IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 28 MEI 2020
KITAB RUT
(Seri: 94)
Subtema: FIRMAN ALLAH MENJADI KESUKAAN & KESENANGAN
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur
kepada Tuhan; oleh karena rahmat-Nya dan kasih karunia yang dianugerahkan
kepada kita, sehingga kita boleh berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman
Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak
Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita mohon kemurahan dari
hati TUHAN, supaya kiranya TUHAN membukakan Firman-Nya bagi kita, TUHAN
membukakan Firman yang indah-indah supaya kehidupan kita ini indah di hadapan
TUHAN.
Segera saja kita menyambut Firman
Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dari
KITAB RUT, secara khusus Rut 2, dan kita akan segera memasuki ayat 21,
namun kita terlebih dahulu memperhatikan ayat 20.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah
kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada
orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya:
"Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib
menebus kita."
Kata Naomi kepada Rut, menantunya: "Orang
itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."
Dalam hal ini, Naomi memperkenalkan Boas
kepada Rut, menantunya itu, sebagai kerabat atau sebagai saudara yang terdekat.
Berarti, Boas adalah pribadi yang wajib menebus Naomi dan Rut, menantunya itu,
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku di Israel, di mana hal itu
ditulis dalam Imamat 21:24-25.
Boas rohani, itulah pribadi TUHAN Yesus
Kristus; yang telah datang ke dunia, bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani, dengan kata lain; memberikan nyawa-Nya, mencurahkan darah-Nya menjadi
tebusan bagi orang-orang yang terjual kepada maut. Hal itu tertulis dalam Injil
Matius 20:28.
Pendeknya: Naomi adalah gambaran dari
seorang ibu yang baik.
CONTOH LAIN sebagai gambaran dari seorang
ibu yang baik dalam Perjanjian Baru.
1 Tesalonika 2:4-6
(2:4) Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan
Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk
menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati
kita. (2:5) Karena kami tidak pernah bermulut manis -- hal itu
kamu ketahui -- dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi
-- Allah adalah saksi -- (2:6) juga tidak pernah kami mencari
pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain,
sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.
Rasul Paulus dianggap layak oleh Allah,
sehingga kepadanya dipercayakan berita Injil untuk disampaikan kepada sidang
jemaat.
Kalau saat ini kita dipercayakan untuk
menikmati ibadah, sekaligus dipercayakan untuk menikmati Firman yang
disampaikan di tengah-tengahnya, hal itu menunjukkan bahwa TUHAN menganggap
kita layak untuk itu (dianggap layak oleh Allah).
Bukti Rasul Paulus dianggap layak oleh
Allah: Rasul Paulus memberitakan Injil bukan untuk menyukakan hati manusia,
melainkan menyukakan hati Allah, sebab Allah sangat mengenal setiap hati dari
hamba-hamba TUHAN yang menyampaikan berita Injil, juga Allah sangat mengenal
setiap hati dari sidang jemaat yang mendengar Firman TUHAN.
Fakta dalam pemberitaan Injil:
YANG PERTAMA: “Tidak pernah bermulut
manis.”
Hal ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus
adalah seorang hamba TUHAN yang tegas, berarti di dalam memberitakan Injil, ia
tidak menggunakan perasaan manusia daging. Baik atau tidak baik waktunya,
Firman Allah tetap diberitakan; tidak melihat situasi dan tidak melihat
kondisi.
YANG KEDUA: “Tidak pernah mempunyai
maksud loba yang tersembunyi.”
Hal ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus
melayani TUHAN dengan hati yang tulus dan murni, tidak ada
kepentingan-kepentingan lain di dalamnya.
Dan yang menjadi saksi untuk dua hal
(perkara) di atas -- yaitu tidak pernah bermulut manis dan tidak pernah
mempunyai maksud loba yang tersembunyi -- adalah;
1.
Sidang
jemaat di Tesalonika sendiri.
2.
Allah di
sorga.
Jadi, Rasul Paulus memberikan dirinya untuk
dipertimbangkan oleh sidang jemaat di Tesalonika. Dan ia juga tidak pernah
mempunyai maksud loba yang tersembunyi, berarti Allah sendiri yang menjadi
saksi. Allah yang tidak kelihatan itu menjadi saksi, bahwa Rasul Paulus tidak
pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi, tidak bermain belakang.
Kalau
hal (perkara) “Tidak pernah bermulut manis”, mata sidang jemaat di
Tesalonika bisa dikelabui dengan doa yang panjang-panjang, tetapi untuk hal
(perkara) “Tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi”, yang
menjadi saksi adalah Allah yang di sorga, Allah yang tidak kelihatan.
YANG KETIGA: “Tidak pernah mencari
pujian dari manusia.”
Hal ini menunjukkan bahwa Rasul Paulus
melayani pemberitaan Injil dengan segala kerendahan hati. Baiknya, seorang
pelayan TUHAN, teramat lebih gembala sidang (pemimpin rumah TUHAN) harus
melayani TUHAN dengan segala kerendahan hati. Kalau seorang hamba TUHAN
mempunyai sikap dan kepribadian semacam ini, maka tentu sidang jemaat sudah
seharusnya mengucap syukur dan berterima kasih setinggi-tingginya kepada TUHAN,
karena hal itu layak untuk diteladani.
Pendeknya: Naomi adalah seorang ibu yang
baik karena ia memberi teladan kepada Rut, menantunya itu.
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang
ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang
jemaat di Tesalonika, sama seperti seorang ibu.
Ibu à seorang gembala sidang atau pemimpin rumah
TUHAN. Tugasnya ialah mengasuh dan merawati sidang jemaat, sebagai anak-anak
rohani.
“Mengasuh”,
artinya; memberi didikan yang baik dan benar, yaitu teguran dan hajaran, sesuai
dengan Ibrani 12:5-7. Tujuannya adalah supaya sidang jemaat sebagai
anak-anak rohani semakin hari semakin dewasa secara rohani, sampai akhirnya
memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
“Merawat”,
artinya; memulihkan dan menyembuhkan segala sakit dan penyakit, teramat lebih
luka-luka pada batin kita masing-masing. Pekerjaan semacam ini tidak boleh
dianggap enteng dan tidak boleh dipandang dengan sebelah mata, sebab luka pada
tubuh cukup dan dapat diobati (dirawat) oleh tenaga medis, maka pasti sembuh,
tetapi luka-luka pada batin atau luka-luka di hati manusia dibutuhkan perawatan
yang serius dan penanganan yang penuh dengan kesabaran dari seorang hamba
TUHAN. Karena sakit di hati lebih susah diobati dari pada sakit pada
bagian-bagian tubuh mana pun.
Luka batin atau sakit rohani, seperti
kebencian yang mendalam, terjadi akar pahit, penuh dengan dendam -- keinginan
untuk membalas kejahatan dengan kejahatan --, atau sakit hati terhadap
seseorang; ini adalah luka yang sangat serius, yang tidak boleh dipandang
sebelah mata. Maka, penyakit rohani semacam ini harus ditangani dengan seksama,
harus ditangani dengan serius dan penuh kesabaran dari seorang hamba TUHAN,
dirawat oleh seorang ibu yang adalah gambaran dari seorang gembala sidang.
Luka-luka batin -- seperti dendam,
kebencian yang mendalam atau sakit hati, termasuk akar pahit -- tidak dapat
dipulihkan dengan kemampuan manusia atau tenaga medis, kecuali oleh kasih Allah
yang heran. Maka, sidang jemaat sebagai anak-anak rohani, sudah seharusnya
memiliki kerendahan hati dan dengan hati yang terbuka untuk dapat melihat
betapa baiknya TUHAN kepada kita, di mana Dia tampil sebagai tabib, Dia tampil
sebagai penyembuh yang ajaib, yang berkuasa untuk memulihkan segala luka-luka
di batin.
1 Tesalonika 2:8-10
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan
saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami
sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi. (2:9) Sebab kamu masih
ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami.
Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi
siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu. (2:10)
Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya
kami berlaku di antara kamu, yang percaya.
Rasul Paulus telah meneladani pribadi Yesus
Kristus di dalam hal mengasihi sidang jemaat di Tesalonika; sebab ia bukan saja
rela memberitakan (membagi) Injil, tetapi juga rela menyerahkan hidupnya kepada
sidang jemaat di Tesalonika. Rasul Paulus bekerja siang malam dengan usaha dan
jerih lelahnya nyata terhadap sidang jemaat di Tesalonika di dalam memberitakan
Injil Allah.
1 Tesalonika 2:11-12
(2:11) Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya,
telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang,
(2:12) dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan
kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.
Dalam kesempatan yang lain, Rasul Paulus
tampil sebagai “bapa” yang baik terhadap sidang jemaat di Tesalonika. Kedudukan
Rasul Paulus sebagai bapa ialah ia menguatkan hati sidang jemaat di Tesalonika
dengan nasihat-nasihat Firman Allah.
Tujuannya adalah supaya sidang jemaat di
Tesalonika mau menghargai panggilan Allah (panggilan kudus), yaitu supaya
mereka hidup sesuai dengan kehendak Allah. Berarti, melakukan segala
sesuatu tepat seperti apa yang kita dengar dan apa yang kita lihat dari Allah,
itulah yang kita perbuat di hadapan TUHAN. Jadi, berbuat tidak sesuai kehendak
manusia, tetapi berbuat dan melakukan segala sesuatu tepat seperti apa yang
kita lihat, tepat seperti apa yang kita dengar dari TUHAN di hadapan-Nya;
itulah yang kita lakukan.
Kita harus mengakui kedudukan Rasul Paulus
sebagai bapa yang baik terhadap sidang jemaat di Tesalonika. Dan dengan
nasihat-nasihat Firman-Nya, sehingga membuat sidang jemaat di Tesalonika
melakukan kehendak Allah. Berarti, melakukan segala sesuatu tepat seperti apa
yang sudah kita lihat dan apa yang kita dengar dari TUHAN; itulah yang kita
lakukan di hadapan TUHAN.
Singkatnya: Berbahagialah seorang anak,
yakni sidang jemaat, jikalau gembala sidang berada pada kedudukannya sebagai
seorang “ibu” yang baik dan sebagai seorang “bapa” yang baik.
Tetapi sekali lagi saya sampaikan dengan
tandas; sebagai anak-anak rohani dari seorang gembala sidang, sidang jemaat
harus terlebih dahulu memiliki kerendahan hati dan dengan hati yang terbuka
untuk melihat kebaikan dan kemurahan hati TUHAN, karena TUHAN telah mengirim
seorang hamba TUHAN, seorang gembala sidang, sebagai seorang ibu rohani yang
senantiasa mengasuh dan merawati sidang jemaat, sebagai anak-anak rohaninya.
Sekarang kita kembali memperhatikan Rut
2:20-21.
Rut 2:20-21
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah
kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada
orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya:
"Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus
kita." (2:21) Lalu kata Rut, perempuan Moab itu: "Lagipula ia
berkata kepadaku: Tetaplah dekat pengerja-pengerjaku sampai mereka
menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku."
Setelah mendengarkan penjelasan dari Naomi,
mertuanya itu, lalu kata Rut: “Lagipula ia berkata kepadaku: Tetaplah dekat
pengerja-pengerjaku sampai mereka menyelesaikan seluruh penyabitan ladangku”.
Arti perkataan Rut ini ialah jikalau
seorang gembala sidang berada pada kedudukannya sebagai seorang “ibu” yang baik
dan sebagai seorang “bapa” yang baik, maka sidang jemaat, sebagai anak-anak
rohani, akan teringat kembali dengan segala perkataan Firman Allah. Jadi, kalau
sidang jemaat senantiasa merenungkan Firman TUHAN siang dan malam, memamah biak
kembali Firman TUHAN, itu ada kaitannya dengan kedudukan dari seorang gembala
sidang sebagai seorang ibu dan sebagai seorang bapa yang baik.
Kembali saya sampaikan, bahwa; sesudah
Naomi menyatakan hal itu -- yang tertulis pada ayat 20 --, akhirnya Rut
mengingat kembali perkataan Boas.
Rut 2:8
(2:8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu,
anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah
juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku
perempuan.
Perhatikan apa yang dinyatakan Boas kepada
Rut: “ … Tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerjaku perempuan.”
Pendeknya, Rut teringat kembali dengan Boas
dan dengan segala apa yang pernah Boas katakan kepada Rut. Hal ini terkait
dengan kedudukan dari seorang “ibu” yang baik dan sebagai seorang “bapa” yang
baik.
Jadi, kalau gembala sidang (pemimpin rumah
TUHAN) betul-betul bertanggung jawab terhadap sidang jemaat di hadapan TUHAN,
maka otomatis, sidang jemaat -- sebagai anak-anak rohani -- akan terus teringat
dengan Firman TUHAN yang pernah disampaikannya. Sebaliknya, kalau sidang jemaat
tidak suka dengan gembala sidang, maka tentu dia tidak suka dengan Firman
TUHAN, sebab bagaimana mungkin sidang jemaat suka dengan Firman TUHAN sementara
ia sendiri tidak suka dengan gembala sidang.
Oleh sebab itu, saya juga butuh dukungan
doa, baik dari isteri saya, baik juga dukungan doa dari sidang jemaat, supaya
saya, sebagai hamba TUHAN, yang sudah menerima jabatan gembala (pemimpin rumah
TUHAN), betul-betul bertanggung jawab terhadap sidang jemaat yang TUHAN
percayakan. Hubungan timbal baliknya adalah supaya sidang jemaat terus memamah
biak Firman TUHAN, terus mengingat Firman TUHAN yang telah disampaikan dan yang
sedang disampaikan malam ini.
Kita akan melihat bagaimana NABI YEREMIA
dalam keadaan pergumulan yang hebat, di mana tidak ada seorang pun yang
menghibur dia, selain Firman TUHAN Yesus Kristus.
Yeremia 15:16
(15:16) Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu,
maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan
bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan
atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.
Perhatikan perkataan nabi Yeremia: “Apabila
aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya …”
Malam ini, oleh karena kemurahan TUHAN,
kita telah bertemu dengan Firman TUHAN yang disampaikan lewat Ibadah Pendalaman
Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci; kiranya kita betul-betul
menikmatinya.
Tanda apabila sidang jemaat menikmati
Firman Allah adalah Firman TUHAN menjadi kegirangan dan menjadi kesukaan di hati
kita, melebihi kesukaan-kesukaan dari orang-orang dunia di luaran sana.
Kesukaan mereka tidak kekal, kegirangan orang-orang yang di luar TUHAN tidak
kekal, sifatnya sementara; habis uang yang memberi kegirangan, habis kesukaan;
habis harta, habis kesukaan; habis yang ada ini, habis kesukaan; menunjukkan
bahwa kesukaan yang berasal dari dunia sifatnya tidak kekal, tetapi perkataan
Firman Allah kekal sampai selama-lamanya, termasuk kesukaan yang bersumber
(berasal) dari Firman Allah.
Hal ini menjadi pengalaman dari nabi Yeremia di tengah-tengah ia mengalami suatu penderitaan oleh karena pergumulan-pergumulan yang hebat yang dialaminya pada waktu itu. Tidak ada lagi seorang pun yang menghibur dia, tidak ada lagi yang memberi kesukaan bagi dia, kecuali perkataan-perkataan Firman TUHAN.
-
Barangkali
saat kita sedang dalam pergumulan yang berat.
-
Atau
mungkin juga dalam keadaan sakit berat dan tidak ada lagi dokter yang dapat
menyembuhkan sakit yang kita derita, termasuk luka di batin.
-
Atau
mungkin tidak ada seorang pun yang dapat memahami kita, tidak ada seorang pun
yang dapat mengerti keadaan kita dan kesusahan kita.
Tetapi ingat; Firman Allah menjadi kesukaan
bagi nabi Yeremia manakala dia mengalami pergumulan-pergumulan yang begitu
berat. Mungkin bagi manusia adalah hal yang mustahil untuk menyelesaikan
pergumulan yang berat, tetapi tidak ada yang mustahil bagi Firman Allah; itulah
yang menjadi kesukaan bagi kita masing-masing.
Singkatnya: Firman Allah menjadi
kesukaan, sebab Firman Allah sanggup menjawab segala derita dan
pergumulan-pergumulan yang sedang kita alami saat ini.
Saya memahami betul, bagaimana sidang
jemaat pemuda remaja yang datang dari berbagai-bagai tempat, yang sudah
meninggalkan kampung halamannya, yang sudah meninggalkan harta benda di kampung
halamannya, yang sudah meninggalkan orang-orang yang terkasih dalam hidupnya --
teristimewa kedua orang tua, adik dan kakaknya --, atau mungkin pemuda remaja
yang datang ke tempat ini sedang mengalami pergumulan berat, dihimpit oleh
permasalahan yang besar, kondisi keuangan merosot oleh karena wabah Corona yang
sedang terjadi saat ini, tetapi ingat; Firman Allah yang menjadi kesukaan bagi
kita malam ini, Dia mengerti pergumulan kita masing-masing, Dia tahu keadaan
kita masing-masing.
Mungkin kita, sebagai orang tua, merasa
bahwa anak-anak sudah tidak peduli lagi dengan orang tua, atau mungkin
sebaliknya, anak-anak merasa bahwa orang tuanya tidak peduli lagi terhadap dia,
atau mungkin di tempat pekerjaan sepertinya kita dikecilkan dan direndahkan, tetapi
Firman TUHAN menjadi jawaban, Firman TUHAN menjadi kesukaan di dalam hati kita
masing-masing.
Lebih jauh kita melihat bagaimana Firman
Allah menjadi kesukaan dalam kehidupan kita masing-masing.
Amsal 8:23-26
(8:23) Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum
bumi ada (8:24) Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir,
sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. (8:25) Sebelum
gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir; (8:26)
sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama.
Singkatnya, Firman Allah sudah ada sebelum
langit dan bumi dan segala isinya ada. Sebelum segala sesuatu yang ada ini
dibentuk, Firman Allah sudah terlebih dahulu ada. Maka, hal ini sinkron atau
sesuai dengan Injil Yohanes 1:1-2, “Pada mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Amsal 8:27-29
(8:27) Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris
kaki langit pada permukaan air samudera raya, (8:28) ketika Ia
menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras, (8:29)
ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya,
dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi,
Firman Allah ajaib dan heran, sebab Firman
Allah itu berkuasa untuk:
1.
Mempersiapkan
langit.
2.
Menggaris
kaki langit pada permukaan air samudera raya.
3.
Menetapkan
awan-awan di atas.
4.
Menetapkan
dasar-dasar bumi.
5. Menentukan
batas kepada laut, supaya kita jangan melanggar
dosa, terkhusus kenajisan dari lautan dunia ini.
Mari kita melihat hal yang senada di dalam
surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Roma.
Roma 4:17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa
banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah
yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang
tidak ada menjadi ada.
Tadi kita sudah melihat; Allah menciptakan
atau menjadikan langit dan bumi dan segala isinya dengan Firman Allah. Demikian
juga di dalam ayat ini kita melihat; Allah yang menghidupkan orang mati.
Apa buktinya? Oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita boleh berada di
tengah-tengah kegiatan Roh atau di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini.
Roma 8:10-11
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati
karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. (8:11)
Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam
di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara
orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang
diam di dalam kamu
Jika Roh Allah diam di dalam kita, maka
akan menghidupkan tubuh yang fana, menghidupkan tubuh yang akan binasa ini oleh
Roh TUHAN yang diam di dalam kita.
Tubuh (daging) ini mati, tetapi Roh yang
memberi hidup. Kalau seseorang hidup menurut daging, maka ia akan memikirkan
hal-hal yang dari daging, sama dengan; mati. Tetapi kalau kita hidup oleh Roh,
maka kita akan memikirkan perkara-perkara rohani -- itulah ibadah pelayanan
atau disebut juga kegiatan Roh --, sama dengan; Roh Allah menghidupkan.
Roma 8:13
(8:13) Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika
oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu
akan hidup.
Oleh Roh itu,
kita akan mematikan perbuatan-perbuatan daging, dengan demikian kita hidup
dalam kebenaran.
Roma 8:15
(8:15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut
lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh
Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Dan oleh Roh Tuhan, maka akan nyata dua hal
dalam kehidupan kita:
1. Kita tidak
lagi menjadi takut, sama dengan; bebas dari perhambaan dosa.
2. Kita akan
berseru: “Ya Abba, ya Bapa!”, sama dengan; kita akan senantiasa berseru
kepada TUHAN, sebagai Bapa yang memelihara anak-anak-Nya.
Perlu untuk diketahui:
Yang Pertama: Bapa yang baik tidak akan memberikan “batu”, jikalau
anak-anaknya meminta “roti.”
- Batu à hukum Taurat.
Kelemahannya; kejahatan dibalas dengan kejahatan.
- Roti à Firman kasih karunia,
sehingga kita dibenarkan oleh karena kasih karunia, dibenarkan oleh darah
salib.
Yang Kedua:
Bapa yang baik tidak akan memberikan “ular”, jika anak-anaknya meminta “ikan.”
- Ular à Iblis atau Setan
dengan segala tipu dayanya.
-
Ikan à Roh Kudus yang akan
mengajar kita dalam seluruh kebenaran dan ajaran-Nya itu benar, tidak dusta.
Jadi, nyata sekali, bahwa; Allah yang
menghidupkan orang mati. Dengan bukti; oleh karena kemurahan hati TUHAN, kita
boleh berada di tengah-tengah kegiatan Roh, di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan ini.
Kita kembali membaca Roma 4:17.
Roma 4:17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa
banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah
yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang
tidak ada menjadi ada.
Perhatikan kalimat: “ … Dan yang
menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.” Intinya,
Firman Allah sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
Singkatnya: Jika terjadi pembukaan rahasia
Firman Allah, maka segala pintu-pintu yang tertutup akan terbuka, tidak ada
yang mustahil bagi TUHAN. Bagi manusia mungkin mustahil, tetapi bagi Firman
Allah tidak ada yang mustahil. Itu sebabnya, jikalau terjadi pembukaan rahasia
Firman TUHAN, maka segala pintu-pintu yang tertutup akan terbuka. Tidak ada
yang sulit, jikalau terjadi pembukaan rahasia Firman Allah, sebab pintu-pintu
yang tertutup akan terbuka.
Inilah pokok doa yang terutama, bagi kita,
sidang jemaat GPT “BETANIA”, supaya kita terus (jangan henti-hentinya) berdoa untuk pembukaan
Firman Allah, supaya segala pintu-pintu yang tertutup akan terbuka, sebab tidak
ada yang mustahil bagi orang-orang yang percaya terhadap pembukaan Firman
TUHAN.
Lihat, di mana kemustahilan yang terjadi
akan memuncak.
2 Korintus 4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia
tertutup untuk mereka, yang akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang yang
tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga
mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah
gambaran Allah.
Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus,
itulah Firman Pengajaran yang rahasianya dibukakan, berkuasa untuk:
1.
Menyingkapkan
segala yang terselubung, sama dengan; dosa dibongkar dengan tuntas.
2. Memberi
pengertian kepada orang bodoh, dengan tujuan supaya tidak mengulangi dosa
(kesalahan) sebagai perbuatan bodoh.
Hal ini ditulis dalam Mazmur 119:130.
Pendeknya: Jikalau terjadi pembukaan
rahasia Firman TUHAN, maka puncaknya adalah segambar dan serupa dengan Allah,
dengan kata lain; sama mulia dengan Allah. Inilah kuasa dari pembukaan rahasia
Firman Allah; yang tidak ada menjadi ada.
2 Korintus 4:5
(4:5) Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus
sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.
Itu sebabnya Rasul Paulus tidak
memberitakan Firman yang ditambahkan dan dikurangkan, tetapi dia murni
memberitakan Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, supaya segala pintu-pintu
yang tertutup akan terbuka, sampai puncaknya segambar serupa dengan Allah.
Tetapi kalau menyampaikan Firman yang ditambahkan dan dikurangkan, itu tidak
berkuasa membawa kita memuncak sampai segambar serupa dengan Allah, dengan lain
kata; tidak terjadi keajaiban-keajaiban.
Kita kembali membaca Amsal 8.
Amsal 8:30-31
(8:30) aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi
kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; (8:31) aku
bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.
Perhatikan kalimat: “Aku ada serta-Nya
sebagai anak kesayangan … ” Arti rohaninya adalah Allah menciptakan segala
sesuatu -- langit dan bumi dan segala isinya -- lewat kuasa Firman Allah. Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah.
Kemudian, kalimat berikutnya yang harus
kita perhatikan: “ … Setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya …” Artinya,
Firman Allah menjadi kesenangan. Mengapa Firman Allah menjadi kesenangan? Sebab
Firman Allah sanggup menjawab segala pergumulan-pergumulan hidup, Firman Allah
sanggup mengerti keberadaan kita, dan Firman Allah menjadi solusi hidup,
memberi jalan keluar dari persoalan yang sedang kita hadapi.
Manusia atau orang-orang terdekat mungkin
tidak mengerti keberadaan kita yang dalam keadaan susah, dalam keadaan sulit,
dalam keadaan sedang menghadapi masalah berat, atau mungkin dalam keadaan
mengalami penyakit berat, mengalami persoalan yang tidak bisa diselesaikan oleh
manusia, tetapi bagi Firman Allah tidak ada yang mustahil. Segala persoalan
sesulit, serunyam, seruwet benang kusut, semua
persoalan-persoalan itu bisa TUHAN uraikan dengan tuntas, sehingga setiap hari
Firman Allah menjadi kesenangan bagi kita sekaliannya, melebihi
kesenangan-kesenangan orang-orang dunia yang hidup secara manusiawi.
Firman TUHAN menjadi kesenangan karena
Firman TUHAN mengerti hidup kita; Firman TUHAN sanggup menjawab persoalan hidup
kita; Firman TUHAN mengerti keberadaan kita; Firman TUHAN sanggup mengobati,
memulihkan luka-luka di batin, mengerti keadaan kita, sanggup menyembuhkan
sakit penyakit kronis sekalipun, bahkan yang sudah dianggap manusia mustahil
untuk sembuh, tetapi bagi Firman TUHAN Yesus Kristus tidak ada yang mustahil,
sehingga dengan demikian, secara otomatis Firman Allah menjadi kesenangan bagi
kita sekaliannya.
Oleh sebab itu, saat kita mendengar Firman
TUHAN, jangan kita menganggapnya dengan biasa-biasa, tetapi perhatikanlah cara
kamu mendengar Firman TUHAN. Jangan kita mendengar dengan cara ngantuk; jangan
kita mendengar Firman TUHAN dengan cara acuh tak acuh; jangan kita mendengar
Firman TUHAN dengan menganggap rendah Firman TUHAN.
Ingat: Firman TUHAN sanggup memulihkan
segala sesuatu sampai pada akhirnya Firman itu menjadi kesenangan bagi kita,
melebihi kesenangan orang-orang dunia.
Kemudian, di sini juga dikatakan: “ … Senantiasa
bermain-main di hadapan-Nya …” Haleluya … Puji TUHAN.
Kalau kita mengingat kembali Firman TUHAN
yang pernah disampaikan dan yang kita dengarkan, maka firman itu seakan-akan
bermain-main bersama dengan kita; firman itu seakan-akan menari-nari di depan
kita masing-masing.
Sekali lagi saya sampaikan: Kalau kita
ingat kembali Firman TUHAN, kalau kita berjumpa dengan Allah, maka Firman itu;
-
Seakan-akan
bermain-main bersama dengan kita.
-
Seakan-akan
menari-nari di depan kita semua.
Mengapa saya mengatakan demikian? Tepat
seperti Amsal 17:17, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan
menjadi seorang saudara dalam kesukaran”, sehingga kalau kita berjumpa
kembali dengan Firman-Nya, Dia seakan-akan bermain-main bersama dengan kita,
seakan-akan menari-nari di hadapan kita, berarti menjadi suatu penghiburan
dalam kehidupan kita masing-masing.
Tidak ada yang dapat mengerti keadaan kita,
kecuali Firman TUHAN Yesus Kristus, Dia sudah ada sebelum langit dan bumi ada,
Dia yang menentukan segala sesuatu yang ada, Dia menetapkan, Dia
segala-galanya, Dia mengerti keadaan kita. Orang lain mungkin tidak suka dengan
keberadaan kita, tetapi Firman Allah memberi jalan keluar, bahkan bermain-main
bersama dengan kita dan seakan-akan menari-nari di hadapan kita, sehingga
menjadi suatu penghiburan bagi kita, sebab Firman-Nya sudah menjadi jawaban dan
mengerti keadaan kita.
Kita bersyukur dengan kelimpahan kasih
karunia lewat pembukaan Firman-Nya, Dia bermain-main dengan kita setiap saat
setiap waktu, seakan-akan menari-nari di hadapan kita untuk memberi penghiburan
melalui jalan keluar yang Dia berikan kepada kita. Mungkin sulit untuk menyelesaikan
masalah, tetapi Firman-Nya dapat menyelesaikan masalah kita, seakan-akan
bermain-main bersama kita dan menari-nari di hadapan kita.
Sangat sulit rasanya untuk mengadakan suatu
ibadah yang sebebas-bebasnya di tanah Provinsi Banten ini, tetapi kalau kita
penuh dengan Firman Allah, maka Dia akan membukakan segala pintu, sehingga
segala masalah terselesaikan, bagaikan bermain-main bersama kita dan
seakan-akan menari-nari di depan mata kita.
Demikianlah Firman Allah senantiasa
bermain-main di hadapan kita dan seakan-akan menari-nari di depan mata kita
sebagai penghiburan, sebab Firman Allah sudah menjadi jawaban, sudah menjadi
solusi, sudah menyembuhkan sakit kita baik lahir maupun batin.
Siapakah yang mendapatkan penghiburan
dari Firman Allah ini? Siapakah yang bermain-main dan menari-nari dengan Firman
Allah ini?
Amsal 8:31
(8:31) aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia
menjadi kesenanganku.
“Anak-anak manusia menjadi kesenanganku.”
Jelas, tanpa ragu saya mengatakan, bahwa “anak-anak manusia” menunjuk kepada
orang-orang yang senantiasa menyangkal dirinya dan memikul salibnya. Inilah
orang-orang yang senantiasa mendapatkan penghiburan dari Firman Allah, di mana
tadi Firman Allah itu bermain-main dan menari-nari di depan mata kita masing-masing.
Demikian juga Anak Manusia datang ke dunia
bukan dilayani, tetapi untuk melayani, bahkan menyerahkan diri-Nya sebagai
tebusan dosa manusia.
Oleh sebab itu, biarlah kita senantiasa
sungguh-sungguh menaruh harap kepada kemurahan hati TUHAN lewat pembukaan demi
pembukaan yang disampaikan. Ingat selalu pembukaan Firman TUHAN.
Memang itu ada kaitannya dengan seorang ibu
yang baik atau gembala sidang yang baik, yang bertanggung jawab terhadap sidang
jemaat, sebagai anak-anak rohani.
“Dan sudah lupakah kamu akan
nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku,
janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah
orang yang diakui-Nya sebagai anak”… Ibrani 12:5-7.
Kisah Para Rasul 20:35
(20:35) Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa
dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat
perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia
memberi dari pada menerima."
Kalau kita ingat perkataan TUHAN Yesus
Kristus, maka kita akan berbahagia dan diberkati, sebab di sini dikatakan: “Adalah
lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” Dalam ejaan lama dituliskan: Terlebih
berkat memberi dari pada menerima.
Jadi, berbahagialah orang yang mengingat
Firman TUHAN dan diberkatilah orang yang senantiasa mengingat perkataan TUHAN
Yesus Kristus. Dialah Gembala Agung yang sudah menggembalakan kita dengan baik
dan benar, sehingga kita tidak kekurangan, baik secara jasmani maupun secara
rohani, sebab Yesus TUHAN adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku.
-
Secara
jasmani; apa yang kita makan, minum, pakai dicukupkan.
- Secara
rohani; TUHAN telah mengambil aib kita. Dan oleh kasih-Nya yang besar, TUHAN
menutup segala kekurangan-kekurangan kita semua.
Yesaya 55:11
(55:11) demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan
kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki,
dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Firman TUHAN yang keluar dari mulut Allah
tidak akan kembali kepada Allah dengan sia-sia. Demikian juga, Firman Allah
yang diperdengarkan malam ini, tidak akan sia-sia. Sebaliknya;
1.
Firman
Allah itu akan melaksanakan apa yang Allah kehendaki.
2.
Firman
Allah itu akan berhasil dalam apa yang Allah suruhkan kepadanya.
Kita melakukan kehendak Allah Bapa, maka
kita akan berhasil, sebab Firman Allah yang diperdengarkan tidak sia-sia,
tetapi justru Firman Allah itu membuat kita berhasil. Dan oleh Firman Allah
itu, kita melakukan segala kehendak Allah Bapa. Kehendak Allah, berarti
melakukan segala sesuatu sesuai dengan apa yang kita lihat dan sesuai dengan
apa yang kita dengar.
Wahyu 19:9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka
yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku:
"Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
“Perkataan
ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah.” Kalau kita ingat dan
berjumpa kembali dengan perkataan Allah, maka perkataan Allah akan membawa kita
pada kebahagiaan yang sempurna, yaitu pesta nikah Anak Domba.
Sasaran akhir dari perjalanan rohani kita
di atas muka bumi ini adalah perjamuan malam pesta nikah Anak Domba, kelak
bersanding dengan Dia, TUHAN, Juruselamat, Dia Raja di atas segala raja, Dialah
Mempelai Laki-Laki Sorga yang kita nanti-nantikan, yang kelak datang pada kali
yang kedua di awan nan permai. Kita akan
bersanding dengan Dia, sama mulia dengan Dia, sederajat dengan Dia.
Bagi TUHAN, lewat Firman-Nya, tidak ada
yang mustahil, sebab Dia menjadikan yang tidak ada menjadi ada oleh Firman-Nya,
sehingga kita hidup kembali. Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN.
Lihat, Firman Allah senantiasa bermain-main
dengan kita, sebab Dia mengerti keberadaan kita, Dia penghiburan, karena Firman
Allah memberi jalan keluar, memberi solusi, menjawab segala pergumulan yang
kita hadapi. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment