IBADAH RAYA MINGGU, 15 DESEMBER 2024
WAHYU PASAL 18
Wahyu 18:6-7
(Seri 2)
Subtema: HARI PEMBALASAN TUHAN
Pertama-tama selamat malam bagi kita semua, salam sejahtera, bahagia di dalam kita menantikan sabda Allah. Saya tidak lupa menyapa anaka-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang juga turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, lewat live streaming/online/video internet baik dari Youtube, Facebook maupun media sosial lainnya.
Biarlah kiranya sukacita dan bahagia memenuhi setiap kita saat duduk diam mendengarkan dekat kaki TUHAN Yesus. Kita boleh merasakan lawatan TUHAN, jamahan TUHAN, supaya keadaan kita sekaliannya menjadi lebih baik, ibadah dan pelayanan kita semakin berkenan kepada TUHAN.
Saya juga berterima kasih sebab kita semua sudah diberi kesempatan untuk melayani pekerjaan TUHAN terkait dengan Kebaktian Natal Persekutuan Pengajaran Tabernakel (PPT) selama dua hari; Selasa dan Rabu tanggal 3-4 Desember 2024. Semua berjalan dengan baik, tidak kurang suatu apapun, semuanya tercukupkan, walaupun masih dalam keterbatasan, teramat lebih Firman Allah memberkati kita semua termasuk hamba-hamba TUHAN yang hadir. Dari situlah kita berkaca, segala apapun yang kita bawa dan persembahkan kepada TUHAN ternyata tidak menjadi sia-sia, asal kita bawa, kita persembahkan, kita kerjakan dengan segala ketulusan; Roh TUHAN yang memimpin segala gerak langkah ibadah dan pelayanan kita dihadapan TUHAN. TUHANlah yang membalaskan segala jerih payah, perhatian, doa dan segala kegiatan Roh yang sudah kita kerjakan sampai sejauh ini. Tetaplah jaga kesehatan, sehingga dengan demikian kita boleh mendapat kesempatan untuk mempersembahkan tubuh ini untuk kepada TUHAN dan TUHAN untuk tubuh ini, karena itu Alkitabiah, bukan karangan manusia.
Namun jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan dari TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita yang hadir secara tatap muka maupun yang mengikuti secara online dimanapun saudara berada; di dalam maupun di luar negeri.
Secepatnya kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu 18:6 dengan perikop: Jatuhnya babel
(18:6) Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya;
Hari pembalasan sudah tiba disebut juga hari penghakiman.
Itu berarti, TUHAN membalaskan setiap orang sesuai dengan perbuatannya. Kemudian, setiap orang di muka bumi ini tidak dapat melarikan (melepaskan) diri dari hari pembalasan (hari penghakiman) itu. Hal itu harus kita perhatikan dengan baik.
Oleh sebab itu, kita tidak boleh seenaknya hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, hidup dalam kenajisan percabulan, hidup menuruti arus dunia, tetapi tidak memperhatikan hari pembalasan yang akan datang, yang disebut juga dengan hari penghakiman, itu namanya orang bodoh (menurut saya). Tetapi, oleh karena Firman Allah yang memberi pengertian dan pengertian itu melekat di hati dan pikiran, kita menjadi satu pribadi yang bijaksana; dapat membedakan mana yang baik dan yang tidak baik, dapat mengambil keputusan yang tepat, sehingga langkah-langkah kita ke depan berjalan di jalannya TUHAN.
Wahyu 18:5B
(18:5) Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.
Allah telah mengingat segala kejahatannya.
Allah mengingat segala kejahatan yang diperbuat oleh perempuan Babel, Allah juga mengingat segala kejahatan yang diperbuat oleh setiap orang yang hidup di atas muka bumi ini. Jadi sangat jelas sekali, manusia di atas muka bumi ini tidak dapat melarikan (melepaskan) diri dari hari pembalasan (hari penghakiman) itu.
Wahyu 6:15
(6:15) Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
Di sini kita melihat; orang-orang yang tidak takut TUHAN berusaha bersembunyi dengan lain kata; melarikan diri dari hari penghakiman (hari pembalasan) TUHAN.
Raja-raja, pembesar-pembesar, perwira-perwira, orang-orang kaya, orang-orang berkuasa, serta budak / orang miskin yang tidak berdaya, juga orang merdeka itulah orang yang leluasa menjalankan kekayaannya, mereka semua tidak luput dari hukuman yang akan ditimpakan (hari penghakiman), hal ini harus diperhatikan. Jadi, jangan kita sibuk mencari kekayaan, kemudian, fokus hanya kepada menggapai cita-cita setinggi di langit dengan tujuan untuk menjadi orang pembesar, perwira, pejabat tinggi yang berkuasa, tetapi melupakan hari penghakiman, ini adalah perbuatan yang bodoh menurut saya. Tidak salah diberkati, tidak salah menjadi pembesar, tetapi, jangan lupa hari pembalasan (hari penghakiman) TUHAN.
Saya tidak alergi dengan kekayaan dan jabatan, saya berharap supaya kita semua menerima berkat yang semacam ini, tetapi jangan lupa hari penghakiman, karena TUHAN selalu ingat tindak tanduk / sepak terjang / kelakuan dari setiap orang, siapapun dia tanpa terkecuali; TUHAN tidak memandang bulu, karena TUHAN bukan manusia.
Kemudian, di sini kita perhatikan, yang dijadikan oleh orang-orang yang tidak takut kepada TUHAN sebagai tempat persembunyiannya ada 2 (dua):
YANG PERTAMA: Bersembunyi ke dalam gua-gua.
Terkait dengan gua-gua, kita baca dulu…
2 Petrus 2:4 dengan perikop: Nabi-nabi dan guru-guru palsu
(2:4) Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman;
Jika malaikat berbuat dosa secepatnya berubah menjadi iblis setan, ujung-ujungnya dilemparkan di dalam api neraka = binasa untuk selama-lamanya. Akan tetapi, sebelum tiba hari penghakiman, untuk sementara waktu, disediakan tempat bagi setan yaitu; di dalam gua-gua.
Saya pesankan kepada saudara, jangan suka pergi ke gua-gua entah itu gua kecil atau gua besar, sebab itu tempatnya setan. Termasuk kuburan (dunia orang mati), itu juga tempatnya setan. Jangan berdoa di kuburan, itu tidak ada artinya, sebab TUHAN tidak ada di situ. Sebab ibu, ketika TUHAN Yesus bangkit, Ia berkata: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" (Yohanes 20:15).
Artinya; TUHAN tidak ada dikuburan, jadi jangan saudara menangis dan menyembah di kuburan, itu perbuatan bodoh dan sia-sia.
Pendeknya, gua-gua adalah tempat setan, berarti, orang yang bersembunyi di gua-gua adalah pengikut-pengikut setan.
Tujuan mereka menjadi pengikut setan: melepaskan diri dari hari penghakiman.
Itu sebabnya, untuk mencari pangkat yang tinggi, supaya lulus dari sebuah ujian untuk diterima di satu instansi, misalnya menjadi PNS, tentara, banyak orang pergi ke kuburan dan gua-gua untuk mencari pertolongan kepada setan, meminta petunjuk kepada arwah-arwah, ahli nujum, peramal-peramal, horoskop (perbintangan) dan lain sebagainya, itu bukan tempat persembunyian bagi anak-anak TUHAN. Tetapi, dalam kesempatan yang lain dia datang beribadah kepada TUHAN. Jadi, kita harus tegas saudara, tegas itu bukan keras, tegas itu; kalau tidak boleh ya tidak boleh -- jangan pakai perasaan. Tidak usah pergi ke kuburan atau ke gua-gua untuk meminta petunjuk, itu tidak baik, putuskan tabiat semacam itu.
YANG KEDUA: Celah-celah batu karang di gunung.
Celah-celah batu karang 🡪 korban Kristus yakni; luka-luka yang ada pada tubuh Yesus. Itu sebabnya TUHAN Yesus disebut sebagai batu karang, bukit batu yang teguh, tempat perlindungan, kubu pertahanan (Mazmur 31:2-4).
Jadi, ketika Yesus menderita sengsara dan mati di atas kayu salib, pada tubuh-Nya dibuat celah-celah yaitu; luka-luka pada tangan, kaki dan satu tusukan pada lambung. Kita harus bersembunyi pada celah-celah itu mulai dari sekarang, bukan pada hari penghakiman. Kalau bersembunyi pada hari penghakiman; sudah terlambat. Kenapa terlambat? Karena, selama dia ada sebagai orang Kristen, dengan lain kata berada di tengah ibadah pelayanan, sengaja mepet waktu dan suka menunda-nunda pekerjaan TUHAN, bermasa bodoh dan tidak peduli dengan pekerjaan TUHAN. Sehingga, pada hari penghakiman ia terkejut dan langsung bersembunyi di balik celah-celah bukit batu, tetapi itu sudah terlambat.
Kemudian disebut juga; bersembunyi di celah-celah batu karang di gunung.
Gunung TUHAN yang kudus 🡪 ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Jadi, mulai dari sejak sekarang kita sudah harus berada di atas gunung TUHAN yang kudus, dengan lain kata; tekun dalam tiga macam ibadah pokok disebut juga hari perhentian / hari sabat. Tetapi, apabila ada di gunung TUHAN pada hari penghakiman, pada hari pembalasan TUHAN, itu adalah waktu yang tidak tepat.
Jadi saudara, selagi hari masih siang, marilah kita bekerja untuk mengerjalan keselamatan itu dengan takut dan gentar, karena gelap malam (puncak pencobaan) akan tiba, dimana orang tidak dapat lagi bekerja untuk mengerjakan keselamatan itu, sekalipun dalam kerinduan yang sungguh-sungguh.
Singkat kata...
Bertobat atau bersembunyi pada hari penghakiman,
Berada di atas gunung yaitu; ibadah pada hari penghakiman,
Itu adalah "waktu yang tidak tepat" yang dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki tabiat yang palsu; tidak ada artinya.
Hal itu juga disampaikan dengan jelas, kalau kita selidiki dalam Matius 24:20 -- Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat -- itu bukan waktu yang tepat. Tetapi, selagi hari masih siang, matahari masih terbit dari Timur sampai nanti terbenam di ufuk Barat, itu adalah kesempatan dan kesempatan itu adalah kemurahan untuk menolong kita sekaliannya, sehingga kita tidak binasa pada hari pembalasan yang disebut hari penghakiman.
Jadi saudara, jangan lagi berpikir lain dari apa yang dipikirkan TUHAN. TUHAN sudah menyediakan sarana, itulah celah-celah pada luka-luka / lobang pada tubuh Yesus, supaya kita bertobat dengan luka itu. Kemudian, TUHAN juga sudah beri sarana itulah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok itulah gunung TUHAN yang kudus, di situlah kita meluputkan diri dari aniaya yang besar; puncaknya dosa, puncaknya gelap malam, puncaknya pencobaan.
Jadilah anak-anak TUHAN yang sejati, maksudnya; tidak ada lagi kepalsuan, termasuk tindakan yang palsu, sebab, orang Kristen sejati hidup tanpa kepalsuan. Kristen sejati akan mempersembahkan tubuh seutuhnya kepada TUHAN sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada TUHAN (Roma 12:1), inilah ibadah sejati, Kristen sejati dengan lain kata; tidak ada kepalsuan. Kalau bertobat, bertobatlah sungguh-sungguh, kalau beribadah, tekunlah tiga macam ibadah pokok dengan sungguh-sungguh, jangan ada kepalsuan. Kalau sengaja terlambat datang beribadah, itu namanya kepalsuan, supaya kita jangan terlambat pada hari penghakiman.
Terkait dengan bersembunyi di celah-celah batu karang di gunung, kita bandingkan dengan…
Kidung Agung 2:14 dengan perikop: Di pintu mempelai perempuan
(2:14) Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"
Mempelai Laki-Laki berkata: merpatiku.
Merpatiku berarti; mempelai TUHAN yang terdiri dari anak-anak TUHAN yang hidupnya dipenuhkan dengan Roh Kudus, sebab Roh Kudus disebut sebagai merpati.
Intinya, TUHAN mau melihat wajah dari mempelai wanita TUHAN. Yang pasti, wajah dari mempelai wanita TUHAN ialah bercahaya kemuliaan Allah, sesuai dengan Wahyu 21:9-11. Kemudian, cahaya kemuliaan itu sama seperti permata yaspis, permata yang paling indah, jernih seperti kristal.
Kristal = transparan = bagian luar sama dengan bagian dalam. Kehidupan seperti ini berarti; tidak munafik, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi di dalam dirinya. Pendeknya, hidupnya tanpa kepalsuan.
Itu sebabnya dalam Kidung Agung 2:14 tadi TUHAN berkata; merdu suaramu dan elok wajahmu!
Jadi, kepada kehidupan yang bercahaya kemuliaan Allah TUHAN berkata; elok wajahmu. Padahal mungkin aslinya orang itu hitam, hidungnya pesek, pendek, tetapi, karena dia bercahaya kemuliaan Allah TUHAN berkata; elok wajahmu.
Kemudian, TUHAN juga mau mendengar suara dari mempelai perempuan TUHAN dari Mezbah Dupa 🡪 doa penyembahan yang sangat nyaring di telinga TUHAN. Doa penyembahan adalah tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah).
Saudara, kalau kita sudah berada pada tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah) itulah doa penyembahan; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah, kepada mereka dikatakan: merdu suaramu.
Memang saudara, secara harfiah / lahiriah, kehidupan yang sudah berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan, memang suaranya merdu, tidak kasar, tidak ketus-ketus, tidak bicara sesuka hati, tidak asal bicara, tetapi bukan dibuat-buat. Merdu itu setiap ungkapannya menyejukkan hati, membawa damai sejahtera. Sebab ada kata-kata lembut, tetapi menusuk di hati, dan banyak orang yang seperti ini. Mengapa? Karena dia belum sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Tujuan suara merdu: lepas dari aniaya antikris, siksaan besar yang akan terjadi menimpa dunia ini, tepatnya pada saat antikris berkuasa selama tujuh tahun yang memuncak pada pertengahan tujuh tahun berarti; 3½ yang kedua. Sedangkan mempelai perempuan TUHAN akan dibawa ke padang belantara untuk dipelihara selama aniaya besar itu terjadi di bumi, sebab kepadanya diberikan sayap burung nasar yang besar.
Mari kita lihat…
Wahyu 12:6, 14
(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya. (12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
Dari ayat ini kita bisa melihat, apabila ibadah sudah berada pada tingkat ibadah tertinggi itulah doa penyembahan; dia layak menerima dua sayap burung nasar yang besar. Sedangkan celah-celah bukit batu yang adalah luka-luka pada tubuh Yesus (korban Kristus), inilah yang menjadi dasar / landasan untuk berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Dari sini kita dapat melihat dengan jelas perbedaan antara orang-orang yang tidak takut akan TUHAN dengan mempelai wanita TUHAN ketika bersembunyi di celah-celah bukit batu di gunung.
Jadi, tekun dalam tiga macam ibadah pokok adalah Roh mempelai. Berarti, dari sejak sekarang TUHAN sudah menaruh di dalam hati kita Roh mempelai. Roh mempelai tidak meninggalkan ibadah hanya karena sakit sedikit, sebab Roh mempelai memberi kesembuhan, hal itu saya alami sendiri, sebab itu saya berani berkata demikian. Roh mempelai bukan hanya menyembuhkan yang sakit, tetapi juga dapat memulihkan segala sesuatu, baik ekonomi, keuangan, termasuk nikah rumah tangga. Kalau tidak ada Roh mempelai; tidak ada kesatuan, kalau tidak ada kesatuan, yang ada adalah perceraian, luka yang ada akan semakin menganga; memisahkan satu dengan yang lain. Tetapi, kalau ada Roh Mempelai, luka yang kecil akan disembuhkan, dipulihkan, itu kuasa dari Roh Mempelai. Semakin mencari alasan untuk jauh dari ketekunan dalam tiga macam ibadah, maka, luka kecil akan semakin menganga. Hal itu jangan dibiarkan saudara, jadilah satu kehidupan yang bijaksana mulai dari sejak sekarang, jangan ada lagi kepalsuan, suka terlambat.
Wahyu 6:16
(6:16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
Orang-orang yang tidak takut TUHAN yaitu;
Yang menjalankan ibadah palsu,
Hidup dalam pertobatan palsu (bersembunyi di celah-celah bukit batu),
Orang-orang semacam ini tidak akan luput / tidak dapat bertahan pada hari penghakiman (hari pembalasan).
Kit kembali membaca….
Wahyu 18:6-7
(18:6) Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya; (18:7) berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.
Hari pembalasan sudah tiba, maka; siksaan dan perkabungan pun ditimpakan kepada perempuan Babel sebanyak kemewahan dan kemuliaan yang dinikmati dari bangsa-bangsa, raja-raja, pedagang-pedagang di bumi ini. Sebab, memang ditangan perempuan babel ada suatu cawan isinya; kekejian dan kenajisan percabulan (Wahyu 17:4).
Dan oleh karena kekejian dan kenajisan percabulan inilah penduduk bumi menderita sengsara. Dan akhirnya TUHAN juga berkata; campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya. Jadi saudara, jangan kita terlibat dengan apa yang dikerjakan oleh perempuan Babel supaya jangan dicampurkan kepada kita dua kali lipat cawan percampuran dari perempuan Babel itu saudara.
Sekali lagi saya sampaikan; jadilah orang yang bijaksana, tahu membedakan mana yang baik dan yang tidak baik. Seisi rumah harus saling mendoakan satu dengan yang lain, jangan dibiarkan karena cari uang. Jangan sibuk menggapai cita-cita setinggi langit, tetapi mengabaikan apa yang menyelamatkan dirinya. Orangtua jangan biarkan anak jauh dari TUHAN walaupun dia punya segala-galanya. Banggalah kalau anak ada di dalam TUHAN, karena TUHAN yang melindungi kehidupan kita di bumi ini sebagaimana dalam Amsal 3:16 -- Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan. Jadi, semuanya ditentukan oleh dua tangan TUHAN, bukan ditentukan oleh gaji sebulan atau kekayaan / bisnismu.
Mari kita lihat ayat referensi lain…
Mazmur 137:8
(137:8) Hai puteri Babel, yang suka melakukan kekerasan, berbahagialah orang yang membalas kepadamu perbuatan-perbuatan yang kaulakukan kepada kami!
Babel suka melakukan kekerasan, tepatnya pada saat antikris menjadi raja, saat itu terjadi satu aniaya disebut juga siksaan yang dahsyat dan pada saat itu ada perbuatan keji, dimana koran sehari-hari disingkirkan. Kemudian, oleh karena perempuan Babel, terjadi kenajisan percabulan dialami oleh bangsa-bangsa, raja-raja, termasuk pedagang-pedangang di bumi.
Singkat kata, anak-anak TUHAN akan mengalami aniaya, tetapi TUHAN akan membalaskan puteri Babel sesuai dengan perbuatan-perbuatannya
Lebih tegas lagi mengenai hal pembalasan terhadap puteri Babel…
Yeremia 50:29
(50:29) Kerahkanlah penembak-penembak melawan Babel, semua orang pemanah! Berkemahlah mengepungnya, supaya jangan ada yang lolos! Balaslah dia setimpal dengan perbuatannya, lakukanlah kepadanya tepat seperti yang dilakukannya sendiri! Sebab ia bertindak kurang ajar terhadap TUHAN, terhadap Yang Mahakudus, Allah Israel.
Perempuan babel bertindak kurang ajar terhadap TUHAN, terhadap yang Maha Kudus Allah Israel, sebab perempuan Babel melakukan kekerasan dan ada perbuatan keji yakni; menghentikan korban sehari-hari itulah korban sembelihan dan korban santapan, juga menimbulkan kenajisan percabulan terhadap semua penduduk bumi. Sehingga, akibat ulah puteri babel ini, anak-anak TUHAN teraniaya dan mengalami sengsara yang hebat. Itu sebabnya TUHAN berkata kepada perempuan Babel; engkau bertindak kurang ajar terhadap TUHAN. Akan tetapi, pada hari pembalasan, TUHAN akan membalaskan perempuan Babel setimpal dengan perbuatannya.
Itu sebabnya…
Penembak-penembak/pemanah; dikerahkan melawan babel = tidak luput dari bidikan.
Bidikan di sini bukan semata-mata bidikan secara harafia / lahiriah, tetapi, bidikan di sini adalah bidikan oleh anak-anak panah itulah ayat-ayat Firman Allah yang kita punya, sehingga kita bisa membidik dengan jelas keadaan dari puteri Babel. Merasa jadi puteri, padahal ia puteri Babel, merasa puteri / ratu / raja perempuan, tetapi sebetulnya, dia adalah wujud setan.
Saudara, kalau kita mau membidik dengan anak panah, maka kita harus mempunyai ayat-ayat Firman Allah yang diurapi oleh TUHAN.
Bekemahlah mengepungnya, supaya jangan ada yang lolos.
Saudara, kita adalah kemah / rumah TUHAN / bait dari Roh Allah yang suci. Kalau kita menyadari kita adalah bait Allah, maka, kita harus mempersembahkan tubuh ini kepada TUHAN, sebab, tubuh untuk TUHAN dan TUHAN untuk tubuh. Kalau tidak menyerahkan tubuh kepada TUHAN dan TUHAN kepada tubuh, maka; celah tidak ada, kesempatan juga tidak ada untuk meloloskan diri dari hari pembalasan TUHAN. Sebab itu, kita harus berkemah (menjadi rumah TUHAN) dengan kata lain; tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Kalau saudara renungkan sejauh saudara tergembala, digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, maka saudara akan berkata; terimakasih TUHAN dahulu saya tidak mengenal Pengajaran Tabernakel, tetapi sekarang Engkau ajarkan saya untuk berkemah, supaya hari pembalasan itu terjadi kepada perempuan Babel, bukan kepada saya.
Tetapi saya yakin, kita semua yang hadir malam ini, datang bukan lagi karena liturgis atau rutinitas, tetapi, ada satu kekuatan lain yang datang dari Sorga, dari Allah lewat Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel yang sudah menggarap dan mengerjakan segenap hidup kita. Sebab itu, kita berani mempercayakan diri kita kepada TUHAN lewat Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, itu adalah tindakan iman, bukan tindakan sebatas pengetahuan manusiawi. Iman itu percaya walau tidak melihat Tabernakel Sorgawi saat ini. Kita juga percaya kepada Tabernakel jasmani yang dibangun oleh Musa, disebut juga dengan Tabernakel di bumi.
Yeremia 50:30
(50:30) Sebab itu teruna-terunanya akan rebah di tanah-tanah lapangnya, dan semua prajuritnya akan menjadi bungkam pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN.
Yang berpihak kepada perempuan Babel yakni: orang-orang yang dikuasai oleh antikris; tidak berkutik / tidak bisa berbuat apa-apa selain...
Rebah di tanah-tanah lapangnya.
Bungkam pada waktu itu.
Tetapi malam ini mulut kita diberkati oleh TUHAN, sehingga, mulut ini bisa berbicara dan mengakui segala kesalahan, inilah dasar pertobatan dan dasar kita untuk sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi, itulah doa penyembahan. Pada saat kita berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan, TUHAN berkata; merdu suaramu. Biarlah mulut kita diberkati oleh TUHAN, dari mulut ini keluar puji-pujian kepada TUHAN, dari mulut ini ada suara penyembahan yang nyaring.
Saudara, pada minggu yang lalu kita sudah melihat…
Pembalasan yang sama seperti kepada perempuan Babel, ditimpakan kepada 3 (tiga) golongan, yaitu;
YANG PERTAMA: Orang-orang yang tidak menghargai ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Orang-orang seperti ini disebut juga dengan tidak sungguh-sungguh tergembala = tidak sungguh-sungguh dalam pengudusan (penyucian). Sedangkan ada penyucian untuk dosa masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
Kemudian, kehidupan yang tidak sungguh-sungguh tergembala = …
Menginjak-injak Anak Allah, itulah Firman Allah yang hidup dan berkuasa.
Menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, itulah kasih dari Allah.
Yang menghina Roh kasih karunia, itulah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Kita akan buktikan hal itu dalam…
Ibrani 10:22-25 dengan perikop: “Ketekunan”
Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok dapat dilihat pada…
Ayat 22 di situ ada IMAN 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab.
Ayat 23 di situ ada PENGHARAPAN 🡪 ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu.
Ayat 24 di situ ada KASIH 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Kemudian pada ayat 25 dikatakan; janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Sekarang kita melihat…
Ibrani 10:26
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
Singkat kata, tinggalkan tiga macam ibadah pokok, darah Yesus tidak akan mengampuni dia, teramat lebih imam-imam yang dengan sengaja tingglkan ibadah dan pelayanan. Jadi hati-hati, kalau sudah melayani, tetaplah melayani di atas gunung TUHAN, jangan pernah turun, karena, kalau mau naik lagi itu akan sulit, harus susah payah.
Hal itu sama seperti orang yang sudah membuang ludahnya dan ia harus cari kembali ludah itu dimana dibuangnya, apakah di tempat sampah atau sudah kering, bingung mencarinya, karena itu kaitannya dengan harga diri dan gengsi.
Jadi, harga diri dan gengsi itu sebatas ludah yang keluar dari mulut. Itu sebabnya, kepada jemaat di Laodikia, jemaat yang suam karena memperkayakan diri, TUHAN berkata; Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku (Wahyu 3:16). Mengapa jemaat Laodikia suam? Sebagaimana dalam Wahyu 3:17 -- Karena mereka berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, entah karena bisnisnya atau usahanya, tetapi di hadapan TUHAN, mereka ada dalam 3 (tiga) perkara yaitu; melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang. Ini harus dipahami dengan sungguh-sungguh.
Kalau kita dengan sengaja tinggalkan tiga macam ibadah pokok, korban apapun tidak berlaku atas dia, mulai dari korban sembelihan, korban bakaran, korban pendamaian, korban keselamatan, korban penghapus dosa, korban penebus salah dan korban-korban lainnya; tidak berlaku lagi, teramat lebih imam yang turun dari pelayanan, Alkitab yang mengatakanya; dia akan babak belur saat menghadapi antikris.
Maka, kita bacalah…
Ibrani 2:2
(2:2) Sebab kalau firman yang dikatakan dengan perantaraan malaikat-malaikat tetap berlaku, dan setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal,
Firman Allah yang disampaikan oleh para malaikat (gembala / pemimpin jemaat) tetap berlaku untuk selama-lamanya, termasuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Kemudian, setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, itulah: orang-orang yang tidak menghargai ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, maka darah Yesus tidak berlaku atas dia, dengan lain kata; tidak mendapat pengampunan atas dosanya.
Ibrani 2:3
(2:3) bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan
Bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu.
Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel memberi kita pengertian, sehingga kita memperoleh pengetahuan tentang kebenaran terkait dengan tiga macam ibadah pokok, lalu kita sia-siakan itu semua; bagaimanakah kita akan luput?
Yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya.
Yang mula-mula itulah 12 murid menjadi 12 rasul.
Hujan awal; percaya, bertobat, dibaptis air, dipenuhkan oleh Roh Kudus.
Kelanjutannya; tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Sebagaimana tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:37-42.
Pendeknya, orang-orang yang menyia-nyiakan keselamatan besar atau mengabaikan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok; tidak akan luput atau lepas dari hukuman. Bukankah TUHAN yang mengajarkan ketekukan dalam tiga macam ibadah pokok kepada murid-murid yang akhirnya kualitas rohani mereka meningkat menjadi 12 rasul?
Pengajaran mula-mula itu terkait dengan percaya, bertobat, dibaptis air, penuh dengan Roh Kudus, kelanjutannya adalah tekun dalam tiga macam ibadah pokok, itulah ajaran dari pengajaran rasul-rasul hujan awal, lalu diberitakan kepada kita sampai malam ini.
Ketekunan tiga macam ibadah pokok itu dari TUHAN, didengar oleh 12 rasul, kemudian dilanjutkan kembali, itulah yang disebut dengan pengajaran hujan awal. Jadi, saudara jangan pernah berkata; ketekunan tiga macam ibadah pokok buatan tangan manusia. Ketekunan tiga macam ibadah pokok adalah buatan tangan TUHAN di atas kayu salib. Kalau hanya Ibadah Raya Minggu atau hanya satu ibadah dari tga macam ibadah pokok, itu adalah buatan tangan manusia.
Kemudian ada lagi sebutan yaitu; ibadah pertengahan minggu, padahal tidak ada di dalam Alkitab. Yang saya tahu, kita tidak sempat menyebut ibadah pertengahan minggu, karena kita sibuk menyebut ketekunan tiga macam ibadah pokok. Sangat disayangkan, terlalu sedikit pemimpin-pemimpin jemaat mau mengajarkan hal ini, sehingga, sedikit (segelintir) saja jemaat / umat ketebusan TUHAN yang memahami ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, akhirnya orang itu tidak luput dari hari pembalasan TUHAN.
Sebetulnya ini mengerikan, tetapi sekalipun ini ngeri, mereka tidak paham, inilah yang disebut “kerohanian kanak-kanak”. Sama seperti anak kecil yang sedang berjalan di jalan yang ujungnya maut, tetapi dia merasa nyaman, merasa bahwa jalan yang di tempuh ujungnya kerajaan Sorga, padahal maut (Amsal 16:25).
Pembalasan yang sama seperti kepada perempuan Babel, ditimpakan kepada 3 (tiga) golongan, yaitu;
YANG KEDUA (2 Tesalonika 1:6-10)
Orang-orang yang tidak mau mengenal Allah secara pribadi = tidak mau menyatu dengan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus (Filipi 3:10-11).
Tidak taat kepada Injil Yesus = tidak mau melakukan kehendak Allah .
Secara keseluruhan Perjanjian Baru disebut Injil, tetapi, Matius, Markus, Lukas, Yohanes disebut Injil sinoptik (Injil Yesus), yang menceritakan Yesus seutuhnya dari Sorga turun ke bumi menjadi manusia, lalu sengsara dan mati di atas kayu salib, lalu hari ketiga bangkit dan kembali ke Sorga
2 Tesalonika 1:9
(1:9) Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya,
Orang-orang yang tidak taat kepada kehendak Allah dan tidak taat kepada Injil Yesus akan...
Menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya.
Dijauhkan dari TUHAN dan dari kemuliaan kekuatan-Nya.
Kita lihat contohnya…
Matius 7:22-23
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Hamba-hamba TUHAN sibuk mengadakan 3 (tiga) perbuatan ajaib (berseru demi nama TUHAN);
Bernubuat; sibuk menyampaikan Firman Allah, itu memang bagus.
Mengusir setan
Mengadakan banyak mujizat.
Kita tahu, dimana ada penginjil mengadakan KKR di lapangan-lapangan, di situ banyak anak-anak TUHAN mengalami kesembuhan, karena tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Kemudian, terjadi juga pengusiran setan dan perbuatan-perbuatan ajaib lainnya, itu bagus dan penting serta diperlukan.
Tetapi aneh, walaupun ketiga hal itu penting, diperlukan, namun kenyataannya, pada hari pembalasan TUHAN berkata;
Aku tidak pernah mengenal kamu!
Padahal, selama ia melayani TUHAN, menyerukan nama TUHAN maksudnya; mengadakan tiga perbuatan ajaib, dia adalah hamba TUHAN.
Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan! = diusir dari Sorga.
Padahal awalnya sudah ada di Sorga, ada di tengah ibadah dan pelayanan (hadirat dan kemuliaan kekuatan TUHAN) tetapi kenyataannya, pada hari penghakiman (hari pembalasan) diusir dari Sorga, sangat disayangkan.
Padahal TUHAN sudah memegang kunci Daud. Fungsi kunci adalah untuk membuka pintu, dan kalau TUHAN sudah membuka pintu bagi kita, kita akan masuk bukan untuk keluar lagi dari Sorga. Berarti; bagi mereka diberikan kunci jurang maut, kenapa? Karena bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga -- mengenal TUHAN secara pribadi (Matius 7:21).
Kerinduan rasul Paulus adalah untuk mengenal TUHAN secara pribadi dimulai dari sengsara derita supaya menjadi satu dengan kematian-Nya. Sebab, apabila kita sudah menjadi satu dengan kematian-Nya, secara otomatis kita akan menjadi satu dengan kebangkitan-Nya. Kemudian mentaati Injil Yesus, itu juga kehendak Allah. Jadi, yang terpenting adalah kehendak Allah, bukan soal berkat kesembuhan, mujizat, walaupun itu diperlukan, yang jauh lebih penting dari semua itu adalah kehendak Allah. Kalau kehendak Allah diabaikan, mereka tidak akan luput dari pembalasan (hari penghakiman TUHAN).
Pembalasan yang sama seperti kepada perempuan Babel, ditimpakan kepada 3 (tiga) golongan, yaitu;
YANG KETIGA: Orang-orang yang hidup dalam penyembahan berhala
Keluaran 32:31
(32:31) Lalu kembalilah Musa menghadap TUHAN dan berkata: "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka.
Dosa bangsa Israel di padang gurun; membuat allah emas bagi mereka = jatuh dalam dosa penyembahan berhala.
Di bumi ini banyak berhala, banyak “tuhan-tuhan kecil”. Sengaja meninggalkan ketekunan tiga macam ibadah pokok hanya karena satu perkara, itu bisa jadi “tuhan kecil” atau disebut berhala, termasuk kekerasan di hati dan tegar tengkuk, itu juga merupakan berhala (1 Samuel 15:23).
Keluaran 32:32
(32:32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."
Nabi Musa memohon supaya TUHAN mengampuni bangsa Israel dari dosa penyembahan berhala ini. Kalau TUHAN tidak mengampuni, Musa berkata; hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.
Hal ini menunjukkan bahwa Musa adalah nabi yang bertanggungjawab, nabi TUHAN yang adil dan benar. Kemudian, seorang pemimpin (gembala) yang betul-betul bertanggungjawab kepada bangsa Israel sebagai kawanan domba Allah.
Memang, kalau seorang hamba TUHAN / pemimpin jemaat betul-betul dipundaknya diberikan jabatan gembala, maka tentu dia akan menjadi seorang gembala yang akan bertanggungjawab. Miris rasanya kalau melihat jemaat tidak sungguh-sungguh tergembala, hancur hati rasanya melihat domba-domba tidak mengikuti Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Itulah kalau hamba TUHAN bertanggungjawab, kalau tidak bertanggungjawab, tidak seperti itu; hatinya tidak miris, tidak hancur, yang penting persembahan (kolekte), persepuluhan dan seterusnya.
Keluaran 32:33
(32:33) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.
Kalau anak-anak TUHAN pada akhirnya jatuh pada dosa penyembahan berhala; maka dosanya tertulis dalam "kitab", tetapi tidak tertulis dalam kitab yang lain itulah kitab kehidupan Anak Domba. Namun, manakala hutang dosa sudah dihapuskan dari kitab itu, maka namanya akan dituliskan dalam kitab kehidupan Anak Domba. Tetapi, untuk dosa penyembahan berhala, nama orang itu tidak akan ditulis dalam kitab kehidupan Anak Domba = binasa = tidak selamat = nama tidak tertulis dan tidak terdaftar di dalam kerajaan Sorga.
Keluaran 32:34
(32:34) Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."
Dari ayat ini kita bisa melihat, hari ini nampak seperti beribadah, dengar Firman baik-baik, mengikuti alur dari penggembalaan, tetapi, kalau toh juga jatuh dalam dosa penyembahan berhala, terikat dengan berhala-berhala; “tuhan-tuhan kecil” di bumi ini, ingat, hari pembalasan tetap berlaku atas dia. hari ini kita bisa terlihat seperti domba yang dituntun dan mengikuti alur dari penggembalaan ini, tetapi, jangan lupa; hari pembalasan tetap terjadi.
Jadi, jangan merugikan diri dengan tenaga yang sudah dikelurkan, waktu yang sudah diluangkan, uang yang sudah dipersembahkan kepada TUHAN termasuk perhatian, pikiran dan pengorbanan-pengorbanan yang lain, kalau toh juga akhirnya binasa pada hari penghakiman (hari pembalasan). Ini harus diperhatikan saudara, jangan suka mengeluh, ngomel, bersungut-sungut dan menyalahkan penggembalaan lagi saudara.
Di atas gunung TUHAN yang kudus, terlalu luar biasa hebatnya pengaruh dari korban sehari-hari itulah;
Korban sembelihan 🡪 ibadah dan pelayanan yang terkait dengan korban-korban yang harus kita persembahkan.
Termasuk korban santapan itulah pengajaran Firman Allah yang benar dan murni melalui Firman pengajaran yang rahasianya dibukakan dalam terangnya Roh Kudus.
Mungkin hal itu begitu hebat mendesak kehidupan kita, tetapi jangan kita bersungut-sungut di situ.
Korban sehari-hari, itulah yang menggembalakan kita di atas gunung TUHAN yang kudus. Selagi kita masih hidup, hayat dikandung badan, berikan diri digembalakan oleh korban sehari-hari (korban sembelihan dan korban santapan) di atas gunung TUHAN yang kudus, itulah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Karena, pada waktunya nanti, korban sehari-hari itu akan dirampas dan gembala akan dibunuh, pada saat itulah domba-domba akan tercerai-berai, iman akan terguncang (Matius 26:31).
Jangan kita seperti Petrus; merasa diri hebat dan kuat, itu pemikiran yang keliru, ingat hari pembalasan. Jangan kita nampak beribadah, nampak mendengar Firman, nampak seperti tergembala, tetapi terikat dengan berhala / jatuh dalam dosa penyembahan berhala, lihat, pada hari pembalasan, TUHAN akan membalaskan dia, ini yang harus diperhatikan, jangan kita bermasa bodoh.
Kita bandingkan dengan…
Wahyu 13:15 dengan perikop: Binatang yang keluar dari dalam bumi
(13:15) Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.
Orang yang tidak menyembah patung binatang (antikris) akan dibunuh oleh pedang antikris.
Berarti, kalau ibadah tidak sampai pada puncaknya; akan dibunuh; leher akan digorok oleh pedang antikris. Sebaliknya, kalau ada orang yang mau menyembah patung binatang (antikris) itu berarti; penakut = tidak mau rugi dan susah = mempertahankan nyawa.
Apa nyawa yang dipertahankan?
Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku = tidak mempertahankan nyawa.
Matius 16:25-26
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? -- Inilah nyawa yang dipertahankan.
Jadi, orang yang menyembah patung bintang (antikris) adalah penakut, sehingga ia terus mempertahankan nyawanya, mempertahankan kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi, harta, uang yang banyak dan seterusnya. Itulah patung binatang antikris, berhala antikris.
Kenapa dia jatuh dalam penyembahan berhala seperti ini? Karena dia pengecut, penakut; takut tidak makan, takut tidak punya uang, takut tidak punya rumah. Jadi wajar saja, walaupun nampaknya ada di tengah ibadah, nampaknya dengar Firman TUHAN, nampaknya mengikuti alur penggembalaan, tetapi, kalau mempertahankan nyawa, menyembah patung binatang itu, maka ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi, barangsiapa rela kehilangan nyawa karena sangkal diri dan pikul salib, ikut TUHAN, ia akan memperoleh harta di Sorga, nyawa, hidup selama-lamanya.
Kita lihat penakut…
1 Korintus 6:9-10
(6:9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (6:10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Orang penakut tidak masuk dalam kerajaan Sorga, karena pribadinya dua, maksudnya tidak setia kepada TUHAN.
Kalau TUHAN itu Allah; sembah dia, itu pesan nabi Elia kepada Ahab dan isterinya sebagaimana dalam 1 Raja-raja 18:21 -- Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.
Karena Ahab dan isterinya sudah berlaku timpang, berarti; kakinya (pendiriannya) sudah tidak pas lagi, kemudian bercabang hatinya, akhirnya, dengan tegas Elia berkata; kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia.
Hatimu satu bukan dua, sebab itu jantung juga satu, untuk memompa aliran darah ke seluruh sendi-sendi kehidupan ini dari ujung kepala sampai ke ujung kaki.
Kita bandingkan…
Wahyu 20:4
(20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.
Tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka = tidak mempertahankan nyawa = tidak penakut. Tetapi karena ibadahnya tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan, maka, mereka rela lehernya digorok oleh antikris. Tetapi yang pasti, mereka tidak terikat dengan penyembahan berhala selama hidup di bumi. Itu sebabnya mereka bukan pemburit, homo, banci, bukan dua hatinya, tetap setia hatinya kepada TUHAN.
Kemudian, mereka yang mati syahid (mati martir) hidup kembali pada saat kebangkitan pertama, akhirnya mereka duduk menjadi raja dan memerintah dalam kerajaan seribu tahun damai bersama dengan Kristus. Tetapi yang mati di zaman Abraham, Adam, Daud, sampai ke zaman murid Yesus, akan dibangkitkan pada kebangkitan yang kedua; menghadap takhta putih (Wahyu 20:11-12).
1 Yohanes 4:4
(4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia, jadi, tidak perlu takut.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment