KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, December 7, 2024

IBADAH RAYA MINGGU, 2 DESEMBER 2024


IBADAH RAYA MINGGU, 2 DESEMBER 2024


WAHYU PASAL 18

Wahyu 18:2-5

(Seri 1)


Subtema: MEMISAHKAN DIRI DARI PEREMPUAN BABEL


Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya, kita semua dihimpunkan di gunung TUHAN yang kudus lewat Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian di malam ini.


Puji TUHAN, saya bersyukur kepada TUHAN, di hari-hari ini saya merasa bahwa; betapa besarnya kemurahan TUHAN bagi kita semua. TUHAN memberi umur panjang, kesehatan, kekuatan, itu adalah kemurahan TUHAN lebih dari hidup. Sehingga, dengan umur panjang dan kesehatan yang TUHAN berikan, kita mendapat kesempatan untuk menghadap TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah itulah tiga macam ibadah pokok. Itu artinya; kita masih mendapat kesempatan untuk memperoleh kemurahan yang besar, teramat lebih dibawa masuk dalam perjamuan malam pesta kawin Anak Domba. Jadi kita harus menghargai kesehatan ini.


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” via internet/online/live streaming baik dari Youtube, Facebook atau media sosial lainnya yang dipergunakan, dimanapun saudara berada.


Untuk pemberitaan Firman Allah, mari kita buka hati selebar-lebarnya, biarlah kiranya Firman Allah itu mendapat tempat di hati kita masing-masing. Jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohonlah kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.


Secepatnya kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU. Dan sekarang kita akan masuk pada berkat yang baru….

Wahyu 18:4-5 dengan perikop: Jatuhnya Babel

(18:4) Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. (18:5) Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.

Rasul Yohanes mendengar suara (perkataan Allah) dari Sorga, yang menghimbau supaya umat TUHAN secepatnya memisahkan (menceraikan) diri dari perempuan Babel


Saudara, gereja TUHAN harus memisahkan diri dari perempuan Babel? Sebab dosanya telah bertimbun-timbun dan timbunan dosa itu sudah sampai ke langit. Jadi, dosanya itu bertimbun-timbun hari demi hari, minggu lepas minggu, bulan lepas bulan, tahun lepas tahun dan timbunan dosa itu terus sampai ke langit.


Saudara, yang pasti kita tahu bahwa perempuan Babel adalah…

  • Ibu dari wanita-wanita pelacur.

  • Ibu dari kekejian bumi.

Pendeknya, perempuan Babel inilah yang menyebabkan gereja TUHAN bersundal dan mengecilkan korban sehari-hari yakni; korban sembelihan dan korban santapan sehingga timbunan dosa itu sampai ke langit.

Itu sebabnya, karena timbunan dosa itu sudah sampai ke langit, akhirnya TUHAN menghimbau dari Sorga supaya gereja TUHAN, kehidupan anak-anak TUHAN di hari terakhir ini secepatnya memisahkan diri, menceraikan diri dari perempuan Babel, jangan ditunda-tunda. 


Hal itu juga disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus.

2 Korintus 6:11 dengan perikop: Jangan ada lagi noda kekafiran

(6:11) Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu. (6:12) Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.


Intinya, jangan menutup pintu hati terhadap Firman Allah yang kita dengar.

Kita sudah mendengar suara dari Sorga / perkataan Allah dari Sorga, jangan kita menutup pintu hati kita terhadap suara itu.

Saya hanyalah seorang hamba, penyambung mulut/bibir/lidah TUHAN, tetapi Firman Allah yang kita terima malam ini adalah suara dari Sorga / perkataan Firman Allah. Terhadap suara dari Sorga yang kita dengar, jangan kita tutup pintu hati kita.


2 Korintus 6:13

(6:13) Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!


Singkat kata, marilah kita membuka hati lebar-lebar terhadap Firman Allah itulah suara dari Sorga yang kita dengar di malam ini.


2 Korintus 6:14-16

(6:14) Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (6:15) Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? (6:16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini:  "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku.


TUHAN menghimbau supaya kita jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya.

Contoh pasangan tidak seimbang:

  • Kebenaran dengan kedurhakaan.

  • Terang dengan gelap.

  • Kristus dengan Belial.

  • Orang-orang percaya dengan orang-orang tidak percaya.

  • Bait Allah dengan berhala.


2 Korintus 6:17

(6:17) Sebab itu:  Keluarlah kamu dari antara mereka,  dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan,  dan janganlah menjamah apa yang najis,  maka Aku akan menerima kamu.


Firman Allah:

  • Keluarlah kamu dari antara mereka,

  • Pisahkanlah dirimu dari mereka,

  • Janganlah menjamah apa yang najis,

Singkat kata, berhenti berbuat dosa, secara khusus kenajisan percabulan dan penyembahan berhala.


Inilah suara TUHAN dari Sorga dan untuk suara ini kita harus dengar, dengan lain kata; jangan tutup pintu hati. Mengapa demikian? Sebab pada ayat 16 di katakan; karena kita adalah bait dari Allah yang hidup. Jadi, jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang, sebab itu adalah noda kekafiran, kita harus menceraikan diri dari pasangan itu.


1 Korintus 6:12 dengan perikop: Nasihat terhadap percabulan

(6:12) Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.


Rasul Paulus sadar betul bahwa hidupnya adalah Bait Allah, sebab di sini dikatakan; segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Kalau berbisnis dengan jujur, itu halal, tetapi, sekalipun halal, tidak selamanya berguna. 

Kemudian, segala sesuatu halal, tetapi rasul Paulus berkata; aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.

Pendeknya, pengakuan rasul Paulus ini menunjukkan kepada kita bahwa; rasul Paulus sadar betul bahwa hidupnya adalah Bait Allah, dia tidak mau menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan noda kekafiran -- bait Allah tidak boleh menjadi pasangan dari berhala.


1 Korintus 6:13B

(6:13) Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.


Bait Allah bukan untuk diserahkan kepada kenajisan percabulan tetapi untuk TUHAN dan TUHAN untuk Bait Allah


1 Korintus 6:14-15

(6:14) Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. (6:15) Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!


Bait Allah bukan untuk diserahkan kepada kenajisan percabulan, tetapi diserahkan untuk TUHAN dan TUHAN untuk bait Allah.

Jadi, pasangan bait Allah adalah TUHAN Yesus Kristus, bukan perempuan Babel. Kalau kita berpasangan dengan perempuan Babel, nanti dosa bertimbun-timbun dan timbunan dosa sampai ke langit. Karena perempuan Babel adalah;

  • Ibu dari wanita-wanita pelacur, yang menyebabkan persundalan.

  • Ibu dari kekejian bumi yang menyebabkan banyak orang Kristen mengecilkan korban sehari-hari, itulah korban sembelihan dan korban santapan.


Jadi sekali lagi saya tandaskan, hati-hati! Segala sesuatu halal, tetapi tidak semuanya berguna, segala sesuatu halal tetapi jangan biarkan diri diperbudak (diperhamba) oleh berhala. Tubuh ini untuk TUHAN, bukan untuk kenajisan percabulan, sebaliknya TUHAN untuk kita semua. Jangan kita menjadi satu kehidupan yang egois, menolak cintanya TUHAN di atas kayu salib yang sudah dinyatakan kepada kita semua. Dengarlah teriakan TUHAN Yesus di atas kayu salib; Eli, Eli lamasabaktani. Tidakkah hancur hati mendengar suara cinta itu?


1 Korintus 6:14-15

(6:14) Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. (6:15) Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!


Bait Allah (tubuh Kristus) tidak mungkin diserahkan kepada percabulan, supaya kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus tidak menjadi sia-sia.


Kita harus menghargai kuasa kerja nyata TUHAN di dalam diri Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit pada hari yang ketiga, itu adalah rasa cinta TUHAN kepada kita. Sebab itu, jangan kita menyerahkan diri ini kepada kenajisan percabulan, jangan kita hidup dalam penyembahan berhala. 


1 Korintus 6:18

(6:18) Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.


Saudara, yang hidup di dalam kenajisan percabulan, dengan lain kata menjadi pasangan tidak seimbang dengan noda kekafiran, atau menjadi pasangan dari perempun Babel maka; dosa semacam ini tidak akan diampuni oleh TUHAN dengan lain kata; darah Yesus tidak berlaku atas dirinya. Sebab di sini dikatakan; Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.


Itu sebabnya dengan tegas dalam Wahyu 18:4-5, rasul Paulus mendengar suara dari Sorga yang menghimbau supaya gereja TUHAN, anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, secepatnya menceraikan dirinya dari perempuan Babel, jangan lagi menjadi pasangan dari noda kekafiran, supaya TUHAN menerima kita. Tetapi, kalau toh juga bertahan menjadi pasangan dari perempuan Babel, maka darah Yesus tidak berlaku atas dia.


Suara ini datang dari Sorga, maka secepatnyalah kita menceraikan diri dari perempuan Babel ini saudara, kedatangan TUHAN sudah diambang pintu. Jangan lagi kita menunda-nunda untuk menghargai kuasa kerja nyata TUHAN yang sudah Dia kerjakan 2000 tahun yang lalu, Dia mati lalu hari ketiga bangkit untuk kita semua. Tubuh ini adalah bait Allah (untuk TUHAN) dan TUHAN untuk tubuh ini, jangan sampai kita menjadi satu kehidupan yang egois, jangan kita tolak rasa cinta yang diungkapkan oleh TUHAN kepada kita dan itu sudah diungkapkan 2000 tahun lalu di atas kayu salib.


Hari-hri ini saya semakin mengerti untuk berucap syukur karena kesehatan, umur panjang yang diberikan kepada raga ini, sehingga saya mendapat kesempatan untuk datang menghadap TUHAN, memuji dan menyembah TUHAN, berbakti kepada TUHAN. Segala puji, hormat, kemuliaan hanya bagi Dia. Perhatikan kesehatan saudara. 


Sejenak kita kembali membaca…

Wahyu 18:5

(18:5) Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.


Timbunan dosa Babel sudah sampai ke langit dan Allah mengingat segala kejahatannya.

Artinya; Babel tidak akan bebas dari hukuman dengan lain kata; hukuman telah tersedia bagi Babel.

Jadi, saudara jangan pernah berpikir bahwa setiap dosa kecil atau dosa besar pasti TUHAN lupakan begitu saja, tidak segampang itu.

Dosa tidak akan bisa berlalu karena lamanya waktu, tidak akan bisa, TUHAN tetap ingat, berarti; Babel tidak akan bebas dari hukuman, dengan lain kata; hukuman telah tersedia bagi Babel. Itu harus kita ketahui.

Supaya hukuman terhadap Babel tidak ditimpakan kepada kita, maka marilah kita melihat jalan keluarnya. 


JALAN KELUAR

Wahyu 18:4

(18:4) Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.


Singkat kata, suara panggilan Allah untuk kita adalah untuk menceraikan (memisahkan) diri bahkan diasingkan dari perempuan Babel.


Terkait dengan panggilan Sorgawi ini kita belajar dari satu pribadi yang luar biasa dipakai oleh TUHAN, dalam..

Kisah Para Rasul 26:12-15 dengan periko: Paulus menceritakan pertobatan dan panggilannya

(26:12) "Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, (26:13) tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. (26:14) Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. (26:15) Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.


Inti dari apa yang kita baca adalah TUHAN memanggil Paulus dari Sorga dan Paulus mendengar suara panggilan itu dari Sorga (dari Allah). Waktu itu Paulus sedang menuju ke Damsyik, dia membawa surat keputusan dari imam-imam kepala untuk menganiaya semua pengikut-pengikut Yesus. Tetapi pada saat itu, terdengar suara dari Sorga, itulah suara panggilan terhadap Paulus dan panggilan itu didengar oleh Paulus. 


Saudara, kita belajar untuk mendengar suara yang datang dari Sorga, supaya kita menepis suara yang datang dari daging ini sebab keinginannya banyak. Pilih mana, mendengar suara dari Sorga atau suara dari daging? Harapan dan doa saya adalah, biarlah kita semua mau belajar mendengar suara yang datang dari Sorga. Dengarlah panggilan Sorgawi.

 

Kisah Para Rasul 26:16-17

(26:16) Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti. (26:17) Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka,


Suara dari Sorga (panggilan TUHAN) kepada Paulus adalah:

  • Diasingkan (dipisahkan) dari bangsa ini.

"Bangsa ini" tentu bangsa Israel (orang-orang Yahudi), itulah bangsa yang keras hati dan tegar tengkuk.

Pendeknya, kehidupan yang diasingkan adalah kehidupan yang terpisah dari dosa kekerasan di hati dan dosa tegar tengkuk.

  • Diasingkan dari bangsa lain yakni; bangsa yang tidak mengenal bangsa Israel, mereka hidup di dalam….

  1. Penyembahan berhala

  2. Kenajisan percabulan


Singkat kata…

  • Diasingkan dari dosa tegar tengku dan keras hati

  • Diasingkan dari dari dosa penyembahan berhala dan kenajisan percabulan.

Itulah panggilan TUHAN yang didengar oleh rasul Paulus.


Kehidupan yang diasingkan (itulah Paulus), ditetapkan (dikhususkan) menjadi pelayan dan saksi, antara lain...

  • Tentang segala sesuatu yang dilihat dari TUHAN.

  • Tentang apa yang TUHAN perlihatkan kepada Paulus nanti (berarti; belum dilihat).

Saya berharap supaya setiap kita pada akhirnya menjadi pelayan TUHAN dan saksi TUHAN, asal kita mau mendengar suara panggilan Sorgawi.


Secara khusus, malam ini kita akan menyelidiki apa yang dimaksud dengan…

TENTANG SEGALA SESUATU YANG DILIHAT OLEH PAULUS DARI TUHAN

2 Korintus 12:1-4 dengan perikop: Paulus menerima penglihatan dan penyataan

(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. (12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- (12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.


Ketika Paulus mendengar panggilan Sorgawi, ia diangkat ke tingkat ketiga dari Sorga disebut; Firdaus. Pada saat itu Paulus menerima dari TUHAN, yaitu: penglihatan dan penyataan.


Tingkat ketiga dari Sorga, jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Ruangan Maha Suci.

Jadi, Tabernakel ini terdiri dari 3 (tiga) tingkatan;

  • Tingkatan pertama: Halaman.

  • Tingkatan kedua: Ruangan Suci.

  • Tingkatan ketiga: Ruangan Maha Suci


Sebetulnya, pada Ruangan Maha Suci (tingkat ketiga), secara kasat mata kita dapat melihat Tabut Perjanjian, menurut pola Tabernakel yang dibangun oleh Musa. 


Tetapi alangkah lebih indahnya, apa yang dilihat oleh rasul Paulus dalam 2 Korintus 12 yang juga disampaikan kepada orang Ibrani….

Ibrani 9:1-4 dengan perikop: “Tempat kudus di bumi dan di Sorga.”

Dari perikop ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa untuk sampai ke Tabernakel Sorgawi, maka ibadah dan pelayanan di bumi ini harus menggunakan pola Tabernakel. Pada minggu lalu sudah diterangkan, kepada Yehezkiel TUHAN berkata: terangkanlah kepada kaum Israel tentang Bait Suci ini, agar mereka dapat melihat wujud rohani mereka (Yehezkiel 43:10).


Ibrani 9:1-4

(9:1) Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. (9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. (9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,


Di dalam Ruangan Maha Kudus (tingkat yang ketiga dari Sorga), Paulus melihat terdapat 2 (dua) hal:

  1. Mezbah pembakaran ukupan dari emas.

  2. Tabut perjanjian.

Dua hal yang dilihat oleh rasul Paulus ini merupakan dua klimaks yang dinantikan dan sangat dihormati oleh TUHAN.


MEZBAH PEMBAKARAN UKUPAN EMAS doa penyembahan yang merupakan tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah). Itulah sebabnya pada ayat 2 dikatakan; sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus -- 

Padahal kalau dibandingkan dengan Tabernakel Musa (Tabernakel di bumi), di dalam Ruangan Suci terdapat 3 (tiga) macam alat, bukan hanya Meja Roti Sajian dan Pelita Emas, tetapi ada Mezbah Dupa. Tetapi di sini kita melihat (pada ayat 2) tidak ada lagi mezbah ukupan emas, yang menunjukkan bagi kita bahwasanya; puncak ibadah adalah doa penyembahan.

Memang, selama di bumi ini kita harus tekun tiga macam ibadah pokok, dan lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok ini kita akan dibawa sampai tingkat ibadah yang tertinggi disebut juga puncak ibadah itulah doa penyembahan. Sehingga, Paulus pun akhirnya melihat, mezbah pembakaran ukupan dari emas ada dalam Ruangan Maha Suci.


Sebetulnya, ini adalah ungkapan TUHAN / wahyu / pembukaan rahasia Firman. Sebetulnya, yang dilihat oleh mata hanyalah Tabut Perjanjian dan gereja TUHAN harus memahami ini. Kita tidak cukup hanya berada dalam Ibadah Raya Minggu atau hanya berada pada Ibadah Doa Penyembahan atau hanya berada pada Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci, tetapi kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, TUHAN akan memimpin ibadah-ibadah di bumi sampai kepada tingkat ibadah tertinggi disebut juga dengan puncak ibadah, itulah doa penyembahan. 

Ini adalah ungkapan / wahyu, maka rahasia (wahyu) ini harus diungkapkan. Jadi, ibadah di bumi tidak cukup hanya ibadah lahiriah, tetapi harus tiga macam ibadah pokok sampai nanti TUHAN memimpin kita kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan.


Saudara, waktu Musa membangun  Tabernakel (Bait Suci Allah), di dalam Ruangan Suci terdapat 3 (tiga) macam alat. Lalu, waktu Paulus diangkat ke tingkat ketiga, ternyata di dalam Ruangan Suci sudah tidak ada lagi Mezbah Dupa. Rahasianya dimana? Rahasianya adalah doa penyembahan, itulah yang membawa kita sampai kepada Ruangan Maha Suci. Ini penyataan / ungkapan dengan lain kata; rahasia yang harus diungkapkan (wahyu TUHAN harus dinyatakan).


Saudara, bukankah kepada kita dinyatakan jalan keluar untuk mendengar suara dari Sorga? Panggilan Sorgawi adalah supaya kita menceraikan (mengasingkan) diri dari perempuan Babel. Paulus mendengar suara panggilan itu, akhirnya ia ditetapkan untuk menjadi pelayan dan saksi tentang apa yang dia lihat, dan apa yang dia lihat itu sudah diterangkan malam ini. Saudara harus menerima suara panggilan TUHAN, berarti; mau tidak mau tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sampai TUHAN (Imam Besar Agung) memimpin kita sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan. Inilah penyataan Allah kepada Paulus.


Sedangkan yang kedua yang dilihat oleh Paulus adalah TABUT PERJANJIAN.

Tabut perjanjian berbicara soal 2 (dua) hal....

  1. Takhta Allah, disitulah Allah; berhadirat, berfirman, memerintah (Keluaran 25:22).

Kiranya kita semua (jemaat GPT “Betania”) menjadi takhta Allah.


  1. Hubungan nikah antara Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga dengan sidang jemaat sebagai mempelai wanita-Nya berdasarkan kasih. Dasar hubungan kita dengan TUHAN adalah kasih.

Jadi, jangan masuk dalam nikah kalau tidak mengerti dasarnya, supaya nikah jangan hancur-hancuran.

Itu sebabnya, kita perlu menghargai Pengajaran Mempelai, supaya hubungan nikah jasmani maupun nikah rohani dengan TUHAN selalu dalam pembelaan TUHAN dan diberkati oleh TUHAN Yesus sampai kepada kesudahan dunia ini.


Singkat kata, rasul Paulus adalah pekabar mempelai.


Kita lihat hal itu dalam….

2 Korintus 11:2

(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.


Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi.

Kalau seorang laki-laki mencintai seorang perempuan, pasti ada rasa cemburu, karena dia menginginkan yang dia cintai. Paulus juga demikian, ia cemburu kepada jemaat di Korintus, karena mereka menutup pintu hati terhadap suara yang terdengar dari Sorga. Padahal, suara itu untuk mengasingkan (memisahkan) kita dari perempuan Babel, supaya secepatnya bersatu dengan Mempelai Laki-Laki Sorga. Di situ cemburunya Paulus, tetapi cemburu Ilahi, bukan cemburu membabi buta; banting isteri, banting suami.


Alasan cemburu Ilahi:

Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Jadi, rasul Paulus adalah pekabar mempelai dalam terangnya Tabernakel, karena ia berjuang untuk mempertunangkan jemaat di Korintus kepada satu laki-laki, untuk selanjutnya membawa jemaat di Korintus sebagai perawan suci kepada Kristus, Dialah Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga. Lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel kita disucikan menjadi perawan suci supaya layak masuk dalam pesta nikah Anak Domba (Wahyu 19:6-9).


Inilah panggilan Sorgawi yang diterima oleh Paulus dari TUHAN, yang tidak boleh ditolak. Kita tidak mungkin jadi pasangan yang tidak seimbang dengan TUHAN, kalau kita tidak secepatnya menceraikan diri dari perempuan Babel. Dan kehidupan yang sudah menceraikan diri dari perempuan Babel, mau tidak mau harus terima Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, itu sudah harga mati / tidak bisa ditawar-tawar.


Jadi saudara, jangan pernah undur lagi dari Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel walaupun ada tawaran-tawaran, termasuk gaji yang menggiurkan, itu sama saja dengan bunuh diri, dengar suara dari Sorga. Hari-hari ini kita semakin mempertajam pendengaran kita kepada TUHAN di kaki salib lewat doa penyembahan.


2 Korintus 11:3-4

(11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. (11:4) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.


Ingat, ada; Yesus yang lain, roh yang lain, Injil yang lain.

Yang saya tahu, berita Injil adalah Yesus datang dari Sorga, turun ke bumi dan menjadi manusia supaya Ia menderita sengsara dan mati di kayu salib, kemudian hari ketiga Ia bangkit dan 40 hari Ia berada di atas bumi, kemudian kembali lagi ke Sorga. Itu berita Injil yang saya tahu. Tetapi, ada Injil yang lain (berita yang lain), itulah Firman yang ditambahkan dan Firman yang dikurangkan, itu yang membuat pikiran dari gereja Hawa di hari-hari terakhir ini menjadi tidak setia (berubah pikiran). 


  • Firman yang ditambahkan adalah satu ayat atau dua ayat, lalu ditambahkan dengan cerita-cerita isapan jempol, lalu ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, filsafat kosong, cerita mengenai si kancil, si buaya dan seterusnya.


Firman yang ditambahkan dalam bentuk yang lain sama seperti ragi Farisi: ajaran adat istiadat nenek moyang ditambahkan kepada Taurat TUHAN (Firman TUHAN). Biasanya, ragi akan mengembang, terlihat waw (hebat), tetapi bagian dalamnya banyak rongga (kosong) tetapi tidak kuat terhadap tekanan ( mudah mengkisut). 


  • Firman yang dikurangkan: pengajaran salib diganti dengan..

  • Teologi kemakmuran disebut juga dengan teori prosperity.

  • Mujizat-mujizat / tanda-tanda heran, tetapi salib disingkirkan (dikurangkan).


Pengertian lain tentang Firman yang dikurangkan, seperti ragi Saduki, yaitu; tidak percaya dengan adanya kebangkitan. Akhirnya, pikiran mereka hanya kawin-mengawinkan, itulah kenajisan percabulan.


Inilah Injil lain (berita lain), yang membuat Hawa berubah pikiran. Tetapi bagi kita sekarang, TUHAN mantapkan untuk mendengar suara yang datang dari Sorga, menghargai panggilan Sorgawi yaitu; memisahkan diri dari perempuan Babel, supaya secepatnya menyatu dengan pribadi Yesus (Mempelai Laki-Laki Sorga), lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.

Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel sudah menjadi harga mati. Ini bukan isapan kosong / isapan jempol, ini akan terbukti satu kali kelak, asal saudara sabar-sabar saja, jangan menjadi lemah dan putus asa.


Banyak gereja-gereja mengabaikan dan berkata; Pengajaran Mempelai kolot, kadaluarsa; kita tidak perlu membangun Tabernakel memang betul, sebab yang kita bangun adalah Tabernakel rohani saudara. Mereka tidak mau mendengar Firman yang sifatnya meneliti dan menyelidik, sebab; diperlukan kesabaran untuk menyampaikan Firman Allah dalam bentuk ayat menjelaskan ayat (ayat menerangkan ayat). Banyak pemimpin jemaat membiarkan jemaat bodoh, dimanja-manja, di elus-elus dengan cara menyampaikan dua tiga ayat, lalu ditambah dan dikurangkan, itulah Firman yang ditambahkan dan Firman yang dikurangkan. Apalagi kalau banyak orang besar, orang kaya, orang berduit, tetapi TUHAN tidak seperti itu, tidak memandang bulu dalam pengajaran.


Jadi saudara, Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel adalah harga mati, untuk membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba dan itulah yang menjadi perjalanan akhir dari gereja TUHAN di atas muka bumi ini. Muara ibadah adalah pesta nikah Anak Domba, tidak ada yang lain. Sebagaimana dalam Wahyu 19, di situ terdapat 2 (dua) jenis persta;

  • Pesta nikah Anak Domba (Wahyu 19:6-8)..

  • Pesta burung-burung (kenajisan percabulan) (Wahyu 19:17-19)

Pilih mana? Kalau memilih pesta nikah Anak Domba; dengar suara dari Sorga, pisahkan diri dari perempuan Babel, terima Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.


2 (dua) hal yang dilihat oleh rasul Paulus, sinkronisasinya adalah dalam…

Wahyu 14:1 dengan perikop: Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-Nya

(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.


Ayat 1 ini jelas berbicara tentang gunung Sion itulah inti mempelai TUHAN, jumlahnya 144.000 orang. 

Apa bukti bahwa mereka inti mempelai? Di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

Mereka itu sudah menjadi milik kepunyaan TUHAN.


Berbeda dengan jemaat di Filadelifa dalam Wahyu 3:12 -- Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru.

TUHAN mau supaya salah satu dari 7 (tujuh) sidang jemaat itulah jemaat Filadelfia menjadi mempelai TUHAN. Tetapi pada Wahyu 14:1 ini gunung Sion itulah inti mempelai TUHAN, jumlahnya 144.000 orang, adalah mempelai TUHAN, dengan bukti di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya, berarti; mereka sudah menjadi inti mempelai.

Berarti sama dengan apa yang dilihat oleh rasul Paulus di tingkat ketiga dari Sorga itulah tabut perjanjian.


Kemudian….

Wahyu 14:2-3

(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.


Ayat 2-3 ada nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun, itu berbicara soal doa penyembahan disertai dengan bahasa lidah, inilah puncak ibadah. Hal ini sangat sinkron dengan apa yang diterima oleh rasul Paulus ketika ia diangkat ke tingkat ketiga dari Sorga (Ruangan Maha Suci) yaitu; Tabut Perjanjian, itulah bayangan mempelai wanita TUHAN, sedangkan wujudnya ialah; doa penyembahan disertai dengan nyanyian baru (bahasa lidah/bahasa Roh).


TUHAN sudah memperlihatkan ini kepada kita semua, artinya; kalau ada diantara kita beribadah tetapi ibadahnya tidak sampai kepada puncak ibadah, itu bukan salah TUHAN, karena TUHAN sudah memperdengarkan suaranya malam ini kepada kita semua, tinggal kita mau menghargai panggilan itu atau tidak. Jangan kita mengeraskan hati terhadap panggilan itu.

Perlu untuk diketahui: Terhadap panggilan Allah, itulah suara yang kita dengar dari Sorga, harus kita hargai dengan kata lain; jangan ditolak. 


Kisah Para Rasul 26:13-15

(26:13) tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. (26:14) Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. (26:15) Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.


Paulus mendengar suara panggilan. Terhadap suara panggilan ini kita harus menghargai, jangan ditolak. Kalau kita menolak suara panggilan, maka persis seperti perkataan TUHAN kepada Saulus; Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Kemudian TUHAN berkata kembali; Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.

Jadi, kalau kita menolak suara panggilan dari Sorga, sama seperti menendang ke galah rangsang, artinya; semakin kita menolak panggilan Sorgawi, semakin kita tersakiti sendiri dengan perbuatan penolakan itu.


Sama seperti rasul Paulus, menyakiti pengikut TUHAN, menganiaya jemaat TUHAN, semakin ia menyakiti anak-anak TUHAN, semakin menyakiti diri sendiri, sama seperti menendang ke galah rangsang. 

Jadi sekali lagi saya tandaskan; menolak panggilan Sorgawi = menyakiti diri sendiri. Jadi, jangan tolak panggilan Sorgawi saudara, jangan kita menendang ke galah rangsang, itu merugikan diri sendiri, menyakiti diri sendiri, semakin kita menolak, semakin tersakiti. 

Inilah jalan keluarnya. Dari awal saja saya sudah katakan; dengar suara dari Sorga (panggilan Sorgawi), jangan ditolak, kalau ditolak seperti menendang ke galah rangsang. Semakin ditolak semakin tersakiti, semakin ditolak semakin menderita.


Malam ini TUHAN mau supaya kita dijadikan pasangan yang seimbang, maka terimalah Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel secara utuh (mutlak), itu harga mati ---  tidak ada cara lain untuk menjadi mempelai TUHAN. Tidak mungkin gereja menjadi mempelai TUHAN tetapi menolak Pengajaran Mempelai, mustahil. Kalau mau diberkati; terima ajaran berkat, mau mengalami mujizat; terima ajaran mujizat, tetapi untuk menjadi mempelai TUHAN harus terima Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.  Jadi, jangan menendang ke galah rangsang, jangan menunda-nunda, semakin menunda-nunda, nikahmu semakin tersakiti, buah nikah tersakiti, ibadah dan pelayanan pun terasa menyakitimu padahal tidak ada yang menyakiti. 

Saudara, inilah Firman TUHAN malam ini, bantu doa supaya kita mendapat panggilan Sorgawi di minggu yang akan datang.



TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment