IBADAH KAUM MUDA
REMAJA, 28 DESEMBER 2024
STUDY YUSUF
Kejadian 43:16
Subtema:
ALLAH &
PENGANTARA YANG ESA
Shalom.
Pertama-tama
saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh rahmat-Nya kita dimungkinkan
untuk berada di tengah-tengah ibadah Kaum Muda Remaja di malam ini.
Salam
sejahtera dan bahagia di tengah-tengah kita menikmati pembukaan rahasia Firman
Allah.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan yang turut
bergabung dengan penggembalaan GPT Betania Serang Cilegon, Banten, Indonesia,
lewat online atau live streaming, video internet baik itu
dari Facebook, maupun Youtube atau dari media sosial apapun.
Selanjutnya
mari kita sambut Study Yusuf sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah
Kaum Muda Remaja dari Kejadian 43 dan
kita masih membaca ayat 16.
Kejadian
43:16
(43:16) Ketika
Yusuf melihat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada
kepala rumahnya: "Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah
seekor hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan
bersama-sama dengan aku pada tengah hari ini."
Intinya
saudara-saudara Yusuf telah tiba di Mesir sebagai kunjungan yang kedua kalinya.
Kemudian
Yusuf melihat Benyamin ada di tengah-tengah saudara-saudaranya itu.
Perlu
untuk diketahui:
-
Dalam kunjungan yang pertama, saudara-saudara Yusuf tidak membawa
Benyamin ke Mesir = Persekutuan yang belum sempurna (belum lengkap).
- Dalam kunjungan yang kedua, saudara-saudara Yusuf membawa Benyamin ke
Mesir = Persekutuan yang lengkap (sempurna) karena kedua belas anak-anak Yakub
sudah berada di Mesir/semua anggota tubuh tidak ada yang terpisah.
Bukti adanya persekutuan
yang lengkap: Yusuf
mengadakan jamuan bersama-sama dengan saudara-saudaranya di dalam rumahnya
sendiri.
Demikian
juga, Tuhan telah menarik kita dengan dua tangan-Nya yang kuat dan berkuasa,
selanjutnya dihimpunkan di atas gunung Tuhan yang kudus untuk menikmati jamuan
bersama dengan Tuhan sendiri.
Kemudian,
jamuan itu diadakan pada tengah hari berarti pukul 12.00 siang sebab 1 (satu)
hari = terhitung dari pukul 6.00 pagi sampai dengan pukul 6.00 sore. Selanjutnya, kepala rumah Yusuf diperintahkan
untuk mempersiapkan jamuan tengah hari tersebut dengan menyembelih satu ekor hewan.
Satu ekor hewan -> TUHAN
Yesus Kristus yang telah dikorbankan di atas kayu salib.
Jadi
kalau Yesus tidak dikorbankan di atas kayu salib maka ibadah pelayanan ini
tidak mungkin ada, kemudian kita juga tidak mungkin menikmati korban santapan
itulah pengajaran Firman Allah yang murni dan benar lewat Firman Pengajaran
yang rahasianya dibukakan.
Terkait
dengan satu ekor hewan kita membaca
di dalam…
1
Timotius 2:5-6
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
(2:6)
yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu
kesaksian pada waktu yang ditentukan.
Kristus
Yesus adalah satu-satunya yang menjadi
pengantara antara Allah dan manusia, tidak ada yang lain. Itu sebabnya, Ia mengorbankan
(menyerahkan) diri-Nya di atas kayu salib sebagai tebusan bagi semua manusia,
tidak ada yang lain.
Kata
Esa berarti satu (tunggal), tidak dua, tidak ada yang lain.
Contoh
terkait bahwa Alah itu Esa dan Dialah satu-satunya yang menjadi pengantara,
Dialah satu-satunya yang mengerjakan penebusan atas dosa dunia, tidak ada yang
lain, bukan juga berhala.
Contoh
ketika bangsa Israel berdosa oleh karena penyembahan berhala/mendirikan anak
lembu emas tuangan/menjadikan tuhan dua.
Keluaran
32:7-8
(32:7) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah,
turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak
lakunya. (32:8) Segera juga mereka menyimpang
dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak
lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan
korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun
engkau keluar dari tanah Mesir."
Bangsa
Israel telah rusak lakunya. Hal itu Allah beritahukan kepada Musa
Bukti telah
rusak lakunya;
mereka (bangsa Israel) menyimpang dari
jalan TUHAN, sebab:
-
Mereka telah membuat anak lembu tuangan.
-
Mereka sujud menyembah kepada anak lembu tuangan.
-
Mereka mempersembahkan korban kepada anak lembu tuangan.
Kemudian
mereka mengakui bahwa anak lembu tuangan telah menuntun mereka keluar dari
Mesir (tanah perbudakan), dengan lain
kata lembu emas tuangan itu telah menebus mereka dari tanah Mesir (tanah
perbudakan) -- sudah tidak sesuai dengan kebenaran Firman Allah -- telah
menyimpang dari jalan yang TUHAN perintahkan = menyimpang dari jalan Tuhan.
Jalan
Tuhan adalah jalan kebenaran, ditandai dengan darah (dilumuri dengan darah),
mereka menyimpang dari situ. Mereka berkata bahwa anak lembu emas tuangan yang
telah menebus mereka dari perbudakan Mesir. Jadi seolah-olah ada dua Tuhan,
padahal Allah itu esa.
Mengapa
mereka mengklaim allah itu dua? Karena telah rusak lakunya.
Jadi
orang yang mendua hati tanda telah rusak
lakunya, Alkitab yang berkata.
Ciri-ciri menyembah berhala:
1.
Menjadi pengejek-pengejek.
Keluaran 32:1
(32:1)
Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung
itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya:
"Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab
Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak
tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
Bangsa Israel menganggap Musa
mengundur-undurkan turun dari gunung berarti seolah-olah Musa menunda-nunda untuk
turun dari gunung Sinai. Itu adalah tabiat dari pengejek-pengejek.
Lebih jauh kita melihat tentang
pengejek-pengejek di dalam.
2 Petrus 3:3-4 -- Perikop: "Hari TUHAN"
(3:3)
Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil
pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup
menuruti hawa nafsunya. (3:4) Kata
mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak
bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada
waktu dunia diciptakan."
Di hari-hari terakhir ini akan tampil banyak
pengejek-pengejek, mereka tidak percaya
terhadap janji tentang kedatangan TUHAN kembali untuk yang kedua kalinya. Sama seperti kondisi rohani dari
bangsa Israel di dalam Keluaran 32:1,
menganggap bahwa Musa mengundur-undurkan dirinya untuk turun dari Gunung Sinai
dan tidak mau tahu dengan apa yang dikerjakan Musa di atas gunung Sinai,
padahal Musa sedang bersekutu dengan Tuhan, mereka tahu itu, tetapi mereka
mengatakan; “Kami tidak tahu apa yang
terjadi dengan dia.” Itu bukti bahwa bangsa Israel adalah
pengejek-pengejek.
Demikian juga di hari-hari terakhir ini,
akan banyak tampil pengejek-pengejek, mereka tidak percaya terhadap janji tentang
kedatangan Tuhan ke dunia ini untuk yang kedua kalinya. Apalagi sekarang ini
sudah lewat 2000 tahun yang ketiga bahkan sudah lewat 24 tahun dan hampir masuk
pada tahun 2025.
Adapun alasan tidak percaya terhadap
janji TUHAN: Langit, bumi, dan segala isinya masih tetap utuh (tidak rusak/tidak
hancur); sama seperti sedia kala, seperti semula Tuhan menciptakan langit dan
bumi.
Perlu untuk diketahui: Janji Firman
Allah sebenarnya adalah "Ya" dan "Amin"
2 Korintus 1:19-20
(1:19) Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami
beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius,
bukanlah "ya" dan "tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia
hanya ada "ya". (1:20)
Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya
oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.
Pengajaran salib bukanlah ya, tetapi dalam kesempatan yang lain tidak, tetapi sebenarnya di dalam
Pengajaran salib hanya ada Ya. Jadi janji Firman Allah adalah Ya dan Amin, maka
untuk janji Firman Allah kita semestinya berkata “Amin”, jangan lagi berkata; “Dimana
janji kedatangan Tuhan? Dimana janji pemulihan? Dimana janji berkat Tuhan?”
Jangan lagi. Justru apapun yang dijanjikan oleh Tuhan kita harus berkata; “Ya.” dan “Amin” Sebab itu sarana untuk memuliakan Allah.
Kita akan buktikan Firman Allah adalah
Ya dan Amin di dalam…
Wahyu 21:1-2 -- Periko: "Langit yang baru dan bumi yang baru”
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang
baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu,
dan laut pun tidak ada lagi. (21:2)
Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari
Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Langit dan bumi yang pertama satu kali
akan berlalu, bahkan lautpun tidak ada lagi, sebab akan diganti dengan langit
dan bumi yang baru itulah Yerusalem yang baru; itulah Mempelai Perempuan Tuhan,
turun dari Sorga, dari Allah yang
berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Ini janji Firman Tuhan, dan terhadap
janji Firman Tuhan ini kita harus berkata “Ya” dan “Amin.”
Jadi tidak usah ragu, jangan kita
sepertinya datang menghadap Tuhan, tetapi terhadap janji Firman Tuhan, kita
ragu, sama saja dia telah dikuasai oleh roh pengejek, dan memang di hari-hari
terakhir akan tampil banyak pengerjek-pengejek, ragu dengan janji Firman Tuhan,
ragu dengan berkat Tuhan, ragu dengan pertolongan Tuhan, ragu terhadap kedatangan
Tuhan untuk yang kedua kali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga. Tetapi kita
tidak ragu saudara, karena kita sudah dilepaskan dari roh pengejek-pengejek.
2 Petrus 3:5-7
(3:5)
Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada
sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, (3:6) dan bahwa oleh air itu, bumi
yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. (3:7) Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang
terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan
orang-orang fasik.
Pengejek-pengejek tidak mau tahu bahwa
Firman Allah berkuasa;
- Menciptakan
langit dan bumi serta segala isinya.
- Oleh
Firman Allah langit dan bumi yang sekarang ini terpelihara untuk hari
penghakiman.
Sebab itu pengejek-pengejek sibuk
mendirikan patung berhala, sibuk menduakan hati Tuhan.
Banyak tuhan-tuhan kecil dijadikan
berhala yang disembah manusia, umpama sibuk dengan pekerjaan, bisnis, kuliah, dan
lain sebagainya, itulah yang disebut pengejek-pengejek.
Mengapa orang menduakan hati Tuhan
padahal Allah itu Esa dan satu-satunya pribadi yang mengerjakan penebusan dan pendamaian
di atas kayu salib? Mengapa diabaikan hal itu? Karena dia dikuasai oleh roh
pengejek. Dia tidak percaya bahwa Firman Allah sudah menciptakan langit dan
bumi, dia tidak percaya bahwa Allah adalah Firman Allah, pada akhirnya akan
mengadakan penghakiman terhadap orang-orang fasik, itulah pengejek-pengejek, yang
tidak percaya terhadap kedatangan Tuhan, satu kali, mereka akan dilemparkan ke
dalam api neraka. Memang untuk sesaat (sementara waktu) hidupnya masih
terpelihara sampai hari ini. Tetapi ingat hari penghakiman ada, orang-orang
yang jatuh pada penyembahan berhala, menyembah dua tuhan, satu kali akan dilemparkan
ke dalam api neraka. Ingat itu, kita harus takut akan Tuhan.
Pertanyaannya; Mengapa pengejek-pengejek tidak mau tahu
dengan semua itu?
2 Petrus 3:3
(3:3) Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada
hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya,
yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.
Jawabnya; karena
pengejek-pengejek ternyata hidup menurut hawa nafsu dan keinginan-keinginan
daging yang jahat. Andaikata mereka dikuasai oleh Roh Tuhan maka tentu saja Roh
Tuhan yang akan memimpin kehidupan mereka, juga menghimpunkan mereka di atas
gunung Tuhan yang kudus sehingga betul-betul mereka mengakui bahwa Allah itu
Esa, kemudian mereka menyembah kepada Allah yang esa, serta mengakui bahwa
Allah satu-satunya yang telah mengerjakan penebusan dan penyelamatan atas dunia
ini. Ayat referensi mengenai hidup menurut hawa nafsu ada di dalam Galatia 5:19-21.
Ciri-ciri menyembah berhala:
2.
Melepaskan anting-anting yang ada pada telinga mereka.
Artinya tidak dengar-dengaran kepada Firman TUHAN Yesus Kristus.
Keluaran 32:3
(32:3)
Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada
telinga mereka dan membawanya kepada Harun.
“Bangsa itu
menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga.”
Padahal, dengar-dengaran adalah salah
satu perhiasan rohani yang indah dan mulia dihadapan TUHAN. Perhiasan rohani
semacam ini sangat mahal nilainya, berharga dihadapan Tuhan. Apa yang membuat
kita jadi berharga? Karena dengar-dengaran.
Kenapa manusia duniawi seperti Esau
tidak berharga? Karena dia tidak dengar-dengaran.
Ayo kaum muda remaja, buatlah hidup mu bernilai
tinggi atau lebih berharga dari emas tua manapun di bumi ini. Maka mau tidak
mau kita harus dengar-dengaran, jangan susah diatur. Untuk dengar-dengaran ini
kita harus berjuang dan menangis sebentar di kaki salib.
Padahal perlu untuk diketahui, letak
keberhasilan seseorang, itu juga bisa terjadi apabila ia dengar-dengara kepada
Allah bukan kepada suara daging. Coba kalau kita dengar-dengaran kepada Firman
Allah pasti berhasil walaupun tidak masuk di akal. Tetapi percayalah, bagi
Tuhan tidak ada yang mustahil. Mungkin bagi manusia perkara itu sulit untuk
dikerjakan sampai tuntas, tetapi bagi Firman Tuhan Allah tidak ada yang
mustahil, bagi yang dengar-dengaran terhadap Firman Tuhan Allah tidak ada yang
mustahil karena dalam Roma 4:17;
Firman Allah berkuasa untuk menciptakan yang tidak ada menjadi ada bahkan yang
mati saja dihidupkan kembali. Mungkin bagi mu itu terlalu sulit, tetapi kalau
percaya kepada Firman Allah, tidak ada yang mustahil bagi Firman Allah.
Saya berikan contoh; saya sering kali
mengalami hal yang sama, terkhusus dalam pelayanan pemberitaan Firman, saya
sering kali mengatakan saya tidak sanggup menyampaikan study Yusuf ini. Karena
kisah ini merupakan nubuatan maka diperlukan penyerahan yang besar, karena nubuat,
tidak bisa diselami oleh akal dan pikiran manusia secara khusus untuk Ibadah
Kaum Muda Remaja dari Study Yusuf. Juga dalam pelayanan pemberitaan Firman
untuk Ibadah Raya Minggu dari Kitab Wahyu, terlalu sulit rasanya secara
manusiawi.
Lalu yang terakhir, ada kesaksian lagi
khusus untuk pelayanan pemberitaan Firman untuk kebaktian Natal Persekutuan
Pengajaran Pembangunan Tabernakel yang telah kita kerjakan di awal bulan
Desember, tanggal 3-4 Desember, hari Selasa dan Rabu, dua hari tiga kali ibadah
pelayanan. Jauh sebelum hari H, kita sudah mengadakan doa bersama di Serang,
lalu menurut pemikiran saya pada waktu itu yang harus disampaikan adalah
tentang “kasih persaudaraan.” Lalu istri saya (ibu rohani) mengatakan; “itu
baik tetapi sekarang ini sudah seharusnya gereja Tuhan dipimpin oleh Tuhan,
maka sebaiknya hal itu harus disampaikan.” Lalu saya kembali bertanya dari
mana? Istri saya menjawab dari Injil Matius
2:6 untuk dijadikan sebagai tema natal. Lalu berhari-hari bahkan
berbulan-bulan, ada beberapa bulan sebelum hari H, saya menangis di kaki salib,
dan berkata; “Tuhan ini terlalu sulit untuk saya sampaikan, saya tidak tahu apa
makna dari Matius 2:6 secara detail,
bagian-bagiannya mungkin bisa, tetapi terkait soal pemimpin ini bagaimana
caranya Tuhan? Mungkin mustahil bagi pemikiran saya sebagai manusia biasa, namun
saya menyerah kepada Tuhan, dengan penuh tetesan air mata di ujung kaki
salib-Nya.
Dan menjelang kebaktian Natal PPT, tanggal
3-4 Desember 2024, hari selasa dan Rabu Desember yang lalu, detik detik
terakhir justru semua semakin terang benderang, jadi sangat menegangkan sekali
bagi saya pada waktu itu. Tetapi pada detik-detik terakhir, semua disingkapkan
oleh Tuhan, semua diterangkan oleh Tuhan sendiri dan benar bagi Tuhan tidak ada
yang mustahil. Kepada janji Firman Tuhan kita katakan “Ya” dan “Amin” dan bagi
orang yang percaya, tidak ada yang mustahil.
Jadi sekali lagi saya sampaikan dengan
tandas, letak keberhasilan seseorang ternyata bukan pada kekuatan, bukan pada
kelebihan, bukan pada kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, namun letaknya
ternyata ada pada penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak
Allah, berarti dengar-dengaran. Di situ letak keberhasilan.
Jangan lepaskan anting-anting emas
rohani mu, tetaplah dengar-dengaran, walaupun merasa tidak mampu, tidak masuk
akal untuk dikerjakan, jangan menyerah. Walaupun nanti kita ada pada situasi
yang sangat menegangkan, tetapi percayalah dengan kesaksian ini, kita semua
mengalami pengalaman yang sama walaupun beda cerita hidup.
Matius 26:39
(26:39)
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku,
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah
seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Terhadap kehendak Allah, Yesus berkata; “Ya Bapa-Ku.” Menunjukkan bahwa Yesus
adalah pribadi yang dengar-dengaran. Kehendak Allah Bapa adalah Yesus harus
turun dari sorga ke bumi dan harus menjadi manusia supaya Ia menderita sengsara
bahkan mati di atas kayu salib, itukan sesuatu yang sangat sulit dan yang
tersulit diantara yang paling sulit yang ada di atas muka bumi ini, tetapi
pekerjaan yang sulit (kehendak Allah) ini Yesus berkata; “Ya Bapa.” Berarti
Yesus dengar-dengaran.
Yang dikerjakan Yesus, Anak Allah itu
adalah kehendak Allah, itu pekerjaan yang sulit, lebih sulit dari antara semua
yang paling sulit di atas muka bumi ini.
Umpama, diantara kita ada guru
matematika, dia katakan sulit untuk menjadi guru matematika. Kemudian saya mau
tanya, mana lebih sulit menjadi guru matematika atau mati di atas kayu salib? Jawab
dulu, mana yang lebih sulit menjadi guru matematika atau melakukan kehendak
Allah? Jelas jawabnya adalah melakukan kehendak Allah (mati di atas kayu salib).
Ayo lakukanlah Firman Tuhan, nanti ke
depan hasil dari kehendak Allah akan dinyatakan oleh Tuhan dalam kemuliaan.
Yesus sudah terlebih dahulu melakukannya.
Allah berkata; “Lakukan kehendak Bapa”, Yesus menjawab; “Ya Bapa.”, Dia tidak
berkata, sulit Bapa, sakit Bapa, susah hati ini Bapa, tidak ada kata-kata
begitu, tetapi Yesus langsung menyahut dengan perkataan; “Ya Bapa.” Hal ini
menunjukkan bahwa Yesus adalah pribadi yang dengar-dengaran. Berarti Dia memiliki
perhiasan rohani (anting-anting rohani) yang sejati.
Yohanes 19:30
(19:30)
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai."
Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Sesudah meminum anggur asam, Yesus
berkata; “Sudah Selesai.” Itu berarti;
Ia telah berhasil menyelesaikan pekerjaan Allah dengan tuntas setuntas
tuntasnya dan baik (sempurna).
Jadi tidak usah ragu dan bimbang, kalau
engkau sudah dipanggil oleh Tuhan, kerjakan pekerjaan Tuhan sampai selesai,
sampai mati di situ. Jangan undur seperti Orpa, akhirnya ia kembali kepada
berhala dan kenajisan percabulan.
Yesus berhasil, Yesus diberkati oleh
Tuhan. Kalau kita juga berhasil menyelesaikan pekerjaan Allah sampai tuntas,
kita diberkati oleh Tuhan.
Apa tanda kita diberkati? Segala doa dan
permohonan didengarkan oleh Tuhan. Jangan permohonan kita ingin didengar,
tetapi kehendak Tuhan kita abaikan. Apa yang Tuhan mau kita harus dengar juga
supaya Tuhan mendengar apa yang kita mau, ada hubungan timbal balik, simbiosis
mutualisme.
Dimana ayat yang menunjukkan menguntungkan
kedua belah pihak? Ada ayatnya di dalam…
Ibrani 5:7
(5:7)
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan
permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup
menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Karena ketaatan dan kesalehan Yesus, maka doa-doa (permohonan) Yesus yang
dinaikkan kepada Bapa didengar oleh Bapa.
Berada dalam keadaan sulit, tetapi tidak
mau dengar-dengaran kepada Allah Bapa. Jadi yang mempersulit diri adalah bilamana
anting-anting emas itu telah dilepaskan.
Letak keberhasilan itu kalau kita
dengar-dengaran. Maka kalau dengar-dengaran ada hubungan timbal balik. Dari
hubungan timbal balik ini, terjadilah saling menguntungkan dari kedua belah
pihak disebutlah ini simbiosis mutualisme.
Jadi seorang imam melayani pekerjaan
Tuhan tidak sia-sia, tanda keberhasilan sudah ada si situ.
Ibrani 5:8-9
(5:8)
Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah
diderita-Nya, (5:9) dan sesudah
Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang
abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
Singkat kata; misi penyelamatan telah
dikerjakan oleh Yesus Kristus, Anak Allah dengan TUNTAS.
Jadi jangan berhenti di tengah jalan,
apapun yang dipercayakan oleh Tuhan kepada kita, kerjakan saja. Demikian juga
kaum muda remaja, apapun yang dipercayakan oleh atasan (pimpinan) mu, tempat
engkau bekerja, kerjakan saja, nanti ada Roh penolong dikirim oleh Tuhan.
Jadi misi penyelamatan itu dikerjakan
oleh Yesus sampai tuntas, hasilnya nanti dipermuliakan, buktinya apa?
1 Petrus 1:10-12
(1:10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti
oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan
bagimu. (1:11) Dan mereka meneliti
saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus,
yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala
penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang
menyusul sesudah itu. (1:12)
Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka
sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan
sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang
diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang
ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Jadi saudara, tidak usah ragu, ayo
kerjakanlah keselamatan itu dengan takut dan gentar walaupun tidak masuk akal, nanti
Roh Kristus menolong mu, Tuhan akan kirim Roh penolong itu bagi mu.
Lihat, perlu untuk diketahui, dibalik
salib Tuhan sudah sediakan satu kemuliaan. Sesudah sengsara maka kemuliaan
menyusul, bukan disusul oleh kesusahan, tetapi kemuliaan Allah. Percayalah
terhadap Firman Allah, Firman itu ya dan amin.
Jangan percaya dengan logika mu, pengertian
mu, dan jangan karena sengsara mu, penderitaan mu, kesusahan mu, kesulitan di
hati mu, perasaan daging mu, justru itu menyudutkan mu nanti.
Doa dan harapan saya kiranya Roh Kristus
memberi kekuatan kepada kita semua.
Kita kembali untuk
membaca kisah anak lembu emas tuangan.
Keluaran 32:9-10
(32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat
bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk.
(32:10) Oleh sebab itu biarkanlah
Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka,
tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."
TUHAN juga
memberitahukan kepada Musa bahwasanya bangsa Israel adalah bangsa yang tegar
tengkuk.
Tegar tengkuk =
tidak mau menundukkan kepalanya dihadapan TUHAN. Tegar tengkuk (leher beton),
tidak ada ketundukan kepada Tuhan, tidak ada kepasrahan kepada Tuhan.
Biasanya orang
yang tidak tunduk/tidak ada kepasrahan kepada Tuhan karena logikanya (rasio/akalnya)
lebih dominan daripada iman percayanya kepada Tuhan.
Saudara, kehidupan
semacam ini pantas dihukum dan dibinasakan. Mungkin tidak binasa, tetapi
hukuman akan dia terima.
Apa hukumannya?
kesulitan dan sengsara akan diderita setiap hari sampai selama-lamanya. Mengapa
demikian? Karena kalau seseorang melepaskan dirinya dari keadaan sulit, tidak
berjuang, ketika berjumpa lagi di tempat yang baru dalam keadaan sulit, maka
dia akan terus seperti itu dikejar bayang-bayang kesulitan terus. Ini harus
diperhatikan dengan sungguh-sungguh, tidak boleh menyerah dengan keadaan.
