebagai pengantara, Dia mengadakan penyucian terhadap dosa.
Kita sudah melihat;
Penyucian terhadap dosa masa lalu.
Dosa masa lalu tidak bisa lenyap / berlalu / sirna begitu saja karena lamanya waktu, tetapi dosa masa lalu hanya bisa dihapuskan oleh darah salib Kristus lewat pengakuan dosa secara tuntas (tidak dicicil).
Kita sudah melihat hal itu tadi malam, dimana akhirnya dosa masa lalu dari perempuan Samaria dihapus dari kitab itu, sehingga namanya ditulis dalam kitab kehidupan Anak Domba.
Penyucian terhadap dosa masa sekarang.
Itu bisa kita lihat dari dialog antara Yesus dan perempuan Samaria.
Perempuan Samaria berbicara gunung dan Yerusalem tempat menyembah, tetapi Yesus berkata; menyembah yang benar harus dalam Roh dan kebenaran. Pilih yang mana? Perkataan perempuan Samaria atau perkataan TUHAN Yesus? Tetapi kita sepakat untuk memilih pernyataan Yesus kepada perempuan Samaria.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, ketiganya terkena kepada Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci.
Di dalam Ruangan Suci terdapat 3 (tiga) macam alat;
Meja roti sajian terkena kepada Ibadah Pendalaman Alkitab.
Pelita Emas terkena kepada Ibadah Raya Minggu.
Mezbah Dupa terkena kepada Ibadah Doa Penyembahan.
Inilah gunung TUHAN dan di atas gunung TUHAN ada korban sehari hari yakni; korban sembelihan dan korban santapan. Ibadah tetapi tidak ada korban sembelihan dan korban santapan, itu kekejian, seperti ibadahnya antikris, bicara soal berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan (Daniel 9:11-12).
Beda dengan Penginjil, dimana saja boleh menginjili, baik di gunung, di lembah, di gereja, di jalanan boleh-boleh saja. Tetapi, kalau sudah tergembala seperti GPT “Betania” Serang & Cilegon, harus ada di atas gunung TUHAN; tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Sekali lagi saya tandaskan; di atas gunung TUHAN harus ada korban sehari-hari itulah “penyucian masa sekarang.”
Kalau tidak begitu, tidak bisa mengadakan penyucian masa sekarang.
Arah dari penyucian masa sekarang adalah dua klimaks:
Mempelai TUHAN
Doa penyembahan
Penyucian terhadap dosa masa yang akan datang.
Itu bisa kita lihat dari perempuan Samaria yang berkata: Aku tahu, bahwa Mesias akan datang.
Ciri penyucian masa yang akan datang: “Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.“
Segala sesuatu = tidak ada rahasia.
Ada dua rahasia terbesar, dan pada kesempatan tadi malam kita sudah melihat satu rahasia yaitu; rahasia nikah.
Jadi, hubungan kita dengan TUHAN adalah dalam hubungan nikah. Bukan sekedar “Dia TUHAN” dan “saya pelayan”, tetapi hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan dalam nikah yang suci.
Buktinya; setelah kita disucikan dalam Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, nanti kita dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba sebagai perawan suci seperti jemaat di Korintus.
Jemaat Korintus dahulu sudah rusak kesuciannya (keperawannya) secara rohani karena banga kafir itu….
Mudah diseret kepada penyembahan berhala.
Mudah diseret kepada kenajisan percabulan.
Berarti; keperawanannya (kesuciannya) sudah dirusak.
Tetapi, lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, rasul Paulus membawa kita kepada satu laki-laki sebagai perawan suci itulah Kristus Kepala Mempelai Laki-Laki Sorga. Sehingga dengan demikian, kita layak masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Tetapi perlu diperhatikan, sebagai perawan suci tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan (dua perempuan) karena mereka murni seperti perawan (Wahyu 14:4). Jadi, kalau mau menjadi mempelai TUHAN, dibawa menjadi perawan suci kembali, kita harus sepakat menolak dua ajaran yaitu;
Ajaran perempuan Izabel (nabi-nabi palsu)
Ajaran perempuan Babel (antikris) bicara soal kenajisan percabulan.
Sekarang kita akan melihat…
Keterangan; YESUS SEBAGAI IMAM BESAR AGUNG
Bukti Yesus Imam Besar Agung dapat dilihat dari pekerjaan yang dikerjakan oleh Yesus sendiri.
Jadi, dari “hasil” yang dikerjakan oleh Yesus kita tahu, oh Dia begini, oh Dia begitu, dengan kata lain; terkait dengan apa yang dikerjakan oleh Yesus, nanti kita akan tahu ternyata Yesus adalah Imam Besar Agung. Dan pekerjaan yang Yesus kerjakan kita ambil kisahnya dari Lukas 22:24-38 dengan perikop: “Pecakapan waktu perjamuan malam.”
Kita akan melihat Yesus sebagai Imam Besar dimulai dari…
YANG PERTAMA
Lukas 22:24-27
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. (22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. (22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. (22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Di sini kita melihat Yesus tampil sebagai pelayan.
Dari pekerjaan yang dikerjakan oleh Yesus ini kita bisa tahu ternyata Yesus adalah Imam Besar Agung.
Syarat menjadi pelayan: lemah lembut, rendah hati, bahkan mau menjadi kecil, sebab yang terbesar adalah dia yang duduk makan.
Kita hamba-hamba TUHAN, sudah bulat hati untuk melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN sesuai dengan karunia jabatan atau talenta yang TUHAN percayakan sampai kesudahan dunia ini. Karena kita sudah bulat hati untuk melayani TUHAN sampai kesudahan dunia ini, mau tidak mau, kita harus lemah lembut, rendah hati bahkan mau menjadi pribadi yang kecil diantara orang yang membesarkan dirinya. Kalau tidak mau begitu, jangan dulu melayani, karena yang mengatakan ini bukan Daniel U. Sitohang tetapi Alkitab.
Saya jadi teringat dengan Imam Besar Harun yang hendak ditahbiskan jadi imam besar juga keempat anaknya ditahbiskan jadi imam-imam, TUHAN tuntut dari mereka tiga korban binatang dan tiga ketul roti sajian. Mari kita berangkat ke sana.
Keluaran 29:1-2 dengan perikop: Mengenai pentahbisan Harun dan anak-anaknya
(29:1) "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela, (29:2) roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.
Untuk tahbisan imam, TUHAN menuntut:
Tiga korban binatang. (Kita tidak sedang menyelidiki tiga korban bintang)
Tiga ketul roti sajian.
Saudara, salah satu dari tiga ketul roti sajian adalah roti tipis, ini yang dituntut oleh TUHAN. Roti tipis berbicara tentang kerendahan di hati, inilah yang dituntut oleh TUHAN. Kenapa kita harus menjadi hamba TUHAN yang lemah lembut, rendah hati dan mau menjadi kecil? Tujuannya: supaya tidak ada tempat untuk dijatuhkan oleh iblis/setan yang mau mendakwa.
Saudara, di tangan saya ada recorder, jarak antara recorder dengan lantai ± 1½ meter, berarti; ada peluang untuk jatuh. Tetapi, kalau dia sudah tipis dengan lain kata berada di tempat paling rendah; tidak ada tempat bagi dia untuk dijatuhkan. Hal ini perlu, supaya seorang pelayan apalagi seorang gembala sidang jangan dituding-tuding oleh sidang jemaat.
Jadi kerendahan di hati itu perlu saudara, jangan salah kaprah menjadi pemimpin jemaat, hanya ngatur, itu keliru. Firman TUHAN yang disampaikan boleh tegas, tetapi kehidupan sehari-hari harus lemah lembut dan rendah hati.
Keluaran 29:23-25
(29:23) kauambillah juga satu keping roti, satu roti bundar yang berminyak dan satu roti tipis dari dalam bakul berisi roti yang tidak beragi, yang ada di hadapan TUHAN. (29:24) Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN. (29:25) Kemudian haruslah kauambil semuanya dari tangan mereka dan kaubakar di atas mezbah, yaitu di atas korban bakaran, sebagai persembahan yang harum di hadapan TUHAN; itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN.
Selanjutnya, roti tipis itu dilempar ke depan Mezbah Korban Bakaran lalu dibakar sampai hangus, itulah yang disebut korban api-apian; harum semerbak sampai di hadirat TUHAN.
Jadi, kerendahan di hati yang membuat bau harum di hadapan TUHAN, bukan soal parfum yang mahal. Mungkin awalnya kita diabaikan karena kerendahan di hati, tetapi satu kali nanti itu akan bau semerbak.
Inilah syarat menjadi pelayan TUHAN dan hal itu juga sangat diketahui oleh nabi yang terakhir itulah Yohanes pembaptis.
Yohanes 3:25-28
(3:25) Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. (3:26) Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." (3:27) Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. (3:28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
Singkat kata, di sini kita melihat Yohanes pembaptis menyadari diri bahwa ia hanya seorang pelayan (utusan TUHAN), bukan Mesias. Hal ini dapat dilihat dari pengakuannya; Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Kalau TUHAN semakin besar, maka, daging dan keinginannya semakin berkurang-kurang bahkan merosot.
Hamba TUHAN yang sudah ditahbiskan oleh TUHAN sesuai dengan tiga korban binatang dan tiga korban roti sajian, harus tahu bahwa kita hanya seorang pelayan, syaratnya: harus lemah lembut, rendah hati dan mau dikecilkan.
Itu sebabnya, seorang pelayan TUHAN tidak perlu mencuri kemuliaan, tidak usah harus memaksakan kehendak, mengalir sesuai karunia TUHAN saja.
Saudara, kadang-kadang saya juga takut menyampaikan Firman ini, karena saya adalah orang Batak. Orang batak kalau berpegang teguh pada adat istiadatnya; harga dirinya tinggi, maunya jadi raja terus. Tetapi, kalau orang Batak bisa menjadi pelayan dan mau memenuhi tahbisan, salah satunya roti tipis, itu ajaib.
Berarti, yang hadir di sini adalah pelayan yang ajaib, pelayan yang diurapi TUHAN, pelayan yang rendah hati. TUHAN bisa pakai seseorang dengan luar biasa, tidak ada yang mustahil bagi TUHAN dan bagi orang yang percaya. Yang harus diwaspadai adalah sistem pelayan dari ahli Taurat dan orang Farisi, ini yang harus ditolak.
Sekarang kita bandingkan dengan sistem pelayanan dari ahli Taurat dan orang Farisi, sehingga kita dapat mengambil keputusan yang baik dihadapan TUHAN.
Matius 23:1-3 dengan perikop: Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
(23:1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: (23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
Menduduki kursi Musa artinya: ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tampil sebagai pelayan, tetapi sangat disayangkan mereka hanya bisa berkhotbah tetapi tidak menjadi pelaku.
Matius 23:4
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Singkat kata, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengajar orang lain untuk memikul salib, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Saudara, kebaktian natal PPT yang terselenggara 3-4 Desember 2024 (Selasa & Rabu); tiga kali ibadah pelayanan pemberitaan Firman TUHAN, semua karena kemurahan TUHAN. Dari pelayanan ini maka sidang jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon yang jumlahnya ± 40, harus mengambil bagian karena jemaat sudah diajar untuk memikul salib, menerima beban yang diletakkan di atas pundak. Tetapi TUHAN tidak hanya mengajar jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon, saya juga diajar, saya harus terlebih dahulu meletakkan beban itu di atas pundak saya dan beban itu tidak boleh yang paling terkecil, kalau bisa yang lebih besar, ini bukan pamer.
Tetapi lihatlah, ahli Taurat, orang Farisi tampil sebagai pemimpin (pelayan), mereka meletakkan beban di pundak jemaatnya, tetapi ia sendiri tidak mau memikul beban itu. Saudara, bagaimana kecewanya hati jemaat, bagaimana kecewanya hati TUHAN (sebab kecewanya hati jemaat = kecewanya hati TUHAN) melihat hal itu?
Tidak mau menyentuh salib berarti; tidak mau menjadi kecil.
Matius 23:5-7
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; (23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; (23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Ahli Taurat dan orang Farisi menjadi pelayan, tujuannya; supaya dilihat orang lain. Itulah sebabnya mereka menolak beban yang ditaruh di atas pundak. Saya kira, ahli Taurat dan orang Farisi keliru dalam pelayanan seperti ini.
Melayani hanya untuk dilihat orang = pelayanan yang keliru.
Saudara, saya tidak tahu, apakah banyak pelayan yang seperti ini; melayani dengan maksud untuk dilihat. Tetapi kita semua sama-sama belajar untuk menjadi pelayan yang lemah lembut, rendah hati dan mau menjadi kecil, itu yang benar. Ahli taurat dan orang Farisi menjadi pelayan dengan maksud supaya dilihat oleh orang lain. -- kalau saya bikin mujizat dilihat orang tidak, saya khotbah di hargai orang lain atau tidak, saya kunjungan di tempat-tempat lain dilihat hamba-hamba TUHAN atau tidak.
Saudara, sudah banyak kunjungan kami suami isteri bersama dengan imam, kiranya bukan dimaksud untuk dilihat oleh hamba-hamba TUHAN di tempat yang kami tuju. Kita semuanya melayani bukan dimaksud untuk dilihat jemaat, orang lain atau dunia, tetapi untuk menyenangkan hati TUHAN “titik” jangan buat “koma” karena “koma” masih ada buntutnya. Hanya membawa diri lemah lembut dan rendah hati (titik) semua berhenti, kalau ada “koma-koma” nanti susah.
Ciri-ciri pelayan supaya dilihat orang:
Memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang.
Itu berarti, baik tali sembahyang maupun jumbainya di luar batas ukuran.
Hal ini menunjukkan seolah-olah mereka tetap mengasihi TUHAN, taat kepada Firman TUHAN.
Ayat referensi; Ulangan 6:8, Bilangan 15:37-40
Kenapa mereka mengenakan tali sembahyang dan jumbai yang panjang? Supaya dilihat orang. apanya dilihat orang orang? Oh mereka pelayan yang taat, pelayan yang ingat kasih TUHAN, tidak musti begitu saudara. Intinya, mereka menjadi pelayan hanya untuk pamer.
Kita bandingkan dengan Firman yang diajarkan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Roma..
Roma 2:28-29
(2:28) Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. (2:29) Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.
Yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.
Sebenarnya bukan mau membahas sunat, tetapi melebar sedikit.
Jadi saudara, tidak perlu disunat ya. Karena ada pengertian yang saya dengar; harus disunat seperti di Alkitab, tidak seperti itu. Kalau mau disunat sekalin saja mati di atas kayu salib, kalau memang mau mengikuti seperti TUHAN Yesus. Kemudian ada juga, karena dia pemain musik lalu berambut panjang, alasannya; supaya seperti TUHAN Yesus. Masa yang diambil hanya rambutnya saja, ambil juga bagian lain dong; mati di kayu salib, jangan ambil yang enak-enaknya saja, itu kepentingan pribadi yang diambil, bukan kepentingan TUHAN.
Sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.
Kalau pujian dari manusia hanya sesaat. Mislanya pagi ini, kita ibadah hanya selama dua jam saja, lalu menerima pujian, tetapi saudara kan nanti akan pulang, berarti hanya sesaat saja. Tetapi kalau datang dari TUHAN, saudara pulang, saya pulang, kita sama-sama bahagia, tidak ada yang tersakiti.
Kalau kita ingat cinta-Nya TUHAN, kita semakin dikuatkan untuk melayani TUHAN. Padahal terlalu sakit sebetulnya; jemaat nanduk-nanduk, terus perpuluhan tidak kembali lagi. Tetapi pagi menjelang siang ini; kita dikuatkan oleh kasih Sorgawi, kita pulang membawa damai sejahtera, itu tujuan kita berfellowship.
Tadi saya bercerita dengan Bapa Pdt. Philip, kemudian beliau berkata; saya mengeluarkan berjuta-juta dari medan, tetapi saya tidak peduli yang penting berfellowship, saya bilang; puji TUHAN; TUHANlah yang membalaskan Bapa Pdt.Philip. Jika TUHAN kehendaki, beliau akan menjadi pengurus di Sumatera Utara, Bapa Pdt. Petrus Sagala di Sulawesi.
Suka duduk di tempat terhormat baik dalam perjamuan ataupun dalam rumah TUHAN.
Jelas ini bicara soal penonjolan diri. Inilah pelayanan yang keliru atau salah kaprah dari seorang pelayan / utusan / hamba TUHAN. Seharusnya, pengangkatan itu datang dari TUHAN, tidak usah tonjolkan diri. Kalau TUHAN sudah waktunya, pasti TUHAN angkat.
Lukas 14:10-11
(14:10) Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. (14:11) Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Biarlah pengangkatan itu datang dari tuan yang punya pesta yaitu; TUHAN Yesus Kristus.
Biarlah TUHAN yang mengangkat kita. Kalau TUHAN yang mengangkat kita, mata semua orang akan melihat, tetapi kalau kita menonjolkan diri; satu kali dilihat, besok tidak ada yang melihat lagi.
Saya mau kita terus pandang-pandangan,tidak hanya satu kali ini saja.
Singkat kata…
Kalau TUHAN yang mengangkat tidak ada yang dapat menjatuhkan.
Kalau TUHAN yang mengangkat semua mata tertuju padanya.
Suka menerima penghormatan dan suka dipanggil rabi.
Pendeknya, ahli Taurat dan orang Farisi melayani tetapi gila hormat. Padahal kehidupan dari seorang utusan tidak boleh gila hormat.
Galatia 5:24-26
(5:24) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. (5:25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, (5:26) dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.
Kenapa sesama pelayan saling menantang dan saling mendengki? Karena ada gila hormat.
Kalau tidak gila hormat tidak mungkin ada pertentangan, kedengkian. Tetapi, karena dia ingin lebih dihormati, maka, ketika kurang penghormatan maka saling menentang dan saling mendengki.
Kita kembali membaca…
Matius 23:8-10
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. (23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. (23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
Seorang pelayan tidak perlu mengklaim diri sebagai:
Rabi, alasannya: hanya satu Rabi, sedangkan kita semua adalah saudara-bersaudara.
Bapa, alasannya: hanya ada satu Bapa, itulah Bapa di Sorga
Pemimpin, alasannya: hanya ada satu Pemimpin itulah Mesias, Dialah pemimpin sejati sepanjang sejarah, tidak ada yang seperti Dia.
Matius 23:11-12
(23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. (23:12) Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Seorang pelayan harus merendahkan diri supaya ia ditinggikan TUHAN di tempat yang maha tinggi.
Jadi intinya, untuk menjadi pelayan syaratnya; lemah lembut, rendah hati dan mau menjadi kecil.
Kalau kita mengkhususkan diri di tempat itu, satu kali TUHAN yang akan meninggikan kita di tempat yang maha tinggi.
Kita sudah melihat sedikit perbandingan, sekarang kita lihat kembali…
Kuasa dari pelayanan Imam Besar Agung.
Lukas 22:24-26 dengan perikop: Percakapan waktu Perjamuan malam
(22:22) Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!" (22:23) Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian. (22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. (22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. (22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
Di atas tadi kita sudah melihat, bagaimana kita tahu bahwa Yesus adalah Imam Besar Agung, yaitu; dari pekerjaan yang dikerjakan oleh Yesus, dimana Yesus berkata: Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan (Matius 22:27).
Inilah “tupoksi” (tugas pokok dan fungsi) dari seorang pelayan.
Singkat kata, kuasa dari pelayanan Imam Besar Agung;
Yang terbesar menjadi yang paling muda.
Muda berarti tidak merasa tua, tidak merasa senior, tidak merasa lebih banyak pengalaman dari orang lain.
Inilah yang diajarkan Yesus kepada 12 murid, kenapa? Karena TUHAN Yesus sebagai Imam Besar Agung melihat terjadi pertengkaran diantara 12 murid. Kenapa bisa terjadi pertengkaran, iri hati, dengki, gontok-gontokkan, berantem satu dengan yang lain atau sesama hamba TUHAN? Karena satu dengan yang lain merasa lebih besar, maka Yesus menjadi pelayan di antara mereka. Kalaupun saya menjadi pembicara pada pagi ini, itu semua karena ketentuan TUHAN bukan karena saya lebih tua, lebih banyak pengalaman dari saudara.
Pemimpin menjadi pelayan.
Kalau merasa pemimpin berarti harus menjadi pelayan. Maksudnya; mengambil rupa hamba, tidak hanya ngatur-ngatur.
Lukas 17:10-11
(17:10) Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (17:11) Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea.
Seorang pelayan berkata:
Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna.
kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan, tidak usah menunggu ucapan terimakasih.
Imam-imam di tempat ini, kalau melayani yang terkait dengan pastoral, saya perhatikan, apakah anak ini menunggu terimakasih atau tidak. Tetapi puji TUHAN lambat-laun setelah menerima Firman Penggembalaan atau lebih tepatnya mau digembalakan, pelan-pelan mereka mengerti kalau pelayan itu tidak butuh terimakasih.
Itulah hasil pelayanan Yesus kepada murid-murid; terbesar menjadi paling muda, pemimpin menjadi pelayan.
Lalu kepada bangsa kafir bagaimana?
Kita lihat dalam….
Matius 5:17 dengan perikop: Yesus dan hukum Taurat
(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Masih banyak yang kurang dari kehidupan kita. Dulu, ibadah dan pelayanan kita hanya bentuk seremonial disebut juga dengan ibadah lahiriah, ibadah Taurat, tetapi ingat TUHAN datang bukan untuk menghapus Taurat tetapi menggenapinya. Itulah tanda masih banyak kekurangan kita
Pagi ini kita datang bukan dalam bentuk Taurat / seremonial / lahiriah, tetapi sungguh-sungguh dihadapan TUHAN.
Sekarang, lihatlah…
Hasil pelayanan dari Imam Besar kepada kita
Matius 5:18
(5:18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Ketika Yesus menggenapi hukum Taurat, Ia tampil sebagai:
SATU IOTA; kumpulan huruf terkecil dalam kumpulan abjad Yunani (A sampai I).
Artinya; lembah lembut dan rendah hati.
Tetapi tidak cukup hanya lemah lembut dan rendah hati, sebagai Imam Besar, Yesus juga melayani saudara dan saya dan tampil sebagai….
SATU TITIK; lebih kecil dari satu iota.
Titik adalah tanda baca yang lebih kecil dari semua huruf dan tanda baca.
Artinya; mau menjadi kecil dan rela dikecilkan.
Singkat kata, TUHAN Yesus bukan hanya rendah hati tetapi mau menjadi kecil dan dikecilkan. Inilah pelayanan Imm Besar kepada kita semua.
Kita sudah melihat bahwasanya Yesus adalah Imam Besar Agung, dari mana kita tahu? Dari pekerjaannya di antara murid-murid sebagai pelayan. Kita akan melihat pekerjaan Yesus yang lain nanti malam.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment