IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 07 MEI 2020
KITAB RUT
(Seri: 91)
Subtema: KERABAT DEKAT DATANG MENEBUS
Shalom.
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur
kepada Tuhan; oleh karena rahmat-Nya dan kasih karunia yang dianugerahkan
kepada kita, sehingga kita boleh berada di tengah perhimpunan Ibadah Pendalaman
Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak
Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live
streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita berdoa memohon
kemurahan Tuhan, supaya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita malam ini, dan
kita diberkati, segala sesuatunya diberkati.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah
kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada
orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi
kepadanya: "Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib
menebus kita."
“Sesudah itu”, artinya; sesudah
Naomi menerima hasil tuaian yang dibawa oleh Rut dari ladang.
Selanjutnya berkatalah Naomi kepada Rut,
menantunya itu, yang dibagi dalam dua bagian.
BAGIAN PERTAMA, Naomi berkata: “Diberkatilah kiranya orang itu oleh TUHAN yang
rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan yang mati.”
Singkatnya, dalam ucapannya, Naomi
memberkati Boas, orang yang telah memberkati Rut, menantunya itu. Dalam hal
ini, Naomi yakin dan percaya dengan ucapannya, sebab Tuhan rela mengaruniakan
kasih setia-Nya kepada orang-orang yang hidup dan kepada orang-orang yang mati.
Pada minggu yang lalu, hal itu telah saya
sampaikan dua kali berturut-turut. Kiranya apa yang telah saya sampaikan masih
jelas dalam ingatan kita, dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam loh daging kita,
firman itu mendarah daging, tidak berlalu begitu saja, karena kita belajar
untuk menghormati dan menghargai apa yang telah disampaikan oleh Tuhan sebagai
kemurahan-Nya bagi kita.
BAGIAN KEDUA,
Naomi berkata: “Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib
menebus kita.”
Yesus wajib menebus kita, sebab kita ini
adalah milik kepunyaan-Nya yang dibentuk dari segumpal tanah liat. Dan memang,
kita ini sudah jatuh dalam dosa, oleh sebab itu, Dia wajib menebus kehidupan
kita.
Roma 3:23
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah,
Kalimat pada ayat 23 ini dibagi
menjadi dua bagian:
Kalimat YANG PERTAMA: “Semua orang telah
berbuat dosa”, dengan lain kata; semua orang telah mengalami kejatuhan
karena dosa. Jadi, tidak ada manusia yang tidak jatuh dalam dosa.
Sebagai pembuktiannya, kita akan lihat Roma
5.
Roma 5:12-13
(5:12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh
satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah
menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (5:13)
Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu
tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh karena
satu orang. Dengan demikian, maut telah menjalar kepada semua orang, karena
semua orang telah berbuat dosa. Upah dosa adalah maut. Dan sebenarnya, dosa itu
tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Kalau tidak ada larangan
atau peraturan, ketika seseorang berbuat dosa, maka dosa itu tidak
diperhitungkan, tetapi setelah ada hukum Taurat – (larangan, perintah, aturan)
--, sehingga setiap orang yang berbuat dosa, maka dosa itu diperhitungkan.
Roma 5:14
(5:14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam
sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat
dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah
gambaran Dia yang akan datang.
Singkatnya, maut telah berkuasa:
- Dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa.
- Atas mereka yang tidak berbuat dosa dengan
cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam.
Jadi, maut telah berkuasa sampai pada saat
detik ini.
Roma 6:16
(6:16) Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu
kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu,
yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian,
maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?
Ada dua macam perhambaan, yakni:
1.
Hamba
dosa.
2.
Hamba
kebenaran.
“Sebagai seorang hamba”, berarti ia harus
menyerahkan dirinya (menyerahkan hidupnya) kepada seseorang untuk mentaatinya
(tuannya). Jadi;
-
Kalau ia
adalah hamba dosa, maka ia harus taat kepada dosa yang memimpin kepada kematian
(maut).
-
Sebaliknya,
kalau ia adalah hamba kebenaran, maka ia harus taat kepada kebenaran yang akan
memimpin dia kepada kebenaran itu sendiri.
Pilih mana; hamba dosa atau hamba
kebenaran? Kita semua tentu akan mengerti untuk memilih mana yang baik bagi
kita di hadapan Tuhan.
Roma 6:19-20
(6:19) Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab
sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran
dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian
hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba
kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan. (6:20) Sebab waktu kamu hamba
dosa, kamu bebas dari kebenaran.
Jika seseorang menjadi hamba dosa, maka
sudah barang tentu ia akan menyerahkan anggota-anggota tubuhnya menjadi hamba
kecemaran dan kedurhakaan yang membawa ia kepada kedurhakaan, sama dengan;
menjadi pemberontak. Kalau ia adalah hamba dosa, maka pasti menjadi
pemberontak. Pendeknya, hamba dosa bebas dari kebenaran.
Roma 6:21
(6:21) Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu
menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu
ialah kematian.
Buah apa yang dipetik dari seorang hamba
dosa? Jawabnya, tidak ada sesuatu yang manis yang dapat dipetik dari seorang
hamba dosa.
Sebenarnya, menjadi hamba dosa menyebabkan
seseorang merasa malu = mempermalukan dirinya sendiri. Kalau seseorang menjadi
hamba dosa, berarti mempermalukan diri sendiri, mencoreng wajah kemuliaan
Tuhan. Oleh sebab itu, cukuplah sudah bagi kita untuk mempermalukan diri
sendiri, dengan lain kata; jangan lagi menjadi hamba dosa, termasuk dosa
kenajisan.
Oleh karena kenajisan dari beberapa imam,
oleh karena kenajisan dari sidang jemaat, sehingga bisa saja gereja GPT “BETANIA” tidak menjadi suatu kesaksian. Itu harus dicamkan dengan baik.
Kita kembali membaca Roma 3.
Roma 3:23
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah,
Kalimat pada ayat 23 ini dibagi
menjadi dua bagian:
Kalimat YANG KEDUA: “Dan telah
kehilangan kemuliaan Allah.” Berarti, oleh karena dosa, manusia telah
kehilangan kemuliaan Allah. Kehilangan kemuliaan Allah, berarti; kehilangan
segala-galanya. Hilanglah kehormatan, hilanglah segala-galanya.
Kejadian 3:22-23
(3:22) Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah
menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang
jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil
pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk
selama-lamanya." (3:23) Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari
taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
“Sesungguhnya manusia itu telah menjadi
seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat …”
Seharusnya, kita cukup tahu tentang yang baik saja, tidak usah mengikuti seluk
beluk Setan, apalagi tata cara ibadah orang-orang yang tidak berkenan kepada
Tuhan, tidak usah diikuti, cukup tahu yang baik saja.
Setelah jatuh dalam dosa karena melanggar
hukum Allah, maka Tuhan Allah mengusir Adam dan isterinya dari taman Eden.
Adam dan isterinya diusir dari taman Eden,
artinya:
Arti YANG PERTAMA: Adam dan isterinya
telah kehilangan kemuliaan Allah, secara khusus jubah yang maha indah
atau harta yang indah. Bangsa Israel adalah milik kepunyaan Allah, disebut juga
imamat yang rajani, di mana kedudukan mereka berada di tempat yang tinggi,
sangat dipermuliakan. Tetapi ketika manusia itu telah kehilangan kemuliaan
Allah, berarti hilanglah kehormatan, termasuk jubah yang maha indah atau harta
yang indah, itulah karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan
yang dipercayakan oleh Tuhan dalam rumah Tuhan.
Kejadian 2:16
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
Perikop dari ayat ini adalah “Manusia dan
Taman Eden”. Tuhan menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden.
Setelah Adam dan isterinya dibentuk, lalu
mereka ditempatkan di taman Eden, dengan tujuan untuk “mengusahakan” dan
“memelihara” taman itu. Sebagaimana dengan kita dalam setiap
pertemuan-pertemuan ibadah; para imam-imam atau pelayan-pelayan Tuhan, maupun
hamba-hamba Tuhan diperlengkapi dengan:
-
Karunia-karunia
Roh Kudus.
-
Jabatan-jabatan
di dalam rumah Tuhan.
Itu merupakan jubah yang maha indah.
Tetapi akhirnya, mereka diusir dari taman
Eden, maka hilanglah kemuliaan Allah, kehilangan kehormatan.
Arti YANG KEDUA: Kehilangan kasih
Allah.
Akibat dari kehilangan kasih Allah ialah
damai sejahtera tidak lagi memerintah di dalam hati atau di dalam hidup mereka.
Damai sejahtera Allah tidak lagi memerintah
atas Adam dan isterinya. Sebagai bukti, di dalam Kejadian 3:7-19, manusia
benar-benar kehilangan damai sejahtera, di mana keadaan manusia itu menjadi:
Keadaan Pertama:
-
Telanjang.
-
Mengalami
ketakutan dan kekuatiran yang luar biasa hebatnya.
-
Suka
bersembunyi atau menyembunyikan dosa.
-
Saling
mempersalahkan antara satu dengan yang lain, seperti;
Ø Adam mempersalahkan isterinya (Hawa).
Ø Hawa mempersalahkan ular.
Sampai akhirnya
nanti mempersalahkan Tuhan. Itu adalah tanda hilang damai sejahtera.
-
Terjadi
permusuhan antara manusia dengan ular. Ada kontradiksi, ada perbedaan, ada perselisihan,
berarti hilang damai sejahtera.
Keadaan Kedua:
-
Seorang
isteri susah payah waktu mengandung.
-
Seorang
suami susah payah mencari rejeki dan berpeluh mencari makanannya.
Dengan lain kata; hilang kemuliaan Allah
(hilang kehormatan) serta kehilangan kasih Allah, sehingga Adam dan istrinya
tidak hidup dalam damai sejahtera.
Kita kembali memperhatikan Kejadian 3.
Kejadian 3:23
(3:23) Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia
mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
Pada saat Adam dan isterinya itu diusir
dari taman Eden, selanjutnya mereka harus “mengusahakan tanah dari mana
mereka diambil.” Berbanding terbalik ketika mereka ditempatkan di taman
Eden, mereka dipercayakan untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden.
Singkatnya, perjuangan manusia semakin berat.
Kalau seseorang berada di luar ibadah dan
pelayanan, kepadanya tidak dipercayakan suatu tugas yang mulia untuk memelihara
dan mengusahakan ibadah-ibadah di bumi ini, menunjukkan bahwa perjuangan
manusia itu semakin berat.
Dulu, sewaktu mereka ditempatkan di taman
Eden, mereka mengerjakan tugas yang mulia, yaitu mengusahakan dan memelihara
taman Eden. Imam-imam, pelayan Tuhan, hamba Tuhan yang dipercayakan untuk
mengusahakan dan memelihara setiap ibadah-ibadah, tentu diperlengkapi dengan
harta yang indah, itulah karunia-karunia Roh Kudus, juga dipercayakan
jabatan-jabatan untuk memimpin rumah Tuhan.
Tetapi setelah mereka jatuh dalam dosa,
mereka diusir dari taman Eden, dan akhirnya, mereka mengusahakan tanah dari
mana mereka diambil. Berarti, perjuangan manusia itu sudah semakin berat.
Oleh sebab itu, bersyukurlah kepada Tuhan,
kalau seorang imam dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus, dipercayakan
jabatan-jabatan untuk mengusahakan ibadah-ibadah yang dipercayakan oleh Tuhan,
sebab hal itu menunjukkan bahwa hidup ini diberkati, hidup ini dipermuliakan
oleh Tuhan.
Ayo, sungguh-sungguh perhatikan firman
Tuhan supaya kita menjadi bijaksana memilih mana yang harus kita pilih; hamba
dosa atau hamba kebenaran.
Kembali saya sampaikan: Kalau seseorang
tidak berada di tengah ibadah dan pelayanan, bahkan kalau seorang hamba Tuhan
lepas dari pelayanan, maka hidupnya sudah semakin berat. Perjuangannya untuk
menghadapi seteru sangat berat dan semakin berat. Si seteru, itulah;
-
Daging dengan keinginannya.
-
Dunia dengan arusnya.
-
Iblis
atau Setan dengan pemberontakannya.
Mari kita lihat sebagai gambaran atau
persamaan dari Kejadian 3:23 di dalam Perjanjian Baru, tepatnya di dalam
surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia.
Galatia 4:1-2
(4:1) Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig,
sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah
tuan dari segala sesuatu; (4:2) tetapi ia berada di bawah perwalian
dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.
Selama seseorang belum akil balig, belum
meninggalkan sifat kanak-kanak atau belum beralih dan menjadi dewasa rohani, ia
sama dengan hamba dosa. Dan hamba dosa berada di bawah perwalian dan berada di
bawah pengawasan. Singkatnya, kepadanya belum dipercayakan karunia-karunia Roh
Kudus dan suatu jabatan di dalam rumah Tuhan untuk melayani pekerjaan Tuhan. Berarti, perjuangan hidup dari seorang hamba
dosa terlalu berat.
Kehidupan dari seorang hamba Tuhan atau
pelayan Tuhan dengan karunia-karunia Roh Kudus yang dia miliki untuk melayani
Tuhan di tengah-tengah perhimpunan ibadah, berbeda dengan kehidupan dari orang
yang di luar Tuhan, apalagi jika ia menjadi hamba dosa, maka sudah pasti
perjuangan hidupnya berat, baik lahir maupun batin. Oleh sebab itu, jangan lagi
kita bermain-main.
Galatia 4:3
(4:3) Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk
juga kepada roh-roh dunia.
“Selama kita belum akil balig”,
dengan kata lain; belum meninggalkan sifat kanak-kanak, melainkan justru sesuka
hati berbuat dosa, sesuka hati menuruti keinginan daging, menuruti keinginan
yang sifatnya menyakiti hati Tuhan, itu menunjukkan bahwa dia masih takluk
kepada roh-roh yang ada di dunia ini, ia tidak takluk kepada Tuhan.
Saya berdoa, semoga hati kita diterangi,
supaya nyata kemuliaan Tuhan sehingga membuat kehidupan kita ini semakin indah,
sebab damai sejahtera Allah memerintah di dalam nikah dan rumah tangga kita,
dalam ibadah pelayanan kita masing-masing, dalam hidup kita masing-masing,
dengan lain kata; hidup ini menjadi indah. Berbeda dengan orang yang di luar
Tuhan, apalagi ia adalah hamba dosa, maka perjuangan hidupnya terlalu berat
sekali.
Kejadian 3:24
(3:24) Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman
Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala
dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Allah menghalau manusia itu di sebelah
timur taman Eden. Berarti, kedudukan mereka berada di sebelah timur, artinya;
betul-betul berada di dalam kehinaan.
-
Berada “di
sebelah timur”, berarti hina, tidak mulia.
-
Kalau “di
sebelah barat”, itu menunjuk kepada Ruangan Maha Suci, berarti; dipermuliakan
bersama dengan Tuhan.
Jadi, kedudukan mereka berada di sebelah
timur, berarti perjuangan hidup dari seorang yang hina begitu berat sekali.
Kemudian, kalau kita perhatikan di sini: “Di
sebelah timur Taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang
bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.”
Tuhan menempatkan beberapa kerub dengan pedang yang menyala-nyala dan
menyambar-nyambar untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Tetapi malam ini saya tidak membawa saudara
untuk mengartikan tentang “Beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala
dan menyambar-nyambar”, namun yang pasti, itu adalah pedang Roh, firman
Allah, supaya kita boleh mengalami suatu perobekan daging, sehingga kita boleh
berada kembali di tengah-tengah pohon kehidupan itu.
Kembali saya sampaikan: Kehidupan Adam dan
Hawa sungguh berat setelah mereka dihalau ke sebelah timur taman Eden. Sungguh
berat perjuangan hidup mereka, bahkan untuk kembali ke pohon kehidupan, mereka
harus melewati beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan
menyambar-nyambar yang menjaga jalan ke pohon kehidupan itu.
Ketika Tuhan mengusir Adam dan Hawa dari
taman Eden, bagaikan kita dilemparkan ke dunia ini sekarang, sehingga kita
menanggung banyak beban, menanggung banyak pergumulan-pergumulan, oleh karena
banyaknya tekanan-tekanan selama kita ada di dunia ini, selama kita mendiami
kemah tubuh ini, itu sebabnya Rasul Paulus rindu untuk beralih kepada kemah
yang abadi.
Itulah yang dialami oleh Adam dan Hawa.
Itulah yang dialami oleh hamba dosa.
Jalan keluarnya.
Kita akan kembali membaca Rut 2:20
untuk memperhatikan perkataan Naomi yang kedua kepada Rut, menantunya itu.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah
kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada
orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya: "Orang
itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib menebus kita."
Jalan keluarnya, kita lihat dari perkataan
kedua yang dilontarkan Naomi kepada Rut, menantunya itu, yaitu: "Orang
itu -- maksudnya Boas -- kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang
wajib menebus kita."
Tadi kita sudah melihat, manusia telah
kehilangan segalanya, telah kehilangan kehormatan, kehilangan harta benda dan
kekayaan secara rohani, sehingga perjuangan manusia itu semakin berat, ditambah
lagi jalan untuk kembali ke pohon kehidupan, harus melewati beberapa kerub
dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar.
Kita perhatikan Rut 1.
Rut 1:19
(1:19) Dan berjalanlah keduanya sampai mereka tiba di Betlehem.
Ketika mereka masuk ke Betlehem, gemparlah seluruh kota itu karena
mereka, dan perempuan-perempuan berkata: "Naomikah itu?"
Naomi dan Rut kembali ke Betlehem. Pada
saat Naomi kembali ke Betlehem, seluruh kota itu gempar karena mereka, dan
perempuan-perempuan di kota itu bertanya: “Naomikah itu?” Pertanyaan ini
menunjukkan bahwa perempuan-perempuan di kota Betlehem menganggap bahwa Naomi sudah
terhilang.
Memang, kalau kita meninggalkan Tuhan atau
meninggalkan Betlehem, yang adalah; rumah roti -- meninggalkan kebenaran,
meninggalkan kemuliaan Tuhan, tidak lagi menyangkal dirinya dan memikul
salibnya-- maka sudah pasti dianggap terhilang.
Demikian juga seorang hamba Tuhan, seorang
pelayan Tuhan, kalau ia meninggalkan tiga macam ibadah pokok, maka darah Yesus
tidak berlaku atas dia, sesuai dengan Ibrani 10:25-27.
Rut 1:20-21
(1:20) Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi;
sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak
yang pahit kepadaku. (1:21) Dengan tangan yang penuh aku pergi,
tetapi dengan tangan yang kosong TUHAN memulangkan aku.
Mengapakah kamu menyebutkan aku Naomi, karena TUHAN telah naik saksi menentang
aku dan Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku."
Naomi menjawab: “Janganlah sebutkan aku
Naomi; sebutkanlah aku Mara …” Alasan Naomi mengatakan hal ini ialah,
sebab;
-
Dengan
tangan yang penuh, Naomi dan keluarganya meninggalkan Betlehem dan pergi ke
Moab;
-
Tetapi
dengan tangan yang kosong, ia pulang ke Betlehem, ia kehilangan segala-galanya.
Ketika Naomi dan Elimelekh, suaminya, serta
kedua anaknya meninggalkan Betlehem lalu pergi ke Moab untuk mencari sesuai apa
yang menjadi kehendak mereka, tetapi kenyataannya mereka kehilangan kemuliaan
Tuhan, kehilangan kehormatan, kehilangan damai sejahtera, kehilangan kasih
Allah, kehilangan harta yang indah. Dan pada saat Naomi kembali ke Betlehem, ia
telah kehilangan segala-galanya, termasuk orang-orang yang dia kasihi. Naomi
kehilangan segala-galanya, kehilangan kehormatan, kehilangan damai sejahtera,
kehilangan kasih Allah, kehilangan harta yang indah, kehilangan segala-galanya.
Itu sebabnya Naomi berkata: “Janganlah
sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara.”
“Mara”, artinya; hidup yang pahit. Jadi,
dia sudah mengalami ketar ketirnya hidup ini, pahitnya hidup ini sudah
dialami oleh Naomi, karena dia sudah kehilangan segala-galanya, kehilangan
kemuliaan Allah. Tetapi biarlah kita belajar dari apa yang dialami oleh Naomi.
Kita baca kembali Rut 2:20.
Rut 2:20
(2:20) Sesudah itu berkatalah Naomi kepada menantunya: "Diberkatilah
kiranya orang itu oleh TUHAN yang rela mengaruniakan kasih setia-Nya kepada
orang-orang yang hidup dan yang mati." Lagi kata Naomi kepadanya:
"Orang itu kaum kerabat kita, dialah salah seorang yang wajib
menebus kita."
Di
sini kita melihat Naomi berkata: “Orang itu kaum kerabat kita …”
Berarti, “orang itu” adalah saudara dekat, seorang yang wajib menebus mereka.
Imamat 25:23
(25:23) “Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah
itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku.
Tuhan berkata: “Akulah pemilik tanah
itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku.”
Imamat 25:24-25
(25:24) Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah. (25:25)
Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya,
maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat
harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu.
Harta benda, termasuk tanah sebagai milik
pusaka, tidak boleh dijual kepada orang lain, tetapi seorang kerabat yang
paling terdekat harus menebus segala miliknya, yakni kaum yang terdekat harus
datang menebus yang telah dijual saudara-saudaranya itu.
Kolose 1:13-14
(1:13) Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan
kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; (1:14) di dalam Dia
kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
Di dalam diri Yesus, Anak Allah, kita
memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa, sehingga;
-
Dilepaskan
dari kegelapan.
-
Dipindahkan
ke dalam Kerajaan Anak Allah.
Itulah sebabnya malam ini kita berada di
tengah-tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Mari kita lihat kaum kerabat yang paling
terdekat, yang berhak menebus tanah (harta milik) yang dijual itu.
Yesaya 44:24
(44:24) Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau
sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang
diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi -- siapakah yang
mendampingi Aku? --
Satu-satunya yang berhak menebus dosa kita
-- tidak lain, tidak bukan -- ialah pribadi Yesus Kristus, Anak Allah, Dialah
yang berhak satu-satunya untuk menebus dosa kita. Dia yang berhak, tidak ada
yang lain.
1 Timotius 2:5-6
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
(2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan
bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan
Sama seperti halnya dengan harta benda yang
telah dijual oleh Naomi, yang berhak menebusnya adalah kerabat yang paling
terdekat sekali, dia yang datang untuk menebusnya, tidak boleh yang lain, sebab
tanah sebagai milik pusaka tidak boleh dijual ke suku lain, selain kepada
kerabat yang paling dekat sekali, tidak ada yang lain.
1 Petrus 1:18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara
hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan
barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (1:19) melainkan dengan
darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak
domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Dosa warisan ditebus bukan dengan barang
fana, bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu
darah Kristus yang sama seperti darah anak domba tak bernoda dan tak bercacat,
tidak ada yang lain. Dia yang berhak untuk menebus dosa kita, tidak ada yang
lain.
Sama seperti dalam Imamat 25:25,
kerabat yang paling terdekat, dia harus datang dan menebus. Dan dalam Yesaya
44:24, satu-satunya Sang Penebus adalah Yesus, Anak Allah, tidak ada yang
lain, bukan dengan barang fana, bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan
darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba tak
bernoda dan tak bercacat, tidak ada yang lain.
Biar sekalipun seseorang memiliki banyak
harta benda sebagai barang fana, biar sekalipun seseorang memiliki banyak
batangan emas atau perak, tetapi hidupnya tidak mulia kalau dia berada dalam
perhambaan dosa. Sebab kalau seseorang menjadi hamba dosa, maka ia akan
mentaati semua dosa sampai akhirnya memimpin dia kepada kematian. Hanya Tuhan
satu-satunya yang berkuasa untuk menebus dan mengangkat kehidupan kita semua.
Terpujilah Dia. Kita ditebus oleh darah yang suci, tidak dengan yang lain.
Saudara yang berada di tiap-tiap sektor,
maupun pemirsa yang mengikuti live streaming, perhatikan: Hanya Yesus,
Anak Allah, satu-satunya yang berhak menebus dosa kita. Camkanlah hal itu.
Sekalipun anda memiliki harta benda, sekalipun anda memiliki perak dan batangan
emas, namun itu tidak cukup menebus dosa kita, tidak cukup untuk mengangkat
derajat kita, apalagi kalau kita menjadi hamba dosa, sebab itu semua adalah
barang fana, tetapi hanya Yesus satu-satunya. Oleh sebab itu, jangan bergantung
kepada manusia dan keinginannya, jangan bergantung kepada barang fana, harta,
kekayaan, uang, perak, dan emas, semuanya itu adalah kerabat palsu (saudara
palsu), karena perkara-perkara itu tidak dapat menebus kehidupan kita dari dosa
dan maut.
Matius 20:28
(20:28) sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
bagi banyak orang."
“Anak Manusia”, itulah Yesus, Anak Allah,
datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk menjadi tebusan bagi banyak
orang. Pendeknya, hanya Yesus satu-satunya yang berkuasa untuk menebus dosa
manusia, tidak ada yang lain.
Jadi, jelas, dari sini kita bisa melihat,
bahwa: Kehidupan yang ditebus itu melayani, bukan untuk dilayani. Itu adalah
tanda dari kehidupan yang ditebus. Biasakan diri menjadi hamba kebenaran,
berarti; melayani bukan untuk dilayani, tidak usah gengsi untuk melayani Tuhan,
tidak usah gengsi untuk rendah hati di hadapan Tuhan saat melayani pekerjaan
Tuhan. Buang harga diri jauh-jauh, karena ruang lingkup dari seorang hamba
Tuhan, atau poros pelayanan dari seorang hamba Tuhan adalah “titik nol”,
yaitu; pertemuan antara garis “vertikal” dan garis “horizontal.”
Salib adalah ruang lingkup dari seorang hamba Tuhan, sehingga dia tidak lalai
untuk melayani pekerjaan Tuhan sebagai tugas yang mulia.
Efesus 1:7
(1:7) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan,
yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
Oleh darah Kristus Yesus, kita beroleh
penebusan. Berarti, dosa telah diampuni oleh kekayaan kasih karunia-Nya. Darah
salib Kristus, itu merupakan kasih karunia. Jadi, kita dibenarkan oleh iman,
itulah darah salib, dan itu merupakan kasih karunia bagi kita semua.
Roma 11:26-27
(11:26) Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada
tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan
menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. (11:27) Dan
inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa
mereka."
“Dari Sion akan datang Penebus”,
berarti; dosa diampuni. Tandanya: “Ia akan menyingkirkan segala kefasikan”,
Dia akan menyingkirkan segala kejahatan-kejahatan, menyingkirkan segala
kenajisan-kenajisan, menyingkirkan segala kesombongan, keangkuhan, dan
kemunafikan, menyingkirkan segala sesuatu yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Roma 3:23-24
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan
Allah, (3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan
dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Singkatnya, semua orang telah berbuat dosa
dan oleh karena dosa itu manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Namun, oleh
karena kasih dan kemurahan Tuhan, kita telah dibenarkan dengan cuma-cuma oleh
penebusan dalam darah Yesus Kristus.
Jadi, darah Yesus berkuasa menebus dosa
setiap orang. Ditebus oleh darah Yesus, berarti; diampuni. Tanda diampuni ialah
segala kefasikan disingkirkan, kejahatan, kenajisan dan dosa apa saja
disingkirkan, sehingga kehidupan kita menjadi benar oleh darah salib.
Peningkatan dari kehidupan yang dibenarkan
(ditebus) oleh darah salib, antara lain:
Peningkatan YANG PERTAMA: “Menjadi
anak.”
Kita harus bangga kepada Tuhan Yesus
Kristus, sebab oleh kemurahan-Nya, oleh darah salib, kita diampuni, ditebus dan
dibenarkan, sebab segala kefasikan sudah disingkirkan.
Galatia 4:4-5
(4:4) Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya,
yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. (4:5)
Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya
kita diterima menjadi anak.
Yesus telah menanggung penderitaan oleh
dosa karena hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Sungguh mulia
darah Yesus yang suci, sungguh heran korban-Nya.
Maka, terhadap salib yang Tuhan taruh di
atas pundak untuk selanjutnya kita pikul, saya kira kita tidak perlu
bersungut-sungut. Diajar untuk berkorban, baik tenaga, pikiran, uang, waktu,
materi, kita tidak perlu bersungut-sungut, sebab oleh korban-Nya, oleh
darah-Nya, kita diterima menjadi anak. Jadi, jangan kita bersungut-sungut lagi
manakala Tuhan didik kita untuk memikul suatu tanggung jawab, suatu beban yang
ditaruh di atas pundak kita masing-masing. Jangan kita bersungut-sungut lagi
manakala kita diajar untuk berkorban tenaga, pikiran dan waktu, sebab tujuannya
-- tidak lain, tidak bukan -- adalah supaya kita diterima menjadi anak.
Kalau seorang anak terlantar diangkat dan
diasuh oleh seorang yang kaya, betapa bahagianya anak ini. Tetapi yang
mengangkat kita menjadi anak bukanlah orang kaya, melainkan Tuhan sendiri.
Galatia 4:6
(4:6) Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh
Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Karena kita telah diterima menjadi anak,
maka secara otomatis, Tuhan perintahkan Roh Kristus diam di dalam hati kita
masing-masing, sehingga oleh Roh itu, kita didorong untuk berseru: “ya Abba,
ya Bapa!” Haleluya … Kita patut bersyukur kepada Tuhan.
Roma 8:10-11
(8:10) Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati
karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. (8:11)
Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam
di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari
antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh
Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.
Roh Kristus itu disebut juga dengan Roh Allah,
itu merupakan jaminan yang luar biasa, karena memberi hidup, sekalipun tubuh
ini mati. Oleh Roh Allah, kita hidup untuk selama-lamanya, dan oleh karena Roh
itu, kita semua menjadi anak-anak sulung.
Roma 8:14
(8:14) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
Semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah
anak Allah. Hal ini sudah pasti dan tidak perlu diragukan.
Roma 8:15
(8:15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi
takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak
Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Kalau Roh Kristus diam di dalam diri kita,
maka Roh itu akan menolong kita untuk selanjutnya berseru: "ya Abba, ya
Bapa!" Itu merupakan bukti bahwa;
-
Kita sudah
terlepas dari ketakutan dan kekuatiran, seperti ketakutan dan kekuatiran yang
dialami oleh Adam dan Hawa.
-
Kita sudah
lepas dari perhambaan dosa, dengan kata lain; sudah akil balig, sudah
meninggalkan tabiat kanak-kanak yang dulu sesuka hati melakukan sesuatu yang
sifatnya menyakiti hati Tuhan.
Oleh Roh itu kita didorong untuk berseru: "ya
Abba, ya Bapa!"
“Abba”, artinya; Bapa yang memelihara
anak-anak-Nya, dengan bukti:
- Tidak memberi batu ketika
anak meminta roti.
- Tidak memberi ular ketika
anak meminta ikan.
Roma 8:16
(8:16) Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa
kita adalah anak-anak Allah.
Dan Roh (besar) -- itulah Roh Tuhan atau
Roh Kristus -- bersaksi bersama-sama dengan roh (kecil), bahwa kita adalah
anak-anak Allah.
Jadi;
-
Tidak
perlu kita menunjukkan bahwa kita ini adalah manusia rohani dengan ucapan dari
mulut.
-
Tidak
perlu kita menunjukkan suatu aksi supaya terlihat bahwa kita adalah seorang
pelayan Tuhan yang rendah hati.
Tetapi Roh (besar) akan bersaksi
bersama-sama dengan roh (kecil) untuk menampilkan di depan muka setiap orang,
bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kalau Roh Allah ada dalam kehidupan kita,
maka tidak ada lagi kemunafikan, tidak ada lagi tipu daya dan muslihat,
semuanya benar.
Seorang hamba Tuhan harus penuh dengan Roh
Kudus. Seorang pelayan Tuhan, seorang imam, seorang yang melayani Tuhan harus
penuh dengan Roh Kudus, kalau tidak, penuh dengan tipu daya dan muslihat,
banyak kemunafikan terjadi di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Tetapi kita bersyukur, setelah dibenarkan,
peningkatannya nyata, yaitu Ia menjadikan kita anak.
Roma 8:17
(8:17) Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris,
maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan
menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita
bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama
dengan Dia.
Kalau kita diterima menjadi anak Allah,
berarti kita adalah ahli waris yang berhak menerima janji-janji Allah bersama
dengan Kristus. Tandanya; menderita bersama dengan Dia, dan kemuliaan yang
menyusul sesudah itu.
Peningkatan dari kehidupan yang dibenarkan
(ditebus) oleh darah salib, antara lain:
Peningkatan YANG KEDUA: “Menjadi
milik kepunyaan Allah.”
Efesus 1:14
(1:14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh
seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah,
untuk memuji kemuliaan-Nya.
Kalau kita memang menjadi milik kepunyaan
Allah, maka meterainya adalah Roh Kudus. Jadi, Roh Kudus itu adalah meterai
dari milik kepunyaan Allah.
Berusahalah untuk memelihara Roh Kudus,
karena Roh Kudus itu sensitif, Dia peka. Oleh sebab itu, Roh Kudus yang manis
itu, Dia harus dipelihara, Dia harus dirawat, Dia harus dijaga, maka
sebaliknya, Roh Kudus akan memelihara kehidupan kita semua. Dengan demikian,
kedua belah pihak saling menguntungkan atau disebut simbiosis mutualisme.
Oleh sebab itu, jangan menuruti hawa nafsu
dan keinginan-keinginan daging yang jahat, jangan mendukakan Roh Kudus, jangan
padamkan Roh Kudus, supaya akhirnya jangan menghujat Roh Kudus.
Yesaya 43:1
(43:1) Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau,
hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut, sebab Aku
telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu,
engkau ini kepunyaan-Ku.
Perikop dari ayat ini ialah “Allah
adalah satu-satunya Penebus”, tidak ada yang lain, bukan barang fana, bukan
perak atau batangan emas, tetapi satu-satunya yang berhak menebus, itulah darah
salib Kristus.
Allah sungguh mengenal milik kepunyaan-Nya,
itu sebabnya di sini dikatakan: “Aku telah memanggil engkau dengan namamu.”
Berarti; lahir batin kita dikenal oleh
Tuhan, tidak hidup dalam kemunafikan. Jangan ketika di tengah ibadah; seperti
malaikat, tetapi ketika di luar ibadah; penuh dengan hawa nafsu dan keinginan
daging, itu sama artinya; mendukakan Roh Kudus. Tetapi biarlah kita dikenal
oleh Tuhan lahir batin.
Tidak perlu takut dan tidak perlu kuatir,
sebab Tuhan pelihara hidup kita, Tuhan bela, Tuhan lindungi. Memang, saat ini
wabah Corona sedang melanda dunia, tetapi darah penebusan memelihara,
melindungi dan membela kehidupan kita masing-masing, sehingga tidak ada ruginya
kalau kita harus memikul salib di tengah ibadah dan pelayanan, sebab darah
salib yang akan memelihara kehidupan kita masing-masing.
Wahyu 7:1-3
(7:1) Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada
keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya
jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon. (7:2)
Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia
membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring
kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, (7:3)
katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum
kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"
Satu kali nanti; bumi, laut dan
pohon-pohonan akan dirusak, tetapi orang-orang yang menjadi milik
kepunyaan Allah tidak akan disinggung sedikit pun, sebab mereka betul-betul
berada di dalam pemeliharaan, perlindungan, dan pembelaan Tuhan.
Wahyu 7:4
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus
empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan
Israel.
Jumlah mereka yang dimeteraikan itu adalah
144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang dari semua keturunan Israel.
Jadi, 12 (dua belas) keturunan Israel x
12.000 (dua belas ribu) orang dari tiap-tiap suku Israel, seluruhnya adalah
144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang dimeteraikan itu. Ini juga
merupakan ukuran yang ada pada Yerusalem yang baru, itulah ukuran untuk menjadi
milik kepunyaan Tuhan, yang tidak akan disinggung, melainkan dipelihara,
dilindungi, dibela oleh Tuhan untuk selama-lamanya.
Peningkatan dari kehidupan yang dibenarkan
(ditebus) oleh darah salib, antara lain:
Peningkatan YANG KETIGA: “Menjadi
isteri.”
Yesaya 54:4-5
(54:4) Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan
janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan
melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib
kejandaanmu. (54:5) Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia
yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu
ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.
Di sini dikatakan: “… Yang menjadi
suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang
menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh
bumi.” Berarti, menjadi isteri dari Anak Domba Allah.
Sebab oleh darah-Nya, kehidupan kita telah
ditebus dan dosa diampuni, dengan tanda; segala kefasikan-kefasikan sudah
disingkirkan, dengan lain kata; kita dibenarkan, di mana peningkatannya adalah;
1.
Peningkatan
yang pertama: “Menjadi Anak Allah”, sampai akhirnya menjadi ahli
waris.
2. Peningkatan
yang kedua: “Menjadi milik kepunyaan Allah”; dibela, dilindungi,
dipelihara sampai akhir zaman.
3. Peningkatan
yang ketiga: “Menjadi isteri dari Anak Domba Allah”, sebab darah-Nya
sudah tercurah menebus kehidupan kita dari dosa.
Dengan menjadi “isteri dari Anak Domba
Allah”, selanjutnya di sini dikatakan: “Engkau akan melupakan malu
keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu”. Kita
bersyukur, Tuhan melupakan segala “malu keremajaan”, dan kita tidak lagi
mengingat “aib kejandaan”.
“Seorang janda”, berarti; ditinggal suami,
arti rohaninya ialah tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala. Berarti, yang
menjadi kepala atas tubuh adalah “serigala” (roh jahat) dan “burung”
(roh najis). Tetapi setelah mengalami penebusan, di sini dikatakan: Tidak
akan mengingat lagi aib kejandaanmu, berarti; roh jahat dan roh najis tidak
menjadi kepala atas tubuh, melainkan Kristus adalah Kepala.
Betapa heran kasih Allah, yang sungguh
mengasihi kehidupan kita. Dialah satu-satunya yang wajib menebus kehidupan
kita, tidak ada yang lain. Seorang kerabat yang terdekat harus datang menebus,
bukan barang fana, bukan perak, bukan batangan emas, tetapi darah Yesus, darah
Anak Domba Allah yang suci dan mulia, sampai akhirnya kita dijadikan “isteri
dari Anak Domba” yang tidak mengingat lagi malu keremajaan dan tidak mengingat
lagi aib kejandaan. Tuhan lupakan seperti yang dinyatakan oleh nabi Yesaya
1:18, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih
seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi
putih seperti bulu domba.” Sungguh heran kasih Allah yang tulus, murni dan
mulia.
Wahyu 21:9
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh
cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata
kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin
perempuan, mempelai Anak Domba."
Pengantin perempuan adalah isteri Anak
Domba.
Wahyu 21:10
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang
besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu,
Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Pengantin perempuan, isteri dari Anak
Domba, menjadi suatu kesaksian yang besar.
Sebab kota yang kudus itu, Yerusalem,
letaknya di atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi, berarti; menjadi suatu
kesaksian yang besar dengan suatu derajat (kedudukan) yang sangat tinggi dan
mulia.
Saya sudah sampaikan di atas tadi: Seperti
apa pun banyaknya harta seseorang, dia tidak cukup mulia oleh karena hartanya
itu, manakala ia menjadi hamba dosa. Tetapi yang membuat kita menjadi suatu
kesaksian yang besar dan dalam suatu kedudukan yang sangat tinggi dan mulia,
itu karena Yesus yang membuat kita tinggi dan mulia, tidak ada yang lain.
Tuhan yang membawa dan memimpin kehidupan
kita sampai berada pada suatu kedudukan yang sangat tinggi dan mulia, bukan
harta, bukan kekayaan.
Wahyu 21:11
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti
permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti
kristal.
Sampai akhirnya menjadi permata yang paling
indah, itulah permata yaspis; jernih seperti kristal. Berarti, transparan; luar
dan dalam sama, tampil apa adanya, sama mulia dengan Tuhan baik lahir maupun
batin. Ini suatu peningkatan yang luar biasa, yang Tuhan nyatakan kepada kita
semua.
Dahulu kita kehilangan kemuliaan Allah,
kehilangan kehormatan, kehilangan kasih, kehilangan damai sejahtera, kehilangan
harta rohani, kehilangan harta yang indah, kehilangan segala-galanya, sehingga
menjadi hina, bagaikan debu tanah dan hidup penuh dengan perjuangan yang begitu
berat, tetapi Tuhan adalah satu-satunya Penebus, tidak ada yang lain.
Jadi, jangan ada seorang pun diantara kita
yang berharap kepada sesuatu yang tidak pasti, baik itu kedudukan, harta
kekayaan, termasuk perak dan emas, dan lain sebagainya, itu semua adalah barang
fana, yang akan binasa.
Pendeknya, “menjadi isteri”, berarti; sama
mulia dengan Tuhan, itulah “Permata yaspis, permata yang paling indah.”
Mazmur 107:1
(107:1) Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya
untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik.
Tuhan Yesus baik. Dialah satu-satunya kerabat yang paling dekat, yang datang
menebus kehidupan kita, tidak ada yang lain. Dekatkan diri kepada Tuhan, jangan
kepada harta benda, barang yang fana. Dialah satu-satunya kerabat yang paling
dekat, Dia sudah datang untuk menebus kehidupan kita masing-masing. Tuhan Yesus
baik dan kasih setia-Nya sampai selama-lamanya.
Mazmur 107:2-3
(107:2) Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus TUHAN, yang
ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan, (107:3) yang dikumpulkan-Nya
dari negeri-negeri, dari timur dan dari barat, dari utara dan dari selatan.
Kita bersyukur, karena kita sudah ditebus.
Kita datang dari seluruh penjuru negeri ini -- timur, barat, utara, selatan --
untuk dikumpulkan menjadi satu. Kita patut bersyukur, sebab Tuhan Yesus baik,
kasih setia-Nya kekal sampai selama-lamanya.
Kerabat yang paling terdekat hanyalah
Yesus, tidak ada yang lain. Dia datang untuk menebus milik kepunyaan-Nya.
Kalau hamba Tuhan datang ke dalam suatu
penggembalaan, kita bersyukur, tetapi tanggung jawab harus dipikul oleh seorang
gembala. Berkat bisa dibagi-bagi, tetapi tanggung jawab harus dipikul oleh
seorang hamba Tuhan. Demikian juga imam-imam; belajar untuk memikul salib,
sebab itu adalah kerabat kita yang paling dekat. Dekatkan diri kepada salib.
Jangan dekatkan diri kepada yang lain, kepada sesuatu yang tidak memberi
kepastian, kepada sesuatu yang tidak menentu. Karena perkara-perkara tersebut
adalah saudara/kerabat palsu, kerabat jauh, tidak mengerti kehidupan dan
keberadaan kita.
Berkat bisa dibagi, tetapi tanggung jawab
harus tetap dipikul. Kerabat yang paling dekat, Dia sudah datang menebus dosa
kita. Kita diampuni dan disingkirkan dari segala kefasikan, berarti dibenarkan,
di mana peningkatannya adalah (1) menjadi anak, (2) menjadi milik kepunyaan,
(3) menjadi isteri yang sama mulia dengan Dia.
Jangan mau dikacaukan oleh ajaran-ajaran
yang tidak benar. Ayo, perhatikan dan lihatlah Dia, kerabat yang paling
terdekat yang datang menebus, itulah salib Kristus, Dia sudah datang malam hari
ini kepada kita. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. SItohang
No comments:
Post a Comment