KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, December 24, 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 23 DESEMBER 2012



Tema:  BERKAT TUHAN PANGKAL SELAMAT
            (Seri 03)

Subtema: BATU SENTUHAN DAN BATU SANDUNGAN ADALAH BATU YANG LAIN.

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Biarlah kasih-Nya itu sempurna, boleh kita alami dan rasakan, lewat pembukaan rahasia firman-Nya pada malam hari ini.

Kembali kita membuka Mazmur 127: 1-5, sebagai firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu, namun kita hanya membaca ayat 1-2 saja.
Mazmur 127: 1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.


Ada 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
-      YANG PERTAMA: Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.
-      YANG KEDUA: Jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
-      YANG KETIGA: Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah.

Pada kesempatan malam ini, saya kembali menyampaikan kesia-siaan yang pertama, yaitu:
JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MEMBANGUN RUMAH, SIA-SIALAH USAHA ORANG YANG MEMBANGUNNYA.

Mari kita lihat; rumah yang dibangun dengan sia-sia.
Matius 24: 1-2
(24:1) Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah.
(24:2) Ia berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."

Bait Suci yang dibangun itu semuanya akan diruntuhkan, tidak dibiarkan terletak di atas batu yang lain.
Kalau Bait Suci itu akhirnya diruntuhkan, inilah yang disebut bangunan yang sia-sia.

Saudaraku, bangunan ini diruntuhkan karena DIBANGUN DI ATAS DASAR YANG LAIN.
Kalau bangunan itu di bangun di atas dasar yang lain, maka bangunan itu akan diruntuhkan, inilah BANGUNAN YANG SIA-SIA.

Mari kita lihat lebih rinci.
Markus 13: 1-2
(13:1) Ketika Yesus keluar dari Bait Allah, seorang murid-Nya berkata kepada-Nya: "Guru, lihatlah betapa kokohnya batu-batu itu dan betapa megahnya gedung-gedung itu!"
(13:2) Lalu Yesus berkata kepadanya: "Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan."

Kalau bangunan itu dibangun di atas dasar batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan, karena dibangun di atas dasar batu yang lain = bangunan yang sia-sia.
Bangunan itu harus diruntuhkan; sekalipun bangunan itu terlihat betapa kokohnya dan betapa megahnya.

Lebih jauh lagi kita lihat...
Lukas 21: 5-6
(21:5) Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus:
(21:6) "Apa yang kamu lihat di situ -- akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."

Sekalipun bangunan itu dihiasai dengan;
-      BATU-BATU YANG INDAH (kalau sekarang, barangkali dibangun dengan keramik yang mahal) tetapi bangunan itu akan tetap diruntuhkan karena dibangun di atas batu yang lain.
-      BERBAGAI-BAGAI BARANG PERSEMBAHAN.
Persembahan apa kira-kira yang berharga supaya bangunan itu terlihat megah, sekalipun demikian, bangunan itu harus diruntuhkan, sebab dibangun di atas batu yang lain = bangunan yang sia-sia.

Amos 3: 13-15
(3:13) "Dengarlah, dan peringatkanlah kaum keturunan Yakub," demikianlah firman Tuhan ALLAH, Allah semesta alam,
(3:14) "bahwa pada waktu Aku menghukum Israel karena perbuatan-perbuatannya yang jahat, Aku akan melakukan hukuman kepada mezbah-mezbah Betel, sehingga tanduk-tanduk mezbah itu dipatahkan dan jatuh ke tanah.
(3:15) Aku akan merobohkan balai musim dingin beserta balai musim panas; hancurlah rumah-rumah gading, dan habislah rumah-rumah gedang," demikianlah firman TUHAN.

Saudaraku, karena perbuatan jahat dari umat Israel, maka digambarkan seperti keruntuhan dari pada ...
-      RUMAH-RUMAH GADING.
Sekalipun rumah itu terbuat dari gading, tetap harus diruntuhkan.
-      RUMAH-RUMAH GEDANG.
Sekalipun rumah-rumah gedang, tetap diruntuhkan. Rumah gedang = rumah gadang = rumah besar.

Kalau bangunan itu dibangun di atas batu yang lain, sekalipun bangunan itu terbuat dari gading dan besar, tetap diruntuhkan.

SEDIKIT KESAKSIAN:
Di saat mengantar bunda; di tengah perjalanan bunda berkata kepada saya: “Pendeta, lihat dulu mobil-mobil mewah itu, kelihatan bagus kan? Tetapi di dalamnya, banyak orang-orang yang tidak beres, banyak kejahatan yang diperbuat”. Kata-kata ini sederhana, tetapi membuat saya tersentuh.
Lalu bunda sampaikan lagi: “Inikan sudah akhir zaman, orang kelihatan membawa mobil mewah, tetapi yang mengendarai mobil mewah, kelakuannya jahat, itu harus diruntuhkan, sebab dasarnya sudah tidak baik, karena dibangun di atas dasar yang lain”.

Minggu lalu saya sudah menyampaikan di mana Bait Suci dibangun selama 46 tahun, itu adalah pekerjaan yang lama, pekerjaan yang alot, pekerjaan yang menghabiskan banyak waktu, tenaga, pikiran, berarti pekerjaan yang menjengkelkan.
Oleh sebab itu, sekalipun itu Bait Suci, tetap harus diruntuhkan, sama seperti keruntuhan dari pada umat Israel karena perbuatan mereka jahat = dasar bangunan yang tidak baik.
Kiranya kita semua dibangun di atas batu penjuru, bukan di atas batu yang lain, supaya tidak mengalami keruntuhan.

1 Korintus 3: 11
(3:11) Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Saudaraku, dasar bangunan yang benar adalah Yesus Kristus yang disalibkan = korban Kristus, inilah dasar dari tiap-tiap bangunan, tidak ada lagi dasar yang lain.
Dasar dari bangunan itu adalah YESUS KRISTUS YANG DISALIBKAN = KORBAN KRISTUS.

Mari kita lihat dasar bangunan itu, dalam ...
1 Petrus 2: 6-7
(2:6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

Dasar dari bangunan itu adalah batu penjuru, batu yang terpilih, yang telah diletakkan di Sion.
Batu yang dibuang tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru, itulah pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.

Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dan ibadah pendalaman alkitab, ada kaitannya dengan firman penggembalaan untuk ibadah raya minggu. Ini bukanlah suatu kebetulan, tetapi ini adalah kemurahan Tuhan bagi kita, karena kita dimantapkan dalam satu perkara, lewat firman penggembalaan dalam 3 macam ibadah utama.
Biarlah kiranya kita semua menjadi bangunan Allah yang dibangun di atas batu yang sudah diletakkan, bukan di atas batu yang lain.

Yesaya 28: 16
(28:16) sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!

Batu yang teruji, itulah batu penjuru yang mahal.
Saudaraku, batu penjuru yang mahal adalah suatu dasar bangunan yang teguh, sehingga siapa yang percaya;
-      tidak akan gelisah.
-      tidak akan dipermalukan (1 Petrus 2: 6).

Dasar bangunan yang benar, itulah batu penjuru, dasar yang teguh. Kalau kita berdiri di atas korban Kristus, Tuhan tidak mempermalukan kita dan kita tidak akan mengalami kegelisahan.
Orang yang gelisah, biasanya adalah orang yang malu, tetapi anak-anak Tuhan yang berdiri di atas dasar korban Kristus, tidak akan dipermalukan.

SEDIKIT KESAKSIAN;
Suatu kali bunda berkata kepada saya: “Biarpun makanan saya sederhana, tetapi saya tidak punya hutang, sebab kalau punya hutang banyak, gelisahnya minta ampun”.

Biarlah kiranya kita berdiri di atas korban Kristus, satu dalam penderitaan Kristus, jangan di atas dasar yang lain, sehingga tidak gelisah dan tidak dipermalukan.
Ini patut kita sadari, sekalipun kita hidup pas-pasan / hidup sederhana, tetapi Tuhan tidak mempermalukan kita.
Salib Kristus adalah kebenaran yang sejati, tidak ada kebenaran yang lain di luar salib.

Mari kita lihat; dasar bangunan yang dibangun di atas batu yang lain.
1 Petrus 2: 7
(2:7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

ADA 2 DASAR YANG LAIN, YAITU;
-      Dasar yang pertama: BATU SENTUHAN.
Batu sentuhan, berarti; menyentuh, bahkan sampai menyakiti dan melukai hati, ini adalah dasar bangunan yang lain.

Kita lihat lebih rinci, mengenai dasar bangunan yang pertama ini.
1 Korintus 1: 22
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

Saudaraku, mereka yang membangun bangunan di atas dasar bangunan yang lain (batu sentuhan) adalah orang Yunani, sebab dasar mereka mencari Tuhan, hanya untuk mencari hikmat.

Dasar / alasan orang-orang Yunani datang kepada Tuhan adalah hanya mencari hikmat, mencari pengetahuan semata, sehingga ketika disampaikan pemberitaan firman tentang salib Kristus, bagi mereka itu adalah suatu kebodohan, kenapa? Karena dasar mereka bukan salib Kristus (bukan batu penjuru), melainkan hikmat.
Kalau dasarnya hanya untuk mencari hikmat, persis seperti ahli taurat; mengerti firman tetapi tidak menjadi pelaku, sehingga pemberitaan firman tentang salib Kristus, bagi mereka menyentuh bahkan menyakiti dan melukai hati mereka, karena bagi mereka salib bukan keadilan, melainkan kebodohan. Ini adalah dasar yang salah, ini adalah batu yang lain.

Bagaimana dengan kita, apakah kita datang kepada Tuhan hanya untuk mencari pengetahuan / hikmat?
Itu adalah dasar batu yang lain, dasar yang bodoh, dan suatu kali kelak itu harus diruntuhkan / dirubuhkan.

-      Dasar yang kedua: BATU SANDUNGAN
1 Korintus 1: 23-24
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Saudaraku, orang-orang Yahudi tersandung atas pemberitaan firman tentang salib Kristus, karena dasar mereka datang kepada Tuhan hanya untuk mencari tanda, ini adalah dasar yang lain.
Kalau kita datang kepada Tuhan namun dasarnya hanya untuk mencari tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat saja, tetapi tidak mau mendengarkan pemberitaan firman tentang salib Kristus / pemberitaan firman yang sifatnya mengoreksi bahkan menyucikan dosa, maka mereka akan tersandung.

Tetapi anehnya, gereja Tuhan di akhir zaman ini; beribadah, namun dasar mereka hanya untuk mencari tanda-tanda dan mujizat-mujizat semata. Yang disayangkan, gembala sidang hanya menyampaikan tentang tanda-tanda.
Sangat jarang sekali saya menemukan pemberitaan firman tentang salib Kristus, yang sifatnya mengoreksi / menyucikan dosa, sangat jarang sekali. Sehingga ketika pemberitaan firman tentang salib Kristus, mereka tersandung, sebab dasar mereka datang beribadah melayani adalah hanya untuk mencari tanda-tanda = hanya melihat perkara-perkara lahiriah.
Misalnya: melihat gereja yang besar, gedung gereja yang ber-AC, dan lain sebagainya, tetapi ketika disampaikan pemberitaan firman tentang salib Kristus, mereka tersandung.

Selain 12 murid ada 70 murid yang lain, namun akhirnya 70 murid yang lain tersandung, padahal sebutan mereka adalah murid.
Sesungguhnya, dalam injil Yohanes 8, dikatakan: murid itu mengerti kebenaran, tetapi mereka tidak sanggup, itu menunjukkan bahwa mereka datang beribadah melayani Tuhan hanya untuk mencari tanda / perkara-perkara lahiriah, tidak lebih, tidak kurang. Sehingga ketika dikoreksi mereka tidak sanggup, mundur dari Tuhan.

Saya bersyukur kepada Tuhan, dari sekian penduduk kota Serang, masih ada segelintir orang yang mau menerima pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Ditambah lagi pekerjaan yang banyak, kemudian dalam setiap pemberitaan firman harus rela dikoreksi, ini yang patut saya syukuri, sebagai gembala sidang yang kecil.
Tetapi kalau tidak demikian, kalau kita tidak memulai seperti ini, siapa lagi yang bisa memulainya supaya orang lain mengenal pengajaran mempelai?

Bangsa Israel adalah bangsa yang paling kecil, dimulai dari satu orang, yaitu Yakub, kemudian 12 anaknya, sebagai nenek moyang bangsa Israel, tetapi akhirnya di Mesir, mereka bertambah banyak, sampai jumlah keturunan mereka 70 jiwa.
Dimulai dari satu pengajaran mempelai yang senantiasa mengoreksi dan siap dikoreksi, nanti tumbuh 12 murid dan ada murid yang lain = bertambah-tambah; semakin tertindas di rumah perbudakan, semakin mereka bertambah.
Semakin kita dikoreksi oleh pemberitaan firman tentang salib Kristus, biarlah kita semakin bertambah-tambah; kerohanian kita semakin bertambah-tambah, nanti jumlah jiwa yang Tuhan percayakan dalam kandang penggembalaan ini juga semakin bertambah-tambah.

Mari kita lihat;
Jalan keluarnya.
1 Petrus 2: 3-4
(2:3) jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.

Kalau kita benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan, telah merasakan kasih karunia Tuhan, kemurahan Tuhan, biarlah kita datang kepada-Nya = menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, supaya dibangun di atas dasar batu penjuru, bukan di atas dasar yang lain, inilah jalan keluarnya.

Kita banyak melakukan kesalahan, tetapi Tuhan masih memberikan kesempatan untuk kita beribadah melayani Tuhan. Oleh sebab itu, biarlah kita sekalian menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan, sebab kita ini adalah Bait Allah yang dibangun di atas dasar batu penjuru.
Biarlah penyerahan diri kita kepada Tuhan semakin bertambah-tambah, sungguh-sungguh menguduskan diri, sampai bangunan rohani kita ini, betul-betul dibangun di atas batu penjuru.

1 Petrus 2: 4-9
(2:4) Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
(2:8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Kalau orang lain tersandung karena tidak taat kepada firman Tuhan, tidak mau terkoreksi firman Tuhan, itu tidak mengapa, tetapi lihat, hukuman telah tersedia bagi mereka.

Tetapi, ada 4 hal yang harus kita perhatikan;
-      KAMULAH BANGSA YANG TERPILIH.
Bangsa yang terpilih = orang-orang pilihan/
Saudaraku, orang-orang pilihan ini adalah orang-orang yang bebas dari seleksi, orang-orang yang bebas dari dosa, bebas dari kejahatan, bebas dari kesalahan, bebas dari hal-hal yang tidak dikehendaki oleh Tuhan = memenuhi syarat untuk menjadi bangsa yang terpilih.
-      IMAMAT YANG RAJANI.
Artinya; pelayan-pelayan yang berkuasa.
Imam = pelayan.
Raja = memiliki kuasa dan otoritas, berkuasa atas dosa yang ditimbulkan oleh;
·        Iblis setan, itulah roh jahat dan roh najis,
·        daging, dengan hawa nafsu dan keinginannya,
·        dunia dengan arus dan pengaruhnya.
Jangan melayani tanpa kuasa, sehingga tidak ada kemuliaan, tetapi jadilah imamat rajani, supaya terlihat kemuliaan Allah. Kemuliaan raja terlihat dari kuasa, kalau raja tidak berkuasa, tidak ada kemuliaan.
-      BANGSA YANG KUDUS.
Berarti; hidup suci, baik dalam setiap perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, semuanya hidup suci, hidup dalam kekudusan.
-      UMAT KEPUNNYAAN ALLAH SENDIRI
Umat kepunyaan adalah orang-orang yang telah ditebus dari dosa, oleh darah Anak Domba, itu adalah milik kepunyaan Allah.
Kalau kita sudah ditebus oleh darah Anak Domba, tunjukkanlah tanda darah itu dalam kehidupan saudara, sebab itu adalah milik kepunyaan Allah.
Sama seperti 144000 orang yang berada di Sion bersama dengan Anak Domba Allah, menjadi milik kepunyaan Allah, karena mereka ditebus oleh darah Anak Domba.  
Inilah orang yang mengecap kebaikan / kemurahan Tuhan, merasakan kasih kemurahan Tuhan, yang mau menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.
Jangan ditunda-tunda, tunjukkan tanda darah itu, kalau saudara adalah milik kepunyaan Allah.

1 Petrus 2: 9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Tujuannya; tidak lain tidak bukan, hanya untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Allah, di mana kita telah dibawa keluar dari kegelapan berada dalam terang-Nya yang ajaib, berarti tidak ada lagi yang ditutup-tutupi.

Tiap bangunan yang dibangun di atas dasar yang lain, cepat lambat harus dirubuhkan. Saya dan saudara telah mengecap kebaikan Allah, ayo, jangan tunda-tunda, jangan tunggu-tunggu besok, serahkanlah hidup kepada Tuhan malam ini juga, sehingga kita menjadi milik kepunyaan Allah, karena kita telah ditebus bukan dengan barang yang fana, tetapi dengan darah yang mahal. Tunjukkanlah bahwa kita adalah milik kepunyaan Allah, hanya untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah, sebab kita sudah diterangi, dibawa keluar dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment