IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 29 JUNI 2019
STUDY YUSUF
(Seri: 161)
Subtema: MENJADI IMAMAT RAJANI.
Shalom.
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia, kiranya memenuhi kehidupan kita
masing-masing.
Dan saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di manapun anda
berada, Tuhan kiranya memberkati kita.
Kita berdoa,
kita memohon supaya kiranya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita malam ini.
Mari kita
segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja, yaitu
tentang STUDY YUSUF.
Kejadian 41:
50-52
(41:50) Sebelum datang tahun kelaparan itu,
lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak
Potifera, imam di On. (41:51) Yusuf
memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya:
"Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku
dan kepada rumah bapaku." (41:52)
Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah
membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum
datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki;
- Yang sulung
bernama Manasye.
-
Sedangkan anak yang kedua bernama Efraim.
Selanjutnya,
kita akan memperhatikan arti rohani kedua nama anak laki-laki Yusuf tersebut,
dimulai dari yang sulung, yakni Manasye.
MANASYE, artinya;
Allah telah membuat Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yaitu:
1. Yusuf lupa
kepada kesukarannya.
2.
Yusuf lupa kepada rumah bapanya.
Tentang: YUSUF LUPA KEPADA
KESUKARANNYA.
Adapun
kesukaran Yusuf dibagi atas tiga fase.
- Fase yang
pertama: “Ketika Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya”
(Kejadian 37).
- Fase yang
kedua: “Ketika Yusuf tinggal di rumah Potifar” (Kejadian 39).
-
Fase yang ketiga: “Ketika Yusuf berada di dalam
penjara” (Kejadian 40).
Mari kita
memperhatikan FASE YANG KEDUA: KETIKA
YUSUF TINGGAL DI RUMAH POTIFAR.
Kejadian 39:
1-2
(39:1) Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar,
seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia
dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ. (39:2) Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang
yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya,
orang Mesir itu.
“maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang
Mesir itu”
Kalimat ini
menunjukkan, bahwa; Yusuf menjadi hamba di rumah Potifar, sebab Potifar telah
membeli Yusuf dari tangan orang Ismael. Pendeknya: Yusuf menjadi hamba dari
Potifar.
Yesus adalah
Tuan dari semua hamba-hamba Tuhan.
Wahyu 5:
9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru
katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu
Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa
dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan
Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam
bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Yesus, Anak
Allah, telah disembelih, mati di atas kayu salib dan dengan darah-Nya, Ia telah
membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa,
selanjutnya membuat mereka menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi
Allah kita.
Berbicara
tentang kerajaan imam (imamat rajani), menunjuk; orang-orang yang melayani
Tuhan, itulah hamba-hamba Tuhan.
Lebih rinci
kita lihat dalam Keluaran 19.
Keluaran 19:
1-4
(19:1) Pada bulan ketiga setelah orang Israel
keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu
juga. (19:2) Setelah mereka
berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka
berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu. (19:3) Lalu naiklah Musa menghadap
Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya: "Beginilah kaukatakan
kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel: (19:4) Kamu sendiri telah melihat apa
yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di
atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.
Allah telah
melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, sebab anak domba paskah telah
disembelih. Selanjutnya, Allah mendukung mereka dalam perjalanan selama 40
(empat puluh) tahun di padang gurun.
Pendeknya:
Bangsa Israel dibawa kepada Allah oleh tangan Tuhan yang kuat, bukan berhala.
Keluaran 19:
5-6
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh
mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi
harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab
Akulah yang empunya seluruh bumi. (19:6)
Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.
Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Allah
berfirman kepada bangsa Israel:
- Kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku
sendiri dari antara segala bangsa.
-
Kamu akan
menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.
Kesimpulannya:
Bangsa Israel adalah;
1. Menjadi
harta kesayangan Tuhan atau milik kepunyaan Allah sendiri.
2. Bangsa yang
terpilih (dari antara segala bangsa).
3. Kerajaan
imam atau imamat rajani.
4.
Bangsa yang kudus.
Inilah
kebenaran yang harus diketahui oleh semua orang Israel. Kita semua adalah
Israel rohani dan kita harus mengetahui; dalam pengikutan kita kepada Tuhan,
ternyata tidak berhenti hanya sebatas sebagai sidang jemaat yang datang untuk
beribadah, tetapi kita semua harus mengetahui, bahwa; kita harus menjadi
suatu kerajaan imam bagi Allah.
Jadi orang
Kristen di hari-hari terakhir ini tidak hanya datang beribadah, tetapi harus
meningkat sampai menjadi suatu kerajaan imam, menjadi pelayan-pelayan Tuhan
(harta kesayangan Tuhan).
Sebab itu
jangan bermain-main di dalam hal mengikuti Tuhan, apalagi yang sudah diberi
kesempatan untuk melayani; itu merupakan kesempatan emas, untuk tetap menjadi
harta milik kepunyaan Allah.
Hal yang
senada kita bisa temukan dalam Ulangan 32.
Ulangan 32:
9
(32:9) Tetapi bagian TUHAN ialah umat-Nya,
Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya.
Bagian Tuhan
ialah umat-Nya, dan Yakub ditetapkan untuk menjadi milik kepunyaan Tuhan, yaitu
imamat rajani (orang-orang yang melayani Tuhan).
Yang menjadi
milik Tuhan adalah orang-orang yang melayani Tuhan, menjadi suatu kerajaan imam
bagi Allah, suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa.
Ulangan 32:
10-11
(32:10) Didapati-Nya dia di suatu negeri, di
padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara.
Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya. (32:11) Laksana rajawali
menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya,
mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya,
Kita dapat
melihat dengan seksama, bahwa; Tuhan sendirilah yang membawa bangsa Israel dari
suatu negeri di padang gurun, itulah Mesir. Laksana rajawali mendukung
anak-anaknya di atas kepak sayapnya.
Suasana
padang gurun digambarkan dengan dua hal, yaitu:
1. “Di tengah-tengah ketandusan”
Tandus, berarti;
gersang atau kering-kering, bagaikan ranting yang tidak melekat pada pokoknya,
menjadi kering tidak menghasilkan buah. Ini adalah suatu gambaran dari
kehidupan tanpa persekutuan yang indah dengan Tuhan; menjadi kering-kering
rohani, tidak menghasilkan buah yang harusnya dapat dicicipi dan dinikmati oleh
Tuhan.
2.
“Auman padang
belantara” -> hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat,
disebut juga dengan binatang buas.
Demikianlah
keberadaan dari bangsa Israel sebelum mereka menjadi suatu kerajaan dan
imam-imam bagi Allah.
Tuhan
mendapati kondisi rohani mereka dari suatu kehidupan yang hina, yaitu berada di
tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara, tetapi oleh
darah anak domba paskah, mereka dibebaskan, dan mendukung mereka dengan
kekuatan dua tangan-Nya untuk sampai ke tanah Kanaan yang dijanjikan itu, dan
selanjutnya mereka dijadikan suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah (imamat
rajani), suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa.
Namun
sayangnya, banyak orang Kristen tidak mengerti kedudukan yang tinggi semacam
ini, karena pikiran mereka telah dibutakan oleh ilah zaman, tetapi malam ini
Tuhan datang menjangkau setiap pikiran dan hati kita masing-masing pribadi
lepas pribadi. Tuhan sudah menebus kita, maka tentu Tuhan tidak rela melepas
kita kembali untuk berada di tengah-tengah ketandusan dan auman padang
belantara.
Pendeknya:
Bangsa Israel itu dikelilingi-Nya, diawasi-Nya, dijaga-Nya, dijadikan sebagai
biji mata Tuhan, laksana rajawali yang mendukung anak-anak-Nya di atas kepak
sayap-Nya.
Imamat
rajani atau orang yang melayani Tuhan (hamba-hamba Tuhan), itu adalah biji mata
Tuhan. Dan biji mata Tuhan adalah milik kepunyaan Allah yang selalu mendapat
dukungan, topangan dari Tuhan.
Saya kira;
kita tidak perlu ragu, terkhusus pemuda remaja, yang sudah melayani Tuhan,
tidak perlu kuatir soal apa yang akan dimakan, diminum, soal pakaian, soal masa
depan, dan lain sebagainya.
Ulangan 32:
12
(32:12) demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia,
dan tidak ada allah asing menyertai dia.
Oleh karena
dua tangan Tuhan yang kuat, bangsa Israel dibawa mendekat kepada Allah, tidak
ada allah asing menyertai mereka.
Demikian
juga kita datang kepada Tuhan, beribadah dan melayani Dia, bukan karena
berhala, yaitu harta, kekayaan, uang yang banyak, termasuk kedudukan atau
pendidikan yang tinggi, bukan. Dan kita juga dipakai oleh Tuhan, bukan karena
berhala, melainkan karena kemurahan dan pertolongan dari dua tangan Tuhan yang
kuat.
Tadi kita
sudah melihat, bahwa; Yusuf menjadi hamba bagi Potifar karena memang Potifar
sudah membeli Yusuf dari tangan orang Ismael dan harganya sudah dibayar dengan
lunas.
Syarat yang harus diperhatikan sebagai
imamat rajani.
YANG
PERTAMA.
Keluaran 19:
6-8
(19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam
dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada
orang Israel." (19:7) Lalu
datanglah Musa dan memanggil para tua-tua bangsa itu dan membawa ke depan
mereka segala firman yang diperintahkan TUHAN kepadanya. (19:8) Seluruh bangsa itu menjawab
bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan."
Lalu Musa pun menyampaikan jawab bangsa itu kepada TUHAN.
Syarat untuk
menjadi kerajaan imam dan bangsa yang kudus, yakni: melakukan ketetapan dan
ketentuan yang diperintahkan Tuhan. Lalu bangsa Israel menjawab: “Segala yang difirmankan TUHAN akan kami
lakukan”, Musa pun menyampaikan jawaban bangsa itu kepada Tuhan.
Tuhan sudah
membuat dan mengikrarkan perjanjian, dan bangsa Israel harus menepati janjinya
itu, karena itu adalah salah satu syarat mutlak di dalam hal melayani pekerjaan
Tuhan, yaitu melakukan firman Tuhan, melakukan ketetapan dan ketentuan yang
diperintahkan Tuhan.
Ulangan 4:
20
(4:20) sedangkan TUHAN telah mengambil kamu dan
membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk
menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini.
Israel
dilepaskan dari Mesir, yang digambarkan seperti dapur peleburan besi, untuk
menjadi milik-Nya sendiri, itulah imamat rajani.
Ulangan 4:
23-26
(4:23) Hati-hatilah, supaya jangan kamu
melupakan perjanjian TUHAN, Allahmu, yang telah diikat-Nya dengan kamu dan
membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang oleh TUHAN, Allahmu,
dilarang kauperbuat. (4:24) Sebab
TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu. (4:25) Apabila kamu beranak cucu dan
kamu telah tua di negeri itu lalu kamu berlaku busuk dengan membuat patung yang
menyerupai apa pun juga, dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahmu,
sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya, (4:26) maka aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap
kamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu habis binasa dengan segera dari negeri
ke mana kamu menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya; tidak akan lanjut
umurmu di sana, tetapi pastilah kamu punah.
Syarat yang
harus diperhatikan: Hati-hati, supaya jangan melupakan perjanjian Tuhan Allah
yang telah diikat-Nya dengan bangsa itu. Jangan melepaskan diri dari perjanjian
yang sudah diikat dengan Tuhan, yaitu melakukan firman Tuhan, berarti; jangan
berlaku busuk, maksudnya; jangan membuat patung menyerupai apapun, serta jangan
melakukan apa yang jahat, sebab itu menimbulkan sakit hati Tuhan.
Yang sudah
melayani Tuhan, ayo, ikatkan diri dengan perjanjian dengan Tuhan, berarti;
tetap melakukan apa yang sudah ditetapkan oleh Tuhan sebagai ikatan.
Ulangan 7: 6
(7:6) Sebab engkaulah umat yang kudus bagi
TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala
bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya.
Umat yang
kudus, yang dipilih, umat kesayangan Tuhan sendiri menunjuk; imamat rajani,
itulah orang-orang yang melayani Tuhan.
Ulangan 7:
7-8
(7:7) Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari
bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih
kamu -- bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? -- (7:8) tetapi karena TUHAN mengasihi
kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada
nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang
kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.
Tuhan
memilih dan terpikat kepada bangsa Israel bukan karena jumlah mereka banyak,
bukan karena mereka hebat dan dahsyat, tetapi karena Tuhan mengasihi mereka,
serta mengingat sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyang bangsa
Israel.
Ulangan 7: 9
(7:9) Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN,
Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian
dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang
pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan,
Tuhan setia
kepada orang yang mengasihi Tuhan dan yang berpegang kepada perintah-Nya, sebab
itu perhatikanlah perintah dan perjanjian ini dengan baik-baik.
Ulangan 5:
7-9
(5:6) Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau
keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. (5:7)
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. (5:8) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun
yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di
dalam air di bawah bumi. (5:9) Jangan
sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu,
adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya
dan kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci
Aku,
Adapun
ikatan perjanjian antara Allah dengan bangsa Israel:
1. “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku”,
ini bertolak belakang dengan kegiatan dari Allah Roh Kudus.
Meninggalkan ibadah
dan pelayanan karena sibuk dengan pekerjaan, usaha, bisnis, perkara-perkara
lahiriah lainnya, itu semua berhala.
2. “Jangan membuat bagimu patung”, ini
bertolak belakang dengan tabiat dari Allah Anak, yaitu Yesus Kristus.
3.
“Jangan sujud
menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya”, ini bertolak belakang dengan
tabiat dari Allah Bapa.
Inilah
ikatan perjanjian antara Allah dan bangsa Israel. Dari pihak bangsa Israel
sudah terikat dengan perjanjian itu, Musa sendiri yang menyampaikan hal itu
kepada Tuhan. Dengan demikian bangsa Israel tidak boleh mengingkari perjanjian
itu, supaya Allah Trinitas dengan tabiat-Nya tidak tersakiti dan tidak
ternodai.
Ulangan 5:
10
(5:10) tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada
beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang
pada perintah-perintah-Ku.
Tuhan akan
menunjukkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yaitu;
1. “Yang mengasihi Tuhan”
Di dalam kitab Ulangan
6: 5-8 dikatakan: Orang yang mengasihi Tuhan itu bagaikan tali sembahyang
yang terikat di tangan dan menjadi lambang di dahi. Sebab itu, biarlah di dalam
seluruh alam pemikiran kita ini, betul-betul mengasihi Tuhan dengan segenap
hati, segenap jiwa dan kekuatan kita masing-masing.
Tetapi jangan
seperti ahli Taurat dan orang Farisi; melayani Tuhan dengan maksud supaya
dilihat oleh orang lain, sehingga mereka memakai tali sembahyang yang
lebar-lebar, maksudnya supaya orang tahu bahwa dia mengasihi Tuhan.
2. “Berpegang kepada perintah-perintah-Nya”
Itu bagaikan
jumbai-jumbai pada punca yang dibubuhkan benang ungu kebiru-biruan, sehingga
setiap kali orang melihat itu, maka mereka harus tetap ingat untuk melakukan
dan berpegang pada perintah-perintah Tuhan, mereka tidak boleh melupakan firman
Tuhan...Bilangan 15:38-40.
Itulah
syarat yang pertama: Melakukan firman dan mengasihi Tuhan. Hal ini harus
diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Syarat yang harus diperhatikan sebagai
imamat rajani.
YANG KEDUA.
Ulangan 4: 1-2
(4:1) "Maka sekarang, hai orang Israel,
dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan,
supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu
oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu. (4:2)
Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah
kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN,
Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.
Segala
perintah Tuhan harus dipelihara, jangan ditambahi dan jangan dikurangi.
- Ditambahi, artinya;
menyampaikan satu dua ayat firman, lalu ditambahi atau disertai dengan
cerita-cerita isapan jempol, kemudian dongeng nenek-nenek tua,
takhayul-takhayul, serta filsafat-filsafat kosong manusia.
Sekarang ini banyak
hamba Tuhan menyampaikan satu atau mungkin dua ayat firman Tuhan tetapi
dibumbu-bumbui dengan cerita-cerita yang ada di tengah dunia ini, menceritakan
seluruh alam semesta, disertai dengan guyon-guyon dan lain sebagainya, itulah
ditambahi.
- Dikurangi, artinya;
pengajaran salib dikurangi atau diganti dengan dua hal, yaitu;
1. Tanda-tanda
heran atau pun mujizat-mujizat, tetapi salib tidak ditegakkan di tengah ibadah
dan pelayanan itu.
Perlu
untuk diketahui dengan baik; biar sejuta kali terjadi mujizat di depan mata,
tetapi kalau salib tidak ditegakkan di tengah ibadah pelayanan, maka mujizat
itu tidak ada artinya.
2. Teologi atau
teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya.
Banyak orang
dunia menyukai teori kemakmuran, maka tidak heran kalau satu gereja penuh
karena menerapkan pelayanan yang demikian.
Sebaliknya,
kalau salib ditegakkan dalam satu gereja, banyak orang tidak suka, padahal ini
adalah syarat mutlak untuk diperhatikan oleh orang-orang yang melayani Tuhan,
syarat yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang pelayan Tuhan, yaitu tidak
boleh menambahi dan mengurangi firman.
Dari hal
inilah kita semakin menyadari, ternyata banyak orang melayani Tuhan tetapi
tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Tuhan.
Wahyu 22:
18-19
(22:18) Aku bersaksi kepada setiap orang yang
mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang
menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan
kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. (22:19) Dan jikalau seorang mengurangkan
sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil
bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang
tertulis di dalam kitab ini."
Akibat
menambahkan dan mengurangkan firman Tuhan, maka ia akan menerima balasannya.
Akibat menambahkan firman Tuhan: “Kepadanya
ditambahkan malapetaka-malapetaka yang ada di dalam kitab Wahyu.”
Mari kita
lihat; MALAPETAKA dalam kitab Wahyu.
Wahyu 16:
2-4, 8, 10, 12, 17
(16:2) Maka pergilah malaikat yang pertama
dan ia menumpahkan cawannya ke atas bumi; maka timbullah bisul yang
jahat dan yang berbahaya pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu
dan yang menyembah patungnya. (16:3)
Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka
airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang
bernyawa, yang hidup di dalam laut. (16:4)
Dan malaikat yang ketiga menumpahkan cawannya atas sungai-sungai
dan mata-mata air, dan semuanya menjadi darah. (16:8) Dan malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke
atas matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia
dengan api. (16:10) Dan malaikat
yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan
kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan, (16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan
cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya,
supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur. (16:17) Dan malaikat yang ketujuh
menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah
suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana."
Adapun
ketujuh malapetaka tersebut.
- Malapetaka
YANG PERTAMA: Terjadi atas bumi,
maka timbullah bisul yang jahat dan yang berbahaya pada semua orang yang
menerima cap 666 (enam ratus enam puluh enam) di tangan kanan atau di dahi, dan
yang menyembah patung binatang itu.
Bisul yang jahat dan
yang berbahaya, itulah kanker. Kanker itu dimulai dari bisul kecil sampai bisul
besar dan akhirnya menjalar, dan kalau akar-akarnya sudah menjalar, akan
mematikan manusia.
Persamaan kanker itu
sama seperti perkataan-perkataan dari nabi-nabi palsu, yang menjalar seperti
kanker, dan itu akan membunuh manusia. Jadi, nabi palsu itu bisul. Kalau ada
pemberitaan yang palsu, itu adalah bisul. Oleh sebab itu, jangan suka dengan
firman yang ditambahkan.
- Malapetaka
YANG KEDUA: Terjadi atas laut,
sehingga air menjadi darah.
- Malapetaka
YANG KETIGA: Terjadi atas sungai-sungai
dan mata-mata air, sehingga semuanya
menjadi darah, air tawar menjadi darah.
- Malapetaka
YANG KEEMPAT: Terjadi atas matahari,
yang kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api.
Hari-hari ini hal
demikian sudah mulai terjadi; panas yang begitu tinggi 50 (lima puluh) derajat
Celcius terjadi di India, kemudian beberapa minggu lalu panas yang begitu
tinggi terjadi di Amerika, sampai semua peralatan atau barang-barang yang
terbuat dari karet dan plastik, semua hancur meleleh.
Maka malam ini saya
ingatkan: kedudukan saudara (pemuda remaja) sudah tepat apabila digembalakan
oleh Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel. Jangan cari kenikmatan dunia
untuk memuaskan hawa nafsu daging.
- Malapetaka
YANG KELIMA: Terjadi atas takhta
binatang, menimpa atas kerajaan antikris, sehingga kerajannya menjadi
gelap, kemudian mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan.
Kalau lidah digigit,
maka mulut tidak dapat memuliakan Tuhan, berarti; kehidupan mereka semakin hari
semakin jauh dari Tuhan.
- Malapetaka
YANG KEENAM: Terjadi atas sungai Efrat,
lalu keringlah airnya, maka siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari
sebelah Timur, itulah mereka yang sudah dibawa masuk di dalam pembentukan tubuh
Kristus yang sempurna dari Timur sampai ke Barat, dari pintu gerbang sampai
kepada Ruangan Maha Suci, maka mau tidak
mau kita harus menerima Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel.
Tuhan sangat
menghargai imamat rajani, itu sebabnya di atas tadi saya sudah katakan, bahwa;
kita datang kepada Tuhan tidak cukup hanya beribadah, tetapi harus menjadi
harta kesayangan, menjadi milik kepunyaan-Nya sendiri, itulah imamat rajani
(menjadi pelayan Tuhan).
Kalau orang tidak
mau melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dalam tahbisan yang benar dan yang
suci, itu adalah orang yang tidak mengerti tentang Kerajaan Sorga oleh karena
pikirannya yang sempit, sementara sorga tidak sesempit pemikiran manusia.
- Malapetaka
YANG KETUJUH: Terjadi atas angkasa,
lalu dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu,
katanya: “Sudah terlaksana”, berarti;
segala sesuatu yang ada di atas muka bumi ini sudah selesai, termasuk kegiatan
dari pada tritunggal Setan, itulah naga, antikris, dan nabi
palsu.
Itu sebabnya pada ayat
19 dikatakan: “terbelahlah kota besar
itu menjadi tiga bagian”, yaitu; satu kota dari naga, satu kota dari
antikris, satu kota dari nabi-nabi palsu. Kalau sudah terpecah, maka tidak ada
lagi kekuatan, berarti sudah selesai, sudah terlaksana.
Itulah
malapetaka-malapetaka yang dimaksud, dan itu berlaku bagi mereka yang
menambahkan firman Tuhan.
Akibat mengurangkan firman Tuhan: “Allah
mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus.”
Sejenak kita
melihat tentang; POHON KEHIDUPAN.
Wahyu 22: 2
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di
seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua
belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai
untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Pohon
kehidupan itu berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali.
Berbuah dua
belas kali, menunjuk; pengajaran rasul-rasul, itulah buah pohon kehidupan.
- Dua belas
kali gambaran dari dua belas murid atau rasul-rasul.
-
Pohon kehidupan gambaran dari pribadi Yesus Kristus.
Lihat;
PENGAJARAN RASUL-RASUL.
Kisah Para
Rasul 2: 42
(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran
rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk
memecahkan roti dan berdoa.
Adapun
pengajaran rasul-rasul ialah:
1. Bertekun
dalam persekutuan.
2. Bertekun
dalam pemecahan roti.
3.
Bertekun dalam berdoa.
Jelas, ini
menunjuk; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
1. Tekun dalam persekutuan,
sama dengan; tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
2. Tekun dalam memecahkan
roti, sama dengan; tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan
perjamuan suci.
3.
Tekun dalam berdoa, sama dengan; tekun dalam
Ibadah Doa Penyembahan.
Inilah
pengajaran rasul-rasul atau berbuah dua belas kali.
Kita kembali
membaca Wahyu.
Wahyu 2: 7
(2:7) Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang,
dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman
Firdaus Allah."
Barangsiapa
menang, maka diberi makan dari pohon kehidupan berarti; tekun dalam tiga macam
ibadah pokok, itulah buah dari pohon kehidupan.
Itulah
keadaan dari jemaat di Filadelfia; mereka mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama.
Wahyu 22: 14
(22:14) Berbahagialah mereka yang membasuh
jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan
masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.
Mereka yang
akan menikmati buah pohon kehidupan adalah orang yang mencuci jubah dan
menjadikannya putih dalam darah Anak Domba, berarti; menghargai korban Kristus.
Sekalipun
kelihatan hebat, sekalipun kelihatan luar biasa, tetap saja tidak ada artinya,
sebab Tuhan akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan (mereka tidak
menikmati buah pohon kehidupan).
Pemuda
remaja telah mendapat pengertian semacam ini, itu adalah kemurahan. Kalau kita
sudah mendapat pengertian semacam ini, tentu hati dan pikiran kita tidak mudah
tergoda, tidak akan goyah oleh pengaruh-pengaruh yang tidak suci, tidak mudah
dipengaruhi oleh dunia dan arusnya yang begitu dahsyat, tidak mudah dipengaruhi
oleh harta kekayaan apapun di bumi ini.
Sementara
dalam Ibadah Pendalaman Alkitab 27 Juni 2019, kita diajar untuk menjadi gereja
Tuhan yang visioner, memiliki
pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan.
Tuhan sedang
mengajari kita untuk memperhatikan yang tidak kelihatan, suatu tempat kediaman
yang abadi yang akan Tuhan sediakan bagi kita, asal kita betul-betul
memperhatikan syarat-syarat di dalam hal melayani pekerjaan Tuhan dengan
sungguh-sungguh.
Itulah
syarat di dalam melayani Tuhan yang harus diperhatikan sebagai imamat rajani.
Tugas dari imamat rajani.
Titus 2: 14
(2:9) Hamba-hamba hendaklah taat kepada
tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, (2:10) jangan curang, tetapi hendaklah
selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal
memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita. (2:11)
Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. (2:12) Ia mendidik kita supaya kita
meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup
bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini (2:13) dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh
bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus
Kristus, (2:14) yang telah
menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan
untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin
berbuat baik.
Tugas dari
imamat rajani (seorang hamba Tuhan), pelayan Tuhan adalah rajin berbuat baik.
Rajin, sama
dengan; tidak malas di dalam hal berbuat baik.
Berbuat baik
ukurannya bukanlah manusia, tetapi ukurannya adalah salib.
Kalau
berbuat baik ukurannya adalah pengertian dan kebenaran manusia, kita bisa
mengelabui orang lain dengan doa yang panjang-panjang, kita bisa mengelabui
orang lain dengan kemunafikan-kemunafikan, tetapi tolak ukur dari rajin berbuat
baik adalah salib; sangkal diri dan memikul salib, itulah tugas dari imamat
rajani.
1 Petrus 2:
9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih,
imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya
kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah
memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Tugas dari
imamat rajani, yaitu untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia.
Karya Allah
yang terbesar adalah salib di Golgota.
Biarlah
kiranya kita senantiasa rajin berbuat baik, di mana salib Golgota yang menjadi
tolak ukurnya, dan dalam hal memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Allah di manapun kita berada, tetaplah beritakan perbuatan-perbuatan yang besar
(karya Allah yang terbesar).
Demikianlah
kehidupan dari pada Yusuf di mata Potifar, sehingga oleh karena keberadaan
Yusuf ini, Potifar menjadi sangat diberkati oleh Tuhan, baik di rumah maupun di
ladangnya, sehingga Potifar tidak perlu lagi repot mengurus segala sesuatu yang
di rumahnya, kecuali mengurus makannya sendiri.
Biarlah
kiranya kita memperhatikan apa yang Tuhan mau. Belajarlah seperti Yusuf;
menjadi hamba bagi Potifar, sebab dia sudah dibeli dan harganya sudah lunas
dibayar kepada orang Ismael, saudagar dari Midian, orang Arab itu.
Demikian
juga kita sudah dipanggil dari kegelapan kepada terang yang ajaib, biarlah kiranya
kita mengambil rupa sebagai hamba, melayani Tuhan dengan segenap hati, segenap
jiwa dan akal budi.
Yesaya 9:
1-2
(9:1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan
telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman,
atasnya terang telah bersinar. (9:2)
Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar;
mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen,
seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.
Dipanggil
dari kegelapan kepada terang yang ajaib, berarti terjadi kelepasan atas dosa,
maka “atasnya terang telah bersinar”
sampai akhirnya menimbulkan sukacita besar di manapun kita berada. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman;
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment