WAHYU PASAL 18
Wahyu 18:6-7
(Seri 3)
Subtema: JAGALAH HATI
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karen rahmat-Nya kita semua dihimpunkan di tengah Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian, semua karena kemurahan TUHAN. Mengapa? Karena di atas gunung TUHAN yang kudus ada korban sehari-hari, itulah korban sembelihan dan korban santapan, itulah yang akan menggembalakan kita sampai kepada kesudahan dunia ini, sampai kepada tapal batas TUHAN. Maka, selagi masih ada kesempatan, mari, hargailah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok yang di atasnya ada gembala yang terus menggembalakan kita, membawa masuk sampai kepada Yerusalem yang baru.
Dalam kesempatan Ibadah Kaum Muda Remaja, akhirnya, di situ kita melihat bahwa kata “tergembala” adalah kata yang sangat sakral sekali. Walaupun hanya satu kata, tetapi, sangat berkuasa sekali kalau memahami artinya. Bukan saja dengar-dengaran dan mengikuti suara gembala dengan lain kata; tidak mengikuti suara asing, daging dan setan, tetapi, manakalah domba-domba tergembala dengan baik dalam satu kandang penggembalaan, maka ada jaminan yaitu; dipelihara sampai melewati puncak pencobaan hingga memperoleh keselamatan kekal. Terpujilah kasih karunia TUHAN yang dinyatakan kepada kita semua sidang jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat online/live streaming/video internet baik; Youtube, Facebook, maupun media sosial lainnya. Kiranya damai sejahtera dari Sorga turun di hati kita, memenuhi kita, memberi satu sukacita dan kebahagiaan pada saat kita duduk diam dekat kaki TUHAN untuk mendengarkan Firman TUHAN Allah.
Secepatnya kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh dari KITAB WAHYU.
Wahyu 18:6 --- Perikop: "Jatuhnya Babel"
(18:6) Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya;
Hari pembalasan Tuhan sudah tiba, maka satu kali dunia ini akan dihakimi oleh TUHAN
Itu berarti, TUHAN akan membalaskan kepada setiap orang, besar atau kecil sesuai dengan perbuatannya, sama seperti perempuan Babel; dihakimi menurut pekerjaannya.
Pekerjaan perempuan Babel yaitu: di tangannya ada suatu cawan emas.
Isi cawan emas:
Penuh dengan segala kekejian.
Penuh dengan segala kenajisan percabulannya.
Seperti yang tertulis pada Wahyu 17:4.
Praktek kekejian:
Mengabaikan / tidak mengindahkan korban sehari-hari yaitu; korban sembelihan dan korban santapan.
Korban sembelihan 🡪 ibadah pelayanan dihubungkan dengan pengorbanan.
Jadi, jangan sampai anak-anak TUHAN di bumi ini, apalagi dia seorang imam / pelayan TUHAN / hamba TUHAN, ada pemikiran ibadah tanpa pengorbanan, itu pengertian yang sangat salah / fatal. Sudah seharusnya di dalam pemikiran seorang imam / pelayan TUHAN / hamba TUHAN, bahwasanya ibadah dan pelayanan itu harus disertakan dengan pengorbanan.
Pengorbanan itu banyak, baik waktu, tenaga, pikiran (sumbangsih yang baik), baik juga uang (materi), bahkan apa saja bisa dikorbankan, itu namanya korban sembelihan. Tetapi lihatlah perempuan Babel, hal itu diabaikan / tidak diindahkan sama sekali.
Korban santapan 🡪 Pengajaran Firman Allah yang murni dan benar yakni; Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan. Sebab rahasia yang dibukakan itu, ayat menerangkan ayat, dengan lain kata; ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu, hingga akhirnya terjadi pembukaan rahasia Firman Allah, disebutlah itu Ilham Roh Kudus. Tetapi itupun diabaikan oleh perempuan Babel, karena dia sibuk dengan pekerjaannya, dimana di tangannya ada; cawan emas isinya; kekejian dan kenajisan percabulan.
Praktek kenajisan percabulan:
Berjuang untuk mencapai keberhasilan di dunia ini kemudian di dalam hatinya hanya ada keinginan untuk memiliki harta, kekayaan, kelimpahan secara jasmani di bumi ini. Tetapi...
Allah Sang Khalik; diabaikan.
Jehovah Jireh (Allah yang menyediakan segala kebutuhan kita); diabaikan.
El-Shaddai (Allah yang memberkati dengan limpah); diabaikan.
Jadi, kalau kita tinggalkan ibadah dan pelayanan dengan menduakan TUHAN kepada “tuhan-tuhan” kecil di bumi ini, maka disebutlah itu dengan kenajisan percabulan secara rohani. Kalau kita setia kepada pasangan kita, maka ia jauh dari kenajisan percabulan baik dalam pikiran maupun perasaan, tetapi, kalau dia tidak setia, pasti dia pergi ke lain hati seperti perempuan Babel.
Pendeknya, gereja yang dikuasai oleh perempuan Babel; tidak tahu dirinya siapa dihadapan Sang Khalik.
Inilah pekerjaan dari perempuan Babel.
Wahyu 18:5
(18:5) Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.
Tetapi, Allah mengingat kesalahan dari perempuan Babel, bahkan sampai kesalahan yang kecil sekalipun TUHAN tetap ingat. Itulah yang saya maksud di atas tadi, semua dosa, bahkan dosa yang terkecil pun ditulis dalam “kitab” dan itu tidak bisa terhapus sebelum dihapus oleh darah Anak Domba / sebelum dosa diampuni oleh TUHAN / sebelum kita mengalami penebusan dan pendamaian oleh darah salib dengan lain kata; mau mengakui dosa (kesalahan) dihadapan TUHAN.
Kalau kita mau dengan gentle mengakui dosa malam ini, maka darah Yesus akan mengampuni dan menghapus dosa kita dari dalam kitab-kitab itu. Sehingga, oleh pertobatan darah salib, maka nama kita akan ditulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba yang telah “disembelih” -- bukan hanya “Anak Domba” tetapi “Anak Domba yang telah disembelih.”
Jadi, oleh darah-Nyalah nama kita ditulis ke dalam kitab kehidupan Anak Domba. Sebab itu, jangan kita hidup sama seperti perempuan Babel; di tangannya ada cawan emas yang isinya; kenajisan percabulan.
Saudara, TUHAN ingat segala dosa-dosa termasuk dosa yang terkecil sekalipun, jadi, kita harus perhatikan Firman TUHAN malam ini, jangan bermasa bodoh.
Selanjutnya kita akan membaca…
Wahyu 18:7
(18:7) berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.
Berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati.
TUHAN akan membalaskan perempuan Babel, kepadanya diberikan siksaan besar dan perkabungan yang luar biasa.
Kita tahu dimana ada kematian di situ ada dukacita, perkabungan semacam ini sungguh luar biasa. Tetapi, perkabungan dari perempuan Babel lebih dari semua perkabungan yang ada di atas muka bumi ini.
Sebab pada Wahyu 18:6 tadi dikatakan; Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya. Jadi, perkabungan yang dialami oleh perempuan Babel dua kali lipat. Dan siksaan yang dialami perempuan Babel juga dua kali lipat.
Siapa yang tahan menerima siksaan dan perkabungan yang sifatnya dua kali lipat? Panas sedikit saja kita tidak sanggup, diusik sedikit saja kita tidak sanggup. Coba kalau sedikit disinggung, pasti banyak diantara kita yang panas hati, itu baru sedikit. Tetapi yang dialami perempuan Babel dua kali lipat.
Jadi, mulai dari sekarang, detik ini, menit ini, belajarlah untuk bersikap bijaksana di hadapan TUHAN, jangan seperti kanak-kanak lagi. Usia sudah bertambah banyak dari tahun ke tahun, tetapi sikap dan perbuatan kita sudah seharusnya juga seiring bertambahnya usia, itu jauh lebih baik, apalagi kita sudah berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan yang TUHAN percayakan ini, digembalakan oleh korban sehari-hari.
Jadi, sudah sangat jelas bahwa TUHAN akan membalaskan kepada setiap orang; besar atau kecil, tua atau muda, hamba atau merdeka, laki-laki atau perempuan, pejabat atau orang miskin, sesuai dengan perbuatannya/pekerjaannya. Dan tidak ada seorangpun di atas muka bumi ini yang dapat melarikan diri atau meluputkan diri dari hari penghakiman TUHAN untuk menerima pembalasan TUHAN.
Harapan saya dan kerinduan TUHAN, supaya ini diperhatikan dengan baik, mengingat kedatangan TUHAN sudah di ambang pintu. Kemudian, bersiap-siaplah sebab tiga atau empat bulan lagi akan kembali terjadi wabah yang menggoncang seantero dunia sama seperti di tahun 2020 yang lalu.
Ayat referensi..
Mazmur 33:13-15
(33:13) TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; (33:14) dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. (33:15) Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka.
TUHAN ada di Sorga, tetapi Ia melihat semua orang yang diam di bumi ini itulah keturunan Adan dan memperhatikan segala yang dikerjakan manusia di bumi ini. Intinya, tidak ada seorangpun yang luput dari mata dan pandangan TUHAN.
Bukan hanya dosa besar, tetapi dosa sekecil apapun; TUHAN lihat, dan apa yang dilihat itu selalu diingat oleh TUHAN.
Jadi, tidak ada seorangpun yang luput dari mata TUHAN dan pandangan TUHAN. Mengapa demikian? Karena TUHAN yang membentuk hati manusia, dengan lain kata; kita adalah ciptaan TUHAN. Kalau kita bukan ciptaan TUHAN, maka TUHAN akan abaikan kita, biarkan kita, karena kita tidak ada kaitannya dengan TUHAN.
Jadi, saudara jangan pernah berpikir; kenapa saya harus selalu diurusi, padahal saya sudah besar, saya sudah punya ilmu, saya punya kedudukan tinggi di bumi ini, karena saya sudah punya gelar S1, S2, S3, Profesor, kenapa saya masih diurusi? Saya sudah ubanan, kenapa masih diurusi? Pemikiran seperti ini cetek. TUHAN urusi kita lewat ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan ini, karena TUHAN yang membentuk hati saya dan hati saudara. Jadi, jangan lagi berpikir; kok nikahku dikoreksi, ibadahku dikoreksi. Ibadah → nikah.
Jadi, hati kita akan diperiksa satu persatu dari keturunan Adam. Oleh sebab itu, jangan berpikir cetek (dangkal) lagi, kemudian jangan suka menggerutu, bersungut-sungut di rumah. Kenapa orang menggerutu? Karena cara berpikirnya pendek, dia tidak mengerti kebenaran. Tidak ada artinya pekerjaan yang banyak tanpa pembukaan rahasia Firman sebagaimana dalam Amsal 19:2 --- Tanpa pengetahuan kerajinan pun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah.
Pendeknya, kita harus punya pengertian, tetapi pengertian kita tidak boleh dangkal, harus sampai kepada isi hati TUHAN, karena TUHAN yang membentuk hati kita dan isi-isinya.
Oleh sebab itu, hati harus dijaga dengan baik dihadapan TUHAN, bukan dihadapan manusia, karena kita bisa bersandiwara di hadapan manusia tetapi dihadapan TUHAN tidak bisa. TUHAN di Sorga, tetapi TUHAN melihat dan memandang apa yang dikerjakan oleh manusia sekecil apapun dan TUHAN tetap ingat sebelum itu dihapuskan oleh darah Anak Domba.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, kita harus menjaga hati dengan baik, jaga hati dengan segala kewaspadaan.
Mazmur 33:16-17
(33:16) Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan. (33:17) Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan.
Tidak ada seorangpun yang luput dari hari penghakiman (hari pembalasan TUHAN), sehingga....
Besarnya kuasa seorang raja tidak memberi jaminan keselamatan.
Jadi, jangan ada orang berpikir bahwa seorang raja mempunyai kuasa besar akan selamat. Termasuk orang kaya di bumi, pejabat tinggi, jangan merasa selamat karena kebesaran yang dia miliki.
Besarnya kekuatan pahlawan tidak akan menolong dia.
Singkat kata, kuda adalah harapan yang sia-sia.
Kuda 🡪 kekuatan yang datang dari manusia dan daging, dengan lain kata; bukan roh yang menyelamatkan sebagaimana dalam Yesaya 31:1-3 --- Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN. Akan tetapi Dia yang bijaksana akan mendatangkan malapetaka, dan tidak menarik firman-Nya; Ia akan bangkit melawan kaum penjahat, dan melawan bala bantuan orang-orang lalim. Sebab orang Mesir adalah manusia, bukan allah, dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah, bukan roh yang berkuasa. Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya, tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu, dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas; TUHANlah yang membentuk hati manusia. Jadi, ukuran keselamatan bukan besarnya kuasa raja atau besarnya kekuatan dari seorang pahlawan, sebab itu adalah kuda yang tidak bisa diandalkan.
Oleh sebab itu, selesaikan dulu hati ini dengan TUHAN, bereskan dulu hati ini dengan TUHAN, itu nomor satu, bukan soal kerajinan; dorong ini dan dorong itu. TUHAN melihat hati, TUHAN tidak lihat pengorbanan dan perbuatan yang banyak. Pengorbanan bagus, tetapi harus datang dari hati yang sudah bersih dan tulus. Jujur saja, kalau saya bisa kerjakan ini semua, saya saja yang kerja, karena kita harus melayani dengan tahbisan, bukan melayani dengan mengandalkan kuda-kuda. Jadi, perhatikanlah; TUHANlah yang membentuk hati manusia. Kalau TUHAN yang membentuk hati manusia, maka kita harus menjaga hati yang dibentuk oleh TUHAN dengan baik dan dengan segala kewaspadaannya, dalam segala keadaan dan situasi apapun.
Saya berharap sekali kepada seorang imam, saat dimanapun engkau berada, mungkin di luar kota karena ada pesta ini dan pesta itu, ingat; jaga hati! Jangan hati diseret oleh perasaan daging anak, orangtua, saudara laki-laki atau saudara perempuan, tanda engkau laki-laki atau pemimpin yang diurapi oleh TUHAN. Bawalah penggembalaan ini dengan lain kata; hidupmu yang tergembala ini, menjadi pelayan dan saksi dari apa yang engkau lihat dari penggembalaan ini.
TUHAN sudah menyatakan satu kemurahan besar, untuk kemurahan inilah kita dipanggil menjadi pelayanan dan saksi. Itu sebabnya saya katakan; jaga hati dengan baik, jaga hati dengan segala kewaspadaan, karena TUHAN melihat hati.
Amsal 4:23
(4:23) Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Jagalah hati dengan segala kewaspadaan, jangan lengah, jangan turuti perasaan hawa nafsu yang ada disekitarmu. Kalau engkau turuti berarti engkau sedang mendustai TUHAN dan hatimu. Kenapa harus menjaga hati dengan segala kewaspadaan? Karena dari situlah terpancar kehidupan.
Sekali lagi saya sampaikan, kenapa harus menjaga hati dengan segala kewaspadaan? Karena dari situlah terpancar kehidupan. Kenapa seseorang suka terlambat atau sengaja mepet waktu datang ke gereja? Karena hatinya belum beres, hatinya belum berdamai dengan TUHAN, sementara dia kerja keras di tengah ibadah dan pelayanan, sampai hal itu dipersoalkan dimana-mana dan berkata; saya jadi budak, padahal saya tidak memperbudak saudara.
Oleh sebab itu, jangan memiliki hati sama seperti hati dari perempuan Babel.
Kita akan melihat; ISI HATI PEREMPUAN BABEL.
Wahyu 18:7B
(18:7) berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.
Isi hati dari perempuan Babel:
Aku bertakhta seperti ratu.
Aku bukan janda.
Aku tidak akan pernah berkabung.
Jika sempat di malam ini, mari kita perhatikan semua isi hati dari perempuan Babel ini.
Bantu doa, berdoa dalam Roh, supaya Firman yang dibukakan itu membentuk kehidupan kita semua.
“Isi hati dari perempuan Babel”
YANG PERTAMA: Aku bertakhta seperti ratu
Dari pengakuan ini, berarti isi hati dari perempuan Babel menginginkan segala kemuliaan, keagungan dan kemewahan.
Kalau itu saja yang diinginkan oleh hati, itu merupakan kesombongan. Jadi, banyak orang sombong terselubung; nampak baik-baik tetapi kesombongan sudah terselubung di dalam hatinya, seperti hati dari perempuan Babel.
Pendeknya, kesombongan menjadi "mahkota" di dalam hatinya.
Pada Wahyu 18:5 di situ dikatakan; dosa-dosa perempuan Babel telah bertimbun-timbun sampai ke langit.
Isteri saya berkata; pengertian ini adalah bahwa dosa itu sudah menjadi kedudukannya (takhtanya).
Jadi jelas sekali, kesombongan sudah menjadi mahkota di dalam hatinya. Waktu isteri saya menyampaikan hal itu, saya kaget sekali, ternyata sudah sampai sejauh itu pemahaman.
Kita lihat persamaannya…
Yesaya 14:13-14 --- Perikop: "Ejekan tentang raja Babel"
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. (14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Isi hati dari Lucifer (iblis setan):
Aku hendak naik ke langit
Langit adalah takhta Allah (kerajaan Sorga).
Saya jadi ingat dengan dua anak Zebedeus yang dimohonkan oleh isteri Zebedeus, supaya kedua anaknya (Yakobus dan Yohanes); satu kali duduk di sisi kanan dan di sisi kiri TUHAN Allah. Mendengar hal itu, sepuluh murid lain langsung keberatan. Akhirnya TUHAN berkata kepada isteri Zebedus tersebut (ibu dari Yakobus dan Yohanes); ibu, kamu tidak tahu, apa yang kamu minta, sebab soal duduk di kerajaan Sorga itu haknya TUHAN (Matius 20:20-22).
Itu adalah kesombongan, persis seperti isi hati yang pertama dari setan.
Jadi, saudara jangan pernah berpikir masuk Sorga hanya dengan permohonan yang keluar dari mulut, itu kesombongan. Tetapi kita semua harus menunjukkan satu perbuatan baik dihadapan TUHAN yaitu; berbaktilah kepada TUHAN. Kalau kita dapat berbakti di dunia ini, baik kepada perusahaan, usaha yang kita kelola, seharusnya kita lebih lagi berbakti kepada TUHAN, karena TUHAN yang memberi kita kesempatan untuk berbakti di bumi ini.
Setelah diberi kedudukan yang lebih baik jadi sombong, kan aneh, tidak boleh seperti itu; ibadah dikecilkan.
Ini adalah kesombongan yang tidak disadari; terselubung di dalam hatinya.
Aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah
Bintang-bintang Allah 🡪 orang-orang yang ditinggikan TUHAN, itulah hamba-hamba TUHAN yang diurapi.
Kalau melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN hanya untuk mengatasi pelayan-pelayan / hamba-hamba TUHAN yang lain (yang diurapi), itu dosa kesombongan.
Itu sebabnya saya seringkali menyampaikan (berpesan) kepada kita semua; kalau datang beribadah dan melayani harus ada kesehatian, bergandeng tangan, jangan ada kesempatan untuk menonjolkan diri, mengatasi hamba TUHAN / pelayan TUHAN yang lain. Apalagi dalam menengking setan, harus sama-sama kita berseru, supaya dalam kesatuan, kebersamaan, nanti kita ada kemenangan. Kalau kita berjalan masing-masing sesuai dengan kepentingan sendiri, itu bukan jalan keberhasilan, itu kesombongan yang terselubung di dalam hati dari Lucifer (iblis/setan).
Saudara, jangan sampai hatinya setan ada di dalam hatimu, yang suka mengambil kesempatan menikung orang lain.
Aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
Dari sini kita dapat memetik suatu pengertian bahwa; utara adalah takhta setan.
Mengapa kita bisa tahu utara adalah takhta setan? Karena kita menggunakan pola Tabernakel dengan lain kata, mendapat pengertian dari pengajaran Tabernakel.
Kalau kita menggunakan pola Tabernakel, baik itu Tabernakel di bumi atau Tabernakel di Sorga, maka kita datang kepada TUHAN tentu saja…
Di mulai dari Timur; Pintu Gerbang artinya; percaya kepada TUHAN
Untuk selanjutnya berada di Halaman; daerah yang pertama / tingkat rohani yang pertama, di situ ada 2 (dua) alat;
Mezbah korban bakaran 🡪 pertobatan oleh darah salib.
Kolam pembasuhan tembaga 🡪 baptisan air, bicara soal pengalaman Yesus dalam tanda kematian dan kebangkitan-Nya
Untuk masuk dalam Ruangan Suci harus melewati Pintu Kemah; penuh dengan Roh Kudus.
Kemudian, di dalam Ruangan Suci kita menemukan 3 (tiga) alat;
Meja Roti Sajian 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendamalan Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Pelita Emas 🡪 ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh
Mezbah Dupa 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan sebagai puncak ibadah.
Jadi, kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Dari situ TUHAN Yesus sebagai Imam Besar Agung memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada puncaknya; doa penyembahan.
Itu sebabnya kedudukan dari Mezbah Dupa sudah dekat dengan Pintu Tirai, artinya; lewat doa penyembahan terjadi perobekan atas daging dengan lain kata; daging tidak utuh lagi (sudah robek). Sebab, kalau daging utuh, maka daging itu akan menjadi takhta dari setan/iblis.
Sesudah robek maka asap kemenyan itu akan naik terus menembusi takhta Allah dan berada dalam kerajaan Sorga sebagaimana dalam Ibrani 9:1-4. Di situ dikatakan; cawan emas dari ukupan pembakaran itu sudah ada di Ruangan Maha Suci, bersama denga Tabut Perjanjian. Dan Ruangan Maha Suci ini kedudukannya berada di sebelah Barat. Tabut perjanjian → takhta Allah di sebelah Barat.
Itulah sebabnya saya mengatakan; utara adalah takhta Setan. Supaya kita jangan berada di utara, gunakanlah pola Tabernakel dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah supaya TUHAN jangan muak terhadap ibadah itu sebagaimana di dalam Imamat 26:11 --- Aku akan menempatkan Kemah Suci-Ku di tengah-tengahmu dan hati-Ku tidak akan muak melihat kamu.
Pengajaran Tabernakel di dalam terangnya Mempelai atau Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel sudah harus menjadi harga mati. Berarti, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok adalah harga mati.
Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan.
Awan-awan bicara tentang perkara rohani. Sebab kita tahu, Yesus ditutup bungkus oleh awan-awan, baik ketika Dia naik ke Sorga (Kisah Para Rasul 1:9) maupun ketika dia datang kembali untuk kedua kalinya (Wahyu 1:7).
Jadi, kalau Lucifer berkata; hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan berarti dia merasa diri lebih rohani dari yang rohani. Banyak juga orang Kristen merasa rohani, ada imam merasa rohani hanya karena perbuatan-perbutan, tetapi itu tidak cukup. Saya berharap, jangan ada lagi perkataan yang menunjukkan dirinya; kalau bukan saya siapa lagi, kalau bukan karena keluarga saya, siapa lagi? Jangan bilang begitu, itu namanya; aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, itu adalah dosa besar. Biarlah kiranya hal semacam ini hanya ada di hati Lucifer, jangan ada di hati kita.
Aku hendak menyamai Yang Mahatinggi.
Jadi, semakin terang benderang bagi kita sekaliannya, bahwasanya lima hal yang ada di dalam hati Lucifer semuanya berbicara tentang kesombongan. Hati-hati, jangan pura-pura lemah lembut tetapi hatinya sombong, bersungut-sungut, menggerutu, ngomel, itu tidak boleh. Dalam satu rumah, saling mengingatkan satu dengan yang lain apabila ada yang bersungut-sungut. Jangan ikuti perasaan dari anak laki-laki atau anak perempuan, atau kakak, abang, adik, tidak boleh, itu kesombongan yang terselubung. Itu sebabnya, malam ini saya sampaikan dengan jelas dan dengan segala kerendahan di hati; jaga hati dengan baik, dengan segala kewaspadaan. Saya berharap kita semakin dewasa.
Saudara jangan menangis karena melihat anak, orangtua, adik atau kakak tersentil Firman, itu namanya anak-anak. Tetapi, ketika melihat Yesus menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib atau melihat Firman dibukakan; kita tidak menangis, itu kan terbalik. Hanya dirugikan sedikit secara lahiriah, kita nangis-nangis, tetapi perasaan TUHAN tidak diperhatikan. TUHAN sudah menangis untuk kita, tetapi kita tidak menangis untuk TUHAN. Itu sebabnya, jaga hati ini dengan baik, dengan segala kewaspadaan. Gereja di hari-hari terakhir ini harus semakin dewasa, itu kepenuhan Kristus. Karena hanya gereja yang dewasa (kepenuhan Kristus) yang layak masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Jadi, mulai dari sekarang dan seterusnya jaga hati dengan baik.
Pendeknya, apabila kesombongan menjadi mahkota dalam hati, jelas itu berasal dari setan. Singkat kata, hati dari perempuan Babel adalah hatinya setan dengan lain kata; hatinya setan sudah menyatu dengan hatinya perempuan Babel.
Yesaya 14:15
(14:15) Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.
Kejatuhan pertama adalah dosa kesombongan, bukan Adam dan Hawa melanggar hukum. Sebelum Adam dibentuk, dosa kesombongan sudah terjadi. Dan dunia orang mati disediakan sebagai tempat bagi Lucifer.
Jadi, tempat orang sombong adalah dunia orang mati.
Tanda seseorang berada di dunia orang mati sebagaimana dalam Mazmur 6:6:
Lupa TUHAN dan sengaja melupakan TUHAN.
Tidak tahu bersyukur dan tidak tahu berterima kasih kepada TUHAN, tidak tahu berterima kasih terhadap anugerah TUHAN. Contoh sederhana; tidak berterimakasih atas nafas hidup yang keluar dari lobang hidungmu, justru berani mencuri miliknya TUHAN. Milik TUHAN adalah nafas hidup supaya panjang umur di tanah yang diberikan TUHAN.
Banyak di antara kita dari kecil dididik soal kebenaran, harusnya di situ kita bersyukur dan berterimakasih. Saat TUHAN jatuh, kita diangkat; ingatlah itu. Tetapi dasar dia sudah di tempatkan di dunia orang mati, kesombongan sudah menjadi mahkota dalam hatinya, akhirnya dia dilemparkan ke tempat yang paling dalam di liang kubur
Jadi, orang yang lupa TUHAN dan sengaja melupakan TUHAN sudah ada pada dunia orang mati sebelum hari penghakiman. Jangan lupa dengan nasihat Firman, sebab ini cambuk supaya kita hidup. Nasihat Firman yang kita terima itu cambuk (penyucian) supaya kita hidup. Kadang, kalau kita tidak mengerti, kita merasa dipermain-mainkan seperti anak kecil. Memang kita anak dihadapan TUHAN, kenapa kita anak? Karena TUHAN yang membentuk kita. Kita lahir dari yang membentuk kita, itu sebabnya kita layak menyebut TUHAN; Bapa.
Mazmur 9:18
(9:18) Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan Allah.
Jadi, yang berada di dunia orang mati adalah orang fasik.
Orang fasik adalah orang yang tinggi hatinya = angkuh, itu yang berada di dunia orang mati.
Sedikit bercerita, satu kali saya mendengar pernyataan dari seorang yang diberkati. Dia berkata; kalau tidur; tidur beneran, kalau kerja; kerja beneran, kalau ibadah; ibadah beneran. Artinya; waktu tidur jangan digunakan untuk main handphone, keluyuran, main game (mobile legend) dan lain sebagainya, pasti diberkati TUHAN, pasti berhasil.
Jadi, semuanya ada waktunya, ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, ada waktu untuk mencatat, ada waktu untuk mendengar Firman (Pengkhotbah 3:4)
Bukti kesombongan perempuan Babel.
Wahyu 17:1-2 --- Perikop: "Penghakiman atas Babel"
(17:1) Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya. (17:2) Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."
Perempuan Babel duduk di tempat air yang banyak.
Air yang banyak 🡪 lautan dunia, antara lain: semua penghuni bumi yang datang dari berbagai suku, kaum, bangsa, bahasa atau datang dari berbagai lapisan / golongan masyarakat, termasuk raja-raja.
Pendeknya, yang menjadi takhta dari perempuan Babel adalah lautan dunia dan kesombongan menjadi mahkota hatinya. Dia bangga sekali menduduki lautan dunia (air yang banyak) yang datang dari berbagai suku, kamu, bangsa dan bahasa, datang dari berbagai lapisan masyarakat.
Wahyu 17:3
(17:3) Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
Perempuan Babel duduk (menunggangi) binatang yang keluar dari dalam laut (antikris).
Kita tahu dengan pasti, satu kali nanti antikris akan menjadi raja atas seantero dunia selama 7 (tujuh) tahun dan puncaknya 3½ tahun yang kedua. Dan yang menunggangi raja antikris adalah perempuan Babel. Jadi jelas, kesombongan sudah menjadi mahkota dalam hatinya.
Hati-hati untuk para orangtua, jangan bangga kepada anak tetapi salah kaprah, hanya karena dia sudah S1, S2, S3 tetapi anaknya lupa TUHAN, tidak tahu bersyukur kepada TUHAN, ini kebanggan yang salah kaprah. Keliru kalau orangtua bangga kepada anak hanya karena hal lahiriah, sebab ini adalah kesombongan yang menjadi mahkota di dalam hati.
Banggalah seperti Paulus bangga karena boleh dipercaya melayani TUHAN. Inilah kebanggan yang sejati, kebanggan dari orang-orang yang dewasa rohani; tidak cengeng lagi karena dirugikan sedikit secara lahiriah.
Wahyu 17:4
(17:4) Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
Pada ayat ini kita melihat beberapa perkara yang terkait dengan perempuan Babel….
PERKARA PERTAMA: Memakai kain ungu dan kain kirmizi.
Hal ini menunjukkan kemuliaan, kemewahan serta keagungannya "seolah-olah" dari korban Kristus. Mengapa saya berkata demikian? Sebab…
Warna ungu 🡪 kemuliaan.
Kirmizi (warna merah) 🡪 darah salib.
Jadi saudara, hati-hati dengan sistem ibadah semacam ini, sepertinya dipermuliakan, diangungkan dengan segala kemewahan, seolah-olah itu datang atau bersumber dari korban Kristus. Kalau diberkati, tetapi ada tanda darah, itu benar. Tetapi, dalam kemewahan tanpa darah; itu kebangkitan yang palsu. Inilah yang ditampilkan dari dalam diri perempuan Babel.
PERKARA KEDUA: Pakaian dari perempuan Babel dihiasi dengan emas, permata dan mutiara.
Hal ini menunjukkan "seolah-olah" perempuan Babel adalah kota kudus, Yerusalem baru yang berhias dan berdandan untuk Mempelai Laki-Laki Sorga. Memang, kota kudus, Yerusalem baru yang turun dari Sorga, dari Allah betul-betul berhias, ada perhiasan emas, batu permata dan juga mutiara bagaiakan mempelai perempuan berdandan untuk Mempelai Laki-Laki. Jadi, isteri-isteri boleh berdandan, tetapi kecantikanmu hanya untuk suami, lebih dari itu datang dari kenajisan percabulan.
Luar biasa tipuan dari perempuan Babel ini, karena kalau kita bandingkan dengan….
Wahyu 21:18-21 --- Perikop: “Yerusalem yang baru”
(21:18) Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. (21:19) Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud, (21:20) dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung. (21:21) Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening.
Kota Kudus Yerusalem baru terbuat dari;
Emas tulen bagaikan kaca murni (bening) = transparan / tembus pandang = terlihat jelas kehidupannya sama seperti di dalam hatinya. Jangan sampai kehidupan di luar tidak sama dengan yang ada di dalam hati.
Berkali-kali saya sampaikan ini, tetapi masih juga bertahan, dimana banyak sekali orang Kristen berlaku munafik; di luar dan di dalam berbeda. Apalagi kalau yang seperti ini adalah imam-imam, bayangkan; dia sendiri tidak bening, hatinya tidak murni melayani TUHAN, tidak murni datang beribadah kepada TUHAN dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok.
Jadi saudara, bagaimana dengan saya, nikah saya, bagaimana dengan imam-imam dan nikah dari sidang jemaat, saat beribadah dan melayani, apakah sudah murni dan bening? Kalau belum, itulah hati dari perempuan Babel.
Jadi, masuk Sorga tidak seperti yang kita pikirkan; berbuat baik lalu masuk Sorga, tidak seperti itu. Kita masuk Sorga bukan karena hasil usaha, tetapi oleh darah salib, berarti harus ada pengorbanan, itulah penyucian.
12 batu permata menjadi dasar dari Yerusalem baru.
Kita tahu, bangunan didirikan di atas batu penjuru itulah korban Kristus, dasarnya adalah nabi dan rasul-rasul (pengajaran 12 rasul hujan awal dan pengajaran 12 rasul hujan akhir).
Pengajaran 12 rasul hujan awal berarti; percaya, bertobat, dibaptis air dan tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Tetapi pengajaran dari 12 rasul hujan akhir adalah supaya Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel sangat berkuasa membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, itu landasannya
Jadi, dari perbandingan ini kita bisa melihat bahwa perempuan Babel begitu licik sebab pakaiannya dihiasi dengan 12 batu permata.
12 pintu gerbang kota Yerusalem baru adalah 12 mutiara
Berarti, setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara.
Saudara, proses untuk menjadi mutiara adalah lewat luka-luka Yesus di atas kayu salib, disebutlah itu dengan korban Kristus. Demikianlah mutira dihasilkan oleh luka yang dialami oleh binatang kerang.
Jadi, kita bisa menjadi mutiara, pribadi yang berharga di mata TUHAN, bernilai tinggi dihadapan TUHAN, bila kita tetap berada pada proses yaitu; ada di dalam luka-luka TUHAN. Kalaupun terlukai ya sudah, jangan mudah sakit hati. Kalaupun ada di tengah ibadah dan pelayan, jangan tersinggung, supaya kita menjadi mutiaranya TUHAN. Karena, untuk menjadi mutiara harus melalui satu proses. Tidak mungkin menjadi mutiara dihadapan TUHAN tetapi tidak berproses. Baru sedikit dilukai, langsung menangis, ngomel, bersungut-sungut, tinggalkan ibadah, engkau yang akan rugi sendiri.
Kemudian di sini dikakan; setiap gerbang terdiri dari satu mutiara.
Saudara, Yesus adalah Pintu Gerbang kerajaan Sorga, sebagaimana pernyataannya di dalam Yohanes 14:6 --- Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Jadi jelas, Yesus adalah Pintu Gerbang Sorga dan mutiara yang sejati, sehingga Ia dapat menghimbau orang lain untuk datang kepada kerajaan Sorga. Jadi, yang sanggup menghimbau orang lain untuk datang dan masuk ke dalam kerajaan Sorga lewat perkataan, lewat perbuatan hidupnya adalah mutiara.
Jadi, seolah-olah perempuan Babel ini semacam ini hidupnya, padahal dia bukan mutiara. Yang dapat menghimbau orang untuk masuk Sorga adalah mutiara. Kalau bukan mutiara, dia akan iri hati melihat tambah jiwa di tempat ini bahkan dia tidak akan pernah berdoa untuk menambah jumlah jiwa di tempat ini. Kalau dia bukan mutiara, dia akan biarkan kedua orangtuanya di dunia, adik atau kakaknya di dunia sana.
Saudara, kita harus tahu siapa yang menjadi pintu gerbang Sorga dan siapa yang menjadi 12 pintu Yerusalem baru, itulah ibadah yang menggunakan pola Tabernakel. TUHAN mau supaya kita menjadi mutiara yang sejati, jangn hanya sekedar datang beribadah. Kita harus dapat menghimbau keluarga kita masuk ke dalam kerajaan Sorga, itulah mutiara. Tetpai perempuan Babel bukanlah mutiara, itu hanya akal-akalan semata.
PERKARA KETIGA: Di tangan perempuan Babel ada suatu cawan emas
Hal ini menunjukkan "seolah-olah" perempuan Babel sanggup memimpin ibadah sampai kepada tingkat ibadah tertinggi itulah doa penyembahan seperti cawan emas di tangan Imam Besar Agung di dalam Wahyu 8:3-4.
Yesus memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan, bagaikan asap dupa yang keluar dari cawan emas yang di tangan Imam Besar Agung, naik ke hadirat Allah menembusi takhta Allah.
Saudara, sesungguhnya puncak ibadah dari perempuan Babel adalah segala kemuliaan, kemegahan, kemewahan yang berasal dari kerajaan dunia ini sebagaimana dalam Matius 4:8-10 --- Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Sebetulnya perempuan Babel ini penuh tipu daya, tetapi kenyataannya banyak orang Kristen hancur hatinya ketika seorang pemimpin sibuk bicara soal kemegahan dunia, kerajaan dunia dan untuk itu ia menangis sejadi-jadinya. Tetapi ketika pengajaran salib disampaikan, darah salib menyucikan dosa kita, ia merasa tercambuk dan tidak suka dengan pemberitaan Firman semacam ini. Saya heran melihat anak TUHAN di akhir zaman ini, kenapa hanya sedikit orang yang mau menerima darah salib yang berkuasa menyucikan, tetapi untuk firman tentang keagungan, kemewahan, kemegahan yang berasal dari dunia dia suka dan menangis serta berkata; TUHAN ada di sini hanya karena berkat-berkat lahiriah.
Ingat, TUHAN ada di hati yang kecil karena darah salib. Kalau TUHAN di Sorga, TUHAN akan menjadi TUHAN terus. Tetapi TUHAN mau menjadi kecil, apa buktinya? Ada darah salib di atas kayu salib. Jadi, kita harus mengerti ini.
Dahulu kita tidak banyak mengerti kebenaran, yang kita tahu hanya; TUHAN Yesus baik, tetapi kebaikan yang sejati, yang hakiki terbatas, tetapi malam ini hati TUHAN diutarakan kepada kita. Siapa yang dapat melihat gelagat atau gerak langkah dari perempuan Babel ini kalau bukan hikmat TUHAN, bukan gelar doktor dan profesor.
Ketiga perkara yang sudah kita lihat di dalam diri perempuan Babel hanyalah menggambarkan kesombongan dan kesombongan itu menjadi mahkota dalam hatinya. Dosanya telah bertimbun-timbun dan timbunan dosa itu sudah sampai ke langit dan itulah yang menjadi takhtanya.
Yeremia 51:7
(51:7) Babel tadinya seperti piala emas di tangan TUHAN yang memabukkan seluruh bumi. Bangsa-bangsa minum dari anggurnya, itulah sebabnya bangsa-bangsa menjadi gila.
Babel tadinya seperti piala emas di tangan TUHAN, tetapi kenyataannya itu "hanya awalnya", tetapi pada akhirnya perempuan Babel itu lepas dari tangan TUHAN. Bukan TUHAN yang melepaskan tetapi perempuan Babel yang melepaskan dirinya dari TUHAN.
Kalau seseorang jauh dari TUHAN, bukan karena TUHAN yang menjauhkan diri darinya, tetapi orang itu yang menjauh dari TUHAN. Kalau seseorang akhirnya dilemparkan ke dalam api neraka, bukan TUHAN yang menginginkannya tetapi dosanya yang melemparkan dia ke dalam api neraka, sebab upah dosa adalah maut.
TUHAN tidak berbuat salah kepada kita semu, tetapi perempuan Babel inilah yang menyesatkan semua bangsa di bumi ini, sehingga ia membuat bangsa-bangsa menjadi gila. Waktunya ibadah tetapi ditinggalkan, itu namanya gila (tidak waras). Waktunya mengasihi TUHAN, tetapi dia tinggalkan, itu namanya gila (tidak waras).
Memang Firman ini tajam, tetapi harus disampaikan. Pedang bermata dua itu tajam, kalau tidak tajam, dia tidak akan bisa, menusuk sampai mengadakan penyucian perasaan yang terdalam. Banyak perasaan yang terdalam yang belum disucikan, walaupun terlihat baik. Tetapi dengan ketajaman ini, sanggup menyucikan perasaan yang terdalam yang tidak dapat ditembusi oleh mata manusia. Siapa yang bisa menembusi jiwa dan roh, sendi-sendi dan sum-sum, apalagi pertimbangan dan pikiran hati kita? Jadi saudara jangan melihat kesucian dari perbuatan yang banyak, tetapi tetap kembali ke dalam hati
Jika TUHAN menghendaki kita akan melihat isi hati perempuan Babel yang kedua: aku bukan janda dan yang ketiga; aku tidak pernah berkabung.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment