KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, January 5, 2025

IBADAH DOA PENYEMBAHAN DIRANGKAI IBADAH AKHIR TAHUN, 31 DESEMBER 2024

IBADAH DOA PENYEMBAHAN DIRANGKAI IBADAH AKHIR TAHUN,  31 DESEMBER 2024

SURAT YUDAS

YUDAS 1:5

(Seri 6)


Subtema: BAGIAN YANG TERKECIL YANG DISELAMATKAN


Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya, kita sekaliannya secara khusus keluarga Allah; sidang jemaat GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia dihimpunkan oleh TUHAN di atas gunung TUHAN yang kudus lewat Ibadah Doa Penyembahan yang dirangkai dengan Ibadah Akhir Tahun.


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN; bapa/ibu saudara yang turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube, Facebook atau media sosial lainnya. 


Puji TUHAN, sebagian dari sidang jemaat tadi telah bersaksi, baik dari keluarga perkeluarga, maupun pribadi lepas pribadi, semuanya telah menyaksikan kebaikkan dan kemurahan hati TUHAN, berkat dan pertolongan TUHAN yang luar biasa. Terkadang kita tidak mengerti apa yang TUHAN mau, dan pada saat kita tidak mengerti apa yang TUHAN mau, terkadang kita mau tarik diri dari TUHAN. Tetapi, kalau kita tarik diri dari TUHAN, siapa lagi yang akan menguatkan kita untuk menghadapi segala ujian dan pencobaan, pergumulan yang terjadi di atas muka bumi ini? Sementara, pergumulan-pergumulan yang terjadi, yang kita hadapi, semakin hari semakin besar, semakin hari semakin bertambah-tambah bukan semakin berkurang-kurang. Maka tentu, kalau kita tarik diri dari TUHAN, maka pada akhirnya kitalah yang akan dihanyuntkan. Tetapi, sampai hari ini TUHAN tidak akan membiarkan kita jatuh sampai tergeletak. Sebelum tergeletak, TUHAN akan terus menopang kehidupan kita masing-masing; pribadi lepas pribadi.


Itu yang saya perhatikan tadi, semua menyaksikan kemurahan TUHAN, bahwa TUHANlah yang memberi kekuatan. Kalau kita jauh dari TUHAN, bukan saja tidak berdaya menghadapi segala persoalan, tetapi nanti ujung-ujungnya akan terhilang dan binasa seperti Kain. Oleh sebab itu, mulai dari sekarang, marilah kita mengambil satu keputusan yang bijaksana, supaya menyerahkan segenap hidup kita bukan sebagian, tetapi segenap hati, supaya kita tidak melakukan kesalahan seperti kesalahan Kain, sesudah itu ia menjauhkan diri dan terhilang dan keturunannya pun tidak tercatat di dalam kitab kehidupan Anak Domba.  Keturunan Adam dimulai dari Set, bukan dari Kain. Kenapa harus Set? Karena Habel telah dibunuh oleh Kain, maka TUHAN berikan anak kepada Adam dan Hawa itulah Set, dan anak Set itulah Enos dan seterusnya sampai kepada  Nuh. 

Nuh adalah keturunan Adam yang umurnya mencapai seribu tahun; berarti hampir mencapai kerajaan seribu tahun damai sejahtera. Namun, pada zaman Nuh, terjadilah air bah karena bumi sudah rusak seiring dengan rusaknya laku manusia. Tetapi untung ada bahtera yang tingkatnya tiga, itu merupakan gambaran dan bayangan dari pola Tabernakel, yang akhirnya Nuh punya anak laki-laki, yaitu; Set, Ham dan Yafet. Kemudian, kalau ditarik garis, maka Israel berasal dari Set, kepada merekalah dipercayakan pola Tabernakel.


Kita bersyukur kepada TUHAN, sampai sepanjang ujung tahun 2024 ini, kita sekaliannya telah digembalakan oleh Pengajaran Mempelai. Pengajaran Mempelai bicara hubungan nikah, dasarnya; kasih yang diterangi oleh Pengajaran Tabernakel, sebab Yesus adalah Tabernakel sejati; rumah TUHAN sejati. 


Awalnya mungkin kita berpikir; Pengajaran Mempelai ini apa? Dahulu itu asing bagi kita. Namun TUHAN sabar menggembalakan kita semua, sehingga dengan kesabaran TUHAN, pengertian demi pengertian TUHAN nyatakan, sehingga sedikit demi sedikit pengertian kita peroleh dan akhirnya pengertian itu menyatu dengan akal sehat kita, sehingga kita menjadi satu kehidupan yang bijaksana di hadapan TUHAN dan di dalam kebijaksanaan kita dapat mengambil keputusan yang tepat, kemudian, kita bisa membedakan antara yang baik dan yang tidak baik. 

Itulah sebabnya sampai hari ini kita dapat bertahan di dalam kandang penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia. Maunya (keinginan) kita jauh saja dari TUHAN; tidak tergembala, tetapi TUHAN berkehendak lain, itulah yang dimaksud dengan kasih karunia seperti yang disaksikan oleh Bapa Handoyo, apa yang dialami beliau juga kita alami dan rasakan bersama-sama. 


Saudara, saya berpikir Ibadah Malam Natal tanggal 24 Desember 2024 jatuh pada hari Selasa, sehingga Ibadah Doa Penyembahan dirangkai dengan Ibadah Malam Natal. Kemudian, malam ini (penghujung tahun), jatuh pada hari Selasa tepatnya Ibadah Doa Penyembahan juga, jadi sudah dua kali. Dari sini saya dapat melihat bahwa; sepanjang tahun 2024 ini TUHAN dengan gencar sekali menggembalakan hidup kita dan memimpin hidup rohani kita untuk sampai kepada dua klimaks itulah; 

  • Kesempurnaan dari mempelai TUHAN (gunung Sion), kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Tabut Perjanjian yang ada dalam Ruangan Maha suci.

  • Doa penyembahan dengan lain kata; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah, itulah cawan pembakaran ukupan emas yang pada akhirnya dilihat rasul Yohanes di Ruangan Maha Suci dan itu merupakan tumpuan kaki TUHAN.


Saya bersyukur sekali kepada TUHAN sebagaimana dalam pemberitaan Firman hari Minggu yaitu; perempuan Babel yang akan dihukum dikaitkan dengan ratu Wasti. Melihat keadaan ratu Wasti, raja Ahasyweros, raja Media-Persia (sekarang Iran), bertanya kepada sida-sida (hambanya) yang bisa diperintahkan sebanyak tujuh orang dan sida-sida ini tidak dapat melihat raja Ahasyweros kalau tidak diperintahkan oleh raja Ahasyweros. Kemudian ada tujuh orang yang arif dan bijaksana mengetahui segala zaman, itu artinya; kita dapat melihat dua kali tujuh;

  • Tujuh pertama berbicara tentang kesempurnaan.

  • Tujuh yang kedua berbicara tentang hari perhentian.

Jadi, dua ini bisa dikaitkan dengan;

  • Tujuh pertama; sidang mempelai TUHAN yang sempurna.

  • Tujuh kedua; hari perhentian, puncaknya ibadah; doa penyembahan.


Jadi saudara, bukan suatu kebetulan kalau malam dan akhir tahun jatuh pada hari Selasa sehingga;

  • Ibadah Doa Penyembahan dirangkai dengan Ibadah Malam Natal.

  • Dan dipenghujung tahun ini juga, Ibadah Doa Penyembahan dirangkai dengan Ibadah Akhir Tahun.

Inilah yang TUHAN tuntut di tahun 2024 dan kiranya dua perkara ini nyata di tahun 2025 yang tidak lama lagi.


Saudara yang merindukan untuk kembali kepada TUHAN dan melayani sungguh-sungguh; tidak ada yang mustahil. Bahkan juga mungkin keluarga kita nampaknya ogah-ogahan untuk digembalakan Pengajaran Mempelai, tetapi kalau kita mempunyai kerinduan yang begitu besar, kerinduan yang berapi-api yang tidak surut apinya, ingat; tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya, karena tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Yang penting kita mempunyai modal yang utama yaitu; kerinduan, tetapi, tidak hanya sekedar kerinduan, kerinduan itu harus menjadi kerinduan yang berapi-api dan apinya tak terpadamkan oleh air yang banyak. 


Seberapa banyak Firman yang kita terima malam ini, mungkin singkat (pendek), tetaplah bersyukur kepada TUHAN untuk membawa kita berada di ujung kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada TUHAN.


Secepatnya kita sambut SURAT YUDAS sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.

Yudas 1:5

(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.


TUHAN menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir, tanah perbudakan, namun membinasakan mereka di padang gurun. Yang dibinasakan di sini adalah; orang-orang yang tidak percaya. Ini merupakan sebuah peristiwa yang sangat ironi, tidak sesuai dengan ekspektasi TUHAN, tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh TUHAN.

Hal ini ditulis kembali oleh Yudas, tujuannya adalah untuk mengingatkan kita (gereja TUHAN) supaya jangan mengalami hal (nasib) yang sama, seperti yang dialami oleh bangsa Israel.


Saudara, rasul Paulus juga mengingatkan jemaat di Korintus. Jemaat Korintus bukan bangsa Yahudi tetapi ada di Asia kecil, berarti; bangsa kafir. Dan kita semua juga adalah bangsa kafir, tetapi pada akhirnya menjadi Israel secara rohani, itu karena kemurahan TUHAN. Dari manusia nafsani menjadi manusia rohani itu karena kemurahan hati TUHAN saja, bukan karena gagah, hebat dan kuat kita masing-masing.


Inti sari dari 1 Korintus 10:1-4 umat Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir dan diselamatkan dari tangan Firaun.

  • Mesir gambaran dari dunia

  • Firaun gambaran setan (kuasa kegelapan)


1 Korintus 10:5 

(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.

“Bagian yang terbesar” dari bangsa Israel ditewaskan (dibinasakan) di padang gurun.

Bagian yang terbesar 🡪generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di Mesir, mereka itulah orang-orang yang tidak percaya. Saudara, TUHAN tidak berkenan kepada orang-orang yang tidak percaya terhadap janji TUHAN dan rencana-rencana yang TUHAN sudah nyatakan.


Peristiwa tersebut ditulis oleh Musa, karena Musa sendiri yang menjadi saksinya, dan apa yang dia lihat ditulis dalam salah satu kitabnya itulah kitab Bilangan.


Bilangan 14:2 --- Perikop: “Pemberontakan umat Israel”

(14:2) Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!

Bangsa Israel bersungut-sungut kepada Musa dan Harun. Lalu ditengah persungutan itu mereka menginginkan hal tak terduga yakni; ingin mati di Mesir atau di padang gurun.

Mesir atau padang gurun adalah gambaran dari dunia dan semua yang ada di dunia ini.


Perlu untuk diketahui, segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini sebagaimana dalam 1 Yohanes 2:16 adalah:

  • Keinginan daging,

  • Keinginan mata,

  • Keangkuhan hidup,

Ketiga perkara ini bukan berasal dari Bapa (dari Sorga) melainkan berasal dari Mesir / padang gurun dunia.

Pendeknya, bangsa Israel "ingin mati" demi ketiga hal tersebut. Dengan lain kata; rela mengorbankan tujuan hidup (destination life) itulah kerajaan Sorga demi tiga hal yang berasal dari dunia ini --- ini adalah pemikiran yang sangat bodoh dan dangkal.


Hati-hati dengan dengan embel-embel, misalnya kedudukan, jabatan, pangkat bahkan pekerjaan dan gaji sebulan, serta bisnis yang sedang dikerjakan, juga dagang-dagang yang menguntungkan hati, itu juga bisa menjadi pemicu sehingga seseorang berada dalam keangkuhan dan itu semua bukan berasal dari TUHAN, tetapi dari dunia. Itulah yang diinginkan oleh bangsa Israel; ingin mati di dunia (padang gurun).


Kita rangkai kebodohan bangsa Israel ini di dalam….

Matius 16:21-22 --- Perikop: "Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikuti Dia"

(16:21) Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. (16:22) Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."


Yesus mengajar murid-murid untuk mengenal jalan salib. Akan tetapi Petrus dan murid-murid yang lain menolaknya.

Bukti Petrus menolak ajaran salib, ia berkata;  "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."


Saudara, kehendak Allah adalah pergi ke Yerusalem, kota kudus, keramaian kota itulah ibadah dan pelayanan dengan lain kata; tekun dalam tiga macam ibadah pokok untuk menanggung banyak penderitaan, jangan lain dari situ. Jangan pergi ke keramaian kota tetapi tidak mau menanggung penderitaan, itu bukan jalan yang TUHAN mau.

Kalau kita lari dari penderitaan = menyimpang ke kiri dan ke kanan, sesat di tengah jalan sehingga tidak sampai ketujuan (destination life) itulah kerajaan Sorga seperti bagian yang terbesar dari bangsa Israel.


Matius 16:23

(16:23) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."


Menolak jalan salib / tidak mau menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung di atas kayu salib; menjadi batu sandungan seperti iblis setan.

Jadi, iblis setan ini menjadi sandungan supaya anak-anak TUHAN (gereja TUHAN) di hari-hari terakhir ini menyimpang dari jalan salib.


Dalam hal ini, Petrus tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, tetapi memikirkan apa yang dipikirkan manusia, seperti bagian yang terbesar dari bangsa Israel.

Jadi, kalau seseorang menyimpang ke kiri dan ke kanan = tidak memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, tetapi memikirkan apa yang dipikirkan manusia. Seperti kesaksian-kesaksian dari jemaat tadi; karena beratnya salib yang harus dipikul dan juga koreksi-koreksi dari pemberitaan Firman Allah atau penyucian yang terjadi lewat darah salib  yang begitu berat rasanya; ingin tarik diri (undur diri) dari TUHAN. Tetapi ingat, kalau kita tarik diri dari TUHAN, sudah pasti kita akan menyimpang ke kiri dan ke kanan. Ketika kita melangkah ke kiri dan ke kanan, sudah pasti sesat di tengah jalan.


  • PIKIRAN ALLAH adalah menyelamatkan bangsa Israel dari tanah Mesir (tanah perbudakan)
    Tujuannya; membawa masuk ke tanah Kanaan yang sudah dijanjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub (nenek moyang Israel). Dan kalau Allah bekerja, Ia tidak mau bekerja setengah jalan.

Itu sebabnya pikiran dari Petrus yang telah dikuasai oleh iblis setan, secepatnya diusir / ditengking habis oleh Yesus. Saudara, jangan kita lain dari pikiran Allah, tetapi biarlah kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga pada Yesus Kristus (Filipi 2:5).

  • PIKIRAN MANUSIA: ingin mati di Mesir / padang gurun dunia hanya demi keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Berarti jelas; menyimpang ke kiri dan ke kanan dan kalau itu dituruti; sesatlah di tengah jalan, tidak sampai ke tujuan  hidup (kerajaan Sorga).


Matius 16:24

(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.


Akhirnya, Yesus memberitahukan kepada murid-murid syarat untuk mengikut TUHAN, antara lain:

  1. Harus menyangkal dirinya serta kelebihan-kelebihan yang ada di dalam dirinya apapun itu bentuknya, baik secara jasmani maupun secara rohani.

  • Secara jasmani; mungkin mempunyai harta / uang / materi yang banyak, kedudukan, jabatan, pangkat yang tinggi dan kelebihan-kelebihan yang lain; itu harus disangkali.

  • Baik juga secara rohani, itu juga harus disangkali bilamana itu terkait dengan diri kita masing-masing. 

Seperti rasul Paulus yang diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Ruangan Maha Suci, di situ ia menerima penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan dari Allah (2 Korintus 12:1). Penglihatan-penglihtan dan penyataan-penyataan Allah itulah Wahyu, sehingga lewat Wahyu kita dapat melihat Tabernakel Sorgawi dengan lain kata dapat melihat kerajaan Sorga, serta seluk beluk yang ada di dalamnya = dapat melihat Bapa di Sorga. Walaupun itu menjadi suatu kelebihan, itu juga harus disangkali, jangan bermegah atas kelebihan itu.


  1. Harus memikul salib, itulah tanggungjawab yang TUHAN percayakan kepada setiap pribadi yang mau mengikut TUHAN. Saudara, banyak tanggungjawab yang harus kita pikul masing-masing. 

  • Seorang suami dalam nikah mempunyai tanggungjawab yang harus dipikul.

  • Seorang isteri mempunyai tanggungjawab yang harus dipikul.

  • Seorang anak mempunyai tanggungjawab yang harus dipikul.

  • Seorang tuan mempunyai tanggungjawab yang harus dipikul.

  • Seorang hamba mempunyai tanggungjawab yang harus dipikul.

  • Saya sebagai gembala juga mempunyai tanggungjawab yang harus dipikul; melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN, secara khusus memberi makan dan minum domba-domba; mengasuh dan merawat juga harus tampil sebagai ibu yang bertangungjawab kepada anak-anak rohani (sidang jemaat).

  • Seorang imam-imam juga mempunyai tanggungjawab yang harus dipikul, dan tanggungjawab itu harus sampai “mati di situ” = setia.

Ini semua adalah jalan salib / teladan TUHAN / tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah yang ditinggilkan dan untuk itulah kita dipanggil.


  1. Harus mengikut TUHAN.

Bagaimana bentuk / cara dalam mengikut TUHAN?

Lukas 9:23

(9:23) Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 


Sangkal diri dan pikul salib harus setiap hari, berati dalam segala waktu yang ada sepanjang satu hari (dari 6 pagi sampai 6 sore) bahkan sampai 24 jam.


Itulah yang diajarkan oleh TUHAN untuk menjadi murid-murid yang dengar-dengaran di hadapan TUHAN tanda sepasang telinga telah diberkati oleh TUHAN.


Matius 16;25

(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.


Perlu untuk diketahui:

  • Barangsiapa mempertahankan nyawanya, dengan lain kata; tidak sangkal diri, pikul salib dan ikut TUHAN hanya karena keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup yaitu segala kemegahan dan kemewahan dunia ini, maka ia akan kehilangan nyawa = binasa = ditewaskan di padang gurun di dunia ini; tidak sampai kepada tujuan hidup itulah kerajaan Sorga.

  • Barangsiapa rela kehilangan nyawa dengan lain kata; tidak mempertahankan segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini itulah; keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup,  maka ia akan memperoleh hidup yang kekal di dalam kerajaan Sorga, bahagia selama-lamanya bersama dengan TUHAN.


Jadi saudara, antara pikiran Allah dengan pikiran manusia jauh berbeda. 

  • Kalau pikiran dari manusia (bagian yang terbesar) ingin mati di Mesir atau padang gurun dunia.

  • Tetapi pikiran Allah adalah supaya kehidupan yang sudah ditebus oleh darah salib, dengan lain kata kehidupan yang diselamatkan dari dunia ini; jangan berhenti di tengah jalan karena keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup yaitu segala kemegahan dan kemewahan yang disuguhkan pasar dunia ini.


TUHAN mau supaya kita bahagia bersama dengan Dia di dalam kerajaan Sorga untuk selama-lamanya. Itulah sebabnya, biarlah kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Yesus Kristus (Filipi 2:5).


Matius 16:26

(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?


Hanya nyawa Yesus yang bisa mengganti nyawa kita. Tetapi, kalau itupun kita tolak demi segala kerajaan dunia, kemuliaan dunia dan segala kemegahan dunia ini, apa artinya itu? Tidak akan bisa memperoleh nyawa karena itu, justru kita mati karena hal itu, tidak sampai kepada tujuan hidup.


Matius 16:27

(16:27) Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.


Pada saat Yesus datang kembali ke dunia ini untuk kedua kalinya, Ia tampil dalam kemuliaan yang besar, yaitu; tampil sebagai Hakim Agung untuk membalaskan perbuatan orang menurut perbuatannya.

Jadi saudara, jangan sampai kita berpikir lain dari apa yang dipikirkan oleh TUHAN seperti bagian yang terbesar dari bangsa Israel; mereka ingin mati di Mesir / padang gurun, ini adalah pemikiran yang dangkal.


Kiranya doa Imam Besar kepada Petrus juga berlaku kepada kita sekaliannya, supaya pikiran kita sama seperti apa yang dipikirkan oleh Allah yaitu; kehidupan yang diselamatkan / ditebus oleh darah salib / diselamatkan dari dunia dan dilepaskan dari Firaun (gambaran dari iblis setan; kuasa kegelapan yang menguasai dunia ini), lanjut kepada tujuan hidup itulah kerajaan Sorga, bahagia bersama dengan Dia untuk selama-lamanya di dalam kerajaan Sorga.


Saudara, penyembahan dan gunung Sion adalah dua klimaks dari ibadah di bumi ini. Hal itu yang sedang dinantikan oleh TUHAN dan dihormati oleh TUHAN. Jadi, kita datang tidak hanya sekedar beribadah kepada TUHAN, kalau TUHAN disebut sebagai gembala maka kita harus menjadi domba. Kalau kita menjadi domba, berarti kita harus tergembala dengan sungguh-sungguh, berada ditengah penggembalaan, itulah tempat pembaringan. 

Jadi, kata “tegembala” bukan sekedar saja terucap / terlontar dari mulut ini, tetapi kata “tergembala” itu sangat sakral sekali dan sangat dahsyat sekali dan itu yang mendahsyatkan kita semua, setelah mengerti arti tergembala. Tetapi sangat disayangkan banyak orang Kristen yang pikirannya dangkal, hanya ingin mati di Mesir dan ingin mati di padang gurun dunia, itu sebabnya ia datang beribadah hanya sekedar saja. 


Tetapi puji TUHAN, doa Imam Besar Agung berlaku kepada kita, kepada Yosua dan juga kepada bapa Handoyo. Bapa Handoyo rupanya tahu kalau TUHAN terus mendoakan kita semua, dengan panjang sabar-Nya. Jadi, harus dipikirkan ya saudara, jangan enak-enak sekarang, tetapi nanti kita tangis darah dan tidak ada ampun.


Kita kembali membaca….

Bilangan 14:26-30

(14:26) Lagi berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun: (14:27) "Berapa lama lagi umat yang jahat ini akan bersungut-sungut kepada-Ku? Segala sesuatu yang disungut-sungutkan orang Israel kepada-Ku telah Kudengar. (14:28) Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. (14:29) Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku. (14:30) Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun!


Karena keinginan hati dari bagian yang terbesar itu ingin mati di Mesir dan di padang gurun, maka di sini kita melihat; keinginan mereka dikabulkan, sehingga mereka tidak akan masuk ke negeri yang TUHAN janjikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub itulah tanah Kanaan.


Jadi saudara, hati-hati ketika bersungut-sungut, jangan asal bicara / berucap. Kadang-kadang, saat bersungut-sungut semua kata-kata keluar, jangan seperti itu. Saya juga, seperti apapun saya menegaskan atau marah, dalam ucapan harus hati-hati, jangan sampai keluar kebun binatang apalagi sampai mengutuki. 


Soal ini kita hubungkan dengan….

2 Tesalonika 2:10

(2:10) dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka


Tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.

Mereka menolak salib, menolak darah yang tercurah dari kayu salib, mereka menganggap nasji darah perjanjian, persis seperti bagian terbesar dari bangsa Israel yang ingin mati di Mesir dan padang gurun. 

Padahal, syarat untuk mengikut TUHAN supaya sampai kepada tujuan hidup (kerajaan Sorga) adalah sangkal diri, pikul salib, ikut TUHAN = rela kehilangan nyawa.


2 Tesalonika 2:11

(2:11) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta,


Allah mendatangkan kesesatan atas mereka.

Bukan TUHAN yang menyesatkan, tetapi diizinkan TUHAN, sesuai dengan selera hati.

Jadi hati-hati mencari Yerusalem (tempat ibadah), jangan sesuai dengan selera hati tetapi harus sesuai dengan selera TUHAN. 


Saudara, "tuhan kecil" di bumi / berhala di bumi, termasuk segala keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup itulah kerajaan dunia, kemegahan dunia, kemewahan dunia, dagang yang memberi keuntungan, pasar dunia itu adalah dusta; tidak menjamin keselamatan. Hanya darah yang tercurah di atas kayu salib satu-satunya kebenaran yang sanggup menyelamatkan bangsa Israel, bukan hanya lepas dari perbudakan dosa dan tangan Firaun / iblis setan / kuasa kegelapan yang menguasai dunia ini, tetapi sampai kepada tujuan hidup itulah kerajaan Sorga.


Jadi, sekali lagi saya sampaikan; berhati-hatilah kita, jangan cari ibadah sesuai dengan selera hati. Yang tetap bertahan, tidak tarik dari TUHAN, itu adalah kemurahan. Biarlah senantiasa kita selalu dilumuri oleh darah salib.


2 Tesalonika 2:12

(2:12) supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.

Bagian yang terbesar ditewaskan di padang gurun, karena mereka tidak percaya. TUHAN tidak berkenan kepada orang yang tidak percaya.


Bilangan 14:28-29

(14:28) Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. (14:29) Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.


Bangsa Israel bersungut-sungut dan di tengah persungutan itu mereka ingin mati di Mesir atau padang gurun dunia, hal itu diizinkan terjadi. 

Oleh sebab itu, hati-hati dalam ucapan mulut, bahkan jangan sampai sesuatu yang tidak baik tersirat di dalam hati, karena itu nanti diizinkan oleh TUHAN dan dibenarkan sebagai mana dalam Matius 12:36-37 --- Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."


Kalau keluarga Yesaya akhirnya tergembala, walaupun sebenarnya tersirat di dalam hati dan pikiran ingin keluar, namun tetap masih bertahan dalam penggembalaan, itu adalah anugerah besar dari TUHAN.

Adakalanya kita berkata; Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel itu luar biasa, namun kenyataannya; berani meninggalkan Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Sebaliknya, di dalam hati tersirat ingin keluar karena tidak sanggup, tetapi bertahan juga; itu anugerah. 

Jadi, mulai dari sekarang; bertobatlah kita dengan kata-kata yang sia-sia, jangan asal berucap ketika marah-marah, ngomel, bersungut-sungut, pikirkan ke depan.


Bilangan 14:30

(14:30) Bahwasanya kamu ini tidak akan masuk ke negeri yang dengan mengangkat sumpah telah Kujanjikan akan Kuberi kamu diami, kecuali Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun!


Yang layak masuk ke tanah Kanaan (tanah yang dijanjikan oleh TUHAN) adalah Kaleb dan Yosua.

Berarti Kaleb, isteri dan anak-anaknya serta Yosua, isteri dan anak-anaknya inilah yang disebut “bagian yang terkecil.”


Pertanyaannya: SIAPAKAH KALEB?

Bilangan 14:24

(14:24) Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.


Kaleb lain jiwanya, artinya; pribadi Kaleb tidak sama dengan bagian yang terbesar dari bangsa Israel, sebab ia mengikut TUHAN dengan sepenuh hati; dia tidak ingin mati di Mesir / padang gurun, tidak mau mempertahankan nyawanya demi segala perkara yang berasal dari dunia ini


Yosua 14:9

(14:9) Pada waktu itu Musa bersumpah, katanya: Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, sebab engkau tetap mengikuti TUHAN, Allahku, dengan sepenuh hati.


Lain jiwanya = mempersembahkan hidup sepenuh hati kepada TUHAN.

Yang dimaksud dengan “sepenuh hati” adalah hatinya utuh dipersembahkan kepada TUHAN, utuh menjadi miliknya TUHAN. Beda dengan Kain, ia mempersembahkan “sebagian” dari hasil tanahnya dengan lain kata; tidak utuh dipersembahkan kepada TUHAN (Kejadian 4:3) --- berarti, “tuhannya” ada dua. Kalau “tuhannya” satu pasti hatinya dipersembahkan dengan bulat / sepenuh, tetapi karena “tuhannya” dua; sebagian kepada “tuhan kecil”, sebagian kepada TUHAN Allah yang hidup, Allah yang benar, Allah cemburu seperti itu.


Itulah sebabnya Kaleb layak untuk masuk ke tanah perjanjian, tanah Kanaan menjadi milik pusaka.

Kalau disebut milik pusaka ini merupakan gambaran dan bayangan dari hari perhentian kekal itulah kerajaan Sorga.


Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu.

Pengertian ini adalah biarlah kiranya kita semua tulus hati, sepenuh hati.

Saat mengintai tanah Kanaan, karena dia sepenuh hati, maka ketika pulang pun ia membawa berita yang baik dan tulus, tidak membawa kabar busuk, sehingga tanah yang diinjaknya itu menjadi milik pusaka itulah tanah Hebron. 

Jadi, sejauh mana penyerahan kita di tengah pengutusan, sejauh itu kita menginjak tanah air Sorgawi.


Kita sedang di utus di tanah provinsi Banten ini untuk datang ke Yerusalem beribadah kepada TUHAN. Setiap kita menghadap TUHAN dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok, sejauh mana ketulusan hati kita di situ, sejauh itulah kita menerima milik pusaka. Apa yang kita injak, itu yang menjadi milik pusaka kita.

Inilah pengertian dari ayat ini, jangan diartikan secara lahiriah. Banyak hamba TUHAN menyampaikan ini secara lahiriah, mereka berkata menginjak; tanah orang menjadi milik kita, kita sentuh mobil mewah orang lain, itu menjadi milik kita --- tidak seperti itu, ada arti rohaninya.


Yosua 14:10-13

(14:10) Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini; (14:11) pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk. (14:12) Oleh sebab itu, berikanlah kepadaku pegunungan, yang dijanjikan TUHAN pada waktu itu, sebab engkau sendiri mendengar pada waktu itu, bahwa di sana ada orang Enak dengan kota-kota yang besar dan berkubu. Mungkin TUHAN menyertai aku, sehingga aku menghalau mereka, seperti yang difirmankan TUHAN." (14:13) Lalu Yosua memberkati Kaleb bin Yefune, dan diberikannyalah Hebron kepadanya menjadi milik pusakanya.


Hebron menjadi milik pusaka Kaleb. Inilah pengertian Yosua 2: 9 tadi; Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu. Jadi, sejauh penyerahan diri di tengah pengutusan, sejauh itulah kita dibawa ke dalam kerajaan Sorga dan itu menjadi milik pusaka kita.

Dimanapun kita diutus, mari kita berdiri di situ dengan segala ketulusan, nanti tanah yang kita injak itu menjadi milik pusaka kita, itulah Kaleb.


Yosua 14:14

(14:14) Itulah sebabnya Hebron menjadi milik pusaka Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, sampai sekarang ini, karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati.


Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, sampai sekarang ini, karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati --- itulah arti Kaleb; lain jiwanya.

Jangan sangkal diri hari ini, tetapi besok tidak, sangkal diri harus seterusnya, itu namanya sepenuh hati.


Pertanyaannya: SIAPAKAH YOSUA?

Yosua 1:5-7 --- Perikop: “Perintah TUHAN kepda Yosua untuk merebut tanah Kanaan”

(1:5) Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. (1:6) Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. (1:7) Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi.


Yosua adalah pribadi yang setia, artinya; tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan.

Tandanya setia:

  • Kuat dan teguh hati; tidak mudah goyah, tidak lemah hatinya dan tidak mudah putus asa.

  • Bertindak hati-hati sesuai dengan Firman TUHAN

Itulah arti dari Yosua.


Yosua 24:14

(24:14) Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.


Inilah ajaran Yosua kepada umat Israel; takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia.

Kenapa Yosua bisa berkta demikian? Karena arti Yosua adalah setia. Tidak mungkin bisa mengajar setia kalau tidak setia.


Yosua 24:15

(24:15) Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"


Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah.

Banyak berhala di bumi ini, berhala orang Amori atau berhala di Mesir, jadi, pilih dan ambil keputusan diujung tahun 2024 ini.


Tetapi pilihan Yosua adalah aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!

Satupun dari seisi rumahnya tidak ada yang dibiarkan tidak ibadah. Tetapi biarlah kita juga merupakan “Yosua rohani” dan “Kaleb rohani” supaya nanti kerajaan Sorga menjadi milik pusaka kita semua.


Yosua 24:16

(24:16) Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!


Begitu melihat khotbah Yosua hati mereka berkobar-kobar dan berjanji kepada TUHAN untuk tidak lagi menyembah berhala selain beribadah kepada TUHAN, tetapi, bagaimana besok? Kenyataannya, pada saat mereka mendiami tanah perjanjian mereka disebtu Yesyurun; diberkati tetapi menendang ke belakang (Ulangan 32:15)

Jadi, janji ini harus kita tepati dihadapan TUHAN dengan sepenuh hati, jangan hanya berjanji, tangisan pun jangan sekedar tangisan dimana kuasanya hanya untuk sesaat, tetapi kuasanya harus sampai ke kirbat TUHAN, satu kali nanti hati kita menyatu dengan hatinya TUHAN.


Sampai di sini saja Firman TUHAN. TUHAN Yesus memberkati kita semua.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment