KITAB
KOLOSE
(Seri:
51)
Subtema:
RASUL PAULUS MENGASUH & MERAWAT TIGA ANAK ROHANI
Shalom.
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita pribadi
lepas pribadi, tua muda, laki-laki perempuan, seberapa saja yang hadir malam
ini. Biarlah kiranya Tuhan memberkati kita lewat pembukaan firman-Nya untuk
sekaligus membawa kehidupan kita sebentar sujud menyembah Allah yang hidup,
Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video
internet Youtube, Facebook, di mana pun anda berada, kiranya Tuhan memberkati
kita sekaliannya.
Sebab
itu kita berdoa dengan rendah hati, memohon kemurahan Tuhan supaya Tuhan
kiranya membukakan firman-Nya untuk memberkati kita sekaliannya.
Segera
saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari
surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di KOLOSE.
Kolose
3:4
(3:4)
Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun
akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Kalimat
yang harus kita perhatikan dari ayat ini adalah: “Apabila kristus yang
adalah hidup kita”
Singkatnya;
Kristus adalah hidup kita, hidup
semua orang.
Jadi,
kita hidup bukan karena kita mempunyai harta, kekayaan, uang yang banyak, atau
usaha, pekerjaan, bisnis, bahkan karena memiliki gelar yang tinggi, tetapi kita
hidup oleh karena Kristus. Kristuslah hidup kita.
Efesus
1:22-23
(1:22)
Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia
telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23)
Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi
semua dan segala sesuatu.
Kristus
telah diberikan kepada jemaat sebagai Kepala, sedangkan jemaat adalah
tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Kita
berdoa; supaya ibadah, pelayanan, nikah, dan rumah tangga kita dipenuhi dengan
kemuliaan Allah, supaya kita boleh merasakan suasana sorga hadir di bumi ini.
Dalam hal ini kita patut beryukur karena Kristus yang menjadi Kepala, bukan
yang lain-lain.
Bisa
dibayangkan jika serigala dan burung yang menjadi kepala atas tubuh, maka tubuh
Kristus akan mengalami penderitaan hebat, tubuh Kristus akan mengalami
kesusahan yang hebat. Sebab itu sekali lagi saya tandaskan; kita patut
bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan telah memberikan Kristus sebagai kepala
atas tubuh-Nya.
1.
Serigala,
menunjuk roh-roh jahat di udara,
dengan segala tipu dayanya.
Pekerjaan dari serigala adalah menerkam dan mencerai-beraikan
kawanan domba (Yohanes 10), sehingga domba-domba menjadi liar, tidak
terkendali, tidak tergembala, dengan lain kata tidak dengar-dengaran lagi.
2.
Burung, menunjuk kepada roh najis.
Pekerjaan dari roh najis ialah menghambat terbentuknya tubuh
Kristus. Pendeknya, merusak nikah yang suci sehingga hubungan kita dengan Allah
terputus, akibatnya; kita banyak kali menyangkali Tuhan, menyangkali hati
nurani sendiri.
Efesus
5:22-23
(5:22)
Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (5:23) karena
suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala
jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh
Kristus
adalah kepala jemaat, Dialah yang menyelamatkan tubuh, yaitu sidang jemaat,
saya dan saudara.
Sehebat-hebatnya
manusia, sepintar-pintarnya manusia, sekaya-kayanya manusia, tubuh (sidang
jemaat) tidak dapat menyelamatkan dirinya dengan segala sesuatu yang dia
miliki, tetapi Kristuslah yang menyelamatkan tubuh, yaitu sidang jemaat.
Efesus
5:24
(5:24)
Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah
isteri kepada suami dalam segala sesuatu.
Karena
Kristus adalah penyelamat tubuh, maka kedudukan dari sidang jemaat, sebagai
tubuh, sudah seharusnya berada di dalam tanda
ketundukannya kepada Kristus, sebagai Kepala.
Galatia
2:6
(2:6)
Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu — bagaimana kedudukan mereka
dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka —
bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang
lain kepadaku.
Kedudukan
sebagai orang yang terpandang tidaklah terlalu penting bagi Rasul Paulus,
karena dia sangat menyadari betul, bahwa; Allah
tidak memandang muka, Allah tidak melihat latar belakang kita untuk datang
kepada Dia.
Tubuh
Kristus terdiri dari banyak anggota; ada yang miskin, ada yang kaya, ada yang
terpandang, ada juga yang tidak terpandang. Pada dasarnya, semuanya itu tidak
terlalu penting untuk dibahas, yang terpenting adalah kedudukan dari sidang
jemaat itu harus berada dalam tanda ketundukannya
kepada Kristus; sebagai Kepala.
Efesus 5:29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya,
sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya
dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya
jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus
mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi
isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang
membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya,
sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Kristus
telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat.
Pendeknya,
kasih Kristus itu ditandai dengan pengorbanan.
Bukti bahwa Kristus adalah
penyelamat tubuh.
YANG PERTAMA:
“Sidang jemaat dikuduskan dan dimandikan dengan air dan firman” (ayat
25-26).
Hal
yang pertama ini telah saya sampaikan pada minggu-minggu yang lalu, kiranya
firman ini termeterai dalam kehidupan kita.
Bukti bahwa Kristus adalah
penyelamat tubuh.
YANG KEDUA: “Kristus mengasuh dan merawati sidang jemaat, sebagai
tubuh-Nya”
(ayat 28-29).
Berkaitan
dengan mengasuh dan merawati, lebih rinci kita melihat di dalam 1 Tesalonika 2:
7
1
Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami
berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati
anaknya.
Tugas
dari Rasul Paulus kepada sidang jemaat sama seperti seorang ibu, yaitu; “mengasuh” dan “merawati” anaknya.
Ibu menunjuk seorang gembala sidang. Tugas gembala:
mengasuh dan merawati sidang jemaat, sebagai
anak-anak rohani.
Hal
ini dapat kita pahami dari 14 (empat belas) surat yang ditulis oleh Rasul
Paulus, dan semua itu terdapat pada Perjanjian Baru.
Kalau
kita berbicara tentang 14 (empat belas) surat, itu persis seperti nubuatan
Yusuf ketika dia berada di Mesir.
Yusuf
telah menubuatkan empat belas tahun;
-
Tujuh tahun yang pertama, itulah kelimpahan
firman
-
Tujuh tahun yang kedua, itulah kelaparan
yang hebat.
Tetapi
dengan hadirnya Yusuf di Mesir, ia mengasuh dan merawati kehidupan orang-orang
di Mesir, itu dalam PERJANJIAN LAMA.
Dalam
PERJANJIAN BARU, Rasul Paulus tampil sebagai ibu yang mengasuh dan merawati
sidang jemaat, itu bisa dilihat dari jumlah surat yang dia tulis dalam
Perjanjian Baru. Penjanjian Baru terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) kitab, di
antaranya ada 14 (empat belas) surat yang dikirim oleh Rasul Paulus, yaitu;
kepada sidang jemaat, kepada perorangan, dan kepada orang Ibrani.
Demikian
juga kalau kita perhatikan silsilah
dari pada Yesus Kristus, dalam Matius 1:1-2, 17, di situ terdapat
tiga kali angka empat belas
-
Empat belas yang pertama; dari Abraham
sampai kepada Daud,
- Empat
belas yang kedua; dari Daud sampai ke pembuangan,
-
Empat belas yang ketiga; dari pembungan
sampai Yesus lahir.
Artinya,
sampai hari ini, Tuhan masih mengasuh dan merawati tubuh, jiwa, roh kita, lewat
penggembalaan ini.
Adapun
empat belas surat yang ditulis oleh rasul Paulus antara lain kepada:
I.
TUJUH SIDANG JEMAAT YANG ADA DI ASIA KECIL, antara
lain;
1. Jemaat di Roma;
1 (satu) surat.
2. Jemaat di Korintus;
2 (dua) surat.
3. Jemaat di
Galatia; 1 (satu) surat.
4. Jemaat di Efesus;
1 (satu) surat.
5. Jemaat di
Filipi; 1 (satu) surat.
6. Jemaat di Kolose;
1 (satu) surat.
7. Jemaat di Tesalonika;
2 (dua) surat
Jadi,
Rasul Paulus mengasuh dan merawati tujuh sidang jemaat di Asia Kecil.
II.
TIGA ORANG ANAK ROHANI, yaitu
1. Timotius; 2 (dua)
surat.
2. Titus; 1 (satu)
surat.
3. Filemon; 1 (satu)
surat.
Jadi,
Rasul Paulus sebagai bapa rohani mengasuh tiga anak rohani yaitu; Timotius,
Titus, dan Filemon.
III.
SECARA KHUSUS KEPADA ORANG IBRANI; 1 (satu) surat.
Setelah
pada minggu yang lalu kita sudah melihat surat yang dikirim oleh Rasul Paulus
kepada tujuh sidang jemaat, sekarang kita akan melihat surat yang dikirim oleh
Rasul Paulus kepada tiga orang anak rohani, dan seluruhnya akan dikaitkan
dengan pola Tabernakel.
Surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada
tiga orang anak rohaninya, dikaitkan dengan pola Tabernakel.
YANG
PERTAMA: Surat untuk TIMOTIUS
(yang pertama dan yang kedua).
Dalam
susunan Tabernakel, terkena pada TAHBISAN IMAM BESAR dan IMAM-IMAM. Ditahbiskan, artinya;
1.
Dijadikan suci.
2. Diangkat.
3.
Membaktikan diri.
Keluaran
29:1-2
(29:1)
"Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka,
supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan
muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela, (29:2)
roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang
diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi
dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.
Untuk
tahbisan imam besar dan imam-imam, Tuhan menentukan dan menuntut 3 (tiga)
korban binatang dan 3 (tiga) ketul roti.
Tiga korban binatang, antara
lain:
1.
Satu ekor domba jantan muda,
menunjuk kepada korban pendamaian.
Kita di utus untuk membawa berita pendamaian di mana pun kita
berada. Kedudukan dari imam-imam ada di antara Allah dengan orang berdosa.
Yang disebut imam-imam, yakni; pemimpin pujian, pembaca firman,
singer, pemain musik, kolektan, multimedia, infokus, bendahara, sekretaris,
termasuk zangkoor, kedudukannya: ada di antara Allah dan orang berdosa,
untuk memperdamaikan dosa manusia kepada Allah.
Berarti, untuk memperdamaikan dosa manusia, kitalah yang menjadi
korban, tidak mengorbankan orang lain, dan tidak memanfaatkan kelemahan orang
lain, itu imam. Jangan berharap kepada sesuatu yang tidak baik, jangan berharap
kepada sesuatu yang tidak suci, jangan berharap pada sesuatu yang najis di
dalam melayani Tuhan.
Rela jadi korban, itulah korban pendamaian.
2.
Domba jantan pertama, itu
berbicara tentang penyerahan Yesus
Kristus, sebagai Imam Besar, untuk taat kepada kehendak Allah.
Kita menyerah untuk
taat kepada Allah, itu tanda penyerahan dari seorang imam, bukan
taat lagi kepada kehendak sendiri. Inilah yang Tuhan tuntut dan Tuhan tentukan
dari seorang imam besar dan imam-imam.
3.
Domba jantan yang kedua, itu
berbicara tentang tahbisan,
berarti kita harus benar-benar menjaga diri di dalam kesucian.
Ditahbiskan, berarti; diangkat, kemudian disucikan, dan
membaktikan diri kepada Tuhan.
Inilah
yang Tuhan tuntut dan tentukan dari seorang imam.
Tiga ketul roti, antara
lain:
1.
Roti tidak beragi.
2. Roti
bundar yang tidak beragi yang diolah dengan minyak.
3.
Roti tipis tidak beragi yang
diolesi dengan minyak.
Jadi,
tiga ketul roti ini semuanya roti yang tidak beragi. Seorang hamba Tuhan di
dalam melayani mezbah Tuhan harus lepas dari ragi.
Ragi
secara umum, itulah kejahatan dan keburukan, tetapi ragi secara khusus ada
tiga:
1.
Ragi
Farisi, itulah kemunafikan;
di luar tidak sesuai dengan di dalam.
2. Ragi Saduki,
artinya; tidak percaya adanya
kebangkitan, sehingga yang ada dalam pemikiran mereka hanyalah kawin dan
mengawinkan, akibatnya; dikuasai oleh dosa kenajisan.
3.
Ragi
Herodes, yaitu; membunuh. Membenci sesama setara
dengan dosa membunuh.
Inilah
ragi yang tidak boleh menguasai seorang hamba Tuhan. Inilah yang dituntut oleh
Tuhan dan ditentukan oleh Tuhan bagi seorang imam.
Kalau
mau melayani Tuhan, ayo, persembahkan apa yang dituntut dan yang ditentukan
Tuhan dari kita. Kalau tidak, berhenti dulu melayani Tuhan. Tidak dipaksa
melayani Tuhan.
Saya
tambahkan sedikit lagi;
Keluaran 29:
2, 23-25
(29:2)
roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang
diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi
dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya
itu.
(29:23) kauambillah juga satu keping roti, satu
roti bundar yang berminyak dan satu roti tipis dari dalam bakul berisi roti
yang tidak beragi, yang ada di hadapan TUHAN. (29:24) Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas
telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan haruslah
kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan unjukan di hadapan TUHAN.
(29:25) Kemudian haruslah kauambil semuanya dari
tangan mereka dan kaubakar di atas mezbah, yaitu di atas korban bakaran,
sebagai persembahan yang harum di hadapan TUHAN; itulah suatu korban api-apian
bagi TUHAN.
Melayani
Tuhan tanpa ragi, itulah korban api-apian, korban yang menyenangkan bagi Tuhan.
Tiga
ketul roti yang tidak beragi itu ditaruh di tangan seorang imam, lalu roti yang
ada di tangan imam (sebagai unjukan di hadapan Tuhan) harus dilemparkan ke atas
Mezbah Korban Bakaran. Mezbah, menunjuk kepada pelayanan.
Maka
seorang hamba Tuhan juga harus menyampaikan firman Tuhan yang benar, murni,
tidak beragi. Kalau hamba Tuhan itu melayani, menyampaikan firman disertai
dengan ragi-ragi, maka sidang jemaat juga penuh dengan ragi, itu tidak bisa
dipungkiri.
“dari
tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu”
Gandum
yang terbaik itu diolah, dilumat, lalu ditusuk. Seorang hamba Tuhan melayani
Tuhan dengan membawa tiga ketul roti yang semuanya tidak beragi, harus melalui proses sengsara, seperti
Yesus telah mengalami penusukan di lambung-Nya.
Inilah
yang dituntut dan ditentukan oleh Tuhan dari seorang imam.
Suratan
Timotius adalah suratan tahbisan. Sekarang kita akan melihat; ciri penulisan
suratan Timotius.
1
Timotius 3:2-4
(3:2)
Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari
satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan,
cakap mengajar orang, (3:3) bukan peminum, bukan pemarah melainkan
peramah, pendamai, bukan hamba uang,(3:4) seorang kepala keluarga yang
baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.
Syarat-syarat bagi penilik jemaat
ada 14 (empat belas), yaitu:
1.
Tidak bercacat.
2. Suami
dari satu istri.
3. Dapat
menahan diri.
4. Bijaksana.
5. Sopan.
6. Suka
memberi tumpangan.
7. Cakap
mengajar orang.
8. Tidak
peminum.
9. Bukan
pemarah, melainkan peramah.
10. Pendamai.
11. Bukan
hamba uang.
12. Seorang
kepala keluarga yang baik.
13. Disegani.
14.
Dihormati oleh anak-anaknya.
1
Timotius 3:8-10
(3:8)
Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan
bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah, (3:9)
melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci. (3:10)
Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah
ternyata mereka tak bercacat.
Syarat bagi seorang diaken, antara
lain:
1.
Terhormat.
2. Jangan
bercabang lidah, berarti; jangan mengucapkan saksi dusta, jangan terlalu banyak
berbicara.
3. Jangan
penggemar anggur, artinya; tidak boleh hidup dalam hawa nafsu dan keinginan
daging yang jahat, tidak boleh mempertahankan hidup manusiawi.
4. Jangan
serakah, berarti; melayani tidak boleh cinta uang, tamak, loba.
5.
Orang yang memelihara rahasia
iman dalam hati nurani yang suci, berarti; dapat menyimpan rahasia, itulah
kekurangan-kekurangan yang ada di dalam penggembalaan itu. Jangan mengumbar
rahasia-rahasia yang akhirnya menimbulkan perpecahan di dalam penggembalaan
itu.
Ini
dituntut Tuhan dari seorang imam besar dan imam-imam maupun diaken.
Surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada
tiga orang anak rohaninya, dikaitkan dengan pola Tabernakel.
YANG KEDUA:
Surat untuk TITUS.
Dalam
pola Tabernakel terkena pada TAHBISAN
IMAM BESAR dan IMAM-IMAM.
Imam
besar harus memperdamaikan dosanya dan dosa umatnya sekali setahun, dengan
membawa darah lembu jantan dan darah korban penghapus dosa sampai ke Ruangan
Maha Suci, lalu terjadi tujuh kali percikan darah di depan Tabut Perjanjian dan
tujuh kali percikan darah di atas tutup pendamaian. Itu sebabnya posisi imam
besar berada di dalam Ruangan Maha Suci.
Sedangkan
imam-imam, dia hanya berada di Rungan Suci saja; melayani mezbah korban bakaran
dan segala sesuatu peralatan yang ada di dalam Ruangan Suci.
Titus
2:9
(2:9)
Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan
kepada mereka, jangan membantah,
Bagian
dari tahbisan imam-imam ialah memiliki tabiat yang benar, yaitu taat kepada tuannya dalam segala hal.
Yesus
Kristus adalah Tuan dari hamba-hamba Tuhan. Biarlah kita taat kepada Dia dalam
segala sesuatu, bukan hanya pada sebagian hal, tetapi dalam segala sesuatu.
Praktek
taat kepada tuannya dalam segala hal, yaitu:
1. Jangan
membantah. Membantah itu sama dengan memberontak, dan orang yang
memberontak, berarti; dikuasai oleh roh pendurhakaan.
2. Jangan
curang, berarti; adil dan benar.
Sebaliknya,
seorang imam harus:
1.
Tulus, menunjuk orang yang jujur dan
dapat dipercaya, sebab orang yang jujur dipimpin oleh ketulusan hatinya.
2.
Setia,
menunjuk orang yang bertanggung jawab dengan tugas-tugas pelayanan, dengan
tanggung jawab yang ditaruh oleh Tuhan di atas pundak kita masing-masing.
Seorang
imam harus memperhatikan tahbisan ini, supaya dia juga boleh merasakan bahwa
Tuhan mengasuh dan merawati tubuh, jiwa, dan rohnya, lewat kegiatan roh di
tengah ibadah pelayanan dalam penggembalaan yang Tuhan percayakan ini.
Surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada
tiga orang anak rohaninya, dikaitkan dengan pola Tabernakel.
YANG KETIGA:
Surat untuk FILEMON.
Dalam
susunan Tabernakel terkena pada PAPAN-PAPAN
JENANG dan PALANG-PALANGNYA,
ini berbicara tentang persekutuan di
dalam tubuh Kristus dan diikat oleh kasih Kristus yang sempurna.
-
Papan jenang,
itulah kesatuan dari tubuh Kristus.
-
Palang-palangnya,
itulah kasih Kristus, sebagai
pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan gereja Tuhan.
Di
Minggu yang akan datang kita akan melihat hal ini kembali, itulah surat yang
dikirm oleh Rasul Paulus kepada Filemon.
Ada
tiga anak rohani, yaitu: Timotius 2 (dua) surat, Titus 1 (satu)
surat, dan Filemon 1 (satu) surat. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment