KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, December 28, 2024

IBADAH DOA PENYEMBAHAN DIRANGKAI DENGAN MALAM NATAL, 24 DESEMBER 2024

 


IBADAH DOA PENYEMBAHAN DIRANGKAI DENGAN MALAM NATAL,  24 DESEMBER 2024


SURAT YUDAS

YUDAS 1:5

(Seri 5)


Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena kemurahan hati-Nya kita dihimpunkan untuk berada di atas gunung TUHAN yang kudus, datang menghadap TUHAN lewat Ibadah Doa Penyembahan yang dirangkai dengan Ibadah Malam Natal di tahun ini, tentu semua oleh karena kemurahan TUHAN dan kita bersyukur kepada TUHAN.


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, lewat online/live streaming/video internet baik itu dari Youtube, Facebook atau media sosial lainnya dimanapun saudara berada. Kiranya damai sejahtera dari Sorga turun di tengah-tengah perhimpunan ibadah kita malam ini, untuk memberi damai sejahtera dan sukacita sehingga kita boleh mengalami satu kebahagiaan saat kita duduk diam dengar Firman TUHAN, dekat kaki TUHAN.


Sebelum kita membaca Firman TUHAN, tetaplah berdoa dalam Roh, mohonlah kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu betul-betul meneguhkan hati kita, menerangi hati kita, karena TUHAN dengan Firman yang diurapi itu memberi pengertian kepada kita semua, sehingga kita datang beribadah bukan dengan ibadah yang liturgis.


Untuk tema Natal tahun ini terambil dari Matius 2:6. Berawal dari Kebaktian Natal Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT) yang kita layani selama dua hari yaitu; Selasa-Rabu, tanggal 2-3 Desember 2024 (3 kali ibadah) dan kita boleh melihat kemuliaan TUHAN bersama dengan peserta yang hadir yaitu; hamba-hamba TUHAN yang datang dari berbagai tempat. Kemudian lanjut pada Kebaktian Natal Sekolah Minggu, PAK & Kaum Muda Remaja pada tanggal 18 Desember 2024 dan kita juga melihat kemuliaan TUHAN dinyatakan pada saat itu. Kiranya malam ini TUHAN juga menyatakan kemuliaan-Nya yang besar itu dari tema yang sama  yaitu Matius 2:6. Namun, karena ini juga Ibadah Doa Penyembahan, maka tema untuk natal akan dirangkai dengan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari SURAT YUDAS PASAL 1, yang senantiasa kita terima hari Selasa malam di tempat ini.


Saya mengucapkan “selamat natal 25 Desember 2024” kepada kita semua, dan juga saudara yang bergabung dengan kandang penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat online/live streaming/video internet baik dari; Youtube maupun Facebook.


Mari kita perhatikan tema yang ada…

Matius 2:6

(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."


Intinya; dari Betlehem (tanah Yehuda) akan bangkit seorang pemimpin untuk menggembalakan umat TUHAN (umat Israel). Kita semua adalah umat TUHAN, karena kita Israel rohani, berarti; kita semua adalah kawanan domba tuntunan Yesus Kristus sebagai Gembala Agung.


Mari kita lihat TUHAN Yesus Gembala Agung dalam…

Mazmur 23:1

(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.


TUHAN adalah Gembala Agung, sedangkan umat TUHAN adalah domba-domba-Nya.

Jika domba-domba tergembala dalam satu kandang penggembalaan, di sini dikatakan: takkan kekurangan aku

Itu berarti; dosa telah diampuni dan hutang dosa telah dihapuskan di atas kayu salib, dengan lain kata, darah salib telah menebus dan menyelamatkan kita semua.


Jadi, sekali lagi saya sampaikan, jika domba-domba tergembala; tidak akan kekurangan baik secara jasmani dan rohani.

  • Secara jasmani; apa yang dimakan, diminum dipakaian semuanya dicukupkan.

  • Secara rohani: dosa diampuni, hutang dosa dihapuskan, sebab Yesus telah mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia 2024 tahun yang lalu, sehingga dosa tidak kelihatan; takkan kekurangan aku.

Ini adalah awal yang akan dialami bilamana domba-domba tergembala yaitu; ditebus berarti diampuni atau diselamatkan.


Sekarang kita lihat, akhir apabila domba-domba tergembala… 

Mazmur 23:6

(23:6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Akhir dari sebuah penggembalaan adalah berada dalam kerajaan Sorga dengan lain kata; berada dalam hidup kekal, itulah pentingnya domba-domba tergembala. Tetapi sangat disayangkan, banyak orang Kristen tidak mengerti soal penggembalaan. Orang Kristen hanya mengerti soal ibadah hari Minggu, tetapi untuk menjadi satu kehidupan yang tergembala banyak orang Kristen tidak paham. 


Ini harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, maka, sebagai kawanan domba Allah (umat TUHAN), serahkanlah diri untuk digembalakan oleh Gembala Agung, berarti; kita harus menjadi domba-domba yang tergembala. 

  • Awal domba-domba tergembala; diselamatkan oleh darah salib, tandanya; dosa diampuni dan hutang dosa dihapuskan = takkan kekurangan..

  • Kemudian akhir dari sebuah penggembalaan; berada dalam hidup yang kekal (keabadian) untuk selama-lamanya.


Matius 2:6 akan kita rangkai dengn Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dalam Yudas 1:5.


Yudas 1:5

(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.


Di sini kita melihat; TUHAN menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir (tanah perbudakan), namun sangat disayangkan, karena pada akhirnya; TUHAN membinasakan mereka (bangsa Israel) di padang gurun. Kenapa demikian? 

Karena hal itu sama seperti gereja TUHAN (orang Kristen) di hari-hari terakhir ini, mereka hanya mengerti ibadah, tetapi tidak mengerti soal tergembala. Kalau tergembala pasti mengalami ketebusan dan akhirnya berada dalam kehidupan yang kekal (kerajaan Sorga).  Tetapi jangan salah, untuk sampai ke dalam kerajaan Sorga, kehidupan yang sudah diselamatkan harus mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar (Filipi 2:12).


Sekali lagi saya sampaikan, kita memang sudah ditebus berarti; sudah diselamatkan dari Mesir (dunia), tetapi jangan sampai kita dibinasakan di padang gurun dunia ini. Oleh sebab itu, kehidupan yang diselamatkan oleh darah salib, kehidupan yang sudah ditebus dari Mesir (dunia); harus mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar untuk sampai kepada hidup yang kekal; rumah TUHAN selama-lamanya. Tetapi sangat disayangkan, Israel sudah diselamatkan (ditebus) oleh darah salib dari tanah Mesir, namun  di padang gurun dunia; mereka ditewaskan, mereka binasa karena tidak percaya. 


Saudaraku, apa yang terjadi pada bangsa Israel ini adalah "UNTUK MENGINGATKAN KITA" sebagai gereja TUHAN supaya jangan mengalami nasib yang sama.


Apa yang dialami oleh bangsa Israel diceritakan juga oleh rasul Paulus kepada jemaat di Korintus.

1 Korintus 10:1-4; Israel diselamatkan dari tanah Mesir oleh darah salib (korban Paskah).


Tetapi…

1 Korintus 10:5

(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.


TUHAN memang sudah menyelamatkan bangsa Israel dari tanah Mesir (tanah perbudakan), tetapi sangat disayangkan, mereka semua ditewaskan (dibinasakan) di padang gurun.


Yang ditewaskan adalah “bagian yang terbesar🡪 generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di tanah Mesir, mereka adalah orang-orang yang tidak percaya kepada TUHAN sebagai Gemabla Agung dengan lain kata; tidak mau digembalakan, sehingga TUHAN tidak berkenan kepada mereka. Itu sebabnya di atas tadi saya katakan; orang Kristen hanya tahu Ibadah Raya Minggu, tetapi tidak mau menyerahakn dirinya sebagai domba untuk digembalakan. 


Jadi, kehidupan yang sudah diselamatkan harusnya mengerjakan keselamatan, tidak cukup hanya ditebus (diselamatkan), Dengan lain kita; tidak cukup beribadah, tetapi harus menjadi domba untuk digembalakan. Tetapi sangat disayangkan, banyak sekali orang Kristen di bumi ini tidak mengerti untuk menjadi domba yang tergembala. Ibadah Raya Minggu tahu, tetapi untuk menjadi domba yang tergembala tidak mengerti.


Sekali lagi saya sampaikan; untuk mengerjakan keselamatan harus menjadi domba yang tergembala, supaya jangan ditewaskan dalam perjalanan di padang gurun (dunia). Dunia ini adalah gambaran dari padang gurun dan langkah kita sedang menuju kerajaan Sorga. Jangan kita dibinasakan di padang gurun dunia ini seperti “bagian yang terbesar” dari bangsa Israel itulah generasi pertama yang lahir di tanah Mesir.


Saudara, kita sudah melihat rasul Paulus mengajarkan Firman Allah kepada jemaat di Korintus tentang perjalanan bangsa Israel, tetapi kisah tersebut tertulis dalam…

Bilangan 14:1-2 --- Perikop: “Pemberontakan umat Israel”

(14:1) Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu. (14:2) Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!


Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring.

Saudara, seharusnya suara nyaring itu kita tampilkan kepada TUHAN saat kita bernyanyi / memuji TUHAN. Pemimpin pujian (Bapa Harun) juga berkata; hanya kepada TUHAN saja kita berbakti. Tetapi lihatlah, bangsa Israel menangis dengan suara nyaring dan kemudian bersungut-sungut kepada Musa dan Harun. Kemudian di tengah persungutan itu, bangsa Israel menginginkan hal yang tak terduga / hal yang tidak patut, yaitu; ingin mati di Mesir atau di padang gurun.


Saudara “hal ini” sama dengan Orpa dalam pengikutannya ke Betlehem; ia berhenti di tengah jalan sebab pada akhirnya ia kembali kepada; bangsanya dan rumah orangtuanya, itu berarti; Orpa kembali ke dosa masa lalu.

Sebetulnya Naomi telah meninggalkan Moab dan ia ingin kembali ke Betlehem Efrata, karena dia pernah tinggalkan Betlehem Efrata bersama dengan suami dan anak-anaknya. Setelah sampai di Moab, Elimelekh (suaminya) mati dan kedua anaknya juga mati itulah Mahlon dan Kilyon setelah menikah dengan Rut dan Orpa.

Setelah Naomi sadar dan ingin kembali ke Betlehem, kedua menantunya yang sudah menjadi janda karena Mahlon dan Kilyon (kedua putera Naomi) sudah mati, juga ingin mengikuti ibu Naomi untuk kembali ke Betlehem. Tetapi, di tengah jalan, pengikutan Orpa ke Betlehem; berhenti, sebab dia ingin kembali ke bangsanya, ingin kembali ke rumah orangtuanya = ingin kembali kepada dosa masa lalu.


Dosa masa lalu dari Orpa adalah…

  1. Hidup dalam penyembahan berhala

  2. Hidup dalam kenajisan percabulan

Itulah dosa masa lalu dari bangsa Moab.


Rut 1:15-17

(1:15) Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu." (1:16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (1:17) di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"


Sekalipun Rut didesak oleh ujian, namun, Rut tetap mengikuti Naomi sampai ke Betlehem. 


Hal itu dapat dilihat dari pengakuannya.

YANG PERTAMA: Kemana engkau pergi ke situ juga aku pergi, dimana engkau bermalam, di situ juga aku bermalam.

Arti rohaninya; sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN.


YANG KEDUA: Bangsamulah bangsaku, Allahmulah Allahku.

Arti rohaninya:

  • Rut menjadi bangsa yang terpilih, dengan lain kata; menjadi imamat rajani.

  • Rut menjadi bangsa yang kudus yaitu; milik kepunyaan Allah sendiri.


Pendeknya, pengakuan yang kedua adalah menjadi imamat rajani, melayani TUHAN dengan sistem pelayanan di dalam kerajaan Sorga. Jangan melayani dengan sistem kerajaan orang-orang dunia. Itulah yang dimaksud dengan bangsamulah bangsaku, Allahmulah Allahku.


Ayat referensi: Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel (Keluaran 19:6)

Jadi, ketika Rut berkata kepada Naomi; bangsamulah bangsaku, Allahmulah Allahku, arti rohaninya; Rut sudah menjadi imamat rajani (pelayan TUHAN); melayani dengan sistem kerajaan Sorga, bukan kerajaan dunia yang hanya mencari uang dan perkara-perkara lahiriah di bawah.


Tidak berhenti sampai di situ, kita lihat pengakuan…

YANG KETIGA: Dimana engkau mati, akupun mati di sana dan di sanalah aku dikuburkan.

Arti rohaninya; Rut tidak mau terpisah dari kasih Allah, kecuali dipisahkan oleh maut.


Saudara, kita semua adalah kawanan domba Allah, maka Gembala Agung akan senantiasa menuntun domba-domba-Nya sampai kepada akhir penggembalaan itulah hidup kekal; bahagia bersama dengan Dia dalam kerajaan Sorga. Kalau begitu, kita tidak hanya cukup beribadah, tidak cukup hanya diselamatkan dari dunia ini oleh darah salib, tetapi kita juga tidak boleh binasa dalam perjalanan kita menuju kerajaan Sorga. 


Oleh sebab itu, umat TUHAN (ketebusan TUHAN) yang telah diselamatkan oleh darah salib, harus mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar dengan lain kata; tergembala dengan sungguh-sungguh dimulai dari sangkal diri, pikul salib. Kemudian tingkatkan rohani dengan cara; melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN dan tingkatkan lagi sampai kepada kasih yang sempurna; tidak terpisah lagi dengan pribadi TUHAN. 

Hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan nikah. Ibadah ini bicara soal nikah, gambarannya; tubuh dan kepala tidak boleh terpisah. Kalau tubuh dengan kepala terpisah = mati (binasa). Itu sebabnya, kerjakanlah keselamatan itu  dengan takut dan gentar, supaya jangan ditewaskan di padang gurun dunia ini, tidak boleh sekedar beribadah seperti banyak orang Kristen di dunia ini. 


Saudara, jangan kita memiliki keinginan hati seperti keinginan hati bangsa Israel (generasi pertama) yaitu; ingin mati di Mesir, di padang gurun dunia, itu adalah kebodohan, kesalahan yang sangat fatal. Memang, adalah kebodohan kalau orang Kristen tidak mau tergembala. Itu sebabnya saya sarankan untuk pemuda atau pemudi; cari pasangan yang mau digembalakan, jangan cari pasangan karena ada embel-embel. Bagian TUHAN adalah menebus dan menyelamatkan kita dari dunia ini, tetapi bagian kita adalah kerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar seperti pribadi Rut, bukan seperti Orpa. 

Dengarlah nasihat ini supaya jangan ditewaskan di padang gurun dunia ini. Padang gurun adalah tempat kita sedang melangkah ke kerajaan Sorga, jangan sampai kita ditewaskan seperti Orpa dan bagian yang terbesar (generasi pertama) dari bangsa Israel.


Pendeknya, Rut menyerahkan dirinya untuk dipimpin oleh TUHAN yang adalah Gembala Agung, hingga sampai kepada kasih Allah yaitu; kesempurnaan.

Fungsi kasih: mengikat dan mempersatukan sebagaimana dalam Kolose 3:14 --- Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Jadi, Rut tidak sekedar sangkal diri dan pikul salib dengan lain kata sekedar ditebus atau diselamatkan, tetapi lanjut sebagai imamat rajani hingga kepada kasih yang sempurna. Kenapa saya katakan kasih yang sempurna? Karena fungsi kasih ialah sebagai pengikat. Anggota itu banyak dan berbeda, kalau diikat berarti; dipersatukan, kalau sudah menjadi satu, berarti sempurna. Kalau anggota tubuh terpisah, misalnya tangan kiri buntung; itu namanya cacat cela (tidak sempurna). Tetapi, karena kasih; anggota tubuh yang banyak dan berbeda menjadi satu, berarti utuh = sempurna.

Itulah pengikutan gereja Rut di hari-hari terakhir ini, jangan berhenti di tengah jalan seperti Orpa dan seperti keinginan generasi pertama dari bangsa Israel yang keluar dari Mesir yang disebut “bagian yang terbesar.”


Jadi, yang berhenti di tengah jalan / ditewaskan di tengah jalan adalah “bagian yang terbesar” dan yang masuk Sorga adalah “bagian yang terkecil” (sedikit). Tetapi, walaupun hal ini sudah diterangkan, banyak juga orang Kristen yang keras hati dan tidak peduli. Jangan sampai kawanan domba dalam kandang penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon tidak peduli dengan pengertian ini. Maka, kita harus menyerahkan diri kepada TUHAN sebagai domba yang tergembala. Domba yang tergembala awalnya diselamatkan dari dunia, tetapi akhirnya harus berada di dalam kehidupan yang kekal seperti gereja Rut.


Bilangan 14:3

(14:3) Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"


Inti ayat ini adalah bangsa Israel tidak percaya kepada TUHAN sebagai Gembala Agung yang sedang menuntun mereka. 


Hal itu dapat dilihat dari "pengakuan" yang keluar dari mulut mereka yaitu; TUHAN membawa kami supaya…

  • Tewas oleh pedang.

  • Isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan.

Padahal, kalau kita tergembala, justru kita menjadi orang bebas (merdeka) dari segala ikatan dosa, ikatan dunia, sehingga kita bebas (merdeka) untuk datang kepada TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.

Kenapa kita menjadi tawanan di dunia ini, terikat dan tidak bisa menjadi orang merdeka (bebas datang kepada TUHAN)? Karena masih terikat dengan perhambaan dosa, terikat dengan segala perkara di bumi ini. Jadi pernyataan bangsa Israel keliru.

  • Kemudian, bangsa Israel ingin pulang ke Mesir = ingin kembali ke masa lalu, pulang ke perhambaan dosa, padahal sudah diselamatkan oleh darah tebusan. Kembali ke masa lalu = menganggap enteng salib di Golgota.

Banyak orang Kristen menganggap enteng darah salib, dia hanya membesarkan apa yang menjadi kepentingannya, maunya, hanya membesarkan perkara-perkara di bumi itulah bisnis, usaha, dagang yang ia kelolah, ia tidak mau menghormati darah tebusan yang sudah menyelamatkan dia dari Mesir (dunia). 


Ciri-ciri tidak percaya kepada TUHAN Gembala Agung

Bilangan 14:8-10

(14:8) Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. (14:9) Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka." (14:10) Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel.


  • Bangsa Israel menolak mendengar nasihat Firman Allah 

  • Mengabaikan janji Firman Allah yakni; memberikan negeri Kanaan kepada Abraham, Ishak dan Yakub serta kepada keturunannya. 

Dengan bukti: mereka mengancam hendak melempari Yosua dan Kaleb dengan batu. Batu → kekerasan.


Saudara, tidak sedikit hamba TUHAN (pemimpin sidang jemaat) datang kepada TUHAN dengan ketulusannya, menyampaikan Firman Allah dan didikan salib serta nasihat Firman. Tetapi sering kali, manakala nasihat Firman disampaikan dengan baik supaya masa depan baik; jemaat bersungut-sungut. Kemudian ketika disampaikan untuk hidup dalam kesucian; ngomel dan mengancam hendak melempari dengan batu (kekerasan), sebetulnya itu tidak boleh. Tetapi lihatlah, generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di Mesir yang disebut “bagian yang terbesar” mereka mengancam dengan kekerasan.


Sekarang, pertanyaannya: Siapa Yosua dan Kaleb?

Bilangan 14:6-7

(14:6) Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, (14:7) dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.


Yosua dan Kaleb adalah hamba TUHAN yang memberi motivasi kepada umat Israel. Mereka adalah hamba TUHAN yang diutus untuk mengintai negeri perjanjian.  Kemudian, mereka adalah pribadi yang mau mengoyakkan pakaiannya.

Itu berarti; tidak mempertahankan kebenaran diri sendiri, tandanya; koyak bahkan hancur hatinya saat Firman disampaikan.

Dari dulu sampai hari ini saya sudah siap di situ. Banyak yang menolak Firman, disampaikan yang baik ditolak, sampai hancur hati ini, itu bukan omong kosong, itu fakta. 

Itulah Kaleb dan Yosua, hamba TUHAN yang benar, jujur dalam membawa berita, mereka menyampaikan sesuai dengan apa yang mereka lihat di negeri Kanaan. Mereka berkata; negeri Kanaan itu limpah susu dan madu, negeri itu sungguh indah dan baik, tetapi bangsa Israel tidak percaya. Meskipun demikian, Yosua dan Kaleb terus menyampaikannya, karena mereka rela koyak (hancur) hatinya. Dulu pakaian yang koyak, tetapi sekarang hati yang koyak (hancur) saat bernubuat / menyampaikan Firman TUHAN, itu hamba TUHAN yang benar.


Jangan sampai di dalam diri hamba TUHAN ada “roh pembiaran” dengan lain kata; melihat sidang jemaat merokok; dibiarkan, main kartu di dalam arisan; dibiarkan, sudah minum tuak (anggur); dibiarkan, rentenir; dibiarkan, bahkan diberi kesempatan melayani. Sebab TUHAN kita tidak seperti itu, Ia menyampaikan yang baik dan benar, itulah Firman limpah susu dan madu. Kalau jemaat menolak “tidak mengapa” karena hamba TUHAN yang jujur dan tulus; rela mengoyakkan pakaiannya (hancur hatinya). Tetapi saya tidak peduli, karena TUHAN melihat kemurnian di hati ini, saya tidak mau membiarkan jemaat minum tuak, merokok, menjadi rentenir, hidup dalam kenajisan percabulan, itu tanggungjawab saya. Maka saudara kita harus memperhatikan Firman ini supaya jangan ditewaskan di padang gurun / dunia ini.


Bukankah gerak langkah kita sedang menuju kerajaan Sorga? Jangan sampai di tengah jalan kita ditewaskan, walaupun di tengah jalan kita sudah ditebus di atas kayu salib 2024 tahun yang lalu. Pengertian ini harus sampai kepada hati kita, pikiran kita, supaya hati dan pikiran kita diterangi, menjadi satu kehidupan yang bijaksana, sebab hanya orang yang bijaksana yang mengambil keputusan yang tepat dan baik. Orang bodoh tidak tahu mengambil keputusan, biar salah terus saja, tidak sadar nanti akan tewas di padang gurun dunia ini, dengan lain kata; tidak sampai kepada tanah air Sorgawi yang dijanjikan.


Bilangan 14:10

(14:10) Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel.


Ketika bangsa Israel hendak melontari Yosua dan Kaleb, tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel.


Bilangan 14:11

(14:11) TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka!


Diberi nafas hidup, umur panjang (setiap tahun berulang tahun), kesempatan bekerja, kesempatan berbisnis, kesempatan untuk mengelola usaha (berdagang) itukan mujizat, tetapi tetap menista TUHAN, tetap tidak percaya bahwa TUHAN itu gembala; begitu banyak orang Kristen yang seperti ini. Kalau tidak percaya TUHAN gembala, saya ragu ia akan sampai kepada kehidupan kekal. Jangan katakan; saya ini orang baik, saya tidak berbuat salah, tetapi ia tidak tergembala, tidak mengerjakan keselamatan tidak akan sampai kepada hidup kekal. 

Bukan karena perbuatan soleh atau amal baik, seseorang masuk Sorga, tetapi oleh karena darah salib; iman kepada salib Kristus. Kalau karena amal soleh, saudara tinggal ke pinggir jalan, lihat orang miksin kasih Rp 10.000, tetapi tidak cukup dengan amal soleh seperti itu. Kalau seperti itu berarti; tidak perlu TUHAN Yesus mati di atas kayu salib, darah-Nya tercurah atas kita. Yang menyelamatkan dan membawa kita sampai kepada hidup kekal adalah darah salib, bukan amal soleh; perbuatan baik dan manis-manismu.


Inti dari Bilangan 13:10-11 melihat ancaman itu, TUHAN tampil dalam kemuliaan untuk memberitahukan keadaan yang sesungguhnya dari umat Israel, yaitu:

  • Umat Israel telah menista TUHAN.

Menista berarti; mengentengkan / menyepelekan rencana TUHAN.

Kita ada dalam perjalanan rohani, tetapi karena rencana TUHAN. Kita sedang melangkah menuju kerajaan Sorga, di dalam rencana TUHAN. Tetapi, bangsa ini menista (menganggap enteng) rencana-rencana TUHAN.


  • Mereka adalah bangsa yang tidak percaya kepada TUHAN sekalipun mereka sudah melihat tanda darah yang disapukan pada ambang atas dan kedua tiang pintu perkemahan Israel.

Waktu Israel hendak diselamatkan atau dibebaskan dari Mesir, maka, pada malam terakhir TUHAN mau menulahi Mesir, yaitu; kematian anak sulung dari Mesir, manusia sampai kepada bintang (Keluaran 12:22). Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa; sembelihlah korban Paskah -- itu adalah gambaran TUHAN Yesus mati di atas kayu salib.

Korban keselamatan, korban penebusan, korban pembebasan itulah Paskah, tetapi harus ada tanda darah pada ambang atas dan kedua tiang pintu, artinya; harus ada tanda darah pada tubuh, jiwa dan roh -- itu tanda.

Akhirnya, tulah pemusnah tidak masuk ke perkemahan bangsa Israel pada malam terakhir di Mesir, tetapi tulah pemusnah menulahi setiap rumah dari bangsa Mesir karena tidak ada tanda pada ambang atas dan kedua tiang pintu pada rumah bangsa Mesir. Bangsa Israel sudah melihat tanda itu, mereka selamat karena korban Paskah, tetapi kematian anak sulung bagi Mesir karena tidak ada korban Paskah. 


Selain ada tanda, juga ada mujizat, yaitu; laut Teberau terbelah dua di depan mata mereka, tetapi anehnya, biarpun sudah melihat tanda, mujizat, mereka tetap menista TUHAN, dan tidak percaya kepada TUHAN. Begitu pula gereja TUHAN di hari-hari terkahir ini, tetap menista dan tidak percaya kepada rencana-rencana yang sedang disusun oleh TUHAN bahwa kita harus menjadi domba yang tergembala. Kemudian tidak percaya kalau akhirnya TUHAN mau membawa kita sampai kepada kehidupan yang kekal, padahal TUHAN sudah memberi nafas hidup, umur panjang (ulang tahun), TUHAN beri kesehatan sehingga bisa mengelolah bisnis, dapat bekerja di tempat bekerja, menerima gaji bulanan, menerima hasil usaha dari dagang dan seterusnya, itu adalah tanda dan mujizat, tetapi orang Kristen di atas muka bumi ini tetap menista dan tidak percaya. 


Bagaimana sikap kita mendengar Firman semacam ini? Apakah kita hanya sekedar orang Kristen yang datang beribadah, tetapi tidak tergembala seperti Kristen pada umumnya di dunia ini, diajar untuk tergembala tetapi tidak percaya, tetap menista penggembalaan, tidak dengar-dengaran dan tidak mengikuti suara gembala, ini sangat irosnis sekali. Hanya karena darah kita selamat, tetapi jangan salah, sudah selamatpun harus kerjakan keselamatan (tergembala) tidak sekedar datang Ibadah Raya Minggu saja. Dengar-dengaran dan ikuti suara gembala, jangan ikuti suara asing, TUHAN Yesus adalah Gembala Agung.


Dampak negatif tidak percaya / bersungut-sungut.

Bilangan 14:28-30

(14:28) Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. (14:29) Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku. (14:30) Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun!


Kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun adalah “bagian yang terkecil” yang dari Mesir (hanya dua), selebihnya “bagian yang terbesar” di tewaskan di padang gurun. Itulah keinginannya; ingin mati di dunia bersama dengan harta, kekayaan, dan dengan segala yang dimiliki di dunia, mati dengan segala pangkat dan jabatan yang ada di dunia, hanya itu. Oleh sebab itu TUHAN tewaskan mereka, tidak perlu masuk ke dalam kerajaan Sorga.


Bagaimana dengan keinginan hati kita sekarang? Hanya ingin mati bersama dengan harta di dunia ini? Tidakkah saudara menginginkan hidup kekal dalam kerajaan Sorga? Kenapa saudara sibuk sampai mati hanya untuk yang di dunia? Kenapa tidak mati untuk TUHAN? Itu sebabnya, setiap orang yang mempertahankan nyawanya dia akan kehilangan nyawanya. Untuk apa memperoleh seisi dunia kalau harus kehilangan nyawa? (Matius 10:39).

Mungkin mulut saya dan saudara tidak berkata; aku ingin mati dengan harta di dunia saja, justru seringkali mulut kita berkata; aku ingin masuk Sorga, tetapi praktek hidup (suara perbuatan) ingin mati dengan segala yang dia punya di dunia ini, akhirnya TUHAN berkata; ya sudah kamu mati saja, tidak usah masuk Sorga. Jadi natal tahun ini TUHAN mau, dari Betlehem akan bangkit seorang pemimpin yang akan menggembalakan kita. 


Puji TUHAN, ternyata bisa dirangkai dengan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, ini kemurahan bagi kita semua supaya jangan binasa (ditewaskan) di padang gurun ini; mati di tengah jalan, Tetapi kita harus lanjut kepada kerajaan Sorga. Jangan ingin mati dengan hartamu,  kekayaanmu, kedudukanmu, pangkatmu di dunia ini, tetapi, inginkanlah hidup kekal di dalam kerajaan Sorga.

Bangsa Israel tidak akan masuk ke negeri yang dijanjikan TUHAN Allah (tanah Kanaan), karena mereka semua ditewaskan di padang gurun, mayat-mayat mereka berhantaran di padang gurun, kecuali KALEB dan YOSUA, merekalah yang disebut sebagai "bagian yang terkecil." Kaleb, isterinya dan anak-anaknya kan kecil sekali dari pada “bagian yang terbesar” yang keluar dari Mesir. 



Bilangan 14:24

(14:24) Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.


Pendeknya, yang dibawa masuk ke tanah perjanjian untuk masuk ke dalam kerajaan Sorga adalah Kaleb dan Yosua. Kenapa Kaleb? Karena lain jiwanya, tidak sama seperti jiwa pada umumnya yang puas dan rela mati bersama dengan harta dan kekayaan yang ada di dunia ini. Kalau lain jiwa di dalam mengikut TUHAN pasti dengan segenap hati, sepenuh hati, pengikutannya tidak lagi setengah-setengah, maksudnya; setengah kepada dunia dan kesibukannya, setengah lagi kepada TUHAN --- orang yang mendua hati tidak mendapat apa-apa seperti Kain separuh hati membawa korban persembahan, akhirnya matilah dia (binasa).


Tidak boleh lagi sekedar-sekedar dalam beribadah seperti orang Kristen pada umumnya; puas dengan hartanya dan rela mati dengan hartanya di dunia ini. Lalu TUHAN berkata; kalau itu keinginanmu ya sudah mati saja di tengah jalan dunia ini,tidak  perlu masuk dalam kerajaan Sorga, tetapi bagi kita kerajaan Sorga jauh lebih penting dari sekedar memiliki harta di bumi. 

Percayalah ibadah yang disertai dengan rasa cukup akan memberi keuntungan yang besar (1 Timotius 6:6). Asal ada makanan dan pakaian cukuplah (1 Timotius 6:8). 


Kita lihat….

Yosua 14:7 --- Perikop: "Kaleb mendapat Hebron"

(14:7) Aku berumur empat puluh tahun, ketika aku disuruh Musa, hamba TUHAN itu, dari Kadesh-Barnea untuk mengintai negeri ini; dan aku pulang membawa kabar kepadanya yang sejujur-jujurnya


Aku pulang membawa kabar kepadanya yang sejujur-jujurnya. 

Seperti yang saya sampaikan di atas tadi, kalau hamba TUHAN jujur dalam menyampaikan Firman, tujuannya bukan uang atau mengumpulkan massa supaya jadi hebat dan tenar (populer) di dunia ini dengan lain kata; terkenal di mana-mana.

Hamba TUHAN yang jujur seringkali hancur hati dan saya sendiri sudah siap di situ. Bukan hanya hari ini saya mengatakan hal ini, dari dulu saya siap dengan hal ini, kalau tidak, sudah ribuan jemaat di tempat ini, karena banyak yang datang ke penggembalaan ini tetapi keluar (mundur) karena tidak kuat dengan Fiman semacam ini. 


Yosua 14:7-8

(14:8) Sedang saudara-saudaraku, yang bersama-sama pergi ke sana dengan aku, membuat tawar hati bangsa itu, aku tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.


Kaleb adalah hamba TUHAN yang diutus untuk mengintai tanah Kanaan dan jujur menyampaikan Firman yang limpah madu dan susunya. Mengapa dia jujur? Sebab lain jiwa Kaleb, maksudnya; mengikut TUHAN dengan sepenuh hati. Manakala kita mengikut TUHAN dengan sepenuh hati, maka kitapun lain jiwanya. Akan tetapi, sepuluh pengintai lainnya membuat tawar hati bangsa Israel. 


Mari kita lihat kisah tersebut dalam…

Bilangan 14:36

(14:36) Adapun orang-orang yang telah disuruh Musa untuk mengintai negeri itu, yang sudah pulang dan menyebabkan segenap umat itu bersungut-sungut kepada Musa dengan menyampaikan kabar busuk tentang negeri itu,


Sepuluh pengintai membawa "kabar busuk" tentang negeri Kanaan, itu yang membuat bangsa Israel menjadi tawar hati dan bersungut-sungut.

Adapun kabar busuk tersebut sebagaimana dalam Bilangan 13:32-33 adalah…

  1. Suatu negeri yang memakan penduduknya.

  2. Orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.

  3. Orang-orang raksasa, orang Enak.

  4. Kami lihat diri kami seperti belalang.

Inilah kabar busuk tersebut, lalu kabar busuk ini disampaikan kepada bangsa Israel. 

Setelah mendengar kabar busuk ini, tawarlah hati bangsa Israel, sesudah tawar hati, barulah bersungut-sungut. Orang yang segenap hati mengikuti TUHAN, mau apapun hasutan-hasutan; tidak akan pernah tawar hati.


Jangan kita seperti Kristen kerupuk, begitu kena air melempem (tawar hati), sesudah tawar (melempem) mulai bersungut-sungut dan melawan gembala, mungkin bukan dengan perkataan tetapi dari perbuatan; malas beribadah dan seterusnya. Boleh suka kerupuk tetapi jangan jadi Kristen kerupuk; ada angin masuk sedikit langsung umes, melempen rohaninya (tawar hati), bersungut-sungut.


Sementara dua orang lainnya (Kaleb dan Yosua) membawa kabar, tetapi tidak didengar karena lebih dominan sepuluh orang tersebut, sedangkan dua orang terlalu sedikit, mereka lebih percaya kepada suara sepuluh orang yang tidak jujur. 

Kenapa dia jadi hamba TUHAN / gembala / pemimpin jemaat / pendeta yang tidak jujur? Karena yang dibesarkan perkara-perkara lahiriah (raksasa), membesarkan harta di bumi, itulah yang disebut kabar busuk. Sepertinya dia berbicara Yesus mati di atas kayu salib, tetapi muatannya perkara lahiriah, bisnis, uang, harta dan kekayaan, tidak ada lagi yang lain.

Ini adalah kabar busuk, kabar seperti ini membuat Kristen-Kristen kerupuk mudah melempem, tawar hati dan bersungut-sungut. Sesudah bersungut-sungut yang diinginkan hatinya, mati saja di sini (di tengah jalan ini). 


Jadi, jangan suka dengar berita kabar yang isinya hanya perkara-perkara lahiriah, tetapi berita penyucian ditolak, berarti; ingin mati di tengah jalan. Tetapi saya percaya, kalau TUHAN sedang bekerja keras diantara kita di malam ini supaya tidak ada satupun yang mati di tengah jalan (ingin mati bersama dengan hartanya di bumi ini). 


Singkat kata, kabar busuk adalah menyampaikan yang lahiriah disebutlah itu teologi kejayaan, berkat-keberkatan, berhasil dan keberhasilan. Saya tidak alergi dengan berkat dan berhasil, saya suka dengan berkat dan berhasil, saya ingin diberkati dan kita semua berhasil. Tetapi bukan itu yang menjadi prioritas kita di dalam pengikutan kita kepada TUHAN, prioritas kita adalah masuk dalam kerajaan Sorga. 

Jadi, menyampaikan kabar busuk artinya; membesarkan hal-hal yang lahiriah, kerugiannya; mengecilkan, menista yang rohani dan tidak percaya kepada TUHAN sebagai gembala yang telah menuntun mereka sampai sejauh ini.


Di atas tadi kita sudah melihat mereka tidak percaya kepada TUHAN yang sudah menuntun mereka dan mereka menista yang rohani, buktinya…

Bilangan 14:4

(14:4) Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir."

Setelah menolak TUHAN sebagai gembala dan pemimpin, akhirnya mereka mencari pemimpin yang lain sesuai dengan keinginan (selera) di hati untuk memuaskan keinginan telinganya. Itu sebabnya di dalam 1 Timotius 4:3-4 --- Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Di akhir zaman nanti banyak orang akan memalingkan telinganya kepada kebenaran dan mencari guru-guru yang sesuai dengan keinginn hatinya TUHAN untuk memuaskan keinginan telinganya; perkara-perkara lahirah dibesarkan seolah-olah bicara TUHAN Yesus tetapi bicara hal-hal lahiriah. 


Jangan kita seperti itu saudara, tidak enak di tempat ini cari yang sesuai dengan selera di hati; engkau nanti yang rugi. Itulah keadaan mereka pada waktu itu, tidak suka pemimpin (gembala) yang sedang menyatakan rencana-Nya untuk membawa ke tanah perjanjian (Sorga) yang sudah dijanjikan, sehingga dicarilah pemimpin yang lain, sesuai dengan selera hati alasannya: ingin kembali ke Mesir = kembali ke dosa masa lalu = ingin kembali kepada maut, sebab upah dosa adalah maut (Roma 6:23).


Kita sudah melihat, pada akhirnya mereka sudah binasa di tengah jalan karena itu keinginan mereka. Supaya hal ini jangan menimpa kita, sebagaimana yang dinyatakan dalam Yudas 1:5, juga Paulus mengingatkan jemaat di Korintus dari perjalanan Israel, dan lewat pemberitaan Firman malam natal ini, kita diingatkan supaya jangan kita kembali ke Mesir (bunuh diri di Mesir) hanya karena ingin kembali kepada dosa masa lalu, maka kita akan lihat jalan keluarnya.


JALAN KELUARNYA

Matius 2:6

(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."


Yesus adalah pemimpin yang sejati. Jadi, jangan lagi cari pemimpin / gembala yang sesuai dengan selera telingamu, tetaplah bertahan dimana Yesus sebagai Pemimpin Sejati terus menyampaikan Firman Pengajaran Tabernakel, tulus menegakkan Pengajaran Salib, tulus memberikan nasihat Firman Allah untuk menggembalakan umat ketebusan-Nya itulah saya dan saudara.


Lewat berita malam Natal yang dirangkai denga Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan; kembalilah kepada jalur  yang benar, tetaplah dipimpin oleh Gembala Agung (TUHAN Yesus Kristus) sampai kepada kerajaan Sorga. Awalnya untuk ditebus dan digembalakan, lalu meningkat; sangkal diri, pikul salib, meningkat lagi; sempurna (hidup kekal). 


Bagaimana bentuk kepemimpinna TUHAN? 

Mikha 5:1-3 --- Perikop: “Raja Mesias dan penyelamatan Israel”

(5:1) Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. (5:2) Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel. (5:3) Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi,


TUHAN adalah Gembala Agung yang akan bertindak, berarti; akan menggembalakan umat-Nya dengan kekuatan TUHAN. Jadi, kita semua harus digembalakan dalam kekuatan TUHAN. Kalau kita digembalakan dalam kekuatan TUHAN maka tentu saja tidak digembalakan oleh kabar busuk, perkara-perkara yang lahiriah. 


Apa itu kekuatan TUHAN?

Kita lihat ayat referensinya…

  1. 1 Korintus 1:24

(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.


Kristus adalah kekuatan Allah.
Jadi, kita harus digembalakan oleh Pengajaran salib, itulah kekuatan Allah. Jadi jangan digembalakan oleh kabar busuk, sibuk bicara soal yang lahiriah saja; berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan.

Sebetulnya, tidak perlu bicara berkat-berkat, karena kita sudah diberkati oleh TUHAN. Berkat akan mengikuti kita asal sungguh-sungguh tergembala. Mazmur Daud berkata; TUHAN adalah gembalaku, dan berkata; takkan kekurangan aku sebab dosanya telah ditutupi, kekurangannya telah ditutupi oleh darah salib.  Tidak akan kekurangan baik secara jasmani; dicukupkan soal makan, minum dan pakaian (sandang dan pangan), diberi umur panjang, kesehatan sehingga kita bisa menghadap TUHAN. Yang penting adalah domba-domba harus digembalakan dengan kekuatan TUHAN yaitu; lewat Pengajaran Salib yang disampaikan seperti malam ini.


  1. 2 Korintus 12:10

(12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.


Ini adalah prinsip dari rasul Paulus; sangkal diri dan pikul salib, itu sebabnya di dalam 1 Korintus 1:23-24 dia mengajarkan ajaran salib, tetapi ….

  • Untuk orang Yahudi adalah batu sandungan 

  • Untuk orang Yunani adalah kebodohan, karena bagi mereka yang penting soal makan minum, minum, pakaian. 

Tetapi lihatlah, Paulus sudah memiliki prinsip yaitu; sangkal diri, pikul salib dengan prinsip ini dia menyampaikan Firman Allah bahwa Pengajaran salib adalah kekuatan Allah.


Jadi, domba-domba harus digembalakan dengan kekuatan Allah, karena itu sudah menjadi prinsip di dalam hidupnya sebagaimaa pernyataannya; Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. Yang menguatkan domba-domba di dalam kandang penggembalaan adalah Pengajaran salib, bukan soal mamon, uang. Jadi jangan cari pemimpin yang figurnya sesuai dengan selera di hati, memuaskan telinga, tidak ada kekuatan dari situ.


Ingat TUHAN Yesus menggembalakan kita dengan kekuatan TUHAN, dengan kemegahan TUHAN, dengan Pengajaran salib. 


Inilah malam natal bagi kita supaya kita kuat. Kenapa harus dikuatkan? Karena ini adalah akhir zaman, hanya Serang dan Cilegon yang aman di Indonesia ini dan mungkin beberapa daerah lain. Mohon maaf; sekarang ini banyak daerah di kepung banjir baik di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Papua bahkan bukit-bukit pun bisa banyak banjir sekarang. Kita doakan mereka yang mengalami musibah ini.

Tetapi puji TUHAN, Serang dan Cilegon aman, karena masih ada yang menahannya yaitu; malaikat yang kuat -- di tangannya ada gulungan kitab (Wahyu 10:2), ini yang tidak dipahami oleh gereja-gereja di Banten ini Melihat keadaan dunia ini kita bisa tawar hati, tetapi supaya kuat, kita harus digembalakan oleh kekuatan TUHAN itulah Pengajaran salib. 


Saya bersyukur isteri saya kuat, dari dahulu sudah teraniaya oleh kelakuan saya. Tetapi saya banyak belajar, sampai hari inipun saya masih belajar. Kenapa ada kekutan? Karena isteri saya memandang salib di Golgota. Kalau memandang saya; mungkin pisah saja, dahulu sudah dikatakan isteri saya, tetapi dengan Pengajaran salib kita semua kuat. 

Saudara punya uang, pangkat yang tinggi, tidak cukup untuk memberi kekuatan di dalam menghadapi persoalan yang ada ini. Tetapi, bilamana kita memandang salib di Golgota, di situ ada kekuatan baru sehingga kita terus bertahan di padang gurun dunia ini sampai kepada kesudahan dunia; selamat dan bahagia di dalam kerajaan Sorga untuk selamanya.


Kita lihat bentuk kepemimpinan TUHAN (domba-domba digembalakan dengan kekuatan TUHAN) dalam….

Yohanes 10:11

(10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;


Yesus adalah gembala yang baik. Gembala yang baik; menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib, bukan sibuk bicara soal mamon, itu kekuatan TUHAN. Pengajaran salib, itulah  yang semestinya diajarkan untuk menggembalakan domba-domba dalam satu kandang penggembalaan ini. 


Kalau saya sibuk bicara uang, saat suami melihat kekurangan isteri, pasti tidak mampu, hanya Pengajaran salib yang mampu. Jadi kita harus berserah kepada kekuatan TUHAN, domba-domba harus digembalakan dengan kekuatan TUHAN. Mungkin ada di antara kita “aneh” melihat pemberitaan Firman ini, tetapi di atas saya sudah sampaikan; hanya dua pribadi yang berani jujur itulah Yosua dan Kaleb sebab lain jiwanya, selebihnya itulah sepuluh pengintai menyampaikan kabar busuk; membesarkan yang lahiriah, soal berkat-berkat semata, itu saja, kebanyakan seperti itu. Pendeknya, hanya sedikit saja yang jujur dan lain jiwanya. Apakah saudara tetap mencari yang seperti itu atau mau digembalakan dengan kekuatan TUHAN? 


Yohanes 10:12

(10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.


"Gembala upahan" dalam pemberitaan Firman hanya bicara teori kemakmuran, berkat-berkat, guyon, ini adalah gembala yang tidak bertanggungjawab dia tidak menggembalakan domba-domba dengan kekuatan TUHAN.

Jadi saudara, jangan mencari gembala dengan figur yang sesuai dengan selera hati sendiri, tetapi harus sesuai dengan selera hatinya TUHAN. 


Kita harus jujur kepada hati nurani, kebanyakan orang lebih suka dengan sepuluh pengintai (menjadi bagian yang terbesar) dari pada dua pengintai  (menjadi bagian yang terkecil) itulah kelompoknya Kaleb dan Yosua.


Gembala upahan tidak bertanggungjawab, sebab ia hanya bicara uang (hal lahiriah), akhirnya domba-domba diserahkan kepada serigala itulah nabi-nabi palsu. Pekerjaan dari si serigala (nabi-nabi palsu) menerkam domba-domba, lalu dicerai-beraikan oleh kabar busuk dari sepuluh pengintai tadi. Sesudah tercerai-berai (tidak lagi beribadah dengan sungguh-sungguh) selanjutnya ia diterkam oleh antikris sesuai dengan Wahyu 13:1 -- berita soal antikris (binatang buas). Sedangkan Wahyu 13:11 -18 itu bicara soal nabi palsu, ia menyerahkan domba yang tercerai-berai kepada antikris.

Pendeknya, gembala upahan menyerahkan kepada nabi palsu, sesudah diterkam dan dicerai-beraikan oleh nabi-nabi palsu (kabar busuk dari sepuluh pengintai) lalu diserahkan kepada antikris, itulah urutannya. 


Begitu indah Firman malam ini, biarpun lama tetapi tidak terasa, karena keselamatan kekal yang lebih penting dari pada sifat daging ini. Sebetulnya Firman ini masih panjang, tetapi percayakan diri ini kepada TUHAN Yesus, Dia Gembala Agung, Dia menggembalakan kita dengan kekuatan TUHAN, berarti; seorang gembala yang baik harus menyampaikan Pengajaran salib, jangan sibuk bicara soal mamon (yang lahiriah); lucu-lucu. Mungkin saudara terhibur mendengar Firman yang lucu, tetapi kalau ada masalah, apa kuat dengan yang lucu tadi? Tidak bisa. Tetapi dengan Pengajaran salib, sekalipun ada ujian, cobaan, kita tetap kuat, karena ukuranya adalah salib di Golgota, bukan lagi uang. Kalau uang ukurannya; habis uang, habis sukacita itulah kabar busuk. 


Pilih mana, pengajaran salib atau kabar yang membesarkan yang lahiriah? Kabar busuk berhenti di tengah jalan; tidak sampai kepada tanah perjanjian, walaupun tanah itu sudah dijanjikan. Kalau sudah tahu Sorga di janjikan menjadi milik pusaka kita untuk selamanya, ayo bertahan! Jadilah domba-domba yang tergembala, yang digembalakan oleh kekuatan TUHAN.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang





No comments:

Post a Comment