IBADAH RAYA
MINGGU, 12 MEI 2019
KITAB WAHYU
(Seri: 94)
Subtema: KETUJUH
GURUH DIMETERAIKAN, BUKAN DITULISKAN
Shalom.
Selamat
sore, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita
pribadi lepas pribadi tanpa terkecuali, sehingga ibadah ini menjadi ibadah yang
mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan
datang, bahagia dalam Kerajaan Sorga untuk selama-lamanya.
Saya juga
tidak lupa menyapa umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti
pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook, di manapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita.
Oleh sebab
itu, dengan rendah hati kita datang di hadapan Tuhan, memohon kepada Dia supaya
Tuhan membukakan firman-Nya, melawat setiap kehidupan kita pribadi lepas
pribadi.
Segera kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu 10: 4
(10:4) Dan sesudah
ketujuh guruh itu selesai berbicara, aku mau menuliskannya, tetapi aku
mendengar suatu suara dari sorga berkata: "Meteraikanlah apa yang
dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!"
Sebelum kita
melihat penjelasan dari ayat 4 ini, tentu kita mengucap syukur dan
berterimakasih kepada Tuhan; oleh kasih dan kemurahan-Nya, kita telah menikmati
pembukaan firman, terkhusus mengenai 7 (tujuh) kali bunyi guruh menderu
terdengar, sesuai dengan Wahyu 10:3B, dan kita semua
diberkati oleh Tuhan, maka kesempatan sore ini, kita akan memeriksa ayat 4.
Di dalam
kitab Wahyu ada tujuh kali bunyi guruh terdengar dan ketujuh bunyi guruh itu
harus dimeteraikan, bukan untuk dituliskan, seperti yang dikatakan di sini: "Meteraikanlah
apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau
menuliskannya!"
Sekarang
kita bandingkan dengan Wahyu 1: 11
Wahyu 1:11
(1:11)
katanya:"Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab
dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna,
ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia
dan ke Laodikia."
Semua
penglihatan-penglihatan yang diterima oleh Rasul Yohanes harus ditulis ke dalam sebuah kitab,
selanjutnya dikirim kepada 7 (tujuh) sidang jemaat yang ada di Asia Kecil.
Berbanding
terbalik dengan Wahyu 10:4, semua penglihatan yang diterima oleh Rasul
Yohanes yaitu: tentang ketujuh guruh tersebut dimeteraikan, bukan untuk dituliskan kepada 7 (tujuh) sidang jemaat
yang ada di Asia Kecil.
Wahyu 1:12
(1:12) Lalu aku
berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku
berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Penglihatan
itu ditulis lalu dikirim kepada 7 (tujuh) sidang jemaat di Asia Kecil, sampai
akhirnya menjadi 7 (tujuh) kaki dian emas atau menjadi kesaksian, menjadi
terang di tengah dunia ini, itulah orang-orang yang diurapi oleh Roh Kudus.
Wahyu 1:9-10
(1:9) Aku,
Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam
ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena
firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus. (1:10)
Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu
suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
Rasul
Yohanes ada di pulau Patmos karena firman Allah dan karena kesaksian yang
diberikan oleh Yesus, dan semuanya itu harus dituliskan dalam sebuah kitab,
lalu dikirim kepada 7 (tujuh) sidang jemaat yang ada di Asia Kecil;
1. Jemaat di EFESUS (Wahyu 2:1)
2. Jemaat di SMIRNA (Wahyu 2:8)
3. Jemaat di PERGAMUS (Wahyu 2:12)
4. Jemaat di TIATIRA (Wahyu 2:18)
5. Jemaat di SARDIS (Wahyu 3:1)
6. Jemaat di FILADELFIA (Wahyu 3:7)
7. Jemaat di LAODIKIA (Wahyu 3:14)
Itulah semua
bukti-bukti penglihatan-penglihatan yang diterima oleh Rasul Yohanes di pulau
Patmos, dituliskan kepada 7 (tujuh) sidang jemaat yang ada di Asia Kecil
tersebut.
Berbanding
terbalik dengan ketujuh bunyi guruh yang
menderu itu; bukan untuk dituliskan di dalam sebuah kitab, tetapi harus dimeteraikan. Sepintas kita melihat hal
ini; sepertinya Tuhan kejam sekali, tidak mempedulikan ketujuh sidang jemaat di
Asia Kecil, tetapi sebetulnya tidak, tentu Tuhan mempunyai maksud dan rencana
yang indah .
Hal yang
senada pernah Tuhan nyatakan kepada nabi Daniel, dan tentu Tuhan punya maksud
yang baik dan mulia, bukan bermaksud untuk membinasakan umat-Nya, bukan untuk
mencelakakan umat-Nya.
Daniel
12:8-9
(12:8) Adapun aku,
memang kudengar hal itu, tetapi tidak memahaminya, lalu kutanya: "Tuanku,
apakah akhir segala hal ini?" (12:9) Tetapi ia menjawab:
"Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai
sampai akhir zaman.
Di sini kita
melihat: Daniel mendapat firman Allah, yaitu suatu penglihatan tentang akhir
zaman, tetapi apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar dari Tuhan, semuanya
itu akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.
Daniel
12:4,10
(12:4) Tetapi
engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu
sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan
akan bertambah." (12:10) Banyak orang akan
disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang
fasik akan berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan
memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.
Penglihatan-penglihatan
yang didengar dan dilihat oleh nabi Daniel, yang disebut juga firman Allah,
semuanya itu harus dimeteraikan, harus disembunyikan sampai pada akhir zaman,
sesuai dengan perintah Tuhan.
Tujuannya
adalah supaya di akhir zaman ini, supaya di hari-hari terakhir ini, kita menyelidikinya dengan sungguh-sungguh,
sehingga pengetahuan akan semakin bertambah-tambah, itulah yang disebut dengan pembukaan
rahasia firman Allah. Kalau terjadi pembukaan rahasia firman Allah, maka
pengetahuan juga akan semakin bertambah-tambah.
Jadi, bukan
berarti Tuhan itu mau mencelakakan kita, tidak, tetapi Tuhan punya maksud dan
tujuan yang baik dan mulia, supaya di hari-hari terakhir ini, di akhir zaman
ini, kita menyelidiki segala yang tersembunyi, segala yang dimeteraikan, supaya semuanya tersingkap, itulah yang
disebut pembukaan rahasia firman Tuhan terjadi.
Di hari-hari
terakhir ini, pembukaan rahasia firman harus terjadi, maka saya tandaskan
kepada sidang jemaat supaya di dalam doa-doa kita, kita memohon supaya terjadi
pembukaan rahasia firman Allah dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita.
Kuasa dari pembukaan rahasia firman ada
tiga:
1.
Kehidupan kita disucikan.
2. Kehidupan kita dimurnikan.
3.
Kehidupan kita diuji.
Maka 3 (tiga) perkara ini memang harus kita
alami, yaitu; disucikan, dimurnikan, dan diuji.
Sekarang
kita akan melihat tiga perkara ini satu persatu..
Tentang:
DISUCIKAN.
Efesus 5:26
(5:26) untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya
dengan air dan firman,
Supaya
kehidupan kita ini benar-benar suci, maka kehidupan kita ini harus disucikan oleh air dan firman yang
limpah. Sama seperti orang yang mandi; tidak cukup dua tiga gayung untuk
menjadi bersih, tetapi harus dengan limpah air firman, sehingga dengan demikian
kita menjadi suci di hadapan Tuhan.
Perlu untuk
diketahui: Setiap orang tidak dapat menyucikan dirinya dengan kemampuannya,
dengan kecakapannya, dengan kepandaiannya, dengan hartanya, dengan kekayaannya,
dengan segala sesuatu kelebihan yang dia miliki. Kehidupan seseorang menjadi
suci karena memberi diri disucikan oleh air dan firman Allah yang limpah.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia
menunjukkan kepadaku sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta
Allah dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak
Domba,
inilah air firman yang limpah.
Adapun
sungai air kehidupan ini “jernih bagaikan Kristal”, menunjuk kepada suatu pemberitaan firman yang tidak dipalsukan.
2 Korintus
4:1-2
(4:1) Oleh
kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar
hati.
(4:2) Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.
(4:2) Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.
Di
tengah-tengah pelayanannya, Rasul Paulus menolak segala perbuatan tersembunyi
yang memalukan, yaitu tidak berlaku
licik dan tidak memalsukan firman Allah
yang disampaikannya.
Firman Allah
yang ditambahkan dan dikurangkan, itu adalah firman yang dipalsukan, itu bukan
firman yang benar dan murni.
-
Ditambahkan, artinya;
menyampaikan satu dua ayat, lalu disertai atau ditambahkan dengan cerita-cerita
isapan jempol, disertai dengan dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul,
filsafat-filsafat kosong dan cerita-cerita lainnya.
Tetapi perlu juga
saya sampaikan: Cerita isapan jempol tidak mungkin dapat menyucikan kehidupan
sidang jemaat, sekalipun kesaksian dari pada hamba Tuhan itu luar biasa, belum
tentu bisa menyucikan sidang jemaat. Kehidupan sidang jemaat hanya dapat
disucikan oleh air dan firman yang limpah.
- Dikurangkan, artinya:
Pemberitaan tentang salib diganti dengan dua hal;
1. Teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin,
harus kaya di dalam mengikuti Tuhan.
2. Tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat. Untuk kesekian
kali saya katakan: sejuta kali mujizat terjadi di hadapan kita, tetapi kalau
salib tidak ditegakkan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan itu, semuanya
tidak ada artinya, nol di hadapan Tuhan.
2 Korintus
4:3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa, (4:4) yaitu orang-orang
yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini,
sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus,
yang adalah gambaran Allah.
Rasul Paulus
menyampaikan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, disebut juga cahaya
injil tentang kemuliaan Kristus, inilah yang benar.
2 Korintus
4:5
(4:5) Sebab bukan
diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan
diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.
Rasul Paulus
berkata: “bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai
Tuhan”
Itu sebabnya
tadi saya sampaikan: Sehebat apapun kesaksian atau pengalaman hidup dari
seorang hamba Tuhan, hal itu tidak sanggup menyucikan (menguduskan) kehidupan
dari sidang jemaat, tetapi yang benar adalah kita disucikan oleh firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan, itulah cahaya injil tentang kemuliaan
Kristus, maka dengan demikian kita diselamatkan.
Beda dengan
orang yang ditentukan untuk binasa, adalah orang-orang yang tidak menikmati
pembukaan rahasia firman, tidak melihat cahaya injil tentang kemuliaan Kristus,
tidak melihat firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, tidak menikmati
pemberitaan firman Allah yang limpah.
Tetapi
supaya kita senantiasa disucikan dari hari ke hari, maka kita sangat
membutuhkan air firman yang limpah, itulah yang disebut dengan cahaya injil
tentang kemuliaan Kristus, itulah sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan
kristal.
Kristal,
berarti; transparan, luar dan dalam sama, tampil apa adanya, tidak dibuat-buat,
itu menunjuk kepada orang yang jujur, sedangkan orang jujur dipimpin oleh
ketulusan hati.
Jernih
bagaikan kristal, itulah firman yang tidak dipalsukan, tidak dicampuri dan
tidak dikotori dengan firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.
Pendeknya,
Rasul Paulus tidak menambahkan dan tidak mengurangkan firman Allah.
Tentang:
DIMURNIKAN.
1 Petrus
1:1-2
(1:1) Dari
Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di
Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, (1:2) yaitu orang-orang
yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan
oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan
darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas
kamu.
Orang-orang
yang dipilih itu dikuduskan oleh Roh Tuhan. Saat ini kita berada di dalam
kegiatan Roh, lewat ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan, tujuannya;
supaya kehidupan kita ini dikuduskan
dan disucikan oleh Roh itu sendiri.
Setelah
kehidupan kita disucikan (dikuduskan) oleh Roh, selanjutnya kita menjadi taat kepada Yesus Kristus, tidak taat
kepada yang lain-lain, tidak taat kepada harta, tidak taat kepada uang, tidak
taat kepada pekerjaan dengan aturan-aturan yang ada di sana, tidak taat kepada
menuntut ilmu dengan aturan-aturan yang ada di sana, dengan lain kata; menempatkan Kristus sebagai Kepala atas
tubuh, sebab Kepala yang menyelamatkan tubuh, tidak yang lain-lain.
Selanjutnya,
orang-orang yang dikuduskan oleh Roh itu menerima percikan darah, berarti; menanggung penderitaan yang tidak harus ia
tanggung, supaya akhirnya kehidupan kita dimurnikan.
Kalau kita
tidak taat kepada Yesus Kristus, tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala, dan
tidak mengalami percikan darah, maka sampai kapan pun orang semacam ini tidak pernah dimurnikan di hadapan Tuhan.
Oleh sebab
itu, sudah selayaknya kita mengucap syukur kepada Tuhan; lewat pembukaan
rahasia firman Tuhan, kita dimurnikan oleh Tuhan, sebagaimana dalam 1 Petrus
1:1-2, orang-orang yang dipilih itu disucikan oleh Roh Tuhan, sampai
akhirnya taat kepada Yesus Kristus, kemudian menerima percikan darah,
tujuannya; supaya kehidupan kita dimurnikan. Kehidupan seseorang dimurnikan,
karena:
-
Karena kita taat kepada Yesus Kristus.
-
Karena kita menerima percikan darah.
Kalau dua
perkara ini tidak kita alami, maka kita tidak akan menjadi suatu kehidupan yang
dimurnikan. Oleh sebab itu, saat kita dimurnikan, tidak perlu bersungut-sungut
apalagi menentang dan memberontak.
Memang unik
cara Tuhan untuk memurnikan kehidupan kita, tetapi itu adalah suatu keharusan.
1 Petrus
1:6-7
(1:6) Bergembiralah
akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh
berbagai-bagai pencobaan. (1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan
kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang
fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh
puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan
diri-Nya.
“Bergembiralah
akan hal itu”, berarti;
1.
Kalau kita taat kepada Yesus Kristus dan menempatkan
Kristus sebagai Kepala, sebagai Pemimpin, bergembiralah, karena kita tidak taat
kepada yang lain-lain. Bergembiralah karena kita tidak jadikan uang, harta,
kekayaan, usaha, pekerjaan menjadi kepala, karena itu semua tidak bisa menjamin
kehidupan kita untuk menerima keselamatan.
2.
Apabila kita menerima percikan darah, menanggung
penderitaan yang tidak harus ditanggung, bergembiralah akan hal itu. Sekali
lagi saya tandaskan: tidak perlu memberontak, bersungut-sungut, apalagi
menentang firman Allah, karena itu adalah cara Tuhan supaya kehidupan kita
dimurnikan.
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian
iman kita, sebab kemurnian iman itu jauh lebih tinggi nilainya dari emas
yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api. Kemurnian iman itu nilainya lebih
tinggi dari logam mulia, dari emas tua manapun.
1 Petrus 8-9
(1:8) Sekalipun
kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya
kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira
karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, (1:9)
karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.
Iman yang
murni akan membawa kita sampai kepada tujuan hidup, itulah keselamatan yang
kekal, hidup kekal di dalam Kerajaan Sorga. Oleh sebab itu, iman itu harus
murni, tidak boleh dicampur-campur.
Kalau iman
dicampur-campur, tidak membawa kita sampai pada keselamatan, itulah ibadah
pelayanan yang dicampur dengan pengertian manusia; menambah jumlah jiwa dengan
cara ajaran pengikut-pengikut Nikolaus, mengikuti ajaran Bileam yaitu menerima
upah, dan lain sebagainya.
Kalau
beribadah, beribadahlah sungguh-sungguh, dan kalau melayani Tuhan, layani Tuhan
dengan sungguh-sungguh, tidak dicampur dengan yang lain-lain. Kita datang bukan
untuk mencari upah uang, kita datang bukan untuk kepentingan manusia, tetapi
betul-betul kita datang beribadah dan melayani dengan iman yang murni, yang
membawa kita mencapai tujuan iman, itulah keselamatan jiwa.
Kita datang
beribadah, kita mau melayani Tuhan dengan satu tujuan supaya mendapat
pekerjaan, itu adalah iman dicampur-campur. Kalau iman dicampur-campur, nanti
ketika sesuatu hal yang sesuai dengan keinginan itu tidak tercapai, di situ
membuat hati kita murung, tidak ada sukacita, tidak ada kegembiraan, dan lain
sebagainya.
Tetapi
sekalipun kita belum pernah melihat Tuhan Yesus yang adalah Kristus Kepala
Gereja, Mempelai Pria Sorga;
-
dengan kemurnian iman, kita tetap mengasihi Dia,
- dengan
kemurnian iman, kita tetap percaya kepada Dia,
-
dengan kemurnian iman, kita tetap bergembira
sekalipun kita berduka saat di bumi ini.
Jadi,
kemurnian iman itu penting. Sekalipun kita belum pernah melihat Dia, namun kita
mengasihi-Nya, kita percaya kepada Dia, kemudian bergembira, karena sukacita
mulia yang tidak terkatakan itu menjadi bagian kita masing-masing.
Semoga hari
lepas hari kita semakin dewasa karena dimurnikan oleh pembukaan rahasia firman.
Semua penglihatan atau firman Allah yang dilihat dan didengar oleh Rasul
Yohanes; disembunyikan (dimeteraikan), bukan untuk ditulis. Hal yang senada
juga pernah Tuhan nyatakan kepada Daniel, tetapi bukan bermaksud untuk
menyakiti, mencelakakan umat-Nya. Maksud Tuhan di situ supaya kita terus
menyelidiki apa yang masih tersembunyi sampai terjadi pembukaan rahasia firman,
tujuannya tidak lain tidak bukan;
1.
Supaya kehidupan kita disucikan.
2.
Supaya kehidupan kita dimurnikan.
Tentang:
DIUJI.
1 Petrus
4:12
(4:12) Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala
api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada
sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
Rasul Petrus
menuliskan tulisannya, yaitu; supaya kita jangan heran akan nyala api siksaan
sebagai ujian, sebab judul perikop dari ayat ini pun adalah “Menderita
sebagai Kristen”
Dalam
suratan tahbisan, 2 Timotius 3: 12
dikatakan “Memang setiap orang yang mau
hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya”, maka jangan
terheran-heran akan nyala api siksaan sebagai ujian.
Yesus
sendiri sudah memberi teladan itu kepada kita, dan kita dipanggil untuk
mengikuti teladan-Nya, yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus Ia
tanggung di atas kayu salib, itulah korban pendamaian bagaikan tujuh kali
percikan di depan tabut perjanjian dan tujuh kali percikan di atas tutup
pendamaian.
1 Petrus
4:13-14
(4:13) Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat
dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita
pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. (4:14) Berbahagialah
kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu
Roh Allah ada padamu.
Nyala api
siksaan sebagai ujian itu memang harus terjadi, supaya lewat nyala api siksaan
atau ujian ini; Roh kemuliaan ada di dalam hidup kita.
Roh
kemuliaan itu belum turun selama kita belum memuliakan Tuhan, sebelum kita
mengalami nyala api siksaan sebagai ujian. Roh kemuliaan itu akan menguasai
kita ketika kita memuliakan Tuhan, lewat nyala api siksaan sebagai ujian, lewat
salib yang harus kita pikul.
Sekalipun
kita ini bawahan, sekalipun kita ini orang yang kecil dan hina di muka bumi
ini, tidak mempunyai kedudukan dan jabatan yang tinggi, asal kita betul-betul
mengalami nyala api siksaan sebagi ujian, maka Roh kemuliaan itu menguasai dia.
Sebaliknya, sekalipun dia mempunyai kedudukan, jabatan yang tinggi, harta, kekayaan
yang banyak, tetapi kalau dia tidak mengalami nyala api siksaan sebagai ujian,
maka Roh kemuliaan itu tidak menguasai kehidupannya.
Jadi, kita
harus memahami perbedaan antara kemuliaan yang dari Tuhan dan kemuliaan yang
datang dari bumi.
Sekali lagi
saya tandaskan: Jangan terheran-heran dengan nyala api siksaan sebagai ujian,
seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kita, padahal nyala api
siksaan sebagai ujian adalah sarana yang paling efektif, sarana yang sangat
menguntungkan sidang jemaat, supaya ia dipenuhi dengan Roh kemuliaan.
1 Petrus
4:14
(4:15) Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh
atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. (4:16) Tetapi,
jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu,
melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Pembunuh,
pencuri, penjahat, serta pengacau di belakangnya berdiri Iblis atau Setan,
itulah musuh, tetapi kalau kita penuh dengan Roh kemuliaan, maka musuh akan
dikalahkan, musuh akan rebah, tidak bertahan berdiri berhadapan dengan kita face to face, tidak tahan terhadap
kemuliaan Allah itu sendiri. Itu pentingnya Roh kemuliaan itu.
Saat ini
kita benar-benar diperhatikan oleh Tuhan, Tuhan mau mempermuliakan kehidupan
yang kecil dan hina ini. Memang menderita oleh nyala api siksaan sebagai ujian
adalah sarana yang tidak sesuai dengan akal pikiran, tidak masuk logika, tetapi
itu harus. Itulah tentang kehidupan yang diuji.
Pertanyaannya
sekarang: Siapakah yang akan disucikan, dimurnikan, dan diuji itu?
Daniel 12:10
(12:10) Banyak
orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan
berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang
bijaksana akan memahaminya.
Perhatikan
kalimat: “tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya”
Berarti,
yang disucikan dan dimurnikan serta diuji lewat pembukaan rahasia firman ialah
orang-orang yang bijaksana, bukan orang fasik, karena orang fasik tetap berlaku
fasik.
Jadilah suatu
kehidupan yang bijaksana; bijaksanalah mendengar firman, bijaksanalah saat
memperhatikan firman, sesuai dengan Lukas
8: 18, “perhatikanlah cara kamu
mendengar”
Daniel 12:3
(12:3) Dan orang-orang
bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun
banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk
selama-lamanya.
Orang-orang
bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala.
Maka sekali
lagi saya tandaskan: Jadilah kehidupan yang bijaksana. Saat mendengar firman, bijaksana.
Saat memperhatikan firman yang disampaikan, bijaksana.
Jangan
selalu bersungut-sungut, jangan selalu mempersalahkan firman yang disampaikan,
berlakulah bijaksana.
Tugas orang-orang bijaksana: Menuntun
banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk
selama-lamanya.
Bintang
timur menuntun orang Majus dari Timur sampai tiba di tujuan, mereka melihat
Yesus yang dilahirkan, Dialah Raja orang Yahudi. Kalau kita memberi diri
dituntun oleh bintang-bintang di cakrawala, maka kita akan dituntun sampai
kerajaan Allah.
Berlakulah
bijaksana, jadilah suatu kehidupan yang bijaksana. Jangan menganggap enteng,
jangan bermasa bodo terhadap pemberitaan firman, apalagi merasa diri pandai dan
sudah mengerti firman, itu bukan orang yang bijaksana. Tetapi orang yang
bijaksana; sungguh-sungguh mendengar dan memperhatikan firman yang disampaikan.
Orang yang
bijaksana itu bercahaya seperti bintang-bintang di cakrawala.
Bintang-bintang ->
hamba-hamba Tuhan, guru-guru kebenaran di dalam rumah Tuhan.
Tugas mereka
adalah menuntun sidang jemaat kepada kebenaran sampai tiba di dalam Kerajaan
Allah, bertemu dengan Raja di dalam Kerajaan Allah.
Kalau kita
perhatikan Wahyu 1: 16, “di tangan
kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang”, maka seorang hamba Tuhan harus
menjadi tangan kanan Tuhan, harus menjadi guru-guru di dalam kebenaran di dalam
rumah Tuhan, menjadi contoh teladan, menuntun sidang jemaat di dalam kebenaran
untuk membawa sidang jemaat sampai kepada tujuan yang abadi.
Filipi
2:12-15
(2:12) Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu
tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti
waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (2:13)
karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan
menurut kerelaan-Nya. (2:14) Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak
bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, (2:15) supaya kamu tiada beraib
dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah
angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu
bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,
Orang-orang
yang bijaksana sama seperti bintang-bintang yang bercahaya di tengah-tengah
angkatan yang bengkok hatinya dan di tengah-tengah yang sesat hatinya.
Ada dua hal yang harus diperhatikan untuk
menjadi bintang-bintang yang bercahaya, untuk menjadi orang yang bijaksana.
Yang
Pertama: TAAT.
Berarti;
taat kepada kebenaran, taat kepada kehendak Allah, tidak taat kepada aturan
dunia.
Saat kita
taat kepada kehendak Allah seringkali bertentangan dengan aturan-aturan dunia
ini, tetapi kita harus taat kepada Kristus Kepala, taat kepada kehendak Allah,
tidak taat kepada aturan-aturan yang ada di dunia ini.
Tanda
kehidupan yang taat kepada Tuhan adalah mengerjakan keselamatan itu dengan
takut dan gentar.
Kalau kita
takut dan gentar kepada Tuhan, kita abaikan aturan-aturan yang ada di dunia
ini, kita tidak takut dengan aturan-aturan dunia, seperti apapun aturan yang
ada di dunia ini, kita tidak peduli apapun resikonya. Di dunia ini ada banyak
aturan, tetapi orang yang taat kepada Tuhan, ia akan mengerjakan keselamatan
itu dengan takut dan gentar kepada Tuhan.
Ketika kita
taat kepada Tuhan, taatlah dengan sungguh-sungguh tanpa disertai dengan
perasaan manusia daging, persis seperti imam-imam yang mengangkut Tabut
Perjanjian, yang memang orang Lewi. Mengapa Tuhan memilih orang Lewi? Karena
orang Lewi ini menyandang pedang, lalu selanjutnya membunuh orang-orang;
teman-temannya, sesamanya, tetangganya yang hidup menurut daging.
Ada dua hal yang harus diperhatikan untuk
menjadi bintang-bintang yang bercahaya, untuk menjadi orang yang bijaksana.
Yang Kedua: Mempunyai kemauan maupun
pekerjaan yang dari Tuhan.
Kita
beribadah dan melayani Tuhan karena kita mempunyai kemauan, tetapi bukan
kemauan yang dari manusia, bukan kemauan karena memiliki pengertian manusia.
Kita mau beribadah dan melayani karena kita mempunyai kemauan yang dari Tuhan.
Jadi, kita
mengerjakan ibadah dan pelayanan ini karena kita mempunyai kemauan yang dari
Tuhan. Jangan kita melayani karena ada maunya, jangan melayani karena ada
kepentingan manusia, tetapi kita beribadah dan melayani karena kemauan Tuhan.
Tanda
seseorang melayani pekerjaan Tuhan karena kemauan yang dari Tuhan adalah
melakukan segala sesuatu (kegiatan-kegiatan Roh) dengan tidak bersungut-sungut
dan dengan tidak berbantah-bantah.
Kalau ada
seorang imam melayani tetapi disertai dengan bersungut-sungut, berarti ia
melayani karena kemauannya, berarti ia
melayani karena kepentingannya.
Kalau kita
melayani Tuhan dengan dasar kerelaan dan kemauan yang dari Tuhan, maka kita
akan melayani Tuhan dengan tidak bersungut-sungut, dengan tidak
berbantah-bantah, sampai akhirnya kita menjadi orang yang bijaksana, sama
seperti bintang-bintang di cakrawala, yang tugasnya; menuntun banyak orang
kepada kebenaran.
Inilah
orang-orang yang menghargai pembukaan rahasia firman. Inilah orang-orang yang
mau disucikan dan dimurnikan dan diuji sampai menjadi suatu kehidupan yang
bijaksana yang digambarkan seperti bintang-bintang di cakrawala.
Dampak
negatif apabila tidak menghargai pembukaan rahasia firman.
Daniel 12:10
(12:10) Banyak
orang akan disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan
berlaku fasik; tidak seorang pun dari orang fasik itu akan memahaminya,
tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya.
Orang-orang
fasik berlaku fasik, berarti; tidak memahami dan tidak peduli dengan pembukaan
rahasia firman, dia hanya peduli dengan perbuatan-perbuatannya yang fasik, dia
hanya peduli dengan kesukaan hatinya.
Kalau dia
bukan orang fasik, dia akan menghargai, menjunjung tinggi, menghormati
setinggi-tingginya pembukaan rahasia firman lebih dari yang ada di atas muka
bumi ini.
Hal ini
tidak bisa kita pungkiri, dan janganlah kita marah terhadap kebenaran firman.
Lebih terang
lagi di sini dituliskan oleh nabi Hosea.
Hosea 4:6
(4:6) Umat-Ku
binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah
yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena
engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.
Nabi Hosea
mengatakan: “Umat-Ku binasa karena tidak
mengenal Allah”, secara rinci; menolak pembukaan rahasia firman Allah, maka
dia tidak pantas untuk menjadi seorang imam, dia tidak pantas menikmati
berkat-berkat sampai kepada anak cucu.
Untuk
menyeberangi laut Teberau, bangsa Israel dipimpin oleh tongkat Musa.
-
Tongkat itu pernah berubah menjadi ular di hadapan
Firaun, berarti; terjadi mujizat.
-
Dan tongkat yang sama inilah yang menuntun dan membelah
laut Terberau.
Tetapi
kenyataannya, mayat-mayat dari pada bangsa Israel bergelimpangan di padang
gurun, tidak ada yang sampai ke tanah perjanjian, kecuali Kaleb dan Yosua.
Maka untuk
menyeberang sungai Yordan yang menuntun bangsa Israel ialah Tabut Perjanjian;
Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
Resiko menolak pembukaan rahasia firman:
1.
Tidak layak menjadi seorang
imam.
2.
Anak-anaknya tidak menikmati
berkat dari sorga, mayat bergelimpangan.
Tetapi puji
Tuhan, lewat Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, bangsa Israel
dipimpin untuk menyeberangi sungai Yordan, dan akhirnya tiba di tanah
perjanjian.
Maka,
selekasnya kita memperhatikan firman ini, berarti selekasnya melupakan segala
yang di belakang. Untuk menikmati pembukaan rahasia firman, memang tidak boleh
disertai dengan perasaan manusia daging.
Tetapi orang
yang fasik, mereka itu berlaku fasik, tidak peduli dengan pembukaan rahasia
firman, mereka hanya peduli dengan kesukaan sesaat, maka Hosea pun memberi
nubuatan tentang perkara itu, “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah”,
karena menolak pembukaan rahasia firman. Hal ini harus kita beri perhatian
khusus, supaya tidak berlaku fasik lagi.
Yehezkiel
12:27-28
(12:27) "Hai
anak manusia, lihatlah, kaum Israel berkata: Penglihatan yang dilihatnya itu,
harinya masih jauh, nubuatan yang diucapkannya, waktunya masih lama. (12:28)
Oleh karena itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak
satu pun dari firman-Ku akan ditunda-tunda. Apa yang Kufirmankan
akan terjadi, demikianlah firman Tuhan ALLAH."
Bangsa
Israel berlaku fasik di hadapan Tuhan, mereka tidak tanggap dengan pembukaan rahasia
firman Tuhan, mereka menunda-nunda pembukaan rahasia firman, mereka tidak
segera melakukan apa yang mereka dengar, mereka menunda-nunda untuk
melakukannya, karena mereka berlaku fasik.
Tetapi perlu
untuk diketahui: Tidak satupun dari firman Tuhan akan ditunda-tunda. Apa yang
difirmankan oleh Tuhan akan terjadi, demikianlah firman Allah.
Kedatangan
Tuhan sudah tidak lama lagi, jangan lagi kita berlaku fasik dan berkata: Kedatangan Tuhan masih lama. Jangan kita
berlaku fasik dan bersikap menunda-nunda untuk mempraktekkan firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan. Ingat, Firman Tuhan tidak ditunda-tunda, akan segera
terlaksana, maka sekaranglah waktunya bagi kita untuk lebih lagi menghargai
pembukaan rahasia firman.
-
Tuhan mengatakan kepada Rasul Yohanes, bahwa; ketujuh
bunyi guruh itu dimeteraikan, bukan untuk ditulis.
-
Juga Tuhan pernah berkata kepada Daniel, bahwa; firman
Allah (penglihatan) yang didapat oleh Daniel harus disembunyikan
(dimeteraikan).
Tujuannya;
supaya kita sungguh-sungguh menyelidikinya, sehingga dengan demikian terjadilah
pembukaan rahasia firman. Tetapi orang fasik tetap berlaku fasik, tidak
menghargai pembukaan rahasia firman Allah.
Yehezkiel
12:9-10
(12:9) "Hai
anak manusia, bukankah ditanya oleh kaum Israel, kaum pemberontak itu kepadamu:
Apakah yang kaulakukan ini? (12:10) Katakanlah kepada mereka:
beginilah firman Tuhan ALLAH: Ucapan ilahi ini mengenai raja di Yerusalem dan
seluruh kaum Israel yang tinggal di sana.
Di sini kita
perhatikan: “Hai anak manusia, bukankah ditanya oleh kaum Israel, kaum
pemberontak itu kepadamu: Apakah yang kaulakukan ini?”
Jadi, oleh
karena bangsa Israel berlaku fasik, apapun yang dilakukan oleh nabi Daniel,
bagi mereka tidak ada artinya. Seindah apapun pembukaan rahasia firman, tidak
ada artinya bagi orang fasik. Sekalipun lewat pembukaan rahasia firman ada
suatu janji yang indah dinyatakan, yaitu janji keselamatan, tetapi bagi orang
fasik itu tidak berarti.
Yesaya
29:11-12
(29:11) Maka bagimu
penglihatan dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termeterai, apabila
itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan:
"Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat,
sebab kitab itu termeterai"; (29:12) dan apabila
kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan
mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku
tidak dapat membaca."
Baik yang
dapat membaca maupun yang tidak dapat membaca, tidak dapat melihat pembukaan
rahasia firman.
Baik orang
Yahudi, baik orang kafir, kalau ia berlaku fasik; tidak pernah menghargai
pembukaan rahasia firman.
Pertanyaan
besar: Mengapa bisa seperti itu?
Mari kita
perhatikan ayat 9-10.
Yesaya
29:9-10
(29:9)
Tercengang-cenganglah, penuh keheranan, biarlah matamu tertutup, buta
semata-mata! Jadilah mabuk, tetapi bukan karena anggur, jadilah pusing, tetapi
bukan karena arak! (29:10) Sebab TUHAN telah membuat kamu tidur nyenyak;
matamu -- yakni para nabi -- telah dipejamkan-Nya dan mukamu --
yaitu para pelihat -- telah ditudungi-Nya.
Bangsa ini
menjadi bangsa yang buta, mengapa? Karena mata bangsa itu, yakni para nabi,
sudah dipejamkan, sudah buta rohani. Kemudian, muka mereka, yaitu para
penglihat, para hamba-hamba Tuhan, telah ditudunginya, sama seperti buta. Jadi,
baik nabi, baik pelihat-pelihat sudah buta, dan akhirnya bangsa itu menjadi
buta.
Sehingga
tadi kita sudah melihat; yang dapat membaca, juga yang tidak dapat membaca,
sama-sama tidak dapat melihat pembukaan rahasia firman, karena nabi dan
pelihatnya sudah buta, maka bangsa itu pun buta.
Tetapi bagi
kita, saya tandaskan; biarlah kita terus berdoa supaya Tuhan terus membukakan
rahasia firman-Nya, supaya kehidupan sidang jemaat tidak menjadi kehidupan yang
buta, melainkan kehidupan yang terus menikmati pembukaan rahasia firman, sampai
kita betul-betul melihat keadaan sorga seutuhnya kelak.
Nabi tidak
boleh buta, pelihat juga tidak boleh buta, supaya kehidupan kita tidak menjadi
buta rohani. Kalau hamba Tuhan hanya berbicara soal kesaksian hidup sepertinya
hebat-hebat, itu tidak cukup untuk menyelamatkan kehidupan sidang jemaat.
Yang tidak
menghargai pembukaan rahasia firman Allah adalah orang fasik, ia tetap berlaku
fasik.
-
Mereka mabuk bukan karena anggur, berarti hidup menurut
hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat.
-
Mereka pusing bukan karena ara, berarti mereka pusing
dengan perkara lahiriah.
Di situlah
letaknya sehingga mereka tetap berlaku fasik.
Tuhan baik
kepada kita, Dia memberi pengertian-pengertian kepada kita.
Kaitannya
dengan Wahyu 5:7-8, Anak Domba Allah telah disembelih, sehingga Dia
layak untuk membuka gulungan kitab, terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan.
Tetapi di
sini kita melihat; bangsa yang buta ini tetap berlaku fasik. Orang fasik tetap
berlaku fasik, tidak menjunjung tinggi korban Kristus.
Salomo
memiliki hikmat dari sorga, juga Rasul Paulus berkata kepada sidang jemaat di
Korintus, bahwa; pemberitaan firman tentang salib adalah hikmat Allah. Jadi,
lewat korban Kristus inilah kita boleh menikmati hikmat Allah, menikmati
pembukaan rahasia firman, tetapi bangsa yang buta tetap berlaku fasik, sehingga
mereka menjadi bangsa yang buta.
Daniel 10:14
(10:14) Lalu aku
datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari
yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu."
Apa tandanya
bahwa sekarang ini adalah hari yang terakhir? Hari ini terjadi pembukaan
rahasia firman Allah, itu tanda bahwa hari ini betul-betul adalah hari-hari
terakhir.
Saat ini
kita dengan sungguh-sungguh menyelidiki, meneliti segala hukum-hukum yang sudah
ditulis oleh nabi Daniel supaya sampai akhirnya terjadi pembukaan rahasia,
selanjutnya kehidupan kita ini menjadi bijaksana.
Kehidupan
yang bijaksana adalah kehidupan yang sudah disucikan, sudah dimurnikan, dan
sudah melalui nyala api siksaan sebagai ujian, sehingga dia layak menjadi
bintang-bintang yang bercahaya di cakrawala untuk menuntun banyak orang kepada
kebenaran, seperti orang-orang Majus dituntun sampai menghadap Raja orang
Yahudi yang baru dilahirkan itu.
Biarlah
kiranya firman ini melahirkan kehidupan kita, kita dilahirkan oleh pembukaan
rahasia firman sampai kita menemukan Raja di atas segala raja.
Memang tujuh
bunyi guruh itu harus dimeteraikan, bukan untuk ditulis, tetapi bukan berarti
Tuhan mau mencelakakan kita. Tuhan mau ajar, Tuhan mau didik kita untuk terus
menyelidiki dan menyelidiki, sehingga terjadilah pembukaan rahasia firman
Allah.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt.
Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment