KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, December 25, 2024

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 21 DESEMBER 2024

 



IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 21 DESEMBER 2024

STUDY YUSUF

 

Subtema: SAKRALNYA JAMUAN TENGAH HARI

 

Shalom.

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh kemurahan hati TUHAN, kita dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah lewat Ibadah Kaum Muda Remaja.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN secara khusus kaum muda remaja, dimanapun berada yang turut bergabung dengan penggembalaan GPT Betania Serang Cilegon, Banten, Indonesia, lewat online (live streaming), video intenet baik Youtube, maupun Facebook, dimanapun saudara berada.

 

Mari kita sambut Study Yusuf sebagai Firman Penggembalan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja. Namun jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing.

 

Kejadian 43:16

(43:16) Ketika Yusuf melihat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada kepala rumahnya: "Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah seekor hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan bersama-sama dengan aku pada tengah hari ini."

 

Intinya, saudara-saudara Yusuf telah tiba di Mesir sebagai kunjungan yang kedua kalinya.

Kemudian Yusuf melihat Benyamin ada di tengah-tengah saudara-saudaranya.

Perlu untuk diketahui:

-       Dalam kunjungan yang pertama, saudara-saudara Yusuf tidak membawa Benyamin ke Mesir = Persekutuan yang belum sempurna (belum lengkap).

-       Dalam kunjungan yang kedua, saudara-saudara Yusuf membawa Benyamin ke Mesir = Persekutuan yang lengkap (sempurna) sebab kedua belas anak-anak Yakub sudah berada di Mesir.

 

Bukti adanya persekutuan yang lengkap: Yusuf mengadakan jamuan bersama-sama dengan saudara-saudaranya di dalam rumahnya sendiri.

Jamuan itu diadakan tepat pada tengah hari berarti pukul 12.00 siang.

Sebab 1 (satu) hari terhitung dari pukul 6.00 pagi sampai 6.00 sore.

 

Terkait dengan jamuan tengah hari kita sudah membahasnya dalam 2 (dua) kali pertemuan ibadah sebelumnya.

Kepala rumah Yusuf (hamba Yusuf) diperintahkan untuk mempersiapkan jamuan tengah hari dengan menyembelih seekor hewan/binatang.
Seekor hewan -> pribadi Yesus yang telah menderita sengsara dan mati di atas kayu salib/dikorbankan di atas kayu salib.

Pendeknya, jamuan tengah hari -> korban sehari-hari.

Jamuan tengah hari ini merupakan nubuatan yang harus digenapi oleh gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini.

 

Jadi kalau Yusuf mengadakan jamuan tengah hari bersama-sama dengan saudara-saudaranya, maka jamuan tengah hari itu juga harus tergenapi di hari-hari terakhir ini. Itu berarti kita harus berada pada jamuan tengah hari sama dengan menikmati korban sehari-hari.

 

Tujuan dari kunjungan saudara-saudara Yusuf ke Mesir adalah untuk membeli gandum kepada Yusuf sebab Yusuf adalah lumbungnya Firman Allah (Kejadian 41:56-57).

 

Kejadian 41:56-57

(41:56) Kelaparan itu merajalela di seluruh bumi. Maka Yusuf membuka segala lumbung dan menjual gandum kepada orang Mesir, sebab makin hebat kelaparan itu di tanah Mesir. (41:57) Juga dari seluruh bumi datanglah orang ke Mesir untuk membeli gandum dari Yusuf, sebab hebat kelaparan itu di seluruh bumi.

 

Ketika saudara-saudara Yusuf membeli gandum di Mesir, terjadilah suatu persekutuan yang sempurna, suatu persekutuan yang indah.
Disebutlah itu:

-     Persekutan antara carang dengan pokok.

-     Persekutuan antara carang dengan carang.

Yesus adalah pokok anggur yang benar dan kita adalah carang-carangnya sebagaimana dengan Yohanes 15:5.

 

Yohanes 15:5

(15:5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

 

Jadi selain persekutuan dengan TUHAN Yesus (carang dengan pokok), juga terjadi persekutuan antara satu dengan yang lain (carang dengan carang).

 

Mazmur 133:1

(133:1) Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!

 

Dengan adanya kesatuan antara tubuh yang berbeda-beda disebutlah itu persekutuan yang baik, elok, dan indah.

 

Mazmur 133:2-3

(133:2) Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. (133:3) Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

 

Dampak positif apabila kesatuan tubuh tercipta:

1.       Ada pengurapan.

Jadi kalau kita bersatu di tengah ibadah pelayanan ada pengurapan. Kalau hubungan kita intim dengan TUHAN, disebut juga hubungan nikah, di situ ada pengurapan. Jadi kita semua harus bersatu, tidak boleh mengambil jalannya masing-masing di tengah ibadah pelayanan.

2.       Ke sana TUHAN perintahkan berkat-Nya.

Ada berkat yang kita terima di dalam kesatuan.

3.       Ada kehidupan selama-lamanya.

Disebutlah itu kehidupan yang kekal di dalam Kerajaan Sorga, bahagia bersama dengan TUHAN selama-lamanya.

Akan tetapi, jangan lupa, selain membeli gandum di Mesir sebab Yusuf memang lumbungnya Firman Allah, Yusuf juga mengadakan jamuan tengah hari bersama dengan saudara-saudaranya.


Singkat kata, Yusuf adalah gambaran dari Mempelai Laki-Laki Sorga, yakni TUHAN Yesus Kristus. Alasannya Yesus adalah:

a.       Sumber atau lumbungnya Firman Allah.

b.       Korban sehari-hari (jamuan tengah hari).

 

Kita akan buktikan bahwa Yesus adalah korban sehari-hari atau jamuan tengah hari di dalam…

Daniel 12:11

(12:11) Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.

 

Pada saat antikris menjadi raja atas dunia ini, korban sehari-hari atau jamuan tengah hari dihentikan.

Hal itu merupakan KEKEJIAN bagi TUHAN.

 

Daniel 9:27

(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."

 

Korban sehari-hari (jamuan tengah hari), itulah korban sembelihan dan korban santapan.

-       Korban sembelihan: ibadah dan pelayanan dihubungkan dengan pengorbanan.

        Kalau beribadah apalagi imam-imam melayani di tengah-tengah ibadah sudah harus siap menjadi korban.

        Jangan sampai imam melayani tidak mengerti korban. Diajar korban bersunugut-sungut itu tidak benar. Ibadah itu tidak lenggang lenggong, ibadah itu tidak lipat tangan, tetapi harus disertai dengan pengorbanan.

-       Korban santapan: Pengajaran Firman Allah yang murni dan benar, itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan.

Itulah korban sehari-hari (jamuan tengah hari).

 

Korban sehari-hari (jamuan tengah hari)  itulah korban sembelihan dan korban santapan, satu kali nanti akan dihapuskan (DIHENTIKAN) dari rumah TUHAN, apabila antikris, yang disebut juga pembinasa keji berdiri di tempat kudus, mengambil alih (take over), tempat kudus (rumah TUHAN).

 

Daniel 8:11

(8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.

 

Pembinasa keji itulah antikris, satu kali akan merampas atau menyingkirkan korban sehari-hari disebut juga jamuan tengah hari dari rumah TUHAN.

 

Daniel 8:12-13

(8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil. (8:13) Kemudian kudengar seorang kudus berbicara, dan seorang kudus lain berkata kepada yang berbicara itu: "Sampai berapa lama berlaku penglihatan ini, yakni korban sehari-hari dan kefasikan yang membinasakan, tempat kudus yang diserahkan dan bala tentara yang diinjak-injak?"

 

Dampak yang terjadi apabila jamuan tengah hari (korban sehari-hari) disingkirkan dari rumah TUHAN:

a.       Terjadi kefasikan yang membinasakan.

Prakteknya; sibuk berbicara soal berhasil-keberhasilan dan berkat-keberkatan.

Ibadah semacam ini (fasik) adalah ibadah yang membinasakan.

Jadi saudara jangan bangga bila korban sehari-hari dihentikan, kemudian terjadi ibadah fasik yang berbicara soal berkat keberkatan, berhasil keberhasilan dinyatakan di tengah-tengah ibadah, itu ibadah yang membinasakan.

b.       Tempat kudus diserahkan.

Tandanya:

-       Orang-orang Kristen akan murtad. Mundur dari pengajaran salib sekalipun mengaku sebagai orang Kristen.

-       Orang-orang Kristen mendurhaka (memberontak) kepada TUHAN.

c.     Bala tentara diinjak-injak.

Bala tentara -> bintang-bintang (orang-orang yang diurapi).

Jadi satu kali nanti balatentara akan dilemparkan ke bumi alu diinjak-injak.

Maka jelas pada saat antikris menjadi raja, di situ ada satu aniaya, di situ ada satu siksaan yang dahsyat.

Inilah dampak yang terjadi apabila jamuan tengah hari (korban sehari-hari) dihentikan.

 

Pendeknya, pada saat jamuan tengah hari (korban sehari-hari) disingkirkan, maka pada saat itu ada suatu aniaya yang besar atau siksaan yang dahsyat yang belum pernah terjadi sebelum dunia bahkan sesudah dunia ada. Berarti siksaan itu begitu berat (dahsyat). Oleh sebab itu, jangan menganggap enteng dengan jamuan tengah hari (korban sehari-hari).

 

Jadi sekali lagi saya sampaikan, pada saat aniaya terjadi (siksaan yang dahsyat terjadi), maka hari itu disebutlah puncak kesesakan atau puncak dari pencobaan, juga puncak gelap malam.

Maka selama hari masih terang, kerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar, jangan menganggap enteng jamuan tengah hari, jangan menganggap enteng dengan korban sehari-hari sebab akan tiba gelap malam, dimana orang tidak dapat lagi menikmati korban sehari-hari disebut juga jamuan tengah hari.

Sebab itu jangan main-main beribadah, jangan sengaja dimepet-mepeti waktunya, dengar nasihat Firman Allah, jangan keras kepala, jangan kepala batu, semua harus dipersiapkan dengan baik supaya orang lain jangan terganggu menikmati pembukaan Firman Allah.

 

Jadi sudah sangat jelas, pada puncak gelap malam, korban sehari-hari atau jamuan tengah hari telah disingkirkan, dengan lain kata korban sembelihan dan korban santapan tidak ditemukan lagi di dalam rumah TUHAN seperti jamuan tengah hari di rumah Yusuf atau rumah Tuhan.

Kenapa saya katakan rumah Yusuf? Karena Yusuf adalah gambaran dari lumbung Firman TUHAN, dan gambaran dari korban sehari-hari.

 

Perikop: “Petrus akan menyangkal Yesus

Matius 26:31-32

 (26:31) Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. (26:32) Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."

 

Gembala akan dibunuh, maka; domba-domba akan tercerai-berai.

-       Gembala dibunuh artinya; jamuan tengah hari -- korban sehari-hari yaitu korban sembelihan dan korban santapan -- akan dihentikan atau disingkirkan, tepatnya pada saat antikris menjadi raja.

-       Domba-domba tercerai-berai, artinya; iman dari orang-orang Kristen akan tergoncang, sebab saat jamuan tengah hari (korban sehari-hari) dihentikan, pada masa itu akan terjadi suatu siksaan yang dahsyat, banyak orang Kristen teraniaya sampai menggoncang iman mereka.

 

Matius 26:33

(26:33) Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."

 

Petrus merasa diri hebat, kuat, mampu menghadapi puncak pencobaan yang akan terjadi dengan kelebihan-kelebihan yang dia punya.

Padahal di atas tadi sudah disampaikan bahwa aniaya antikris merupakan siksaan yang dahsyat, belum pernah terjadi selama dunia ini ada dan sesudah dunia ada, siksaan semacam ini tidak akan pernah terjadi, tetapi satu kali akan terjadi pada saat antikris menjadi raja. Tetapi di sini kita melihat, terhadap siksaan itu Petrus merasa kuat, merasa mampu melewati ujian yang akan terjadi dengan kelebihan-kelebihan yang dia punya.

Banyak kelebihan dari manusia, misalnya;

-          Mempunyai gaji satu bulan.

-          Mempunyai gelar, S1, S2, S3, dan professor.

-          Mempunyai harta, kekayaan, uang yang banyak, bahkan

-          Mempunyai kekuasaan yang besar di bumi ini.

Tetapi percayalah, itu semua tidak cukup untuk memberi kekuatan bagi setiap orang, siapapun dia untuk mampu menghadapi ujian (pencobaan) yang akan terjadi, karena masa itu merupakan puncak pencobaan, puncak gelap malam, puncak kesesakan yang belum pernah terjadi yang dialami oleh manusia di atas muka bumi ini. Puji TUHAN.

 

Setelah mendengar jawaban Petrus yang merasa diri kuat itu, akhirnya Yesus pun kembali berkata kepada Petrus.

Matius 26:34-35

(26:34) Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (26:35) Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.

 

Bila puncak pencobaan (puncak gelap malam) telah tiba, banyak orang Kristen akan menyangkal Allah 3 (tiga) kali, sama dengan menyangkal tiga hal:

1.       Menyangkal/menghujat Allah Bapa.

2.       Menyangkal/menghujat Anak Allah, Yesus namanya.

3.       Menyangkal/menghujat kemah kediaman Allah (Roh Kudus).

 

Sebagaimana dengan yang tertulis di dalam…

Wahyu 13:6

(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

 

Inilah yang disebut menyangkal Yesus tiga kali, puncaknya penghujatan kepada kemah kediaman Allah.

Menghujat kemah kediaman Allah = menghujat Roh Allah dan disitu tidak ada lagi pengampunan.

 

Singkat kata, untuk jamuan tengah hari (korban sehari-hari) yang harus dipersiapkan/disajikan, maka kepala rumah Yusuf harus menyembelih seekor hewan sesuai dengan Kejadian 43:16.

 

Kejadian 43:16

(43:16) Ketika Yusuf melihat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada kepala rumahnya: "Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah seekor hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan bersama-sama dengan aku pada tengah hari ini."

 

Menyembelih seekor hewan -> Pribadi Yesus yang mati di atas kayu salib.

Intinya, oleh karena salib Kristus di Golgota:

-          Kita menikmati korban sembelihan itulah ibadah dan pelayanan yang ditandai dengan pengorbanan.

-          Kita menikmati korban santapan itulah Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel atau Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh El-Kudus.

 

Dengan demikian, jamuan tengah hari atau KORBAN SEHARI-HARI adalah GEMBALA yang menggembalakan kita sampai sejauh ini. Itu sebabnya Yesus berkata; “Kalau gembala disingkirkan (dibunuh), domba-domba akan tercerai berai tanda iman tergoncang.”

 

Jadi jamuan tengah hari (korban sehari-hari); korban sembelihan dan korban santapan adalah gembala, itulah yang menggembalakan kita sampai hari ini.

Maka di atas gunung TUHAN, lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok, kita harus menikmati jamuan tengah hari, korban sehari-hari, itulah korban sembelihan dan korban santapan. Jangan anggap enteng ibadah pelayanan, jangan anggap enteng Firman Allah yang disampaikan di tengah ibadah pelayanan sebelum kita nanti dientengkan oleh TUHAN, artinya diserahkan kepada antikris karena tidak menerima dan mengasihi kebenaran itulah pengajaran salib sebagaimana yang tertulis di dalam 2 Tesalonika 2:9-10.

 

2 Tesalonika 2:10

(2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.

 

Mereka yang tidak menerima dan tidak mengasihi kebenaran -- jamuan tengah hari, korban sehari-hari, yakni; korban sembelihan dan korban santapan -- akan diserahkan kepada antikris.

Maka jelas dari sini kita bisa melihat, yang menggembalakan anak-anak TUHAN di hari-hari terakhir ini adalah jamuan tengah hari (korban sehari-hari). Jadi jangan anggap enteng korban sembelihan yang disertai dengan pengorbanan juga korban santapan itulah Firman Allah yang rahasianya dibukakan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah di atas gunung TUHAN.

 

Singkat kata, pelajaran yang dapat kita petik dari Kejadian 43:16, ialah kita harus berada pada jamuan tengah hari (menikmati korban sehari-hari) yakni korban sembelihan dan korban santapan = tergembala dengan baik dan benar di dalam satu kandang penggembalaan. Sebab di atas tadi saya sudah sampaikan jamuan tengah hari itu adalah gembala yang menggembalakan kita.

 

Jadi, kalau Yusuf mengadakan jamuan tengah hari bersama-sama dengan saudara-saudaranya maka peristiwa itu harus digenapi oleh gereja TUHAN, anak-anak TUHAN, orang Kristen di hari-hari terakhir ini. Berarti anak-anak TUHAN mulai dari sejak sekarang sudah seharusnya tergembala.

 

Oleh sebab itu, rumah TUHAN atau rumah Yusuf, tempat jamuan tengah hari, tempat kita beribadah dan melayani harus menjadi kandang penggembalaan bagi domba-domba. Jadi jangan sampai rumah TUHAN dijadikan pasar, tempat lelang, tempat hanya untuk yang lahiriah, jangan. Rumah Tuhan harus menjadi kandang penggembalaan bagi domba-domba.


Namun kenyataannya, di hari-hari terakhir ini banyak orang Kristen datang ke rumah TUHAN hanya "sekedar" beribadah, sehingga:

-       Ia tidak mau menyerahkan diri sebagai domba yang tergembala.

-       Ia tidak menganggap rumah TUHAN, tempat ia beribadah sebagai tempat pembaringan (kandang penggembalaan).

 

Yesaya 53:6

(53:6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

 

Dampak negatif bila tidak menjadi domba yang tergembala: Domba akan sesat.

Tanda sesat: mengambil jalannya sendiri, susah diatur. Dengan lain kata; hanya mengikuti kehendak sendiri saja.

 

Jadi saudara, dari ukuran ini kita bisa melihat, kita sudah menjadi domba yang tergembala di dalam satu tempat pembaringan atau belum. Ini juga diukur oleh TUHAN nanti. Ukuran yang kita pakai akan digunakan oleh TUHAN untuk mengukur kita.

Jadi jangan saudara berpikir dengan banyaknya pelayanan, saudara masuk sorga, tidak seperti itu.

 

Melayani juga harus mengikuti, sudah diajari, tetapi tetap juga dengan cara-caranya, itu namanya sesat. Ikuti caranya TUHAN, walaupun nampaknya menurut pikiran manusiawi tidak baik, tetapi kalau itu dari TUHAN, ikuti saja. Justru kalau engkau mengikuti kehendak mu sendiri, salah nanti, tidak ada pengurapan.

 

Contoh domba yang mengambil jalan sendiri (susah diatur):

a.       Mengembara dari laut ke laut.

Padahal kalau kita tergembala, tinggal diam dalam kandang penggembalaan sebagai tempat pembaringan. Tetapi karena mengambil jalannya sendiri akhirnya mengembara dari laut ke laut. Artinya; berada di tengah ibadah laut dan menerima ajaran laut. Ajaran laut adalah ajaran antikris; hidup dalam kenajisan percabulan.

 

Kita akan melihat kenajisan percabulan rohani…

Wahyu 18:3

(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."

 

Menjadi kaya oleh karena kelimpahan hawa nafsu disebutlah itu kenajisan percabulan.

Disebut kaya oleh kelimpahan hawa nafsu. Prakteknya; meninggalkan jam-jam ibadah hanya karena uang, hanya karena bisnis, atau karena tuhan-tuhan kecil lainnya di bumi ini, dengan lain kata; oleh karena mencari keuntungan dia harus tinggalkan jam-jam ibadah itu namanya kenajisan percabulan, menduakan hati TUHAN.

Inilah ibadah laut dan ajaran laut

 

b.       Menjelajah dari utara ke timur.

Di dalam Pola Tabernakel, utara yang dimaksud di sini terkena pada Meja Roti Sajian, kedudukannya di sebelah utara.

Singkat kata; menjelajah dari utara ke timur = meninggalkan pengajaran salib = tanpa persekutuan dengan Firman Allah dan tubuh darah Kristus.

Jadi kalau kita menjelajah dari utara ke timur yang ditemukan adalah ajaran bumi/ajaran darat, itu namanya ajaran palsu.

 

Inilah keadaan domba yang sesat/mengambil jalannya sendiri (masing-masing). Jalannya antara lain: menjelajajah dari laut ke laut kemudian menjelajah dari utara ke timur.


Yeremia 50:6-7

(50:6) Umat-Ku tadinya seperti domba-domba yang hilang; mereka dibiarkan sesat oleh gembala-gembalanya, dibiarkan mengembara di gunung-gunung, mereka berjalan dari gunung ke bukit sehingga lupa akan tempat pembaringannya. (50:7) Siapa pun yang menjumpai mereka, memakan habis mereka, dan lawan-lawan mereka berkata: Kami tidak bersalah! Karena mereka telah berdosa kepada TUHAN, tempat kebenaran, TUHAN, pengharapan nenek moyang mereka!

 

Domba sesat; lupa akan tempat pembaringan. Tempat pembaringan jelas menunjuk kandang penggembalaan. Maka akibat lupa tempat pembaringan: dimangsa musuh atau menjadi santapan antikris. Sebab antikris disebut juga binatang buas (ganas).

 

Firman Allah ini harus diperhatikan. Jangan datang beribadah hanya sekedar beribadah.

Tempat jamuan tengah hari (rumah TUHAN) harus menjadi tempat kita menikmati korban sehari-hari, harus menjadi tempat pembaringan (kandang penggembalaan). Tetapi kenyataannya di hari-hari terakhir ini banyak sekali orang Kristen datang ke rumah TUHAN hanya sekedar beribadah. Maksudnya, rumah TUHAN tidak dijadikan sebagai tempat pembaringan, tidak dijadikan sebagai kandang penggembalaan karena dia tidak menyerahkan dirinya sebagai domba yang tergembala, tidak mau tergembala. Coba kalau dia mau tergembala, tempat jamuan tengah hari pasti ia jadikan sebagai tempat pembaringan (kandang penggembalaan). Tetapi sangat disayangkan di hari-hari terakhir, banyak domba sesat, lupa akan tempat pembaringan akhirnya dimangsa musuh, menjadi sasaran empuk dari antikris, binasa selama-lamanya.

 

Maka supaya jangan binasa, TUHAN masih menyatakan kemurahan-Nya seperti kepada orang yang menganggap diri kuat dengan kelebihan yang dia punya itulah Simon Petrus.

 

Jalan keluar:

Perikop: “Mempelai perempuan.”

Kidung Agung 1:7

(1:7) Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari. Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?

 

Mempelai Perempuan merindukan rumah TUHAN sebagai tempat pembaringan (kandang penggembalaan).

Sebab itu, menghadap TUHAN jangan hanya sekedar beribadah, tetapi tempat jamuan tengah hari sudah harus menjadi tempat pembaringan (kandang penggembalan).

 

Singkat kata; Mempelai Perempuan telah menyerahkan dirinya sebagai domba yang tergembala di dalam satu kandang penggembalaan dengan satu gembala. Tadi gembala kita adalah korban sehari-hari, itulah korban sembelihan dan korban santapan.

Tetapi ingat, satu kali korban santapan dan korban sembelihan akan disingkirkan seperti gembala akan dibunuh maka pada saat itulah domba-domba akan tercerai berai.

 

Maka kata tergembala itu ternyata luar biasa manfaatnya (maknanya). Tetapi kenyataannya banyak orang Kristen tidak paham soal tergembala, dia hanya tahu tentang beribadah, tetapi untuk menjadi satu kehidupan yang tergembala tidak paham. Kebanyakan orang Kristen di luar sana tidak mengerti arti tergembala. Tetapi kalau beribadah sesekali ya pasti beribadah. Tetapi ingat kalau beribadah tetapi tidak mengerti soal tergembala pasti dia bukan domba yang tergembala. Maka pemahaman soal tergembala itu penting supaya kita mengerti untuk menjadi satu kehidupan yang tergembala.

 

Singkat kata menjadi domba yang tergembala dalam satu kandang penggembalaan, itu adalah Roh Mempelai. Tergembala itu berasal dari Roh Mempelai karena yang merindukan kandang penggembalaan adalah Mempelai Perempuan. Kalau seseorang tidak tergembala, tidak ada Roh Mempelai di dalam dirinya, tidak hidup di dalam kesatuan. Yang ada sesat, mengambil jalannya masing-masing, tercerai berai, itu bukan Roh Mempelai.


Sedangkan domba yang sesat (domba yang tidak tergembala) disebut: “teman-teman.” Tetapi namanya teman satu kali pengikutannya akan berhenti di tengah jalan seperti Orpa; kembali kepada allahnya dan bangsanya -- kembali kepada berhala, menyembah tuhan-tuhan kecil di bumi dan kembali kepada dosa kenajisan percabulan.

 

Tabiat dari teman-teman:

1.       Cinta akan uang, seperti Yudas (Matius 26:50).

Akar dari semua kejahatan yang di bumi adalah cinta uang. Ayat referensi: 1 Timotius 6:10.

Orang yang cinta uang akhirnya berani megambil milik-Nya TUHAN dan merampas milik orang lain, itulah yang disebut kikir.

2.       Tidak mau berubah dan tidak mau diubahkan.

Ayat referensi: Matius 11:16-18.

 

Matius 11:16-18

(11:16) Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: (11:17) Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. (11:18) Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan.

 

Sehingga:

a.       Ketika anak-anak Allah meniup seruling, teman-teman tidak menari.

Seruling --> Firman kasih karunia. Suatu pengalaman yang indah yakni pengalaman kematian dan kebangkitan yang memberi sukacita (tarian yang besar). Seruling itu suaranya penuh dengan dinamika (naik turun) itulah Firman kasih karunia.

b.       Ketika anak-anak Allah menyanyikan kidung duka, teman-teman tidak berkabung.

Prakteknya; tidak mau menghukum daging dengan cara berpuasa. Itu sebabnya kalau kita baca pada ayat berikutnya (Matius 11:17), mereka berkata; “Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum.” Sama dengan berpuasa, itu kidung duka.

Inilah tabiat teman-teman, tidak mau berubah. Setelah dengar kidung duka harus berubah, hukum daging dengan cara berpuasa, jangan malas-malas berpuasa.

 

Kita sudah melihat perbandingan antara domba yang tergembala karena Roh Mempelai dengan domba yang tidak rindu dengan tempat pembaringan (kandang penggembalaan) karena roh teman-teman, mereka mengambil jalannya masing-masing, kalaupun dia datang beribadah hanya menuruti kehendaknya sendiri saja. Itulah perbandingan antara Roh Mempelai dengan teman-teman.

 

Jadi dari pelajaran ini kita mengerti, sudah memiliki Roh Mempelai atau masih menjadi teman-teman seperjalanan dari TUHAN. Kalau kita berkaca kepada Firman, pasti atau niscaya pada saat kita tersungkur menyembah, hati hancur, menyesali segala kelakuan yang busuk ini. Kehidupan yang cinta uang, dan tidak mau berubah, pasti akan disesali, tetapi kalau tidak mau berubah, tidak akan pernah hancur hati.

 

Kidung Agung 1:8

(1:8) -- Jika engkau tak tahu, hai jelita di antara wanita, ikutilah jejak-jejak domba, dan gembalakanlah anak-anak kambingmu dekat perkemahan para gembala.

 

Jadi Mempelai Wanita adalah jelita di antara puteri-puteri Yerusalem, di antara gereja-gereja TUHAN. Yang menerima Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel lebih cantik, lebih elok, lebih indah dari pada puteri-puteri Yerusalem (orang Kristen lainnya).

Lihat, kesatuan tubuh yang sempurna, alangkah baiknya, alangkah indahnya. Jadi jelas, jelita diantara wanita.

Kalau gereja TUHAN sempurna maka jelita diantara wanita, baik, indah, dan elok (Mazmur 133:1).

 

Selanjutnya, yang rindu menjadi domba yang tergembala serta rindu tempat pembaringan (kandang penggembalaan), dia mengikuti jejak-jejak domba yang tergembala.

 

Yohanes 10:3-4

(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. (10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.


Jejak domba menurut Yohanes 10:3-4:

1.     Mendengar suara gembala = dengar-dengaran.

        Kita harus mendengar suara gembala, jangan dengar suara asing. Apalagi kalau kita ada dalam satu kandang penggembalaan, jangan dengar suara perasaan orang lain kalau dia menghasut, jangan, sekalipun dia baik kepada mu. Kalau roh ketulusan (Roh Mempelai) ya ikuti saja.

2.     Mengikuti gembala.

Sejauh ini kita sudah digembalakan oleh Firman penggembalaan (Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel) yang terus menggembalakan kehidupan kita sampai pada Yerusalem Baru, itulah Mempelai Wanita TUHAN. Ikuti saja, dia tidak akan menyesatkan kita. Tetapi kalau kita mengikuti kehendak daging, sesat, liat, terhilang nanti.

 

Itulah jalan keluarnya dan kita semua diberkati oleh TUHAN bukan? Tetapi satu hal yang harus kita perhatikan di sini, pernyataan (narasi) TUHAN sebagai Gembala Agung kepada Mempelai TUHAN; selain “ikutilah jejak-jejak domba”, Yesus juga berkata; “Gembalakanlah anak-anak kambingmu dekat perkemahan para gembala”

 

Perkemahan (rumah TUHAN) -> tempat jamuan tengah hari, tempat kita menikmati korban sehari-hari.

 

Inilah pelajaran yang dapat kita petik dari jamuan tengah hari di rumah Yusuf, di Mesir. Kita sekarang ini masih di Mesir rohani, itulah dunia ini. Jadi selagi hari masih siang, kerjakanlah keselamatan mu sebab akan tiba gelap malam, di situ tidak ada lagi jamuan tengah hari, korban sehari-hari sudah disingkirkan, gembala akan dibunuh.

Jadi selagi masih ada kesempatan, jangan merasa diri kuat seperti Simon Petrus, jangan merasa diri kuat dengan kelebihan-kelebihan yang engkau punya, belajar merendahkan diri, kembali kepada gembala yang memelihara jiwa. Amin.

 

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment