IBADAH RAYA MINGGU, 21 JULI 2019
KITAB WAHYU
(Seri: 103)
Subtema:
FIRMAN INTAN UNTUK BERKEPALA BATU DAN BERTEGAR HATI.
Shalom.
Selamat
sore, salam sejahtera dan bahagia memenuhi kehidupan kita, termasuk juga
saudara-saudara yang terkasih yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan
lewat live streaming video internet,
Youtube, Facebook, baik umat Tuhan, hamba Tuhan di mana pun anda berada,
kiranya Tuhan memberkati kita asal kita mau membuka hati untuk firman Tuhan
Yesus Kristus.
Kita
bersyukur karena Tuhan Yesus baik, biarlah kiranya kasih dan kemurahan-Nya
turun memenuhi kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Segera kita
memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu
10:9-10
(10:9) Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan
meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku.
Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat
perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan
terasa manis seperti madu." (10:10)
Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam
mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku
memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
Perintah
yang harus dilaksanakan oleh Rasul Yohanes adalah:
a. Mengambil gulungan kitab.
b.
Makan
gulungan kitab itu.
Perintah ini
juga yang harus dilaksanakan oleh gereja Tuhan di hari-hari terakhir ini,
yaitu; mengambil dan selanjutnya makan gulungan kitab itu.
Makanan
sehat yang kita makan tentu akan memberi pertumbuhan rohani yang sehat pula,
serta memberi sistem imun yang baik atau kekebalan tubuh yang baik, sehingga
tidak mudah diserang oleh penyakit, yaitu segala dosa kejahatan dan dosa
kenajisan.
Gejala yang akan ditimbulkan apabila makan
gulungan kitab: Membuat perut terasa pahit, tetapi di dalam mulut ia
akan terasa manis seperti madu.
Setelah
gulungan kitab itu dimakan, Rasul Yohanes berkata: “di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku
memakannya, perutku menjadi pahit rasanya”, ini adalah sebuah gejala yang
terjadi dan yang akan dialami oleh setiap gereja Tuhan saat dia dikoreksi oleh
firman Allah.
Ayub 5:17-18
(5:17) Sesungguhnya, berbahagialah manusia
yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang
Mahakuasa. (5:18) Karena Dialah yang
melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya
menyembuhkan pula.
Berbahagialah
manusia apabila dia ditegur Allah, oleh sebab itu; jangan kita menolak didikan firman Tuhan, yaitu koreksi-koreksi
dari firman itu sendiri.
Saat firman
Allah datang untuk mengoreksi kehidupan kita, itu pahit rasanya;
-
sama seperti daging yang dilukai, tetapi setelah
daging dilukai, selanjutnya dibalut (dibebat).
-
sama seperti pukulan tangan, tetapi tangan yang
memukul itu juga akan menyembuhkan.
Tidak
mungkin kita lepas dari penyakit dosa kejahatan dan kenajisan sebelum terjadi
operasi besar-besaran, sebelum kita dikoreksi oleh firman, sebelum rasa pahit
itu kita alami.
Kesimpulannya:
Saat kita dikoreksi oleh firman Allah rasanya memang amat pahit di perut,
tetapi di mulut nantinya akan terasa manis, seperti madu, karena kita telah
dipulihkan dan disembuhkan dari penyakit, karena kita sudah dilepaskan dari
segala macam dosa, termasuk dosa kejahatan dan dosa kenajisan.
Yehezkiel
2:8-10
(2:8) Dan engkau, anak manusia, dengarlah apa
yang Kufirmankan kepadamu; janganlah memberontak seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah
mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu." (2:9) Aku melihat, sesungguhnya ada
tangan yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan kitab, (2:10) lalu dibentangkan-Nya di
hadapanku. Gulungan kitab itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian-nyanyian
ratapan, keluh kesah dan rintihan.
Setelah
mengangakan atau membuka mulut lebar-lebar, Yehezkiel makan gulungan kitab itu.
Adapun
gulungan kitab yang tebuka itu ditulis timbal balik, selanjutnya di sana ada
tulisan:
- Nyanyian ratapan.
- Keluh kesah.
-
Rintihan.
Pemberitaan
firman Tuhan berkuasa untuk koreksi dosa, dan oleh karena koreksi dosa rasanya
pahit dan sakit bagi daging, tetapi sekalipun demikian, tidak boleh ditolak.
Mengangakan mulut (buka mulut lebar-lebar) untuk menikmati pembukaan rahasia
firman itu, jangan ditolak sekalipun pahit rasanya.
Banyak orang
Kristen menolak pembukaan rahasia firman Tuhan, karena terlalu pahit bagi daging,
akhirnya dia lari dari kenyataan, mengembara ke sana ke mari mencari tempat
yang sesuai dengan selera daging (gereja yang dapat menyenangkan hatinya).
Tidak sedikit orang Kristen seperti itu.
Tetapi saya
berdoa untuk keluarga besar GPT “BETANIA” supaya mau mengangakan mulut (membuka
mulut) lebar-lebar untuk selanjutnya menikmati gulungan kitab yang terbuka, mau
menerima koreksi firman walaupun pahit rasanya, sebab tidak mungkin ada orang
yang mampu mengoreksi dosa kita, tidak mungkin ada orang yang bisa menyucikan
diri dari dosanya, selain firman Allah yang rahasianya dibukakan.
Apalagi di
hari-hari terakhir ini, HAM sangat diperkuat sekali, sehingga apabila seseorang
tersakiti, ia bisa langsung melapor kepada yang berwajib. Jadi, benar; tidak
ada yang dapat mengoreksi kehidupan kita di dunia, oleh sebab itu; mau tidak
mau, kita harus mengangakan mulut, membuka mulut lebar-lebar dan menikmati
gulungan kitab yang terbuka, menikmati pembukaan rahasia firman Tuhan,
sekalipun pahit rasanya.
Yesus
berkata: Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Salib itulah yang menghantar kita terus; hari ini kita dihantar oleh
salib, besok dihantar oleh salib, lusa dihantar oleh salib, terus sampai kita
berjumpa di awan-awan nan permai, di dalam kemuliaan-Nya kelak. Jadi, jangan
lari dari kenyataan, jangan lari dari salib, tetapi hiduplah di dalamnya, kelak
nanti kita akan melihat dan berada di dalam kemuliaan-Nya.
Ulangan
32:39
(32:39) Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia.
Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan,
Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan
seorang pun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.
“Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang
menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.”
Artinya;
koreksi firman Allah memang harus dialami setiap orang, besar kecil, tua muda,
laki-laki perempuan, kaya miskin, hamba atau merdeka, pejabat tinggi atau
rakyat jelata, tanpa terkecuali, selagi masih ada kesempatan, selagi tangan
Tuhan terulur, selagi Tuhan masih turun tangan.
Koreksi
firman lewat pembukaan rahasia firman, itulah gulungan kitab yang terbuka,
adalah bukti bahwa Tuhan sedang turun tangan, (tangan Tuhan terulur).
Jadi, kita
tidak boleh dan tidak bisa lari dari kenyataan, sebab Tuhan yang menentukan
segala sesuatu; mati hidup manusia, Tuhan yang menentukan.
Ulangan 32:
40-41
(32:40) Sesungguhnya, Aku mengangkat tangan-Ku ke
langit, dan berfirman: Demi Aku yang hidup selama-lamanya, (32:41) apabila Aku mengasah pedang-Ku yang berkilat-kilat, dan tangan-Ku
memegang penghukuman, maka Aku membalas dendam kepada lawan-Ku,
dan mengadakan pembalasan kepada yang membenci Aku.
Koreksi yang
kita terima lewat pembukaan rahasia firman, itu menunjukkan bahwa; Tuhan sedang
turun tangan untuk menyelesaikan segala perkara, untuk menyelesaikan segala
penyakit yang kita alami supaya kita dipulihkan.
Tetapi kalau
Tuhan sudah angkat tangan, firman yang tajam itu bukan lagi berfungsi sebagai
koreksi, melainkan berfungsi sebagai penghukuman untuk membalaskan orang-orang
yang menolak koreksi firman, untuk membalas orang-orang yang membenci, untuk
membalas orang-orang yang mendurhaka (menolak) kepada firman Allah.
Kalau kita
lari dari kenyataan dan mencari firman yang enak bagi daging, liat suatu saat
kelak; firman itu yang akan menghukum, membalas orang yang menolak firman
Allah.
Maka
berkali-kali saya sampaikan dalam setiap pertemuan ibadah; ketika kita
menikmati gulungan kitab yang terbuka, berkuasa untuk mengoreksi dosa,
sesungguhnya itu adalah kasih karunia. Jangan lari dari kenyataan, tetapi
hadapi.
Pembukaan
rahasia firman di tengah ibadah, berarti; Tuhan turun tangan untuk
menyelesaikan semua persoalan;
-
Menyelesaikan persoalan di tengah hubungan kita dengan Tuhan.
-
Menyelesaikan persoalan di tengah hubungan kita dengan sesama.
Segala
sesuatu diselesaikan, sebab Tuhan turun tangan.
Saat Tuhan
turun tangan, ayo segera angkat tangan, berserah, akui segala kekurangan kita,
karena kita tidak berdaya untuk menyelesaikan masalah kita sendiri. Jangan ada
seorang pun yang merasa hebat.
Hosea 5: 15
(5:15) Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai
mereka mengaku bersalah dan mencari wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka
akan merindukan Aku:
Hosea 6: 1-2
(6:1) "Mari, kita akan berbalik kepada
TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita,
yang telah memukul dan yang akan membalut kita. (6:2) Ia akan menghidupkan kita
sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan
kita akan hidup di hadapan-Nya.
Suatu fakta
yang tidak boleh kita tolak: Koreksi firman harus diterima sekalipun terasa
pahit di perut, sebab Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, berarti pada
hari yang ketiga, Ia akan membangkitkan kita dan kita akan hidup di hadapan-Nya
sampai selama-lamanya.
Jangan mau
dibodoh-bodohi oleh Setan melalui pemberitaan firman di mana salib tidak
ditegakkan di tengah-tengah ibadah itu; tidak ada korban, baik tenaga, pikiran,
waktu, uang, materi, dan segalanya. Jangan terkecoh, sesungguhnya itu adalah
ajaran Setan.
Contoh
sederhana tentang ajaran Setan: Setelah berpuasa empat puluh hari dan empat
puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata
kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
“Batu-batu menjadi roti.” Berarti dalam
pemberitaan firman hanya bicara soal mujizat-mujizat, dalam ibadah pelayanan
hanya bicara soal berkat makanan, sesungguhnya itu adalah ajaran Setan (Batu
menjadi roti = ajaran setan).
Yang benar
adalah salib ditegakkan, sebab manusia hidup bukan dari mujizat (batu menjadi
roti), melainkan dari setiap firman Allah dan koreksi-koreksi yang kita terima.
Sesungguhnya, koreksi firman itu bertujuan supaya kita hidup selama-lamanya, “Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari”,
tetapi kalau seseorang menolak koreksi firman, berarti ia tidak mau
menyelesaikan penyakitnya.
Kembali kita
memperhatikan Wahyu 10.
Wahyu 10:
9-10
(10:9) Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan
meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya
kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa
pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu." (10:10) Lalu aku mengambil kitab
itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa
manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit
rasanya.
Rasul
Yohanes telah melaksanakan perintah yang pertama, yaitu; mengambil dan makan
gulungan kitab yang terbuka itu.
Bagaimana
dengan kita? Perintah ini juga harus kita kerjakan, supaya nanti kita diutus di
mana pun kita berada, seperti tujuh mata Tuhan, itulah tujuh Roh Allah yang
diutus ke seluruh bumi, menjadi kesaksian (terang dunia).
Barulah kita
lanjut memperhatikan ayat 11.
Wahyu 10: 11
(10:11) Maka ia berkata kepadaku: "Engkau
harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa
dan raja."
Perintah
berikutnya yang harus dilaksanakan oleh Rasul Yohanes, yaitu; Rasul Yohanes
harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja.
Yehezkiel 3:
3-5
(3:3) Lalu firman-Nya kepadaku: "Hai anak
manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini kepadamu dan isilah
perutmu dengan itu." Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti
madu dalam mulutku. (3:4) Firman-Nya
kepadaku: "Hai anak manusia, mari, pergilah dan temuilah kaum Israel dan
sampaikanlah perkataan-perkataan-Ku kepada mereka. (3:5) Sebab engkau tidak diutus kepada suatu bangsa yang berbahasa
asing dan yang berat lidah, tetapi kepada kaum Israel;
“makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini
kepadamu dan isilah perutmu dengan itu”
Biarlah
perut kita diisi dengan gulungan kitab yang terbuka. Perut yang kosong jangan
sampai diisi dengan makanan-makanan yang tidak sehat, sebab itu akan menjadi
racun. Memang, jika satu atau dua kali makan makanan yang tidak sehat, makanan
itu tidak akan langsung membunuh, tetapi kalau makanan asing, makanan yang
tidak sehat itu terus menerus dikonsumsi, itu akan membahayakan, sampai
menimbulkan penyakit kanker yang mematikan.
Maka, dalam
setiap pertemuan ibadah, mari ngangakan mulut (buka mulut lebar-lebar).
Terimalah gulungan kitab yang terbuka itu. Sekalipun di perut terasa pahit, tidak apa-apa, tidak boleh kita lari dari
kenyataan.
-
Perintah yang pertama: Yehezkiel mengambil gulungan
kitab dan makan gulungan kitab itu.
-
Perintah berikutnya: Yehezkiel pergi dan menemui kaum
Israel untuk menyampaikan firman Allah atau perkataan-perkataan Tuhan kepada
mereka.
Setelah kita
menikmati gulungan kitab yang terbuka, perintah berikutnya yang harus
dilaksanakan adalah memberi diri diutus.
Kemudian,
Yehezkiel tidak diutus kepada suatu bangsa yang “berbahasa asing” dan “yang
berat lidah”, tetapi Yehezkiel diutus kepada umat Israel.
-
Berbahasa
asing,
sama artinya; bahasa lidah, disebut juga dengan logat ganjil, itulah nyanyian
baru, yang merupakan hasil dari persekutuan yang indah dengan Tuhan, hasil dari
nikah suci, hubungan intim dengan Tuhan.
Nyanyian baru,
nyanyian yang tak dapat dimengerti oleh orang dan tidak dapat diucapkan oleh
siapa pun, karena tidak ada yang dapat mengerti kecuali orang itu (yang
berbahasa roh) dan Tuhan.
Jadi, Tuhan tidak
perlu mengutus Yehezkiel kepada orang yang berbahasa asing, karena hubungan
mereka sudah begitu intim dengan Tuhan, hubungan mereka dengan Tuhan adalah
hubungan nikah yang suci, dengan lain kata;
Ø tidak
direcoki dengan dosa kejahatan dan dosa kenajisan,
Ø tidak
direcoki dengan hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat,
Ø tidak
direcoki dengan arus dunia dan pengaruhnya.
Tuhan
tidak mengutus Yehezkiel kepada orang yang berbahasa asing, tetapi kepada
bangsa Israel, kepada saya dan saudara, yang belum memperhatikan hubungan intim
dengan Tuhan, yang masih sibuk dengan hal-hal yang lahiriah. Pendeknya,
perhatian Tuhan itu luar biasa kepada saya dan saudara.
-
Berat lidah, berarti;
tidak berbantah-bantah dan tidak akan berteriak sehingga orang tidak akan
mendengarkan suaranya di jalan-jalan, artinya; tidak hidup menurut hawa nafsu,
yaitu keinginan-keinginan daging yang jahat.
Kita ini
hina karena dosa kejahatan dan kenajisan seperti debu tanah, kita ini kecil
bukan siapa-siapa, tetapi rupanya sampai detik ini tangan Tuhan terulur bagi
kita, Tuhan sangat perhatikan kita, Tuhan tahu segala persoalan yang kita
hadapi saat ini.
Tuhan tahu
segala pergumulan kita semua, oleh sebab itu; Tuhan mengutus pemberitaan firman
seperti sore hari ini kepada kita.
Yekezkiel 3:
6
(3:6) bukan kepada banyak bangsa-bangsa yang berbahasa
asing dan yang berat lidah, yang engkau tidak mengerti bahasanya.
Sekiranya aku mengutus engkau kepada bangsa yang demikian, mereka akan mendengarkan
engkau.
Bangsa yang
berbahasa asing dan yang berat lidah itu mudah sekali untuk mendengar dan
menghargai firman, maka Yehezkiel tidak diutus kepada bangsa yang berbahasa
asing dan orang-orang yang berat lidah, tetapi kepada umat Israel.
Kita adalah
Israel rohani, dan Tuhan tahu persoalan apa yang sedang kita hadapi saat ini,
Tuhan tahu keadaan kita pada saat sore hari ini; Tuhan tahu segala sesuatu.
Sebab itu;
biar perut kita diisi penuh oleh gulungan kitab. Jangan diisi oleh
berita-berita yang lain, sebab itu akan membunuh dan membinasakan.
Kita
perhatikan ayat selanjutnya.
Yehezkiel 3:
7
(3:7) Akan tetapi kaum Israel tidak mau
mendengarkan engkau, sebab mereka tidak mau mendengarkan Aku, karena seluruh
kaum Israel berkepala batu dan bertegar hati.
Yehezkiel
diutus kepada bangsa Israel dengan keadaan: “berkepala batu” dan “bertegar
hati”, suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh seorang hamba Tuhan di
dalam pengutusannya.
Yehezkiel 3:
8-9
(3:8) Lihat, Aku meneguhkan hatimu
melawan mereka yang berkepala batu dan membajakan semangatmu
melawan ketegaran hati mereka. (3:9)
Seperti batu intan, yang lebih keras dari pada batu Kuteguhkan hatimu; janganlah
takut kepada mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab mereka adalah
kaum pemberontak."
Sebenarnya,
Tuhan tau bahwa kaum Israel tidak akan mendengarkan Yehezkiel, karena kaum
Israel tidak mau mendengarkan Tuhan Allah. Tetapi Tuhan tetap mengutus
Yehezkiel kepada mereka, sekalipun ia ditolak, itu sebabnya Tuhan meneguhkan
hati Yehezkiel untuk melawan umat Israel yang berkepala batu dan membajakan
semangat Yehezkiel melawan ketegaran hati mereka.
Dalam hal
ini Tuhan menunjukkan kesabarannya terhadap kekurangan-kekurangan mereka. Dia
tidak bosan, tidak segera jijik melihat kejahatan umat Israel. Dia masih tetap
bersabar sampai hari ini.
Pendeknya;
-
Tuhan meneguhkan hati Yehezkiel untuk menghadapi
umat yang berkepala batu.
-
Tuhan membajakan hati Yehezkiel untuk melawan ketegaran
hati umat Israel.
Itu adalah
tanda bahwa Tuhan sabar menerima segala kekurangan kita, Tuhan itu lemah lembut
dan rendah hati di dalam hal menanggung sengsara salib. Tuhan itu menerima
segala sesuatu yang tidak baik dari kita. Kekurangan kita ditanggung-Nya di
atas kayu salib.
Yehezkiel 3:
9
(3:9) Seperti batu intan, yang
lebih keras dari pada batu Kuteguhkan hatimu; janganlah takut
kepada mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab mereka adalah kaum
pemberontak."
Tuhan
meneguhkan hati Yehezkiel seperti batu intan, yang lebih keras dari pada batu.
Kesabaran
dan kelembutan Tuhan itu begitu gigih, digambarkan seperti batu intan, yang
lebih keras dari pada batu.
Tujuan Tuhan
meneguhkan dan membajakan hati Yehezkiel: Supaya seorang utusan jangan takut
dan jangan goyah, kemudian tidak terpengaruh dan tidak tawar hati oleh karena
pemberontakan umat Israel.
Ada kalanya
seorang imam atau seorang hamba Tuhan akhirnya tawar hati melihat
kekurangan-kekurangan yang dilakukan oleh sidang jemaat, apalagi jika
kekurangan itu berulang-ulang dilakukan, tetapi Tuhan menguatkan dan meneguhkan
Yehezkiel -- juga Tuhan kuatkan dan
teguhkan hati saya --, seperti batu intan, lebih keras dari batu apapun,
supaya jangan goyah, dan supaya jangan lekas tawar hati melihat dosa yang
dilakukan berulang-ulang.
Intan lebih
keras dari batu, sebagai contoh: intan kecil saja sanggup membelah kaca.
Kita
bersyukur, kalau sampai hari ini Tuhan masih bersabar, seperti Tuhan meneguhkan
hati Yehezkiel, seperti batu intan, jangan kita anggap ringan, jangan kita
anggap enteng ibadah dan pelayanan sebagai uluran tangan Tuhan, kemurahan hati
Tuhan yang sudah kita alami dan yang akan terus kita alami ke depan.
Kita bisa
berdiri hari ini menghadap takhta kasih karunia, itu bukan suatu kebetulan.
Tuhan beri umur panjang, Tuhan beri kesehatan, itu semua bukan suatu kebetulan,
itu merupakan kemurahan Tuhan, walaupun sebetulnya kita ini kepala batu,
walaupun sebenarnya kita ini tegar hati (keras hati).
Itulah ujian
yang harus dihadapi oleh seorang imam, seorang hamba Tuhan yang mau diutus.
Yehezkiel 3:
10-11
(3:10) Selanjutnya firman-Nya kepadaku: "Hai
anak manusia, perhatikanlah segala perkataan-Ku yang akan Kufirmankan kepadamu
dan berikanlah telingamu kepadanya. (3:11)
Mari, pergilah dan temuilah orang-orang buangan, teman sebangsamu,
berbicaralah kepada mereka dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH;
baik mereka mau mendengarkan atau tidak."
“Berbicaralah kepada mereka dan katakanlah:
Beginilah firman Tuhan ALLAH; baik mereka mau mendengarkan atau tidak”
Yehezkiel
diutus kepada umat Israel yang berada di pembuangan; baik mereka mau mendengar
atau tidak mau mendengar, firman Tuhan harus tetap disampaikan oleh Yehezkiel
kepada umat Israel yang berada di pembuangan.
Saya tahu,
tidak semua orang mau mendengarkan koreksi firman, tetapi sekalipun demikian
firman harus tetap disampaikan.
Seorang utusan
(yang diutus Tuhan) harus menyampaikan firman Tuhan, dia tidak boleh memikirkan
apakah orang itu mendengar atau tidak, dia harus tetap menyampaikan firman.
Tanggal 24
dan 25 Juli 2019, kita akan melayani Kebaktian Persekutuan Pengajaran
Pembangunan Tabernakel (PPT) selama dua hari dengan tiga sesi pemberitaan
firman. Saya tidak memikirkan; apakah hamba-hamba Tuhan, apakah umat Tuhan yang
ada di sana mau mendengar atau tidak mau mendengar. Tugas saya adalah diutus
oleh Tuhan, dan seorang utusan tidak boleh goyah karena Tuhan sudah meneguhkan
hatinya, seperti intan, yang lebih keras dari batu, lebih keras dari hati yang
membatu, lebih keras dari orang yang tegar hati.
Saya tidak
ragu dengan apa yang saya sampaikan hari ini, sebab saya diutus untuk menyampaikan
firman Tuhan, harus dengan jujur dan murni. Asal mau menyerah saat Tuhan turun
tangan, pasti dipakai oleh Tuhan.
Inilah
firman intan yang kita terima sore ini menghancurkan hati yang keras,
mengancurkan kepala batu dan bertegar hati.
Yehezkiel diutus
bukan kepada bangsa yang berbahasa asing, dan bukan kepada orang yang berat
lidah, tetapi kepada umat Israel, berarti; firman intan disampaikan kepada umat
yang berkepala batu, firman intan disampaikan kepada yang bertegar hati, supaya
kepala batu dan hati yang keras itu hancur.
Jangan jadi
gereja kutu loncat; tidak sanggup di gereja satu, pindah ke gereja lain, tidak
sanggup lagi di gereja yang satu, pindah lagi ke gereja lain, terus sampai
Tuhan datang, akhirnya tidak ada jaminan dari darah salib untuk dia.
Yehezkiel 3:
10
(3:10) Selanjutnya firman-Nya kepadaku: "Hai
anak manusia, perhatikanlah segala perkataan-Ku yang akan Kufirmankan
kepadamu dan berikanlah telingamu kepadanya.
Syarat untuk
menemui orang buangan: Seorang utusan terlebih dahulu;
-
Memperhatikan firman Tuhan.
-
Memberi telinga kepada firman Tuhan, sama
dengan; dengar-dengaran.
Jangan
sampai kita melayani tetapi;
-
tidak suka memperhatikan firman.
-
tidak dengar-dengaran.
Jangan
melayani karena kepentingan diri, tetapi biarlah kita sudah harus terlebih
dahulu memperhatikan syarat untuk diutus, yaitu; memperhatikan firman dan
dengar-dengaran. Pendeknya, seorang utusan (hamba Tuhan) harus menjadi contoh
teladan.
Kelebihan
orang dengar-dengaran: Tidak suka mendahului kehendak Tuhan. Sebaliknya,
seorang yang tidak dengar-dengaran; suka mendahului kehendak Tuhan. Ingat; jika seorang pelayan memperbanyak
mezbah atau semakin banyak melayani
pekerjaan Tuhan, tetapi tidak dengar-dengaran, itu sama dengan memperbanyak
dosa.
Jangan
seperti Saul; dia seorang yang tidak dengar-dengaran. Biar banyak korban, biar
banyak persembahan, semua jerih lelah sia-sia kalau tidak dengar-dengaran.
Yehezkiel 3:
12
(3:12) Maka Roh itu mengangkat aku, dan aku
mendengar di belakangku suatu suara gemuruh yang besar, tatkala
kemuliaan Allah naik ke atas dari tempatnya,
Roh Tuhan
mengangkat Yehezkiel, dan saat ia diangkat, ia mendengar di belakangnya suatu
suara gemuruh yang besar.
Kalau kita
diutus melayani Tuhan sesuai dengan pimpinan Roh Tuhan, maka akan terdengar
suatu gerakan yang begitu dahsyat, suatu gemuruh (suatu gerakan) yang luar
biasa, asal kita dengar-dengaran kepada Roh Tuhan.
Yehezkiel 3:
13
(3:13) yakni suara dari sayap-sayap
makhluk-makhluk hidup yang menggesek satu sama lain, dan di samping itu suara
gemertak dari roda-roda, suatu suara gemuruh yang besar.
“sayap-sayap makhluk-makhluk hidup yang
menggesek satu sama lain”, artinya; bergandengan tangan dan saling
melengkapi di tengah pengutusan.
Kemudian “di samping itu suara gemertak dari
roda-roda, suatu suara gemuruh yang besar”, berarti; suatu kegerakan yang
luar biasa terjadi, karena ternyata hamba-hamba Tuhan saling melengkapi satu
dengan yang lain.
Yehezkiel 3:
14
(3:14) Dan Roh itu mengangkat dan membawa aku,
dan aku pergi dengan hati panas dan dengan perasaan pahit, karena
kekuasaan TUHAN memaksa aku dengan sangat.
Ketika
diutus kepada bangsa yang berkepala batu dan tegar hati,
Yehezkiel diutus dengan hati panas dan dengan perasaan pahit karena kekuasaan
Tuhan memaksa Yehezkiel amat sangat. Diutus dengan syarat-syarat dan ketentuan
yang dari Tuhan; hati panas dan perasaan pahit.
Tetapi
walaupun tidak cocok di hati kita, tetap harus menyerah dan angkat dua tangan.
Sekalipun harus memikul salib dalam kandang penggembalaan, menyerah saja, nanti
kita akan berada di suatu titik yang Tuhan tentukan; kemuliaan-Nya dinyatakan
secara ajaib.
Yehezkiel 3:
15
(3:15) Demikianlah aku datang kepada orang-orang
buangan yang tinggal di tepi sungai Kebar di Tel-Abib dan di sana aku duduk
tertegun di tengah-tengah mereka selama tujuh hari.
Setelah
Yehezkiel sampai di tengah-tengah orang buangan itu, di tepi sungai Kebar di Tel-Abib dan di sana Yehezkiel duduk tertegun
di tengah-tengah mereka selama tujuh hari.
Angka tujuh
adalah hari perhentian, di situlah kita boleh bertemu dengan Tuhan, di situlah
kita dapat memperoleh dan mengerti apa yang Tuhan mau dan yang Tuhan inginkan,
untuk selanjutnya mengerjakan apa yang dipercayakan oleh Tuhan.
Lewat Ibadah
Raya Minggu ini, hari ketujuh ini, itulah hari perhentian, di sini kita
mendapat dan mendengar segala perkara dari sorga untuk selanjutnya kita
kerjakan sesuai dengan maunya Tuhan, oleh sebab itu; harus dengar-dengaran.
Jangan langsung bergerak tanpa dengar-dengaran.
Yohanes
3:32-34
(3:32) Ia memberi kesaksian tentang apa yang
dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima
kesaksian-Nya itu. (3:33) Siapa yang
menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. (3:34) Sebab siapa yang diutus Allah,
Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya
dengan tidak terbatas.
“Ia memberi kesaksian tentang apa yang
dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima
kesaksian-Nya itu.”
Siapa yang
tidak menerima kesaksian-Nya itu? Itulah orang-orang yang berkepala batu dan
yang tegar hati (keras hati).
“Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia
mengaku, bahwa Allah adalah benar.”
Kalau kita
mengakui kesaksian dari utusan, maka dia akan mengakui bahwa Allah adalah
benar, tetapi kita begitu hina karena dosa.
“Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang
menyampaikan firman Allah”
Kita diutus
untuk membawa kabar gembira, itulah berita salib, maka bawalah berita salib itu
di mana saja kita diutus.
“Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak
terbatas.”
Tuhan
memakai seorang utusan untuk menyampaikan firman Tuhan dengan Roh yang tidak
terbatas.
Jadi jangan
ragu, Tuhan teguhkan hati kita untuk melayani orang buangan yang tegar hati dan
keras kepala, sebab Tuhan percayakan berita firman dengan Roh yang tak
terbatas.
Dengan
berakhirnya Wahyu 10: 11, maka kita
bersyukur, berterimakasih kepada Tuhan. Jika Tuhan kehendaki pada minggu yang
akan datang kita akan memasuki Wahyu 11. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment