KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, January 6, 2025

IBADAH SULUNG ( AWAL TAHUN ), 01 JANUARI 2024 MATIUS 2:6


IBADAH SULUNG ( AWAL TAHUN ), 01 JANUARI 2024

MATIUS 2:6

 

Salam sejahtera bagi kita semua, salam di dalam kasih-Nya, Tuhan kita Yesus Kristus, yang oleh kasih-Nya, kita diberi kesehatan, kekuatan, untuk kembali masuk di tengah-tengah hadirat Tuhan, terkhusus dalam Ibadah Awal Tahun itulah Ibadah Sulung malam ini, semua karena kasih Tuhan, tanpa kasih kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Dan kita bersyukur, kita ada di tengah-tengah dimana kasih mencengkram setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan yang juga turut bergabung dalam penggembalaan GPT Betania Serang Cilegon, Banten, Indonesia lewat online (Live Streaming), video internet, Youtube, Facebook dimanapun saudara berada.

 

Dalam Ibadah awal Tahun atau ibadah sulung ini saya merindu untuk menyampaikan isi hati Tuhan dan kiranya itu menjadi kehendak Allah dalam kehidupan kita sekaliannya dari Matius 2:6, yang juga merupakan tema natal PPT, tanggal 03-04 Desember, hari selasa dan rabu, tiga kali ibadah pemberitaan Firman Tuhan, yang juga dilanjutkan pada malam Natal tanggal 24 Desember 2024, sampai pada ibadah awal Tahun (Ibadah Sulung) malam ini.

 

Tetapi jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, kiranya Firman yang dibukakan itu nanti betul-betul meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.

 

Matius 2:6

(2:6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

 

Inti dari ayat ini adalah; dari Betlehem (tanah Yehuda) akan bangkit seorang pemimpin untuk menggembalakan umat Israel.

Itu berarti yang menjadi kawanan domba Allah adalah umat Israel. Lalu yang menjadi gembala siapa? Di sini belum dijelaskan, hanya saja memang sudah ada pemberitahuan kepada kita bahwa dari Betelehem Tanah Yehuda akan dibangkitkan seorang pemimpin untuk menggembalakan umat Israel.

 

Siapa gembala ini? Kita akan melihat hal itu di dalam Kitab nabi…

Mikha 5:1-3 --- Perikop: “Raja Mesias dan penyelamatan Isarel.”

(5:1) Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. (5:2) Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel. (5:3) Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi,

 

Singkat kata; yang menjadi gembala adalah TUHAN ALLAH yang Esa, sebab di sini dikatakan; permulaannya sudah sejak purbakala; sejak dahulu kala. Tidak lain tidak bukan itu adalah pribadi Tuhan Allah yang Esa, tidak ada yang lain.

Keberadaannya dari sejak purba kala, dari sejak dahulu kala sampai sekarang, sampai ke ujung bumi.

Siapa yang punya umur dari sejak purba kala, sampai  sekarang, sampai ke ujung bumi kalau bukan Tuhan Allah yang esa.

 

Jadi, yang menjadi gembala di sini adalah Tuhan Allah yang ESA sebab permulaannya sudah sejak purba kala, dahulu kala, bahkan nanti dipancarkan sampai ke ujung bumi. Berarti tidak lain tidak bukan, itu adalah pribadi Tuhan Yesus Kristus, Allah yang esa.

 

Hal ini dijelaskan lagi di dalam Mazmur Daud.

Mazmur 23:1

(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

 

TUHAN adalah gembala sedangkan umat Israel adalah kawanan domba Allah yang semestinya digembalakan oleh TUHAN (Gembala Agung).

Tanda apabila domba digembalakan oleh TUHAN: domba-domba takkan kekurangan baik secara jasmani maupun secara rohani.

-       Secara jasmani; dicukupkan oleh TUHAN baik apa yang akan dimakan, diminum, dan dipakai, dengan lain kata; segala kebutuhan primer maupun sekunder dicukupkan oleh TUHAN, Dialah Gembala Agung.

Puji Tuhan, bukankah hal itu kita rasakan sampai malam ini? Sebab itu jangan ragu untuk digembalakan oleh Tuhan.

-          Secara rohani; dosa diampuni dan dihapuskan oleh darah salib, sehingga kekurangan dan kelemahan yang memalukan itu tidak nampak lagi.

 

Dengan demikian, oleh darah tebusan, umat Israel / umat ketebusan TUHAN diselamatkan dari Mesir (dunia) ini, selanjutnya domba-domba dibawa masuk ke dalam kerajaan Sorga sebagai muara dari penggembalaan.

Awal kita tergembala diselamatkan oleh darah salib, apa buktinya? Dosa kita diampuni, dosa kita dihapuskan oleh darah salib. Lalu muara dari penggembalaan adalah domba-domba dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

 

Mazmur 23:6

(23:6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

 

Ayat 6 ini berbicara tentang keabadian atau kekekalan, menunjuk kepada kerajaan Sorga.

Maka kalau kita tergembala, pertama-tama yang kita alami adalah diselamatkan dari dunia ini. Kemudian, kehidupan yang diselamatkan tidak perlu lagi mencari keselamatan, selain hanya mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar, berarti harus ditandai dengan kelemahlembutan, kerendahan di hati, dan tulus, tidak berbuat sesuatu untuk dilihat oleh orang lain, tidak ada maksud lain (licik-licik). Barulah akhir (muara) dari penggembalaan adalah keabadian (hidup kekal), bahagia bersama dengan Dia selama-lamanya di dalam Kerajaan Sorga, itu muara dari penggembalaan.

 

Jadi soal penggembalaan ini sebelum dijelaskan lebih jauh, baru sebatas ini saja kita melihat, kita sudah harus bersyukur untuk digembalakan dan kata tergembala ini begitu luar biasa, begitu sakralnya (dahsyatnya).

Jadi kata tergembala bukan hanya sekedar begitu saja, tetapi kalau ditelusuri begitu dalam ternyata sangat dalam / dahsyat / luar bisa sekali maknanya.

 

Namun perlu untuk diketahui, syarat untuk sampai kepada hidup kekal (keabadian) di dalam Kerajaan Sorga, domba-domba harus dituntun, dengan lain kata; domba-domba harus digembalakan oleh Tuhan sebagai gembala Agung.

Tadi Tuhan gembala, sedangkan umat Tuhan adalah kawanan domba yang awalnya diselamatkan dan muaranya masuk dalam kerajaan sorga. Tetapi syaratnya domba-domba harus dituntun, dengan lain kata; domba-domba harus digembalakan oleh gembala sebab Tuhan adalah Gembala Agung.

 

Tergembala itu bukan fisik yang berada di rumah Tuhan, tetapi hati yang digembalakan.

Jadi jangan sampai tubuh kelihatan baik-baik, tetapi hatinya penuh dengan perlawanan dengan Tuhan, Tuhan lihat itu.

Jangan coba main-main kepada Tuhan, bukan tampilan luar yang Tuhan lihat, hati mu yang harus digembalakan oleh Tuhan.

Istilah sederhana; domba-domba harus tergembala di dalam satu kandang penggembalaan dengan satu gembala, tidak dua.

 

Mari kita lihat soal digembalakan…

Mazmur 23:2-3

(23:2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; (23:3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

 

Bukti nyata domba-domba tergembala dalam satu kandang penggembalaan:

1.       Dibaringkan di padang rumput yang hijau -> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci = domba-domba diberi makan. Hal ini berbicara soal IMAN.

2.       Dibimbing ke air yang tenang -> ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh = domba-domba diberi minum. Hal ini bicara soal PENGHARAPAN (1 Korintus 12:13).

3.       Dituntun di jalan yang benar oleh karena nama TUHAN -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan (Amsal 18:10) = domba-domba diberi nafas hidup. Hal ini berbicara soal kasih.

Nafas hidup itu kasih, kasih adalah nafas hidup. Tanpa kasih maka manusia akan berhenti bernafas.

 

Mengapa saya mengatakan dituntun di jalan yang benar oleh karena nama Tuhan adalah doa penyembahan?

Amsal 18:10

(18:10) Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.

 

Nama Tuhan adalah menara yang kuat, menara yang tinggi, menara perlindungan. Menara yang kuat jelas menunjuk ketekunan dalam doa penyembahan. Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyemabahan = domba-domba diberi nafas.

Jadi setelah diberi makan, diberi minum, selanjutnya domba-domba diberi nafas hidup, hal ini berbicara soal kasih.

 

Amsal 18:11-12

(18:11) Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya. (18:12) Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.

 

Jadi penyembahan tertinggi dari orang fasik (sombong) adalah harta, kekayaan, kemuliaan, kemewahan, kemegahan yang ada di dunia (Matius 4:8-10). Dia menganggap dengan penyembahan yang keliru semacam ini, itu merupakan tembok yang tertinggi, menjadi tembok perlindungan sepanjang hidupnya. Tetapi ini adalah pengertian yang keliru tentunya.

 

Jadi saudara, kita ini adalah orang-orang yang berbahagia karena tergembala dengan sungguh-sungguh dan mengerti soal ketekuanan dalam tiga macam ibadah pokok sampai kita ada di awal tahun dalam ibadah sulung. Itu artinya kita sudah meninggalkan tahun yang lalu (lama) sebab Tuhan Allah yang Esa adalah Gembala Agung.

 

Jadi kembali lagi saya sampaikan;

-          Ibadah Pendalaman Alkitab berarti makan Firman, berbicara soal iman.

-          Ibadah Raya Minggu menjadi kesaksian karena Roh, berbicara soal pengharapan.

-          Ibadah Doa Penyembahan berbicara soal kasih.

 

Saudara mungkin berpikir, itu adalah pengertian sendiri, tidak.

Karena dijelaskan lagi oleh Rasul Paulus kepada orang Ibrani di dalam..

Ibrani 10:22-24 -- Perikop: “Ketekunan.”

(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

 

-          Iman -> Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

-          Pengharapan - > Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.

-          Kasih -> Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.

 

Jadi dari Mazmur 23:2-3 jelas berbicara soal ketekunan dalam tiga macam Ibadah pokok dan kalau kita semua merasa adalah kawanan domba Allah maka kita harus tergembala, tandanya tekun dalam tiga macam ibadah pokok.

 

Ibrani 10:25

(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

 

Jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah (ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok).

Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok bukan buatan tangan manusia, bukan ibadah yang dibentuk oleh gereja-gereja di bumi ini, tetapi ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok harus diterapkan di dalam sebuah penggembalaan, itu adalah ibadah buatan Tuhan dari sorga, dari Allah yang harus kita imani, kita yakini dan percaya.

Jangan jauh dari ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok supaya kita menjadi anak sulung seperti ibadah awal Tuhan ini, Tuhan mau tetapkan kita menjadi anak sulung berarti milik kepunyaan Allah sendiri untuk menjadi pelayan Tuhan dan pendamaian.

 

Lukas 17:32-33 --- Perikop: “Kedatangan Kerajaan Allah.”

(17:32) Ingatlah akan isteri Lot! (17:33) Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.

 

Barangsiapa mempertahankan nyawa ia akan kehilangan nyawa persis seperti isteri Lot yang menoleh ke belakang. Sebaliknya barangsiapa kehilangan nyawa = sangkal diri, pikul salib, dan ikut Tuhan ia akan memperoleh hidup kekal (selamat).

 

Tetapi untuk memperoleh hidup kekal (kerajaan sorga).

Kita harus tahu syaratnya. Tadi di atas sudah dijelaskan, syaratnya harus dituntun oleh gembala agung dan disinipun ditegaskan kembali harus dituntun, digembalakan.

 

Lukas 17:34-36

(17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (17:36) [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]

 

Ayat ini jelas berbicara tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok = tergembala dengan sungguh-sungguh.

Buktinya:

1.     Tempat tidur -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = domba-domba diberi nafas hidup = KASIH.

2.     Mengilang    -> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci = domba-domba diberi makan = IMAN.

3.     Ladang         -> ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh = domba-domba diberi minum = PENGHARAPAN.

 

Namun lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok ini, TUHAN sebagai Gembala Agung akan memimpin gereja Tuhan (kawanan domba Allah) sampai berada pada tingkat ibadah yang tertinggi, berada pada puncak ibadah yaitu doa penyembahan untuk selanjutnya dibawa / diangkat. Sedangkan gereja Tuhan yang ibadahnya tidak memuncak sampai pada doa penyemabahan akan tertinggal seperti yang kita baca pada ayat ini’ yang satu dibawa, yang lain ditinggalkan.

 

-          Ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

-          Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

-          Ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.

 

Jadi kalau ibadah tidak sampai pada puncaknya (doa penyembahan) disebutlah gereja Tuhan yang tertinggal, tidak dibawa.

Itu pentingnya domba-domba tergembala. Tujuannya supaya Tuhan Allah sang Gembala Agung memimpin domba-domba sampai pada puncak ibadah (doa penyembahan).

 

Jadi soal tergembala ini sudah harus menjadi harga mati, tidak boleh dirubah-rubah.

Jangan saudara pernah berkata; “Memangnya di sini saja orang masuk sorga lalu di gereja sana (tidak tekun tiga macam ibadah pokok) tidak masuk sorga?” Loh ini tergantung iman. Tetapi bagi saya, nikah saya, dan kita semua, tergembala itu tentu sudah menjadi harga mati. Maka mau tidak mau kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah itulah ketekunan tiga macam ibadah pokok karena Tuhan punya maksud dan Tuhan mau menyatakan rencana yang indah di dalam diri kita, yakni Tuhan Allah sang Gembala Agung akan terus memimpin kita, rohani kita sampai kepada puncaknya (doa penyembahan) sehingga apabila ibadah itu sudah memuncak maka Tuhan akan membawa dan memelihara hidup kita. Sebaliknya mana kala ibadah tidak memuncak sampai pada puncak ibadah (doa penyembahan) dia tertinggal. Inilah yang disebut gereja yang tertinggal.

 

Jadi sepatutnyalah kita bersyukur kepada Tuhan karena oleh pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, kita memperoleh pengertian yang benar, suci, dan mulia. Karena Tuhan mau permuliakan kita satu kali kelak di dalam keabadian.

 

Wahyu 12:6

(12:6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

 

Perempuan itu dibawa ke padang gurun untuk dipelihara selama 3,5 tahun = dipelihara selama siksaan dahsyat terjadi itulah aniaya antikris.


Jadi pada saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia ini di situ ada satu siksaan yang dahsyat, itulah yang disebut aniaya antikris sebagai puncak gelap malam, puncaknya pencobaan. Tetapi kepada perempuan yang ibadahnya sudah memuncak, ia dibawa, istilah lain dilarikan ke padang gurun, di sana ia diberi tempat dan dipelihara selama tiga tahun setengah, selama aniaya itu berlangsung.

 

Jadi yang melepaskan kita dari aniaya antikris, siksaan yang dahsyat, yang disebut gelap malam adalah puncak ibadah, doa penyembahan. Untuk mengatasi puncak pencobaan hanya ada satu cara yaitu puncak ibadah itulah doa penyembahan.

Jadi ketekunan tiga macam ibadah pokok sudah menjadi harga mati.

Betapa mulianya (dahsyat) nya Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel, semua diterangi oleh Tabernakel.

 

Wahyu 12:13-14 -- Perikop: “Naga memburu perempuan itu.”

(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.  (12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

 

Kepada Mempelai Perempuan TUHAN diberikan sayap burung nasar yang besar, untuk melarikan dia ke padang gurun supaya ia dipelihara di padang gurun selama 3,5 tahun, dengan lain kata selama aniaya antikris berlangsung di atas muka bumi ini.

 

Jadi untuk mendapatkan sayap burung nasar yang besar tidak bisa dengan kekuatan. Kita tidak bisa sogok Tuhan dengan segala sesuatu yang kita miliki dari dunia ini hanya untuk memperoleh sayap burung nasar yang besar, tidak bisa. Kecuali lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok yang terus memimpin hidup rohani kita sampai kepada puncak ibadah, itulah doa penyembahan. Hanya dengan puncak ibadah kita dilayakkan (dimungkinkan) oleh Tuhan untuk menerima dua sayap burung nasar yang besar dan oleh dua sayap burung nasar yang besar ini membawa / menerbangkan / melarikan kita ke padang gurun, padang belantara, di sana dipelihara selama tiga tahun setengah, jauh dari mata ular, jauh dari siksaan yang dahsyat. Hal ini harus diperhatikan dan direnungkan demi masa depan, jangan mempertahankan nyawa seperti isteri Lot, ingin mati di Mesir, tetapi kehilangan nyawanya demi harta, kekayaan yang dia miliki di bumi ini.

 

Mulai sekarang, biarlah pengertian yang lama / pengertian yang bodoh terkikis oleh kuasa Firman dengan pengertian yang dahsyat ini saudara.

 

Wahyu 12:15

(12:15) Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.

 

Ular tua naga yang besar itu menyemburkan dari mulutnya air sebesar sungai.

Tujuannya; supaya mempelai perempuan dihanyutkan oleh air sebesar sungai yang disemburkan dari mulut naga itu.

Semburan air sebesar sungai yang keluar dari mulut naga jelas itu berbicara soal: pengajaran palsu untuk menghanyutkan gereja Tuhan dengan:

1.       Keinginan daging.

Manusia hidup dari roti = mengabaikan Firman Allah.

2.       Keinginan mata, yakni; kerajaan dunia dan kemuliaannya, kemegahan dunia dan segala kemewahannya.

3.       Keangkuhan hidup.

Senantiasa berada di tempat yang tinggi.

 

Inilah semburan air sebesar sungai yang keluar dari mulut naga. Tujuannya supaya Mempelai Perempuan Tuhan dihanyutkan. Itulah keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup (Matius 4:3-10).

Wahyu 12:16

(12:16) Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.

 

Jadi ketika air sebesar sungai disemburkan dari mulut naga, bumi membuka mulutnya lalu menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya. Jadi intinya; bumilah yang menolong Mempelai Perempuan.

 

Pertanyaannya: Apa bumi?

Jawabnya ada di dalam Kejadian 2:6. Kalau tadi ada pada Wahyu 12:16; Kitab Wahyu adalah akhir dari kitab suci, sedangkan awal dari kitab suci adalah Kitab Kejadian, berarti mundur ke belakang, mundur ke belakang artinya kurang, yang dikurangi adalah angka 1 pada pasal 12 dan angka 1 pada ayat 16; menjadi Kejadian 2:6.

 

Kejadian 2:6

(2:6) tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu --

 

“Ada kabut naik ke atas dari bumi”, ada asap naik ke atas menembusi takhta Allah, tidak lain tidak bukan, itulah doa penyembahan. Hanya doa penyembahan yang sanggup menyelamatkan kita dari aniaya antikris.

Jadi puncak ibadah adalah satu-satunya cara untuk sanggup melepaskan gereja Tuhan dari puncak pencobaan yang akan terjadi, itulah aniaya antikris, di situ akan terjadi siksaan yang sangat dahsyat sekali.

Inilah yang sedang kita perjuangkan yaitu tekun dalam tiga macam ibadah pokok, dengan lain kata; jadilah satu kehidupan domba yang tergembala di dalam satu kandang penggembalaan dengan satu gembala.

 

Hanya doa penyembahan yang sanggup menyelamatkan kita dari puncak pencobaan, aniaya antikris, di situ ada siksaan yang dahsyat sekali.

 

Sekarang, kita lihat relevansinya di dalam…

Mazmur 23:4

(23:4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

 

Daud berkata; “Saat berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya.”

Lembah kekelaman -> aniaya antikris yang akan terjadi selama tiga tahun setengah di bumi ini.

Jadi satu kali, dunia ini akan berubah menjadi lembah kekelaman. Kapan? Jawabnya; saat antikris menjadi raja dan berkuasa atas seantero dunia. Pada saat itulah dunia menjadi lembah kekelaman yang begitu gelap, dalam kekelaman yang begitu dahsyat. Tetapi kehidupan domba yang tergembala, berkata; “Aku tidak takut bahaya.” Iniloh jaminan dari penggembalaan.

 

Jadi kita tidak mungkin sampai kepada keabadian walaupun sudah diselamatkan di Padang Gurun dunia, kalau tidak tergembala, kalau gembala tidak menuntun domba-domba.

Jadi tekun tiga macam ibadah pokok itu sudah menjadi harga mati saudara. Jangan tinggalkan Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel oleh karena apapun dan oleh siapapun dan oleh karena apapun pengaruhnya.

Pemuda pemudi perhatikan dan camkanlah apa yang saya sampaikan ini. Satu kali pemuda pemudi akan mengerti apa yang saya maksud ini bila sudah tiba waktunya.

Jadi, carilah pasangan yang seimbang, jangan karena embel-embel, engkau suka kepada seorang laki-laki atau engkau suka kepada seorang perempuan, itu pengertian yang keliru.

 

Kita lihat dulu, betul tidak satu kali dunia akan menjadi lembah kekelaman?

Matius 24:15 --- Perikop: “Siksaan yang berat dan Mesias-mesias palsu.”

(24:15) "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya --

 

Jadi kalau roh antikris sudah menguasai gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini, maka para pembaca secara khusus yang sudah membaca Kitab Daniel haruslah secepatnya memperhatikannya. Daniel pasal 8, 9, 11, 12 yang terkait dengan pembinasa keji yang menghentikan korban sehari-hari itu sudah kita pelajari. Jadi hendaklah para pembaca kitab Daniel ini memperhatikannya. Jangan sampai kita semua sudah memperoleh pengertian dari kitab Daniel terkait dengan pembinasa keji yang akhirnya menguasai tempat kudus, rumah Tuhan, tetapi masih tetap tidak peduli, itu namanya sikap bodoh, tidak mau tahu.

 

Kalau di tengah-tengah nikah dan rumah tangga ada yang seperti itu, ayo berarti dimulai dari kita yang harus berjuang dengan sungguh-sungguh, sampai kita berkemenangan di tengah-tengah perjuangan itu. Jangan berhenti berjuang, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

 

Matius 24:21

(24:21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.

 

Jadi, siksaan itu dahsyat, bukan sekedar siksaan yang pernah dilakukan oleh partai komunis pada tahun 1965, tetapi melebihi siksaan yang dialami oleh tujuh jenderal dari partai komunis pada saat itu. Dan ini harus diperhatikan.

 

1 Petrus 4:17

(4:17) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?

 

Rumah Allah yang pertama-tama dihakimi, orang-orang yang tekun dalam tiga macam ibadah pokok yang pertama-tama dihakimi.

Injil Allah itu antara lain; Matius, Markus, Lukas, Yohanes, secara khusus menceritakan pribadi Yesus dari sorga turun ke bumi menjadi manusia, tujuannya supaya ia menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib, lalu hari ketiga bangkit sesudah itu, setelah empat puluh hari di bumi selanjutnya Dia naik ke sorga, dipermuliakan.

Jadi oleh karena injil Allah, Yesus menderita sengsara di atas kayu salib, dan kita mengerti soal ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.

 

Jadi yang pertama-tama yang merasakan aniaya itu adalah rumah Allah sendiri. Kemudian jika penghakiman itu pertama-tama dimulai pada kita, dimulai dari orang-orang yang melakukan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, bagaimana kesudahan mereka yang tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok? Kebanyakan orang Kristen hanya mengerti soal Ibadah Raya Minggu, tidak mengerti soal ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Intinya tidak mengerti soal penggembalaan. Dan anehnya itu dibiarkan para pemimpin jemaat karena pemimpin jemaat tidak perlu sibuk-sibuk mengarjakan pola kerajaan Sorga, yang penting jemaat dikumpulkan banyak-banyak di dalam rumah Tuhan.

 

Tetapi lihatlah baiknya Tuhan, dengan ketulusan hati Tuhan menggembalakan kita sampai hari ini, Tuhan tidak hanya memperhatikan kuantitas, tetapi Tuhan lebih memperhatikan kualitas rohani kita masing-masing untuk sanggup menghadapi aniaya besar, di situ ada siksaan yang dahsyat yang belum pernah terjadi dan yang tidak akan pernah terjadi lagi sesudah antikris dibinasakan oleh nafas yang keluar dari mulut Allah. Itu yang dimaksud dengan lembah kekelaman

 

1 Petrus 4:18

(4:18) Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?

 

Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok (kehidupan yang tergembala) sudah harus menjadi harga mati, bukan hanya sekedar melayani. Tetapi ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, menjadi satu kehidupan yang tergembala sudah menjadi jiwa (soul) kita masing-masing. Jadi melayani harus sampai ke jiwa. Jangan hanya sekedar melayani, tetapi tidak merasa memiliki, itu belum dijiwai.

Membawa jiwa juga harus sampai dijiwai, jangan hanya sekedar datang beribadah itulah yang disebut menjadi mutiara.

 

Inilah dahsyatnya ketekunan tiga macam ibadah pokok, dimana domba-domba digembalakan (ditutuntun) oleh gembala Agung sehingga domba-domba disebutlah kawanan domba yang tergembala.

Kata tergembala ini dahsyat sekali, sakral sekali. Jadi bukan hanya sekedar terlontar begitu saja dari mulut.

Tetapi setelah ditelusuri (digali), ternyata makna dari tergembala ini amat dalam dan begitu luar biasa.

 

Mazmur 23:5

(23:5) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

 

-          Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku.

Artinya:lewat ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab TUHAN memberi kemengangan

-          Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak.

Lewat ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu, kia menjadi kepala bukan ekor, pemimpin bukan ngikut-ngikut saja soal ibadah.

-          Pialaku penuh melimpah, isinya; anggur.

Lewat ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan kita memperoleh piala di tangan, isinya anggur kasih dari sorga.


Jadi saya berharap, yang pernah turun dari gunung Sion, dari ibadah pelayanan, bilamana engkau kembali lagi ke jabatan semula, di tangan kita ada piala berisi anggur untuk melayani Raja di atas segala raja, ayo semakin sungguh-sungguh tergembala. Sedangkan juru roti akhirnya digantung di tiang gantungan. Kenapa? Karena roti di atas bakulnya dipatok / dimakan habis oleh burung-burung, itulah kenajisan percabulan, itulah roh jual beli, dagang besar yang memberi keuntungan, roh antikris.

 

Jadi mau tidak mau kita awali dulu untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok (tergemabala) kemudian tingkatkan menjadi imamat rajani supaya di tangan mu ada piala berisi anggur, tanda kemenangan. Kemenangannya yang bagaimana yang dimaksud? Yakni; dapat melewati lembah kekelaman.

Jadi ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok itu memberi kemenangan saudara.

 

Itulah sebabnya, Musa, Yosua dan para tokoh-tokoh pejuang iman dalam Kitab para nabi selalu berkata; “Tuhan yang berperang ganti kita.” Inilah yang dimaksud, walaupun kita tidak seberapa, tubuh kita kecil, tidak dipandang oleh dunia, bukan siapa-siapa, papah, hina. Tetapi bilamana kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok menjadi domba yang dituntun oleh gembala Agung, dengan lain kata tergembala, kita pasti berkemenagan karena Tuhan yang berperang ganti kita semua, yakinilah pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel ini, jangan ragu lagi, jangan bimbang lagi oleh suara-suara asing dari luar sana.

 

Ayo pastikan mulai dari sekarang dan mantapkan hati untuk menjadi domba yang tergembala, jangan ragu lagi.

Katakan kepada Tuhan; “Aku akan menjadi satu kehidupan domba yang tergembala, Engkau Gembala Agung, aku akan mengangkat dua tangan tanda penyerahan diri kepada Tuhan, Engkau gembalakanlah hidup ku, nikah, rumah tangga ku, anak-anak ku, orang tua ku, saudara laki-laki, saudara perempuan, dalam nama Yesus. “

Ini janji kita kepada Tuhan dalam Ibadah Awal Tahun ini dan itulah doa kami sebagai gembala supaya kita tergembala sungguh-sungguh.

 

Ciri-ciri sistem penggembalaan yang benar.

Mikha 5:1-3

(5:1) Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. (5:2) Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel. (5:3) Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi,

 

Tuhan menggembalakan umat-Nya: dalam kekuatan Tuhan dan dalam kemegahan nama Tuhan Allahnya.

 

1 Korintus 1:22-24

(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, (1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

 

Jadi ciri penggembalaan yang benar itu adalah menggembalakan domba-domba dengan kekuatan Tuhan, bermegah bukan dengan harta, kekayaan, tetapi bermegah di dalam nama Tuhan, itulah kekuatan Tuhan. Seperti Rasul Paulus bermegah di dalam nama Tuhan, bermegah di dalam pengajaran salib yang diberitakan, dia tidak peduli dengan keinginan orang Yahudi, dia tidak peduli dengan keinginan bangsa Kafir, dia tetap menyampaikan pribadi Kristus Yesus yang disalibkan, dia tetap berdiri teguh dengan pengajaran salib. Itu yang harus ditegakkan di dalam satu kandang penggembalaan. Itu yang benar. Kecuali, kalau itu penginjilan di lauran sana, di lapangan, tidak apa-apa. Memang di dalam penginjilan terjadi banyak mujizat, tujuannya supaya jiwa diselamatkan, tetapi sesudah diselamatkan, harus beralih kepada perkembangannya yang penuh, dan supaya sampai pada perkembangannya yang penuh maka harus tergembala karena memang jemaat adalah kepenuhan Kristus. Kepenuhan Kristus berarti menjadi Mempelai Tuhan. Tetapi kalau belum sampai pada kepenuhan Kristus maka belum menjadi Mempelai Tuhan. Jadi sesudah penginjilan harus tergembala.

Inilah ciri penggembalaan yang benar, digembalakan dengan kekuatan Tuhan (pengajaran salib).

 

Jadi kita harus tergembala dengan bermegah di dalam nama Tuhan (pengajaran salib), tidak bermegah dengan mamon dan yang lain-lain. Kita semua harus bermegah dengan salib bukan dengan kelebihan yang kita punya.

 

2 korintus 12:10

(12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

 

Kalau domba-domba digembalakan oleh kekuatan Tuhan maka domba yang lemah akan menjadi kuat menghadapi segala yang terjadi ini saudara. Jadi kita harus bermegah di dalam kemegahan nama Tuhan Allah, bermegah dalam pengajaran salib.

Pendeknya salib adalah kakuatan Tuhan.

 

Hal itu akan kita buktikan di dalam…

Yohanes 10:11-12

(10:11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; (10:12) sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.

 

Berarti betul, Kristus Yesus Anak Allah adalah Gembala Agung, Dia menggembalakan kawanan domba itulah saya dan saudara dengan kekuatan Tuhan sebab di sini dikatakan, “Akulah gembala yang baik, gemabla yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” Artinya menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib, itulah kekuatan Tuhan, pengajaran salib semacam ini harus disampaikan, itulah yang menjadi kekuatan domba-domba, bukan soal mamon, uang yang banyak, harta, kekayaan, mujizat, tanda heran, tanda ajaib, bukan.

Di tangan kanan Tuhan ada umur panjang, di tangan kiri Tuhan ada kekayaan.

Jadi kekuatan Tuhan itu secara khusus di tangan kanan. Kita digembalakan oleh tangan kanan Tuhan, bukan tangan kiri, bukan soal mamon.

 

Kita lihat tangan kanan Tuhan di dalam…

Wahyu 1:20

(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."

 

Jadi saudara, kalau kita digembalakan oleh kekuatan Tuhan, kita ada di tangan kanan Tuhan, menjadi orang bijaksana dan menjadi gereja Tuhan yang sempurna itulah ketujuh bintang dan ketujuh kaki dian emas, gereja yang sempurna.

Inilah kalau kita digembalakan oleh kekuatan Tuhan, digembalakan oleh tangan kanan Tuhan, menjadi guru-guru kebenaran, di dalam satu kandang penggembalaan, menjadi dasar kebenaran dan menjadi soko guru.

Tetapi kalau hanya sekedar pengetahuan tidak akan pernah menjadi dasar kebenaran, tidak akan pernah menjadi soko guru, tidak akan pernah menjadi mutiara. Tetapi kalau seseorang hidupnya dan hatinya sepenuhnya digembalakan oleh gembala Agung dengan kekuatan Tuhan, maka hidupnya satu kali kelak pasti ada di tangan kanan Gembala Agung, menjadi dasar kebenaran, menjadi soko guru, menjadi mutiara, pintu gembang sorga untuk membawa jiwa-jiwa masuk ke dalam penggembalaan ini, sampai akhirnya juga menjadi tujuh kaki dian emas, mempelai perempuan Tuhan, milik kepunyaan Tuhan.

Memang nampaknya seperti muluk-muluk, tetapi ini janji Firman Tuhan, dan itu akan kenyataan di dalam diri kita masing-masing bilamana kita menjadi satu kehidupan domba yang tergembala.

 

Doa kami suami isteri sebagai gembala sidang supaya kita menjadi satu kehidupan domba yang tergembala, digembalakan oleh Tuhan (Gembala Agung), sampai akhirnya dipimpin  kepada puncak ibadah, doa penyembahan, lepas dari lembah kekelaman, pada saat antikris berkuasa menjadi raja. Dan akhirnya kita semua menjadi soko guru, dasar kebenaran, menjadi mutiara, dan mempelai Tuhan. Amin.

 

 

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

No comments:

Post a Comment