IBADAH
KAUM MUDA REMAJA, 01 JUNI 2019
STUDY
YUSUF
(Seri: 160)
Subtema:
MURNI SEPERTI PERAWAN OLEH PENGAJARAN MEMPELAI & SALIB
Shalom.
Selamat
malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh kemurahan hati Tuhan, kita
diijinkan untuk melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja. Biarlah kiranya Tuhan
memberkati kita dan Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang
mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming video intenet
Youtube, Facebook, di mana pun anda berada, kita berdoa, kita memohon kepada
kemurahan hati Tuhan supaya Tuhan membukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.
Segera
saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja
tentang STUDY YUSUF.
Kejadian
41:50-52
(41:50)
Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak
laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. (41:51)
Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah
telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan
kepada rumah bapaku." (41:52) Dan kepada anaknya yang kedua
diberinya nama Efraim, sebab katanya: "Allah membuat aku mendapat
anak dalam negeri kesengsaraanku."
Sebelum
datang tujuh tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki;
-
Yang sulung bernama; Manasye,
-
sedangkan anak yang kedua bernama; Efraim.
Selanjutnya,
kita akan memperhatikan arti rohani dari kedua anak laki-laki Yusuf tersebut,
dimulai dari yang sulung, yakni: MANASYE.
Manasye, artinya; Allah telah membuat
Yusuf lupa sama sekali terhadap dua perkara, yaitu:
1. Yusuf lupa kepada kesukarannya.
2. Yusuf lupa kepada rumah bapanya.
Kita
akan memperhatikan, tentang: YUSUF LUPA KEPADA KESUKARANNYA.
Kesukaran
Yusuf dibagi atas tiga fase.
- Fase yang
pertama: Ketika Yusuf tinggal bersama-sama dengan saudara-saudaranya
(Kejadian 37).
- Fase yang
kedua: Pada saat Yusuf tinggal di rumah Potifar (Kejadian 39).
-
Fase yang ketiga: Ketika Yusuf berada di dalam
penjara (Kejadian 40).
Fase
yang Pertama telah diterangkan dan kita telah menerima berkat-berkatnya, yaitu
di dalam Kejadian 37:1-36. Sekarang kita akan memperhatikan fase yang kedua.
FASE YANG KEDUA: Pada saat Yusuf tinggal di
rumah Potifar.
Kejadian
39:1
(39:1)
Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir,
pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang
Ismael yang telah membawa dia ke situ.
Orang
Ismael membawa Yusuf ke tanah Mesir lalu dijual kepada Potifar.
Berarti;
orang Ismael tidak dapat mempertahankan Yusuf lebih lama, sebab; Pengajaran
Mempelai hanya diperlukan semasa dagang saja, sehingga setelah mendapat
keuntungan secara jasmani, maka tiba saatnya firman itu dilepaskan begitu saja.
Setelah
mendapat keuntungan yang besar, lalu melepaskan Pengajaran Mempelai, sebetulnya
itu merupakan suatu kekeliruan yang besar.
Wahyu
6:5
(6:5)
Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk
yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada
seekor kuda hitam dan orang yang menungganginya memegang sebuah
timbangan di tangannya.
Ketika
meterai yang ketiga dibuka, tampillah seekor kuda hitam, lalu orang yang
menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
Wahyu
6:6
(6:6)
Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat
makhluk itu berkata: "Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak
jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan anggur itu."
Perhatikan
kalimat: “Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar”, ini
berbicara tentang; masa kelaparan yang hebat, karena harga makanan pada saat
itu akan menjadi sangat mahal.
Jadi,
kuda hitam itu berbicara tentang kematian oleh karena kelaparan-kelaparan yang
akan terjadi, di mana firman Tuhan sangat sukar ditemukan.
Sekarang
firman Tuhan masih sangat mudah untuk ditemukan, oleh sebab itu, jangan sampai
menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang masih ada ini. Waktu dan kesempatan
yang ada ini kita gunakan dengan baik untuk menghargai Pengajaran Firman yang
sudah kita terima, sebab nanti akan ada masa dan waktunya di mana Tuhan akan
kirimkan kelaparan atas dunia ini, yaitu pada saat Anak Domba itu membuka
meterai yang ketiga, lalu tampillah seekor kuda hitam dan yang menungganginya
memegang sebuah timbangan di tangannya.
2
Korintus 6:11-12
(6:11)
Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami
terbuka lebar-lebar bagi kamu. (6:12) Dan bagi kamu ada tempat yang
luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit
di dalam hati kamu.
Dalam
hal memberitakan firman Tuhan, Rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus: “Hati
kami terbuka lebar-lebar bagi kamu”, tetapi sebaliknya, untuk firman yang
disampaikan itu hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati sidang jemaat
di Korintus.
2
Korintus 6:13
(6:13)
Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku
--: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
Jadi,
supaya terjadi hubungan timbal balik, Rasul Paulus berkata: “Bukalah hati
kamu selebar-lebarnya!” untuk pemberitaan firman Tuhan, selagi masih ada
waktu dan kesempatan.
Tempat
yang sempit atau hati yang sempit, sama dengan; tanah yang berbatu-batu.
Matius
13:5
(13:5)
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak
banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
Benih
yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, benih itu segera tumbuh, mengapa?
Karena tanahnya tipis.
Matius
13:6
(13:6)
Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak
berakar.
Benih
yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu adalah orang yang mendengarkan
firman itu segera menerimanya dengan gembira, tetapi sayangnya benih itu tidak
berakar di dalam hatinya.
Kerugiannya
kalau benih tidak berakar, tidak tahan terhadap penindasan, tidak tahan
terhadap aniaya karena firman, dan akhirnya menjadi murtad.
Kita
lihat ORANG YANG MURTAD ini
lebih rinci, lebih jelas di dalam 1 Yohanes 2.
1
Yohanes 2:18-19
(2:18)
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu
dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak
antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang
terakhir. (2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak
sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh
termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal
itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh
termasuk pada kita.
Sebetulnya
antikris itu berasal dari antara kita, tetapi karena mereka tidak sungguh-sungguh menyangkal diri
dan memikul salibnya, akhirnya mereka murtad.
Antikris,
menunjuk orang-orang yang murtad, tidak kuat terhadap aniaya karena firman,
tidak kuat terhadap penindasan.
1
Yohanes 2:22
(2:22)
Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal
bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia
yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
Antikris
disebut juga dengan pendusta, sebab mereka menyangkal
Yesus adalah Kristus.
Orang
yang menyangkal Yesus adalah Kristus, berarti; tidak berani menyangkal dirinya
dan memikul salibnya, dengan kata lain; tidak
kuat terhadap aniaya kerena firman dan tidak
kuat terhadap sengsara karena salib, dan akhirnya menyangkali Tuhan, sama
dengan; murtad, dan menjadi antikris.
Menyangkali
salib Kristus, itu sama dengan orang yang murtad, tidak sungguh-sungguh menjadi
bagian dari tubuh Kristus. Kalau tidak sunggguh-sunggguh memikul salib, sama
dengan orang murtad, itulah antikris, anti terhadap Kristus dan salib-Nya.
Seharusnya,
yang kita sangkali adalah daging. Kita harus membunuh tabiat daging dari teman,
tetangga, saudara laki-laki, saudara perempuan, sama seperti suku Lewi
berpihak kepada Tuhan.
Matius
16:24
(16:24)
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut
Aku.
Setiap
orang yang mau mengikut Tuhan, menjadi bagian dari anggota tubuh Kristus, ia harus:
1.
“Menyangkal dirinya”,
menunjuk; orang-orang yang tidak mengakui kelebihan-kelebihan dirinya, tidak
mengakui segala sesuatu yang dia perbuat.
2. “Memikul
salibnya”, menunjuk; orang-orang yang mau bertanggung jawab di hadapan
Tuhan.
3.
“Mengikut Tuhan”,
menunjuk; orang-orang yang mengikuti teladan Tuhan, mengikuti tapak-tapak kaki
Yesus dengan tepat dan benar, berarti; satu di dalam tanda pengalaman kematian
dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kalau
kita satu di dalam pengalaman kematian Yesus, kita juga akan satu di dalam
kebangkitan-Nya, itu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Matius
16:25
(16:25)
Karena barangsiapa mau menyelamatkan
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan
nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Menyangkal
dirinya dan memikul salibnya adalah jaminan untuk memperoleh hidup yang
kekal.
Matius
16: 26
(16:26)
Apa
gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan
apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Perlu
untuk diketahui: Harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, pendidikan yang
tinggi, bahkan seluruh dunia ini, semuanya itu tidak memberi jaminan untuk
memperoleh hidup kekal.
Pilih
mana; hidup kekal atau mengalami api yang tidak berkesudahan? Api amarah dan
api jengkel di dunia ini saja, itu sudah membuat kita stress, apalagi api yang tidak berkesudahan.
Tadi,
dalam 1 Yohanes 2: 18 dikatakan: “waktu ini adalah waktu yang terakhir,
telah bangkit banyak antikristus”, demikian juga di akhir zaman akan datang
masa yang sukar.
Mari
kita perhatikan dalam 2 Timotius 3.
2
Timotius 3:1-4
(3:1)
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang
sukar.
(3:2) Manusia akan mencintai
dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual
dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka
akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak
mempedulikan agama, (3:3) tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai,
suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang,
tidak suka yang baik, (3:4) suka mengkhianat, tidak
berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu
dari pada menuruti Allah.
Ada
18 (delapan belas) macam dosa akhir zaman:
1)
Mencintai dirinya sendiri, 2) Menjadi hamba uang, 3) Membual, 4) Menyombongkan
diri, 5) Memfitnah, 6) Berontak terhadap orang tua, 7) Tidak tahu berterima
kasih, 8) Tidak peduli agama, 9) Tidak tahu mengasihi, 10) Tidak mau berdamai,
11) Suka menjelekkan orang lain, 12) Tidak mengekang diri, 13) Garang, 14)
Tidak suka yang baik, 15) Suka menghianat, 16) Tidak berpikir panjang, 17)
Berlagak tahu, 18) Lebih menuruti hawa nafsu daripada munuruti Allah.
Tidak
ada sesuatu yang dapat diandalkan dari daging, sebab daging ini benar-benar
takhta dari 18 (delapan belas) macam dosa akhir zaman.
Kalau
18 (delapan belas) macam dosa akhir zaman ini menguasai seseorang, itu artinya;
18 (delapan belas) dibagi 3 (tiga), hasilnya adalah enam (6), artinya;
-
6 (enam) pertama; tubuh telah
dikuasai daging.
- 6
(enam) kedua; jiwa telah
dikuasai daging.
-
6 (enam) ketiga; roh telah dikuasai daging.
Angka
6 adalah angka daging. Angka 3 -> tubuh, jiwa, dan roh manusia.
Ciri-ciri
bila seseorang telah dikuasai oleh roh antikris.
YANG
PERTAMA.
2
Timotius 3:5
(3:5)
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada
hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
Mereka itu menjalankan ibadah
Taurat atau ibadah lahiriah.
Ibadah
Taurat, berarti; mulut memulikan Tuhan, tetapi hatinya jauh dari Tuhan, sama
dengan; mempersembahkan tubuhnya kepada Tuhan, tetapi manusia batiniahnya tidak
dipersembahkan kepada Tuhan.
Pertanyaannya:
Mengapa mereka menjalankan ibadah
secara lahiriah?
Jawabnya:
Sebab mereka memungkiri kekuatan dari ibadah itu sendiri, atau mereka tidak
lagi mempercayakan hidup mereka kepada Tuhan. Mereka lebih bergantung kepada
manusia dan kekuatannya, juga bergantung kepada harta, kekayaan (Mamon), tidak
bergantung kepada kemurahan hati Tuhan.
Hati
saya miris melihat seseorang (anak-anak Tuhan) sudah mengerti firman, tetapi
masih menyangkali Tuhan, tidak mau menyangkali diri dan memikul salibnya. Lebih
menuruti hawa nafsu daging, lebih menuruti perasaan manusia dari pada perasaan
Tuhan.
Ciri-ciri
bila seseorang telah dikuasai oleh roh antikris.
YANG
KEDUA.
2
Timotius 3:6
(3:6)
Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah
orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa
dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu,
Mereka menyelundup ke rumah
orang lain, digambarkan seperti serigala berbulu domba, itulah nabi-nabi
palsu dan gereja palsu.
Kalau
kita beribadah, tetapi bergerilya, maksudnya; membiarkan dosa kejahatan dan
dosa kenajisan merajalela secara tersembunyi (terselubung), sebenarnya itu
adalah gereja palsu.
Tujuan
menyelundup: Untuk menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa
dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu.
Berbanding
terbalik dengan domba-domba yang ditempatkan di sebelah kanan: Mereka
betul-betul memperhatikan orang yang hina (sarat dengan dosa), maka Yesus
berkata: “segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”.
Sedangkan
nabi-nabi palsu dan gereja palsu, sebetulnya tidak memperhatikan kehidupan yang
lemah, tidak memperhatikan kehidupan yang hina, yang miskin, yang papah, justru
diperdayakan untuk mendapatkan untung dari situ.
Kalau
mengikut Tuhan: harus dengan Sangkal diri, pikul salib, ikut Tuhan, tampilkan
diri apa adanya, sebagaimana mestinya sebagai pengikut Tuhan. Tunjukkan
kebenaran itu di rumah, di tempat bekerja, di sekolah, di perkuliahan,
tunjukkan kebenaran itu di mana saja. Misalnya; pemuda remaja kalau memang
harus mengembalikan sepersepuluh kepada Tuhan, beritahu kepada orang tua,
jangan takut, supaya jangan menjadi gereja palsu yang takut dengan situasi,
takut dengan kondisi, takut dengan keadaan.
Sampai
kapan hidup kita ini penuh dengan kepalsuan? Sampai kapan kita mengikuti Tuhan
dengan kepalsuan?
2
Timotius 3:7
(3:7)
yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal
kebenaran.
“selalu
ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran”, sama seperti
benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu; benih itu tumbuh tetapi tidak
berakar, tumbuh hanya sesaat saja.
Ingin
diajar tetapi tidak sampai mendapat kebenaran, firman itu tumbuh tetapi tidak
berakar, sehingga tidak kuat terhadap penindasan, aniaya karena firman,
akhirnya menyangkali Tuhan.
Padahal
seharusnya, kalau ikut Tuhan berarti; sangkal diri, pikul salib, ikut Tuhan,
tetapi karena benih itu tumbuh dan tidak berakar, saat ada penindasan atau
aniaya karena firman, dia menjadi murtad.
Semoga
dengan pengertian yang kita dapatkan malam ini, kita maju terus, berani
tampilkan diri, tidak perlu menjadi suatu kehidupan yang palsu lagi. Sudah lama
kita menyakiti hati Tuhan hanya untuk menjaga perasaan manusia.
Mari kita lihat; CONTOH BENIH YANG TIDAK BERAKAR.
2
Timotius 3:8
(3:8)
Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga
mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka
tidak tahan uji.
Contohnya
adalah Yanes dan Yambres menentang Musa, sama dengan; menyangkali Tuhan dan
salib-Nya.
Pertanyaannya:
Mengapa Yanes dan Yambres menentang kebenaran, menyangkal salib-Nya ?
Jawabnya:
1.
Karena
akal mereka bobrok, sama dengan; tidak memiliki akal yang
sehat.
Kita ini
lahir dengan kondisi keadaan yang sempurna, serta diberi Tuhan akal budi yang
baik dan pikiran yang baik, itulah akal sehat. Tetapi kalau akal kita sudah
bobrok, tidak memiliki akal yang sehat lagi, itulah yang menyebabkan sehingga
orang sering sekali menyangkali Tuhan.
2. Iman mereka tidak tahan uji.
Iman
yang tidak tahan uji sama seperti bangunan yang terbuat dari kayu, rumput
kering, dan jerami. Menghadapi nyala api (sebagai ujian) bangunan itu
terbakar (tidak tahan uji).
2
Timotius 3:9
(3:9)
Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, karena seperti dalam
hal Yanes dan Yambres, kebodohan mereka pun akan nyata bagi semua orang.
Yanes
dan Yambres, atau orang yang selalu menyangkali Tuhan, kerohanian mereka tidak
akan lebih maju, sebaliknya kebodohan-kebodohan dirinya akan dilihat oleh orang
lain.
Kalau
kita hanya mengejar suatu keuntungan jasmani, tetapi melepaskan keuntungan
rohani, maksudnya; melepaskan Pengajaran Firman Mempelai, maka di situ akan
terlihat banyak kebodohan-kebodohan besar.
Saya
berharap: Kebodohan semacam ini, tidak terulang lagi. Kebodohan yang mungkin
pernah terjadi, jangan terulang lagi. Maka sekali lagi saya tandaskan: Kalau
kita selalu menyangkali Tuhan dan salib-Nya, kerohanian kita tidak akan pernah maju, sebaliknya yang terlihat
adalah kebodohan, sebab itu; sangkal diri, pikul salib, ikut Dia.
Matius
23:16-18
(23:16)
Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi
Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah
itu mengikat. (23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang
buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas
itu? (23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi
bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi melayani, tetapi terikat dengan perkara-perkara
lahiriah, sehingga mereka disebut dengan:
1.
Orang bodoh,
menunjuk; orang-orang yang tidak memahami rencana-rencana indah dari Tuhan
dalam hidupnya.
2.
Orang buta,
menunjuk; orang-orang yang tidak dapat melihat kemuliaan Allah yang akan
dinyatakan kelak.
Kalau
melayani Tuhan, tetapi terikat dengan perkara lahiriah, mencari keuntungan
jasmani, tetapi melepaskan keuntungan rohani, melepaskan firman yang kita
terima, itu suatu kebodohan.
Ahli
Taurat juga orang bodoh, bahkan disebut orang buta, mengapa? Karena mereka
melayani, tetapi terikat dengan hal-hal lahiriah. Memperoleh keuntungan
jasmani, namun melepaskan keuntungan rohani, melepaskan Pengajaran Mempelai,
seperti orang Ismael; tidak bertahan lama, hanya sesaat saja, saat keuntungan
saja, tetapi setelah keuntungan diperoleh, firman dilepaskan, itulah ahli
Taurat dan orang Farisi.
Sekarang,
pertanyaannya: BAGAIMANA DAN KEPADA SIAPA SEHARUSNYA KITA TERIKAT?
Jawabnya:
1.
Matius 23:20
(23:20) Karena itu barangsiapa
bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala
sesuatu yang terletak di atasnya.
“Orang yang terikat dengan pelayanan” adalah
orang yang senantiasa menjunjung tinggi korban Kristus, atau terikat dengan korban Kristus, sudah taken contract kepada Tuhan di dalam hal
menjunjung tinggi korban Kristus.
2.
Matius 23:21
(23:21) Dan barangsiapa bersumpah
demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia,
yang diam di situ.
“Orang yang terikat dengan kesucian” akan
terikat dengan Tuhan yang diam di dalam rumah-Nya atau terikat dengan Tuhan, sesuai dengan injil Matius 5: 8, “Berbahagialah
orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”
3.
Matius 23: 22
(23:22)
Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga
demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
“Orang yang terikat dengan ibadah dan pelayanan”,
maka dia akan terikat dengan takhta
Allah dan Dia yang bersemayam di
atasnya.
Ini
hal-hal penting yang tidak boleh dilupakan tentang bagaimana dan kepada siapa
kita terikat, sebaliknya, melayani tetapi terikat dengan perkara lahiriah
menjadi bodoh dan buta.
Itulah
gambaran dari; ketika orang Ismael membawa Yusuf ke tanah Mesir, lalu
menjualnya kepada Potifar.
Mereka
tidak mempertahankan Yusuf dengan lama, hanya sebatas berdagang saja. Setelah
mereka mendapat keuntungan jasmani, tiba saatnya melepaskan keuntungan rohani,
yaitu pengajaran Firman Mempelai.
Pertanyaannya:
SIAPAKAH POTIFAR ITU?
Kejadian
39:1
(39:1)
Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai
istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang
Ismael yang telah membawa dia ke situ.
Potifar
adalah orang Mesir, ia seorang pegawai istana Firaun, ia adalah pengawal kepala
raja.
Artinya;
Pengajaran Mempelai sasarannya adalah kehidupan nikah dan rumah tangga, hingga
menjangkau pemerintahan, sebab Potifar adalah seorang pejabat tinggi.
2
Korintus 11:2
(11:2)
Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan
kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci
kepada Kristus.
Sasaran
akhir dari Pengajaran Mempelai adalah untuk mempertunangkan gereja Tuhan dengan
satu laki-laki, sebab Pengajaran Mempelai berkuasa membawa gereja Tuhan sebagai
perawan suci kepada Kristus.
2
Korintus 11:3-4
(11:3)
Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu
yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu
dengan kelicikannya. (11:4) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang
datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan,
atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu
terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.
Syarat
untuk dipertunangkan kepada satu laki-laki ialah: pikiran kita jangan sampai disesatkan dari kesetiaan kita yang
sejati kepada Kristus oleh dua hal:
1.
Yesus yang lain, menunjuk; ajaran yang menolak
salib untuk bebas melakukan kejahatan dan pemberontakan.
2.
Roh yang lain,
menunjuk kepada; roh si dajjal atau
roh antikris, yaitu lebih mencintai mamon dari pada Tuhan.
1
Yohanes 4:2-3
(4:2)
Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku,
bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari
Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak
berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia
telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam
dunia.
Perbedaan antara Roh Allah dan roh antikris:
-
Mengaku
Tuhan dan salib-Nya, itu menunjuk kepada; Roh Allah.
-
Menyangkal Tuhan dan salib-Nya, itu
menunjuk kepada; roh antikristus atau roh si dajjal.
Wahyu
14:3
(14:3)
Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan
keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari
nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang
telah ditebus dari bumi itu.
144.000
(seratus empat puluh empat ribu) orang yang telah ditebus dari bumi; “mereka
menyanyikan suatu nyanyian baru”, artinya: memperhatikan hubungan nikah
(hubungan intim) mereka dengan Tuhan.
Lebih
jauh kita melihat; 144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang ini.
Wahyu
14:4
(14:4)
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan
perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan.
Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.
Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan
bagi Anak Domba itu.
“Mereka
itu murni sama seperti perawan” sebab mereka tidak mencemarkan diri mereka dengan
perempuan-perempuan.
Perempuan-perempuan
yang dimaksud di sini adalah perempuan-perempuan yang ada di dalam kitab
Wahyu, antara lain:
1. Perempuan Izebel.
Wahyu 2:20
(2:20) Tetapi Aku mencela engkau,
karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah,
mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan
persembahan-persembahan berhala.
Perempuan Izebel mengaku dirinya sebagai nabiah, sehingga ia
mengajar hamba-hamba Tuhan, supaya hamba-hamba Tuhan berbuat zinah dan makan
persembahan-persembahan berhala.
Itu bisa kita lihat dalam kitab Raja-Raja: semua nabi-nabi telah
makan dari meja Izebel. 450 (empat ratus lima puluh) nabi-nabi telah
meninggalkan Tuhan, tinggal nabi Elia seorang diri.
Kalau kita hidup, biarlah kita hidup oleh karena kemurahan Tuhan,
menikmati Pengajaran Firman Tuhan sebagai makanan rohani yang sudah memberikan
hidup di dalam kehidupan kita pribadi lepas pribadi, jangan kita makan dari
meja Izebel, jangan kita makan dari meja asing.
2. Perempuan Babel.
Wahyu 17:5,15
(17:5) Dan pada dahinya tertulis
suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita
pelacur dan dari kekejian bumi (17:15) Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di
mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat
banyak dan kaum dan bahasa.
Perempuan Babel atau perempuan kekejian itu duduk di atas air yang
banyak, artinya; oleh karena perempuan Babel ini, bumi menjadi rusak oleh
karena percabulannya dan kenajisannya.
Inilah
perempuan-perempuan yang dimaksud. Pendeknya; kedua perempuan tersebut bukanlah
perempuan biasa.
Tetapi
144.000 (seratus empat puluh empat ribu) orang yang ditebus dari antara bumi,
betul-betul memperhatikan nikah suci, tetap mempertahankan hubungan intim
dengan Tuhan (tetap mempertahankan persekutuan yang indah dengan Tuhan), mereka
tidak mau mencemarkan diri mereka dengan perempuan-perempuan itu, itulah Izebel
dan Babel, sehingga mereka murni sama seperti perawan.
Pengajaran
Mempelai ini berkuasa untuk mempertunangkan kita kepada satu laki-laki,
berkuasa untuk membawa kita sebagai perawan suci kepada Kristus, sebab
Pengajaran Mempelai berkuasa untuk melepaskan kita dari kedua perempuan
tersebut.
Kita
bersyukur kepada Tuhan, sebab Pengajaran Mempelai ini menjangkau nikah dan
rumah tangga, sampai nanti menjangkau pemerintahan, persis 144.000 (seratus
empat puluh empat ribu) orang yang ditebus dari bumi ini, tidak mencemarkan
dirinya dengan perempuan-perempuan, mereka murni sama seperti perawan.
Saya
tidak menyalahkan pengajaran yang lain, tetapi saya lebih yakin dengan Pengajaran
Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Sebab itu; jangan sampai kita berubah
pikiran, tetap setia kepada Kristus, Dialah Mempelai Laki-Laki Sorga, dengan
kala lain tetap bertahan dengan Pengajaran Mempelai, karena berkuasa menjangkau
nikah dan rumah tangga. Hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan nikah,
jangan sampai dicemarkan dengan ajaran lain, tetap murni seperti perawan.
Wahyu
14: 1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya,
Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat
puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Anak
Domba berdiri di bukit Sion, dan bersama-sama dengan Dia, 144.000 (seratus
empat puluh empat ribu) orang.
Berdiri
di bukit Sion, berarti; menjadi suatu
kerajaan dan imam-imam bagi
Allah untuk memerintah sebagai raja.
Yusuf
adalah gambaran dari Pengajaran Mempelai, menjangkau nikah Potifar, dan
pemerintahan, sebab Potifar adalah seorang pejabat di Mesir.
Ijinkan
Pengajaran Mempelai ini mengawal dan mengawasi kehidupan rohani kita. Dalam
setiap perjalanan rohani kita di dalam mengikuti teladan yang ditinggalkan oleh
Yesus, tapak-tapak yang berdarah, ikuti dengan tepat, maka dosa rontok pada
saat itu juga, nama Tuhan dipermuliakan.
Jadi
Pengajaran Mempelai menjangkau nikah dan rumah tangga, menjangkau pemerintahan,
menjadi suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah, itu bukit Sion. Biarlah kita
kelak ada di atas bukit Sion, menjadi suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah.
Haleluya ... puji Tuhan.
Bukankah
Tuhan sangat memperhatikan kita sekalian? Sampai hari ini Tuhan perhatikan
kita. Rasanya tidak ada satu pun dari antara kita yang tidak diperhatikan oleh
Tuhan, asal kita bertahan sampai kesudahan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PEREMPAUN SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment