IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 20 JUNI 2019
KITAB RUT
(Seri: 53)
Subtema: TANPA PENGETAHUAN
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita boleh berada di tengah-tengah kegiatan
Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci. Biarlah kiranya kasih dan
kemurahan-Nya memenuhi kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat
Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda
berada, baik di dalam maupun di luar negeri.
Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk
Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci dari KITAB RUT.
Rut 2: 10
(2:10) Lalu sujudlah
Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata
kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga
tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"
“Lalu sujudlah
Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah”
Dalam hal ini, Rut menunjukkan suatu sikap yang baik
setelah mendapatkan bekal dan jaminan dari Boas.
Sujud menyembah dengan muka sampai ke tanah adalah
tanda:
1.
Ketundukan Rut.
2.
Kedewasaan Rut.
Tentang:
KEDEWASAAN RUT.
Dewasa, artinya; telah meninggalkan sifat kanak-kanak
atau telah akil balig.
Suatu kerinduan yang besar dari seorang gembala sidang
ialah; melihat sidang jemaat (anak-anak rohaninya) bertumbuh dewasa, berarti
meninggalkan sifat kanak-kanak, dengan kata lain; telah akil balig.
Galatia 4: 1-2
(4:1)
Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit
pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan
dari segala sesuatu; (4:2) tetapi ia
berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang
telah ditentukan oleh bapanya.
“Selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit
pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba.”
Hamba di sini menunjuk; budak dosa, tidak
terlepas dari kelemahan-kelemahan, tidak terlepas dari pelanggaran-pelanggaran
dosa.
Maka, seorang yang belum akil balig, ia berada di bawah
perwalian dan berada di bawah pengawasan, berarti; belum dipercaya untuk
menjadi ahli waris Kerajaan Sorga, sama artinya; kepadanya belum dipercayakan
untuk melayani pekerjaan Tuhan.
Ciri-ciri
belum akil balig:
1. “Takluk kepada roh-roh dunia” (Galatia 4: 3).
Roh-roh dunia adalah roh-roh antikris,
maksudnya; lebih mencintai Mamon dari pada Tuhan.
Tandanya: Menyangkal Bapa maupun Anak, sama
artinya; menyangkal salib.
2. “Takluk kepada Hukum Taurat” (Galatia 4: 4-5).
Hukum Taurat, menunjuk; perjanjian yang
pertama, berarti; menjalankan ibadahnya dalam bentuk lahiriah, misalnya; mulut
memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan, sama artinya; mempersembahkan
tubuh jasmani di tengah ibadah, tetapi menolak firman Tuhan, menolak nasihat,
menolak didikan, tidak mau dikoreksi, tidak mau diperbaiki.
3. “Ia memperhambakan dirinya kepada allah-allah
yang pada hakekatnya bukan Allah” (Galatia
4: 8).
Ini sama dengan menyembah berhala. Segala
sesuatu yang melibihi dari Tuhan adalah berhala, contohnya:
- Keras hati,
tidak mau berubah.
- Kebenaran
diri sendiri.
- Meninggalkan
ibadah dan pelayanan hanya karena pekerjaan, usaha, bisnis, dan perkara-perkara
lahiriah lainnya.
Inilah keberadaan dari seorang kanak-kanak, kehidupan
yang belum akil balig, belum mau meninggalkan sikap kanak-kanak itu.
Berkaitan dengan kedewasaan Rut, kita akan membaca 1
Korintus 13.
1 Korintus 13: 11
(13:11)
Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa
seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah
aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
Rasul Paulus berkata: “Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak
itu”
Sifat kanak-kanak yang dimaksud ialah:
1.
Berkata-kata seperti kanak-kanak.
2.
Merasa seperti kanak-kanak.
3.
Berpikir seperti kanak-kanak.
Kanak-kanak itu sifatnya mudah berubah-ubah; mudah
menangis, tetapi mudah juga tertawa, mudah senang, tetapi mudah kesal,
kerohaniannya tidak stabil; sebentar berpegang pada kebenaran, sebentar ia
lepaskan kebenaran itu begitu saja. Kehidupannya tidak menetap, tidak setia
kepada Tuhan, tidak peduli dengan pengorbanan Kristus, yang adalah Kepala,
itulah sifat kanak-kanak, itu sebabnya Tuhan tidak percayakan pelayanan kepada
kehidupan yang masih kanak-kanak.
Contoh
berkata-kata seperti kanak-kanak (Seri 2).
1 Korintus 13: 1
(13:1)
Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang
berkumandang dan canang yang gemerincing.
Dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan
bahasa malaikat, tetapi tidak mempunyai kasih, sama dengan; gong yang berkumandang dan canang yang
gemerincing.
Kalau gong dan canang dipukul, dia akan mengeluarkan
bunyi atau suara. Kalau dipukul kembali, akan tetap mengeluarkan bunyi atau
suara yang sama, ia tidak akan mengeluarkan bunyi atau suara yang berbeda-beda.
Mengapa demikian? Karena gong maupun canang,
kedua-duanya adalah alat musik yang tidak berjiwa.
Apa bedanya manusia dengan binatang? Manusia memiliki
jiwa, sedangkan binatang tidak, itu sebabnya;
- binatang; hidup
hanya untuk dimusnahkan,
- tetapi
manusia; jiwanya perlu untuk diselamatkan.
Kita akan memperhatikan 1 Korintus 14.
1 Korintus 14: 6-7
(14:6)
Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa
roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan
Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran? (14:7) Sama halnya dengan alat-alat yang
tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi --
bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau
kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?
Orang lain tidak dapat mengetahui lagu apakah yang
sedang dimainkan oleh seruling dan kecapi, kalau kedua-duanya tidak
mengeluarkan bunyi atau suara yang berbeda-beda.
Sama halnya dengan seorang hamba Tuhan; menyampaikan
Firman Tuhan dengan menggunakan semua bahasa manusia, semua bahasa malaikat, serta
menggunakan bahasa yang tinggi dan intelektual, tetapi ia tidak mempunyai
kasih.
Tidak mempunyai kasih, artinya; menyampaikan Firman
Tuhan kepada sidang jemaat namun;
- tanpa penyataan Allah atau
- tanpa pengetahuan atau
- tanpa nubuat atau
- tanpa pengajaran.
Menyampaikan Firman Tuhan tanpa kasih (tanpa empat hal
di atas), sama dengan; alat-alat musik yang tidak berjiwa, artinya; tidak
peduli dengan jiwa-jiwa orang lain, tidak peduli dengan jiwa sidang jemaat yang
dilayani.
Entah sidang jemaat itu berbuat dosa kejahatan, atau
sidang jemaat berbuat dosa kenajisan, atau sidang jemaat seorang pencuri, atau
pendusta, dia tidak peduli, dia tidak mau tegor, dia hanya menyampaikan firman
tanpa kasih, melayani tetapi tidak mempunya kasih, tidak bisa mempengaruhi jiwa
orang lain, sama halnya dengan alat
musik yang tidak berjiwa.
P ada minggu yang lalu kita telah mendapatkan
pemaparan tentang: “Tanpa Penyataan Allah”, semoga masih jelas dalam
ingatan kita, berkat firman itu mendarah daging dalam kehidupan kita, bahkan
memberi pertumbuhan rohani yang sehat, karena memang dimeteraikan oleh Roh
Kudus.
Sekarang kita akan melihat pemaparan berikutinya,
kiranya Tuhan kembali menyatakan kemurahan-Nya bagi kita, seperti pada minggu
yang lalu.
Tentang: TANPA
PENGETAHUAN.
Sebetulnya, di hari-hari ini gereja Tuhan harus
memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, sebab apabila gereja
Tuhan tidak memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, maka gereja
Tuhan akan mengalami kerugian yang sangat besar sekali.
Amsal 29: 18
(29:18)
Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang
berpegang pada hukum.
“Bila tidak
ada wahyu
(pembukaan rahasia firman), menjadi
liarlah rakyat”
Liar, berarti;
- tidak
tergembala dengan baik dan benar.
- menuruti
keinginan hati sendiri.
- mengambil
jalannya sendiri.
Liar digambarkan seperti kuda lepas kandang.
Berbahaya sekali ka lau kehidupan seseorang liar, dan orang semacam ini
tidak bisa dipercaya. Kehidupan yang liar itu; di depan mata terlihat baik,
tetapi di belakang seperti kuda lepas kandang, tidak terkendali.
Seorang isteri tidak boleh liar, seorang suami tidak
boleh liar, seorang imam tidak boleh liar, supaya ibadah ini kita kerjakan
dengan tulus.
Kita bersyukur, karena Kristus adalah Kepala. Bisa
dibayangkan kalau serigala dan burung yang menjadi kepala; sidang jemaat Allah
tidak berhenti mengalami kesusahan, tidak berhenti dari penderitaan, tidak
berhenti tangisan.
Sekarang kita lihat soal LIAR karena tidak ada Wahyu.
Keluaran 32: 25
(32:25)
Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang
-- sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh
bagi lawan mereka –
Musa melihat bahwa bangsa Israel seperti kuda terlepas
dari kandang. Mengapa? Sebab Harun telah
melepaskannya. Melepaskannya, artinya; Harun membiarkan bangsa Israel
menjadi liar, yakni; membuat patung anak lembu emas tuangan lalu sujud
kepadanya.
Menyembah berhala atau allah-allah yang pada hakekatnya
bukan Allah, sesungguhnya itu adalah sikap yang liar di mata Tuhan.
Keluaran 32: 1
(32:1)
Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu,
maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari,
buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab
Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir -- kami tidak
tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
“berkumpullah
mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami
allah, yang akan berjalan di depan kami” Bangsa Israel
meminta atau menginginkan allah asing untuk menjadi pemimpin bagi mereka, sebab
bangsa Israel sudah tidak yakin dengan Musa.
Apa arti tidak
yakin dengan Musa? Maksudnya, tidak mau lagi digembalakan, tidak mau
mengikuti Musa, sebagai gembala yang ditunjuk oleh Tuhan untuk memimpin
perjalanan bangsa Israel, dengan lain kata, tidak menghargai penggembalaan.
Sikap liar bangsa Israel ini menunjukkan bahwa mereka
tidak memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, pendeknya; “tanpa
pengetahuan.”
Andaikata mereka memperoleh pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, bangsa Israel tidak mungkin menyembah allah asing, mereka
pasti terus mengikuti Musa sebagai gembala yang akan menuntun perjalanan bangsa
Israel (menghargai penggembalaan).
Demikian juga sidang jemaat (anak-anak Tuhan), gereja
Tuhan di hari-hari ini: Kalau betul-betul memperoleh pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, yaitu Yesus, Anak Allah, yang disalibkan, ia tidak akan
mungkin menyembah allah asing yang pada hakekatnya bukan Allah.
Berbahagialah kawanan domba yang terus menerus
mengikuti gembala, Yesus adalah Gembala Agung yang memelihara jiwa, sehingga
Daud berkata: “Tuhan adalah gembalaku, tak kan kekurangan aku”...Mazmur
23:1-2.
Keluaran 32: 2
(32:2)
Lalu berkatalah Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas
yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah
semuanya kepadaku."
Yang lebih celakanya lagi, Harun, sebagai seorang imam
besar, menuruti keinginan hati bangsa Israel, dengan kata lain; “melepaskannya.” Kalau sudah dilepaskan,
sama seperti kuda lepas kandang; sehingga menjadi liar.
Sebab itu saya ulangi dengan tandas: Berbahagialah
seseorang yang mau menjadi suatu kehidupan domba; tergembala dengan baik dan
benar di dalam satu kandang penggembalaan, pasti dia tidak liar.
Selanjutnya, Harun memerintahkan untuk menanggalkan
anting-anting emas yang ada pada telinga isteri, anak laki-laki dan
perempuan.
Menanggalkan anting-anting emas, artinya; melepaskan
diri dari roh dengar-dengaran. Dampak yang ditimbulkan adalah: seseorang
menjadi liar. Walaupun bagian tubuh yang di luar itu terlihat baik, tetapi
batin manusia semacam ini (melepaskan diri dari roh dengar-dengaran) pasti
liar.
Sebaliknya, apabila seseorang memiliki roh
dengar-dengaran, ia tidak liar, melainkan fokus kepada Kristus sebagai Kepala.
Saudara tidak perlu ragu dengan apa yang saya sampaikan ini.
Sebetulnya, dengar-dengaran adalah salah satu perhiasan
rohani yang paling disukai oleh Tuhan.
Samuel adalah pribadi yang dengar-dengaran, ia mendengar
suara panggilan Tuhan, maka Samuel pun tidak membiarkan satu firman pun gugur
dari kehidupannya, dengan lain kata; firman itu berhasil mengubahkan
kehidupannya, firman itu berkuasa membentuk hidupnya. Pendeknya, Firman itu
hidup dan berkuasa atas Samuel.
Keluaran 32: 3-4
(32:3) Lalu
seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka
dan membawanya kepada Harun. (32:4) Diterimanyalah
itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah
dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai
Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah
Mesir!"
Dari anting-anting emas yang ditanggalkan, Harun
membuat patung anak lembu emas tuangan, berarti; kalau seseorang melepaskan
diri dari roh dengar-dengaran, maka di dalam dirinya akan timbul penyembahan
berhala.
Itu tidak bisa dipungkiri; seseorang yang melepaskan
diri dari roh dengar-dengaran, maka secara otomatis akan timbul banyak
penyembahan berhala di dalam dirinya. Kiranya hal ini dapat
dipahami dengan baik dan jangan diabaikan begitu saja.
Keluaran 32: 5-6
(32:5)
Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak lembu itu.
Berserulah Harun, katanya: "Besok hari raya bagi TUHAN!" (32:6) Dan keesokan harinya pagi-pagi
maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan,
sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah
mereka dan bersukaria.
Setelah selesai membuat patung anak lembu emas tuangan,
selanjutnya Harun mendirikan mezbah bagi patung anak lembu itu, serta
mempersembahkan “korban bakaran” dan “korban keselamatan.”
- Korban
bakaran,
berarti; mempersembahkan potongan-potongan daging, mulai dari kepala sampai
ekor, di atas mezbah korban bakaran sampai pagi. Sampai pagi, berarti; sampai
hangus.
- Korban
keselamatan,
berarti; mau menjadi korban untuk memperdamaikan dosa orang lain supaya orang
lain memperoleh keselamatan.
Mempersembahkan korban bakaran dan mempersembahkan
korban keselamatan kepada berhala, itu merupakan perbuatan yang sia-sia,
sesuatu yang tidak ada artinya, menghabiskan tenaga, pikiran, waktu, uang,
materi dan sebagainya, sia-sia semua. Bukan hanya sia-sia, tetapi juga
menyakiti hati Tuhan, dan memilukan hati
Tuhan.
Tidak sedikit orang Kristen rela berkorban untuk sesuatu
yang tidak pasti, rela berkorban untuk sesuatu yang jahat dan najis, sengaja
memilukan hati Tuhan, tidak mau mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap
jiwa, akal budi dan kekuatan, bukankah itu adalah perbuatan yang sia-sia?
Tetapi kalau kita betul-betul mengasihi Tuhan dengan
segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan di dalam melayani pekerjaan
Tuhan, itulah yang berkenan kepada Tuhan. Saya berharap kita semua semakin
bertambah dewasa.
Kalau kita memperhatikan Keluaran 32: 5-6 ini,
sungguh membuat kita geleng-geleng kepala: Bayangkan, Tuhan yang melepaskan
bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan menuntun mereka dalam perjalanan di
padang gurun oleh dua tangan yang kuat, tetapi dengan sengaja bangsa Israel
membuat patung anak lembu emas tuangan, lalu mempersembahkan korban bakaran dan
korban keselamatan, itu adalah perbuatan yang sangat menyakiti hati Tuhan?
Membuat hati Tuhan cemburu.
Berpikirlah secara jernih, gunakan akal sehat kita
masing-masing, Tuhan sudah lepaskan kita dari lumpur dosa, lalu diberi
kesempatan untuk beribadah, termasuk Ibadah Pendalaman Alkitab seperti malam
ini, kemudian dipercayakan suatu karunia-karunia dan jabatan Roh Kudus untuk
melayani di tengah-tengah ibadah itu, bukankah itu adalah kemurahan? Lalu dengan
sengaja kita menyembah berhala dan mempersembahkan korban kepada berhala, di
manakah hati nuranimu, di mana akal sehatmu? Mengapa lebih suka menyenangkan
berhala dari pada Kristus, yang sejatinya adalah Kepala?
Untuk pekerjaan Tuhan hitung-hitungan, bahkan
bersungut-sungut, kadang emosi seperti anak-anak, tetapi untuk sesuatu yang
tidak berguna (tidak berfaedah) rela korbankan segalanya, di manakah hati
nurani itu, di mana akal sehat itu?
1 Korintus 13: 3
(13:3) Dan
sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,
sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.
Membagi-bagikan segala sesuatu yang kita miliki, bahkan
mau membakar diri seperti korban bakaran, itu tidak ada artinya dan tidak ada
faedahnya, semuanya sia-sia kalau kita tidak mengasihi Tuhan dengan segenap
hati, akal budi dan kekuatan.
Jadi apa yang dikerjakan (apa yang dipersembahkan) oleh
bangsa Israel adalah persembahan yang sia-sia.
Keluaran 32: 6
(32:6) Dan
keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan
korban keselamatan, sesudah itu duduklah bangsa itu untuk makan dan minum;
kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.
Kemudian, perbuatan sia-sia yang kedua yang diperbuat oleh
bangsa Israel ialah “duduklah bangsa itu
untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria”
- “Dosa makan
minum”,
itulah dosa merokok, narkoba, minum-muman keras.
- “Bangunlah mereka dan bersukaria”, ini
menunjuk kepada dosa kenajisan, sebab dalam terjemahan bahasa Inggris
dituliskan, “rose up to play”
Inilah yang terjadi, inilah yang dialami oleh bangsa
Israel ketika mereka liar, betul-betul sikap mereka tidak terkendali lagi
(bagaikan kuda lepas kandang / liar).
Apa yang dialami oleh bangsa Israel ini sangat ironis
sekali, karena mereka tidak memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak
Allah.
Keluaran 32: 7
(32:7)
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang
kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.
Tuhan berkata kepada Musa: “Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah
Mesir telah rusak lakunya”
Keadaan dunia di hari-hari ini sudah semakin rusak
seiring rusaknya kelakuan manusia, itu adalah tanda bahwa kedatangan Tuhan
sudah tidak lama lagi, dan ini juga merupakan tanda bahwa manusia di bumi ini
sudah berlaku liar, tidak terkendali lagi, tidak suka mengikuti gembala, tidak
mau tergembala dengan baik dan benar, merasa bosan untuk digembalakan dengan
baik dan benar.
Pendeknya, dunia ini tidak menghargai penggembalaan
sebab dunia ini tidak butuh penggembalaan.
Di dalam penyembahan berhala;
- bangsa
Israel mempersembahkan korban kepada berhala,
- jatuh dalam
dosa makan dan minum, juga jatuh dalam dosa kenajisan,
ini menunjukkan bahwa; kelakuan bangsa Israel
betul-betul sudah rusak.
Keluaran 32: 8-9
(32:8)
Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada
mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud
menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah
Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir." (32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa:
"Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang
tegar tengkuk.
Di tangan mereka sudah ada kebenaran yang mereka
peroleh dari Tuhan ketika di gunung Sinai, tetapi segera juga mereka menyimpang
dari jalan Tuhan.
Betul-betul bangsa Israel ini seperti anak-anak;
berkata-kata seperti kanak-kanak, merasa seperti kanak-kanak, berpikir seperti
kanak-kanak, mereka tidak mempertahankan kebenaran yang sudah mereka peroleh
(di tangan mereka), begitu mudahnya mereka melepaskannya. Padahal untuk
memperoleh kebenaran itu, mereka telah melewati perjuangan yang begitu berat;
- dimulai dari
penyembelihan anak domba paskah,
- lalu dengan
kuasa yang besar, Tuhan membelah laut Teberau,
- sesudah itu
mereka berjalan sampai ke gunung Sinai lalu berkemah, dan di sanalah mereka
menerima ketetapan, peraturan, dan perintah-perintah Tuhan.
Keluaran 32: 17-19
(32:17)
Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa:
"Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan." (32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan
bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi
berbalas-balasan, itulah yang kudengar." (32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak
lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa;
dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki
gunung itu.
Di tengah-tengah bangsa Israel menyembah berhala, “terdengarlah
nyanyian berbalas-balasan.”
Nyanyian berbalas-balasan, berarti; tidak ada yang
menang, tidak ada yang kalah, sama seperti; kejahatan dibalas dengan kejahatan,
di situ tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah.
Kedudukan semacam ini merupakan kedudukan yang tidak
jelas di mata Tuhan.
Seharusnya, kalau kita ada di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya, maka yang
terdengar adalah bunyi peperangan, sebab orang yang melayani Tuhan itu disebut
laskar Kristus, tentara Tuhan dengan kaki (sepatu) yang berderap-derap yang
telah memperoleh kemenangan demi kemenangan, berarti menang terhadap dosa
kejahatan, menang terhadap dosa kenajisan, menang terhadap dosa kemunafikan.
Tetapi yang terdengar dari perkemahan bangsa Israel justru nyanyian
berbalas-balasan.
Kita ini telah diangkat dari lumpur dosa? Tetapi kalau
akhirnya di tengah-tengah ibadah tersebut ada nyanyian berbalas-balasan, ini
adalah kehidupan yang tidak tahu diri, karena dengan hebatnya ia menyakiti hati
Tuhan.
Sungguh ironis sekali, padahal Tuhan sudah melepaskan
kita dengan darah-Nya, seperti bangsa Israel bebas dari tanah perbudakan oleh
darah anak domba paskah yang tersembelih.
Akibat dosa
kejahatan yang diperbuat oleh bangsa Israel.
Keluaran 32: 10
(32:10)
Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka
dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi
bangsa yang besar."
Oleh karena bangsa itu liar dan tegar tengkuk, maka
akhirnya Tuhan memutuskan untuk membinasakan mereka dengan murka-Nya yang
bernyala-nyala.
Maka sebagai seorang gembala sidang, saya nasihatkan
dengan baik: Jangan melepaskan diri dari roh dengar-dengaran itu.
Tujuannya supaya kehidupan kita tidak binasa, keluarga
sidang jemaat GPT “BETANIA” tidak binasa, kita lepas dari maut, sebab itu mari kita lihat jalan keluarnya.
Jalan
keluarnya.
Keluaran 32: 11-14
(32:11)
Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata:
"Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa
keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?
(32:12) Mengapakah orang Mesir akan
berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada
mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi?
Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena
malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu. (32:13) Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel,
hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu
sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak
bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan
kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya." (32:14) Dan menyesallah TUHAN
karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.
Akhirnya Musa melunakkan hati Tuhan dan Tuhan
menyesal. Inilah contoh gembala yang
bertanggung jawab terhadap kawanan domba dalam penggembalaan.
Tuhan menyesal, artinya; tidak akan lagi membinasakan
bangsa Israel.
Inilah yang sekarang sedang kita kerjakan dan kita
perjuangkan: Berjuang dan berusaha untuk melunakkan hati Tuhan, supaya Tuhan
menyesal.
Di dalam keadaan Tuhan menyesal, ada kaitannya dengan
dua hal:
1. Gunung
Tuhan.
2. Janji Tuhan
kepada Abraham, Ishak dan Yakub.
Pendeknya: Gunung dan janji Tuhan
merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Saat ini kita berada di atas gunung Tuhan untuk
mendapatkan janji-janji-Nya kepada kita. Itu cara untuk melunakkan hati
Tuhan.
Efesus 1: 17
(1:17)
dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu,
supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal
Dia dengan benar.
Di atas gunung Tuhan, Ia akan memberikan kepada kita;
roh hikmat dan wahyu.
Tujuannya: Untuk mengenal Dia dengan benar, dengan lain
kata; untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Itu sebabnya tadi saya katakan di atas: Gereja Tuhan di
hari-hari ini harus memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
1 Petrus 1: 8-9
(1:8)
Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya.
Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya.
Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, (1:9) karena kamu telah mencapai tujuan
imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
- Sekalipun
kita belum pernah melihat Dia, namun kita mengasihi Tuhan.
- Sekalipun
kita tidak melihat-Nya, namun kita percaya kepada Dia.
Dengan demikian, kita sudah memperoleh pengetahuan yang
benar tentang Anak Allah.
Sekalipun mata jasmani tidak melihat, tetapi hati kita
sudah memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah (melihat Allah).
1 Petrus 1: 10
(1:10)
Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi,
yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.
Tugas nabi adalah menyelidiki dan meneliti keselamatan,
supaya akhirnya nabi-nabi bernubuat tentang kasih karunia yang akan diterima
oleh gereja Tuhan.
Jangan sampai nabi-nabi bernubuat tentang perkara
lahiriah, perkara di bawah, perkara di bumi, tetapi nabi-nabi harus bernubuat
tentang kasih karunia yang akan diterima oleh sidang jemaat dari Tuhan, sebab
keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi.
1 Petrus 1: 11
(1:11)
Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh
Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian
tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala
kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Nabi-nabi meneliti, menyelidiki sesuai dengan ilham Roh
Kudus, dan selanjutnya Roh itu juga sebelumnya telah memberi kesaksian tentang
segala penderitaan yang menimpa Kristus, dan Roh itu juga akan bersaksi tentang
segala kemuliaan yang menyusul sesudah sengsara salib.
Jadi, seorang nabi tidak serta merta menyampaikan
firman atau bernubuat tentang perkara lahiriah saja atau menyampaikan firman
sesuai dengan pengertiannya saja, tetapi seorang nabi meneliti, menyelidiki apa
yang harus disampaikan sesuai dengan ilham Roh Kudus, sebab Roh Kudus itu akan
bersaksi tentang apa yang menimpa Kristus dan juga Roh Kudus itu akan bersaksi
tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah salib Kristus.
Maka di atas gunung Tuhan, kita akan memperoleh hikmat
dan wahyu, supaya kita mendapatkan kasih karunia dan rahmat dari Tuhan dan juga
kemuliaan sesudah salib yang kita alami selama kita ada di bumi ini.
Jadi, tanpa pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
gereja Tuhan tidak akan mungkin memperoleh kasih karunia. Kita bersyukur, Tuhan
baik kepada kita sekaliannya. Dia sangat memperhatikan kehidupan kita
masing-masing.
Efesus 4: 13-14
(4:13)
sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus, (4:14) sehingga
kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin
pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan,
Memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
berarti; sudah mencapai kedewasaan penuh.
Keuntungannya: Tidak mudah diombang-ambingkan oleh
rupa-rupa angin pengajaran palsu, merupakan permainan palsu manusia dalam
kelicikan mereka yang menyesatkan.
Kehidupan yang masih kanak-kanak; pendiriannya mudah
berubah-ubah, sebentar begini, sebentar begitu, tetapi kalau sudah dewasa,
dengan lain kata memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah;
pendiriannya tidak mudah diombang ambingkan oleh pengaruh yang tidak suci,
tidak mudah diombang ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran palsu yang merupakan
pekerjaan dari nabi-nabi palsu dengan segala kelicikan hati mereka.
Kita bersyukur kepada Tuhan, di atas gunung Tuhan kita
mendapatkan janji Tuhan, kita memperoleh hikmat, kita memperoleh wahyu,
tujuannya; supaya kita betul-betul memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah.
Kalau kita sudah mencapai puncak itu, maka kita
memiliki pendirian yang kuat, sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh
rupa-rupa pengajaran palsu, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang tak suci,
tidak mudah dipengaruhi oleh kepalsuan-kepalsuan dari manusia yang licik. Amin.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment