KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, January 1, 2013

IBADAH RAYA MINGGU, 30 DESEMBER 2012



Tema:  BERKAT TUHAN PANGKAL SELAMAT
            (Seri 04)

Subtema: MENDIRIKAN RUMAH DI ATAS PASIR ADALAH BANGUNAN YANG SIA-SIA

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya kita boleh berada dalam rumah Tuhan, beribadah dan melayani Tuhan.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu, dari Mazmur 127: 1-5, namun kita cukup membaca ayat ayat 1-2 saja.
Mazmur 127: 1-2
(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(127:2) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.


Ada 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini:
-      YANG PERTAMA: Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.
-      YANG KEDUA: Jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
-      YANG KETIGA: Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah.
Itulah 3 hal yang mendatangkan kesia-siaan di atas muka bumi ini.

Kita masih tetap memperhatikan kesia-siaan yang pertama, yaitu;
JIKALAU BUKAN TUHAN YANG MEMBANGUN RUMAH, SIA-SIALAH USAHA ORANG YANG MEMBANGUNNYA.

Kita perhatikan ...
Matius 7: 26-27
(7:26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
(7:27) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Ada 2 macam dasar;
-      Dasar yang pertama: MENDIRIKAN RUMAH DI ATAS BATU (Matius 7: 24-25)
-      Dasar yang kedua: MENDIRIKAN RUMAH DI ATAS PASIR (Matius 7: 26-27)
Berarti; pasir adalah dasar bangunan yang kedua.

Kita perhatikan dasar yang kedua: MENDIRIKAN RUMAH DI ATAS PASIR
Kejadian 22: 17
(22:17) maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.

Seperti pasir di tepi laut, itulah nanti keturunan dari Abraham.
Pasir adalah gambaran dari manusia daging.
Berarti; mendirikan rumah di atas pasir = mendirikan rumah di atas manusia daging.

Mari kita lihat manusia daging dengan tabiatnya.
Galatia 5: 19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

1.    Percabulan                     6.  Perseteruan                     11.Percideraan
2.    Kecemaran                     7.  Perselisihan                     12.Roh pemecah
3.    Hawa nafsu                    8.  Iri hati                            13.Kedengkian
4.    Penyembahan berhala       9.  Amarah                          14.Kemabukan
5.    Sihir                              10.Kepentingan diri sendiri      15.Pesta pora

Itulah perbuatan-perbuatan daging / tabiat-tabiat dari manusia daging.
Tetapi, jelas sekali di sini dikatakan: Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Berarti; mendirikan rumah di atas pasir / mendirikan rumah di atas dasar manusia daging, adalah bangunan yang sia-sia, sebab setiap orang yang hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging / 15 tabiat daging, tidak masuk dalam Kerajaan Sorga.

Mazmur 139: 17-18
(139:17) Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!
(139:18) Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.

Saudaraku, kita perhatikan di sini, pernyataan dari raja Daud:
Kalau kita bandingkan antara PEMIKIRAN TUHAN dengan PASIR ...
-      PEMIKIRAN TUHAN, tidak dapat terhitung jumlahnya.
Sekalipun berhenti (berhenti menghitung), tetapi tetap bersama-sama dengan Tuhan, itu adalah pengalaman raja Daud.
-      Sedangkan, PASIR kebalikan dari pemikiran Tuhan, yaitu;
Jumlah pasir dapat dihitung = terbatas kekuatannya, karena dapat dihitung.
Kemudian, kalau rumah didirikan di atas pasir, tidak akan tetap selamanya.
Ini adalah perbandingan pemikiran Tuhan dengan pasir yang di tepi laut, jangan salah mengerti.

Saudaraku, saya sedikit beri contoh;
Kalau hujan turun, tumpukan pasir akan tergeser dan lama-kelamaan akan terkikis habis.
Jadi, kalau ada sesuatu di atas pasir, ia tidak akan tetap / tidak selama-lamanya, inilah yang disebut bangunan yang sia-sia.
Memang saudaraku, segala sesuatu yang berasal dari manusia daging, sifatnya semu / tidak kekal, tetapi kasih Allah kekal sampai selama-lamanya.

Akibat mendirikan rumah di atas pasir.
Matius 7: 27
(7:27) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Saudaraku, rumah yang didirikan di atas pasir, tidak kuat ketika menghadapi ujian / cobaan, sebab kalau kita perhatikan di sini, rumah yang didirikan di atas pasir, akhirnya rubuh dan hebatlah kerusakannya.

Adapun pencobaan tersebut, antara lain;
PENCOBAAN YANG PERTAMA: TURUNLAH HUJAN.
= pencobaan yang datangnya dari atas, itulah penghulu-penghulu dunia yang gelap.

Efesus 6: 11-12
(6:11) Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
(6:12) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Saudaraku, perjuangan kita bukan melawan darah daging melainkan penghulu dunia yang gelap / roh-roh jahat di udara, dengan segala tipu muslihatnya.

Sebagai contoh tipu muslihat dari iblis setan:
-      CONTOH YANG PERTAMA.
Ketika Yesus hendak disalibkan oleh orang-orang Yahudi, yang diprakarsai imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Yesus tidak mengadakan perlawanan, sebab Yesus tahu betul, bahwa perjuangan-Nya bukan melawan manusia, tetapi melawan iblis setan dengan segala tipu muslihatnya.
Seandainya Yesus mengadakan perlawanan, berarti Yesus terperangkap dengan tipu muslihatnya iblis setan + Yesus berada di bawah hukum taurat. Sebab hukum taurat itu; tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman.
-      CONTOH YANG KEDUA.
Inilah tipu muslihat iblis setan;
·      Matius 4: 3-4
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Saudaraku, iblis setan menginginkan supaya manusia hidup dari roti / hidup dari makanan, itulah keinginan dari pada iblis setan.
Itu sebabnya iblis setan berkata “Perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti”. Tetapi dengan tegas Yesus menjawab “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah”, itulah firman Tuhan.
Kalau manusia hidup dari roti / makanan, manusia hanya akan memikirkan soal makanan dan minuman, sehingga mengabaikan hidupnya (Matius 6: 25).
Mengabaikan hidup, berarti; tidak memikirkan hidupnya, yaitu hidup di masa yang akan datang / hidup kekal.
Tanda bila seseorang mengabaikan hidup ialah tidak memikirkan ibadah dan pelayanan.

·      Matius 4: 5-7
(4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
(4:7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"

Iblis setan membawa Yesus ke bubungan bait Allah, itu menunjukkan kedudukan yang sangat tinggi. Tetapi, setelah iblis membawa Yesus ke bubungan Bait Allah, setan berkata supaya Yesus menjatuhkan diri-Nya ke bawah.
Berarti, kalau seseorang jauh dari Tuhan, tidak hidup dalam Tuhan, kedudukan / jabatan yang tinggi itu adalah sarana / kesempatan bagi iblis setan untuk menjatuhkan manusia.

Hati-hati! Jangan coba-coba jauh dari Tuhan, jangan coba-coba memisahkan diri dari Tuhan, jauh dari ibadah pelayanan hanya karena sebuah kedudukan yang tinggi, itu adalah tipu muslihat dari pada iblis setan untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan, kemudian alasannya bahwa malaikat akan menatang supaya kaki tidak terantuk.
Saudaraku, pertolongan hanya berasal dari Tuhan, malaikat tidak mampu menolong manusia jikalau jatuh ke dalam berbagai-bagai dosa.
Tetapi di sini kita perhatikan: Yesus berkemenangan, itu sebabnya Dia berkata “Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu”. Saudaraku, saya himbau: jangan berani mencoba-coba Tuhan, dalam segala perkara.

·      Matius 4: 8-10
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Iblis setan memperlihatkan segala kerajaan dunia dan kemegahannya, tetapi dengan syarat / dengan catatan harus menyembah iblis setan, itu adalah keinginan dari pada iblis setan.
Oleh sebab itu, jangan heran, banyak orang di luar sana jauh dari ibadah pelayanan, mereka menyembah iblis setan hanya karena kerajaan dunia dan kemegahannya.
Menyembah setan = menyembah berhala.

Setan memperlihatkan kerajaan dunia dan kemegahannya, setan memperlihatkan segala sesuatu yang menyenangkan hati manusia (segala kemegahannya), dengan syarat; manusia harus menyembah setan, bukan menyembah Tuhan lagi.
Oleh sebab itu, banyak gereja yang kosong di negara-negara maju. Hal itu terjadi karena mereka tidak mau lagi menyembah Tuhan, karena mereka sudah melihat kerajaan dunia dan kemegahannya, dan segala kerajaan dunia serta segala kemegahannya sudah menjadi bagian mereka.

Tetapi di sini kita perhatikan, dengan tegas Yesus berkata: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”.
Hanya kepada Tuhan saja kita berbakti, hanya kepada Tuhan saja kita beribadah, hanya kepada Tuhan saja kita melayani, hanya kepada Tuhan saja kita mempersembahkan segala sesuatu yang kita miliki.
Hati-hati bagi anak-anak Tuhan yang akan lulus sekolah STM, SMK, SMA, dan sederajat, jangan hanya karena dunia ini, engkau terpisah dari Tuhan. Hati-hati, itu adalah tipu muslihat dari iblis setan, yang berusaha memisahkan tubuh dari kepala!

PENCOBAAN YANG KEDUA: DATANGLAH BANJIR.
= ujian yang ada di bawah / di muka bumi.

Saudaraku, banjir besar pernah melanda bumi pada zaman Nuh.
Kejadian 6: 17
(6:17) Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa.
Saudaraku, banjir melanda seluruh bumi pada zaman Nuh.

Itu bisa terjadi karena ...
Kejadian 6: 2
(6:2) maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

Mengambil dari antara perempuan yang cantik-cantik, siapa saja yang disukai = dosa kenajisan = dosa kawin dan dikawinkan.
Di akhir zaman ini juga, air bah sudah melanda, sebagaimana Nuh pada zamannya; banjir melanda muka bumi, di mana dosa semakin memuncak di hadapan Tuhan, sebagaimana kita lihat tadi; anak-anak Allah melihat yang cantik-cantik lalu mengambil siapa saja yang disukai mereka, melihat yang cantik diambil, melihat yang cantik lagi diambil, itu adalah dosa kenajisan = dosa kawin mengawinkan.

Biarlah kiranya kita jauh dari banjir yang melanda muka bumi ini. Tetapi memang, di akhir zaman ini, di hari-hari ini, itu akan terjadi dan sedang terjadi, seperti zaman Nuh.
Matius 24: 37-38
(24:37) "Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.
(24:38) Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera,

Dosa akhir zaman;
·      DOSA MAKAN DAN MINUM.
Artinya; dosa merokok, narkoba, dan minum-minuman keras,
·      DOSA KAWIN DAN MENGAWINKAN.
Itu adalah dosa kenajisan, seks bebas yang merajalela dimana-mana
Melihat yang cantik-cantik siapa saja yang dia suka, diambil, setiap melihat yang cantik diambil, melihat yang cantik lagi diambil, itulah dosa kawin dan mengawinkan = dosa kenajisan.
Dan memang bumi ini sedang dilanda banjir yang besar, melanda tua-muda, besar-kecil, laki-laki-perempuan, semua dilanda oleh dosa kenajisan, tanpa terkecuali.
Dahulu, seks bebas itu jarang sekali terdengar sewaktu saya kecil, tetapi sekarang, bukan hanya melanda anak-anak kuliah dan anak-anak SMA, sekarang telah melanda anak-anak SMP.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena rumah dibangun di atas manusia daging / pasir.
Kalau kita mendirikan rumah di atas pasir, terbatas kemampuannya, tidak ada kemampuan untuk menghadapi pencobaan yang datang, termasuk banjir melanda / dosa kenajisan.
Saudaraku, perhatikanlah firman ini dengan baik, jangan diabaikan begitu saja.

Matius 24: 39
(24:39) dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.

Dan mereka yang dilanda oleh air bah itu = dilenyapkan.
Demikian juga hal itu akan terjadi di mana hari-hari kedatangan Tuhan yang kedua kali, sudah tidak lama lagi.
Berarti itu menandakan bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir.

PENCOBAAN YANG KEDUA: ANGIN MELANDA RUMAH ITU.
Itu adalah ajaran-ajaran palsu, oleh permainan palsu dan kelicikan manusia = nabi-nabi palsu.

Efesus 4: 14
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Saudaraku kalau kita tidak teguh dalam firman pengajaran, tidak tertutup kemungkinan angin-angin pengajaran palsu ini melanda kehidupan saya dan saudara. Tetapi kalau kita teguh, seberapa hebatnya angin melanda, kita tetap kuat.
Tetapi kita perhatikan tadi; rumah itu didirikan di atas pasir, ia tidak ada kekuatan menghadapi pengajaran-pengajaran palsu oleh kelicikan manusia, itulah nabi-nabi palsu.
Di mana kalau kita telusuri nabi-nabi palsu ini; mereka melayani hanya untuk mencari untung, mencari laba, serakah / tamak. Kemudian mereka tidak mengenal belas kasih, sebab yang terpenting bagi mereka adalah upah.
Entahkah domba-domba itu terhilang dan tercerai-berai, nabi-nabi palsu tidak peduli, karena dia bukan pemilik kawanan domba itu.
Seandainya dia pemilik kawanan domba itu, sekalipun tidak diupah, dia akan tetap memperhatikan kawanan domba dengan baik.

Inilah pergumulan saya, sebagai seorang gembala.
Saya terus berdoa, secara khusus untuk pemuda-pemudi, supaya jangan sampai terpengaruh dengan angin-angin pengajaran palsu, yang adalah permainan palsu dan kelicikan dari nabi-nabi palsu. Setiap hari, saya mendoakan domba-domba, saya sebut nama mereka satu per satu dalam doa tiap-tiap pagi, supaya tetap digembalakan oleh firman pengajaran dalam satu kandang satu gembala.

Wahyu 6: 14
(6:13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.

Saudaraku kita perhatikan di sini, bintang-bintang di langit saja berguguran / berjatuhan oleh karena guncangan angin yang hebat tadi.
Bintang-bintang di langit -> kehidupan yang diurapi, namun bisa berguguran, seperti buah pohon ara yang mentah yang digugurkan oleh guncangan angin tersebut.
Kalau bintang-bintang di langit saja berjatuhan, bagaimana dengan kehidupan yang tidak diurapi, bagaimana dengan kehidupan yang belum hidup dalam pengurapan yang penuh? Inilah yang harus kita perhatikan dengan baik.

Saudaraku kita kembali memperhatikan ...
Matius 7: 26-27
(7:26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
(7:27) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Kita perhatikan di sini, rumah itu tidak kuat terhadap ujian / cobaan yang datangnya dari atas (hujan turun), dari bawah (banjir) dan dari angin yang melanda (angin-angin pengajaran palsu).
Sebab kalau kita perhatikan di sini, rumah itu rubuh, kemudian hebatlah kerusakannya = banyak mengalami kerugian.
Rumah dibangun dengan biaya yang besar, dengan biaya yang banyak, tetapi akhirnya rubuh, hebatlah kerusakannya = mengalami kerugian yang banyak
Bukankah selama ini kita sudah membangun hidup kita, menyerahkan hidup kita, setia beribadah melayani Tuhan? Tetapi kalau akhirnya rumah itu rusak, rubuh, ini adalah kerugian yang berlipat-lipat ganda.
Kita sudah menghabiskan banyak waktu, tenaga, pikiran, perhatian, uang, segala sesuatu, sudah kita persembahkan, tetapi kalau toh akhirnya rubuh dan kerusakannya hebat, berarti kita mengalami kerugian yang besar.

Sekarang pertanyaannya:
SIAPAKAH ORANG YANG MENDIRIKAN RUMAH DI ATAS PASIR?
Orang yang mendirikan rumahnya di atas pasir adalah orang bodoh. Hanya orang bodoh sajalah yang mau mendirikan rumah di atas pasir.
Kalau orang yang bijaksana, orang yang cerdik, tidak akan mau mendirikan rumahnya di atas pasir.

Kita perhatikan orang bodoh, dari Matius 25.
Matius 25: 1-3
(25:1) "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
(25:2) Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
(25:3) Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak,

Saudaraku, 5 gadis yang bodoh membawa pelitanya tetapi tidak membawa minyak dalam buli-buli, ini adalah perbuatan yang bodoh.
Mengapa? Karena 5 gadis yang bodoh dan 5 gadis yang bijaksana, mereka membawa pelita tujuannya hanya untuk menyongsong mempelai laki-laki sorga, menyongsong saat penantian.
Di saat penantian, dengan jelas alkitab mengatakan: seperti pencuri di tengah malam, kita tidak tahu kapan kedatangan-Nya. Nah, letak kebodohannya; 5 gadis yang bodoh tidak membawa minyak dalam buli-buli, sebagai persiapan

Minyak -> urapan Roh Kudus.
Kegunaan urapan Roh Kudus: d tengah-tengah penantian, kita tetap berapi-api, berkobar-kobar.
Kalau di tengah-tengah penantian tanpa persediaan minyak, itu adalah sikap yang bodoh.

Orang yang menanti-nanti, orang yang menunggu-nunggu, pasti ada persediaan / ada persiapan, sebelum tiba hari H, sebab kita tidak tahu kapan mempelai laki-laki sorga datang kembali untuk yang kedua kalinya.

Matius 25: 4-8
(25:4) sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.
(25:5) Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
(25:6) Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
(25:7) Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
(25:8) Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.

Kalau di tengah-tengah penantian tanpa persediaan minyak, ujung-ujungnya pelita itu akan padam, di sinilah letak kebodohan dari pada 5 gadis yang bodoh. Kiranya kita memperhatikannya dengan baik.

BANDINGKAN DENGAN 5 GADIS YANG BIJAKSANA.
Matius 25: 4
(25:4) sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka.

5 gadis yang bijaksana membawa pelita sekaligus membawa minyak dalam buli-buli = tetap mempersiapkan diri di tengah-tengah penantian mereka.

Kita lihat persiapan itu di dalam ...
Imamat 21: 12
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

SUPAYA MINYAK URAPAN ADA DI ATAS KEPALA; JANGAN KELUAR DARI TEMPAT KUDUS.
Kalau kita kaitkan dalam pola Tabernakel, terkena pada ruangan suci.
Ruangan suci = tempat pengudusan = kandang penggembalaan, tergembala dengan 3 macam ibadah utama, sesuai dengan 3 macam alat yang ada di dalam ruangan suci.
1.    MEJA ROTI SAJIAN
Artinya; TEKUN DALAM IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, disertai perjamuan suci.
Kegunaannya untuk mendewasakan kerohanian sidang jemaat.
Ibadah Pendalaman Alkitab menghasilkan IMAN.
= domba-domba diberi makan.
2.    PELITA EMAS
Arti rohaninya; TEKUN DALAM IBADAH RAYA MINGGU, disertai dengan kesaksian
Kegunaannya; untuk mempertajam karunia jabatan.
Ibadah Raya Minggu menghasilkan PENGHARAPAN.
= domba-domba diberi minum.
3.    MEZBAH DUPA
Arti rohaninya; TEKUN DALAM IBADAH DOA PENYEMBAHAN.
Kegunaannya; supaya kita rendah di bawah kaki Tuhan, hanyut dan tenggelam dalam kasih Tuhan, merendahkan diri di bawah kaki Tuhan.
Ibadah doa penyenbahan menghasilkan KASIH.
= domba-domba diberi nafas kehidupan.

Itulah yang menandakan bahwa kita telah dikhususkan bagi Allah, jadilah orang yang dikhususkan bagi Allah.
5 gadis yang bodoh hanya membawa pelita, tidak membawa minyak dalam buli-buli, tidak membawa persediaan di tengah-tengah penantian, itu adalah sikap yang bodoh.
Apakah cukup hanya sebatas mengerti firman Tuhan (sebab firman-Mu adalah pelita), tetapi tidak tekun dalam 3 macam ibadah, tidak tergembala dengan baik dalam satu kandang, satu gembala? Itu tidak cukup.

Sekarang, ciri-ciri orang bodoh.
Matius 7: 26
(7:26) Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.

Ciri-ciri orang bodoh; mendengar firman tetapi tidak mau melakukannya.

Amsal 1: 7
(1:7) Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.

Orang bodoh menghina HIKMAT dan DIDIKAN.

Keterangan: ORANG BODOH MENGHINA HIKMAT
Yakobus 3: 17
(3:17) Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.

Hikmat dari Tuhan, dari atas adalah;
-      MURNI
Murni berarti; tidak ada campuran-campuran. Kalau dalam satu masalah tidak ada kaitannya dengan ini dan itu, itu berarti murni.
Kalau ada embel-embelnya, itu berarti tidak murni. Orang yang seperti itu, tidak punya hikmat; dia tidak pikir besok, tidak pikir dampak dari perkataannya = asal bicara saja = tidak pikir panjang.
-      PENDAMAI
Berarti; suka berdamai.
-      PERAMAH
Berarti; ramah kepada setiap orang.
-      PENURUT
Seseorang yang tidak penurut, ia tidak punya hikmat.
Oleh sebab itu menurut saja, apa kata Gembala Agung menurut saja, karena Gembala Agung tidak akan pernah membodoh-bodohi kita.
Seringkali kita menggunakan kebenaran sendiri, tetapi itu belum tentu benar di hadapan Tuhan.
Jangan selalu mempertahankan pengertian manusia / diri sendiri, sebab yang benar adalah firman Tuhan. Menurut manusia ini benar, tetapi yang benar adalah menurut firman Tuhan, itulah hikmat.
-      PENUH BELAS KASIH
Murah hati itu belas kasih, pemaaf itu juga belas kasih, mengampuni itu juga belas kasih.
-      BUAH-BUAH YANG BAIK
Segala sesuatu yang baik, itu adalah buah dari yang baik
-      TIDAK MEMIHAK
Kita sekalian di sini tergembala dengan baik, biarlah kita berpihak kepada Tuhan saja, jangan berpihak kepada daging dan keinginannya. Sebab tadi kita sudah lihat 15 tabiat daging, namun tidak ada satupun yang benar.
-      TIDAK MUNAFIK
Munafik, artinya; di luar dan di dalam tidak sama.

Tetapi kalau kita perhatikan, orang bodoh mengabaikan hikmat yang berasal dari sorga, berarti mengabaikan 8 perkara di atas.

Keterangan: ORANG BODOH MENGHINA DIDIKAN
Amsal 3: 11-12
(3:11) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
(3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.

Saudaraku, Tuhan itu memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi, sebab itulah didikan.
Kalau menolak didikan = menolak ajaran Tuhan.
Bosan akan peringatan-Nya = bosan terhadap setiap firman yang didengar, bosan terhadap setiap pemberitaan firman Tuhan, ini adalah orang bodoh.

Amsal 19: 3
(19:3) Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap TUHAN.

Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap Tuhan.
Saya banyak memperhatikan yang seperti ini; kalau firman Tuhan disampaikan, dia gusar, tetapi kalau menceritakan setiap perkara dunia ini, dia mantap, dia lantang dan tegas.
Pada saat meluruskan segala sesuatu yang ada di atas muka bumi ini sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, mulai gusarlah dia, tidak terima, dan banyak orang yang seperti itu. Inilah sikap orang bodoh.
Jadi, ciri-ciri orang bodoh; mendengar tetapi tidak mau melakukan firman = beribadah tetapi tidak mau melakukan firman Tuhan.

Jalan keluar.
Matius 7: 24-25
(7:24) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
(7:25) Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Jalan keluarnya; MENDIRIKAN RUMAH DI ATAS BATU.
Artinya; berdiri di atas korban Kristus.
Batu -> pribadi Yesus Kristus yang disalibkan = korban Kristus.

Pertanyaannya; SIAPAKAH ORANG YANG MENDIRIKAN RUMAH DI ATAS BATU?
Orang yang mendirikan rumah di atas batu adalah orang yang bijaksana, seperti 5 gadis yang bijaksana membawa pelita + membawa minyak dalam bui-buli saat menyongsong Tuhan, di tengah-tengah penantian.
Ciri-ciri orang bijkasana; mendengar firman dan melakukannya.
Hasilnya;
-      kuat menghadapi ujian yang datangnya dari atas, itulah penghulu dunia yang gelap / roh-roh jahat dan tipu muslihatnya.
-      Kuat mengadapi ujian terhadap dosa kenajisan (banjir).
-      Kuat terhadap angin-angin pengajaran palsu.

TUHAN YESUS KRUSTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

No comments:

Post a Comment