IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 12 MEI 2020
KITAB KOLOSE
(Seri:
96)
Subtema: CAKAP MENGAJAR SIDANG JEMAAT
Shalom.
Salam
sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita masing-masing, baik
sidang jemaat yang ada di tiap-tiap sektor, maupun sidang jemaat yang mengikuti
pemberitaan firman TUHAN lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook pribadi lepas pribadi di mana
pun berada.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, hamba-hamba TUHAN di mana
pun anda berada yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook di mana pun anda berada, kiranya TUHAN memberkati lewat lawatan firman
yang sebentar akan kita terima. Namun, mari kita berdoa memohon kemurahan bagi
TUHAN supaya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.
Segera
kita sambut firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang
dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di KOLOSE.
Kolose
3:16
(3:16) Hendaklah perkataan Kristus diam dengan
segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat
mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil
menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur
kepada Allah di dalam hatimu.
Mari
kita memperhatikan kalimat: “Hendaklah
perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu
dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain” Artinya,
Firman itu sudah terlebih dahulu mendarah daging dalam kehidupan seorang hamba
TUHAN, sehingga dengan segala kekayaan dan segala hikmat yang berasal dari
Firman Allah itu dapat mengajar dan menegur orang lain.
Pendeknya:
Pedang Roh, yaitu Firman Allah, yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar sudah terlebih
dahulu mengenai diri hamba TUHAN tersebut, sehingga ia cakap mengajar orang
lain. Kalau Firman Allah yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar sudah
terlebih dahulu mengenai hamba TUHAN tersebut, maka sudah barang tentu ia cakap
mengajar sidang jemaat TUHAN. Hal ini terkait dengan tahbisan seorang hamba
TUHAN, oleh sebab itu, mari kita melihat surat tahbisan.
2
Timotius 2:23-25
(2:23) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari,
yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu
menimbulkan pertengkaran, (2:24)
sedangkan seorang hamba TUHAN tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah
terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar (2:25) dan dengan lemah lembut dapat
menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin TUHAN memberikan kesempatan
kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka
mengenal kebenaran,
Seorang
hamba TUHAN perlu untuk menghindarkan dirinya dari:
- Soal-soal
yang dicari-cari.
- Soal-soal
yang bodoh.
- Soal-soal
yang tidak layak.
Seorang
hamba TUHAN tidak perlu pusing dengan segala perkara-perkara di atas tersebut,
karena hal itu akan menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba TUHAN,
seorang pelayan TUHAN tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua
orang.
Selain
ramah, seorang hamba TUHAN juga harus “cakap mengajar”, berarti; seorang
hamba TUHAN harus “sabar” dan “lemah lembut” menuntun orang yang
suka melawan.
Pertanyaannya:
Mengapa seorang hamba TUHAN harus cakap mengajar?
Jawabnya:
Sebab TUHAN:
- TUHAN
memberikan kesempatan kepada orang yang melawan itu untuk bertobat.
- Untuk
memimpin orang yang melawan, sehingga mengenal kebenaran.
2
Timotius 2:26
(2:26) dan dengan demikian mereka menjadi sadar
kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka
pada kehendaknya.
Kalau
seorang hamba TUHAN cakap mengajar, maka orang-orang yang melawan itu menjadi
sadar kembali karena terlepas dari jerat Iblis. Oleh sebab itu, Firman Allah
yang bernyala-nyala dan yang menyambar-nyambar itu sudah seharusnya terlebih
dahulu mengenai diri dari hamba TUHAN tersebut. Kalau sudah terlebih dahulu
mengenai dirinya, maka dengan mudah ia mengayunkan dan mengenai orang lain
(sidang jemaat), sehingga orang lain bertobat dan terlepas dari jerat Iblis.
Kalau
Firman Allah itu tidak terlebih dahulu mengenai diri seorang hamba TUHAN, maka
tidak ada kekuatan untuk mengajar sidang jemaat.
Singkatnya:
Seorang hamba TUHAN harus menjadi (digambarkan seperti) pedang bermata dua.
Pedang bermata dua itu hidup dan kuat; ia menusuk amat dalam, sehingga dapat
mengoreksi perkara-perkara yang tidak dapat dilihat mata manusia, antara lain:
1. Memisahkan
jiwa dan roh.
2. Memisahkan
sendi-sendi dan sumsum.
3. Membedakan
pertimbangan dan pikiran hati.
Tiga
perkara ini tidak dapat ditembusi oleh mata manusia, melainkan hanya oleh
firman Allah yang hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua
mana pun.
1
Timotius 3:2
(3:2)
Karena itu penilik
jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat
menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar
orang,
Salah
satu syarat untuk menjadi penilik jemaat ialah “cakap mengajar”.
Jadi;
- Bukan
soal apakah dia sudah memiliki gelar;
- Bukan
soal apakah dia orang orang pintar;
- Bukan
soal apakah dia memiliki ijazah yang tinggi;
- Bukan
soal apakah dia memiliki latar belakang seorang konglomerat;
- Bukan
soal apakah dia keturunan orang kaya.
Bukan
soal itu semua, tetapi syarat untuk menjadi penilik jemaat adalah dia harus
cakap mengajar sidang jemaat. Dan yang pasti, menjadi panutan, menjadi contoh
teladan, antara lain:
1. Tidak
bercacat.
2. Suami
dari satu isteri.
3. Dapat
menahan diri.
4. Bijaksana.
5. Sopan.
6. Suka
memberi tumpangan.
Sampai
pada akhirnya, menjadi seorang hamba TUHAN yang cakap mengajar sidang jemaat.
Contoh:
RASUL PAULUS.
2
Korintus 4:1
(4:1) Oleh kemurahan Allah kami telah menerima
pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.
Oleh
karena kemurahan Allah, Rasul Paulus menerima pelayanan di dalam hal
memberitakan Injil, baik kepada orang Yahudi maupun kepada bangsa kafir (yang
bukan orang Yahudi). Syaratnya: “tidak tawar hati.”
2
Korintus 4:16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati,
tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia
batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Intinya:
Terjadi pembaharuan manusia batiniah.
- Ketika
manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, maka sudah barang tentu
manusia lahiriah akan semakin merosot.
- Sebaliknya,
kalau manusia lahiriah yang menonjol, maka manusia lahiriah akan merosot.
Di
sini kita melihat: Ketika manusia batiniahnya dibaharui dari sehari ke sehari,
maka manusia lahiriah akan semakin merosot, tetapi sekalipun demikian, Rasul
Paulus tidak menjadi tawar hati. -- Tidak tawar hati, sama dengan; kuat dan
teguh hati. -- Hal ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus adalah manusia rohani,
sebab firman sudah menjadi daging.
2
Korintus 4:17-18
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini,
mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh
lebih besar dari pada penderitaan kami. (4:18)
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak
kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak
kelihatan adalah kekal.
Tanda
manusia rohani ialah tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan
memperhatikan yang tak kelihatan, yaitu Kerajaan Sorga. Berarti dengan
demikian, ia:
1. Memiliki
pandangan rohani.
2. Memiliki
pandangan nubuatan; memandang jauh ke depan.
Maka,
sidang jemaat juga harus cerdik dan tulus, artinya; sidang jemaat harus
mengerti; mana hamba TUHAN yang cakap mengajar, mana hamba TUHAN yang tidak
cakap mengajar. Kalau hamba TUHAN hanya sibuk berbicara soal perkara lahiriah,
perkara di bawah ini, sibuk mengadakan mujizat kesembuhan, tetapi tidak
mengajarkan sidang jemaat untuk memiliki pandangan rohani, tidak mengajarkan
sidang jemaat untuk memiliki pandangan nubuatan -- memandang jauh ke depan --,
berarti ia bukanlah seorang hamba TUHAN yang cakap mengajar sidang jemaat.
Kalau
seorang hamba TUHAN dapat melakukan (mengadakan) mujizat, sesungguhnya itu
adalah karunia Ilahi. Tetapi yang TUHAN mau adalah seorang hamba TUHAN tidak
boleh pusing dengan segala perkara-perkara yang dicari-cari, yang bodoh dan
tidak layak. Namun sebaliknya, TUHAN merindu supaya seorang hamba TUHAN cakap
mengajar sidang jemaat.
Karena
memang, antikris sendiri sanggup mengadakan mujizat. Seperti yang tertulis
dalam Wahyu 13:1-3, antikris itu
disebut juga dengan binatang yang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan
berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota. Lalu, satu
dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya -- luka itu
menjadi parah seperti menuju kematian --, tetapi akhirnya, luka yang membahayakan
hidupnya itu sembuh. Dan oleh karena luka yang sembuh itu; seluruh dunia heran,
lalu mengikut binatang itu. Semua orang-orang di bumi menjadi heran oleh karena
mujizat kesembuhan itu.
Sekalipun
antikris dapat mengadakan mujizat, tetapi bukan berarti antikris cakap mengajar
sidang jemaat. Oleh sebab itu, kita harus cerdik dan tulus dalam melihat
seorang hamba TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya.
Mari
kita kembali memperhatikan 2 Korintus 4.
2
Korintus 4:2
(4:2) Tetapi kami menolak segala perbuatan
tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak
memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan
dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua
orang di hadapan Allah.
Rasul
Paulus menolak segala perbuatan tersembunyi. Berarti, tidak ada yang
disembunyikan di dalam diri Rasul Paulus, dengan kata lain; tidak lagi
menyembunyikan dosa, karena hal itu merupakan perbuatan yang memalukan.
Kalau
seorang hamba TUHAN menyadari bahwa setiap dosa yang disembunyikan merupakan
perbuatan yang memalukan, maka dia harus jujur di hadapan TUHAN, dia harus
tampil apa adanya, dengan kata lain mau menyerahkan dirinya untuk
dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.
Bukti
bahwa Rasul Paulus betul-betul menolak segala perbuatan tersembunyi:
Bukti
YANG PERTAMA: “Ia tidak berlaku licik”
Contoh
perbuatan licik (bagian I):
- Jalannya
tidak lurus, persis seperti ular yang meliuk-liuk.
- Lidahnya
bercabang, berarti tidak ada kebenaran di dalam perkataannya = penuh dengan
dusta.
Itulah
contoh licik. Tetapi Rasul Paulus tidak berlaku licik; itu tanda bahwa Rasul
Paulus betul-betul menolak perbuatan tersembunyi.
Contoh
perbuatan licik (bagian II):
Di
dalam 1 Timotius 4:1-3 dikatakan,
bahwa; nabi-nabi palsu mengajarkan sidang jemaat dengan ajaran palsu, antara
lain:
1. Melarang orang kawin
(nikah).
Sasaran
akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah perjamuan malam
kawin Anak Domba, sesuai dengan Wahyu
19:6-9. Tetapi kalau ajarannya ialah melarang sidang jemaat untuk kawin,
berarti otomatis hubungan antara manusia dengan Allah pasti terputus, karena
hubungan manusia dengan TUHAN sama seperti hubungan antara tubuh dengan kepala.
- Kepala
à Kristus,
Dialah suami dan Mempelai Pria Sorga.
- Sidang
jemaat à tubuh,
mempelai perempuan-Nya.
2. Melarang orang makan
makanan yang diciptakan Allah supaya orang lain mengucap syukur.
Tentang
makanan yang diciptakan Allah; sesuai dengan pengakuan Yesus dalam Yohanes 4:34, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan
menyelesaikan pekerjaan-Nya”.
- Melakukan
kehendak Allah Bapa, jelas itu berbicara soal sengsara salib.
- Menyelesaikan
pekerjaan Allah Bapa, jelas ini menunjuk pembangunan tubuh
Kristus yang sempurna, karena tidak ada satu pun tulang dari tulang-Nya yang
dipatah-patahkan -- ini jelas berbicara tentang kesatuan tubuh --, sehingga
dengan demikian, Ia dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya di atas kayu salib.
Dengan
demikian, Rasul Paulus sudah sangat terbukti bahwa ia tidak berlaku licik dan
lidahnya tidak bercabang.
Bukti
bahwa Rasul Paulus betul-betul menolak segala perbuatan tersembunyi:
Bukti
YANG KEDUA: “Ia tidak memalsukan Firman
Allah”
Contoh
Firman Allah yang palsu, bisa kita temukan dalam 2 Korintus 11.
2
Korintus 11:3-4
(11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu
disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa
diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. (11:4) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan
Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada
kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari
pada yang telah kamu terima.
Di
sini kita melihat: Ular itu memalsukan Firman Allah, sesuai dengan apa yang
tertulis dalam Kejadian 3:1-6.
Sesungguhnya,
firman Allah yang benar sudah dinyatakan pada Kejadian 2:16-17, tetapi kebenaran itu dipalsukan, dengan satu
tujuan; untuk memperdayakan Hawa, dengan cara:
1. Memberitakan Yesus
yang lain.
2. Memberikan kepada kamu
roh yang lain.
3. Memberikan kepada kamu
Injil yang lain.
“Yesus
yang lain”,
menunjuk; Yesus Barabas, bebas dari salib. Prakteknya bisa kita lihat dari apa
yang dilakukan oleh nabi-nabi palsu di dalam Injil Matius 7:22, di mana mereka sibuk dengan tiga perkara, yaitu:
1. Bernubuat
demi nama TUHAN.
2. Mengadakan
banyak mujizat demi nama TUHAN.
3. Mengusir
setan demi nama TUHAN.
Mereka
sibuk dengan tiga perkara di atas yang semuanya dilakukan “demi nama TUHAN”,
tetapi kenyataannya, mereka mengabaikan kehendak Allah, mengabaikan salib
Kristus = bebas dari salib, sesuai dengan yang tertulis dalam Matius 7:21. Itulah Yesus yang lain,
Yesus Barabas yang tidak disalibkan, bebas dari salib.
Itu
sebabnya, pada ayat 23, dengan
terang Yesus berkata: “Aku tidak pernah
mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Itulah
tentang firman yang palsu. Biarlah kiranya kita memahami hal ini dengan baik.
Kita
kembali memperhatikan 2 Korintus 4.
2
Korintus 4:2B
(4:2) Tetapi kami menolak segala perbuatan
tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan
firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian
kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan
Allah.
Kemudian,
di sini kita melihat: Rasul Paulus menyatakan kebenaran disertai dengan
menyerahkan dirinya untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.
Jadi,
semakin nyata, bahwa; Firman Allah yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar
sudah terlebih dahulu mengenai pribadi Rasul Paulus, sehingga ia cakap mengajar
sidang jemaat.
Sebetulnya,
hamba TUHAN yang semacam inilah yang harus dicari-cari oleh sidang jemaat,
tetapi justru saya perhatikan, banyak sidang jemaat;
- Mencari
hamba TUHAN yang mempunyai gelar doktor, profesor.
- Mencari
hamba TUHAN yang kelihatannya cendekiawan.
- Mencari
hamba TUHAN yang merupakan keturunan orang kaya.
- Mencari
hamba TUHAN yang berlatar belakang pengusaha.
Bukan
mencari hamba TUHAN yang betul-betul dalam kesederhanaan, menampilkan dirinya
dengan apa adanya, menampilkan dirinya dengan Firman Allah yang tulus murni,
menampilkan Firman TUHAN tanpa kelicikan.
Sehingga
kalau saya perhatikan di media sosial, banyak sekali sidang jemaat menyatakan
pribadinya merindu untuk mendengar Firman Allah yang benar dan murni, merindu
untuk menerima pengajaran salib yang benar dan murni, tetapi ketika pengajaran
salib dinyatakan, mereka justru diam seribu bahasa; mereka tahu yang baik,
tetapi tidak mau mencari yang baik. Itulah yang sangat saya sesali di hari-hari
terakhir ini.
Sekarang,
kita akan melihat ayat 3-4.
2
Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih
tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang tidak
percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka
tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran
Allah.
Di
sini kita melihat: Dengan terang-terangan, Rasul Paulus memberitakan Cahaya
Injil tentang Kemuliaan Kristus, itulah Firman Pengajaran yang rahasianya
dibukakan. Maka, dengan demikian, kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa; Rasul
Paulus ini betul-betul cakap mengajar sidang jemaat.
Pada
ayat 3, Rasul Paulus berkata: “Jika Injil yang kami beritakan masih
tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa” Maksudnya
ialah kalau seseorang menolak Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, menolak
Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, maka sudah dapat dipastikan bahwa
ia akan binasa.
Maka,
sudah sangat jelas sekali, bahwa Rasul Paulus ini cakap mengajar sidang jemaat,
karena dia memberitakan Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, itulah Firman
Pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Kuasa
dari Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan ialah:
1. Segala
yang terselubung akan tersingkap.
2. Segala
yang pintu-pintu yang tertutup akan terbuka.
Jika
terjadi pembukaan rahasia firman, maka tidak ada mustahil bagi TUHAN, sebab
nubuatan yang terbesar adalah pembukaan rahasia Firman Allah.
- Mujizat
yang pertama adalah air menjadi anggur dalam pesta nikah di Kana. Air menjadi
anggur, berarti; terjadi suatu keubahan hidup, supaya di dalam nikah itu ada
air anggur yang manis. Hubungan kita dengan TUHAN adalah hubungan nikah, di
situ terdapat air anggur yang manis.
- Setelah
itu, barulah terjadi mujizat yang kedua, yaitu terjadi kesembuhan terhadap anak
yang hampir mati, yang juga terjadi di Kana.
Jadi,
mujizat yang terbesar bukanlah kesembuhan, melainkan keubahan hidup. Maka,
kalau terjadi pembukaan rahasia firman; segala yang terselubung akan
tersingkap, hidup diubahkan, karena dosa dibongkar dengan tuntas. Saya kira,
hal ini sudah sangat jelas sekali untuk kita pahami bersama-sama.
Sebetulnya firman itu
tidak terlalu keras, tetapi yang keras adalah hati manusia. Salib yang kasar
itu menolong, salib Golgota itu menyelamatkan, tetapi yang keras itu adalah
hati manusia, sehingga tidak terselamatkan, tidak tertolong.
Kemudian,
keuntungan yang lain kalau terjadi pembukaan rahasia firman (Cahaya Injil
tentang Kemuliaan Kristus) ialah dibawa kembali kepada wujud semula, yaitu
segambar dan serupa dengan Allah. Jadi, yang membawa kita kembali kepada wujud
semula atau membawa kita kembali segambar serupa dengan Allah adalah Cahaya
Injil tentang Kemuliaan Kristus, bukan mujizat kesembuhan.
Memang,
mujizat itu perlu, supaya yang sakit sembuh, yang lumpuh berjalan, yang tuli
mendengar, yang buta melihat, tetapi yang membawa kita sampai segambar serupa
dengan Allah adalah Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, itulah Firman
Pengajaran yang rahasianya dibukakan, tidak ada cara yang lain.
2
Korintus 4:5
(4:5) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan,
tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena
kehendak Yesus.
Kemudian,
di sela-sela ia memberitakan Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, Rasul
Paulus mengaku bahwa: “ … bukan diri kami
yang kami beritakan …” Berarti, tidak ada penonjolan diri, melainkan
melayani (memberitakan injil) dalam kesederhanaan.
Oleh
sebab itu, sidang jemaat juga jangan mencari hamba TUHAN dengan melihat
gelarnya, bukan dilihat dari latar belakang bahwa dia adalah bekas (mantan)
konglomerat, sebab Rasul Paulus dengan jelas berkata: “bukan diri kami yang kami beritakan”. Jadi, sidang jemaat jangan
sibuk melihat asal usul hamba TUHAN. Hanya karena dia bekas konglomerat, lantas
dengan segera saja sidang jemaat menerima pemberitaan dari dia. Bukan itu
ukuran bahwa seorang hamba TUHAN cakap mengajar, tetapi dia harus memberitakan
Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, itulah Firman Pengajaran yang rahasianya
dibukakan, maka dengan jalan itulah ia membawa sidang jemaat kembali kepada
wujud semula, segambar serupa dengan Allah.
Saya
kira, hal ini sudah sangat jelas sekali. Sekali lagi saya sampaikan: Firman itu
tidak keras, tetapi yang keras adalah mati manusia. Oleh sebab itu, jangan
mengeraskan hati.
Selanjutnya,
Rasul Paulus berkata: “… diri kami
sebagai hambamu karena kehendak Yesus”. Hal ini menunjukkan bahwa; selain
tanpa penonjolan diri, pelayanan pemberitaan Injil itu juga disertai dengan
sengsara salib. Inilah contoh yang baik, yang benar dan mulia untuk dilihat
oleh sidang jemaat, sehingga tanpa ragu kita harus mengetahui bahwa Rasul
Paulus adalah seorang hamba TUHAN yang cakap mengajar.
DAMPAK
POSITIF CAKAP MENGAJAR.
2
Korintus 4:6
(4:6) Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari
dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat
terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari
pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
"Dari dalam gelap
akan terbit terang!" Artinya, keluar dari kegelapan dan berada
pada terang yang ajaib.
Kita
patut bersyukur kepada TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga,
Dia yang menyelamatkan tubuh-Nya. Kita dibawa keluar dari kegelapan dunia yang
hebat ini, sehingga kita sekarang berada di dalam terang, dengan bukti;
- kita
berada di tengah-tengah ibadah, berada di tengah-tengah pelayanan;
- kita
dipercayakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan di dalam rumah TUHAN.
Kita
patut bersyukur kepada TUHAN karena Dia membawa kita keluar dari kegelapan
untuk berada pada terang yang ajaib.
Inilah dampak positif kalau seorang hamba TUHAN cakap mengajar.
TUHAN
turun dan melihat keadaan dari Sodom dan Gomora;
- betapa
hebat perkara-perkara dosa dan perkara-perkara kenajisan terjadi di situ;
- betapa
hebat kefasikan-kefasikan yang terjadi di sana;
sehingga
TUHAN pun mengutus dua malaikat, lalu segera menarik tangan dari pada Lot,
isteri dan kedua puterinya. Begitu hebat Firman malaikat, firman penggembalaan
ini untuk menarik tangan kita, sehingga kita disingkirkan dari kegelapan dunia
ini, dan untuk itu, kita patut bersyukur kepada TUHAN. Inilah dampak positif
jikalau seorang hamba TUHAN cakap mengajar.
Selanjutnya,
“Ia juga yang membuat terang-Nya
bercahaya di dalam hati kita” Berarti, terang-Nya bercahaya di dalam hati
kita, sama dengan; hati kita diterangi oleh Cahaya Injil tentang Kemuliaan
Kristus, itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan.
Sebab,
kalau Injil yang diberitakan itu masih tertutup juga, maka tentu akan tertutup
untuk mereka yang akan binasa. Siapakah orang yang akan binasa? Antara lain;
1. Orang-orang
yang tidak percaya, itulah orang-orang yang bergantung pada
manusia dan kekuatannya, bergantung pada perkara lahiriah, bergantung kepada
harta dan kekayaan.
2. Orang-orang
yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini. Ilah zaman, berarti;
tuhan-tuhan kecil di bumi, di mana arusnya begitu dahsyat untuk menyeret
anak-anak TUHAN, menghanyutkan kerohanian anak-anak TUHAN sampai anak-anak
TUHAN mengalami kematian rohani.
Tetapi
kita bersyukur, Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, Firman Pengajaran yang
rahasianya dibukakan (dinyatakan) di tengah-tengah ibadah pelayanan yang TUHAN
nyatakan ini. Oleh sebab itu, marilah kita berdoa, supaya TUHAN terus
membukakan rahasia firman-Nya, sehingga kita boleh merasakan
pengajaran-pengajaran-Nya.
Tadi,
dikatakan bahwa: Terang-Nya bercahaya di dalam hati = hati diterangi oleh
Cahaya Injil tentang Kemuliaan Kristus, dengan tujuan “supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah
yang nampak pada wajah Kristus”.
Efesus
1:18-19
(1:18) Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang,
agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa
kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, (1:19) dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita
yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya,
“Ia menjadikan mata hatimu terang”,
tujuannya; agar kita mengerti pengharapan
apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya. Panggilan TUHAN kepada kita
tidak hanya mengandung soal mujizat kesembuhan, dan panggilan itu bukan hanya
mengandung soal berkat-berkat secara lahiriah, tetapi panggilan itu dinyatakan
kepada kita dengan mengandung dua hal, antara lain:
1. Betapa kayanya
kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus. Saat ini
kita sedang memikul salib, tetapi kelak kemuliaan Allah akan menyusul, sebab
dibalik salib, TUHAN nyatakan kemuliaan.
2. Betapa hebat kuasa-Nya
bagi kita yang percaya. Biarlah kita merasakan kuasa salib, dengan
bukti; yang lemah menjadi kuat, yang bodoh menjadi pandai, di mana semuanya itu
datang dari salib.
2
Timotius 3:16
(3:16) Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
“Tulisan yang
diilhamkan Allah”, jelas itu menunjuk; Firman Allah yang diurapi. Tetapi “tulisan yang diilhamkan Allah” juga
menunjuk kepada; hamba TUHAN, di mana ia sudah menjadi surat yang tertulis,
surat yang terbuka, yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang, baik
perkataan maupun perbuatan dan gerak gerik sekecil apapun, sehingga bermanfaat:
1. Untuk mengajar.
2. Untuk menyatakan
kesalahan.
3. Untuk memperbaiki
kelakuan.
4. Untuk mendidik orang
dalam kebenaran.
Jadi,
pedang Roh, itulah Firman Allah yang bernyala-nyala dan yang menyambar-nyambar,
sudah terlebih dahulu mengenai seorang hamba TUHAN, termasuk Rasul Paulus,
sehingga ia cakap mengajar sidang jemaat, maka Rasul Paulus;
1. Tidak
berlaku licik di tengah ibadah dan pelayanannya.
2. Tidak
memalsukan Firman TUHAN. Firman TUHAN yang palsu itu disebut juga Injil yang
lain, Firman yang lain, Yesus yang lain, yang artinya; bebas dari salib.
Kita
bersyukur, malam ini, hati kita sudah diterangi oleh Firman TUHAN, maka sudah
barang tentu, kita memperoleh pengetahuan dan mengerti tentang pengharapan apa yang
terkandung dari panggilan TUHAN kepada kita semua. Tetapi yang pasti, panggilan
TUHAN bukan hanya mengandung mujizat kesembuhan, tanda-tanda heran, atau
berbicara soal berkat dan perkara lahiriah, melainkan mengandung dua hal:
1. Betapa kayanya
kemuliaan,
berarti; kelak kita dibawa masuk ke dalam Kerajaan Sorga, kemuliaan yang kekal.
2. Betapa hebat kuasa-Nya dinyatakan
kepada kita, sehingga yang bodoh menjadi pandai dan yang lemah menjadi kuat
oleh karena salib Kristus.
Itu
sebabnya, Rasul Paulus memiliki pendirian yang kuat, sekalipun orang Yahudi
menghendaki tanda-tanda heran (mujizat) dan orang Yunani mencari hikmat, tetapi
Rasul Paulus tetap memberitakan pribadi Yesus Kristus yang disalibkan, dia
tetap memberitakan pengajaran salib; menunjukkan bahwa dia memiliki pendirian
yang teguh.
Hamba
TUHAN harus memiliki pendirian yang teguh, tidak boleh dipengaruhi oleh jemaat;
hamba TUHAN tidak boleh tunduk kepada jemaat. Sekali lagi saya tandaskan: Hamba
TUHAN jangan dipengaruhi oleh jemaat, milikilah pendirian yang teguh, sebab
satu hal yang pasti; sekalipun seorang hamba TUHAN itu hanya memiliki satu
sidang jemaat seperti Elia, namun Elia tetap diberkati dan dipelihara oleh
TUHAN, sebab seorang hamba melayani TUHAN bukan untuk mencari nama. Dan biarlah
sidang jemaat juga mengerti tentang firman ini. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment