SURAT YUDAS
YUDAS 1:5
(Seri 9)
Subtema: JANGAN MENGINGINKAN HAL-HAL YANG JAHAT
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita semua dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah lewat Ibadah Doa Penyembahan. Itu artinya, sebentar kita akan tersungkur di ujung kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada TUHAN, tentu saja setelah diteguhkan oleh kebenaran Firman Allah yang sebentar akan kita terima.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube, Facebook maupun media sosial lainnya yang dapat di akses.
Selanjutnya, kiranya damai sejahtera dari Sorga memenuhi kehidupan kita masing-masing dan memberi satu sukacita dan bahagia saat kita mendengarkan Firman Allah, duduk diam dekat kaki TUHAN. Namun jangan lupa berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing.
Selanjutnya, kita akan sambut SURAT YUDAS sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:5
(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
TUHAN menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir, namun mereka dibinasakan di padang gurun yakni; orang-orang yang tidak percaya. Mesir adalah gambaran dunia ini disebut juga tanah perbudakan.
Saudara, kisah ini diangkat ke permukaan atau diceritakan kembali oleh Yudas (Yehuda), tujuannya adalah untuk mengingatkan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini, supaya jangan mengalami hal (nasib) yang sama, seperti yang dialami oleh bangsa Israel.
Ternyata rasul Paulus juga memperingatkan jemaat di Korintus dengan kisah yang sama. Dimana TUHAN menyelamatkan bangsa Israel dari tanah Mesir, tetapi membinasakan mereka di padang gurun. Hal itu dituliskan/dikisahkan/diceritakan dalam 1 Korintus 10. Sedangkan 1 Korintus 10:1-4 inti sarinya adalah umat Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir oleh penebusan darah korban Paskah disebut korban Kristus.
1 Korintus 10:5
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Umat Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir, namun sangat disayangkan mereka ditewaskan di padang gurun, yakni; "bagian yang terbesar" dari antara mereka.
Bagian yang terbesar 🡪 generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di Mesir, TUHAN tidak berkenan kepada mereka yakni; orang-orang yang tidak percaya.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Beberapa contoh yang telah diperbuat bangsa Israel di padang gurun untuk memperingatkan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini, antara lain:
Jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat.
Jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala.
Janganlah kita melakukan percabulan.
Janganlah kita mencobai TUHAN.
Janganlah bersungut-sungut.
Kita akan membahas hal-hal di atas satu persatu.
Keterangan:
SUPAYA JANGAN KITA MENGINGINKAN HAL-HAL YANG JAHAT.
Saya akan mengajak saudara untuk melihat peristiwa tersebut di dalam…
Bilangan 11:4, 13, 18 --- Perikop: “TUHAN berjanji memberi daging”
(11:4) Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging? (11:13) Dari manakah aku mengambil daging untuk diberikan kepada seluruh bangsa ini? Sebab mereka menangis kepadaku dengan berkata: Berilah kami daging untuk dimakan. (11:18) Tetapi kepada bangsa itu haruslah kaukatakan: Kuduskanlah dirimu untuk besok, maka kamu akan makan daging; sebab kamu telah menangis di hadapan TUHAN dengan berkata: Siapakah yang akan memberi kami makan daging? Begitu baik keadaan kita di Mesir, bukan? -- TUHAN akan memberi kamu daging untuk dimakan.
Intisari dari ayat ini adalah; bangsa Israel mengharapkan daging untuk dimakan.
Mari kita perhatikan, terkait dengan keinginan daging dalam…
Galatia 6:19-21A
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 tabiat daging, yaitu: (1) percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah,
(13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora dan sebagainya.
Galatia 5:21B
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Mengharapkan daging untuk dimakan, maka; tidak mendapat bagian dalam kerajaan Sorga.
Tadi kita sudah melihat ada 15 tabiat daging, kalau itu yang diharapkan selama ia hidup, maka percayalah ia tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Sorga.
Galatia 5:16
(5:16) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Apabila seseorang penuh oleh Roh Allah dan hidupnya sepenuhnya dipimpin oleh Roh Allah yang suci, maka tentu saja ia tidak akan mengharapkan daging untuk dimakan, dengan lain kata; tidak akan pernah menikmati hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
Galatia 5:17
(5:17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
Keinginan daging dan keinginan Roh: bertentangan (bertolak belakang).
Galatia 5:18
(5:18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Jadi, kalau seseorang hidup dan dikuasai oleh Roh Allah yang suci sepenuhnya, maka ia tidak akan berada di bawah hukum Taurat.
Kita lihat sejenak: HUKUM TAURAT….
Matius 5:21, 27, 31, 33, 38
(5:21) Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. (5:27) Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. (5:31) Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. (5:33) Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan (5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Lima ayat yang kita baca tersebut, semuanya bersifat lahiriah, bukan bersifat rohani.
Jangan membunuh, itu dalam bentuk Hukum Taurat.
Tetapi, setelah digenapi di atas kayu salib dalam Matius 5:22 --- Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. -- Ini bersifat rohani.
Jangan berzinah, itu juga bersifat lahiriah.
Tetapi, setelah hukum ini digenapi Matius 5:28 --- Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. --- Ini bersifat rohani.
Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya, itu juga bersifat lahiriah.
Sebab setelah hukum ini digenapi di atas kayu salib, Matius 5:32 --- Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. --- Ini bersifat rohani.
Jadi dari Matius 5:32, kenyataannya; tidak boleh bercerai, sehingga ketika seseorang menikah dengan isteri yang diceraikan, itu juga berzinah. Berarti, tidak boleh menceraikan isteri.
Jangan bersumpah palsu, itu bersifat lahiriah juga.
Namun, setelah hukum ini digenapi di atas kayu salib, Matius 5:34-37 --- Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. Jadi, apapun resiko, tetap katakan “ya” di atas “ya’, “tidak” di atas “tidak.”
Kalau kita ingin menyelamatkan nyawa dengan dusta, berarti; seseorang sudah berasal dari si jahat.
Mata ganti mata, gigi ganti gigi = kejahatan dibalas dengan kejahatn, ini bersifat lahiriah.
Tetapi setelah hukum ini digenapi di atas kayu salib, Matius 5:39 --- Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Singkat kata, Matius 5:21, 27, 31, 33, 38 semuanya itu bersifat lahiriah, bukan bersifat rohani. Itu berarti, ibadah Taurat adalah ibadah yang bersifat lahiriah. Jadi, sebelum Yesus tampil dan menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, maka ibadah Israel (Yahudi) adalah ibadah yang bersifat lahiriah.
Salah satu bukti bahwa ibadah mereka bersifat lahiriah adalah: untuk mendamaikan / menebus dosa umat Israel pada waktu itu; seorang imam besar termasuk imam besar Harun harus membawa darah domba jantan dan darah lembu jantan. Jadi, semaunya bersifat lahiriah.
Ibadah yang bersifat lahiriah dalam ibadah, contohnya: mulut memuji / memuliakan TUHAN, tetapi hatinya jauh dari kebenaran Firman Allah yang disampaikan, itu juga ibadah Taurat (ibadah lahiriah).
Lebih rinci mengenai ibadah Taurat dalam….
Ibrani 10:1 -- Perikop: "Persembahan yang sempurna"
(10:1) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
Hukum Taurat adalah "bayangan" dari keselamatan, bukan hakekat / intisari / dasar dari keselamatan itu sendiri. Karena, seseorang tidak mungkin menjadi sempurna hanya karena korban binatang, yaitu darahnya yang dipersembahkan setiap tahun (berulang-ulang). Itulah sebabnya Hukum Taurat adalah "bayangan" dari keselamatan, bukan hakekat dari keselamatan. Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, supaya mulai dari sekarang, kita tidak lagi membiasakan diri untuk menjalankan ibadah Taurat / ibadah lahiriah / ibadah liturgis.
Ibrani 10:2-4
(10:2) Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (10:4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
Ibadah Taurat justru merangsang untuk berbuat dosa.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan, ibadah Taurat tidak mungkin menyempurnakan manusia. Dengan mempersembahkan korban binatang, tidak mungkin manusia sempurna, justru ibadah Taurat merangsang untuk berbuat dosa, karena seseorang akan menaruh pengharapan bahwasanya "tahun depan" seorang imam besar akan mengadakan penebusan dan pendamaian atas dosa dengan membawa korban binatang; darah lembu dan darah domba jantan.
Pendeknya, dengan korban-korban itu seseorang diingatkan kembali untuk berbuat dosa. Jadi, ibadah Taurat ini justru merangsang dosa. Maka, kalau gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini tidak sungguh-sungguh menjalankan ibadahnya, maka percayalah, ibadah itu hanyalah merangsang dosa. Bisa saja ibadah itu membuat seseorang menjadi sombong, angkuh atau sebaliknya membuat seseorang minder karena melihat orang kaya diprioritaskan di tengah ibadah itu.
Itu sebabnya, kalaupun dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, itulah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, termasuk Ibadah Doa Penyembahan malam ini, kita harus menikmati korban sehari-hari disertai dengan pengorbanan, kita harus berlapang dada, tidak perlu ngomel, bersungut-sungut, karena tidak mungkin kita datang kepada TUHAN dengan menjalankan ibadah Taurat. Fisik / body / raga ada di tengah ibadah, tetapi hati jauh dari kebenaran Firman yang disampaikan.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan dengan tandas, ibadah yang dijalankan secara lahiriah itulah ibadah Taurat, justru merangsang dosa. Saudara tidak usah kecewa dan bersungut-sungut bilamana ibadah ini dihubungkan dengan pengorbanan dan jangan banding-bandingkan ibadah ini dengan ibadah tanpa korban sehari-hari..
Roma 7:7 --- Perikop: “Arti hukum Taurat”
(7:7) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak!
Dua loh batu yang berisikan sepuluh hukum, masa itu dosa? Tidaklah. Kitab para nabi, itu dosa? Tidaklah.
Pendeknya, Perjanjian Lama tidak dosa.
Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa, dan itu terbukti.
Dalam Filipi 3:5-6, rasul Paulus memiliki 7 kelebihan secara lahiriah, yaitu:
Disunat pada hari kedelapan,
Dari bangsa Israel,
Dari suku Benyamin,
Orang Ibrani asli,
Tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat,
Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat ia tidak bercacat.
Hal ke 1-4 adalah kelebihan yang dibawa secara lahir. Sedangkan Hal 5-7 adalah kelebihan karena hukum Taurat yang diperoleh.
Kalau kita lihat kelebihan itu….
Tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, berarti; ahli Taurat yang mengerti Firman tetapi tidak menjadi pelaku, sehingga suka menunjuk-nunjuk dosa.
Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat.
Justru, karena hukum Taurat, ia banyak menyakiti dan menganiaya murid-murid TUHAN dari rumah ke rumah, bahkan yang terakhir dia terima surat kuasa dari imam-imam kepala untuk menganiaya anak-anak TUHAN yang ada di Damsyik.
Tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat ia tidak bercacat, tetapi justru memicu sehingga seseorang menjadi sombong, angkuh dan merendahkan orang yang rendah, karena ia merasa sempurna, tidak ada cacatnya. Padahal tidak ada yang sempurna di atas muka bumi ini.
Saudara, dalam hukum Taurat adalah larangan: “jangan mengingini”, tetapi, oleh karena larangan ini, justru seseorang menginginkan sesuatu yang tidak berkenan di mata TUHAN (menginginkan dosa). Dahulu tidak tahu apa itu “keinginan”, tetapi setelah ada hukum Taurat yang bunyinya: “jangan mengingini” justru hukum ini merangsang untuk mengingini dosa.
Roma 7:8-9
(7:8) Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati. (7:9) Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup,
Oleh hukum Taurat, dosa mendapat kesempatan untuk membangkitan keinginan di dalam diri seseorang.
Pendeknya, oleh hukum Taurat; dosa mulai "hidup."
Dahulu memang sudah ada dosa, itulah dosa Adam dan Hawa, tetapi oleh hukum Taurat; dosa mulai hidup.
Di atas tadi rasul Paulus sudah mengaku, “dahulu aku tidak tahu keinginan,” tetapi, setelah ada perintah yang bunyinya “jangan mengingini,” justru oleh perintah ini dia mengingini dosa (hal-hal yang tidak dikehendaki).
Demikian juga dalam Roma 7:8-9 yang sudah kita baca tadi: akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, dengan lain kata; oleh hukum Taurat mulai hidup. Kata "hidup" di sini berarti; bergerak dan beraktivitas. Kalau tidur saja / tidak ada aktivitas itu namanya bukan hidup walaupun dia hidup.
Roma 5:12-14 --- Perikop: Adam dan Kristus
(5:12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (5:13) Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. (5:14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.
Oleh karena hukum Taurat, dosa itu hidup, berarti; bergerak dan melangkah, berjalan sampai sekarang. Sekalipun kita tidak melakukan dosa seperti Adam, tetapi yang pasti dosa itu sudah "menjalar" sampai sekarang.
Saudara, kalau seorang ibu melahirkan anak, maka anak / bayi yang baru lahir itu sudah mewarisi dosa. Jadi, saudara jangan pernah berkata bahwa “anak bayi tidak berdosa”, karena sesungguhnya di dalam darah anak bayi itu sudah mengalir dosa, itu namanya dosa warisan. Kenapa? Karena hukum Taurat itu hidup, yang namanya hidup itu berarti; bergerak, melangkah, berjalan dengan lain kata; dosa berjalan sampai sekarang.
Itu sebabnya rasul Paulus berkata; dahulu aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan “mengingini.” Tetapi, setelah ada hukum Taurat yang berkata; “jangan mengingini,” justru rasul Paulus mengingini / menghendaki dosa.
Itulah yang terkait dengan hukum Taurat. Jadi, hukum Taurat itu hanya gambaran / bayangan saja, bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Gambaran dari pekerjaan penebusan dan pendamaian atas dosa dunia, dengan mempersembahkan korban binatang lembu jantan dan domba jantan, sudah digenapi oleh TUHAN Yesus di atas kayu salib.
Jadi, apapun yang ada di hukum Taurat, itu adalah gambaran / bayangan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri.
Sekarang kita kembali membaca…
Bilangan 11:10
(11:10) Ketika Musa mendengar bangsa itu, yaitu orang-orang dari setiap kaum, menangis di depan pintu kemahnya, bangkitlah murka TUHAN dengan sangat, dan hal itu dipandang jahat oleh Musa.
Menginginkan atau mengharapkan daging untuk dimakan = menginginkan hal-hal yang jahat.
Sedangkan subtema di atas tadi adalah: JANGANLAH KITA MENGINGINKAN HAL-HAL YANG JAHAT.
Jadi, kisah inilah yang dimaksud dengan subtema tersebut, karena bangsa Israel menginginkan daging untuk dimakan = menginginkan hal-hal yang jahat.
Praktek menginginkan hal-hal yang jahat:
Bilangan 11:6, 20
(11:6) Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat. (11:20) tetapi genap sebulan lamanya, sampai keluar dari dalam hidungmu dan sampai kamu muak -- karena kamu telah menolak TUHAN yang ada di tengah-tengah kamu dan menangis di hadapan-Nya dengan berkata: Untuk apakah kita keluar dari Mesir?"
Bangsa Israel bosan atau jemu terhadap manna yang dimakan setiap hari = menolak TUHAN yang ada di tengah-tengah mereka dan yang sedang memimpin perjalanan mereka di padang gurun.
Saudara, dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok, kita senantiasa menikmati manna Sorgawi itulah Firman Allah. Kemudian, lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok ini, kita digembalakan, berarti; dituntun dan dipimpin oleh TUHAN Yesus sebagai Gembala Agung untuk dibawa sampai ke tanah yang pernah dijanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub, nenek moyang mereka. Tetapi, hanya karena menginginkan hal-hal yang jahat; seseorang menjadi jemu terhadap Firman Allah yang disampaikan, kemudian menolak TUHAN yang sedang memimpin kehidupan mereka untuk sampai ke tanah yang pernah dijanjikan (tanah air Sorgawi), kan ini bodoh namanya.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan, inilah praktek menginginkan hal-hal yang jahat; muak terhadap Firman Allah, tidak sudi rasanya dikoreksi Firman Allah. Kemudian, menolak TUHAN yang sedang memimpin hidupnya ke tanah yang pernah dijanjikan oleh TUHAN (tanah air Sorgawi), ini bodoh namanya. Kenapa bodoh? Karena menginginkan hal-hal yang jahat. Sementara, mereka menginginkan hal-hal yang jahat itu disertai dengan tetesan air mata, tetapi untuk pertobatannya ia tidak mau menangis, karena tidak ada kerinduan untuk bertobat; beralih dari kehidupan yang lama dan kembali kepada TUHAN.
Banyak orang Kristen seperti ini; untuk yang lahiriah atau hal yang sifatnya daging menangis, tetapi untuk TUHAN; tidak ada tetesan air mata sedikitpun; kering-kering. Biar bagaimanapun Firman dibukakan; kering-kering, tidak ada sentuhan.
Ini harus menjadi korekasi bagi kita semua. Tetapi, bukan berarti TUHAN mau menyingkirkan, menyudutkan kita, melainkan TUHAN mau memperbaiki ibadah kita di tahun ini, mengingat kedatangan TUHAN sudah di ambang pintu. Hari penghakiman akan segera tiba, sudah tidak lama lagi, di situ nanti TUHAN mengadakan pembalasan kepada setiap orang menurut pekerjaannya dan perbuatannya, jadi, harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Sekarang kita akan melihat, saat TUHAN ditolak…
Mazmur 78:17-20
(78:17) Tetapi mereka terus berbuat dosa terhadap Dia, dengan memberontak terhadap Yang Mahatinggi di padang kering. (78:18) Mereka mencobai Allah dalam hati mereka dengan meminta makanan menuruti nafsu mereka. (78:19) Mereka berkata terhadap Allah: "Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun? (78:20) Memang, Ia memukul gunung batu, sehingga terpancar air dan membanjir sungai-sungai; tetapi sanggupkah Ia memberikan roti juga, atau menyediakan daging bagi umat-Nya?"
Saudara, TUHAN memberi minum kepada orang yang haus, supaya tidak haus artinya; Roh Kudus tinggal tetap di dalam hatinya bahkan nanti memancarkan kehidupannya sampai kepada hidup kekal, hal itu mereka akui. Tetapi rupa-rupanya, yang terpenting / yang lebih utama bagi mereka adalah daging untuk dimakan (disajikan). Jadi jelas, mereka menginginkan hal-hal yang jahat.
Singkat kata, bangsa Israel menginginkan daging untuk dimakan, dengan demikian bangsa Israel mencobai TUHAN dalam hati mereka.
Lanjut…
Mazmur 78:21-22
(78:21) Sebab itu, ketika mendengar hal itu, TUHAN gemas, api menyala menimpa Yakub, bahkan murka bergejolak menimpa Israel, (78:22) sebab mereka tidak percaya kepada Allah, dan tidak yakin akan keselamatan dari pada-Nya.
Mendengar keinginan hati bangsa Israel yaitu; menginginkan daging untuk dimakan, TUHAN gemas. Kemudian, murka Allah bergejolak dan apipun menyala menimpa Israel.
Singkat kata, bangsa Israel ditewaskan (dibinasakan) di padang gurun, karena mereka tidak percaya terhadap keselamatan yang TUHAN sudah sediakan (janjikan). Jadi jelas saja, mereka diselamatkan dari tanah Mesir, tanah perbudakan, namun ditewaskan di padang gurun.
Kalau tidak percaya TUHAN sedang memimpin perjalanan rohani kita ke tanah yang dijanjikan, hal ini juga akan menimpa gereja TUHAN di akhir zaman ini. Sebab, kebanyakan orang Kristen mengharapkan daging untuk dimakan, dengan lain kata; mempertahankan nyawa, tetapi akhirnya kehilangan nyawa.
Mazmur 78:23-25
(78:23) Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit, (78:24) menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit; (78:25) setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Bosan atau jemu terhadap manna adalah perbuatan bodoh. Bosan terhadap nasihat Firman Allah dan penyucian Firman Allah, itu adalah perbuatan bodoh. Sebab sesungguhnya, manna adalah:
Gandum dari langit
Roti malaikat
Tentang: GANDUM DARI LANGIT
Gandum dari langit 🡪 roti hidup.
Kita akan membaca roti hidup dalam…
Yohanes 6:33
(6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
Gandum atau roti hidup, roti yang turun dari Sorga, berkuasa untuk memberi hidup. Tetapi, sekalipun demikian, bangsa Israel jemu / bosan terhadap manna, karena mereka makan manna setiap hari.
Bagaimana dengan kita, apakah kita bosan dengan manna / roti dari Sorga / gandum dari langit? Apakah kita bosan dengan koreksi Firman? apakah kita bosan terhadap penyucian Firman Allah? Apakah kita bosan terhadap didikan salib?
Kita perlu menjawabnya dan membuktikannya dalam kehidupan sehari-hari yang kita tunjukkan di hadapan TUHAN.
Sekali lagi saya sampaikan, Yesus adalah roti hidup, roti yang turun dari Sorga, kuasanya; memberi hidup, tetapi, bangsa Israel bosan. Itu sebabnya sampai sekarang, Yahudi ortodoks belum percaya bahwa TUHAN sudah datang untuk yang pertama kali, mereka tidak mengakui Yesus adalah Anak Allah.
Yohanes 6:38
(6:38) Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Yesus telah turun dari Sorga, untuk melakukan kehendak Allah, sebab Ia telah memecahkan segenap hidup-Nya di atas kayu salib.
Yohanes 6:39
(6:39) Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Adapun kehendak Allah adalah; supaya jangan ada yang hilang tetapi dibangkitkan pada akhir zaman, itulah yang disebut dengan kebangkitan yang kedua. Sedangkan kebangkitan yang pertama berlaku atas mereka yang mati martir, sehingga berhak duduk di atas takhta dan memerintah sebagai raja di kerajaan 1000 tahun damai di bumi.
Pendeknya, kalau dia dibangkitan pada akhir zaman, yang disebut dengan kebangkitan yang kedua, itu berarti kematian yang kedua tidak berlaku atas dia. Kematian yang kedua adalah: gejolak murka Allah dan api menyala (binasa dalam api neraka).
Itulah kuasa dari roti manna / gandum yang turun dari langit.
Tentang: ROTI MALAIKAT
Roti malaikat 🡪 Firman penggembalaan. Roti adalah Firman, malaikat adalah seorang gembala.
Saudara, sejauh ini kita semua telah digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Tanda domba menerima Firman penggembalaan menurut Yohanes 10:3-4.
Domba mendengar suara gembala = dengar-dengaran.
Kalau domba dengar-dengaran, itu berarti domba tidak mendengar suara asing.
Suara asing adalah suara daging dan suara setan.
Domba mengikuti gembala.
Jika domba-domba mengikuti gembala, maka ia tidak akan menyimpang ke kiri dan ke kanan dengan lain kata; tidak akan sesat.
Itulah tanda bila kita menjadi suatu kehidupan yang tergembala.
Kita kembali untuk membaca…
Mazmur 78:25
(78:25) setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Roti malaikat / Firman Penggembalaan adalah perbekalan yang berlimpah-limpah (tidak berkesudahan).
Kita butuh perbekalan yang berlimpah-limpah, supaya kita dihantar sampai kepada tujuan hidup; akhir dari perjalan rohani kita semua.
Kita lihat hal itu dalam…
Matius 14:13-19
(14:13) Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. (14:14) Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. (14:15) Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." (14:16) Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." (14:17) Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan." (14:18) Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." (14:19) Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak. (14:20) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.
Pertama-tama saya mau sampaikan, 5000 laki laki, tidak terhitung dengan para isteri dan anak-anak, TUHAN tidak suruh mereka pulang ke rumah masing-masing dalam keadaan lapar.
Pulang berarti; kembali ke rumah Allah Bapa, sebab kita memang berasal dari situ. Hanya, karena dosa, Adam dan Hawa dilempar / diusir dari taman Eden, bagaikan kita dilempar di dunia ini sekarang.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan, TUHAN tidak membiarkan 5000 laki-laki (tidak terhitung isteri dan anak) pulang dalam keadaan lapar, nanti mereka pingsan di jalan dengan lain kata; tidak sampai kepada tujuan, tidak akan sampai ke ruamh masing-masing. Maka, TUHAN memecah-mecahkan roti dan memberikan mereka makan dengan lima roti dan dua ikan, sampai mereka kenyang, tetapi syaratnya: mereka harus duduk di atas rumput. Jadi, dari sini kita bisa melihat, roti yang dipecah-pecahkan adalah perbekalan yang berlimpah-limpah.
Singkat kata, duduk di atas rumput adalah syarat untuk menikmati roti yang dipecah-pecahkan, disebut juga dengan roti malaikat yakni; Firman Penggembalaan. Jadi Firman Penggembalaan adalah roti malaikat, karena “duduk di atas rumput penggembaalan” untuk menikmati roti yang dipecah-pecahkan.
Matius 14:20
(14:20) Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.
Mereka dikenyangkan oleh roti malaikat itulah Firman Penggembalaan. Kemudian, roti yang dipecahkan itu ternyata sisa 12 bakul. Hal ini menunjuk kepada pengajaran 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir.
Kenapa roti yang dipecah-pecahkan itu harus sisa 12 bakul? Karena, satu bakul cukup untuk satu orang murid itulah 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir.
12 rasul hujan awal 🡪 percaya, bertobat, dibaptis air, dipenuhkan Roh Kudus, sampai akhirnya tekun dalam tiga macam ibadah pokok, menurut Kisah Para Rasul 2.
12 rasul hujan akhir 🡪Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, berkuasa untuk membawa gereja TUHAN masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, sehingga menjadi mempelai perempuan TUHAN, milik kepunyaan Allah sendiri.
Jadi jelas, roti malaikat / Firman Penggembalaan adalah perbekalan yang berlimpah-limpah. Kalau tidak limpah, maka akan kehabisan di tengah jalan, kalau kehabisan di tengah jalan, mereka akan lapar di tengah jelas dan tidak akan sampai ke rumah, kembali ke rumah bapa di Sorga. Jadi, bukan suatu kebetulan lima roti yang dipecah-pecahkan itu sisa 12 bakul, supaya nanti satu bakul untuk seorang murid. Inilah yang disebut dengan pengajaran 12 rasul hujan awal dan pengajaran 12 rasul hujan akhir. Inilah yang disebut dengan perbekalan yang berlimpah-limpah (tidak akan berkesudahan), untuk membawa kita sampai menjadi mempelai wanita TUHAN, bersanding dengan Dia dalam perjamuan malam pesta kawin Anak Domba, muara dari ibadah di bumi ini.
Kita sudah melihat apa yang dimaksud dengan; jangan menginginkan hal-hal yang jahat. Menginginkan daging untuk dimakan, itu adalah hal-hal yang jahat. Lihatlah ibadah orang jahat, betul-betul bersifat lahiriah; tidak sungguh-sungguh. Karena tidak sungguh-sungguh, akhirnya mereka tidak sampai kepada kehidupan yang kekal.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment