KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, May 11, 2020

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 07 MEI 2020



IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 07 MEI 2020


KITAB RUT
(Seri: 91)

Subtema: KERABAT DEKAT DATANG MENEBUS

Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan; oleh karena rahmat-Nya dan kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita, sehingga kita boleh berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa memohon kemurahan Tuhan, supaya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita malam ini, dan kita diberkati, segala sesuatunya diberkati.

Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Sesudah itu”, artinya; sesudah Naomi menerima hasil tuaian yang dibawa oleh Rut dari ladang.

Selanjutnya berkatalah Naomi kepada Rut, menantunya itu, yang dibagi dalam dua bagian.
BAGIAN PERTAMA, Naomi berkata: “Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.
Singkatnya, dalam ucapannya, Naomi memberkati Boas, orang yang telah memberkati Rut, menantunya itu. Dalam hal ini, Naomi yakin dan percaya dengan ucapannya, sebab Tuhan rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan kepada orang-orang yang mati.

Pada minggu yang lalu, hal itu telah saya sampaikan dua kali berturut-turut. Kiranya apa yang telah saya sampaikan masih jelas dalam ingatan kita, dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam loh daging kita, firman itu mendarah daging, tidak berlalu begitu saja, karena kita belajar untuk menghormati dan menghargai apa yang telah disampaikan oleh Tuhan sebagai kemurahan-Nya bagi kita.

BAGIAN KEDUA, Naomi berkata: “Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita.
Yesus wajib menebus kita, sebab kita ini adalah milik kepunyaan-Nya yang dibentuk dari segumpal tanah liat. Dan memang, kita ini sudah jatuh dalam dosa, oleh sebab itu, Dia wajib menebus kehidupan kita.

Roma 3:23
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Kalimat pada ayat 23 ini dibagi menjadi dua bagian:
Kalimat YANG PERTAMA: “Semua orang telah berbuat dosa”, dengan lain kata; semua orang telah mengalami kejatuhan karena dosa. Jadi, tidak ada manusia yang tidak jatuh dalam dosa.

Sebagai pembuktiannya, kita akan lihat Roma 5.
Roma 5:12-13
(5:12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (5:13) Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.

Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh karena satu orang. Dengan demikian, maut telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Upah dosa adalah maut. Dan sebenarnya, dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Kalau tidak ada larangan atau peraturan, ketika seseorang berbuat dosa, maka dosa itu tidak diperhitungkan, tetapi setelah ada hukum Taurat – (larangan, perintah, aturan) --, sehingga setiap orang yang berbuat dosa, maka dosa itu diperhitungkan.

Roma 5:14
(5:14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.

Singkatnya, maut telah berkuasa:
-       Dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa.
-       Atas mereka yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam.
Jadi, maut telah berkuasa sampai pada saat detik ini.

Roma 6:16
(6:16) Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?

Ada dua macam perhambaan, yakni:
1.     Hamba dosa.
2.     Hamba kebenaran.

“Sebagai seorang hamba”, berarti ia harus menyerahkan dirinya (menyerahkan hidupnya) kepada seseorang untuk mentaatinya (tuannya). Jadi;
-       Kalau ia adalah hamba dosa, maka ia harus taat kepada dosa yang memimpin kepada kematian (maut).
-       Sebaliknya, kalau ia adalah hamba kebenaran, maka ia harus taat kepada kebenaran yang akan memimpin dia kepada kebenaran itu sendiri.
Pilih mana; hamba dosa atau hamba kebenaran? Kita semua tentu akan mengerti untuk memilih mana yang baik bagi kita di hadapan Tuhan.

Roma 6:19-20
(6:19) Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan. (6:20) Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.

Jika seseorang menjadi hamba dosa, maka sudah barang tentu ia akan menyerahkan anggota-anggota tubuhnya menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa ia kepada kedurhakaan, sama dengan; menjadi pemberontak. Kalau ia adalah hamba dosa, maka pasti menjadi pemberontak. Pendeknya, hamba dosa bebas dari kebenaran.

Roma 6:21
(6:21) Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian.

Buah apa yang dipetik dari seorang hamba dosa? Jawabnya, tidak ada sesuatu yang manis yang dapat dipetik dari seorang hamba dosa.
Sebenarnya, menjadi hamba dosa menyebabkan seseorang merasa malu = mempermalukan dirinya sendiri. Kalau seseorang menjadi hamba dosa, berarti mempermalukan diri sendiri, mencoreng wajah kemuliaan Tuhan. Oleh sebab itu, cukuplah sudah bagi kita untuk mempermalukan diri sendiri, dengan lain kata; jangan lagi menjadi hamba dosa, termasuk dosa kenajisan.
Oleh karena kenajisan dari beberapa imam, oleh karena kenajisan dari sidang jemaat, sehingga bisa saja gereja GPT “BETANIA” tidak menjadi suatu kesaksian. Itu harus dicamkan dengan baik.

Kita kembali membaca Roma 3.
Roma 3:23
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Kalimat pada ayat 23 ini dibagi menjadi dua bagian:
Kalimat YANG KEDUA: “Dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Berarti, oleh karena dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Kehilangan kemuliaan Allah, berarti; kehilangan segala-galanya. Hilanglah kehormatan, hilanglah segala-galanya.

Kejadian 3:22-23
(3:22) Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya." (3:23) Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.

Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat …” Seharusnya, kita cukup tahu tentang yang baik saja, tidak usah mengikuti seluk beluk Setan, apalagi tata cara ibadah orang-orang yang tidak berkenan kepada Tuhan, tidak usah diikuti, cukup tahu yang baik saja.

Setelah jatuh dalam dosa karena melanggar hukum Allah, maka Tuhan Allah mengusir Adam dan isterinya dari taman Eden.
Adam dan isterinya diusir dari taman Eden, artinya:
Arti YANG PERTAMA: Adam dan isterinya telah kehilangan kemuliaan Allah, secara khusus jubah yang maha indah atau harta yang indah. Bangsa Israel adalah milik kepunyaan Allah, disebut juga imamat yang rajani, di mana kedudukan mereka berada di tempat yang tinggi, sangat dipermuliakan. Tetapi ketika manusia itu telah kehilangan kemuliaan Allah, berarti hilanglah kehormatan, termasuk jubah yang maha indah atau harta yang indah, itulah karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan dalam rumah Tuhan.

Kejadian 2:16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,

Perikop dari ayat ini adalah “Manusia dan Taman Eden”. Tuhan menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden.
Setelah Adam dan isterinya dibentuk, lalu mereka ditempatkan di taman Eden, dengan tujuan untuk “mengusahakan” dan “memelihara” taman itu. Sebagaimana dengan kita dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah; para imam-imam atau pelayan-pelayan Tuhan, maupun hamba-hamba Tuhan diperlengkapi dengan:
-       Karunia-karunia Roh Kudus.
-       Jabatan-jabatan di dalam rumah Tuhan.
Itu merupakan jubah yang maha indah.

Tetapi akhirnya, mereka diusir dari taman Eden, maka hilanglah kemuliaan Allah, kehilangan kehormatan.

Arti YANG KEDUA: Kehilangan kasih Allah.
Akibat dari kehilangan kasih Allah ialah damai sejahtera tidak lagi memerintah di dalam hati atau di dalam hidup mereka.
Damai sejahtera Allah tidak lagi memerintah atas Adam dan isterinya. Sebagai bukti, di dalam Kejadian 3:7-19, manusia benar-benar kehilangan damai sejahtera, di mana keadaan manusia itu menjadi:
Keadaan Pertama:
-       Telanjang.
-       Mengalami ketakutan dan kekuatiran yang luar biasa hebatnya.
-       Suka bersembunyi atau menyembunyikan dosa.
-       Saling mempersalahkan antara satu dengan yang lain, seperti;
Ø  Adam mempersalahkan isterinya (Hawa).
Ø  Hawa mempersalahkan ular.
Sampai akhirnya nanti mempersalahkan Tuhan. Itu adalah tanda hilang damai sejahtera.
-       Terjadi permusuhan antara manusia dengan ular. Ada kontradiksi, ada perbedaan, ada perselisihan, berarti hilang damai sejahtera.
Keadaan Kedua:
-       Seorang isteri susah payah waktu mengandung.
-       Seorang suami susah payah mencari rejeki dan berpeluh mencari makanannya.
Dengan lain kata; hilang kemuliaan Allah (hilang kehormatan) serta kehilangan kasih Allah, sehingga Adam dan istrinya tidak hidup dalam damai sejahtera.

Kita kembali memperhatikan Kejadian 3.
Kejadian 3:23
(3:23) Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.

Pada saat Adam dan isterinya itu diusir dari taman Eden, selanjutnya mereka harus “mengusahakan tanah dari mana mereka diambil.” Berbanding terbalik ketika mereka ditempatkan di taman Eden, mereka dipercayakan untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden. Singkatnya, perjuangan manusia semakin berat.

Kalau seseorang berada di luar ibadah dan pelayanan, kepadanya tidak dipercayakan suatu tugas yang mulia untuk memelihara dan mengusahakan ibadah-ibadah di bumi ini, menunjukkan bahwa perjuangan manusia itu semakin berat.
Dulu, sewaktu mereka ditempatkan di taman Eden, mereka mengerjakan tugas yang mulia, yaitu mengusahakan dan memelihara taman Eden. Imam-imam, pelayan Tuhan, hamba Tuhan yang dipercayakan untuk mengusahakan dan memelihara setiap ibadah-ibadah, tentu diperlengkapi dengan harta yang indah, itulah karunia-karunia Roh Kudus, juga dipercayakan jabatan-jabatan untuk memimpin rumah Tuhan.
Tetapi setelah mereka jatuh dalam dosa, mereka diusir dari taman Eden, dan akhirnya, mereka mengusahakan tanah dari mana mereka diambil. Berarti, perjuangan manusia itu sudah semakin berat.

Oleh sebab itu, bersyukurlah kepada Tuhan, kalau seorang imam dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus, dipercayakan jabatan-jabatan untuk mengusahakan ibadah-ibadah yang dipercayakan oleh Tuhan, sebab hal itu menunjukkan bahwa hidup ini diberkati, hidup ini dipermuliakan oleh Tuhan.
Ayo, sungguh-sungguh perhatikan firman Tuhan supaya kita menjadi bijaksana memilih mana yang harus kita pilih; hamba dosa atau hamba kebenaran.

Kembali saya sampaikan: Kalau seseorang tidak berada di tengah ibadah dan pelayanan, bahkan kalau seorang hamba Tuhan lepas dari pelayanan, maka hidupnya sudah semakin berat. Perjuangannya untuk menghadapi seteru sangat berat dan semakin berat. Si seteru, itulah;
-       Daging dengan keinginannya.
-       Dunia dengan arusnya.
-       Iblis atau Setan dengan pemberontakannya.

Mari kita lihat sebagai gambaran atau persamaan dari Kejadian 3:23 di dalam Perjanjian Baru, tepatnya di dalam surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia.
Galatia 4:1-2
(4:1) Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; (4:2) tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.

Selama seseorang belum akil balig, belum meninggalkan sifat kanak-kanak atau belum beralih dan menjadi dewasa rohani, ia sama dengan hamba dosa. Dan hamba dosa berada di bawah perwalian dan berada di bawah pengawasan. Singkatnya, kepadanya belum dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus dan suatu jabatan di dalam rumah Tuhan untuk melayani pekerjaan Tuhan.  Berarti, perjuangan hidup dari seorang hamba dosa terlalu berat.

Kehidupan dari seorang hamba Tuhan atau pelayan Tuhan dengan karunia-karunia Roh Kudus yang dia miliki untuk melayani Tuhan di tengah-tengah perhimpunan ibadah, berbeda dengan kehidupan dari orang yang di luar Tuhan, apalagi jika ia menjadi hamba dosa, maka sudah pasti perjuangan hidupnya berat, baik lahir maupun batin. Oleh sebab itu, jangan lagi kita bermain-main.

Galatia 4:3
(4:3) Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.

Selama kita belum akil balig”, dengan kata lain; belum meninggalkan sifat kanak-kanak, melainkan justru sesuka hati berbuat dosa, sesuka hati menuruti keinginan daging, menuruti keinginan yang sifatnya menyakiti hati Tuhan, itu menunjukkan bahwa dia masih takluk kepada roh-roh yang ada di dunia ini, ia tidak takluk kepada Tuhan.

Saya berdoa, semoga hati kita diterangi, supaya nyata kemuliaan Tuhan sehingga membuat kehidupan kita ini semakin indah, sebab damai sejahtera Allah memerintah di dalam nikah dan rumah tangga kita, dalam ibadah pelayanan kita masing-masing, dalam hidup kita masing-masing, dengan lain kata; hidup ini menjadi indah. Berbeda dengan orang yang di luar Tuhan, apalagi ia adalah hamba dosa, maka perjuangan hidupnya terlalu berat sekali.

Kejadian 3:24
(3:24) Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Allah menghalau manusia itu di sebelah timur taman Eden. Berarti, kedudukan mereka berada di sebelah timur, artinya; betul-betul berada di dalam kehinaan.
-       Berada “di sebelah timur”, berarti hina, tidak mulia.
-       Kalau “di sebelah barat”, itu menunjuk kepada Ruangan Maha Suci, berarti; dipermuliakan bersama dengan Tuhan.
Jadi, kedudukan mereka berada di sebelah timur, berarti perjuangan hidup dari seorang yang hina begitu berat sekali.

Kemudian, kalau kita perhatikan di sini: “Di sebelah timur Taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.” Tuhan menempatkan beberapa kerub dengan pedang yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Tetapi malam ini saya tidak membawa saudara untuk mengartikan tentang “Beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar”, namun yang pasti, itu adalah pedang Roh, firman Allah, supaya kita boleh mengalami suatu perobekan daging, sehingga kita boleh berada kembali di tengah-tengah pohon kehidupan itu.

Kembali saya sampaikan: Kehidupan Adam dan Hawa sungguh berat setelah mereka dihalau ke sebelah timur taman Eden. Sungguh berat perjuangan hidup mereka, bahkan untuk kembali ke pohon kehidupan, mereka harus melewati beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar yang menjaga jalan ke pohon kehidupan itu.

Ketika Tuhan mengusir Adam dan Hawa dari taman Eden, bagaikan kita dilemparkan ke dunia ini sekarang, sehingga kita menanggung banyak beban, menanggung banyak pergumulan-pergumulan, oleh karena banyaknya tekanan-tekanan selama kita ada di dunia ini, selama kita mendiami kemah tubuh ini, itu sebabnya Rasul Paulus rindu untuk beralih kepada kemah yang abadi.

Itulah yang dialami oleh Adam dan Hawa. Itulah yang dialami oleh hamba dosa.

Jalan keluarnya.
Kita akan kembali membaca Rut 2:20 untuk memperhatikan perkataan Naomi yang kedua kepada Rut, menantunya itu.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Jalan keluarnya, kita lihat dari perkataan kedua yang dilontarkan Naomi kepada Rut, menantunya itu, yaitu: "Orang itu -- maksudnya Boas -- kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Tadi kita sudah melihat, manusia telah kehilangan segalanya, telah kehilangan kehormatan, kehilangan harta benda dan kekayaan secara rohani, sehingga perjuangan manusia itu semakin berat, ditambah lagi jalan untuk kembali ke pohon kehidupan, harus melewati beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar.

Kita perhatikan Rut 1.
Rut 1:19
(1:19) Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem. Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena mereka, dan perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?"

Naomi dan Rut kembali ke Betlehem. Pada saat Naomi kembali ke Betlehem, seluruh kota itu gempar karena mereka, dan perempuan-perempuan di kota itu bertanya: “Naomikah itu?” Pertanyaan ini menunjukkan bahwa perempuan-perempuan di kota Betlehem menganggap bahwa Naomi sudah terhilang.

Memang, kalau kita meninggalkan Tuhan atau meninggalkan Betlehem, yang adalah; rumah roti -- meninggalkan kebenaran, meninggalkan kemuliaan Tuhan, tidak lagi menyangkal dirinya dan memikul salibnya-- maka sudah pasti dianggap terhilang.
Demikian juga seorang hamba Tuhan, seorang pelayan Tuhan, kalau ia meninggalkan tiga macam ibadah pokok, maka darah Yesus tidak berlaku atas dia, sesuai dengan Ibrani 10:25-27.

Rut 1:20-21
(1:20) Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. (1:21) Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku. Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."

Naomi menjawab: “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara …” Alasan Naomi mengatakan hal ini ialah, sebab;
-       Dengan tangan yang penuh, Naomi dan keluarganya meninggalkan Betlehem dan pergi ke Moab;
-       Tetapi dengan tangan yang kosong, ia pulang ke Betlehem, ia kehilangan segala-galanya.
Ketika Naomi dan Elimelekh, suaminya, serta kedua anaknya meninggalkan Betlehem lalu pergi ke Moab untuk mencari sesuai apa yang menjadi kehendak mereka, tetapi kenyataannya mereka kehilangan kemuliaan Tuhan, kehilangan kehormatan, kehilangan damai sejahtera, kehilangan kasih Allah, kehilangan harta yang indah. Dan pada saat Naomi kembali ke Betlehem, ia telah kehilangan segala-galanya, termasuk orang-orang yang dia kasihi. Naomi kehilangan segala-galanya, kehilangan kehormatan, kehilangan damai sejahtera, kehilangan kasih Allah, kehilangan harta yang indah, kehilangan segala-galanya.

Itu sebabnya Naomi berkata: “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara.
“Mara”, artinya; hidup yang pahit. Jadi, dia sudah mengalami ketar ketirnya hidup ini, pahitnya hidup ini sudah dialami oleh Naomi, karena dia sudah kehilangan segala-galanya, kehilangan kemuliaan Allah. Tetapi biarlah kita belajar dari apa yang dialami oleh Naomi.

Kita baca kembali Rut 2:20.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."

Di  sini kita melihat Naomi berkata: “Orang itu kaum kerabat kita …” Berarti, “orang itu” adalah saudara dekat, seorang yang wajib menebus mereka.

Imamat 25:23
(25:23) “Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku.

Tuhan berkata: “Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku.

Imamat 25:24-25
(25:24) Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah. (25:25) Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu.

Harta benda, termasuk tanah sebagai milik pusaka, tidak boleh dijual kepada orang lain, tetapi seorang kerabat yang paling terdekat harus menebus segala miliknya, yakni kaum yang terdekat harus datang menebus yang telah dijual saudara-saudaranya itu.

Kolose 1:13-14
(1:13) Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; (1:14) di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.

Di dalam diri Yesus, Anak Allah, kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa, sehingga;
-       Dilepaskan dari kegelapan.
-       Dipindahkan ke dalam Kerajaan Anak Allah.
Itulah sebabnya malam ini kita berada di tengah-tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.

Mari kita lihat kaum kerabat yang paling terdekat, yang berhak menebus tanah (harta milik) yang dijual itu.
Yesaya 44:24
(44:24) Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi -- siapakah yang mendampingi Aku? --

Satu-satunya yang berhak menebus dosa kita -- tidak lain, tidak bukan -- ialah pribadi Yesus Kristus, Anak Allah, Dialah yang berhak satu-satunya untuk menebus dosa kita. Dia yang berhak, tidak ada yang lain.

1 Timotius 2:5-6
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
(2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan

Sama seperti halnya dengan harta benda yang telah dijual oleh Naomi, yang berhak menebusnya adalah kerabat yang paling terdekat sekali, dia yang datang untuk menebusnya, tidak boleh yang lain, sebab tanah sebagai milik pusaka tidak boleh dijual ke suku lain, selain kepada kerabat yang paling dekat sekali, tidak ada yang lain.

1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Dosa warisan ditebus bukan dengan barang fana, bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba tak bernoda dan tak bercacat, tidak ada yang lain. Dia yang berhak untuk menebus dosa kita, tidak ada yang lain.

Sama seperti dalam Imamat 25:25, kerabat yang paling terdekat, dia harus datang dan menebus. Dan dalam Yesaya 44:24, satu-satunya Sang Penebus adalah Yesus, Anak Allah, tidak ada yang lain, bukan dengan barang fana, bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba tak bernoda dan tak bercacat, tidak ada yang lain.
Biar sekalipun seseorang memiliki banyak harta benda sebagai barang fana, biar sekalipun seseorang memiliki banyak batangan emas atau perak, tetapi hidupnya tidak mulia kalau dia berada dalam perhambaan dosa. Sebab kalau seseorang menjadi hamba dosa, maka ia akan mentaati semua dosa sampai akhirnya memimpin dia kepada kematian. Hanya Tuhan satu-satunya yang berkuasa untuk menebus dan mengangkat kehidupan kita semua. Terpujilah Dia. Kita ditebus oleh darah yang suci, tidak dengan yang lain.

Saudara yang berada di tiap-tiap sektor, maupun pemirsa yang mengikuti live streaming, perhatikan: Hanya Yesus, Anak Allah, satu-satunya yang berhak menebus dosa kita. Camkanlah hal itu. Sekalipun anda memiliki harta benda, sekalipun anda memiliki perak dan batangan emas, namun itu tidak cukup menebus dosa kita, tidak cukup untuk mengangkat derajat kita, apalagi kalau kita menjadi hamba dosa, sebab itu semua adalah barang fana, tetapi hanya Yesus satu-satunya. Oleh sebab itu, jangan bergantung kepada manusia dan keinginannya, jangan bergantung kepada barang fana, harta, kekayaan, uang, perak, dan emas, semuanya itu adalah kerabat palsu (saudara palsu), karena perkara-perkara itu tidak dapat menebus kehidupan kita dari dosa dan maut.

Matius 20:28
(20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

“Anak Manusia”, itulah Yesus, Anak Allah, datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk menjadi tebusan bagi banyak orang. Pendeknya, hanya Yesus satu-satunya yang berkuasa untuk menebus dosa manusia, tidak ada yang lain.

Jadi, jelas, dari sini kita bisa melihat, bahwa: Kehidupan yang ditebus itu melayani, bukan untuk dilayani. Itu adalah tanda dari kehidupan yang ditebus. Biasakan diri menjadi hamba kebenaran, berarti; melayani bukan untuk dilayani, tidak usah gengsi untuk melayani Tuhan, tidak usah gengsi untuk rendah hati di hadapan Tuhan saat melayani pekerjaan Tuhan. Buang harga diri jauh-jauh, karena ruang lingkup dari seorang hamba Tuhan, atau poros pelayanan dari seorang hamba Tuhan adalah “titik nol”, yaitu; pertemuan antara garis “vertikal” dan garis “horizontal.” Salib adalah ruang lingkup dari seorang hamba Tuhan, sehingga dia tidak lalai untuk melayani pekerjaan Tuhan sebagai tugas yang mulia.

Efesus 1:7
(1:7) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,

Oleh darah Kristus Yesus, kita beroleh penebusan. Berarti, dosa telah diampuni oleh kekayaan kasih karunia-Nya. Darah salib Kristus, itu merupakan kasih karunia. Jadi, kita dibenarkan oleh iman, itulah darah salib, dan itu merupakan kasih karunia bagi kita semua.

Roma 11:26-27
(11:26) Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. (11:27) Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka."

Dari Sion akan datang Penebus”, berarti; dosa diampuni. Tandanya: “Ia akan menyingkirkan segala kefasikan”, Dia akan menyingkirkan segala kejahatan-kejahatan, menyingkirkan segala kenajisan-kenajisan, menyingkirkan segala kesombongan, keangkuhan, dan kemunafikan, menyingkirkan segala sesuatu yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Roma 3:23-24
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Singkatnya, semua orang telah berbuat dosa dan oleh karena dosa itu manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Namun, oleh karena kasih dan kemurahan Tuhan, kita telah dibenarkan dengan cuma-cuma oleh penebusan dalam darah Yesus Kristus.

Jadi, darah Yesus berkuasa menebus dosa setiap orang. Ditebus oleh darah Yesus, berarti; diampuni. Tanda diampuni ialah segala kefasikan disingkirkan, kejahatan, kenajisan dan dosa apa saja disingkirkan, sehingga kehidupan kita menjadi benar oleh darah salib.

Peningkatan dari kehidupan yang dibenarkan (ditebus) oleh darah salib, antara lain:
Peningkatan YANG PERTAMA: “Menjadi anak.”
Kita harus bangga kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab oleh kemurahan-Nya, oleh darah salib, kita diampuni, ditebus dan dibenarkan, sebab segala kefasikan sudah disingkirkan.
Galatia 4:4-5
(4:4) Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. (4:5) Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.

Yesus telah menanggung penderitaan oleh dosa karena hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Sungguh mulia darah Yesus yang suci, sungguh heran korban-Nya.

Maka, terhadap salib yang Tuhan taruh di atas pundak untuk selanjutnya kita pikul, saya kira kita tidak perlu bersungut-sungut. Diajar untuk berkorban, baik tenaga, pikiran, uang, waktu, materi, kita tidak perlu bersungut-sungut, sebab oleh korban-Nya, oleh darah-Nya, kita diterima menjadi anak. Jadi, jangan kita bersungut-sungut lagi manakala Tuhan didik kita untuk memikul suatu tanggung jawab, suatu beban yang ditaruh di atas pundak kita masing-masing. Jangan kita bersungut-sungut lagi manakala kita diajar untuk berkorban tenaga, pikiran dan waktu, sebab tujuannya -- tidak lain, tidak bukan -- adalah supaya kita diterima menjadi anak.
Kalau seorang anak terlantar diangkat dan diasuh oleh seorang yang kaya, betapa bahagianya anak ini. Tetapi yang mengangkat kita menjadi anak bukanlah orang kaya, melainkan Tuhan sendiri.

Galatia 4:6
(4:6) Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

Karena kita telah diterima menjadi anak, maka secara otomatis, Tuhan perintahkan Roh Kristus diam di dalam hati kita masing-masing, sehingga oleh Roh itu, kita didorong untuk berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Haleluya … Kita patut bersyukur kepada Tuhan.

Roma 8:10-11
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. (8:11) Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

Roh Kristus itu disebut juga dengan Roh Allah, itu merupakan jaminan yang luar biasa, karena memberi hidup, sekalipun tubuh ini mati. Oleh Roh Allah, kita hidup untuk selama-lamanya, dan oleh karena Roh itu, kita semua menjadi anak-anak sulung.

Roma 8:14
(8:14) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.

Semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah. Hal ini sudah pasti dan tidak perlu diragukan.

Roma 8:15
(8:15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

Kalau Roh Kristus diam di dalam diri kita, maka Roh itu akan menolong kita untuk selanjutnya berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Itu merupakan bukti bahwa;
-       Kita sudah terlepas dari ketakutan dan kekuatiran, seperti ketakutan dan kekuatiran yang dialami oleh Adam dan Hawa.
-       Kita sudah lepas dari perhambaan dosa, dengan kata lain; sudah akil balig, sudah meninggalkan tabiat kanak-kanak yang dulu sesuka hati melakukan sesuatu yang sifatnya menyakiti hati Tuhan.  

Oleh Roh itu kita didorong untuk berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
“Abba”, artinya; Bapa yang memelihara anak-anak-Nya, dengan bukti:
-     Tidak memberi batu ketika anak meminta roti.
-     Tidak memberi ular ketika anak meminta ikan.

Roma 8:16
(8:16) Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Dan Roh (besar) -- itulah Roh Tuhan atau Roh Kristus -- bersaksi bersama-sama dengan roh (kecil), bahwa kita adalah anak-anak Allah.

Jadi;
-       Tidak perlu kita menunjukkan bahwa kita ini adalah manusia rohani dengan ucapan dari mulut.
-       Tidak perlu kita menunjukkan suatu aksi supaya terlihat bahwa kita adalah seorang pelayan Tuhan yang rendah hati.
Tetapi Roh (besar) akan bersaksi bersama-sama dengan roh (kecil) untuk menampilkan di depan muka setiap orang, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kalau Roh Allah ada dalam kehidupan kita, maka tidak ada lagi kemunafikan, tidak ada lagi tipu daya dan muslihat, semuanya benar.

Seorang hamba Tuhan harus penuh dengan Roh Kudus. Seorang pelayan Tuhan, seorang imam, seorang yang melayani Tuhan harus penuh dengan Roh Kudus, kalau tidak, penuh dengan tipu daya dan muslihat, banyak kemunafikan terjadi di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Tetapi kita bersyukur, setelah dibenarkan, peningkatannya nyata, yaitu Ia menjadikan kita anak.

Roma 8:17
(8:17) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Kalau kita diterima menjadi anak Allah, berarti kita adalah ahli waris yang berhak menerima janji-janji Allah bersama dengan Kristus. Tandanya; menderita bersama dengan Dia, dan kemuliaan yang menyusul sesudah itu.

Peningkatan dari kehidupan yang dibenarkan (ditebus) oleh darah salib, antara lain:
Peningkatan YANG KEDUA: “Menjadi milik kepunyaan Allah.”
Efesus 1:14
(1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.

Kalau kita memang menjadi milik kepunyaan Allah, maka meterainya adalah Roh Kudus. Jadi, Roh Kudus itu adalah meterai dari  milik kepunyaan Allah.

Berusahalah untuk memelihara Roh Kudus, karena Roh Kudus itu sensitif, Dia peka. Oleh sebab itu, Roh Kudus yang manis itu, Dia harus dipelihara, Dia harus dirawat, Dia harus dijaga, maka sebaliknya, Roh Kudus akan memelihara kehidupan kita semua. Dengan demikian, kedua belah pihak saling menguntungkan atau disebut simbiosis mutualisme.
Oleh sebab itu, jangan menuruti hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat, jangan mendukakan Roh Kudus, jangan padamkan Roh Kudus, supaya akhirnya jangan menghujat Roh Kudus.

Yesaya 43:1
(43:1) Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.

Perikop dari ayat ini ialah “Allah adalah satu-satunya Penebus”, tidak ada yang lain, bukan barang fana, bukan perak atau batangan emas, tetapi satu-satunya yang berhak menebus, itulah darah salib Kristus.

Allah sungguh mengenal milik kepunyaan-Nya, itu sebabnya di sini dikatakan: “Aku telah memanggil engkau dengan namamu.
Berarti; lahir batin kita dikenal oleh Tuhan, tidak hidup dalam kemunafikan. Jangan ketika di tengah ibadah; seperti malaikat, tetapi ketika di luar ibadah; penuh dengan hawa nafsu dan keinginan daging, itu sama artinya; mendukakan Roh Kudus. Tetapi biarlah kita dikenal oleh Tuhan lahir batin.

Tidak perlu takut dan tidak perlu kuatir, sebab Tuhan pelihara hidup kita, Tuhan bela, Tuhan lindungi. Memang, saat ini wabah Corona sedang melanda dunia, tetapi darah penebusan memelihara, melindungi dan membela kehidupan kita masing-masing, sehingga tidak ada ruginya kalau kita harus memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan, sebab darah salib yang akan memelihara kehidupan kita masing-masing.

Wahyu 7:1-3
(7:1) Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon. (7:2) Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, (7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"

Satu kali nanti; bumi, laut dan pohon-pohonan akan dirusak, tetapi orang-orang yang menjadi milik kepunyaan Allah tidak akan disinggung sedikit pun, sebab mereka betul-betul berada di dalam pemeliharaan, perlindungan, dan pembelaan Tuhan.

Wahyu 7:4
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Jumlah mereka yang dimeteraikan itu adalah 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang dari semua keturunan Israel.
Jadi, 12 (dua belas) keturunan Israel x 12.000 (dua belas ribu) orang dari tiap-tiap suku Israel, seluruhnya adalah 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang dimeteraikan itu. Ini juga merupakan ukuran yang ada pada Yerusalem yang baru, itulah ukuran untuk menjadi milik kepunyaan Tuhan, yang tidak akan disinggung, melainkan dipelihara, dilindungi, dibela oleh Tuhan untuk selama-lamanya.

Peningkatan dari kehidupan yang dibenarkan (ditebus) oleh darah salib, antara lain:
Peningkatan YANG KETIGA: “Menjadi isteri.”
Yesaya 54:4-5
(54:4) Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu. (54:5) Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.

Di sini dikatakan: “… Yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.” Berarti, menjadi isteri dari Anak Domba Allah.
Sebab oleh darah-Nya, kehidupan kita telah ditebus dan dosa diampuni, dengan tanda; segala kefasikan-kefasikan sudah disingkirkan, dengan lain kata; kita dibenarkan, di mana peningkatannya adalah;
1.     Peningkatan yang pertama: “Menjadi Anak Allah”, sampai akhirnya menjadi ahli waris.
2.  Peningkatan yang kedua: “Menjadi milik kepunyaan Allah”; dibela, dilindungi, dipelihara sampai akhir zaman.
3.  Peningkatan yang ketiga: “Menjadi isteri dari Anak Domba Allah”, sebab darah-Nya sudah tercurah menebus kehidupan kita dari dosa.

Dengan menjadi “isteri dari Anak Domba Allah”, selanjutnya di sini dikatakan: “Engkau akan melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu”. Kita bersyukur, Tuhan melupakan segala “malu keremajaan”, dan kita tidak lagi mengingat “aib kejandaan”.
“Seorang janda”, berarti; ditinggal suami, arti rohaninya ialah tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala. Berarti, yang menjadi kepala atas tubuh adalah “serigala” (roh jahat) dan “burung” (roh najis). Tetapi setelah mengalami penebusan, di sini dikatakan: Tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu, berarti; roh jahat dan roh najis tidak menjadi kepala atas tubuh, melainkan Kristus adalah Kepala.

Betapa heran kasih Allah, yang sungguh mengasihi kehidupan kita. Dialah satu-satunya yang wajib menebus kehidupan kita, tidak ada yang lain. Seorang kerabat yang terdekat harus datang menebus, bukan barang fana, bukan perak, bukan batangan emas, tetapi darah Yesus, darah Anak Domba Allah yang suci dan mulia, sampai akhirnya kita dijadikan “isteri dari Anak Domba” yang tidak mengingat lagi malu keremajaan dan tidak mengingat lagi aib kejandaan. Tuhan lupakan seperti yang dinyatakan oleh nabi Yesaya 1:18, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” Sungguh heran kasih Allah yang tulus, murni dan mulia.

Wahyu 21:9
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

Pengantin perempuan adalah isteri Anak Domba.

Wahyu 21:10
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.

Pengantin perempuan, isteri dari Anak Domba, menjadi suatu kesaksian yang besar.
Sebab kota yang kudus itu, Yerusalem, letaknya di atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi, berarti; menjadi suatu kesaksian yang besar dengan suatu derajat (kedudukan) yang sangat tinggi dan mulia.

Saya sudah sampaikan di atas tadi: Seperti apa pun banyaknya harta seseorang, dia tidak cukup mulia oleh karena hartanya itu, manakala ia menjadi hamba dosa. Tetapi yang membuat kita menjadi suatu kesaksian yang besar dan dalam suatu kedudukan yang sangat tinggi dan mulia, itu karena Yesus yang membuat kita tinggi dan mulia, tidak ada yang lain.
Tuhan yang membawa dan memimpin kehidupan kita sampai berada pada suatu kedudukan yang sangat tinggi dan mulia, bukan harta, bukan kekayaan.

Wahyu 21:11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Sampai akhirnya menjadi permata yang paling indah, itulah permata yaspis; jernih seperti kristal. Berarti, transparan; luar dan dalam sama, tampil apa adanya, sama mulia dengan Tuhan baik lahir maupun batin. Ini suatu peningkatan yang luar biasa, yang Tuhan nyatakan kepada kita semua.

Dahulu kita kehilangan kemuliaan Allah, kehilangan kehormatan, kehilangan kasih, kehilangan damai sejahtera, kehilangan harta rohani, kehilangan harta yang indah, kehilangan segala-galanya, sehingga menjadi hina, bagaikan debu tanah dan hidup penuh dengan perjuangan yang begitu berat, tetapi Tuhan adalah satu-satunya Penebus, tidak ada yang lain.
Jadi, jangan ada seorang pun diantara kita yang berharap kepada sesuatu yang tidak pasti, baik itu kedudukan, harta kekayaan, termasuk perak dan emas, dan lain sebagainya, itu semua adalah barang fana, yang akan binasa.

Pendeknya, “menjadi isteri”, berarti; sama mulia dengan Tuhan, itulah “Permata yaspis, permata yang paling indah.”

Mazmur 107:1
(107:1) Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Tuhan Yesus baik. Dialah satu-satunya kerabat yang paling dekat, yang datang menebus kehidupan kita, tidak ada yang lain. Dekatkan diri kepada Tuhan, jangan kepada harta benda, barang yang fana. Dialah satu-satunya kerabat yang paling dekat, Dia sudah datang untuk menebus kehidupan kita masing-masing. Tuhan Yesus baik dan kasih setia-Nya sampai selama-lamanya.

Mazmur 107:2-3
(107:2) Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus TUHAN, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan, (107:3) yang dikumpulkan-Nya dari negeri-negeri, dari timur dan dari barat, dari utara dan dari selatan.

Kita bersyukur, karena kita sudah ditebus. Kita datang dari seluruh penjuru negeri ini -- timur, barat, utara, selatan -- untuk dikumpulkan menjadi satu. Kita patut bersyukur, sebab Tuhan Yesus baik, kasih setia-Nya kekal sampai selama-lamanya.
Kerabat yang paling terdekat hanyalah Yesus, tidak ada yang lain. Dia datang untuk menebus milik kepunyaan-Nya.

Kalau hamba Tuhan datang ke dalam suatu penggembalaan, kita bersyukur, tetapi tanggung jawab harus dipikul oleh seorang gembala. Berkat bisa dibagi-bagi, tetapi tanggung jawab harus dipikul oleh seorang hamba Tuhan. Demikian juga imam-imam; belajar untuk memikul salib, sebab itu adalah kerabat kita yang paling dekat. Dekatkan diri kepada salib. Jangan dekatkan diri kepada yang lain, kepada sesuatu yang tidak memberi kepastian, kepada sesuatu yang tidak menentu. Karena perkara-perkara tersebut adalah saudara/kerabat palsu, kerabat jauh, tidak mengerti kehidupan dan keberadaan kita.

Berkat bisa dibagi, tetapi tanggung jawab harus tetap dipikul. Kerabat yang paling dekat, Dia sudah datang menebus dosa kita. Kita diampuni dan disingkirkan dari segala kefasikan, berarti dibenarkan, di mana peningkatannya adalah (1) menjadi anak, (2) menjadi milik kepunyaan, (3) menjadi isteri yang sama mulia dengan Dia.
Jangan mau dikacaukan oleh ajaran-ajaran yang tidak benar. Ayo, perhatikan dan lihatlah Dia, kerabat yang paling terdekat yang datang menebus, itulah salib Kristus, Dia sudah datang malam hari ini kepada kita. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. SItohang

No comments:

Post a Comment