Selama kita
hidup di bumi ini, jangan berpikir, pergumulan akan berlalu begitu saja, tidak
akan.
Selama kita
mendiami kemah tubuh ini sengsara dan derita tidak akan pernah jauh dari kita.
Selama kita menjadi penumpang di bumi ini, pergumulan demi pergumulan terus akan
kita hadapi silih berganti (2 Korintus
5:2), itu tidak akan mungkin berlalu begitu saja, sebelum langit dan bumi
yang pertama ini berlalu. Barulah nanti di langit dan bumi yang baru, segala keluh
kesah, dukacita, perkabungan, dan ratap tangis tidak ada lagi (Wahyu 21:4).
Jadi, selama
kita ada di bumi ini, kita senantisa banyak mengalami penderitaan karena
banyaknya pergumulan. Jadi jangan lari dari kenyataan hidup, nanti akan ada hukuman
(murka). Hadapi saja, jangan hidup dalam bayang-bayang kesulitan.
Sekali lagi saya
sampaikan, tunduk dan pasrah itu yang jauh lebih penting dari segala-galanya.
Tetapi lihat bangsa Israel, mereka tegar tengkuk (leher beton), mereka tidak
mau menundukkan diri dihadapan Tuhan, tidak hidup di dalam kepasrahan.
Keluaran
32:11-13
(32:11) Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN,
Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap
umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar
dan dengan tangan yang kuat? (32:12)
Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud
menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan
membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala
itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu. (32:13) Ingatlah kepada Abraham,
Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah
bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan
membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah
Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk
selama-lamanya."
Musa tampil
sebagai pengantara untuk memperdamaikan dosa bangsa Israel kepada Allah.
Musa adalah satu
dari antara tiga manusia ilahi, antara lain:
1.
Henokh gambaran dari
Allah Bapa.
2.
Musa gambaran dari
Yesus Anak Allah.
3.
Elia gambaran dari Roh
El-Kudus/Kristus.
Jadi dari sini
kita bisa melihat; Musa adalah gambaran dari pribadi Yesus Kristus yang menjadi Pengantara antara Allah
dan manusia.
Maka kalau ada
orang berbuat dosa, kita lihat di dalam…
1
Yohanes 2:1-2
(2:1) Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu,
supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita
mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (2:2) Dan Ia adalah pendamaian
untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa
seluruh dunia.
Dari
sini kita melihat bahwa bangsa Israel ini betul-betul diperhatikan oleh Tuhan.
Di tengah-tengahnya ada seorang pengantara untuk mengerjakan penebusan dan
pendamaian atas dosa bangsa Israel.
Sesungguhnya
kita ini paling beryukur kepada Tuhan.
Keluaran
32:14
(32:14)
Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas
umat-Nya.
Jadi
kalau hari ini kita masih diberi kesempatan untuk datang menghadap Tuhan di
tengah-tengah ibadah kaum muda remaja, itu karena Tuhan masih menyatakan belas
kasih. Tuhan menyesal itu belas kasih. Kalau Tuhan menghukum orang yang berdosa
pada saat itu juga berarti Tuhan tidak memiliki belas kasih, tidak ada rasa
penyesalan. Kita ini sering kali hidup di dalam dosa, apalagi dosa tidak
dengar-dengaran bukan? Tetapi Tuhan masih menyatakan belas kasih-Nya. Mengapa? Karena
Yesus adalah Imam Besar Agung, Dia adalah pengantara, tugasnya mengadakan
pendamaian atas dosa, akhirnya sampai hari ini manusia berdosa mendapat
kesempatan untuk datang menghadap Tuhan dalam pertemuan-pertemuan ibadah,
termasuk pertemuan ibadah kaum kaum muda remaja di malam ini. Puji Tuhan,
hosana bagi sang Raja, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, karena
Dia merasakan belas kasih, penyesalan dari Allah seperti Allah menyesal
terhadap bangsa Israel terhadap rancangan yang akan dijatuhkan-Nya.
Keluaran
32:15-16
(32:15) Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari
gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada
kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah. (32:16) Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah
tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.
(32:17) Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia
kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan." (32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan
bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang
menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar." (32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak
lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa;
dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki
gunung itu.
Singkat
kata; akhirnya Musa turun dari gunung Sinai. Namun ketika mendekat ke
perkemahan bangsa Israel, ia melihat:
1.
Anak lembu emas
tuangan.
2.
Orang
menari-nari tanda kesukaan yang datang dari berhalanya.
Melihat
semua perkara itu, akhirnya dua loh batu di tangan Musa dipecahkan di kaki
gunung Sinai. Artinya bagi kita sekarang, Yesus turun dari Sorga dan menjadi
manusia untuk menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib =
memecah-mecahkan segenap hidupnya di atas kayu salib.
Ketika
Yesus memecah-mecahkan segenap hidupnya di atas kayu salib sebenarnya itu
adalah kasih Allah kepada manusia berdosa.
Perlu
untuk diketahui; isi dari dua loh batu tertulis sepuluh hukum Allah. Dengan
rincian;
-
Hukum
yang pertama sampai dengan hukum yang keempat ditulis pada loh batu yang pertama
= kasih kepada Allah.
-
Hukum
yang kelima sampai dengan hukum yang kesepuluh ditulis pada loh batu yang kedua
= kasih kepada sesama manusia.
Jadi
inti dari sepuluh hukum hanya satu, yaitu; kasih.
Jadi
siapa yang menebus dosa manusia? Siapa yang menebus berhala dari pada bangsa
Israel? Jawabnya; Allah satu-satunya, tidak ada yang lain.
Jadi
di awal tadi kita sudah melihat bagaimana Yusuf mengadakan jamuan makan pada
tengah hari bersama-sama dengan saudara-saudaranya, hal itu terwujud, Yusuf memerintahkan
kepala rumahnya untuk menyembelih seekor hewan, tidak dua.
Tentu
lewat Ibadah Kaum Muda Remaja, kita ada jamuan bersama dengan Tuhan supaya kita
tahu peristiwa ini.
Jadi
jangan sampai tidak mau tahu, pokoknya beribadah beribadahlah di situ, pokoknya
saya ada di tengah-tengah ibadah itu dan orang melihat saya beribadah. Tetapi
ingat tanpa pengetahuan kerajinan di tengah ibadah tidak baik (Amsal 19:2).
Singkat
kata; nubuatan Kejadian 43:16, kita harus
tahu maknanya supaya kerajinan di tengah ibadah ini tidak menjadi sia-sia.
Tetapi puji Tuhan, oleh kemurahan Tuhan, nubuatan dari Kejadian 43:16 malam ini sudah diterangkan oleh Tuhan bagi kita
semua.
Markus
12:29-32
(12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu
dan dengan segenap kekuatanmu. (12:31)
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum
ini." (12:32) Lalu kata ahli
Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia
esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
Tuhan
itu esa = satu (tunggal) berarti tidak dua atau tidak ada yang lain. oleh sebab
itu, kita harus;
Yang pertama: Mengasihi Tuhan, dengan:
-
Segenap hati.
Itu berarti, tidak setengah hati / tidak
mendua hati.
-
Segenap jiwa (soul).
Jadi ibadah ini harus dijiwai, ada
dijiwa kita. Jangan datang beribadah, tetapi tidak merasa memiliki ibadah itu.
Pelayan-pelayan ada di tengah-tengah
ibadah, apapun yang dikerjakan harus merasa memiliki. Itu namanya ibadah
pelayanan sudah harus ada di jiwa.
Jiwailah apapun yang engkau kerjakan.
Jangan engkau menjiwai manusia cepat, menjiwai teman mu cepat, menjiwai atasan
mu cepat, menjiwai orang kaya supaya engkau mendapatkan cipratan-cipratan
cepat, mungkin keluarga mu kaya engkau jiwai dia supaya mendapat cipratannya
cepat, tetapi ibadah dan pelayan engkau tidak jiwai, tidak merasa memiliki,
engkau hanya sekedar datang saja, itu tidak benar. Tetapi tanda kita mengasihi
Tuhan harus dengan segenap jiwa.
-
Segenap akal
budi.
Artinya kalau melayani kerahkan akal
budi mu, pikiran sehat mu. Jangan melayani (bekerja) di tengah pelayanan hanya
sekedar. Kemudian tidak mampu menghadapi tantangan (rintangan) di tengah ibadah
pelayanan karena tidak mengasihi Tuhan dengan segenap akal. Padahal Tuhan memberikan
akal supaya kita mengasihi Tuhan dengan segenap akal.
-
Segenap
kekuatan.
Artinya jangan bermalas-malasan. Tuhan
berikan kesehatan dan kekuatan supaya kita gunakan untuk mengasihi Tuhan,
jangan bermalas-malasan. Jangan suka melipat tangan, jangan suka duduk, jangan menjadi
kristen penonton, orang lain berkerja dengan kekuatannya, engkau diam, kekuatan
mu engkau simpan-simpan, itu sama dengan memboroskan harta pada siang hari.
Kalau harta diboroskan, ketika Tuhan
datang harta habis, maka tidak lagi sarana untuk membawa kita masuk ke dalam
Kerajaan Sorga.
Yang kedua: Mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Berarti
apa yang kita harapkan dari sesama, sudah harus kita lakukan seperti yang kita
harapkan kepada sesama kita. Itu namanya mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Kalau engkau mengharapkan yang baik dari sesama mu, lakukan yang baik kepada
sesama mu. Kalau engkau memperlakukan diri mu dengan baik, maka perlakukan juga
orang lain dengan baik supaya engkau terima yang baik. Kemudian, jangan putus
asa melihat kesalahan orang lain, jangan putus asa melihat kebebalan orang
lain, jangan putus asa melihat kebodohan orang lain. Tetapi biarlah kiranya
kita mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Memang
kalau melihat orang bebal, rasanya ingin kita cueki saja, ingin kita abaikan
saja, bahkan ingin kita singkirkan saja. Tetapi tidak seperti itu, kasihi dia
seperti diri sendiri.
Siapa
yang merasa bebal di sini? Siapa yang sering kali mengulangi kesalahan sebagai
perbuatan bodoh? Bagaimana? Apa Tuhan langsung singkirkan, depak, dan tendang
kita semua? Tidak kan saudara, kalau seperti itu rusaklah pelayanan ini.
Demikian
juga saya sebagai gembala, seperti apapun kebodohan-kebodohan yang terjadi,
saya harus tetap mengasihi seperti diri sendiri, tidak lantas saya tendang dan
buang begitu saja, tetapi masih terus diberi kesempatan untuk melayani.
Tuhan
itu baik, bersyukurlah kepada Tuhan karena kasih-Nya besar kepada kita semua.
Tetapi
lihatlah, ketika laku bangsa Israel rusak dihadapan Tuhan, mereka;
-
Mendirikan
patung lembu emas tuangan.
-
Menyembah kepada
lembu emas tuangan.
-
Rela berkorban untuk berhala.
Untuk aktivitas di bumi, untuk
berhala-berhala, banyak orang Kristen di bumi berkorban. Untuk pekerjaan kita rela
berkorban, untuk bisnis kita berkorban, untuk berhala yang lain kita berkorban,
bahkan untuk apapun di bumi kita seringkali berkorban. Tetapi untuk Tuhan yang
harus kita sembah, separuh dari pengorbanan kepada berhala, kadang-kadang tidak
ada, tidak nampak, tidak dipersembahkan.
Tetapi
lihatlah, Tuhan turun ke bumi menjadi manusia, untuk menderita sengsara bahkan
mati di atas kayu salib untuk memecah-mecahkan segenap hidupnya di atas kayu
salib, itulah kasih Allah kepada manusia.
Jadi
karena Allah itu esa, marilah kita mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap
jiwa, segenap akal budi, dan segenap kekuatan kita. Juga mengasihi sesama
seperti diri sendiri. Mengapa? Karena Tuhan sudah lebih dahulu mengasihi kita.
Dan karena itu juga kita harus mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Ingat
saudara, kesalahan kita di masa lalu, rela berkorban kepada berhala. Tetapi
separuh dari pengorbanan kita kepada berhala tidak kita persembahkan kepada
Tuhan, betapa egoisnya kita dihadapan Tuhan. Tidakkah hancur hati mu melihat
kebaikan Tuhan? Tuhan turun dari gunung-Nya, Gunung Sion, Gunung Allah yang
kudus, dari sorga-Nya, untuk menjadi manusia; menderita sengsara bahkan mati di
atas kayu salib. Kalau Allah tetap di sorga, tidak mungkin menderita. Tetapi
Tuhan turun dari sorga untuk menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib.
Itulah kasih Allah.
Tetapi
tetap saja, bangsa Israel tegar tengkuk, tidak mau menundukkan diri dihadapan
Allah, tidak hidup di dalam kepasrahan kepada Allah, ini suatu kesombongan yang
sangat besar, yang tidak disadari banyak orang Kristen. Tetapi lihatlah, Yesus
sudah memecahkan segenap hidupnya di atas kayu salib.
Kemudian
banyak juga orang Kristen menari-nari tanda kesukaan, tetapi datangnya dari
penyembahan berhala. Untuk dosa inipun Tuhan sudah memecahkan segenap hidupnya
di atas kayu salib.
Jadi,
kita harus akui malam ini bahwa Allah itu esa. Esa pula Dia yang mengerjakan
penebusan dan pendamaian atas dosa kita.
Mari
kita kasihi Tuhan dengan segenap hari, segenap jiwa, segenap akal budi, dan
segenap kekuatan. Kasihi juga sesama manusia seperti diri sendiri, jangan putus
asa dengan kebebalan orang lain.
Markus
12;33-34
(12:33) Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan
dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi
sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua
korban bakaran dan korban sembelihan."
(12:34)
Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata
kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan
seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Mengasihi
Tuhan dan mengasihi sesama jauh lebih utama dari semua pengorbanan mu. Kemudian,
kalau kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal
budi, dan segenap kekuatan serta mengasihi sesama seperti diri sendiri, ingat
kita tidak jauh dari Kerajaan Allah.
Melayani
Tuhan dan pekerjaan Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi,
dan segenap kekuatan maka kita tidak jauh dari Kerajaan Sorga, kita sudah dekat
dengan Kerajaan Sorga, maka jangan cepat putus asa.
“Dan seorang pun
tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.” Berarti
keinginan daging sudah berhenti (tidak lagi bersuara) dan juga tidak hidup di
dalam penyembahan berhala.
Tidak
ada lagi yang berani menanyakan, berarti tidak ada lagi suara daging karena
sudah masuk dalam pengalaman kematian dan tidak lagi hidup di dalam penyembahan
berhala.
Jadi
inilah nubuatan Kejadian 43:16,
supaya jamuan makan bersama-sama dengan saudara-saudara Yusuf terwujud, maka
Yusuf memerintahkan kepala rumah Yusuf untuk menyembelih seekor hewan. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U, Sitohang
No comments:
Post a Comment