IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 7 JANUARI 2025
SURAT YUDAS
YUDAS 1:5
(Seri 7)
Subtema: INGIN MATI DI PADANG GURUNG
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN yang sudah menghimpunkan kita di atas gunung TUHAN yang kudus lewat Ibadah Doa Penyembahan, sebentar kita akan tersungkur di kaki salib TUHAN, sujud menyembah TUHAN, tentu saja setelah diteguhkan oleh Firman Allah.
Saya tidak lupa menyapa saudara/saudari, anak-anak TUHAN yang terkasih, yang juga turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube maupun Facebook dan media sosial lainnya dimanapun saudara berada. Kiranya damai sejahtera turun di tengah-tengah kita, memenuhi kita, memberi satu sukacita dan bahagia saat kita duduk diam mendengarkan Firman TUHAN dekat kaki TUHAN.
Mari kita sambut SURAT YUDAS sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:5
(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
TUHAN menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir, namun membinasakan mereka di padang gurun. Mesir adalah gambaran dunia ini disebut juga tanah perbudakan.
Yang dibinasakan di padang gurun itu adalah; orang-orang yang tidak percaya.
Hal ini ditulis kembali oleh Yudas, tujuannya adalah untuk mengingatkan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini supaya jangan mengalami hal (nasib) yang sama, seperti yang dialami oleh bangsa Israel.
Ini adalah salah satu bukti TUHAN mengasihi kita dan panjang sabar-Nya sudah dinyatakan kepada kita sampai malam ini.
Demikian juga rasul Paulus; mengingatkan jemaat di Korintus dengan mengangkat kisah yang sama, sebagaimana yang ditulis dalam 1 Korintus 10. Sedangkan, inti sari dari 1 Korintus 10:1-4 umat Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir dan diselamatkan dari tangan Firaun.
Mesir gambaran dunia.
Firaun gambaran setan dan setan adalah penguasa dunia.
1 Korintus 10:5
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Yang ditewaskan di padang gurun adalah "bagian yang terbesar."
Bagian yang terbesar 🡪 generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di Mesir, mereka itulah orang-orang yang tidak percaya, sehingga TUHAN tidak berkenan kepada mereka.
Saya akan mengajak saudara melihat kisah tersebut lebih konkret di dalam…
Bilangan 14:2
(14:2) Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini!
Inti dari ayat ini; bangsa Israel bersungut-sungut kepada Musa dan Harun.
Kemudian, dalam persungutan itu mereka ingin mati di Mesir atau di padang gurun.
Mesir atau padang gurun adalah gambaran dari dunia dan semua yang ada di dunia ini.
Yang pasti, segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini sebagaimana dalam 1 Yohanes 2:16 adalah:
Keinginan daging.
Keinginan mata.
Keangkuhan hidup.
Keinginan daging 🡪 manusia hidup dari roti, bukan Firman Allah yang keluar dari mulut Allah.
Ayat referensi:
Lukas 4:3 --- Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti
Keinginan mata 🡪 kerajaan dunia dengan segala kemuliaan, kemewahan dan kemegahan-kemegahannya.
Ayat referensi:
Lukas 4:5-6 --- Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.
Keangkuhan hidup, artinya; meninggalkan tempat tinggi (bubungan Bait Allah) hanya untuk perkara-perkara di bawah. Jadi, meninggalkan ibadah dan pelayanan (mengabaikan hal yang rohani) hanya karena perkara dunia, dengan lain kata menjatuhkan diri kepada perkara-perkara di bawah, itu merupakan keangkuhan hidup.
Sebenarnya, kalau kita sudah berada di tempat yang tinggi; ibadah dan pelayanan, tidak perlu menjatuhkan diri ke bawah hanya karena perkara lahiriah / duniawi. Kalau seseorang meninggalkan ibadah dan pelayanan / perkara rohani / perkara di atas, hanya karena perkara di bawah, itu keangkuhan hidup, Alkitab yang berkata.
Ayat referensi:
Lukas 4:9 --- Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah
Jadi, hanya karena tiga hal tersebut, bangsa Israel ingin mati.
Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Syarat ikut TUHAN:
Sangkal diri, pikul salib dan ikut TUHAN = rela kehilangan nyawa, kehilangan segala sesuatu yang ada di duni ini hanya untuk memperoleh Kristus.
Ayat referensi…
Filipi 3:8
(3:8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Oleh karena Kristus, rasul Paulus rela melepaskan segala sesuatunya. Bahkan hal-hal lahiriah, hal yang berasal dari dunia ini; semuanya dianggap sampah, supaya memperoleh hidup. Bagi rasul Paulus; mati adalah keuntungan, hidup adalah Kristus (Filipi 1:21).
Jadi, untuk memperoleh hidup, maka, kita harus melepaskan segala sesuatu yang ada di dunia, bahkan perkara yang diperoleh dari dunia telah dianggap rasul Paulus sebagai sampah.
Matius 16:25
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Perlu untuk diketahui:
Barangsiapa mempertahankan nyawa; ia akan kehilangan nyawa.
Mempertahankan nyawa = tidak sangkal diri, tidak pikul salib dan tidak ikut TUHAN hanya karena perkara-perkara di dunia ini.
Barangsiapa kehilangan nyawa karena Kristus, maka ia akan memperoleh hidup (nyawa).
Rela kehilangan nyawa = sangkal diri, pikul salib dan ikut TUHAN sungguh-sungguh.
Matius 16:26
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Intinya adalah; apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia (keinginan daging, keinginan mata, keangkuhan hidup) tetapi kehilangan nyawa? Pendeknya, barangsiapa mempertahankan nyawa akan kehilangan nyawa.
Tetapi lihatlah, “bagian yang terbesar” dari generasi yang pertama dari umat Israel; ingin mati di Mesir atau di padang gurun. Kalau mati di Mesir atau di padang gurun, maka, langkah perjalanan rohani mereka berhenti di tengah jalan atau tidak sampai kepada tujuan hidup.
Itulah sebabnya, Yehuda (Yudas) mengangkat kisah ini kembali untuk mengingatkan kita (gereja TUHAN) di hari-hari terakhir ini supaya tidak mengalami nasib yang sama. Tetapi anehnya, begitu banyak orang Kristen mempertahankan nyawanya; ingin mati di Mesir, di padang gurun, hanya karena; keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Akhirnya, satu kali nanti banyak orang Kristen tidak sampai kepada tujuan hidupnya, mati di tengah jalan karena mempertahankan nyawa. Ini harus kita perhatikan bersama-sama.
Matius 16:27
(16:27) Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Singkat kata, pada hari penghakiman, TUHAN akan membalaskan setiap orang menurut perbuatannya.
Ayat ini dituliskan kepada kita dan mengingatkan kita, bukan untuk mengancam. Saya pun menyampaikan yang tertulis dalam ayat ini bukan untuk mengancam gereja TUHAN (sidang jemaat), tetapi supaya kita memperhatikannya, jadi hati-hati saudara.
Sebetulnya, TUHAN memberitahukan hal itu kepada bangsa Israel, generasi pertama, mari kita lihat dalam…
Bilangan 14:2, 28-29
(14:2) Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! (14:28) Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapan-Ku, demikianlah akan Kulakukan kepadamu. (14:29) Di padang gurun ini bangkai-bangkaimu akan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku.
Di tengah persungutan itu, bangsa Israel ingin mati di Mesir (di padang gurun), akhirnya mereka semua ditewaskan di padang gurun, mayat-mayat mereka berserakan di padang gurun. Demikianlah TUHAN memperlakukan mereka sesuai dengan hati mereka pada waktu bersungut-sungut.
Jadi hati-hati saudara, hati boleh panas, tetapi kepala harus tetap dingin, sebab TUHAN akan perlakukan sesuai dengan keinginan di hati --- Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum (Matius 12:37).
Singkatnya, mereka tidak masuk ke negeri yang telah dijanjikan TUHAN Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub = tidak sampai kepada tujuan hidup.
Jadi, kalau keinginan di hati hanya untuk mati di Mesir atau di padang gurun dengan lain kata mempertahankan nyawa itulah keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup, maka ia akan kehilangan nyawa; tidak sampai kepada tujuan hidup, berhenti di tengah jalan.
Perhatikan hal ini dengan sungguh-sungguh, karena ternyata; TUHAN mengadakan pembalasan pada hari penghakiman. Jangan hari ini bereuforia hanya karena segala sesuatu yang datang dari dunia, tetapi satu kali menangis darah dengan penuh penyesalan; tidak ada artinya. Selagi masih ada waktu berarti masih ada kesempatan, dan kesempatan ini adalah panjang sabar TUHAN, panjang sabar TUHAN adalah kemurahan TUHAN. Kesempatan untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok, itu adalah panjang sabarnya TUHAN, itu kemurahan hati TUHAN.
Saudara, saya diingatkan oleh Damaris; “om kan pernah bilang di tahun 2023, sesudah pandemi ini terjadi, nanti akan terjadi lagi”, tepatnya ketika kita membahas Wahyu 13:3 --- Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu --- Sakit, sembuh, kemudian nanti diadakan lagi; sakit, sembuh dan itu terus menerus.
Saudara, saya tidak memiliki gelar doktor apalagi profesor, saya manusia biasa sama seperti saudara, tetapi kenapa saya berani berkata seperti itu? Bukan karena saya pintar dan pandai, punya gelar tinggi, tetapi hikmat TUHAN ada di tengah-tengah ibadah dan pelayan dalam kandang GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia.
Itulah sebabnya, TUHAN mengajar kita untuk senantiasa sangkal diri, pikul salib, TUHAN ajar kita untuk menjadi kecil, sebab hanya kepada orang kecil saja TUHAN memberitahukan segala sesuatu sebagaimana yang tertulis dalam Matius 11:25 --- Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
Saudara, kita harus bersiap-siap, sebab virus itu akan kembali masuk ke Indonesia. Di Kamboja sudah banyak mayat-mayat berhantara di padang gurun, kemudian virus itu sudah turun ke bawah (Malaysia), sedikit lagi ke Indonesia.
Jadi, sungguh-sungguh saudara, jangan pertahankan nyawa supaya jangan kehilangan nyawa. Tidak rugi tekun dalam tiga macam ibadah pokok, justru engkau yang akan rugi jika mempertahankan nyawa. Oleh sebab itu, satu keluarga harus saling mengingatkan; orangtua ingatkan anak kalau belum sungguh-sungguh tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan sebaliknya, masing-masing kita saling mengingatkan satu dengan yang lain.
Itulah sebabnya di atas tadi saya katakan; ayat ini disampaikan bukan untuk mengancam, tetapi ayat ini dituliskan Yehuda dan rasul Paulus untuk mengingatkan hidup gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini supaya jangan mengalami nasib yang sama, artinya; TUHAN terlalu mengasihi hidup saya dan saudara. Jangan hidup kita sama seperti hewan; lahir hanya untuk dimusnahkan, itulah hewan antikris dan hewan nabi palsu.
Sekali lagi saya sampaikan; TUHAN memperlakukan generasi pertama (bagian yang terbesar) sesuai dengan keinginan hati mereka pada waktu bersungut-sungut. Singkat kata; mereka tidak masuk ke negeri yang telah dijanjikan TUHAN Allah kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Demikianlah nanti akhir hidup dari orang-orang yang mempertahankan nyawa, mempertahankan segala sesuatu yang ada di dunia ini; ia akan binasa dan kehilangan nyawanya bersama dengan dunia ini.
Bagian yang harus kita soroti kembali….
Bilangan 14:3
(14:3) Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"
Sebelum saya jelaskan ayat ketiga ini, perlu untuk diketahui; ternyata orang yang mempertahankan nyawa dengan lain kata menginginkan segala sesuatu yang dari dunia menjadi bodoh; tindakannya bodoh, sebab bagian yang terbesar ini berkata; Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?
Kemudian, di sini kita melihat; anggapan bangsa Israel (bagian yang terbesar) terhadap perjalanan yang dipimpin TUHAN di padang gurun adalah:
Supaya mereka tewas oleh pedang.
Isteri serta anak-anak mereka menjadi tawanan.
Kembali saya sampaikan, bahwasanya; kalau seseorang masih mempertahankan nyawa, yaitu; segala sesuatu yang berasal dari dalam dunia ini, pikiran dan anggapan mereka menjadi bodoh. Bukankan TUHAN telah menyelamatkan mereka dari tanah perbudakan, untuk selanjutnya dipimpin oleh TUHAN dalam perjalanan mereka di padang gurun? Tetapi justru mereka beranggapan; Supaya mereka tewas oleh pedang dan isteri serta anak-anak mereka menjadi tawanan --- ini adalah pikiran yang keliru. TUHAN menghimpunkan kita di malam ini bukan untuk ditewaskan di padang gurun atau menjadi tawanan, tetapi TUHAN memimpin ibadah ini tentu dengan maksud dan tujuan yang mulia.
Jadi, saudara tidak boleh merasa rugi ketika TUHAN memimpin perjalanan / langkah-langkah rohani kita di atas muka bumi ini. Jangan rugi kalau harus kehilangan bonus dari overtime yang membuat kita harus masuk malam atau siang, sesuai dengan maunya dunia ini, tetapi tinggalkan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok; TUHAN sedang memimpin langkah perjalanan kita. Jadi, saudara jangan merasa supaya ditewaskan oleh pedang atau menjadi tawanan, itu pemikiran yang keliru. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33).
Jangan gunakan akal pikiran manusia yang bodoh saudara, tetapi biarlah kita menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat pada Yesus Kristus, itu lebih baik dan jauh lebih mulia, supaya kita menjadi mulia di mata TUHAN, tidak bodoh seperti “bagian yang terbesar” dari bangsa Israel; bodohnya tidak ketulungan.
Perlu untuk diketahui:
Kalau TUHAN memimpin perjalanan rohani gereja TUHAN, maka, Ia akan memimpin sampai kepada akhir perjalanan hidup (tujuan hidup) itulah kerajaan Sorga disebut juga hari ketujuh / hari perhentian kekal.
Ingat RUMUS: Enam hari lamanya TUHAN bekerja, tetapi berhenti hari ketujuh sebagaimana dalam Keluaran 20:11 --- Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya
Rumus ini sudah harus mendarah daging dan tidak boleh lekang / lepas dari hidup kita supaya perjalanan rohani kita sampai kepada tujuan hidup dengan lain kata; tidak berhenti di tengah jalan karena pikiran yang bodoh (mempertahankan nyawa). Jadi, TUHAN tidak akan pernah berhenti di tengah jalan, Ia akan berhenti manakala pekerjaan-Nya sudah selesai.
Saudara, TUHAN kita tidak sama dengan orang-orang yang mempertahankan nyawanya itulah “bagian yang terbesar” dari bangsa Israel secara khusus generasi pertama yang lahir dari Mesir. TUHAN tidak berkenan kepada mereka, karena mereka tidak percaya bahwasanya; TUHAN sedang menuntun perjalanan mereka di padang gurun. Tetapi “bagian yang terbesar” ingin mati di padang gurun arti rohaninya; mempertahankan nyawa, mempertahankan segala sesuatu yang ada di dunia ini, sehingga tidak sampai kepada tujuan hidup. Mereka justru mempersalahkan ketika TUHAN menuntun mereka di padang gurun dan menganggap; supaya mereka tewas di padang gurun dan anak-anak serta isteri mereka menjadi tawanan. Jangan kita mempunyai pemikiran yang demikian saudara.
Saya tahu, ketika kita datang menghadap TUHAN, maka tentu kita akan membawa korban dan persembahan baik tenaga pikiran dan waktu, termasuk perasaan ini, harus dipersembahkan. Tetapi, orang yang tidak mengerti rencana TUHAN, mereka akan berpikir, itu adalah kebodohan, kenapa? Karena yang mereka cari adalah hikmat dan kekayaan yang berasal dari dunia. TUHAN kita tidaklah seperti itu, TUHAN kita akan memimpin kita sampai akhir perjalanan rohani kita (tujuan hidup) itulah kerajaan Sorga.
Kita bandingan dengan….
Ibrani 1:3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Sebelum selesai mengerjakan pekerjan-Nya; Ia tidak akan berhenti. Sesudah Ia selesai mengerjakan pekerjaan-Nya maka Ia berhenti, itulah yang disebut dengan hari ketujuh, hari perhentian kekal ada di dalam kerajaan Sorga --- Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.
Jadi, kita sudah diselamatkan dari tanah Mesir atau tanah perbudakan, kita tidak perlu lagi mencari keselamatan, selain mengerjakan keselamatan; memberi diri disucikan sampai selesai. Biarlah kita semua mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar sampai penyucian itu selesai. Demikian juga TUHAN menuntun kita sampai ke tujuan hidup (langkah-langkah yang terakhir).
Wahyu 13:8 --- Perikop: Binatang yang keluar dari dalam laut
(13:8) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.
Ketika antikris menjadi raja atas seantero dunia ini, maka nampak dengan jelas "bagian yang terbesar" dari penduduk bumi (timur, utara, barat, selatan) akan menyembah antikris, yaitu; orang-orang yang namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba yang disembelih.
Saudara, TUHAN sedang memimpin kita sampai kepada penyembahan yang tertinggi, disebut juga puncak ibadah. Sedangkan penyembahan tertinggi dari setan tritunggal adalah segala sesuatu yang berasa dari dunia. Siapa yang menyembah itu? Bagian yang terbesar dari penduduk bumi.
Kita bisa melihat hal itu lebih rinci lagi dalam….
Mazmur 69:22-24
(69:22) Bahkan, mereka memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam. (69:23) Biarlah jamuan yang di depan mereka menjadi jerat, dan selamatan mereka menjadi perangkap. (69:24) Biarlah mata mereka menjadi gelap, sehingga mereka tidak melihat; buatlah pinggang mereka goyah senantiasa!
Menyalibkan Yesus berarti; tidak menyangkal diri, tidak pikul salib dan tidak ikut TUHAN = mempertahankan nyawanya = mempertahankan segala sesuatu yang berasal dari dunia ini, sebenarnya, itu merupakan "jerat atau perangkap". Tetapi, lihatlah “bagian yang terbesar” dari bangsa Israel tadi; bodoh, sebab sekalipun itu jerat atau perangkap setan, mereka justru ingin masuk ke situ.
Jadi saudara, jangan sampai karena pekerjaan engkau tinggalkan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Mungkin dari tiga shift yang engkau terima dari pekerjaanmu, engkau dapat bonus, tetapi itu kebodohanmu. Saya sampaikan hal ini bukan karena saya marah, tetapi saya hanya sampaikan itu kebodohanmu, bukan kepandaianmu atau kelebihamu, sebab itu adalah “jerat atau perangkap” setan. Jadi, kalau engkau masuk ke dalam jerat atau perangkap setan, bukankah engkau orang bodoh bahkan lebih bodoh dari orang bodoh di dunia sana? Orang dunia bodoh karena mereka tidak tahu apa-apa, tetapi engkau bodoh karena membiarkan diri masuk dalam jerat atau perangkap setan --- lebih bodoh dari orang bodoh.
Orangtua tidak boleh bodoh, anak tidak boleh bodoh, kehidupan yang tergembala tidak boleh bodoh, tidak boleh bodoh dari orang yang bodoh. Sekali lagi saya sampaikan; saya mengatakan ini bukan karena marah, tetapi supaya terbuka pikiran yang bodoh.
Saudara, siapa orang bodoh? Orang dunia. Andaikata orang dunia mengerti rencana TUHAN seperti TUHAN memimpin perjalanan bangsa Israel untuk dibawa ke tanah yang sudah dijanjikan untuk dimiliki, tentu mereka akan masuk dalam rencana TUHAN. Tetapi lihat, “bagian yang terbesar” sudah tahu tentang kebenaran, namun sangat disayangkan, mereka masuk dalam jerat atau perangkap setan, bukankah itu lebih bodoh dari orang bodoh?
Melihat kebodohan ini, kiranya kita menjadi malu. Kalau kita tahu rasa malu, kita akan berjuang untuk melepaskan diri dari rasa malu / ketelanjangan.
Tanda dijerat / masuk dalam perangkap:
Mata mereka menjadi gelap.
Artinya: mata mereka tidak lagi tertuju kepada kerajaan Sorga, dengan lain kata; tidak mengarahkan pandangan kepada salib di Golgota.
Pinggang mereka goyah senantiasa.
Artinya: tinggalkan ibadah dan pelayanan.
Jadi, kalau seseorang tinggalkan ibadah dan turun dari pelayanan, itu namanya goyah. Yang TUHAN mau adalah kita tabah saja, berarti; tetap dan kuat hati.
Inilah tanda dijerat atau masuk dalam perangkap setan.
Mazmur 69:29
(69:29) Biarlah mereka dihapuskan dari kitab kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang benar!
Orang-orang yang mempertahankan nyawanya atau mempertahankan segala sesuatu yang dari dunia ini; nama mereka tidak tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba yang telah disembelih.
Jadi saudara, mari perhatikan Firman TUHAN malam ini, TUHAN sedang menuntun domba-domba-Nya, TUHAN sedang memimpin kita, gerak langkah kita dalam perjalanan di padang gurun dunia ini; percaya saja. Percayakan hidupmu kepada TUHAN sebab Dia adalah Kepala yang memimpin, Gembala yang menuntun domba-domba dan kalau Dia memimpin dan menuntun, Dia tidak berhenti di tengah jalan, Dia akan sampai ke tujuan akhir dari perjalanan ini dengan lain kata; tidak berhenti di tengah jalan. Mengapa demikian? Karena TUHAN kita tidak sama dengan “bagian yang terbesar” dari bangsa Israel.
Jadi saudara, apa yang saya sampaikan di tahun 2023 tergenapi lagi; tahun 2025 akan muncul lagi penyakit baru, tetapi sembuh lagi nanti. Mayat-mayat akan bergelimpangan selama satu tahun di padang gurun dunia ini, karena masih mempertahankan nyawa. Jadi saudara, sungguh-sungguh beribadah, jangan lagi mempertahankan nyawa, tahun 2020 - 2022 banyak mayat bergelimpangan saudara, supaya jangan dibinasakan.
Memang banyak orang Kristen diselamatkan, tetapi sayang, di tengah perjalanan mayat mereka bergelimpangan; jangan kita sama seperti itu.
Oleh sebab itu, bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia memberikan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, itulah ibadah yang sesuai dengan pola kerajaan Sorga. Jadilah mutiara mulai dari sekarang, mulai dari diri ini.
Kembali kita membaca…
Wahyu 13:9
(13:9) Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Berarti, perhatikan Firman ini dengan sungguh-sungguh, jangan diabaikan apa yang sudah kita dengar.
Wahyu 13:10
(13:10) Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang.
Ketika antikris menjadi raja, banyak dari orang-orang Kristen bumi ini teraniaya, antara lain:
Ada yang ditentukan untuk ditawan.
Ada yang ditentukan untuk dibunuh oleh pedang antikris.
Ini harus diperhatikan dengan baik-baik.
Itu sebabnya, dalam Wahyu 11:1 --- Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya. Di sini kita melihat, kehidupan yang diselamatkan adalah kehidupan yang sudah diukur oleh ukuran kerajaan Sorga, yaitu;
Bait Suci Allah
Mezbah
Yang beribadah di dalamnya. Berarti; mau tidak mau tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Tetapi dalam Wahyu 11:2 --- Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
Wahyu 12:17
(12:17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain. Siapa keturunan yang lain?
Yang menuruti hukum-hukum Allah 🡪 tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab.
Memiliki kesaksian Yesus 🡪 tekun dalam Ibadah Raya Minggu.
Tetapi kurang satu ibadah itulah doa penyembahan, inilah yang menjadi sasarannya, sehingga ada yang ditentukan untuk ditawan dan ada yang ditentukan untuk dibunuh oleh pedang antikris.
Sesungguhnya, TUHAN tidak menghendaki hal ini terjadi dan menimpa anak-anak TUHAN / orang-orang Kristen di bumi ini, sebab TUHAN akan terus memimpin langkah-langkah perjalanan rohani gereja TUHAN sampai tujuan hidup itulah kerajaan Sorga.
Bukti TUHAN mempimpin perjalanan rohani gereja TUHAN di padang gurun dunia.
Matius 26:37-38 --- Perikop: “Di taman Getsemani”
(26:37) Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, (26:38) lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
Yesus membawa Yakobus, Petrus dan Yohanes pada "satu titik" di taman Getsemani. Lalu di "titik itu" berkatalah Ia kepada mereka: tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.
Ini adalah bukti nyata kepada kita bahwa TUHAN sedang memimpin gerak langkah perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
Tinggallah di sini.
Arti rohaninya: tekun dalam tiga macam ibadah pokok = tergembala dengan sungguh-sungguh di dalam satu penggembalaan dengan satu gembala, bukan dua gembala. Jadi, tidak boleh liar, tidak boleh tergembala di gunung-gunung lain.
Yakobus 🡪 iman
Petrus 🡪 pengharapan
Yohanes 🡪 kasih
Kemudian…
Iman berbicara tentang ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Pengharapan berbicara tentang ketekunan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.
Kasih berbicara tentang ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Ayat referensinya dapat kita temukan dalam Ibrani 10:22-24 --- perikop: “Ketekunan”
Di ayat 22, di situ kita menemukan kata IMAN (Yakobus) 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci
Di ayat 23, di situ kita menemukan kata PENGHARAPAN (Petrus) 🡪 ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh
Di ayat 24, di situ kita menemukan kata KASIH (Yohanes) 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan
Lalu pada Ibrani 10:25, rasul Paulus menghimbau orang Ibrani supaya jangan menjauhkan diri dari ketekunan dalam tiga macam ibadah. Itu sebabnya TUHAN berkata; tinggallah di sini = tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Kalau kita domba-domba, tergembalalah sungguh-sungguh dalam satu kandang penggembalaan dengan satu gembala (tinggal di situ), karena itu merupakan tempat pembaringan bagi domba-domba.
Inilah bukti kalau TUHAN sedang memimpin perjalanan rohani kita.
Berjaga-jagalah dengan Aku.
Terkait dengan ini, kita akan membaca….
Matius 26:40-41
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? (26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Berjaga-jaga dan berdoa 🡪 doa penyembahan. Ukuran doa penyembahan adalah satu jam.
Jadi, baik saya maupun para imam yang melayani TUHAN, bahkan seluruh sidang jemaat sudah harus sampai pada pengertian ini. Di rumah masing-masing, bilamana menyembah, ukurannya adalah satu jam. Tetapi bagi pemula awali dulu dengan 15 menit, lanjutkan lagi 30 menit, lanjutkan lagi 45 menit, kemudian lanjutkan lagi 1 jam, kalau bisa lebih dari 1 jam, itu lebih bagus. Tetapi dengan 1 jam saja, itu sudah memenuhi syarat (sesuai ukuran dari Sorga).
Matius 26:39
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
Tindakan Yesus:
Ia maju sedikit
Lalu sujud dan berdoa
Dari tindakan-tindakan tersebut, menunjukkan kepada kita bahwa Yesus adalah "PENGANTARA" antara Allah dengan manusia, sebab Yesus memang adalah Imam Besar Agung, Dialah yang harus meminum cawan Allah.
Tugas Imam Besar Agung; melayani, berdoa dan memperdamaikan dosa, dengan lain kata; memimpin tiga macam ibadah pokok sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan. Itulah tugas Pengatara, tugas Imam Besar Agung.
Kalau ada gereja yang berkata; yang penting Ibadah Raya Minggu, siapa bilang? Beribadah harus sesuai dengan pola Tabernakel saudara, TUHAN Yesus sendiri yang berkata, bukan mulut saya. TUHAN yang mengatakan lalu ditaruh di mulut saya, itulah Firman yang diurapi; berasal dari TUHAN, karena ada di Alkitab.
Kalau “nubuatan” semua orang tidak bisa melihat walaupun itu benar; naik turun Sorga, melihat neraka atau Sorga. Tetapi, nubuatan terbesar adalah Firman Allah yang dibukakan rahasianya, itulah Firman yang diurapi yang berasal dari mulut TUHAN disampaikan oleh seorang hamba TUHAN yang tulus hatinya.
Matius 26:44-46
(26:44) Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. (26:45) Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. (26:46) Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat."
Satu kali Anak Manusia akan diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.
Artinya; satu kali antikris akan menjadi raja dan berkuasa atas dunia dan pada saat itulah aniaya besar berlangsung dan siksaan yang dahsyat akan terjadi di atas muka bumi ini. Pada masa itu disebutlah dengan "puncak gelap malam"
Itulah sebabnya, TUHAN Yesus Kristus, Imam Besar Agung memimpin ibadah kita di bumi ini sampai kepada puncak ibadah itulah "DOA PENYEMBAHAN", sebab puncak ibadah berkuasa untuk melewati "PUNCAK GELAP MALAM" yang akan terjadi menimpa dunia ini. Inilah yang dituturkan / dipaparkan dengan rinci oleh TUHAN kepada murid-murid-Nya. Dan malam ini, pemaparan ini juga kita terima bagaikan kita ada di taman Getsemani.
Di taman Getsemani ada pohon anggur, ada pohon zaitun, di depan taman Getsemani nanti ada anggur tercurah dari Sorga, itulah korban Kristus. Jadi, dari taman Getsemani, nanti Yesus akan di bunuh di atas kayu salib di bukit Golgota.
Sekali lagi saya sampaikan, untuk mengantisipasi puncak gelap malam, maka TUHAN Yesus sebagai pengantara, Imam Besar Agung, sedang memimpin ibadah-ibadah kita sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan supaya bisa melewati puncak gelap malam. Sungguh mulia hati TUHAN kita ini, tetapi kadang kita tidak mau tahu, kita buat ibadah itu sesuka di hati. Gereja satu jam saja, pujiannya ½ jam, Firman-Nya 5 menit, kesaksiannya 20 menit, doanya 5 menit, kemudian pulang, itu ibadah buatan tangan manusia. Sehingga, pertama kali kita masuk dalam kandang penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, kita tidak kuat. Tetapi TUHAN dengan Roh yang kuat mencengkram kita sampai kita dibuat dalam suasana yang terus bisa mengarahkan pandangan kepada pohon anggur, pohon kehidupan, pokok keselamatan. Sekarang kita bagaikan ada di taman Getsemani untuk terus dipimpin sampai puncak ibadah (pohon zaitun).
Sekarang kita buktikan, apakah TUHAN betul memimpin dan sampai dimana TUHAN memimpin kita…
Wahyu 8:1 --- Perikop: “Meterai yang ketujuh”
(8:1) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
Sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya, berarti ada suatu ketenangan yang besar disertai dengan damai sejahtera yang tidak terlukiskan dan tidak dapat dikatakan oleh siapapun, kecuali orang itu dengan TUHAN.
Kemudian pada Wahyu 8:2, tujuh malaikat sudah bersiap-siap meniup tujuh sangkakala. Jadi sesudah tujuh meterai, tujuh malaikat meniup tujuh sangkakala. Barulah Wahyu 8:3-4 -- di situ Yesus sebagai Imam Besar Agung memimpin ibadah-ibadah di bumi ini sampai kepada puncak ibadah; doa penyembahan, bagaikan asap dupa kemenyan yang naik ke hadirat Allah, berarti menembusi takhta Allah, itulah doa penyembahan. Itu sebabnya, kita harus “tinggallah di sini” untuk dipimpin sampai puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Wahyu 8:5
(8:5) Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
Jadi saudara, di Sorga ada suatu ketenangan yang luar biasa itulah doa penyembahan yang memimpin sampai ke Sorga, tetapi di bumi ada kekacauan.
Di sini kita bisa melihat; TUHAN sedang memimpin ibadah kita untuk dibawa ke satu rencana yang mulia yaitu; berada dalam kerajaan Sorga, lepas dari aniaya antikris di bumi.
Kemudian, di bumi ada ledakan-ledakan, ada halilintar, ada kekacauan, ada goncangan-goncangan yang terjadi, tetapi di Sorga ada satu ketenangan. Siapa yang membawa kita sampai ke Sorga? TUHAN Yesus sebagai Imam Besar Agung yang membawa kita sampai puncak ibadah; doa penyembahan.
Oleh sebab itu, jangan ragu untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok dan jangan menolak Pengajaran Mempelai. TUHAN sudah membawa kita ke jalur yang benar, kenapa masih berani menolak Pengjaran Mempelai? Jangan bodoh! TUHAN sudah membawa kita ke jalur yang benar, kenapa masih menolak hanya karena pengaruh-pengaruh?
Dari apa yang sudah kita terima, dari kuasa dari Sorga, bawalah dan pengaruhilah seisi rumah. Baru satu jam bersama saudara, sudah lupa lagi, jangan begitu-begitu lagi saudara, sudah harus sampai ke penyembahan. Sebentar penuh Roh Kudus, sebentar lepas dari Roh Kudus, itu bukan penyembahan. Harus sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan, itu yang menolong kita, dan TUHAN sedang memimpin kita sampai kepada puncak ibadah, karena TUHAN tidak mau gereja TUHAN ditimpa dengan apa yang dialami oleh “bagian yang terbesar” yang dialami oleh bangsa Israel.
Saya tidak panjangkan lagi Firman TUHAN, sebab TUHAN sudah memberikan kepada kita bukti nyata bahwa TUHAN sedang memimpin hidup rohani kita, perjalanan dan gerak langkah kita di bumi ini, kiranya selamat sampai tujuan. Itulah yang disampaikan Imam Eli kepada gereja Hana, itu juga yang disampaikan Paulus kepada jemaat-jemaat di Asia kecil, secara khusus kepada jemaat di Korintus.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment