KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, January 8, 2025

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 04 JANUARI 2024

 


IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 04 JANUARI 2024

 

STUDY YUSUF

KEJADIAN 43:16

 

Subtema: TENANG SAJALAH, JANGAN TAKUT

 

Shalom…

Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, oleh kaerna kemurahan hati Tuhan kita dihimpunkan oleh Tuhan di atas gunung Tuhan yang kudus, datang menghadap Tuhan lewat Ibadah Kaum Muda Remaja di malam ini.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT Betania lewat online (live streaming), atau lewat video internet baik Youtube maupun Facebook, dan media sosial lainnya, dimanapun saudara berada. Kiranya damai sejahtera dari sorga turun memenuhi kehidupan kita masing-masing, memberi satu sukacita dan bahagia saat kita duduk dekat kaki Tuhan untuk mendengarkan Firman Tuhan.

 

Selanjutnya, mari kita sambut Study Yusuf sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja.

Sekarang kita akan membaca Kejadian 43.

Kejadian 43:16-17

(43:16) Ketika Yusuf melihat Benyamin bersama-sama dengan mereka, berkatalah ia kepada kepala rumahnya: "Bawalah orang-orang ini ke dalam rumah, sembelihlah seekor hewan dan siapkanlah itu, sebab orang-orang ini akan makan bersama-sama dengan aku pada tengah hari ini." (43:17) Orang itu melakukan seperti yang dikatakan Yusuf dan dibawanyalah orang-orang itu ke dalam rumah Yusuf.

 

Yusuf akan mengadakan jamuan pada tengah hari bersama-sama dengan saudara-saudaranya di rumahnya sendiri.

Kemudian, kepala rumah Yusuf melakukan seperti yang dikatakan Yusuf. Lalu saudara-saudara Yusuf itupun akhirnya di bawa masuk ke rumah Yusuf.

 

Kejadian 43:18A

(43:18) Lalu ketakutanlah orang-orang itu, karena mereka dibawa ke dalam rumah Yusuf.


Tetapi, saudara-saudara Yusuf mengalami ketakutan karena dibawa masuk ke dalam rumah Yusuf.

 

Yesaya 8:13

(8:13) Tetapi TUHAN semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus; kepada-Nyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus kamu gentar.

 

Takut dan gentar hanyalah kepada TUHAN bukan kepada manusia.

Alasan kongkret takut akan TUHAN: oleh karena kekudusan TUHAN.

Jadi takut dan gentar hanya berlaku kepada Tuhan, tidak berlaku kepada siapapun, baik kepada manusia maupun kepada setan.

Tetapi takut dan gentarlah kepada Tuhan karena kekudusan Tuhan itu sendiri.

 

Roma 8:15

(8:15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

 

Jadi yang menyebabkan seseorang takut, yang semestinya tidak takut adalah roh perbudakan. Roh perbudakan ini disebut juga hamba dosa.

 

Kalau seseorang hidup benar dan suci, sungguh-sungguh menyerahkan dirinya kepada Tuhan, maka dia tidak perlu takut karena Tuhan pasti membela dia. Tetapi yang menyebabkan seseorang menjadi takut adalah roh perbudakan, dengan lain kata; dia menjadi hamba dosa sama seperti saudara-saudara Yusuf, setelah dibawa ke dalam rumah Yusuf mereka menjadi takut, padahal tujuan mereka dibawa oleh kepala rumah Yusuf adalah supaya mereka menikmati jamuan bersama dengan Yusuf tepat pada tengah hari, tidak ada yang lain.

 

Sekarang kita akan melihat, contoh hamba Dosa.

Kita kan kaitkan ini dengan pribadi Saul.

1 Samuel 18:6-7

(18:6) Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; (18:7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."

 

Perempuan-perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menari dan bernyanyi.

Adapun bunyi atau lirik dari nyanyian mereka adalah:

-       Saul mengalahkan beribu-ribu musuh.

-       Tetapi Daud mengalahkan berlaksa-laksa (1 laksa = 10.000).

Jadi perbandingan antara Daud dan Saul sungguh berpuluh-puluh kali lipat.

 

Singkat kata; ketika gereja Tuhan/anak-anak Tuhan datang menghadap Tuhan atau menyongsong Raja kemuliaan dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, tentu saja ada nyanyian dan pujian kesukaan dinaikkan dengan segala ketulusan di hati.

Jadi jangan kita menaikkan puji-pujian asal-asalan, perhatikanlah Firman Tuhan ini saudara.

 

1 Samuel 18:8-9

(18:8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya." (18:9) Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud.

 

Mendengar nyanyian perempuan-perempuan itu, bangkitlah amarah Saul dengan sangat, karena Saul berpikir:

-       Kepada Daud diperhitungkan berlaksa-laksa.

-       Tetapi kepada Saul beribu-ribu.

 

Sejak saat itu, Saul selalu mendengki Daud, itu berarti Saul jatuh ke dalam dosa dengki / Saul menjadi hamba dosa dengki.

Pendeknya, dengki menimbulkan amarah, benci, tidak suka karena iri hati terhadap keberhasilan orang lain.

Jangan kita seperti itu ya.

 

1 Samuel 18:10-11

(18:10) Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya. (18:11) Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.

 

Tadi pada ayat 8; Saul sudah menjadi hamba dosa, secara khusus dosa dengki. Kemudian, pada ayat 10-11; keesokan harinya Saul kerasukan setan dan pada saat itu, Saul berusaha menancapkan Daud ke dinding dengan tombak. Tetapi, oleh pertolongan TUHAN, Daud mengelakkannya sebanyak dua kali. Dua kali artinya; kebencian dari Saul sangat-sangat tidak terobati lagi.

 

1 Samuel 18:12

(18:12) Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur.

 

Saul menjadi takut kepada Daud sebab Saul menyadari, bawasannya;

-       TUHAN menyertai Daud, sedangkan

-       Roh TUHAN sudah undur dari pada Saul.

Saul takut kepada Daud = takut kepada manusia.

 

 

Singkat kata, Saul bukan saja hamba dosa (dosa dengki) bahkan sudah menjadi hamba setan.

Apa tanda bahwa dia adalah hamba setan? Berusaha membunuh (menancapkan) Daud ke dinding sebanyak dua kali.

 

Bukti lain bahwa Saul adalah hamba dosa / hamba dosa dengki.

YANG PERTAMA: 1 Samuel 18:13-15.

1 Samuel 18:13-15

(18:13) Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara. (18:14) Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia. (18:15) Ketika dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya;

 

Saul menjauhkan Daud dari dekatnya, dengan cara mengangkat Daud menjadi kepala pasukan seribu sehingga ia berada pada barisan depan. Akan tetapi, sekalipun ditempatkan di barisan paling depan saat menghadapi musuh, Daud selalu berhasil.

Bagaimanapun upaya manusia, bagaimanapun upaya setan untuk menggagalkan rencana-rencana Tuhan di dalam diri seseorang, tidak akan bisa, Tuhan akan tetap membuat seseorang selalu berhasil apabila dia tidak menjadi hamba dosa, sama seperti Daud senantiasa Tuhan sertai dan Tuhan jadikan berhasil.

 

Singkat kata; sekalipun Saul berusaha untuk membinasakan Daud, tetapi Daud selalu berhasil sebab Tuhan senantisa menyertai Daud.

Kaum muda remaja, di tengah-tengah pekerjaan, perkualiahan, tidak perlu takut, kita pasti berhasil. Apapun cara setan untuk menjatuhkan kita, tidak akan bisa, apapun cara manusia manusia untuk menjauhkan kita dari Tuhan, hal itu tidak akan bisa. Sebagaimana Daud selalu berhasil sebab Tuhan selalu menyertai Daud. Oleh sebab itu Saul makin takut melihat keberhasilan Daud.

 

YANG KEDUA: 1 Samuel 18:17-21.

1 Samuel 18:17-21

(18:17) Berkatalah Saul kepada Daud: "Ini dia anakku perempuan yang tertua, Merab; dia akan kuberikan kepadamu menjadi isterimu, hanya jadilah bagiku seorang yang gagah perkasa dan lakukanlah perang TUHAN." Sebab pikir Saul: "Janganlah tanganku memukul dia, tetapi biarlah ia dipukul oleh tangan orang Filistin." (18:18) Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Siapakah aku dan siapakah sanak saudaraku, kaum ayahku, di antara orang Israel, sehingga aku menjadi menantu raja?" (18:19) Tetapi ketika tiba waktunya untuk memberikan Merab, anak Saul itu, kepada Daud, maka anak perempuan itu diberikan kepada Adriel, orang Mehola, menjadi isterinya. (18:20) Tetapi Mikhal, anak perempuan Saul, jatuh cinta kepada Daud; ketika hal itu diberitahukan kepada Saul, maka ia pun menyetujuinya; (18:21) sebab pikir Saul: "Baiklah Mikhal kuberikan kepadanya; biarlah ia menjadi jerat bagi Daud, dan biarlah tangan orang Filistin memukul dia!" Lalu berkatalah Saul kepada Daud untuk kedua kalinya: "Pada hari ini engkau boleh menjadi menantuku."

 

Saul menyiasati kematian Daud dengan memberikan Mikhal, anak perempuan Saul. Syaratnya Daud harus memimpin barisan perang Israel. Maksud hati Saul; supaya Daud mati di tangan musuh yakni orang Filistin. Pendeknya, Mikhal diberikan kepada Daud sebagai jerat supaya Daud terperangkap di dalam rencana busuk Saul yakni Daud mati di tangan orang Filistin.

 

1 Samuel 18:18

(18:18) Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Siapakah aku dan siapakah sanak saudaraku, kaum ayahku, di antara orang Israel, sehingga aku menjadi menantu raja?"

 

Jadi Mikhal ditawarkan oleh Saul, tetapi sebetulnya supaya Mikhal menjadi jerat bagi Daud hal itu tidak diketahui Daud.

Intinya Daud merasa dirinya kaum yang rendah sehingga tidak layak untuk menjadi menantu raja.

 

Saul tidak mau berhenti begitu saja, Saul tidak mau diam begitu saja karena Saul adalah hamba dosa, dikuasai roh perbudakan secara khusus dosa dengki. Itu berarti dosa dengki yang menjadi tuannya. Dengki ini akan terus memerintahkan dia untuk berusaha menjerat Daud, sampai Daud masuk dalam jerat Saul melalui Mikhal, anak perempuannya.

 

1 Samuel 18:22-24

(18:22) Lagi Saul memerintahkan kepada para pegawainya: "Katakanlah kepada Daud dengan diam-diam, demikian: Sesungguhnya, raja suka kepadamu dan para pegawainya mengasihi engkau; maka sebab itu, jadilah engkau menantu raja." (18:23) Lalu para pegawai Saul menyampaikan perkataan itu kepada Daud, tetapi Daud menjawab: "Perkara ringankah pada pemandanganmu menjadi menantu raja? Bukankah aku seorang yang miskin dan rendah?" (18:24) Para pegawai Saul memberitahukan kepada raja, katanya: "Demikianlah jawab yang diberi Daud."

 

Karena Saul menghambakan diri kepada dengki, maka Saul tidak berhenti membujuk Daud untuk menjadi menantunya. Namun Daud tetap merasa tidak layak menjadi menantu raja. Hal itupun diberitahukan kepada Saul oleh pegawai-pegawinya.

 

1 Samuel 18:25

(18:25) Kemudian berkatalah Saul: "Beginilah kamu katakan kepada Daud: Raja tidak menghendaki mas kawin selain dari seratus kulit khatan orang Filistin sebagai pembalasan kepada musuh raja." Saul bermaksud untuk menjatuhkan Daud dengan perantaraan orang Filistin.

 

Lagi-lagi Saul berusaha membujuk Daud untuk menjadi menantunya dengan cara; ia tidak menghendaki mas kawin selain seratus (100) kulit khatan dari orang Filistin. Hal itupun disampaikan oleh pegawai-pegawai Saul kepada Daud, tetapi lagi-lagi tujuan Saul hanya untuk membinasakan Daud dengan perantaraan orang Filistin.

Jadi sudah semakin nyata bahwa Saul adalah hamba dosa (hamba dengki) oleh karena ambisi dan keinginannya yang jahat.

 

Kita akan melihat ambisi Saul di dalam…

1 Samuel 18:8

(18:8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya."

 

Saul berusaha untuk mempertahankan kedudukan sebagai raja atas orang Israel.

Anak-anak Tuhan, kaum muda remaja, biarlah mengikuti geraknya Tuhan, mengalir sesuai dengan geraknya Tuhan, jangan ambisi, apalagi dalam meraih cita-cita, jangan ambisi. Itu juga bagian dari hamba dosa.

 

1 Samuel 18:26-27

(18:26) Ketika para pegawainya memberitahukan perkataan itu kepada Daud, maka setujulah Daud menjadi menantu raja. Waktunya belum genap, (18:27) tetapi Daud sudah bersiap, ia pergi dengan orang-orangnya dan menewaskan dari orang Filistin itu dua ratus orang serta membawa kulit khatan mereka; dan dalam jumlah yang genap diberikan merekalah semuanya itu kepada raja, supaya Daud menjadi menantu raja. Kemudian Saul memberikan Mikhal, anaknya, kepadanya menjadi isterinya.

 

Saul meminta seratus kulit khatan, tetapi Daud memberikan dua ratus kulit khatan, lebih dari apa yang diminta (diinginkan) Saul. Hal ini membuat Saul menjadi takut. Dengan seratus kulit khatan saja Saul merasa Daud akan mati (tewas) di tangan orang Filistin, tetapi kenyataannya tidak demikian, justru Daud membunuh dua ratus tentara orang Filistin dan memberikan kulit khatan permintaan Saul. Akhirnya Saul menjadi ketakutan, karena tidak sesuai dengan yang dia pikirkan, tidak sesuai dengan skenario yang dia jalankan.

 

Terkait dengan dua ratus ini, saya rindu membaca di dalam…

Matius 5:38-39,41

(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. (5:39) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (5:41) Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.

 

Kasih TUHAN melampaui segala-galanya, melebihi sekenario jahat dari pada Saul.

Saul meminta seratus kulit khatan, tetapi Daud memberikan dua ratus kulit khatan.

Singkat kata kasih Allah itu melampaui akal busuk dari manusia.

 

1 Samuel 18:28-29

(18:28) Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud.

(18:29) Maka makin takutlah Saul kepada Daud. Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya.

 

Makin takutlah Saul kepada Daud, sebab Saul tahu persis bahwa:

-       TUHAN menyertai Daud.

-       Seluruh orang Israel mengasihi Daud.

 

Ingatlah, kalau kita dikuasai oleh kasih Allah, kita akan mengasihi orang lain melebihi dari apa yang dipikirkan oleh manusia. Dan kalau kita hidup di dalam kasih, itu yang membuat orang takut. Saul menjadi takut karena dia tahu Tuhan menyertai Daud, dan seluruh orang Israel mengasihi Daud.

 

Kalau kita hidup di dalam kasih, kita akan melakukan lebih dari apa yang dipikirkan manusia, itu yang membuat orang takut bahkan setanpun takut.

 

Jadi jelas, lagi-lagi kita bisa melihat bahwa Saul ini menjadi hamba dosa, secara khusus dosa dengki, berarti yang menjadi tuan atas Saul adalah dengki. Tetapi seperti apapun dengki yang menguasai Saul, Saul tidak bisa membunuh Daud karena Daud itu dibela oleh Tuhan dan orang Israel betul-betul mengasihi Daud, akhirnya Saul semakin takut. Tinggallah di dalam kasih, maka kita akan melakukan lebih dari yang dipikirkan oleh manusia.

 

1 Samuel 18:29B-30

(18:29B) Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya. (18:30) Apabila raja-raja orang Filistin maju berperang, setiap kali mereka maju berperang, maka Daud lebih berhasil dari semua pegawai Saul, sehingga namanya sangat masyhur.

 

Saul tetap menjadi musuh Daud, namun dalam kesempatan yang lain TUHAN membuat nama Daud sangat masyhur karena berhasil dalam setiap gerakan perang yang dipimpinnya.

 

Akhirnya, Saulpun binasa karena dosa dengki, karena dia adalah hamba dosa. Dengan lain kata; dikuasai oleh roh perbudakan, dengan demikian; ia tidak layak masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Mati dalam dosa dengki tidak layak masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

 

Wahyu 21:8

(21:8) Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

 

Intinya orang-orang penakut itu tidak layak untuk masuk Sorga.

Tadi Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya, berarti Saul mati dengan membawa dosanya, dia menjadi seorang yang penakut karena rasa dengkinya, sementara penakut tidak layak masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

 

Ayo, jangan takut akan masa depan, jangan takut soal apa yang akan dimakan, diminum, dan dipakai, kemudian pemuda-pemudi jangan takut soal jodoh, jangan takut soal perkara-perkara lahiriah. takut itu hanya ditujukan kepada Tuhan. Sedangkan takut akan Tuhan, benci segala kejahatan secara khusus; benci kepada kesombongan, benci kepada kecongkakan, benci kepada tingkah laku yang jahat, benci kepada mulut penuh tipu muslihat (dusta), maka seseorang tidak boleh dusta. Itu yang disebut takut Tuhan, benci segala kejahatan (Amsal 8:13)

 

Ciri-ciri penakut:

Kejadian 43:18-22

(43:18) Lalu ketakutanlah orang-orang itu, karena mereka dibawa ke dalam rumah Yusuf. Kata mereka: "Yang menjadi sebab kita dibawa ke sini, ialah perkara uang yang dikembalikan ke dalam karung kita pada mulanya itu, supaya kita disergap dan ditangkap dan supaya kita dijadikan budak dan keledai kita diambil." (43:19) Karena itu mereka mendekati kepala rumah Yusuf itu, dan berkata kepadanya di depan pintu rumah: (43:20) "Mohon bicara tuan! Kami dahulu datang ke mari untuk membeli bahan makanan, (43:21) tetapi ketika kami sampai ke tempat bermalam dan membuka karung kami, tampaklah uang kami masing-masing dengan tidak kurang jumlahnya ada di dalam mulut karung. Tetapi sekarang kami membawanya kembali. (43:22) Uang lain kami bawa juga ke mari untuk membeli bahan makanan; kami tidak tahu siapa yang menaruh uang kami itu ke dalam karung kami."

 

Ciri-ciri penakut: saudara-saudara Yusuf merasa tertekan dan tertuduh.

Tandanya; timbul segala pikiran-pikiran yang negatif, antara lain:

1.       "Merasa" disergap di dalam rumah Yusuf, lalu ditangkap untuk dijadikan budak kemudian keledai mereka akan diambil.

Saudara, sekarang ini kita dibawa masuk ke dalam rumah Tuhan untuk menikmati jamuan bersama dengan Tuhan, Firman Allah disampaikan, Firman Allah dibentangkan, dan kita berbahagia untuk menikmati apa yang sudah kita terima (dengar) malam ini dan juga dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah lainnya. Tuhan tidak bermaksud untuk menyergap lalu membinasakan kita, menyergap, menangkap lalu segala yang kita punya diambil (dirampas). Tuhan tidak akan pernah berpikir seperti itu, karena Tuhan yang mempunyai segala-galanya.

 

Jadi jangan pernah berpikir bilamana kita datang beribadah lalu akan jatuh miskin hanya karena korban dan persembahan, itu pikiran negatif. Sampai ada diantara kita tidak berani mengembalikan milik-Nya Tuhan. Kenapa dia bisa begitu? Karena ciri dari pada penakut adalah merasa tertekan dan tertuduh. Tandanya apa? Timbul segala pikiran-pikiran yang negatif.

Jadi saudara, jangan pernah merasa datang beribadah untuk dirugikan Tuhan, hal itu tidak akan pernah Tuhan lakukan. Termasuk dalam hal mengembalikan milik-Nya Tuhan (persembahan persepuluhan), itu milik-Nya Tuhan, bukan milik mu.

 

2.       Menceritakan masa lampau kepada kepala rumah Yusuf, yakni; uang pembelian gandum dikembalikan pada mulut karung masing-masing, kemudian uang itupun hendak dikembalikan kepada kepala rumah Yusuf.

Saudara, kalau kita ada sebagaimana ada malam ini, itu kemurahan Tuhan. Kita datang untuk membeli gandum, buktinya apa? Kita bayar harga. Kita datang dari berbagai tempat dengan mengorbankan tenaga, pikiran, waktu, bahkan nanti akan membawa korban persembahan dalam bentuk uang (materi), tujuannya apa? Untuk membeli gandum. Lalu kalaupun Tuhan membalaskan (mengembalikan) semua itu, itu berkat kita, bukan berarti kita pencuri.

 

Jadi kalau Tuhan sudah menebus kita kembali, tidak perlu menceritakan segala dosa yang pernah kita lakukan di masa lalu, itu gambarannya. Tuhan sudah tebus dan Tuhan sudah bayar harganya di atas kayu salib, lalu untuk apa mengungkit-ungkit kesalahan di masa lalu. Tetapi karena merasa tertekan, merasa tertuduh, yang tidak perlu diceritakan akhirnya diceritakan, kan bodoh namanya.

 

Kalau Tuhan sudah ampuni, layani saja Tuhan dengan rasa percaya diri. Kalau Tuhan sudah tebus, ya sudah datanglah menghadap Tuhan dengan rasa percaya diri. Tetapi tentu, melayani jangan ada maksud-maksud/motif-motif lain.

Yang lalu biarlah berlalu, tidak usah diceritakan/dibahas kembali, itu tidak perlu.

Jadi hati-hati, ini ciri kedua dari penakut yaitu; menceritakan masa lampau.

 

3.       Memberitahukan kepada kepala rumah Yusuf bahwa mereka juga membawa uang untuk membeli gandum = pamer rohani.

Kalau kita datang kepada Tuhan dengan segala jerih payah, dengan tujuan untuk mendengarkan Firman Tuhan, tidak perlu pamer rohani. Datang kepada Tuhan, ya datang saja menghadap Tuhan dengan hati yang tulus, tidak usah pamer rohani. Tetapi karena sudah merasa tertekan dan tertuduh, ya terpaksa mereka berkata; “kami datang untuk membeli gandum loh dan uangnya sudah kami bawa loh, ini loh uangnya.” Inikan namanya pamer rohani.

 

Semua orang juga tahu penduduk bumi datang ke Mesir tujuannya untuk membeli gandum karena pada saat itu terjadi kelaparan yang dahsyat. Semua orang pasti tahu bahwa saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir untuk membeli gandum, lalu untuk apa pamer-pamer dan memberitahukan bahwa mereka membawa uang untuk membeli gandum kepada kepala rumah Yusuf.

Tetapi karena mereka sudah merasa tertekan dan tertuduh, akhirnya mereka jadi pamer juga.

 

Banyak alasan orang menjadi pamer, salah satunya sama seperti perempuan babel (ratu wasti), ia merasa diri bisa (kuat) dengan mengandalkan kekuatannya sendiri, akhirnya ratu wasti berkata seperti perkataan perempuan babel; “Aku bukan janda.”

Dalam praktek hidup sehari-hari, seorang pelayan Tuhan dapat berkata kepada pelayan Tuhan yang lain; “Kamu bisa, saya juga bisa.” mungkin saja karena ia merasa dihina. Tetapi kalaupun tertekan, biarkan saja. Penuh tekanan di tengah ibadah pelayanan, tidak usah berkata kepada sesama pelayan; “Kamu bisa, saya bisa.” Perkataan ini sama saja dengan saudara-saudara Yusuf  ketika mereka berkata; “Iniloh uang saya untuk membeli gandum.”

 

Di tengah-tengah pekerjaan pun kaum muda remaja, tidak perlu seperti itu, supaya tidak ketahuan hamba dosa. Di tengah-tengah menempuh pendidikan di SLTP, SLTA, perkuliahan juga tidak perlu seperti itu, merasa ditekan oleh orang-orang di sekitar, mungkin saja orang-orang di sekitar adalah orang yang pandai, lalu kita tidak bisa menerima tekanan itu, kemudian berkata kepada orang pandai; “Kamu bisa, saya juga bisa.” Seperti saudara-saudara Yusuf, mereka memberitahukan bahwa mereka membawa uang untuk membeli gandum. Semua orang juga tahu hal itu.

 

Singkat kata, hal-hal yang tidak pantas, hal-hal yang tidak perlu / tidak penting untuk dibicarakan, dikerjakan, semuanya dibongkar dan diceritakan oleh saudara-saudara Yusuf kepada kepala rumah Yusuf. Inikan tanda sudah tertuduh (tertekan) akhirnya gusar hatinya.

 

Perlu untuk diketahui: Kalau kita beribadah, datanglah dengan sikap beribadah. Seorang imam datanglah melayani dengan sikap melayani. Jangan merasa tertuduh sebab orang yang tertuduh cenderung melakukan hal-hal yang tidak perlu dan tidak pantas bahkan menjadi satu kehidupan yang tidak percaya diri. Orang yang tertekan (tertuduh) lama-lama tidak percaya diri = minder. Minder itu bukan soal kerendahan di hati, minder itu dosa. Sebab orang minder, manakala satu kali dia kaya maka dia akan menjadi sombong. Mengapa dia minder? Karena dia tidak punya, coba kalau dia punya, pasti dia akan sombong, maka minder itu dosa, jangan kita seperti itu.

 

Setelah kita melihat ciri dari penakut yaitu tertekan dan tertuduh, hal itu bisa dilihat dari ungkapan-ungkapan dari saudara-saudara Yusuf. Sekarang kita akan melihat apa jawaban dari kepala rumah Yusuf.

Kejadian 43:23

(43:23) Tetapi jawabnya: "Tenang sajalah, jangan takut; Allahmu dan Allah bapamu telah memberikan kepadamu harta terpendam dalam karungmu; uangmu itu telah kuterima." Kemudian dikeluarkannyalah Simeon dan dibawanya kepada mereka.

 

Jawaban dari kepala rumah Yusuf: “Tenang sajalah, jangan takut.”

Kalimat ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian:

a.       Tenang sajalah.

Tidak usah merasa tertekan, tidak usah merasa tertuduh, tenang sajalah. Datang menghadap Tuhan dalam setiap pertemuan-pertemuan  ibadah, melayani Tuhan, dan melakukan pekerjaan Tuhan, tenang sajalah. Dalam melakukan aktifitas-aktifitas kita di bumi ini apapun bentuknya, tenang sajalah. Jangan terlebih dahulu memikirkan perkara-perkara yang negatif.

 

Sebetulnya, ini merupakan tabiat dari Yakub (ayah dari Yusuf dan saudara-saudaranya). Namun kenyatannya, setelah saudara-saudara Yusuf merasa tertuduh dan tertekan, mereka membongkar segala sesuatunya, menceritakan segala sesuatunya yang tidak perlu diceritakan, sehingga kepala rumah Yusuf berkata; “Tenang sajalah.”

 

Inikan tabiat dari pada ayah Yusuf dan saudara-saudaranya, yang semestinya turun kepada anak-anaknya. Mungkin saja tabiat ini turun, tetapi karena sudah tertekan dan tertuduh akhirnya salah tingkah, akhirnya asal bicara saja. Yang tidak perlu dibicarakan, dibicarakan. Dahulu ada seorang anak seperti itu, saya selalu katakan, tenang ya, sekarang dia sudah besar, tidak tahu apakah masih gusar.

 

Kejadian 25:27-34

(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.

 

Tanda tenang: suka tinggal di kemah. Sebaliknya, orang yang tidak tenang seperti Esau, suka berburu daging, lalu tinggal di padang. Jadi berbanding terbalik.

 

Kejadian 25:28-34

(25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub. (25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang. (25:30) Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. (25:31) Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." (25:32) Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" (25:33) Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. (25:34) Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.

 

Ciri-ciri tinggal di kemah: Yakub melepaskan hal yang lahiriah untuk memperoleh yang rohani. Sebaliknya, Esau melepaskan yang rohani untuk yang lahiriah. Ini ciri orang yang beribadah, tinggal di kemah, melepaskan yang lahiriah untuk yang rohani. Yang lahiriah tadi, masakan sop kacang merah, itu yang diingini oleh Esau. Esau melepaskan yang rohani untuk yang lahiriah, dia jual hak kesulungannya demi semangkok sop kacang merah. Ini yang dimaksud oleh kepala rumah Yusuf; “Tenang sajalah.”

 

1 Petrus 4:7

(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

 

Kedatangan Tuhan sudah dekat, maka kita harus menguasai diri -- jangan merasa tertekan dan merasa tertuduh --, jadilah tenang. Cirinya; melepaskan yang lahiriah untuk memperoleh yang rohani, ini yang Tuhan mau.

Perkataan kepala rumah Yusuf ini luar biasa, dia mengerti rencana Tuhan, dia tahu Firman Tuhan, kenapa? Karena dia tinggal di rumah Yusuf.

 

b.       Jangan takut.

Yesaya 43:1

(43:1) Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.

 

Kita ditebus untuk menjadi milik kepunyaan Allah.

Milik kepunyaan TUHAN yang tidak boleh disentuh oleh siapapun dan apapun:

1.       Kemuliaan-Nya. Jangan ada yang mencuri.

2.       Mempelai perempuan TUHAN (Imamat rajani).

3.       Persembahan persepuluhan. Jangan diambil apapun alasannya bahkan sekalipun kekurangan makanan.

Ketiga hal ini tidak bisa disentuh oleh siapapun dan oleh apapun, tidak boleh, walaupun kita dalam kekurangan.

Jadi kalau kita sudah ditebus, tidak usah takut karena kelanjutan dari pada penebusan adalah menjadi milik-Nya Tuhan.

 

Wahyu 5:9

(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

 

Kelanjutan dari penebusan adalah menjadi imamat rajani, kedudukannya sangat tinggi sekali. Itu sebabnya Tuhan berkata; “Jangan takut.” Kehidupan yang sudah ditebus oleh Allah tidak usah takut karena kelanjutan dari penebusan adalah menjadi milik kepunyaan Tuhan. Salah satu dari milik kepunyaan Tuhan adalah Mempelai Perempuan (imamat rajani).

 

Kemudian, tanda milik Tuhan: nama kita dikenal, dengan lain kata; terdaftar di sorga.

Kehidupan yang terdaftar di sorga kita lihat di dalam…

Yohanes 10:3-4

(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. (10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

 

Kehidupan yang dikenal adalah kehidupan yang tergembala.

 

Roma 8:16

(8:14) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. (8:15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

 

Dengan tergembala kita tidak lagi diperhamba dosa karena dosa yang membuat seseorang menjadi takut. Tetapi kita sudah menerima Roh Allah, tanda bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan oleh Roh itu kita terus bersaksi dan berseru; “Ya Abba, Ya Bapa!” Artinya kita mengakui bahwa Tuhan adalah Bapa yang baik bagi anak-anak-Nya, mengerti dan memelihara kehidupan anak-anak-Nya.

Inilah jalan keluarnya; Tenang sajalah jangan takut.”

 

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment