KEBAKTIAN NATAL PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT), 3 DESEMBER 2024 (SESI 1)
Tema: "Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel". (Matius 2:6)
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya; kebaktian Natal Persekutuan Pembangunan Tabernakel (PPT) boleh terlaksana di tahun ini dari tanggal 3-4 Desember 2024 (Selasa dan Rabu), selama dua hari, tiga kali sesi kebaktian kita akan ikuti, tentu semua karena kemurahan dari TUHAN. Biarlah kiranya TUHAN menolong kebakitan ini, mulai dari sesi pertama, sesi kedua (besok pagi) dan sesi ketiga (besok sore). Kiranya TUHAN menyatakan diri-Nya, tampil dalam kemuliaan-Nya lewat pembukaan Firman TUHAN, supaya persekutuan kita tidak menjadi sia-sia (percuma), tetapi betul-betul TUHAN nyatakan satu rencana yang indah di dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Terimakasih buat kehadiran para hamba TUHAN, para pemimpin jemaat dengan berbagai jabatan, ada yang sebagai penginjil, ada yang sebagai gembala, ada yang sebagai guru, juga karunia-karunia jabatan yang lain. Terimakasih buat perhatian saudara, atensi saudara, doa dan dukungan saudara. Biarlah kiranya lewat persekutuan ini rencana TUHAN yang besar terwujud, karena proyek Allah yang besar sebetulnya adalah terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, tidak ada yang lain. Soal mujizat ya puji TUHAN, kita terima saja. Diberkati, ya puji TUHAN, itu bagian yang harus kita terima dari TUHAN. Namun, sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan di atas muka bumi tidak lain tidak bukan adalah masuk dalam perjamuan malam pesta kawin Anak Domba.
Saudara, saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN bahkan rekan-rekan hamba TUHAN yang senantiasa tekun setia dalam tekun dalam tiga macam ibadah, dan yang juga turut bergabung di malam ini, kiranya damai sejahtera dari Sorga turun atas kita dan memenuhi kehidupan kita masing-masing, untuk memberi satu sukacita dan kebahagiaan saat kita duduk diam mendengarkan Firman TUHAN di ujung kaki salib TUHAN.
Sebelum kita masuk dalam pemberitaan Firman, dari hari senin (kalau saya tidak salah mengamati), saya melihat hujan di Cilegon. Saya berpikir; TUHAN, kami sudah adakan persiapan termasuk doa dan puasa, dan dalam doa itu saya memohon supaya TUHAN berikan cuaca yang baik. Tetapi saya melihat, kenapa dari sore ini (hari senin) ada hujan TUHAN? kemudian besok paginya (hari Selasa) hujan semakin deras, sampai menjelang siang juga hujan masih deras. Akhirnya saya mengambil kesimpulan; TUHAN, kehendakMulah yang jadi. Kalau TUHAN mengutus para hamba-hamba Mu (gembala sidang/pemimpin sidang jemaat) utuslah seberapa yang Kau utus. Tetapi satu kerinduan saya, saya ingin bergandengan tangan dengan hamba-hamba TUHAN yang TUHAN percayakan. Namun saya melihat kita ada di tempat ini tidak kurang satu apapun, semua karena kemurahan TUHAN.
Jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan dari TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing. Mari kita berpesta untuk menikmati kemurahan TUHAN malam ini sesuai dengan tema yang ada dari Matius 2:6.
Matius 2:6
(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
Ini dari ayat ini adalah dari Betlehem (tanah Yehuda) akan bangkit seorang pemimpin.
Saudara, dalam Alkitab ada 3 (tiga) jabatan (pemimpin) yang diurapi oleh TUHAN,yaitu;
Nabi
Imam
Raja
Matis 2:4
(2:4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.
Dari ayat ini kita bisa melihat Yesus adalah Mesias.
Mesias dalam bahasa Ibrani artinya; pemimpin yang diurapi.
Mesias dalam bahasa Yunani disebut juga Kristus.
Berarti sama-sama pemimpin (kepala) yang diurapi oleh TUHAN.
Itu berarti, Yesus adalah...
Nabi yang diurapi.
Imam besar Agung yang diurapi .
Raja yang diurapi.
Namun, perlu untuk diketahui: kepemimpinan Yesus sebagai Nabi, Imam Besar Agung dan Raja mulia erat kaitannya dengan Betlehem. Betlehem artinya; rumah roti (Bet = rumah, lehem = roti).
Itu berarti; seorang pemimpin harus memiliki kebenaran dan hidup oleh kebenaran itulah Firman Allah, dan Firman Allah itu harus diajarkan oleh seorang pemimpin kepada umat ketebusan TUHAN, sebagaimana dalam Yohanes 3:34 -- Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.
Jadi, Firman Allah yang dimiliki harus diajarkan.
Pada sesi pertama ini kita akan melihat…
Keterangan: YESUS SEBAGAI NABI
Ibrani 1:1-2 dengan perikop: Allah berfirman dengan perantaraan Anak-Nya
(1:1) Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, (1:2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.
Dari ayat ini kita dapat melihat dengan jelas bahwa Yesus adalah seorang Nabi, tidak perlu ragu.
Tugas seorang nabi: perantara (juru bicara Allah)
Ibrani 1:3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Bukti bahwa Yesus adalah perantara: Ia harus menderita sengara bahkan mati di atas kayu salib untuk mengadakan penyucian dosa.
Perlu untuk diketahui:
Kita sudah selamat, tugas kita sekarang adalah mengerjakan keselamatan, bukan untuk mencari keselamatan.
Mengerjakan keselamatan = masuk dalam kegiatan penyucian.
Saya tambahkan sedikit; bangsa Israel telah diselamatkan dari Mesir bukan? Tetapi sayang seribu kali sayang, kenapa? Karena mereka ditewaskan di padang gurun. Itu berarti; kegiatan dari orang-orang yang diselamatkan dari rumah TUHAN adalah masuk dalam penyucian, sebagaimana Yesus masuk ke dalam bait Allah di Yerusalem; Yesus secepatnya mengadakan penyucian (Yohanes 2:14-16).
Penyucian yang ada di dalam rumah TUHAN itu senada dan seirama dengan kegiatan yang ada di dalam Kerajaan Sorga.
Sekali lagi saya sampaikan, kita sudah selamat karena TUHAN sudah mengerjakan keselamatan. Tugas kita sekarang adalah mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar, bukan mencari keselamatan.
Supaya jangan bingung, mari kita lihat…
Yudas 1:5
(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
Jadi, tugas dari orang yang selamat; masuk dalam rumah TUHAN untuk mengalami penyucian, bukan mencari keselamatan lagi.
Yesus adalah seorang nabi, pemimpin, pengantara; Ia menderita sengsara dan mati di atas kayu salib, tujuannya; untuk mengadakan penyucian dosa, itu saja. Singkat kata, penyucian yang ada di dalam rumah TUHAN harus senada dan seirama dengan kegiatan yang ada di dalam Sorga, mestinya begitu.
Wahyu 4:7-8
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. (4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Di Sorga ada nyanyian yang diserukan oleh 4 (empat) makhluk. Seruan (nyanyian) itu...
Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Allah, Yang Mahakuasa.
Yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.
Dari nyanyian ini kita dapat melihat adanya penyucian terhadap seluruh masa, yaitu;
Penyucian masa lalu.
Penyucian masa sekarang.
Penyucian di masa yang akan datang.
Yang sudah ada -- yang ada -- dan yang akan datang.
Sekali lagi saya tandaskan, di dalam rumah TUHAN kegiatannya ada penyucian, dan itu seirama (senada) dengan nyanyian yang diserukan oleh empat makhluk di kerajaan Sorga, itu pekerjaan orang yang selamat. Oleh sebab itu, kita harus mengadopsi doa Bapa kami, tentu itu juga menjadi doa para pemimpin jemaat yaitu; jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga (Matius 6:9-10).
1 Tesalonika 4:3
(4:3) Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,
Kehendak Allah adalah pengudusan. Biarlah pengudusan itu ada di dalam rumah TUHAN. Penyucian di dalam rumah TUHAN seirama dengan penyucian yang ada di dalam kerajaan Sorga.
Selanjutnya kita akan melihat: proses penyucian seluruh masa yang dialami oleh gereja perempuan Samaria. Kisah itu terdapat pada Yohanes 4:1-42.
Tentang: PENYUCIAN TERHADAP DOSA MASA LALU.
Saudara, penyucian masa lalu harus diperhatikan, sebab dosa masa lalu tidak bisa hilang atau lenyap begitu saja karena lamanya waktu.
Sebelum saya lanjutkan, sedikit kesaksian; pada waktu itu saya sudah menjadi hamba TUHAN, tetapi belum menjadi gembala. Saya menjadi gembala karena ada dua tiga jiwa, sebab gembala itu bukan karena banyak jiwa tetapi karena ada jiwa (jemaat). Jadi jabatan itu dari jiwa yang ada (dari TUHAN). Sebelum ada domba-domba (jiwa), saya berpikir; dosa masa lalu atau dosa yang pernah diperbuat bisa terampuni begitu saja seiring waktu berjalan, dengan lain kata; dosa yang sudah diperbuat tidak perlu diakui. Tetapi ternyata, penyucian masa lalu harus diperhatikan (tidak boleh diabaikan), sebab dosa masa lalu tidak bisa hilang, lenyap atau sirna begitu saja karena lamanya waktu. Akan tetapi, dosa disucikan (dihapuskan) hanya oleh darah Yesus lewat pengakuan kita kepada TUHAN.
Mari kita lihat bagaimana penyucian masa lalu terjadi dan dialami oleh perempuan Samaria…
Yohanes 4:13-14 dengan perikop: Percakapan dengan perempuan Samaria.
(4:13) Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, (4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
Yesus adalah sungai air kehidupan yang dialirkan dari Sorga untuk mengadakan penyucian.
Kalau airnya sedikit maka penyucian tidak maksimal. Tetapi, kalau kita mandi dengan air yang limpah (banyak) / timbanya banyak, pasti penyucian itu maksimal. Jadi, tidak cukup hanya dua atau tiga ayat, lalu cerita tentang si kancil, si buaya, si kura-kura; tidak mungkin terjadi penyucian.
Tanda apabila sudah disucikan: Tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Artinya; tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama (dosa masa lalu tidak terulang lagi).
Sebaliknya, minum dari air sumur Yakub; ia akan haus lagi, maksudnya; setelah minum "dahaga lagi" begitulah perempuan Samaria; terus menerus menimba air. Dahaga berarti; kerongkongan terasa kering seperti terputus dari TUHAN.
Demikianlah keadaan apabila seseorang selalu mengulangi kesalahan dosa masa lalu; seperti terputus rasanya dari TUHAN (kerohanian tambah suram). Tetapi kalau minum air yang keluar dari Sorga (dari takhta Allah); tidak akan haus lagi, dosa masa lalu tidak mungkin terulang lagi. Sumur Yakub adalah gambaran dari dunia dan segala isinya (unsur-unsurnya).
1 Yohanes 2:15
(2:15) Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.
Kalau diberkati oleh unsur-unsur dunia atau kerajaan dunia seperti harta, jabatan, kekayaan, tidak salah, tetapi jangan mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.
1 Yohanes 2:16
(2:16) Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
Semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, kalaupun diminum akan “dahaga lagi”, kerongkongan akan terasa kering, terputus dari TUHAN, sebab tidak ada yang bisa diharapkan dari dunia ini.
Biarlah kiranya kita senantiasa memohon kemurahan TUHAN supaya air kehidupan itu senantiasa dialirkan dari Sorga supaya terjadi “penyucian dosa masa lalu”, sehingga kita bahagia. Yang bikin orang susah adalah dosa, jadi, jangan percaya dengan dosa walaupun sepertinya nikmat.
Yohanes 4:14-15
(4:14) tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." (4:15) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
Setelah TUHAN Yesus jelaskan dengan kesabaran-Nya, akhirnya perempuan Samaria mempunyai kerinduan untuk disucikan.
Memang seorang nabi (pemimpin) harus sabar-sabar, sampai jemaat mempunyai kerinduan untuk disucikan. Karena ternyata, penyucian yang terjadi; diurapi oleh TUHAN, sebab di situ dikatakan; akan menjadi mata air di dalam dirinya -- ini berbicara tentang urapan.
Jadi, penyucian yang terjadi ternyata diurapi oleh TUHAN.
Yohanes 4:16
(4:16) Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
TUHAN sudah melihat perempuan Samaria mempunyai kerinduan, lalu kesempatan itu digunakan oleh Yesus dengan baik. Yesus berkata kepada perempuan Samaria; "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
Dari ayat ini kita dapat melihat Yesus adalah nabi yang penuh dengan Firman Allah, sebab Firman Allah dapat melihat segala sesuatu termasuk masa lalu dari perempuan Samaria ini.
Saudaraku, semua dosa pasti dilakukan di tempat yang tersembunyi, tetapi Yesus adalah nabi penuh dengan Firman Allah, dan Firman Allah dapat melihat masa lalu. Mata manusia dapat dikelabui, tetapi Firman Allah melihat segala sesuatu termasuk dosa masa lau yang diperbuat oleh perempuan Samaria.
Jadi, sekali lagi saya tandaskan, dari ayat ini kita dapat melihat Yesus adalah nabi. Bukan berarti kalau Yesus berkata; "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini” karena Yesus tidak tahu. Justru hal ini menunjukkan bahwa Yesus nabi yang penuh dengan Firman Allah, supaya dengan Firman yang dimiliki, dihidupi selanjutnya diajarkan kepada orang yang selamat. Orang yang selamat bukan mencari keselamatan, tetapi di dalam rumah TUHAN harus masuk dan mengalami penyucian.
Jadi, dosa masa lalu tidak bisa selesai, sirna begitu saja, dosa masa lalu harus disucikan.
Yohanes 4:17-18
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Ketika Yesus menyuruh dan memanggil suami dari perempuan Samaria, kata perempuan Samaria itu: aku tidak mempunyai suami.
Memang, perempuan Samaria ini pernah hidup dengan lima laki-laki dan yang terakhir hidup dengan satu laki-laki, tetapi mereka semua bukan suaminya.
Singkat kata, dosa masa lalu dari perempuan Samaria adalah berzinah dengan enam laki-laki, namun dosa masa lalu ini telah diakui oleh perempuan Samaria dengan tuntas. Jangan mengakui dosa tetapi tidak tuntas, apalagi seorang imam. Kalau mengaku dosa jangan dicicil karena malu atau harga diri, tuntaskan hari itu juga, nanti darah Yesus yang menyucikan.
Saudara, kita tahu angka enam adalah angka daging, tetapi puji TUHAN, perempuan Samaria ini bertemu dengan laki-laki ketujuh itulah TUHAN Yesus Kristus. Maka, kita perlu ada di dalam rumah TUHAN, masuk dalam hari perhentian; kuduskan sabat, di situlah kegiatan penyucian, bukan mencari keselamatan.
1 Yohanes 1:8
(1:8) Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Kalau tidak mengaku dosa secara tuntas, konsekuensinya:
Menipu diri kita sendiri.
Kalau orang lain ditipu masuk akal, tetapi ini yang ditipu adalah diri sendiri.
Kebenaran tidak ada di dalam kita.
Ada lagi konsekuensi yang lain…
1 Yohanes 1:10
(1:10) Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Jika tidak mengaku dosa masa lalu, konsekuensinya;
Kita membuat Dia menjadi pendusta.
Firman-Nya tidak ada di dalam kita.
1 Yohanes 1:9
(1:9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Yang terjadi bila mengaku dosa dengan tuntas:
TUHAN mengampuni segala dosa = hutang dosa dihapus.
Kalau hutang dosa tidak dihapus; nama tidak tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba sebagaimana dalam Wahyu 20:11-12 --- Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
Saudara, semua perbuatan tertulis dalam kitab, termasuk dosa kenajisan dari perempuan Samaria, kalau tidak diakui tertulis di situ. Kalau namanya tertulis dalam kitab itu (tidak dihapus), berarti; namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Jadi, penting bagi kita memperhatikan dosa masa lalu, tidak boleh dibiarkan begitu saja, supaya hutang dosa terhapus. Kalau hutang dosa terhapus, maka nama tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Tidak bisa serta merta nama tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, nomor urut terdaftar di Sorga, sebelum hutang dosa terhapus. Jadi, ini harus diperhatikan, tidak boleh dibiarkan.
Orang yang selamat; mengerjakan keselamatan bukan mencari keselamatan, yaitu; masuk dalam penyucian.
Jadi sekali lagi saya tandaskan, pengakuan terhadap dosa masa lalu harus tuntas supaya dihapus hutang dosa dan nama tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Saya rindu, mulai dari saya, istri dan anak saya, serta sidang jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon, juga rekan-rekan hamba TUHAN; gembala-gembala sidang, para pemimpin dengan berbagai jabatan, nama kita tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba. Itulah tujuan kita berfellowship malam ini, bukan mencari yang lain.
Saudara, saya ini adalah hamba TUHAN lulusan sekolah Alkitab, kalau bahasa saya sederhana; tolonglah diterima. Saya tidak bisa menggunakan bahasa tinggi-tinggi, tetapi saya mau ayat menjelaskan ayat secara terperinci baik dari Kejadian sampai Wahyu, supaya semuanya terang.
TUHAN menyucikan kita dari segala kejahatan kita.
Ibrani 9:22
(9:22) Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Lewat penumpahan darah Yesus; dosa masa lalu diampuni bahkan dihapuskan, sehingga nama tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, syaratnya; mau mengakui dosa. Kalau kita mau mengakui dosa, maka dosa masa lalu diampuni oleh penumpahan darah.
Jadi, pengakuan dosa masa lalu seharga dengan setetes darah Yesus yang tertumpah.
Ibrani 10:4
(10:4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
Darah binatang tidak mungkin menyucian dosa masa lalu. Juga darah manusia, tidak mungkin menyucikan dosa masa lalu, sebab darah manusia sudah tercemari dengan dosa. Pendeknya, hanya darah Yesus yang berkuasa untuk menyucikan dosa masa lalu, syaratnya; akui dosa dengan tuntas.
Kita kembali memperhatikan…
Yohanes 4:17B -18
(4:17) Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, (4:18) sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
Karena mengakui dosa masa lalu dengan tulus dan jujur, akhirnya perempuan Samaria dibenarkan Allah
Menutupi dosa untuk membenarkan diri, tetapi dosa tidak dihapus dari kitab sehingga nama tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, untuk apa? Biar saja TUHAN yang membenarkan kita oleh darah-Nya, dosa kita dihapuskan, sehingga oleh darah-Nya, nama kita dipindahkan untuk dituliskan dalam kitab kehidupan Anak Domba, ini nama yang berdarah-darah, TUHAN mau nama yang berdarah-darah. Nama yang berdarah-darah setara dengan pengakuan dosa. Pengakuan dosa setara dengan setetes penumpahan darah. Nama yang berdarah-darah tidak bisa diganggu gugat oleh setan.
Yohanes 4:19
(4:19) Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
Yesus adalah seorang nabi, penuh dengan Firman Allah dan Firman Allah itu diajarkan, sehingga jemaat disucikan.
Itulah kegiatan orang yang selamat, masuk dalam penyucian dan penyucian yang pertama adalah “penyucian terhadap dosa masa lalu”.
Kiranya kita semua diberkati lewat penyucian terhadap dosa masa lalu.
Tentang: PENYUCIAN TERHADAP DOSA MASA SEKARANG.
Yohanes 4:20-24
(4:20) Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." (4:21) Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. (4:22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. (4:23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. (4:24) Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Mari kita kutip pernyataan perempuan Samaria kepada Yesus dan pernyataan Yesus kepada perempuan Samaria. Di sini kita melihat…
Perempuan Samaria bicara soal gunung dan Yerusalem sebagai tempat untuk menyembah.
Sementara, Yesus bicara penyembahan yang benar ditopang oleh Roh dan kebenaran.
Jangan kaget, kita mulai masuk dengan Pengajaran Tabernakel.
Tabernakel di bumi di bangun oleh Musa.
Tabernakel di Sorga di lihat oleh rasul Yohanes.
Untuk sampai ke Tabernakel Sorgawi harus menggunakan pola Tabernakel.
Kita tidak perlu membangun Tabernakel jasmani, yang kita bangun adalah Tabernakel rohani. Jadi, jangan sampai ada hamba TUHAN berkata; pengajaran Tabernakel itu kadaluarsa, produk perjanjian lama. Memang betul, tetapi perjanjian lama tidak dihapus melainkan digenapi; dari manusia daging menjadi manusia rohani -- dari Tabernakel jasmani menjadi Tabernakel rohani.
Saya sering kali mendapat komentar, apalagi zaman dahulu, baik di Youtube, Facebook, baik dari dalam negeri ataupun dari luar negeri; mereka mencela Tabernakel, mereka mengatakan itu produk perjanjian lama. Saya tidak mau menjawab komentar tersebut, kalau memang mau tahu lebih jelas bisa bicara dengan saya lewat telepon. Kalau saya balas di komentar; bisa bertengkar, sedangkan hamba TUHAN tidak boleh bertengkar. Biasanya, orang bertengkar karena dosa, tetapi ini bertengkar karena kesucian, tidak masuk akal. Jadi, kalau sudah bicara yang suci dan mulia, jangan kita bertengkar, harusnya, yang suci dan mulia membawa kita kepada kemuliaan
Saudara, bicara soal gunung dan Yerusalem, kalau dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel terkena kepada BAIT SUCI ALLAH.
Bait Suci Allah dimulai dari Ruangan Suci sampai Ruangan Maha Suci.
RUANGAN SUCI, terdapat 3 (tiga) macam alat, yaitu
Meja Roti Sajian 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Ini adalah persekutan dengan Yesus Anak Allah dan korban-Nya (roti yang dipecah-pecahkan), bicara soal iman.
Pelita Emas 🡪 ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh, bicara soal pengharapan.
Mezbah Dupa 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan, bicara soal kasih.
Inilah gunung yang TUHAN maksud.
Biarlah gembala sidang (pemimpin jemaat) tekun di atas gunung TUHAN, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, jangan pergi ke gunung-gunung lain.
Jangan sampai domba-domba pergi ke gunung satu dan ke gunung yang lain, dengan alasan; cari Firman, tidak boleh.
Jadi, harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, kecuali penginjil, dimana saja penginjil boleh, karena TUHAN sudah karuniakan seperti itu. Tetapi, gembala dan domba harus tergembala, senantiasa berada di atas gunung TUHAN; tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Tetapi, perempuan Samaria tidak paham soal gunung yang dimaksud TUHAN ini.
Itulah pernyataan dari perempuan Samaria. Sedangkan pernyataan TUHAN Yesus kepada perempuan Samaria; menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Berati kita menemukan ada 3 (tiga) kata; menyembah, roh dan kebenaran.
Bila dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel..
Menyembah terkena kepada MEZBAH DUPA 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = kasih; nafas kehidupan.
Nafas kehidupan bagaikan asap dupa kemenyan di atas mezbah, dia naik ke hadirat TUHAN menembusi takhta Allah.
Roh terkena kepada PELITA EMAS 🡪 ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh = pengharapan.
Roh suci itu pengharapan sebagaimana dalam 1 Yohanes 3:3 -- Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Kebenaran terkena kepada MEJA ROTI SAJIAN 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci = iman.
Selanjutnya pada ayat 22 Yesus berkata kepada perempuan Samaria; keselamatan datang dari bangsa Yahudi (bukan dari bangsa kafir).
Bangsa yang bukan dari Yahudi disebut bangsa kafir. Bangsa kafir dahulu tidak mengenal Allah, hidup dalam kenajisan percabulan dan dengan mudah ditarik kepada berhala-berhala. Jadi, Indonesiapun bangsa kafir, tetapi akhirnya, kita menjadi Israel rohani.
Kita lihat lebih lanjut pernyataan Yesus ini.
Roma 3:1-2
(3:1) Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? (3:2) Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah.
Kelebihan orang Yahudi: kepada mereka dipercayakan Firman Allah dan sunat.
Firman Allah 🡪 korban santapan.
Sunat 🡪 korban sembelihan.
Singkat kata, korban santapan dan korban sembelihan disebut dengan korban sehari-hari.
Pendeknya, Korban sehari-hari erat kaitannya dengan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok itulah;
Ibadah Pendalaman Alkitab (Meja Roti Sajian).
Ibadah Raya Minggu (Pelita Emas).
Ibadah Doa Penyembahan (Mezbah Dupa).
Sehingga bagi kami GPT “Betania” Serang & Cilegon, tidak ada penyebutan ibadah pertengahan minggu (mohon maaf saya tidak bermaksud mencela siapapun). Yang kami tahu ada di atas gunung TUHAN; tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan itu setara kelasnya. Tidak boleh Hanya Ibadah Raya Minggu atau hanya Ibadah Doa Penyembahan sebagai puncak ibadah, atau ibadah pendalaman Alkitab, tetapi, harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok; ada di atas gunung-gunung TUHAN, tidak boleh liar, itu namanya tergembala. Jadi, korban sehari-hari tidak boleh terpisah dari tiga macam ibadah pokok, tujuannya; supaya terwujud penyucian di masa sekarang. Domba-domba harus ada di atas gunung TUHAN; tekun dalam tiga macam ibadah pokok demi terwujudnya penyucian masa sekarang.
Sebetulnya tidak tidak ada kaitannya dengan ayat ini, tetapi supaya saudara tahu kehidupan yang tidak tergembala, mari kita lihat…
Ayub 39:8-11
(39:8) Siapakah yang mengumbar keledai liar, atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang? (39:9) Kepadanya telah Kuberikan tanah dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya. (39:10) Ia menertawakan keramaian kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring; (39:11) ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau.
Kehidupan yang tidak tergembala…
Ia menertawakan keramaian kota.
Tidak mendengarkan teriak si penggiring.
Ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya.
Mencari apa saja yang hijau, alasannya; mencari Firman, itu namanya liar.
Yang TUHAN mau; domba-domba ada di atas gunung Sion = tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Di dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok, di situ tersedia korban sehari-hari itulah korban santapan dan korban sembelihan. Kenapa harus demikian? Supaya terjadi “penyucian masa sekarang”. Saya mengutip “penyucian masa sekarang” dari kisah yang dialami oleh perempuan Samaria, tidak dari sana-sini.
Jadi, perempuan Samaria ini tidak paham, sesuka hatinya berada di gunung mana saja, bukan begitu tergembala, tetapi harus berada di gunung TUHAN, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, ini yang dikerjakan oleh seorang nabi. Supaya selamat harus ada dalam “penyucian masa sekarang”.
Kita telusuri lebih dalam..
Daniel 11:31
(11:31) Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan.
Menghapuskan korban sehari-hari adalah perbuatan keji.
Kalau tidak ada lagi korban sembelihan dan korban santapan di dalam rumah TUHAN, itu perbuatan keji. Kalau yang ada di dalam rumah TUHAN hanya cerita-cerita, kegiatan pelelangan, jual sembako itu adalah keji. Jangan sampai banyak kegiatan di dalam rumah TUHAN, tetapi korban sehari-hari disingkirkan. Kalau korban sehari-hari disingkirkn itu namanya keji, itulah sebabnya antikris disebut pembinasa keji.
Kemudian, berdoa tetapi tidak mau mendengar Firman, doanya adalah kekejian.
Saya pernah masuk dalam sebuah persekutuan, waktu berdoa semuanya teriak, jungkir balik, inguspun sudah tidak karu-karuan lagi, tetapi pada saat Firman disampaikan; tidak ada yang mau mendengar, ini adalah kekejian.
Kalau hamba TUHAN melayani seperti ini, jemaat tidak akan pernah mengalami “penyucian masa sekarang”. Bagaimana mau dibawa kepada pesta nikah Anak Domba (masa yang akan datang)?
Daniel 9:27
(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."
Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa.
Satu kali antikris akan menjadi raja atas dunia selama 7 tahun. Kita selama ini hanya tau antikris berkuasa selama 3½ tahun, tetapi sebetulnya antikris berkuasa selama 7 tahun.
Saudara, korban sehari-hari itulah korban sembelihan dan korban santapan.
Korban sembelihan 🡪 ibadah dan pelayanan yang dihubungkan dengan korban Kristus.
Jadi, para imam / pelayan TUHAN GPT “Betania” Serang & Cilegon, saat melayani di tengah pertemuan-pertemuan ibadah ditandai dengan darah; jangan bersungut-sungut, itulah korban sembelihanmu kepada TUHAN.
Korban santapan 🡪 Firman Pengajaran yang murni dan benar.
Singkat kata, ketika korban sehari-hari (korban sembelihan dan korban santapan) ini disingkirkan disebutlah itu perbuatan keji sehingga antikris disebut sebagai pembinasa keji sesuai dengan nubuatan Daniel ini.
Lebih lengkap lagi…
Daniel 8:10-11
(8:10) Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya. (8:11) Bahkan terhadap Panglima bala tentara itu pun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.
Di sini kita melihat, antikris menghentikan korban sehari-hari = mengabaikan “penyucian masa sekarang”.
Jadi saudara, kalau korban sehari-hari dihentikan dari rumah TUHAN, dari atas gunung TUHAN yang kudus = mengabaikan “penyucian masa sekarang”.
Ingat saudara, kita sudah melihat dialog antara Yesus dengan perempuan Samaria dan juga sebaliknya, itu ada kaitannya dengan keselamatan itu datang dari bangsa Yahudi, itulah korban sehari-hari; korban santapan dan korban sembelihan, tidak boleh disingkirkan.
Jadi, kalau domba tergembala, harus disertakan dengan korban sehari-hari, tidak cukup hanya ibadah kemudian pulang.
Daniel 8:12
(8:12) Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apa pun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
Suatu kebaktian diadakan secara fasik.
Ternyata ada kebaktian tetapi disebut ibadah fasik. Kenapa? Karena menggantikan korban sehari-hari.
Ada ibadah tetapi tidak ada korban santapan, seolah-olah Firman disampaikan tetapi disertai dengan dongeng nenek tua, guyon-guyon. Guyon boleh, tetapi jangan sibuk disitu. Satu ayat disampaikan lalu ditambah dengan si kancil, si kura-kura, itu saja setiap pertemuan ibadah. Kemudian ada lagi yaitu; firman yang dikurangkan itulah pengajaran salib diganti dengan teori prosperity / kemakmuran / kejayaan / keberkatan / keberhasilan, itu saja.
Kemudian, di sini kita melihat; korban sehari-hari diganti dengan kebaktian fasik.
Praktek kebaktian fasik: di tengah ibadah hanya bicara soal berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan.
Saya mau tanya, saudara perlu berhasil? Anak saudara perlu berhasil? Sidang jemaat perlu berhasil? Hamba TUHAN dan sidang jemaat perlu berhasil dan diberkati. Tetapi, jangan sampai di atas gunung TUHAN (ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok) korban sehari-hari disingkirkan hanya untuk lelang, jual-jualan di rumah TUHAN; sepeda, motor, magicjer masuk rumah TUHAN, apa itu namanya kalau bukan roh jual beli? Banyak kegiatan di dalam rumah TUHAN, tetapi, kegiatan di dalam rumah TUHAN mestinya mengarah kepada penyucian. Kiranya kita mau menerima dengan lemah lembut dan rendah hati.
Arah penyucian masa sekarang:
Gunung rohani bukan gunung yang dimaksud perempuan Samaria, itulah doa penyembahan (puncak ibadah).
Kita memang harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sebab dari situ kita dipimpin sampai kepada tingkat ibadah tertinggi (puncak ibadah) itulah doa penyembahan.
Jadi, saat menyembah itu bukan puncak ibadah, penyembahan yang benar adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah saja.
Yerusalem baru 🡪 sidang mempelai wanita TUHAN (gereja TUHAN yang sempurna)
Inilah yang menjadi dua klimaks dari ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Sebetulnya tidak ada dalam pencatatan saya, tetapi berilah saya waktu sedikit supaya saudara jangan bingung dan bertanya: apa betul arah dari ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok adalah gunung dan Yerusalem?
Wahyu 14:1 dengan perikop: Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-Nya
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Ayat 1 ini jelas berbicara tentang mempelai TUHAN, bahkan bicara soal inti mempelai jumlahnya 144.000.
Wahyu 14:2-3
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Ayat 2-4 bicara soal doa penyembahan disertai dengan nyanyian baru (bahasa lidah).
Inilah dua klimaks, arah dari “penyucian masa sekarang” yaitu;
Gunung Sion (mempelai TUHAN).
Wujudnya; doa penyembahan disertai dengan bahasa lidah (nyanyian baru).
Jadi, tekun dalam tiga macam ibadah pokok memimpin kita sampai kepada puncak ibadah; doa penyembahan yang disertai dengan bahasa lidah. Doa penyembahan adalah gunung tertinggi (puncak ibadah). Beda dengan puncak ibadah dari setan tritunggal; bicara soal kerajaan dunia dengan kemegahannya, itu roh antikris (Matius 4:8-9)
Inilah arah dari “penyucian masa sekarang”. Jadi jelas sekali, dialog antara TUHAN Yesus dengan perempuan Samaria itu adalah “penyucian masa sekarang”. Kemudian hasil dari “penyucian masa sekarang” adalah kepada dua klimaks tersebut.
Kita sudah melihat..
Penyucian masa lalu; darah Yesus menyucikan kalau kita mengakui.
Penyucian masa sekarang; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, karena di atas gunung TUHAN ada korban sehari-hari yaitu; korban sembelihan dan korban santapan, itu tidak boleh disingkirkan, kalau disingkirkan = perbuatan keji.
Itu sebabnya, berdoa tetapi tidak mau mendengar Firman, doanya adalah kekejian (Amsal 28:9).
Kemudian, dua batu timbangan itu juga keji. Efa kecil dan efa besar juga keji; untuk Firman takarannya kecil, untuk yang lahiriah besar; itu keji (Amos 8:5). Pendeknya, korban sehari-hari tidak boleh disingkirkan, itu keji.
Jadi, di dalam setiap pertemuan ibadah harus ada Firman, jangan hanya nyanyi dan berdoa, tetapi pribadi Yesus, itulah firman Allah, harus ada TUHAN Yesus di situ.
Tentang: PENYUCIAN TERHADAP MASA YANG AKAN DATANG.
Kita tetap belajar dari perempuan Samaria.
Yohanes 4:25 bicara soal penyucian di masa yang akan datang
(4:25) Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
Saudara, pada ayat 25 dikatakan bahwa Mesias akan datang.
Ayat ini bicara soal “penyucian di masa yang akan datang.” Nanti akan diuraikan bagaimana dan kenapa.
Ciri penyucian di masa yang akan datang: Kristus memberitakan segala sesuatu kepada kami, berarti; tidak ada yang rahasia.
Mari kita lihat mengenai “rahasia”…
Matius 13:11
(13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
Kepada murid-murid diberi karunia untuk mengetahui rahasia kerajaan Sorga, tetapi kepada orang lain tidak.
Saya selalu menganjurkan jemaat yang sederhana ini supaya tetap berdoa untuk pembukaan rahasia Firman, tetapi kalau bisa tolonglah doakan kesehatan saya juga. Biarlah kiranya kita semua menjadi murid TUHAN; dengar-dengaran.
Saudara, saya tidak bisa menjelaskan secara komplit dua rahasia, saya hanya bisa menyampaikan satu rahasia saja.
Efesus 5:32-33
(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. (5:33) Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.
Salah satu dari dua rahasia terbesar adalah RAHASIA NIKAH, bukan rahasia soal berkat-berkat, mujizat-mujizat, walaupun kita perlu, sebab hubungan jemaat dengan Kristus adalah hubungan suami isteri dasarnya adalah kasih.
Jadi, gereja harus tahu satu dari dua rahasia besar itulah rahasia nikah.
Perlu untuk diketahui:
Perjalanan akhir dari gereja TUHAN di atas muka bumi ini adalah perjamuan malam pesta kawin Anak Domba, bersanding dengan Mempelai Laki-Laki Sorga. Ini adalah salah satu dari dua rahasia besar.
Untuk sampai kepada sasaran ini (masuk dalam pesta kawin Anak Domba), kita harus disucikan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel, disebutlah itu “penyucian di masa yang akan datang.”
2 Korintus 11:2
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi.
Cemburu ilahi bukan cemburu membabi buta yang banting sana, banting sini. Kalau pasangan cemburu membabi buta bisa saja nanti pasangannya dipukul. Kalau isterinya lebih kuat, suaminya kurus kering, bisa juga ditaekwondo, diinjak-injak, tetapi, biasanya isteri hamba TUHAN menjadi penopang yang baik. Atau sebaliknya, kalau suaminya jago taekwondo; isterinya kurus kering, bisa hancur-hancuran juga gara-gara cemburu membabi buta. Tetapi, cemburu dari rasul Paulus kepada jemaat Korintus adalah cemburu ilahi. Cemburu ilahi itu bersifat preventif; mencegah / membatasi dosa supaya tetap setia kepada satu laki-laki itulah Mempelai Pria Sorga.
Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Rasul Paulus mempertunangkan jemaat di Korintus kepada satu laki-laki, tidak kepada yang lain. Itulah sebabnya, ia berjuang keras untuk membawa jemaat di Korintus sebagai perawan suci. Padahal dahulu jemaat Korintus sudah hilang keperawanannya (yang rohani), sebab jemaat di Korintus adalah bangsa kafir mudah sekali diseret kepada berhala-berhala yang bisu (1 Korintus 12:2)
Mudah diseret kepada penyembahan berhala.
Mudah diseret kepada kenajisan percabulan.
Itu namanya tidak perawan lagi (kesucian dirusak). Tetapi lihatlah perjuangan keras dari Paulus, berusaha untuk mempertunangkan jemaat di Korintus kepada satu laki-laki sebagai perawan suci kepada Kristus (Mempelai Laki-Laki Sorga) yang kita nanti-nantikan.
Singkat kata, rasul Paulus adalah pekabar mempelai. Itu sebabnya ia bisa menceritakan soal dua klimaks itulah; nikah suci dan doa penyembahan (Ibrani 9:1-4). Jadi, Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel harus disampaikan, sebab itu adalah satu-satunya cara untuk mengadakan “penyucian di masa yang akan datang”, supaya gereja TUHAN di masa yang akan datang masuk dalam pesta nikah Anak Domba, tidak ada cara lain.
Jangan pernah putus asa bila kita disucikan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. “Penyucian di masa yang akan datang” terjadi bila kita mau menerima Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Lewat Pengajaran Mempelai kita dimempelaikan TUHAN.
Di atas tadi kita sudah membaca Wahyu 14:1-2; muara dari penyucian masa sekarang;
Mempelai TUHAN (gunung Sion)
Wujudnya; doa penyembahan.
Doa penyembahan adalah tingkat ibadah tertinggi (puncak ibadah).
Sekarang kita perhatikan…
Wahyu 14:4
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan.
Tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan (2 perempuan dalam kitab Wahyu), itulah ......
Perempuan Izebel 🡪 nabi-nabi palsu yang licin perkatannya.
Perempuan Babel 🡪 antikris.
Jadi, ketika Paulus menyampaikan Pengajaran Mempelai, selanjutnya pada 2 Korintus 11:3 di situ rasul Paulus berkata; Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.
“Kelicikan ular” itu ada pada 2 Korintus 11:4 -- Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.
Saudara, berita Injil sepenuh adalah dari Sorga turun ke bumi. Yesus turun ke bumi harus menjadi manusia supaya Ia menderita sengsara, mati di atas kayu salib, hari ketiga bangkit, kemudian setelah 40 hari naik, itulah Injil sepenuh bukan soal berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, bukan soal mujizat. Jadi, di luar hal ini; tolak! Itulah ajaran perempuan Izebel dan ajaran perempuan Babel.
Kita masuk pada penyucian yang akan datang, kalau kita mau setia dan sabar-sabar saja menerima penyucian lewat Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Inilah yang sedang kami perjuangkan dengan beberapa hamba TUHAN.
Dulu, ketika saya bicara soal mujizat, banyak hamba TUHAN yang melawan. Tetapi sekarang, saya melihat di Youtube; banyak hamba TUHAN yang setuju.
Jadi sekali lagi saya tandaskan; bagaimana supaya kita mengalami penyucian di masa yang akan datang lalu dimempelaikan (layak masuk dalam pesta nikah)? Terima Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel dan tolak; Yesus yang lain -- roh yang lain -- Injil yang lain, yang disampaikan oleh perempuan-perempuan yang terdapat pada kitab Wahyu itulah perempuan Izebel dan perempuan Babel.
Perempuan Izebel ajarannya; masukin hamba TUHAN dikantong; makan dari meja istana Izebel.
Perempuan Babel, disebut dengan perempuan jalang yang menimbulkan kenajisan percabulan.
Apa itu kenajisan percabulan?
Wahyu 18:3
(18:3) karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."
Menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya, itulah kenajisan percabulan.
Jadi, kenajisan percabulan adalah kaya tetapi karena kelimpahan hawa nafsu. Siapa yang menyebabkannya? Itulah perempuan jalang / perempuan Babel, ibu dari wanita-wanita pelacur, ibu dari kekejian bumi.
Jadi saudara, rasul Paulus berusaha untuk mengadakan “penyucian di masa yang akan datang”, ia berjuang untuk mempertunangkan jemaat di Korintus kepada satu laki-laki sebagai perawan suci, padahal mereka sudah hilang keperawanannya karena karena mereka adalah bangsa kafir. Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN suadara, yang hilang keperawannya (kesucian dirusak) kembali bisa menjadi perawan suci secara rohani. Kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba karena terjadi “penyucian di masa yang akan datang”.
Sebagai hal yang terakhir…
Wahyu 14:4
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
Sekali lagi saya tandaskan, jangan mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan yang tertulis dalam kita Wahyu itulah; perempuan Izebel dan perempuan Babel. Tolak ajaran ini, supaya jangan tercemari.
Mengapa mereka menolak ajaran ini? Karena mereka murni sama seperti perawan -- sudah dimempelaikan oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Amsal 7:5
(7:5) supaya engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan asing, yang licin perkataannya.
Perempuan jalang itulah antikris dengan ajarannya; hidup dalam kenajisan percabulan.
Tinggalkan ibadah hanya untuk kaya, itu adalah hawa nafsu (kenajisan percabulan).
Perempuan asing yang licin perkataannya itulah nabi-nabi palsu (Izebel).
Jadi saudara, malam ini terjadi penyucin terhadap seluruh masa yaitu;
Penyucian di masa lalu oleh darah Kristus.
Penyucian di masa sekarang; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, disebut juga Gunung TUHAN yang kudus, diatasnya ada korban sehari-hari.
Penyucian di masa yang akan datang lewat Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel
Pengajaran Mempelai adalah harga mati.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment