KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, December 22, 2024

KEBAKTIAN NATAL SEKOLAH MINGGU, PAK DAN PEMUDA REMAJA, 18 DESEMBER 2024

KEBAKTIAN NATAL SEKOLAH MINGGU, PAK DAN PEMUDA REMAJA, 18 DESEMBER 2024

Shalom semua. 

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN Yesus, oleh karena rahmat-Nya kebaktian natal sekolah minggu, PAK dan kaum muda remaja terselenggara dengan baik, jelas karena kemurahan TUHAN. Terimakasih juga buat doa-doa sidang jemaat yang hadir maupun yang tidak hadir, baik juga doa-doa kaum muda remaja. Terimakasih buat perhatian dan doanya, TUHANlah yang memberkati dan membalaskan berlipat ganda.


Saya tidak lupa menyapa dan mengucapkan selamat malam bagi kita semua, papa dan mama dari anak-anak sekolah minggu dan PAK; TUHAN memberkati kita semua. Biarlah kiranya damai sejahtera dari Sorga turun dan memenuhi kita sekaliannya, memberi sukacita dan kebahagiaan saat kita duduk dengar Firman Allah. Saya tidak lupa juga menyapa, anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, bapa/ibu, saudara/saudari, bahkan hamba-hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang turut bergabung dalam Kebaktian Natal Sekolah Minggu, PAK, pemuda remaja  GPT “Betania” Serang & Cilegon dimanapun saudara berada. TUHAN memberkati saudara di sana dan memberi damai sejahtera.


Selanjutnya, mari kita beri waktu sesaat untuk TUHAN, tadi kita sudah memuji TUHAN bagian dari ibadah. Tetapi sesungguhnya, inti dari ibadah adalah pemberitaan Firman TUHAN, bukan soal yang lain-lain. Sekarang, mari kita buka hati dan beri perhatian khusus untuk Dia yang harus kita muliakan, bukan soal yang lahiriah. Dari kecil anak-anak sudah harus mengerti memuliakan TUHAN, sampai nanti remaja, dewasa, tua bahkan sampai TUHAN datang; harus mengerti memuliakan TUHAN. 

Kita bisa  menghormati manusia, contohnya guru, itu bagus, tetapi TUHAN lebih dari yang ada di bumi ini. Jadi, kita harus belajar untuk memuliakan TUHAN dari sejak kecil, bahkan dari sejak kandungan sudah harus dibiasakan dengar Firman TUHAN. 


Sekarang kita akan masuk pada inti ibadah yaitu; mendengarkan Firman TUHAN, sesuai dengan tema yang ada dari Injil Matius 2:6.

Matius 2:6

(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."


Inti dari ayat ini adalah dari Betlehem tanah Yehuda akan bangkit seorang pemimpin.

Perlu untuk diketahui, di dalam Alkitab ada 3 (tiga) pemimpin yang diurapi oleh TUHAN:

  1. Nabi.

  2. Imam.

  3. Raja.


Terkait dengan pemimpin kita lanjut membaca dalam..

Matius 2:4

(2:4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.


Yesus adalah Mesias.

Mesias artinya….

  • Dalam bahasa Ibrani; pemimpin yang diurapi.

  • Dalam bahasa Gerika (Yunani) disebut Kristos / Kristus berarti; kepala atau pemimpin yang diurapi.


Itu berarti di dalam diri Yesus telah tergenapi tiga kepemimpinan ini, dengan lain kata Yesus adalah…

  1. Nabi yang diurapi.

  2. Imam Besar yang diurapi.

  3. Raja mulia yang diurapi.


Perlu untuk diketahui:

Kepemimpinan Yesus sebagai Nabi, Imam Besar Agung dan Raja ada kaitannya dengan Betlehem, sebab di atas tadi dikatakan; dari Betlehem akan bangkit seorang pemimpin. (Betlehem artinya; rumah roti --- Bet artinya; rumah, lehem artinya; roti).


Itu berarti, seorang pemimpin harus jadi rumah roti, artinya; harus penuh dengan Firman Allah. Selanjutnya, Firman yang ada di dalam dirinya harus diajarkan kepada anak sekolah minggu, pemuda remaja, sampai kepada dewasa (semua umat ketebusan TUHAN).

Jangan melayani kalau tidak jadi rumah roti dengan lain kata; jangan melayani, apabila tidak penuh dengan Firman Allah, masih suka dusta, mencuri, melawan orangtua, bolos sekolah, bolos kuliah, malas-malas bekerja, dan seterusnya.

Pendeknya, pemimpin harus penuh dengan Firman, harus jadi rumah roti, harus jadi Betlehem.


Apabila seorang pemimpin dengan Firman, selanjutnya Firman Allah itu diajarkan dengan 2 (dua) cara;

  • Bentuk tulisan, seperti rasul Paulus menulis surat-surat yang ada di Injil.

  • Bentuk khotbah perkataan (lisan) dan perbuatan.

Khotbah tidak hanya secara lisan (perkataan) saja, tetapi bisa juga dengan perbuatan.

Umpama sebagai anak; ia diperintah orang tua untuk tidur cepat; langsung segera dilakukan. Kemudian, pulang sekolah harus langsung pulang ke rumah, tidak boleh main-main; ia segera lakukan. Nanti ketika adik / kakak / abang yang melihat akan berkata; “dia ini Betlehem, cocok jadi pemimpin,” -- tanpa perkataan sudah mengajarkan Firman kepada sekitarnya. Akhirnya temat-teman di sekolah juga memuji kalau kita adalah Betlehem. Mungkin mulut tidak memuji, tetapi tersirat di hati setiap orang melihat.


Sekali lagi saya sampaikan, pemimpin tidak boleh sekedar melayani, tetapi harus punya Firman, sehingga, dengan perbuatan Firman; ketahuan bahwa dia pemimpin. Jadi, pemimpin erat kaitannya dengan Betlehem.


Syarat untuk menjadi rumah roti:

Mikha 5:1

(5:1) Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.


Untuk menjadi rumah roti (Betlehem), di sini dikatakan; harus mau menjadi yang terkecil.

Walaupun badannya besar, umur lebih tua dari yang lain; harus mau menjadi yang terkecil, supaya kita dilayakkan menjadi pemimpin; kepala bukan ekor (tidak ngikut-ngikut).


Siapa yang terkecil dalam ayat ini? 

Jawabnya; Yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala --- sebelum ada langit dan bumi, itu berarti; TUHAN Yesus Kristus, Dialah Allah yang hidup (Ayat referensi; Amsal 8:23-26).

Singkat kata, untuk menjadi rumah roti (Betlehem) harus menjadi yang terkecil dan yang terkecil di sini adalah TUHAN Yesus Kristus Allah yang hidup, Allah yang benar, TUHAN yang berkuasa dan berdaulat atas kehidupan kita semua. 


Kita lihat…

GAMBARAN DARI YANG TERKECIL

Matius 5:17-18 --- Perikop: “Yesus dan hukum Taurat”

(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (5:18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.


Di sini kita melihat pribadi Yesus menjadi;

  1. Satu iota

  2. Satu titik

Kita akan membahas dua hal tersebut.

Keterangan: SATU IOTA

Iota adalah kumpulan atau himpunan terkecil dari abjad Yunani di mulai dari “A” sampai “I” seluruhnya ada 9 (Sembilan) huruf. 

Arti rohaninya; lemah lembut dan rendah hati.

Doa dan harapan saya, kiranya sekolah minggu, PAK (Pendidikan Agama Kristen) serta pemuda remaja diberkati oleh TUHAN dalam hal lemah lembut dan rendah hati. Haleluya.


Kita buktikan bahwa Yesus adalah pribadi yang lemah lembut dan rendah hati.

Matius 11:29

(11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.


Yesus adalah pribadi yang lemah lembut dan rendah hati.

Tandanya: pikul kuk atau pikul salib.

Persamaannya; mau memikul beban, mau memikul tanggungjawab di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan.

Umpama, seorang pemimpin pujian, dia harus bertanggung jawab sebagai seorang pemimpin pujian; harus penuh dengan Firman, syaratnya; lemah lembut dan rendah hati. 


Lukas 22:24 dengan periko: Percakapan waktu perjamuan malam

(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.


Inti dari ayat ini; terjadi pertengkaran di antara 12 murid Yesus.

Penyebabnya; antara satu dengan yang lain masing-masing menganggap lebih besar, lebih utama, lebih hebat, lebih rohani, lebih dipakai TUHAN. Kalau perasaan seperti ada dalam satu himpunan seperti 12 murid, maka di situ akan terjadi pertengkaran, perselisihan, gontok-gontokkan, perbantahan tidak terhindarkan lagi.


Lukas 22:25-26

(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. (22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.


Setelah melihat situasi tidak kondusif akhirnya TUHAN Yesus memberi 2 (dua) contoh terkait soal pemimpin. 

Contoh pertama: Pemimpin dunia.

  • Raja-raja, bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka. Kerjanya hanya perintah-perintah saja.

  • Penguasa dunia harus diakui sebagai pelindung-pelindung = harus tunduk kepada naungannya.

Pemimpin seperti ini tidak baik diterapkan dalam ibadah dan pelayanan.


Contoh kedua: Pemimpin dalam TUHAN.

  • Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda.

Muda artinya; tidak merasa tua dan tidak merasa senior, tidak merasa lebih punya pengalaman, tidak merasa lebih pandai dari teman-teman yang lain. Ada orang muda tetapi merasa senior, lebih pandai, lebih bisa, di dalam TUHAN tidak seperti itu. Jangan pernah merasa lebih hebat dan lebih senior, jangan suka menggurui.

  • Pemimpin di dalam TUHAN tidak suka memerintah tetapi menampilkan diri sebagai pelayan.

Ini yang dimaksud lemah lembut dan rendah hati dari seorang pemimpin, pelayan TUHAN, hamba TUHAN. 

Kalau kita hidup dalam kebenaran, disebutlah hamba kebenaran (hamba TUHAN).


Lukas 22:27

(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.


Siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan?

Tetapi TUHAN Yesus ada di tengah-tengah kita sebagai PELAYAN. Kenapa demikian? Karena TUHAN adalah pemimpin yang lemah lembut dan rendah hati.


Bayangkan, kita duduk makan, lalu Yesus melayani kita. Kita dikasih makan (Firman Allah) dan dikasih minum (Roh Kudus) sebagaimana dalam 1 Korintus 12:13. Itulah pelayan, harus lemah lembut dan rendah hati, kalau tidak demikian, tidak ada yang datang ke restoran, ke rumah makan padang.

Pendeknya, Yesus adalah hamba TUHAN yang lemah lembut dan rendah hati, itulah SATU IOTA.


Matius 11:28-29

(11:28) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.


Dampak positif lemah lembut dan rendah hati; jiwa mendapat ketenangan.

Kalau seseorang membawa dirinya di tempat yang tinggi, kemudian sombong, angkuh; dapat dipastikan jiwanya tidak tenang. Tetapi, kalau kita lemah lembut dan rendah hati, mau diapain juga tetap tenang saja. Jangan sampai jiwa tidak mendapat ketenangan, nanti stress, depresi, lama-lama jadi gila. Hanya di dalam Yesus kita mendapat ketenangan. 

Doa dan harapan saya, biarlah dari sejak dini (kecil), anak-anak sekolah minggu, PAK, belajar lemah lembut dan rendah hati, supaya jiwa mendapat ketenangan. 


Jiwa perlu disegarkan, tetapi caranya tidak perlu pergi ke taman safari, ke mol, atau pergi ke sana ke mari. Supaya jiwa mendapat ketenangan; tetapi cukup dengan lemah lembut dan rendah hati. Jangan pakai alasan; cuci mata supaya jiwa mendapat ketenangan, tidak seperti itu. 

Sekali lagi saya sampaikan; jiwa mendapat ketenangan bila kita lemah lembut dan rendah hati. Ayo segarkan jiwa masing-masing bukan dengan media social, bukan dengan pergi wisata ke sana-sini, tetapi jiwa segar dengan lemah lembut dan rendah hati. 

Kalau lemah lembut dan rendah hati, bergaul dengan teman atau siapa saja pasti enak, keadaan kita diterima.  Jadi, tidak perlu cuci mata, itu menghabiskan uang, Di rumah saja, dan belajar lemah lembut rendah hati.


Keterangan: SATU TITIK

Titik (.) adalah tanda baca yang paling kecil dari semua tanda baca yang ada, bukan saja tanda baca tetapi dari semua huruf. 

Tidak ada lagi yang lebih kecil dari titik. Kalau koma (,) masih ada buntutnya, tetapi titik lebih kecil dari semua tanda baca, bahkan dari semua huruf dari A sampai Z. Singkat kata, arti rohani satu titik (.) ialah kecil dan rela untuk dikecilkan.

Sedangkan iota  hanya sebatas; lemah lembut dan rendah hati, tetapi titik artinya; menjadi kecil dan rela dikecilkan.


Perlu untuk diketahui:

Untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati, barangkali banyak orang bisa. Umpama; mengucapkan permisi saat lewat dari depan orang lain atau ketika ditanya; sudah makan? Dijawab dengan lembut; sudah bapa/ibu, itu lemah lembut dan rendah hati.

Tetapi, bilamana kedudukan kita dibawa sampai kepada satu titik, bagaimana? Mau menjadi kecil dan rela dikecilkan, apa bisa? 

Tetapi, biarlah kita maju terus dan apabila TUHAN datang kita ditemukan menjadi titik sehingga kita selamat.


Penjelasan soal kecil ada dalam…

Yohanes 12:24

(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.


Jatuh ke tanah umpama; dari Sorga turun ke bumi = rendah hati dan lemah lembut. Tetapi tidak berhenti sampai di situ, kemudian biji gandum harus mati. Mati = kecil dan rela untuk dikecilkan seperti Yesus rela dikecilkan di atas kayu salib.


Soal kecil dan rela dikecilkan…

Filipi 2:5-7

(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, (2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.


Yesus telah melepaskan segala reputasi-Nya. Berarti, 

  • Yesus meninggalkan kemuliaan-Nya

  • Yesus meninggalkan Bapa-Nya di Sorga

  • Yesus meninggalkan rumah-Nya di Sorga


Kemudian, setelah TUHAN Yesus meninggalkan segala reputasi-Nya, barulah Ia turun ke bumi untuk mengosongkan diri. 

Selama merasa diri mulia, hebat, kita tidak bisa kosong. Tetapi, setelah lepas dari reputasi, tinggalkan embel-embel dalam diri, ego, keangkuhan, kelebihan dan gelar dalam diri ini, barulah bisa kosong.


Kata dasar “mengosongkan” adalah kosong.

Kosong = berada pada titik nol = titik terendah = titik nadir. Kemudian, kosong lebih kecil dari angka satu. 

Kalau iota (1 sampai 9); lemah lembut dan rendah hati, tetapi masih ada yang lebih dari itu, yaitu; titik; rela menjadi kecil dan dikecilkan. Kalau 1 (satu) masih ada nilainya, begitu juga 2 (dua) masih ada nilainya, tetapi kalau 0 (kosong), lebih kecil dari angka satu artinya; kecil dan rela untuk dikecilkan.


Bukti Yesus berada di titik nadir:

  1. Yesus rela diludahi, dihina oleh orang-orang Yahudi, dengan lain kata; diludahi oleh bangsa-Nya sendiri

Ayat referensi: Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?" (Matius 26:66-68)

Ludah dari bangsa Yahudi baunya seperti hukum Taurat; semua dijalankan secara lahiriah saja.

  1. Yesus rela diludahi oleh bangsa kafir, diwakilkan oleh tentara Romawi.

Ayat referensi: Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya (Matius 7:29-30).

Bau ludah dari bangsa kafir; mudah ditarik kepada berhala-berhala / tuhan-tuhan kecil di bumi (1 Korintus 12:2). 

Contoh; tinggalkan ibadah dan pelayanan karena kesibukan, pekerjaan dan lain sebagainya. Berhala seperti ini baunya minta ampun, lebih dari bau gigi yang berlobang. Tetapi puji TUHAN, itu sudah ditanggung oleh TUHAN Yesus.

Kita (bangsa Indonesia) juga bangsa kafir, tetapi menjadi Israel rohani karena TUHAN Yesus.

Kalau diludahi jangan balas dengan ludah, sudah cukup! sebab TUHAN Yesus sudah tanggung itu semua.


Persamaan kecil dan rela dikecilkan…

1 Korintus 15:36-37

(15:36) Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. (15:37) Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.


Yesus mati berarti menjadi kecil dan rela dikecilkan = rela dikuliti.

Contoh; kita di rumah baik-baik, tetapi di luar sana kita dikuliti, dibilang tukang pacaran, manja, begini dan begitu, dikuliti / dipreteli sampai habis-habisan, tidak jadi soal. Jangan sampai kita datangi rumah orang yang menguliti kita itu, lalu menantang balik, itu namanya belum menjadi kecil. Kemudian bawa golok untuk memotong leher atau telinganya, bukan seperti itu yang TUHAN mau. 


Kenapa harus dikuliti?

Kejadian 3:20-21

(3:20) Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. (3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.


Yesus telah dikuliti di atas kayu salib, tetapi sebetulnya kitab Taurat, kitab para nabi sudah bernubuat tentang hal itu. 

Sebetulnya, itu sudah dinubuatkan jauh sebelumnya; mulai dari zaman Adam. Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka akhirnya telanjang dan terlihatlah segala dosa, kesalahan, pelanggaran yang memalukan manusia. 


Jadi, supaya manusia jangan malu, kita semua harus rela dikuliti, dengan kita dikuliti; tertutupilah kekurangan dan ketelanjangan orang lain. Kalau kita dikuliti, maka kekurangan abang tertolong, kekurangan kakak tertolong, kekurangan adik tertolong dan kekurangan seisi rumah tertolong. Itulah pentingnya rela dikuliti. Tetapi kalau tidak mau dikuliti, dengan lain kata; semakin tinggi hati, maka satu keluarga telanjang semua.


Matius 5:17

(5:17) "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.


Kalau rela dikuliti, cara ibadah yang lama (Taurat); tertutupi. Cara pemikiran yang lama; kamu sakiti saya saya sakiti kamu; tertutupi, tidak akan seperti itu lagi. Dosa semacam ini sudah ditutupi, sudah digenapi. Siapa yang menggenapi? Itulah pribadi yang rela dikuliti, itulah satu titik.


Jadi, tidak boleh puas di satu iota tetapi harus lanjut kepada satu titik.

Bawalah satu iota ke rumah, kemudian lanjut dudukkan diri pada satu titik, nanti hati TUHAN senang, serta TUHAN hormati kita. Kalau orang lain saja menghormati, lebih lagi TUHAN kita. 

Itulah pemimpin, kaitannya adalah Betlehem, syaratnya; harus mau menjadi yang terekecil. Gambaran terkecil; satu iota dan satu titik.


Amsal 8:30

(8:30) aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya;


Biarlah kiranya kita senantiasa bersama dengan Bapa di Sorga, Firman yang kita terima mengenai satu iota dan satu titik menjadi kesukaan kita. Bermain-main dengan Firman adalah kesukaan kita.


Amsal 8:31

(8:31) aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.


Karena satu iota dan satu titik; anak manusia menjadi kesenangan TUHAN Allah Maha kuasa.

Kalau tidak menjadi satu iota dan satu titik, tidak menjadi kesenangan TUHAN Yesus. 

Jadilah anak kesayangan TUHAN, senantiasa bermain-main dengan Firman Allah yang telah kita terima selama ini. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang













No comments:

Post a Comment