KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, January 9, 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 5 JANUARI 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 5 JANUARI 2025


WAHYU PASAL 18

Wahyu 18:6-7

(Seri 5)


Subtema: AKU TIDAK AKAN PERNAH BERKABUNG


Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN oleh karena rahmat-Nya kita semua dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus beribadah kepada TUHAN lewat Ibadah Raya Minggu yang disertai dengan kesaksian Roh, terkhusus kesaksian dari zangkoor, juga disertai dengan perjamuan suci, karena ini adalah awal bulan (minggu pertama).


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube maupun Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat diakses. Dan selanjutnya, biarlah kiranya damai sejahtera dari Sorga turun memenuhi kehidupan kita masing-masing, memberi satu sukacita dan bahagia di dalam mendengarkan Firman TUHAN saat duduk diam dekat kaki TUHAN.


Selanjutnya, marilah kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu.

Wahyu 18:6-7 --- Perikop: “Jatuhnya Babel”

(18:6) Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya; (18:7) berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.


Satu kali dunia ini akan mengalami (menghadapi) hari penghakiman.

Itu berarti; TUHAN akan membalaskan kepada setiap orang sesuai dengan perbuatannya / kelakukan hidupnyA / solah tingkahnya dihadapan TUHAN, seperti perempuan Babel; akan dihakimi menurut pekerjaannya, sebagaimana dalam Wahyu 18:7A --- berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Jadi, hal ini harus diperhatikan ya saudara, jangan asal hidup dan asal menjalankan hidup.

Pendeknya, Babel berbicara tentang dunia dengan segala kemuliaan, kemewahan serta kemegahan yang terdapat di dalamnya dan hal itu dapat kita lihat dalam Matius 4:8-9.


Matius 4:8-9 -- Perikop: “Pencobaan di Padang gurun”

(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."


Iblis membawa Yesus ke atas gunung. Gunung gambaran dari ibadah dan pelayanan.

Kemudian, iblis memperlihatkan kerajaan dunia dengan kemuliaannya serta kemegahan-kemegahan di dalamnya kepada Yesus. 


Saudara, kalau kita berada di atas gunung TUHAN yang kudus, datang menghadap TUHAN dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok, maka berita (Firman Allah) yang disampaikan harus memperlihatkan kerajaan Sorga, bukan memperlihatkan kerajaan dunia dengan kemegahannya. 

Hamba TUHAN tidak boleh sibuk berbicara soal berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan atau perkara-perkara lahiriah, tetapi seharusnya, berita Firman yang disampaikan di setiap persekutuan-persekutuan ibadah harusnya memperlihatkan kerajaan Sorga. Tetapi di sini kita melihat; setan membawa Yesus ke atas gunung (soal ibadah), namun dari sana setan memperlihatkan kerajaan dunia, kemewahan dunia serta kemegahan-kemegahan yang terdapat di dalamnya. 


Oleh sebab itu, jangan kita keliru lagi saat datang beribadah. Ibadah bukan soal semarak-semarak, biarpun kita kecil, kalau benar dan tulus, itu dari TUHAN, bertahan saja di situ, nanti doa-doa didengar, kerinduan didengar, keluarga kita  yang belum sungguh-sungguh; satu kali akan menerima Pengajaran Mempelai. 


Sebelum saya lanjutkan, saudara, percayalah kepada Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Gereja tidak mungkin menjadi mempelai, kalau dia tidak menerima Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Kalau andaikata ada orang berkata; memangnya hanya di gereja GPT “Betania” Serang & Cilegon atau di Pengajaran Mempelai saja untuk bisa jadi mempelai? Jawabnya: kita harus menerima Pengajaran Mempelai, barulah menjadi mempelai. Kalau seseorang sibuk menerima dongeng; perjalanan hidupnya sebatas dongeng.

Tetapi, oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, satu kali kita dibawa masuk dalam perjamuan malam pesta kawin Anak Domba, itu sudah pasti. Jadi, jangan berubah pikiran kita dari situ, jangan lari dari situ, supaya doa kita di dengar (dikabulkan). 


Jadi, sekali lagi saya sampaikan; sebetulnya kalau kita datang beribadah, maka Firman Allah akan memperlihatkan kepada kita kerajaan Sorga. Sedangkan, kemuliaan dunia serta kemegahan-kemegahannya yang ada akan diperoleh setiap orang, tetapi syaratnya: iblis (setan) harus disembah.


Pendeknya, Babel adalah pasar dunia yang sifatnya akan mengglobal pada saat antikris menjadi raja, namun…

  • Memiliki sistem tipuan yang sempurna

  • Memiliki konsep dan keinginan-keinginan yang sangat licik, sebab di dalamnya ada cawan emas yang isinya; kekejian dan kenajisan percabulan (Wahyu 17:4-5). Dengan lain kata, cawan itu isinya kegelapan yang mengandung kebinasaan. Itulah sebabnya, TUHAN menjatuhkan hukuman atas perempuan Babel; TUHAN membalaskan perempuan Babel sesuai dengan kemewahan, kemuliaan selama di bumi ini.


Kita kembali membaca…

Wahyu 18:7B

(18:7) berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.


Perempuan Babel berkata dalam hatinya:

  • Aku bertakhta seperti ratu.

  • Aku bukan janda.

  • Aku tidak akan pernah berkabung.

Sebetulnya pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh perempuan Babel ini ada di dalam kerajaan Sorga dengan lain kata; semua itu akan terjadi dan kita alami bilamana kelak kita berada dalam kerajaan Sorga untuk selama-lamanya.


Ayat referensi…

Wahyu 21:2-5 --- Perikop: “Langit yang baru dan bumi yang baru”

Sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama dan laut pun nanti tidak akan ada lagi, diganti dengan langit dan bumi yang baru. Apa itu langit yang baru dan bumi yang baru?


Wahyu 21:2

(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.


Yerusalem yang baru adalah mempelai perempuan TUHAN. Sebab itu, bersyukurlah kalau sampai sejauh ini kita menyerahkan diri untuk digembalakan oleh Pengajaran Mempelai, untuk selanjutnya menjadi langit yang baru dan bumi yang baru; Yerusalem yang baru; mempelai perempuan TUHAN yang turun dari Allah, yang berhias bagaikan mempelai perempuan yang berdandan untuk suaminya.


Jadi, lewat Pengajaran Mempelai ini, rohani kita sedang didandani supaya nanti dengan perhiasan yang kita miliki dilayakkan untuk masuk dalam pesta nikah. Tanpa perhiasan rohani, kita tidak mungkin masuk dalam pesta. Jadi, Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel bukan buatan tangan manusia, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok bukan buatan tangan manusia, itu adalah ibadah yang datang dari Sorga, saudara harus yakin.

Tetapi, apabila di tengah ibadah (di atas gunung TUHAN), seorang pemimpin jemaat sibuk hanya memperlihatkan kerajaan dunia, itu dari setan, saudara harus mengerti di situ. 


Saudara, saya mengatakan ini karena kasih, tidak ada maksud untuk menghakimi si A atau si B, tetapi keputusan tetap ada di tangan saudara dan pengertian ini harus tetap saya sampaikan. Keputusan yang baik dan benar itu datang dari orang yang bijaksana dan dewasa. Jadi, jangan kita asal hidup dan asal menjalankan hidup, karena hidupmu, hidupku dan hidup kita semua berharga, jangan dibuat sembarangan.


Wahyu 21:3-4

(21:3) Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. (21:4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."


Kalau ayat ini kita bandingkan dengan perkataan perempuan Babel, itu berarti; ucapan dari perempuan Babel di dalam hatinya hanya akal-akalan saja.  Oleh sebab itu, jangan kita terbius dengan berita soal pasar dunia, dagangnya yang memberi keuntungan besar. Jangan kita terbius dengan ibadah yang sibuk bicara berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, sebab itu hanya akal-akalan dari pasar dunia / babel besar yang memang memberi keuntungan yang besar.


Wahyu 21:5

(21:5) Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."


Satu kali langit dan bumi yang pertama akan berlalu diganti dengan langit dan bumi yang baru; Yerusalem baru, itulah mempelai perempuan TUHAN. Ini Firman Allah yang tepat dan benar. Kalau hanya memperlihatkan kerajaan dunia dan kemegahannya, bicara soal berkat-keberkatan, berhasil-keberhasilan, itu bukan Firman yang benar. Yang benar adalah Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, percayakan hidupmu ke sana. Sementara apa yang dikatakan oleh perempuan Babel adalah hanya akal-akalan, perkataan dengan tipu muslihat semata. Jadi, jangan lagi tertipu dengan perkataan dari perempuan Babel, itu hanya akal-akalan semata.


Oleh karena akal-akalan perempuan Babel atau oleh karena pasar dunia dan oleh dagangnya yang memberi keuntungan, akhirnya, dunia ini disulap menjadi "Sorga” di dunia. Sehingga, oleh kemuliaan, kemewahan, serta kemegahannya, akhirnya orang-orang (penduduk bumi) tidak lagi mencari TUHAN,  tidak lagi mencari kerajaan Sorga, tidak lagi mencari kebahagiaan yang sejati, sebab dia sudah mempunyai “tuhan kecil” di bumi sampai menikmati “Sorga di dunia.”

Itulah sebabnya saya sampaikan, apa yang dikatakan oleh perempuan Babel, itu hanya akal-akalan / tipuan. Tetapi, domba yang digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel tidak mau tertipu, dia tetap berada di tempat pembaringannya, tidak akan mencari gunung-gunung yang lain.


Selanjutnya marilah kita membahas; ISI HATI PEREMPUAN BABEL.

YANG PERTAMA: Aku bertakhta seperti ratu

YANG KEDUA; Aku bukan janda

Isi hati perempuan Babel bagian yang pertama dan yang kedua sudah kita bahasa bersama dua minggu secara berturut-turut. Doa saya; pembahasan selama dua minggu tersebut (tentang isi hati dari perempuan Babel yang pertama dan yang kedua) betul-betul menjadi berkat, tidak dilupakan, tidak diabaikan begitu saja, catatannya juga rapih, tidak dicatat begitu saja.


Sekarang, tibalah saatnya kita memperhatikan isi hati dari perempuan Babel….

YANG KETIGA: Aku tidak akan pernah berkabung

Dari isi hati perempuan Babel yang ketiga ini, kita dapat mengetahui bahwa perempuan Babel tidak pernah mengalami dukacita (susah hati). Sebenarnya, itu hanya "tipuan/akal-akalan" dari perempuan Babel, sebab, kalau kita bandingkan langsung dengan pengakuan dari rasul Paulus dalam 2 Korintus 5 itu berbanding terbalik (kontradiksi).


2 Korintus 5:1

(5:1) Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.


Kerajaan Sorga tidak dibuat dengan tangan manusia. Kalau kita menyadari hal ini, maka, jangan datang ke suatu peribadatan dimana ibadah itu adalah buatan tangan manusia.


Satu kali di atas gunung yang kudus, Petrus berkata kepada Yesus bahwa ia hendak mendirikan tiga rumah, satu untuk TUHAN Yesus, satu untuk Musa, satu untuk Elia. Tetapi, sementara ia sibuk menyampaikan isi hatinya di atas gunung, yang tinggi, Allah hadir di dalam kemuliaan-Nya di tengah awan yang begitu padat dan berbicara kepada Petrus bahwa yang berkenan untuk membangun rumah adalah TUHAN Yesus Kristus, Dialah Allah yang hidup (Matius 17:4-5).


Sekali lagi saya sampaikan, kalau kita beribadah, jangan berada di tempat dimana ibadah itu dibuat oleh buatan tangan manusia, karena Sorga bukan buatan tangan manusia, Sorga buatan tangan TUHAN. Jadi kita harus dibentuk oleh TUHAN di tengah ibadah dan pelayanan dalam sebuah kandang penggembalaan yang TUHAN percayakan di muka bumi ini.


Saudara, inti dari ayat 1 ini adalah jika kemah (tubuh) ini satu kali dibongkar, rasul Paulus berkata: Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita --  yang kekal buatan tangan TUHAN. Perkataan ini tidak perlu diragukan karena Paulus sudah pernah naik ke Sorga (ke tingkat yang ketiga) dan sudah melihat segala perkara yang ada di situ, sehingga, ia bisa mengungkapkan segala sesuatunya dengan gamblang dan jelas. Jangan kita bersaksi naik turun Sorga supaya membuat jemaat terpukau. Tetapi, kalau rasul Paulus menceritakan Sorga itu karena ia pernah naik ke Sorga. 


Jadi saudara, tidak selamanya kita ada di bumi ini, sebab itu jangan terlena di bumi. Kerinduan kita adalah untuk berada pada kemah yang abadi / kerajaan Sorga.



2 Korintus 5:2, 4

(5:2) Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini, (5:4) Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup.


Selama kita diam di dalam kemah (tubuh) di bumi ini, kita mengeluh dengan beratnya tekanan.

Tekanan (pressure) 🡪 pergumulan-pergumulan hidup yang dialami setiap orang di bumi ini.

Sementara pergumulan-pergumulan hidup yang kita hadapi selama di bumi ini begitu banyak dan datangnya pun silih berganti, dengan lain kata; pergumulan yang satu belum selesai, pergumulan baru sudah muncul lagi, terus menerus selama kita mendiami kemah (tubuh) ini, itu sudah pasti, tidak bisa disangkali.


Jadi, kalau ada pernyataan seperti perkataan perempuan Babel dalam Wahyu 18:7; “aku tidak pernah berkabung”, itu hanyalah akal-akalan. Kalau dalam sebuah tempat peribadatan hanya bicara soal kesenangan, kebahagiaan duniawi, itu berarti akal-akalan setan sudah masuk ke dalam gereja (rumah TUHAN); jangan terima. 

Kalau setan masuk dalam sebuah gereja, kita keluar, kalau setan keluar kemudian TUHAN masuk di gereja itu, kita di situ. Sederhana sebetulnya, tetapi kadang-kadang pikiran, perasaan manusia daging ini lebih menonjol, itu yang menjadi persoalan.


Sekali lagi saya sampaikan, selama kita mendiami kemah (tubuh) ini, kita mengeluh dengan banyaknya tekanan, sampai pada akhirnya seseorang mengalami dukacita (susah hati). Hal itu jelas saudara, jangan munafik, biarpun dia pendeta / pastor / pemimpin jemaat dengan gelar tinggi, bilamana ia mengalami tekanan oleh karena banyaknya pergumulan pasti mengalami dukacita (susah hati).  Itulah sebabnya, manakala seseorang mengalami dukacita (susah hati), ia selalu teringat dengan kemah yang abadi itulah kerajaan Sorga. Dalam susah hati itu ia selalu ingat TUHAN, ingat kemah abadi, ingat kerajaan Sorga. Sebaliknya, saat senang seseorang jarang ingat TUHAN, jangankan TUHAN, ibadah pun bisa saja dilupakan, nanti sesudah sengsara, barulah datang beribadah, kebanyakan orang Kristen begitu, tetapi sesudah dipulihkan, nanti lupa lagi.


Sekali lagi saya sampaikan, manakala seseorang mengalami dukacita (susah hati) ia selalu teringat dengan kemah yang abadi itulah kerajaan Sorga. Bahkan rindu yang mendalampun timbul di dalam hati untuk mencari TUHAN dan kerajaan Sorga. Tetapi sebaiknya jangan menderita dulu baru cari TUHAN, jangan tunggu patah kaki ini, patah semua urusan-urusan, patah semua bisnis, baru datang kepada TUHAN. 


1 Samuel 1:12-15 --- Periko: Lahirnya Samuel

Samuel lahir dari rahim Hana, suaminya adalah Elkana. Elkana mempunyai dua isteri, yang pertama; Hana tetapi Hana ini mandul sehingga susah hatinya (dukacita). Karena dia mandul, akhirnya Elkana mengambil isteri kedua namanya Penina. 

Saat Hana tidak mempunyai anak karena kandungannya ditutup oleh TUHAN; susah hatinya. Itu sebabnya, dalam keadaan susah hati datanglah Hana ke Tabernakel. Pada saat itu yang menjadi imam besarnya adalah imam Eli, pada zaman itu.

Jadi saudara, Tabernakel ini bukan suatu ajaran baru, saudara jangan bingung di situ dan berkata; ajaran baru yang mana lagi ini? Ini adalah ajaran dari sejak semula.

Pendeknya, kalau susah hati; carilah TUHAN, datanglah di Tabernakel, terimalah Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel; jangan ditolak.


1 Samuel 1:12-15

(1:12) Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu;

(1:13) dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk. (1:14) Lalu kata Eli kepadanya: "Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu." (1:15) Tetapi Hana menjawab: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN.


Singkat kata, Hana adalah seorang perempuan yang bersusah hati, sebab ia telah dimadu oleh Elkana karena mandul.

Kemudian, susah hatinya itu ditambahkan lagi oleh karena kesombongan dari Penina. Penina selalu menyakiti hati Hana karena ia bisa memberikan anak kepada Elkana. sehingga Hana menangis sejadi-jadinya setiap hari dan hal itu diperhatikan oleh imam Eli.


Namun, sekalipun harus mengalami dukacita (susah hati) karena banyaknya pergumulan dan tekanan di atas muka bumi ini, bukan berarti kita melampiaskan diri dengan mabuk anggur (hawa nafsu daging dan keinginan-keinginan yang jahat).

Banyak orang Kristen termasuk saya, sebelum terpanggil menjadi hamba TUHAN, manakala menghadapi tekanan (pressure) yang begitu berat pelampiasannya adalah mabuk dengan keinginan-keinginan daging. 

Tetapi, lihatlah Hana, seorang perempuan yang dimadu dan susah hatinya karena hal itu, ia tidak mau melampiaskan dengan minum anggur dengan lain kata; tidak mabuk hawa nafsu daging.


Malam ini kita ada dalam kegiatan Roh = dikuduskan oleh Roh Allah yang suci (mabuk oleh anggur sukacita dari Sorga). Tetapi, jangan saat ibadah saja saudara, kiranya di luar ibadah kita juga dicengkram oleh Roh Allah yang suci, itu jauh lebih bagus. Serahkanlah hidup ini untuk dicengkram oleh Roh Allah yang suci setiap saat. Dan jangan cari pelampiasan (mabuk anggur), mabuk dengan daging dan keinginannya yang hebat disaat susah hati. Gereja Hana adalah contoh yang baik, sedangkan gereja Penina hanya bisa menyakiti.


Sekarang kita kembali untuk membaca…

2 Korintus 5:6-7

(5:6) Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, (5:7) -- sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat --


Kita sadar bahwa selama kita di bumi dan tinggal di kemah (tubuh) ini, kita masih jauh dari TUHAN.

Selama kita jauh dari TUHAN, pasti banyak tekanan; pergumulan-pergumulan hidup, itu sudah otomatis.

Jadi, jangan lari dari kenyataan; kesulitan apapun harus dihadapi, jangan cari pelampiasan dengan mabuk anggur (hawa nafsu).


Tetapi di sini kita melihat, rasul Paulus berkata: "hati kami senantiasa tabah." 

Tabah artinya; tetap dan kuat hati (tidak berubah-ubah) dengan lain kata; tidak mencari pelampiasan, apalagi sampai mengancam; “kalau saya ditegur, saya tidak mau ibadah, saya tidak akan dengar-dengaran”, itu namanya anak-anak.


Alasan Paulus untuk tabah: sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.

Jadi, kenapa harus tabah? Karena hidup kita hidup karena percaya, bukan hidup karena telah melihat kerajaan Sorga. 

Berarti Paulus ini orang beriman yang melebihi orang beriman, karena sesungguhnya dia telah melihat Sorga. Namun, sekalipun dia telah melihat Sorga, ia tetap berkata dengan ajaran yang bagus; sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat. Jadi, imannya melebihi dari iman-iman yang lain


Jadi saudara, kita datang beribadah, kemudian dalam banyaknya pergumulan kita tetap tabah karena kita hidup karena percaya bukan karena telah melihat kerajaan Sorga. Kiranya Roh iman itu mencengkram kehidupan kita masing-masing.


Mari kita belajar dari orang-orang yang hidup karena iman (percaya)…

Ibrani 11:13-14

(11:13) Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. (11:14) Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.


Orang yang hidup dalam iman (hidup karena percaya), selalu merasa sebagai orang asing dan pendatang di bumi ini bukan pribumi. Kenapa demikian? Karena satu kerinduan di hati yaitu; rindu mencari suatu tanah air itulah kemah yang abadi (kerajaan Sorga). Oleh sebab itu, jangan terlena dengan kerajaan dan kemuliaan dunia, serta kemegahan-kemegahan dunia yang disodorkan oleh perempuan Babel -- pasar dunia -- dagang besar yang memberi keuntungan besar. Kalau tergiur dengan yang ada di dunia ini berarti dia pribumi, tidak rindu mencari kerajaan Sorga, tanah air Sorgawi.


Kira rindu untuk mencari tanah air Sorgawi, itu sebabnya dengan bersusah payah kita datang dari tempat masing-masing, ibu Iren dari Tambak, dari Cilegon dan sekitarnya, dari Serang dan sekitarnya, memang bersusah payah, berkorban pikiran, tenaga dan waktu bahkan materi (uang) sekalipun. Sebab kita menganggap kita pendatang di bumi ini, bukan orang pribumi, sehingga kita senantiasa rindu mencari TUHAN, mencari tanah air Sorgawi, itulah orang-orang yang hidup dari iman (percaya). Biarpun di dalam hidup banyak pergumulan, tidak jadi soal; tetap mengaku sebagai orang asing dan pendatang, tidak terlena dengan apa yang disuguhkan oleh perempuan Babel. 


Ibrani 11:15-16

(11:15) Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ. (11:16) Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.


Orang yang hidup dalam iman percaya sebenarnya "mempunyai kesempatan" untuk pulang / kembali ke tanah asal.
Tanah asal mereka, itu berarti kembali kepada…

  1. Hidup dalam penyembahan berhala.

Tinggalkan jam-jam ibadah hanya karena kesibukan di bumi; bisnis, usaha, dagang, itu namanya penyembahan berhala.

  1. Kenajisan percabulan; kaya oleh karena kelimpahan hawa nafsu perempuan Babel (Wahyu 18:3)

Namun, bagi mereka yang hidup oleh iman (percaya); merindukan kerajaan Sorga adalah yang lebih baik dari segala yang ada di dunia ini.


Saudara, untuk apa kita mempertahankan nyawa kalau harus kehilangan nyawa, dengan apa ia memperoleh nyawanya lagi? Tetapi, kalau kehilangan nyawa (sangkal diri, pikul salib dan ikut TUHAN), dia akan memperoleh hidup kekal dalam kerajaan Sorga. Jadi jelas, mereka tidak terlena dengan segala yang disuguhkan oleh perempuan Babel; pasar dunia, dagangnya yang besar memberi keuntungan. Sekalipun ada kesempatan untuk kembali ke tanah asal, namun orang-orang yang hidup dalam iman tidak mau kembali ke situ.


Tetaplah bertahan saudara, dan tabah saja. Kalau menjadi domba yang tergembala dalam satu kandang penggembalaan; tabah saja berarti; tetap dan kuat hati digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. 

Jangan kita tertipu dengan pernyataan perempuan Babel; aku tidak pernah berkabung -- itu hanya akal-akalan.


Setahu saya, sampai hari ini tidak ada satupun diantara kita yang ditipu oleh TUHAN selama kita digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, menurut hemat saya. Karena saya tidak pernah porotin saudara, tidak mencari keuntungan dari saudara, saudara sendiri saksinya. Bahkan bendaraha pun saya tidak tahu berapa uang yang dipegangnya, tetapi kalau ia menipu, itu urusannya dengan TUHAN, karena hati ini sudah tulus -- bahaya menghadapi orang tulus, jangan bermain-main. Hanya kepada TUHAN saja kita takut, kepada penjahat dan setan tidak perlu. Takutlah kepada yang membinasakan baik tubuh dan maupun jiwa / nyawa (Matius 10:28).


Jadi, orang-orang yang hidup dalam iman percaya, sekalipun mempunyai kesempatan untuk pulang ke tanah asal, mereka tidak mau pulang ke tanah asal mereka itulah penyembahan berhala dan kenajisan percabulan, sebab mereka rindu tanah air Sorgawi. Kerajaan Sorga jauh melebihi yang ada di bumi ini, jauh melebihi dari apa yang disuguhkan oleh perempuan Babel. Tetapi, ketika seseorang hidup di dalam penyembahan berhala dan hidup dalam kenajisan percabulan, otomatis dia tetap mempertahankan nyawanya (rela mati untuk perkara-perkara lahiriah).


Matius 16:25-26

(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?


Tidak mempertahankan nyawa itulah orang-orang yang hidup dari iman (percaya).

Jadi sekali lagi saya sampaikan, orang yang hidup di dalam penyembahan berhala dan hidup dalam kenajisan percabulan = mempertahankan nyawa, memang mereka berkata: “aku tidak pernah berkabung”, namun itu hanya akal-akalan. Tetapi kita tidak tertipu, karena Firman Allah dengan jelas diterangkan malam ini.


Selanjutnya…

Ibrani 11:17-18

(11:17) Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, 


Di sini kita melihat, TUHAN menuntut, menguji iman Abraham supaya ia mempersembahkan Ishak anak tunggal, anak satu-satunya sekalipun TUHAN sudah berjanji bahwa keturunan Abraham akan sama seperti bintang di langit dan pasir di laut.


Inilah orang-orang yang hidup dengan iman (percaya); ia mempersembahkan segala sesuatunya. Sama seperti Allah Bapa, Ia mempersembahkan Anak-Nya yang Tunggal, anak satu-satunya. Pendeknya, segala yang dimiliki oleh Allah dipersembahkan karena begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal (Yohanes 3:16).

Jadi …..

  • Ishak adalah gambaran dari Yesus Anak Allah.

  • Abraham gambaran dari Allah Bapa.

  • Yakub gambaran dari Roh Allah yang suci.


Saudara, hidup karena iman bukan karena melihat. Kita sangkal diri dan pikul salib di tengah ibadah dan pelayanan ini, datang dari tempat jauh bersusah hati, mengorbankan tenaga, pikiran, waktu bahkan materi (uang) itu tanda kita hidup karena iman.


Firman TUHAN tidak saya panjangkan lagi, mari kita lihat ayat-ayat terakhir…

Pada 1 Samuel 1:15 kita melihat Hana dituduh mabuk anggur, tetapi ia berkata; bahwa ia adalah perempuan yang sangat bersusah hati, namun sekalipun demikian ia tidak mencari pelarian atau pelampiasan dengan mabuk anggur (hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat).


1 Samuel 1:16

(1:16) Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama."


Orang yang mengalami dukacita; senantiasa bergumul dihadapan TUHAN.

Lihatlah Hana; dalam susah hati dan besarnya cemas yang dialami (belum dikaruniai anak) dan sakit hati yang dialami terus bertambah, sehingga ia berbicara begitu lama (tidak berhenti dan tidak merasa lelah dalam menghadapi persoalan).


Jadi, kalau kita bersusah hati dan dukacita, teruslah bergumul dan bergumul dihadapan TUHAN, ibadah pun jangan bolong-bolong; datang hari ini, besok libur, tetapi di sini kita melihat, Hana terus berjuang. 

  • Kalau Paulus berkata; tabah.

  • Kalau Hana; terus berjuang dan terus bergumul dihadapan TUHAN sebelum ada jawaban yang pasti.

Kadang-kadang, jawaban yang pasti belum datang dari TUHAN, kita sudah langsung menuntut hak, baru sedikit bergumul sudah langsung menuntut hak, itukan tidak boleh, tidak baik. Tetapi Hana, sebelum TUHAN menjawab ia terus bergumul dalam segala doa dan permohonan diganti ratap tangis. 


Pemuda, sebelum mendapat pasangan hidup yang seimbang terus bergumul dan berjuang, demikian juga dengan pemudi, jangan ambil jalan pintas. Bukan saja pemuda dan pemudi, kita sebagai orangtua juga dalam menghadapi persoalan / pergumulan / ujian cobaan, dihimpit oleh banyak masalah; teruslah berjuang sampai mendapat jawaban yang pasti dari TUHAN.  TUHAN pasti mendengar doa dan ratap tangis (segala kekuatiran-kekuatiran) yang kita naikkan kepada TUHAN, percaya saja.


1 Samuel 1:17

(1:17) Jawab Eli: "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya."


Jangan pernah berhenti berjuang dalam menghadapi pergumulan sampai TUHAN memberi jawaban. Seperti Hana akhirnya pergi dengan selamat membawa damai sejahtera dan jawaban yang pasti dari TUHAN.

Jangan pergi tetapi tidak selamat, hati-hati saudara, tetaplah tergembala.


Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel membuat kita tabah saat susah hati. Tabah = tetap dan kuat hati. Kemudian kalau kita belajar dari Hana, dia bergumul dan terus bergumul sampai memperoleh jawaban yang pasti dari TUHAN. Jangan kita tertipu dengan perkataan perempuan Babel; “aku tidak pernah berkabung”, itu adalah perkataan akal-akalan supaya kita lepas dari salib, cari ibadah dan pelayanan yang tidak perlu memikul salib dan tidak perlu membawa korban persembahan, tidak perlu menyatu dengan satu penggembalaan; jalan sana jalan sini saja. 

Itulah pernyataan dari perempuan Babel ini, tetapi kita jangan mau ditipu dengan akal-akalan seperti ini saudara.


Oleh Pengajaran salib ini kita sudah didewasakan oleh TUHAN, sehingga mengambil keputusan pun dengan baik. Kita doakan siapapun yang sudah kembali kepada TUHAN, supaya tetap di atas gunung TUHAN, tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Saling bertolong-tolonganlah kita sesuai dengan Galatia 6:2 -- Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Kita semua harus bertolong-tolongan, bukan hanya perkara besar, tetapi perkara kecil sekalipun.


Dalam perjamuan kasih terpancar bahwa kita betul-betul satu keluarga. Bukan hanya sekedar kenal, tetapi betul-betul menjadi keluarga Allah. Dengan bertolong-tolongan kita sudah memenuhi hukum Kristus dengan lain kata; menggenapi semua hukum Taurat. 


Pelajaran saat susah hati dari sisi Paulus; tabah berarti; tetap dan kuat hati. Dari sisi Hana; berjuang dan terus bergumul sampai memperoleh jawaban yang pasti dari TUHAN, sehingga dengan demikian kita tidak terperangkap dalam tipuan dari perkataan perempuan Babel; “aku tidak akan pernah berkabung”.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


No comments:

Post a Comment