IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 11 JANUARI 2025
Subtema: TENANG SAJALAH, JANGAN TAKUT (Seri 2)
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita dihimpunkan oleh TUHAN di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah lewat Ibadah Kaum Muda Remaja yang TUHAN percayakan malam ini.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, saudara-saudari, terkusus pemuda remaja yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube maupun Facebook dimanapun saudara berada. Selanjutnya biarlah damai sejahtera yang dari sorga turun di antara kita, memberi satu sukacita dan satu kebahagiaan saat kita mendengarkan Firman TUHAN dekat kaki TUHAN.
Namun jangan lupa tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing.
Selanjutnya, mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.
Kita kembali membaca Kejadian 43:18A
Kejadian 43:18
(43:18) Lalu ketakutanlah orang-orang itu, karena mereka dibawa ke dalam rumah Yusuf. Kata mereka: "Yang menjadi sebab kita dibawa ke sini, ialah perkara uang yang dikembalikan ke dalam karung kita pada mulanya itu, supaya kita disergap dan ditangkap dan supaya kita dijadikan budak dan keledai kita diambil."
Saudara-saudara Yusuf mengalami ketakutan karena mereka dibawa masuk ke dalam rumah Yusuf, terkait dengan perjamuan yang akan diadakan oleh Yusuf bersama-sama dengan saudara-saudaranya.
Soal takut ini kita harus ketahui apa yang menjadi penyebabnya, kita akan lihat di dalam…
Roma 8:15A
(8:15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Roh perbudakan itulah yang menimbulkan rasa takut. Roh perbudakan = hamba dosa.
Jadi kalau seseorang sudah dikuasai oleh Roh perbudakan dengan lain kata menjadi hamba dosa, itulah yang menyebabkan dan menimbulkan rasa takut. Itu berarti, rasa takut yang ditunjukkan oleh saudara-saudara Yusuf itu menunjukkan keadaan mereka yang masih terikat dengan dosa/belum lepas dari dosa.
Ciri-ciri penakut.
Kejadian 43:18-22
(43:18) Lalu ketakutanlah orang-orang itu, karena mereka dibawa ke dalam rumah Yusuf. Kata mereka: "Yang menjadi sebab kita dibawa ke sini, ialah perkara uang yang dikembalikan ke dalam karung kita pada mulanya itu, supaya kita disergap dan ditangkap dan supaya kita dijadikan budak dan keledai kita diambil." (43:19) Karena itu mereka mendekati kepala rumah Yusuf itu, dan berkata kepadanya di depan pintu rumah: (43:20) "Mohon bicara tuan! Kami dahulu datang ke mari untuk membeli bahan makanan, (43:21) tetapi ketika kami sampai ke tempat bermalam dan membuka karung kami, tampaklah uang kami masing-masing dengan tidak kurang jumlahnya ada di dalam mulut karung. Tetapi sekarang kami membawanya kembali. (43:22) Uang lain kami bawa juga ke mari untuk membeli bahan makanan; kami tidak tahu siapa yang menaruh uang kami itu ke dalam karung kami."
Saudara-saudara Yusuf merasa tertuduh sendiri walaupun tidak ada yang menuduh.
Buktinya: timbul segala pikiran yang negatif, antara lain:
YANG PERTAMA: Merasa disergap dan ditangkap, supaya dijadikan budak lalu keledai mereka diambil.
Saudara, dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita senantiasa menikmati jamuan bersama dengan TUHAN.
Tujuannya; bukan untuk disergap, bukan untuk ditangkap, bukan untuk menghabisi (merampas) yang kita punya, tetapi jamuan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah tujuannya supaya kita menikmati kasih TUHAN yang begitu hebat dan dalam, kasih yang melebihi apapun yang ada di bumi ini. Jadi kasih TUHAN bukan untuk menyergap, dan menghabisi kita.
Sebaliknya, kasih TUHAN berkuasa: untuk mengembalikan apa yang menjadi hak kita, yakni:
Menjadi orang merdeka / orang bebas, bukan menjadi hamba dosa (takluk kepada dosa), bukan orang yang terikat dengan segala perkara-perkara di bumi/perkara-perkara lahiriah.
Ini adalah hak yang harus kita nikmati selama hidup dengan TUHAN; menjadi orang yang merdeka, bukan menjadi hamba dosa / takluk kepada dosa, bukan orang yang terikat dengan perkara-perkara di bawah atau perkara di bumi ini.
TUHAN mau mengembalikan kita seperti sedia kala, seperti Adam dan Hawa diciptakan, sehingga dengan demikian; bebas untuk menikmati kemurahan TUHAN menikmati semua pohon yang terdapat di Taman Eden, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat dilarang untuk dimakan.
Mari kita perhatika kisah tersebut….
Kejadian 2:15
(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
TUHAN menempatkan Adam dan Hawa di Taman Eden. Tujuannya:
Mengusahakan taman Eden.
Memelihara taman Eden.
Taman Eden 🡪 ibadah pelayanan dengan segala perkara-perkara yang ada di dalamnya.
Jadi, dengan kita mengusahakan dan memelihara taman Eden, seperti mengusahakan dan memelihara ibadah pelayanan ini, menunjukkan bahwa TUHAN telah mengembalikan hak kita sebagai orang yang merdeka. Beda dengan seorang hamba / budak dosa, beda dengan orang yang masih terikat dengan segala perkara-perekara lahiriah (perkara di bawah), di dalam dirinya tidak ada kebebasan dalam hal mengusahakan dan memelihara ibadah pelayanan.
Kejadian 2:16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
TUHAN berfirman kepada Adam dan Hawa: semua pohon dalam taman Eden boleh mereka makan buahnya dengan bebas. Ini kebebasan, ini hak kita, bebas untuk melayani TUHAN, bebas untuk melayani pekerjaan TUHAN, bebas beribadah dan menikmati buah pohon di tengah-tengah taman Eden.
Saudara, ibadah pelayanan dan segala sesuatu yang terkait di dalam ibadah pelayanan, itu buah pohon kehidupan, itu buah pohon keselamatan. Yesus adalah pohon kehidupan, Yesus adalah pokok keselamatan, buahnya adalah ibadah pelayanan, di dalamnya kita bebas menikmati ibadah pelayanan. Lihat orang yang sudah dirampas hak nya, dia dibelenggu dosa, tidak ada lagi kemerdekaan, tidak ada lagi kebebasan di dalam dirinya.
Syarat untuk melayani TUHAN serta melayani pekerjaan TUHAN yaitu:
Kejadian 2:17
(2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Dilarang untuk memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Artinya: kalau kita sudah tahu yang baik, jangan lagi melakukan yang jahat dan buah-buah yang jahat itu jangan ditampilkan di mata TUHAN, karena kalau itu terjadi maka dampak negatifnya adalah pastilah engkau mati = binasa.
Jadi bersyukurlah, kalau TUHAN mengembalikan hak yang selama ini hilang, itulah kebebasan di dalam hal beribadah, melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN.
Hidup dalam kelimpahan kasih karunia TUHAN.
Saudara, dahulu hidup kita sama seperti keledai dungu, berarti; bodoh.
Bodoh = tidak dapat mengerti rencana TUHAN, tidak dapat mengasihi TUHAN dan mengasihi sesama dengan tulus hati. Namun, oleh karena penebusan darah salib kita menjadi orang-orang bijaksana.
Tanda bijaksana:
Dapat membedakan antara yang baik dengan yang tidak baik.
Dapat mengambil keputusan yang tepat dihadapan TUHAN
Sikapnya senantiasa menyenangkan hati TUHAN.
Bukan seperti penjilat di bumi ini yang hanya bisa menyukakan hati manusia (bos/atasan) atau yang dapat menguntungkan dia di bumi.
YANG KEDUA: Menceritakan uang yang dikembalikan pada mulut karung mereka masing-masing.
Tidak ada yang bertanya kepada saudara-saudara Yusuf: kamu menemukan uang tidak di dalam mulut karung masing-masing? Tetapi mereka sendiri yang menceritakan uang yang dikembalikan pada mulut karung mereka masing-masing.
Itu berarti; saudara-saudara Yusuf mempermasalahkan perkara yang tidak perlu dipermasalahkan, ini adalah kebodohan. Kenapa kebodohan itu bisa terjadi? Karena pikiran mereka sudah pikiran negatif.
Perlu untuk diketahui:
Masalah besar harus diperkecil.
Masalah kecil harus dihilangkan jangan diingat-ingat / ungkit-ungkit.
Pendeknya, jangan kita mengungkit-ungkit masalah yang lampau, tetapi, masa lalu harus dikubur dalam-dalam.
Prakteknya: masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan TUHAN Yesus Kristus.
Ayat referensi: Roma 6:5 --- Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Kematian dan kebangkitan Yesus adalah mati untuk dosa, bangkit (hidup) untuk kebenaran Allah.
YANG KETIGA: Memberitahukan kepada kepala rumah Yusuf, uang yang mereka bawa untuk membeli gandum.
Perlu untuk diketahui, seberapa banyak dan seberapa besar pun harga yang harus kita bayar / persembahkan di tengah ibadah dan pelayanan, tidak perlu dipamer-pamerkan.
Alasannya: supaya kita mendapat balasan bukan dari manusia, tetapi dari TUHAN.
Jadi saudara, pikiran negatif yang ketiga ini menunjukkan kepada kita bahwa mereka adalah manusia daging / manusia duniawi yang cenderung menonjolkan hal-hal lahiriah. Manusia duniawi berpikir secara manusiawi. Kalau manusia dari Sorga dia akan berpikir secara rohani.
Kaum muda remaja GPT “Betania” Serang & Cilegon, kalau makan bakso cenderung pamer-pamer di Facebook atau Youtube tidak? Kalau masih seperti itu, menunjukkan bahwa ia masih manusia daging / manusia lahiriah. Beda dengan manusia rohani, yang ditonjolkan adalah hal yang rohani, karena dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya satu kali akan berlalu dengan lain kata; dunia dan segala yang ada di dalamnya akan otw (on the way) ke neraka.
Oleh sebab itu, kita jangan berpikir secara manusiawi karena kita bukan manusia duniawi.
Singkat kata, hal-hal yang tidak penting, yang tidak pantas, semuanya diceritakan oleh saudara-saudara Yusuf tanpa hikmat, akal budi dan kebijaksanaan dari Sorga.
Perlu untuk diketahui, kalau kita datang beribadah, datanglah dengan sikap beribadah. Sebab, beribadah dengan merasa tertuduh, merasa tertekan, nanti cenderung melakukan hal-hal yang tidak perlu, bahkan nanti menjadi pribadi yang tidak percaya diri, disebutlah itu orang yang minder. Orang yang minder adalah orang yang tidak percaya diri dan itu adalah dosa.
Kenapa saya katakan minder itu dosa? Sebab, apabila dia diberkati, pasti menjadi satu kehidupan yang sombong. Jadi, minder itu bukan rendah hati, melainkan dosa. Sementara dosa yang pertama adalah dosa kesombongan, dosa tinggi hati, dosa keangkuhan dan kejatuhannya itu sangat dalam seperti kejatuhan dari Lucifer; dilemparkan ke dalam dunia orang mati.
Apa tanda seseorang membawa diri kepada dunia orang mati (Mazmur 6:6)?
Lupa kepada TUHAN
Tidak tahu bersyukur / berterima kasih kepada kebajikan dan kemurahan TUHAN.
Itu sebabnya, kejatuhan pertama jelas dosa kesombongan dan dosa kesombongan adalah kejatuhan yang sangat dalam. Kenapa? Karena dijatuhkan ke dunia orang mati.
Banyak orang datang ke tempat ini, kita cari pekerjaannya, kita beri kesempatan beribadah, tidak perlu memikirkan soal ini dan itu, tetapi sesudah bekerja; lupa TUHAN dan tidak tahu bersyukur. Tetapi saya tidak perlu ingat kesalahan itu, tidak perlu membalaskan kesalahan mereka, tidak perlu menuntut mereka, dan tuntut orang tua mereka yang mengutus ke tempat ini.
Supaya kita tidak dilemparkan ke dunia orang mati dengan lain kata; binasa, maka…
JALAN KELUAR
Kejadian 43:23
(43:23) Tetapi jawabnya: "Tenang sajalah, jangan takut; Allahmu dan Allah bapamu telah memberikan kepadamu harta terpendam dalam karungmu; uangmu itu telah kuterima." Kemudian dikeluarkannyalah Simeon dan dibawanya kepada mereka.
Jawab kepala rumah Yusuf kepada saudara-saudara Yusuf: tenang sajalah, jangan takut.
Jawaban dari kepala rumah Yusuf ini kita akan bahasa, terlebih dahulu…
Keterangan: TENANG SAJALAH.
Tenang adalah sikap orang yang beribadah, sebab orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh kepada TUHAN, pastilah menunjukan sikap tenang, artinya; ia tidak untuk mencasri soal apa yang dimakan, diminum dan dipakai. Kemudian, ia tidak perlu khawatir soal masa depan, pemuda/pemudi tidak takut soal jodoh (pasangan hidup), TUHAN pasti berikan semuanya itu, TUHAN akan memenuhkan segala sesuatunya bagi orang yang di kasihi TUHAN.
Beda dengan orang yang tidak tenang, dia kuatir soal apa yang dimakan, diminum dan dipakai. Dia khawatir soal masa depan, kuatir soal ini dan itu termasuk kuatir dengan pasangan hidup. Padahal dari sejak semula TUHAN menciptakan manusia berpasang-pasangan, binatang saja berpasangan, apalagi manusia, makhluk ciptaan TUHAN yang paling mulia. Itulah sikap tenang. Orang yang tidak tenang; kuatir dan oleh karena kekuatirannya ia harus meninggalkan ibadah dan pelayanan, meninggalkan kerajaan Sorga dan segala sesuatu yang ada di dalamnya demi yang lahiriah. Sedangkan orang tenang tidak seperti itu, dia datang kepada TUHAN dengan sikap tenang; beribadah tenang, melayani TUHAN tenang, karena kita tahu rumus; Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33).
Kalau melihat orang lain di rumah masing-masing mulai kuatir, kasak-kusuk, sibuk ini dan itu, kita harus menolong dia dengan mengatakan: tenang sajalah. Katakan hal itu dengan lembut, jangan nada menghakimi.
Mari kita lihat suatu peristiwa…
Kejadian 25:27
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Di sini tampak 2 (dua) pribadi dengan 2 (dua) karakter yang berbeda.
ESAU, seorang yang sibuk berburu daging.
Sibuk berburu daging berarti Esau adalah manusia daging dengan segala hawa nafsu dan keinginan-keinginannya yang jahat. Ayat referensi: Galatia 5:19-20.
Tanda orang yang sibuk berburu daging: kesukaannya tinggal di padang.
Padang 🡪 dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Antara lain; keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup dan itu berasal dari dunia bukan berasal dari Sorga.
Pendeknya, Esau sibuk dengan segala sesuatu yang ada di dalam dunia, yaitu; sibuk soal apa yang dimakan, diminum dan dipakai. Jadi, Esau adalah orang yang tidak tenang. Kenapa? Karena dia kuatir soal apa yang dimakan, diminum dan dipakai.
YAKUB, seorang yang tenang.
Tandanya: kesukaannya tinggal di kemah. Kemah adalah rumah TUHAN / Bait Allah.
1 Korintus 6:13
(6:13) Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh.
Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan.
Satu peristiwa terjadi di dalam diri seseorang (pribadi lepas pribadi) tanpa terkecuali, yaitu; makanan untuk perut dan perut untuk makanan.
Tetapi, perlu untuk diketahui, tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk TUHAN, dan TUHAN untuk tubuh.
Jadi, tubuh bukanlah untuk berhala, bukan untuk percabulan, tetapi tubuh untuk TUHAN. Jadi, hidup kita adalah rumah TUHAN untuk TUHAN dan TUHAN untuk tubuh (rumah TUHAN).
Kaum muda remaja harus tahu hal ini, hidupmu bukan untuk sibuk dalam kenajisan percabulan (sibuk untuk memperkaya diri) oleh karena hawa nafsu cabul. Juga, hidup bukan untuk penyembahan berhala dengan lain kata tinggalkan ibadah lalu menyembah pekerjaan, kesibukan, bisnis, usaha, dagang dan seterusnya. Hidup ini rumah TUHAN, harus dipersembahkan hanya untuk TUHAN.
Pendeknya, Yakub sebagai rumah TUHAN / Bait Allah telah menyerahkan segenap hidupnya kepada TUHAN, sebab ia tidak menyerahkan dirinya kepada kenajisan percabulan, ia juga tidak menyerahkan hidupnya kepada penyembahan berhala. Buktinya; Yakub tidak kuatir soal apa yang dimakan, diminum, dipakai.
Jangan kita sibuk soal….
Apa yang dimakan, antikris yang terhubung daging.
Apa yang diminum, berarti; kesombongan / keangkuhan.
Itu sebabnya, kalau kita dalam kegiatan Roh atau minum air, bukan untuk meninggikan diri, bukan untuk menyombongkan diri, karena itu adalah keangkuhan.
Apa yang dipakai.
Pakaian itu berbicara soal kasih. Kasihlah yang menutupi ketelanjangan.
Jadi, Yakub sebagai rumah TUHAN / Bait Allah, telah menyerahkan segenap hidupnya kepada TUHAN, tidak kepada yang lain, bukan kepada keinginan daging, keangkuhan hidup, kesombongan, atau soal yang lain-lain.
Kejadian 25:29
(25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang.
Ternyata 2 (dua) pribadi memiliki tabiat yang berbeda.
Yakub sedang memasak sesuatu.
Kata "memasak", kelanjutannya adalah menghidangkan makanan yang telah dimasak. Hal ini menunjukkan bahwa Yakub adalah seorang pelayan TUHAN, dia adalah hamba TUHAN yang diurapi TUHAN.
Ini sudah harus menjadi tabiat dan tabiat semacam ini sudah harus mendarah daging.
Esau seorang yang lelah.
Kata "lelah" 🡪 Esau hidup tanpa hari perhentian.
Jadi, kalau hidup tanpa perhentian, akibatnya; seseorang menjadi lelah dan lama-lama putus asa karena tidak sanggup mengatasi persoalan hidup. Itulah sebabnya, banyak pemuda/pemudi di atas muka bumi ini suka mengambil jalan pintas, jalannya setan = tanda lelah.
Sekali lagi saya sampaikan, kenapa Esau lelah? Karena tidak menghargai hari perhentian. Kalau saja gereja Esau mau menghargai hari perhentian (hari ketujuh) itulah ibadah dan pelayanan, dia tidak mungkin lelah.
Kejadian 25:30-34
(25:30) Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. (25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." (25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" (25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. (25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Esau menjual hak kesulungan kepada Yakub demi semangkuk sup kacang merah. Dengan lain kata, Esau menjual yang rohani untuk yang lahiriah, sedangkan Yakub menjual yang lahiriah demi yang rohani.
Jadi, di sini kita melihat suatu perbedaan yang mencolok dimana Esau menjual atau melepaskan yang rohani yaitu; ibadah dan pelayanan, kaitannya jubah yang maha indah; karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh Kudus. Semua itu dilepaskan demi semangkuk sup kacang merah / demi sesuap nasi / demi sejengkal perut.
Memang tidak dipungkiri, satu peristiwa akan dialami oleh setiap orang yaitu; makanan untuk perut dan perut untuk makanan. Tetapi jangan lupa; tubuh untuk TUHAN dan TUHAN untuk tubuh. Jadi, tubuh bukan untuk kenajisan percabulan dan bukan untuk penyembahan berhala. Tetapi lihatlah, Esau betul-betul hidup di dalam penyembahan berhala, hidup dalam kenajisan percabulan.
Biarlah kiranya kita mengikuti contoh teladan dari Yakub. Gereja Yakub; menjual yang lahiriah, melepaskan yang lahiriah untuk yang rohani. Kaitan dengan yang rohani; jubah yang maha indah.
Sebetulnya, jubah yang maha indah itu diberikan kepada anak sulung itulah Esau. Tetapi, karena Esau sudah menjual hak kesulungan, maka, jubahnya pun disimpan di dalam rumah. Akhirnya, jubah itu diserahkan oleh Ribka (ibunya) kepada Yakub.
Kita melayani TUHAN sesuai karunia-karunia Roh Kudus dan melayani TUHAN sesuai dengan jabatan-jabatan Roh Kudus, disebutlah itu jubah. Hal itu menunjukkan bahwa dia adalah hartanya TUHAN, dia kaya oleh karena kelimpahan kasih karunia TUHAN. Jadi, yang memperkaya hidup kita adalah TUHAN, tidak perlu kuatir.
Doa saya kepada kaum muda remaja; akal pikiran kita diberkati oleh TUHAN, pengertian yang kita peroleh menyatu dengan akal pikiran kita, sehingga dengan demikian kaum muda remaja menjadi satu pribadi yang bijaksana dalam mengambil keputusan dan bertindak, bisa membedakan antara yang baik dan tidak baik serta senantiasa dapat menyenangkan hati TUHAN dalam segala perkara.
Mazmur 84:11
(84:11) Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.
Siapakah yang senantiasa menyerahkan dirinya hanya untuk penyembahan berhala dan kenajisan percabulan? Itulah orang fasik. Jadi, Esau adalah orang fasik (angkuh).
Hasil bila tenang dan tinggal di dalam rumah TUHAN
Kejadian 25:28
(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.
"Ishak sayang kepada Esau."
Jadi hubungan Ishak dengan Esau hanya sebatas sayang.
Hubungan sayang = kasih fileo (sebatas daging) bukan kasih agape. Sementara, hubungan kita dengan TUHAN harus dibangun di dalam kasih Agape. Kalau sebatas hubungan daging, kita tidak akan sampai ke Sorga, tidak sampai kepada kekekalan (agape). Kasih itu kekal, daging dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini; satu kali akan berlalu. Jadi, mari kita bangun hubungan kita dengan TUHAN dengan kasih agape, jangan kasih fileo, itu hubungan daging.
Sedangkan "Ribka kasih kepada Yakub."
Kenapa demikian? Karena Yakub membangun hidupnya (pribadinya) dengan baik dihadapan TUHAN.
Buktinya: dia adalah seorang yang tenang dan suka tinggal di dalam rumah TUHAN.
Inilah hubungan yang harus kita bangun kepada TUHAN, yakni; menjadi satu kehidupan yang tenang lalu kesukaannya tinggal di kemah dengan lain kata; menjadi rumah TUHAN, Bait Allah, sehingga TUHAN untuk Bait Allah dan Bait Allah untuk TUHAN. Pendeknya, Bait Allah bukan untuk berhala dan kenajisan percabulan.
Firman TUHAN yang disampaikan malam ini’ terimalah dan hidupilah, bangunlah dirimu di dalam kasih yang sempurna.
Roma 9:12
(9:12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,"
Anak yang tua menjadi hamba anak yang muda
Anak yang tua 🡪 Esau, dia adalah hamba dosa yaitu; hamba dari penyembahan berhala dan kenajisan percabulan.
Anak yang muda 🡪 Yakub.
Pendeknya, Yakub adalah "tuan dari hamba" berarti; menjadi bangsa yang kudus dan bangsa yang terpilih.
Mari kita lihat, Wahyu 5:9 itu berbicara soal penebusan. Kemudian mura dari penebusan adalah…
Wahyu 5:10
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah (imamat rajani), selanjutnya mereka memerintah sebagai raja di bumi.
Singkat kata, yang dimaksud dengan “tuan” adalah imamat rajani; orang-orang yang melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN di dalam rumah TUHAN, itu tuan -- bukan hamba dosa. Beda dengan orang yang melepaskan diri dari tengah ibadah dan pelayanan, pasti menjadi hambanya dosa, diperbudak dosa, dia bukan tuan. Jadi, menjadi “tuan”, menjadi imamat rajani, itu merupakan suatu kedudukan yang sangat tinggi dan mulia. Beda dengan hamba, menjadi budak dosa; hina sekali seperti debu tanah yang diinjak-injak.
Kita melihat dua pribadi yang sangat berbeda (kontradiksi), satu dipermuliakan, satu begitu hina karena dia hamba dosa. Tetapi lihatlah, Ribka kasih kepada Yakub, karena Yakub membangun hidupnya di dalam kasih kepada TUHAN.
Roma 9:13
(9:13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
Jadi, peristiwa dalam Kejadian 25 di atas tadi, dimana Ishak sayang kepada Esau, tetapi Ribka kasih kepada Yakub, hal itu sudah digenapi TUHAN di atas kayu salib --- Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.
Kita harus membenci apa yang dibenci oleh TUHAN. Jangan menyukai apa yang dibenci oleh TUHAN supaya kita jangan dibenci oleh TUHAN.
Lihatlah dalam Wahyu 18:2 --- Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
Jadi, betul-betul Esau ini menyerahkan dirinya kepada penyembahan berhala dan kenajisan percabulan, itu sebabnya TUHAN membenci Esau. Tetapi TUHAN kasih kepada Yakub, seorang yang tenang, suka tinggal di kemah. Jadi, jangan bawa diri kepada satu kedudukan yang dibenci oleh TUHAN. Bawa dirimu kepada satu kedudukan yang dikasihi oleh TUHAN yaitu; tenang, tandanya; ada di rumah TUHAN, dengan lain kata; tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan melayani TUHAN.
Tidakkah kita bahagia mendengar janji TUHAN ini? Sebab itu, percayakanlah dirimu kepada janji Firman Allah.
Inilah jawaban yang pasti, yang dilontarkan kepala rumah Yusuf dari mulutnya kepada saudara-saudara Yusuf. Kenapa orang Mesir memahami soal “tenang sajalah”? Karena dia ada di rumah TUHAN, rumah Yusuf. Di rumah Yusuf ada Pengajaran Mempelai Dalam Terang Tabernakel.
Saudara, satu kali orang-orang akan berduyun-duyun ke dalam rumah Yakub, sebab…
Dari Sion keluar pengajaran.
Firman TUHAN dari Yerusalem.
Itu yang memberi pengertian kepada kepala rumah Yusuf, walaupun dia adalah bangsa kafir (Mesir).
Yang mulai kasak kusuk, panjang kakinya karena kesibukan-kesibukan di bumi, katakan kepada dia: “tenang sajalah.” Yang sedang atau akan menyusun skripsi; “tenang sajalah.” Yang masih menganggur “tenang sajalah.” Yang menantikan pasangan hidup: “tenang sajalah.” Tentu “tenang sajalah” menurut Firman TUHAN yang sudah diuraikan, bukan “tenang” menurut pemalas; tidak ada aktifitas, itu namanya bodoh.
Keterangan: JANGAN TAKUT
Yesaya 43:1 --- Perikop: "Allah adalah satu-satunya penebus"
Allah itu Esa, Esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dengan manusia (1 Timotius 2:5).
Yesaya 43:1
(43:1) Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.
Janganlah takut, sebab TUHAN yang menciptakan kita, membentuk kehidupan kita.
Jadi, karena TUHAN yang membentuk anak-anak TUHAN (Israel rohani), maka anak-anak TUHAN tidak perlu takut.
Kita datang dari TUHAN, jadi untuk apa kita takut? Yang membentuk kita TUHAN, yang empunya langit dan bumi serta segala isinya, Dia yang punya segala-galanya, jadi jangan takut.
Kemudian, di sini ada pernyataan: Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. TUHAN telah menebus, kemudian kita dipanggil / disebut / diakui dengan nama; kepunyaan TUHAN. Jadi, untuk apalagi takut?
Yang dimaksud dengan kepunyaan TUHAN ada 3 (tiga), yaitu;
Kemuliaan TUHAN.
Mempelai perempuan TUHAN.
Persembahan persepuluhan dan persembahan khusus.
Jadi, pikiran kita jangan lain dari situ, supaya kita tidak mengalami ketakutan. Yang membuat kita takut adalah kalau lain dari ketiga hal tersebut.
Jadi saudara, karena kita milik kepunyaan TUHAN, kita tidak perlu takut. Jadi, jangan utak-atik milik kepunyaan TUHAN. Orang yang suka utak-atik milik kepunyaan TUHAN, pasti akan takut.
Sekarang; kata nama dipanggil, kita hubungkan dengan….
Yohaens 10:3
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
Kita diakui sebagai milik kepunyaan TUHAN (nama dipanggil), jelas karena kita adalah satu kehidupan domba yang tergembala dihadapan TUHAN. Jadi, kita semua harus tergembala dengan baik. Kalau kita tergembala, maka, ia akan memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya.
Jadi, kata “tergembala” ini bukan sekedar kata yang terucap dari mulut, tetapi kata “tergembala” begitu sakral, dahsyat dan penting, maknanya begitu dalam. Kalau kita memaknai kata “tergembala” ini dengan mempraktekannya, hidup kita dahsyat di mata TUHAN, kita diakui sebagai milik kepunyaan TUHAN
Bukti tergembala: mendengar suara gembala.
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh Firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel; dengar saja. Sebab, Pengajaran Mempelai dalam terang Tabarnakel akan terus memimpin kita sampai kepada akhir perjalanan rohani kita / tujuan hidup kita itulah kerjaan Sorga, menjadi mempelai TUHAN.
Roma 8:14
(8:14) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Rumah TUHAN adalah tempat Roh Allah berdiam (berkarya).
Jadi, otomatis kita harus dipimpin oleh Roh Allah, itu tanda kita anak Allah.
Roma 8:15
(8:15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Kalau kita adalah rumah TUHAN berarti hidup kita adalah tempat Roh Allah berdiam, dengan lain kata; kita menjadi anak Allah dan Roh Allah itu menjadikan kita sebagai milik kepunyaan TUHAN dan oleh Roh itu kan berseru: Ya Abba Ya Bapa artinya; mengakui bahwa Allah adalah Bapa yang baik, yang memelihara dan mengasuh anak-anaknya.
Bapa yang baik tidak akan memberikan batu jika anaknya meminta roti.
Bapa yang baik tidak akan memberikan ular jika anak-anaknya meminta ikan.
Roma 8:16-17
(8:16) Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. (8:17) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Yang menjadi ahli waris adalah orang-orang yang dipenuhkan oleh Roh Kudus itulah anak-anak Allah.
Dengan demikian Yakub adalah pribadi yang tenang, tinggal di kemah, dia adalah ahli waris kerajaan Sorga.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment