IBADAH KENAIKAN YESUS KRISTUS
YANG DIRANGKAI DENGAN PENDALAMAN
ALKITAB, 21 MEI 2020
KITAB RUT
(Seri: 93)
Subtema: DITEBUS UNTUK DIPERMULIAKAN
Shalom.
Puji TUHAN … Pertama-tama saya mengucapkan
puji syukur setinggi-tingginya kepada TUHAN; Dia yang telah memberi kesempatan
bagi kita di tahun ini untuk berada di tengah-tengah perhimpunan Ibadah
Kenaikan TUHAN Yesus Kristus, di mana ibadah ini bertujuan untuk memperingati kenaikan TUHAN Yesus Kristus dua
ribu tahun yang lalu.
-
Setelah
Dia mati;
-
Lalu
bangkit pada hari ketiga;
-
Selanjutnya
40 (empat puluh) hari lamanya Dia ada di atas muka bumi ini, dan pada akhirnya,
Dia naik dan dipermuliakan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak
TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa, kita mohon kemurahan TUHAN, supaya kiranya TUHAN
membukakan Firman-Nya bagi kita sekaliannya.
Untuk Ibadah Kenaikan TUHAN Yesus Kristus,
kita akan menerima berkat TUHAN dari firman penggembalaan untuk Ibadah
Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci -- yang memang seharusnya hari ini
adalah pelaksanaan Ibadah Pendalaman Alkitab --. Maka, oleh karena kemurahan
TUHAN; dengan hati yang gembira, serta lemah lembut dan rendah hati, kita
sambut pemberitaan Firman TUHAN dalam Ibadah Kenaikan TUHAN Yesus Kristus yang
dirangkai dengan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci
dari KITAB RUT.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah
kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada
orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya:
"Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib
menebus kita."
Naomi berkata kepada Rut, menantunya itu: “Orang
itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita.”
Berkaitan dengan hal itu, kita segera melihat
Imamat 25.
Imamat 25:24
(25:24) Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak
menebus tanah.
Di seluruh tanah milik orang Israel,
haruslah mereka memberi hak penebusan tanah. Singkatnya, diberi hak menebus
tanah yang pernah dijual. Inilah suatu ketetapan atau suatu peraturan yang
berlaku di Israel.
Imamat 25:25
(25:25) Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian
dari miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang
terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu.
Apabila seseorang jatuh miskin dan menjual
sebagian miliknya, maka seorang kaumnya yang terdekat atau saudara yang
terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu. Inilah
peraturan yang berlaku di Israel.
Sebenarnya, oleh karena dosa,
mengakibatkan:
-
Manusia
jatuh miskin, kehilangan harta, kehilangan kekayaan rohani.
-
Bahkan
karena dosa itu pun, manusia itu juga terjual kepada maut.
Dan itu juga dituliskan oleh Rasul Paulus
kepada sidang jemaat yang ada di Roma.
Sejenak kita perhatikan Roma 6.
Roma 6:20-21
(6:20) Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.
(6:21) Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu
menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu
ialah kematian.
Jika seseorang menjadi hamba dosa, maka
sudah barang tentu ia bebas dari kebenaran, dia kehilangan kebenaran sebagai
salah satu harta rohani yang berharga.
Pertanyaannya: Jikalau seseorang menjadi
hamba dosa, buah apa yang dapat dipetik dari padanya?
Jawabnya; tidak ada, selain mengalami dua
hal:
1.
Merasa
malu.
2.
Kematian.
Roma 6:23
(6:23) Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah
ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Upah dosa adalah maut. Jadi, sudah sangat
jelas;
- Karena
dosa, manusia jatuh miskin, kehilangan harta rohani, termasuk kebenaran, serta
kehilangan kekayaan rohani yang lain.
-
Bahkan
karena dosa, manusia itu terjual kepada maut.
Persis seperti keadaan Naomi dengan Rut;
sebelum Naomi dan suaminya, Elimelekh, serta dua anaknya, Mahlon dan Kilyon,
meninggalkan Betlehem, mereka menjual segala sesuatu miliknya, lalu mereka
pergi ke Moab sebagai pendatang di sana untuk mencari apa yang sesuai dengan
kehendaknya sendiri. Tetapi justru, Naomi kehilangan harta yang berharga, ia
kehilangan segala-galanya. Singkatnya, Naomi terjual kepada maut, termasuk Rut,
menantunya itu.
Namun tadi kita sudah melihat; ada suatu
peraturan di Israel, bahwa bagi semua tanah (harta) milik bangsa Israel harus
diberi hak untuk menebus.
Matius 20:28
(20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
bagi banyak orang."
Anak Manusia datang ke dunia ini bukan
untuk dilayani, melainkan untuk menyerahkan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang. Pendeknya, Yesus datang untuk menebus manusia yang terjual kepada
maut, oleh darah-Nya. Hal ini dijelaskan juga di dalam 1 Petrus 1:18-19,
serta ayat-ayat firman yang lain sebagai referensinya.
Sekali lagi saya sampaikan: Jika seseorang
jatuh dalam dosa, maka ia akan kehilangan harta rohani, kehilangan kebenaran,
kehilangan kekayaan rohani yang lain, sampai akhirnya terjual kepada maut (kematian).
Tetapi Seorang kerabat, Dia datang untuk menebus; Yesus adalah kerabat kita,
saudara yang terdekat. Dia datang untuk menebus kehidupan kita yang sudah
terjual kepada maut.
Selanjutnya, kita akan memperhatikan
“kesimpulannya” dalam Efesus 4.
Efesus 4:9
(4:9) Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga
telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?
“Ia telah naik” atau dipermuliakan, berarti itu merupakan tanda bahwa Ia juga telah
“turun” ke bagian bumi yang paling bawah. Artinya, Dia telah mati di
atas kayu salib untuk menebus dosa orang-orang yang terjual kepada maut.
Kemudian, sebaliknya kita perhatikan ayat
10.
Efesus 4:10
(4:10) Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh
lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.
Sebaliknya, “Ia telah turun”,
menunjukkan bahwa Ia juga telah “naik jauh lebih tinggi dari pada semua
langit”.
Berdasarkan ayat ini, kita menarik suatu
kesimpulan, bahwa;
1. Naomi
yakin dengan pekerjaan penebusan yang telah dikerjakan oleh TUHAN Yesus
Kristus, yang merupakan gambaran dari Boas rohani, sebagai kerabat atau saudara
yang terdekat; seperti yang tertulis dalam Amsal 17:17, “Seorang
sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam
kesukaran.”
2. Selain
itu, Naomi juga memiliki pandangan nubuatan, berarti memandang jauh ke depan,
yaitu kemuliaan kekal, sebab Yesus telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua
langit.
Haleluya … Puji TUHAN … Kita bersyukur,
sebab Yesus telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit.
Sekarang kita akan memperhatikan tentang: “Naik
jauh lebih tinggi dari pada semua langit” atau dipermuliakan.
Arti YANG PERTAMA.
1 Petrus 3:21-22
(3:21) Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan --
maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk
memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus
Kristus, (3:22) yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik
ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan
ditaklukkan kepada-Nya.
Yesus Kristus yang duduk di sebelah kanan
Allah, setelah Ia naik ke sorga = dipermuliakan.
Singkatnya, Yesus dipermuliakan sesudah
menaklukkan:
1.
Segala malaikat.
2.
Segala
kuasa.
3.
Segala
kekuatan.
Kita patut bersyukur kepada TUHAN, karena
Yesus dipermuliakan sesudah segala malaikat, kuasa, dan kekuatan ditaklukkan
kepada-Nya.
1 Korintus 15:24
(15:24) Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan
kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan
dan kekuatan.
Yesus, Anak Allah, menyerahkan kerajaan
kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan:
1.
Segala
pemerintahan.
2.
Segala
kekuasaan.
3.
Segala
kekuatan.
Berarti, 1 Korintus 15:24 sama
dengan 1 Petrus 3:22.
1 Korintus 15:25-26
(15:25) Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai
Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. (15:26) Musuh
yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Ia harus memegang pemerintahan sebagai
Raja untuk selama-lamanya = dipermuliakan. Namun
hal itu bisa terjadi, setelah Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah
kaki-Nya, dan musuh terakhir yang Ia binasakan adalah maut.
Efesus 1:19-21
(1:19) dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan
kekuatan kuasa-Nya, (1:20) yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan
Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya
di sorga, (1:21) jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan
penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama
yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang
akan datang.
-
Yesus
telah mati.
- Dan bangkit
dari antara orang mati.
- Dan
sekarang, Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa di sorga = dipermuliakan.
Singkatnya, Yesus telah mati, bangkit dan
dipermuliakan jauh lebih tinggi dari;
1.
Dari
segala pemerintahan.
2.
Dari
segala penguasa.
3.
Dari
segala kerajaan.
4.
Dari
segala tiap-tiap nama yang dapat disebut.
Jadi, bukan hanya di dunia ini saja,
melainkan juga di dunia yang akan datang.
Efesus 1:22
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki
Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari
segala yang ada.
Singkatnya: Segala sesuatu telah
ditaklukkan di bawah kaki Kristus.
Mazmur 110:1
(110:1) Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah
di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan
kakimu."
“… Sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi
tumpuan kakimu.” Artinya, ketika dipermuliakan, berarti musuh telah
diinjak-injak dan dikalahkan.
Inilah arti yang pertama dari “Naik jauh
lebih tinggi dari pada semua langit” atau dipermuliakan, yaitu; musuh telah
dikalahkan, musuh telah diinjak-injak. Tidak mungkin seseorang berada dalam
kemuliaan sementara musuh masih berkuasa (belum dikalahkan), itu adalah sesuatu
yang tidak mungkin.
Arti YANG KEDUA.
Ibrani 4:14
(4:14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi
semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada
pengakuan iman kita.
“Kita sekarang mempunyai Imam Besar
Agung … ” Mengapa ada timbul perkataan “Imam Besar Agung?” Jawabnya ialah
karena Dia telah melintasi semua langit, dengan lain kata; naik jauh
lebih tinggi dari pada semua langit.
Jadi, penekanan setelah Yesus melintasi
semua langit adalah “kita mempunyai Imam Besar Agung”, sebab ada
perkataan “Imam Besar Agung” itu karena Dia telah naik jauh lebih tinggi dari
semua langit.
Tentu kita bersyukur, kalau Yesus Kristus
tampil sebagai Imam Besar bagi kita semua, karena nanti kita akan memperoleh
keuntungan-keuntungan yang luar biasa, yang tidak bisa dipahami oleh akal
pikiran manusia.
Ibrani 6:19-20
(6:19) Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang
telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, (6:20) di mana Yesus telah
masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek,
menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
Menurut peraturan Melkisedek, Yesus adalah
Imam Besar Agung sampai selama-lamanya, Ia telah masuk sebagai Perintis bagi
kita. Berbicara tentang “perintis”, berarti Dialah yang membuka jalan bagi kita
supaya kelak kita boleh berada dalam kemuliaan yang kekal. Maka, pengharapan
itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai
ke belakang tabir. “Dilabuhkan sampai ke belakang tabir” Ć Ruangan Maha Suci =
kemuliaan Allah.
Pengharapan kita tidak menjadi sia-sia.
Mengapa? Karena Dia adalah Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedek,
Dialah yang sudah membuka jalan (Perintis).
Seringkali kita mendengarkan
pernyataan-pernyataan dari orang-orang Kristen: Apa mungkin kita bisa masuk
dalam Kerajaan Sorga? Persamaan dari pertanyaan ini adalah: Apa mungkin
kita bisa sempurna, sama mulia seperti Dia? Jawaban dari semua pertanyaan
itu ialah “Bagi TUHAN tidak ada yang mustahil”, sebab Ia telah melintasi
langit, dengan lain kata; naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit.
Berkaitan dengan itu, kita perhatikan Ibrani
7.
Ibrani 7:24-26
(7:24) Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat
beralih kepada orang lain. (7:25) Karena itu Ia sanggup juga
menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah.
Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. (7:26) Sebab
Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah,
tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari
pada tingkat-tingkat sorga,
Perikop ayat ini adalah “Kristus adalah
Imam yang lebih tinggi dari pada Harun”, menurut peraturan Melkisedek. Mengapa
demikian? Pada ayat 26 dituliskan: “Lebih tinggi dari pada
tingkat-tingkat sorga”, di mana penekanannya adalah kepada Yesus, Dia Imam
Besar Agung.
Sebagai Imam Besar, Dia lebih tinggi dari
pada tingkat-tingkat sorga, dengan bukti:
YANG PERTAMA: “Imamat-Nya tidak dapat
beralih kepada orang lain” … ayat 24.
Berarti, sebagai Imam Besar, Ia bertanggung
jawab. Soal tanggung jawab ini, perlu diperhatikan oleh setiap orang yang
melayani TUHAN dan melayani pekerjaan-Nya. Intinya, seorang imam, pelayan
TUHAN, hamba TUHAN harus bertanggung jawab, bukan kepada manusia, tetapi kepada
TUHAN. Mengapa bertanggung jawab kepada TUHAN, bukan kepada manusia? Karena
manusia bisa kita bodohi, kita bisa mengelabui mata orang dengan doa yang
panjang-panjang dan bertele-tele, tetapi TUHAN melihat hati.
Maka, kita pun kiranya senantiasa
mempersiapkan diri di dalam hal melayani pekerjaan TUHAN, itulah orang yang
bertanggung jawab. Saya juga mau belajar untuk menjadi seorang hamba TUHAN yang
sudah menerima jabatan gembala, pemimpin rumah TUHAN. Saya mau belajar tetap
setia memikul tanggung jawab yang dipercayakan oleh TUHAN; tidak akan pernah
meninggalkan tanggung jawab yang dipercayakan oleh TUHAN, sekalipun itu karena
uang. Itu sebabnya, saya bertahan di dalam hal memberitakan Injil dalam setiap
pertemuan ibadah, baik;
-
Ibadah Pendalaman
Alkitab disertai perjamuan suci.
-
Ibadah
Raya Minggu disertai kesaksian.
-
Ibadah Doa
Penyembahan.
-
Ditambah
lagi dengan Ibadah Kaum Muda Remaja.
Sehingga berkat-berkat yang diterima oleh
hamba TUHAN boleh dibagi-bagi, tetapi tanggung jawab tidak boleh dialihkan
kepada siapa pun, tidak boleh dibagi-bagi.
Sekali lagi saya tandaskan, bahwa “Naik
jauh lebih tinggi dari pada semua langit”, penekanannya adalah Yesus, Imam
Besar Agung. Sebagai Imam Besar Agung, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada
orang lain = bertanggung jawab.
YANG KEDUA: “Ia sanggup juga
menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah”
… ayat 25.
Berbeda dengan imam besar yang lain, yang
pernah melayani di tempat kudus; tidak ada jaminan yang dia berikan, tetapi
sebagai Imam Besar, Yesus sanggup menyelamatkan dengan sempurna, sehingga semua
orang datang kepada Allah.
Kita patut bersyukur, sebab Dia telah
melintasi langit yang lebih tinggi.
YANG KETIGA: "Kehidupan-Nya sebagai Imam
Besar" … ayat 26;
-
Yang
saleh.
-
Tanpa
salah.
- Tanpa noda.
-
Terpisah
dari orang-orang yang berdosa.
Ibrani 3:1-6
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian
dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang
kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang setia kepada Dia yang telah
menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya. (3:3)
Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama
seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. (3:4)
Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan
segala sesuatu ialah Allah. (3:5) Dan Musa memang setia dalam segenap
rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan
diberitakan kemudian, (3:6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang
mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada
akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
Perikop ayat ini adalah “Yesus lebih tinggi
dari Musa”, sebab Yesus telah melintasi jauh lebih tinggi dari semua langit, di
mana penekanannya adalah Yesus, Imam Besar Agung.
Sebagai Imam Besar, Ia setia sebagai Kepala
rumah TUHAN atau setia mengepalai sidang jemaat TUHAN. Bayangkan, andaikata serigala
atau burung yang menjadi Kepala atas tubuh (rumah TUHAN), maka kehidupan
dari anak-anak TUHAN sebagai tubuh Kristus, tentu akan mengalami suatu
penderitaan yang hebat. Tetapi puji TUHAN, Dia setia sebagai Kepala rumah
TUHAN, setia mengepalai rumah TUHAN.
- Serigala Ć roh-roh
jahat. Pekerjaan dari serigala adalah mencerai-beraikan kawanan domba, sehingga
domba-domba menjadi liar, tidak tergembala. Kalau domba-domba liar, tidak
tergembala, maka kehidupan semacam ini tidak akan mengalami damai sejahtera,
banyak kesusahan yang terjadi.
- Burung Ć roh najis.
Pekerjaan dari roh najis ialah menghambat pembangunan tubuh Kristus, seperti
kedudukan dari Babel besar pada Wahyu 17 & 18, menghambat pesta
nikah Anak Domba Allah dalam Wahyu 19:6-9.
Efesus 1:22-23
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan
Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23)
Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan
segala sesuatu.
Segala sesuatu telah diletakkan di bawah
kaki Kristus, dan Kristus telah diberikan kepada jemaat sebagai Kepala dari
segala yang ada ini. Sedangkan jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan
Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Kita bersyukur, Dia telah melintasi langit
jauh lebih tinggi dari semua langit, di mana penekanannya adalah Yesus, Imam
Besar Agung, Dia setia mengepalai rumah TUHAN, itulah kehidupan kita
masing-masing. Tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya kalau yang menjadi
kepala atas rumah TUHAN adalah serigala dan burung; sudah pasti kehidupan
anak-anak TUHAN sebagai tubuh Kristus akan mengalami penderitaan yang hebat.
Ibrani 8:1-2
(8:1) Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam
Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di
sorga, (8:2) dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di
dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.
Kita mempunyai Imam Besar Agung, yang
sekarang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga -- berarti
dipermuliakan --, dan sebagai Imam Besar Agung, sekarang Ia melayani ibadah di
tempat kudus, yaitu kemah yang sejati.
Banyak orang Kristen (anak-anak TUHAN)
berasumsi lain tentang Kerajaan Sorga, di mana mereka berpikir bahwa; di sorga
tidak ada lagi ibadah, selain menyembah. Menyembah itu memang benar, sebagai
puncak dari ibadah, tetapi di sorga juga ada ibadah, ada pelayanan, dan yang
menjadi Imam Besar di tempat kudus atau kemah yang sejati adalah Yesus Kristus,
Anak Allah, Dialah Imam Besar Agung.
Apa yang kita ikat di bumi akan terikat di
sorga, tetapi apa yang kita lepas di bumi akan terlepas di sorga. Biarlah
kiranya kita terikat dengan ibadah dan pelayanan selama kita ada di bumi ini.
Wahyu 22:3-5
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba
akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, (22:4)
dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. (22:5)
Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu
dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah
sebagai raja sampai selama-lamanya.
Suasana di dalam Kerajaan Sorga:
1.
Tidak
akan ada lagi laknat.
2.
Takhta
Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya.
3.
Hamba-hamba-Nya
akan beribadah kepada-Nya.
4.
Mereka
akan melihat wajah-Nya.
5.
Nama-Nya
akan tertulis di dahi mereka.
6.
Malam
tidak akan ada lagi.
7.
Mereka
akan memerintah sebagai raja = melayani sampai
selama-lamanya.
Inilah tujuh perkara, yang seluruhnya ada
di dalam Kerajaan Sorga.
Tetapi, ada dua perkara penting sebagai
“kegiatan” atau aktivitas di dalam Kerajaan Sorga, yaitu:
1. Beribadah
kepada Tuhan. Itulah perkara yang ketiga: “Hamba-hamba-Nya
akan beribadah kepada-Nya”.
2. Melayani
Tuhan. Itulah perkara yang ketujuh: “Mereka akan
memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya”.
Inilah tujuh keadaan di dalam Kerajaan
Sorga, di mana ada dua hal penting di dalam Kerajaan Sorga itu, yaitu;
beribadah dan melayani TUHAN.
Kita tentu bersyukur kepada TUHAN;
terkhusus mereka yang berada di tengah ibadah dan pelayanan itu, biarlah
kiranya kita betul-betul menghargai panggilan kudus, berarti berpadanan dengan
panggilan. Jangan kita bermain-main di dalam hal beribadah dan melayani
pekerjaan TUHAN selama kita ada di bumi ini, sebab di sorga juga ada ibadah dan
pelayanan, dan Yesus tampil sebagai Imam Besar Agung, kemah yang sejati.
Kemudian berbicara tentang “kemah
sejati”, kaitannya adalah; ibadah yang sejati, yaitu mempersembahkan tubuh
sebagai persembahan:
1.
Yang
hidup.
2.
Yang
kudus.
3.
Yang
berkenan kepada Allah.
Itu merupakan ibadah yang sejati.
Kita kembali membaca Ibrani 8.
Ibrani 8:1-2
(8:1) Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam
Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di
sorga, (8:2) dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam
kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.
“ … Melayani ibadah di tempat kudus,
yaitu di dalam kemah sejati …” Jadi, semata-mata
bukan hanya menyembah; sebab banyak orang Kristen yang berasumsi bahwa sesudah
berada dalam Kerajaan Sorga, tidak ada lagi kegiatan, tidak ada lagi ibadah,
selain hanya menyembah, itu adalah pemikiran yang keliru. Tetapi di sini kita melihat; di dalam kemah
yang sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia, masih ada
kegiatan-kegiatan rohani, yaitu ibadah dan pelayanan.
TUHAN sudah memberikan tiga macam ibadah
pokok supaya kita mempertanggungjawabkannya di hadapan TUHAN, berarti;
1.
Tekun
dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
2.
Tekun
dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
3.
Tekun
dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Ibrani 8:3
(8:3) Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan
korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai
sesuatu untuk dipersembahkan.
Intinya, segala yang kita bicarakan itu
ialah “kita mempunyai Imam Besar yang demikian”, yaitu setiap Imam Besar
ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan. Oleh karena itulah,
Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.
Biarlah ketekunan dalam tiga macam ibadah
pokok, termasuk Ibadah Kenaikan Yesus Kristus ke sorga, menjadi korban
persembahan yang berbau harum, persembahan yang menyenangkan bagi TUHAN, sebab
setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan, dan
karena itu, Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan.
Jadi, di sorga, itulah kemah yang sejati;
tetap ada ibadah, tetap ada pelayanan, dan yang menjadi Imam Besar Agung,
itulah pribadi Yesus Kristus, karena Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk
dipersembahkan. Oleh sebab itu, jangan kita menjadi keliru. Mengapa ada ibadah
dan pelayanan di bumi? Karena di sorga juga ada ibadah, ada pelayanan, apa
buktinya? “Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan”, sebab
Dialah Imam Besar Agung yang akan melayani di kemah yang sejati.
Demikian juga dijelaskan oleh Rasul Paulus
kepada orang Ibrani (Ibrani 8:5); “Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa
yang ada di sorga...”
Ibrani 9:11-12
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal
yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar
dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --
artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- (9:12) dan Ia telah masuk
satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan
membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Sebagai Imam Besar, Ia telah melintasi
kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan
manusia -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini --. Kemudian, Ia telah masuk
satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa
darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya
sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
Kita bandingkan dengan Ibrani 7:26-27.
Ibrani 7:26-27
(7:26) Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh,
tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa
dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, (7:27) yang
tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan
korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab
hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya,
ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
Ia telah mempersembahkan diri-Nya sebagai
korban, tidak seperti imam-imam besar lain yang setiap hari harus
mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan untuk dosa umatnya. Tetapi
Yesus, sebagai Imam Besar, Ia telah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai
korban, Dia melakukannya satu kali untuk selama-lamanya.
Kita bersyukur kepada TUHAN, sebab;
- Dia telah
naik, berarti Dia telah turun ke bagian bumi yang paling bawah, itulah
pekerjaan Penebusan untuk mereka yang telah terjual kepada maut.
- Tetapi Dia
yang telah turun ke bagian bumi yang paling bawah, Ia juga telah naik dan
dipermuliakan.
Berbicara tentang naik jauh lebih tinggi
dari pada semua langit, artinya ialah:
1.
Musuh
telah dikalahkan, termasuk malaikat, pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan,
semua telah ditaklukkan di kaki salib TUHAN. Sampai musuh yang terakhir, itulah
maut, telah ditaklukkan di bawah kaki-Nya.
2.
Yesus
tampil sebagai Imam Besar Agung.
Jadi, kita perlu belajar sama seperti Ibu
Naomi ini, di mana dia telah belajar dari kegagalannya. Setelah dia menyadari
kesalahannya, dia kembali ke Betlehem, dan dia memberitahukan hal-hal yang
baik, yang suci dan mulia kepada Rut, menantunya itu. Dan pengertian itu
disampaikan kepada Rut, bahwa; Boas adalah salah seorang kerabat yang terdekat,
dialah yang berhak menebus mereka.
Berbahagialah seorang anak kalau ibunya
memiliki pengertian yang baik, benar, suci dan mulia. Ibu Ć seorang gembala
sidang.
- Berbahagialah
sidang jemaat sebagai anak rohani, kalau gembala sidang mengerti tentang
pekerjaan penebusan.
-
Berbahagialah
juga sidang jemaat sebagai anak rohani, kalau gembala sidang, sebagai ibu
rohani, memiliki pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan, itulah kemuliaan
kekal.
Malam ini, kita sudah mendapat suatu
lawatan dari TUHAN. Kita dilawat oleh TUHAN, sehingga oleh lawatan ini, kita
memiliki suatu keyakinan yang pasti, bahwa Yesus adalah kerabat, saudara
terdekat, Dia telah datang untuk menebus kehidupan kita yang hampir terjual
kepada maut. Dan sekarang kita juga menyadari, bahwa Yesus tampil sebagai Imam
Besar, melayani di tempat yang maha kudus, melayani dalam kemah yang sejati,
dan sekarang Dia berdoa memperdamaikan dosa kita masing-masing.
Ibrani 5:6-7
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah
Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek." (5:7)
Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan
dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari
maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Sebagai Imam Besar, Dia telah melayani,
berdoa dan memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib, dengan ratap tangis dan
keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut. Dan karena
kesalehan-Nya, doa-Nya itu telah didengarkan.
Jadi, Dia adalah Imam Besar yang
bertanggung jawab atas kehidupan kita masing-masing, Dia juga adalah Imam Besar
yang sanggup membawa kehidupan kita kepada Dia dengan sempurna, karena Dia
adalah sempurna adanya … Ibrani 7:24-26.
Ibrani 5:8-10
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari
apa yang telah diderita-Nya, (5:9) dan sesudah Ia mencapai
kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua
orang yang taat kepada-Nya, (5:10) dan Ia dipanggil menjadi Imam
Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.
Perhatikan: Sekalipun Ia adalah Anak,
tetapi Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya = taat
kepada kehendak Allah. Dan akhirnya, sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia
menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada kehendak
Allah Bapa, sehingga Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah,
menurut peraturan Melkisedek.
Dia layak menjadi Imam Besar menurut
peraturan Melkisedek, karena;
1.
Sekalipun
Ia adalah Anak, tetapi Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah
diderita-Nya, taat kepada kehendak Allah Bapa.
2.
Ia menjadi
pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
Itulah sebabnya Ia layak disebut Imam Besar
Agung, menurut peraturan Melkisedek.
1 Korintus 15:26-28
(15:26) Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. (15:27)
Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi
kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka
teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki
Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. (15:28) Tetapi kalau segala
sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan
diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya,
supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Sebagai anak-anak TUHAN, umat TUHAN,
teramat lebih imam-imam, pelayan TUHAN, hamba-hamba TUHAN, pemimpin-pemimpin
dalam rumah TUHAN, inti dari segala sesuatunya adalah biarlah kiranya kita
menaklukkan diri kita masing-masing di bawah kaki salib TUHAN, membawa hidup
kita serendah-rendahnya, dengan lain kata; berada di titik nol, itulah ruang
lingkup dari hamba-hamba TUHAN. Kalau titik nol menjadi ruang lingkup dari
hamba-hamba TUHAN, maka hamba-hamba TUHAN selalu ingat dan tidak lalai dengan
pekerjaan TUHAN.
Itulah intinya, yaitu supaya kelak kita
dipermuliakan bersama-sama dengan Dia, seperti apa yang tertulis pada ayat
28, “Supaya Allah menjadi semua di dalam semua”, berarti; Allah
dipermuliakan. Kalau Allah dipermuliakan, maka kita juga akan dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia.
Oleh sebab itu, kalau kita sudah mati dan
bangkit bersama dengan Kristus, biarlah kita bertekun di dalamnya, supaya kelak
kita dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment