IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 11 JULI 2019
KITAB RUT
(Seri: 56)
Subtema: MENOLAK PENGAJARAN FIRMAN; SEHARGA BARANG RONGSOKAN &
BINASA
Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya
memenuhi kehidupan kita masing-masing, pribadi lepas pribadi.
Saya juga tidak lupa menyapa hamba Tuhan, umat Tuhan
yang sedang mengikuti pemberitaan firman lewat Live Streaming Youtube, Facebook di manapun anda berada, mari kita
bersama-sama memohon dengan kerendahan hati kita supaya kiranya Tuhan
membukakan firman-Nya untuk menjangkau, melawat setiap kehidupan kita, bahkan
memulihkan segala sesuatu, sehingga nama Tuhan dipermuliakan.
Mari kita segera memperhatikan firman penggembalaan
untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari KITAB
RUT.
Rut 2: 10
(2:10) Lalu sujudlah Rut menyembah
dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku
mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal
aku ini seorang asing?"
Kalimat yang harus kita perhatikan adalah “Lalu sujudlah
Rut menyembah dengan mukanya sampai
ke tanah”
Dalam hal ini, Rut menunjukkan suatu sikap yang baik
setelah ia mendapat jaminan dan bekal dari Boas, sesuai dengan ayat 8-9.
Sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah adalah
tanda;
a. Ketundukan Rut.
b. Kedewasaan Rut.
Kita akan memeriksa secara khusus tentang KEDEWASAAN RUT.
Dewasa, artinya; telah meninggalkan sikap kanak-kanak
atau telah akil balig.
Lebih jauh kita akan melihat tentang kedewasaan Rut
ini dalam 1 Korintus 13.
1 Korintus 13: 11
(13:11) Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata
seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir
seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan
sifat kanak-kanak itu.
Rasul Paulus berkata: “Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak
itu”
Biarlah kiranya kita semua semakin hari semakin dewasa
rohani karena firman Allah yang sudah kita terima memberi pertumbuhan rohani
yang sehat sampai kita semua dewasa rohani, berarti meninggalkan sifat kanak-kanak.
Jangan sampai kita mengikuti Tuhan dari minggu ke
minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun, tetapi tidak mencapai kedewasaan
rohani, itu merupakan kerohanian jalan di tempat atau kerohanian yang kerdil,
dan itu menghabiskan waktu, tenaga, pikiran, semua terbuang sia-sia. Tetapi
saya, sebagai gembala sidang, berdoa bagi sidang jemaat yang saya layani ini
supaya kita boleh mengalami pertumbuhan rohani sampai kita betul-betul dewasa
rohani, berarti meninggalkan sifat kanak-kanak.
Adapun sifat kanak-kanak yang dimaksud adalah;
a. Berkata-kata seperti
kanak-kanak.
b. Merasa seperti kanak-kanak.
c. Berpikir seperti kanak-kanak.
Contoh BERKATA-KATA SEPERTI KANAK-KANAK.
1 Korintus 13: 1
(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan
bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong
yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
Sekalipun hamba Tuhan itu dapat berkata-kata dengan
semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika ia tidak mempunya kasih,
sama dengan gong yang berkumandang
dan canang yang gemerincing.
Kalau gong dan canang dipukul, maka tentu akan
mengeluarkan bunyi atau suara. Kemudian kalau gong dan canang dipukul lagi, ia
akan mengeluarkan bunyi atau suara yang sama, tidak akan mengeluarkan bunyi
atau suara yang berbeda. Mengapa demikian? Karena gong dan canang, kedua-duanya
adalah alat musik yang tidak berjiwa.
Binatang tidak disebut jiwa, tetapi manusia disebut jiwa.
Jiwa itu harus dibawa kepada Tuhan sehingga kehidupan kita harus berada di
dalam tanda pengalaman kematian dan kebangkitan, itulah irama kita dalam
mengikuti Tuhan; naik dan turun, mati dan bangkit, itulah bunyi yang
berbeda-beda, irama yang harus didengar oleh Tuhan.
1 Korintus 14: 6-7
(14:6) Jadi, saudara-saudara, jika
aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu
bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan
atau nubuat atau pengajaran? (14:7)
Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti
seruling dan kecapi -- bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang
dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak
mengeluarkan bunyi yang berbeda?
Orang lain tidak dapat mengetahui lagu apakah yang
dimainkan oleh seruling dan kecapi, kalau kedua alat musik tersebut tidak mengeluarkan bunyi atau suara yang berbeda.
Sama halnya dengan seorang hamba Tuhan yang sedang
menyampaikan firman Tuhan dengan menggunakan
semua bahasa manusia dan menggunakan bahasa malaikat atau
menggunakan bahasa intelektual atau bahasa yang tinggi-tinggi, tetapi ia
tidak mempunyai kasih.
Tidak mempunyai kasih, artinya; menyampaikan firman
Tuhan kepada sidang jemaat;
a. Tanpa penyataan Allah.
b. Tanpa pengetahuan.
c. Tanpa nubuat.
d. Tanpa pengajaran.
Pendeknya; menyampaikan firman Tuhan kepada sidang
jemaat tanpa kasih (tanpa empat perkara di atas) sama dengan alat musik yang
tidak berjiwa.
Tidak berjiwa, artinya; hamba
Tuhan itu tidak peduli dengan jiwa-jiwa
dan tidak peduli dengan orang lain,
atau tidak peduli dengan sidang jemaat yang dia layani dalam segala pergumulan
mereka.
Sekarang, kita memperhatikan tentang: TANPA PENGAJARAN (Seri
2)
Hosea 8: 1-3
(8:1) Tiuplah sangkakala! Serangan laksana
rajawali atas rumah TUHAN! Oleh karena mereka telah melangkahi perjanjian-Ku
dan telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku. (8:2) Kepada-Ku mereka berseru-seru: "Ya Allahku, kami, Israel
mengenal Engkau!" (8:3) Israel
telah menolak yang baik -- biarlah musuh mengejar dia!
Bangsa Israel melangkahi perjanjian Tuhan dan mendurhaka
terhadap pengajaran Tuhan.
Sejauh ini kita telah menerima pengajaran firman,
lewat Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel. Jangan kita sekali-kali
mendurhaka terhadap Firman Pengajaran Mempelai dalam Terang Tabernakel, sebab
mengandung resiko. Pengajaran Mempelai ini sungguh besar dan mulia, murni dan
benar, untuk membawa kita menjadi tubuh mempelai dan kelak berada dalam
perjamuan kawin Anak Domba, sebagai sasaran akhir dari ibadah kita di muka bumi
ini.
Akibat mendurhaka kepada firman:
YANG PERTAMA: Tuhan
tidak mendengarkan seruan mereka.
Jadi sekalipun berseru (memohon) namun Tuhan tetap tidak mendengarkan
doa dan permohonan mereka. Banyak orang Kristen mengomel karena doanya tidak
didengar oleh Tuhan. Tidak menyadari, bahwa sesungguhnya dia sudah terlebih
dahulu mendurhaka terhadap pengajaran firman.
Banyak orang Kristen, setelah melihat anaknya hidup dalam pergaulan
bebas, menyalahkan Tuhan dan berkata: “Apa
salahku, Tuhan? Apa yang saya perbuat, Tuhan?” Dia menyalahkan Tuhan,
padahal sesungguhnya dia tidak menyadari bahwa dia telah mendurhaka terhadap
pengajaran firman sehingga doanya tidak didengar Tuhan. Setelah terjadi
kegagalan, dia justru menyalahkan Tuhan, padahal dia sendiri yang menolak
pengajaran, dia tidak membawa anaknya untuk menerima pengajaran. Kalau tidak mendidik
anak-anaknya dalam pengajaran, ini adalah kesalahan dari orang tua.
Itu sebabnya dalam Amsal 28: 9
dikatakan: “Siapa memalingkan telinganya
untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.” Tidak mau
mendengar firman, tetapi menaikkan doa (permintaan), itu kekejian bagi Tuhan.
Akibat mendurhaka kepada firman:
YANG KEDUA: Diserahkan
kepada musuh atas seijin Tuhan.
Adapun musuh/si seteru itu ialah:
1. Daging
dengan segala hawa nafsunya, yaitu keinginan-keinginan daging yang jahat.
2. Iblis
atau Setan, yaitu roh-roh jahat di udara dengan segala tipu dayanya, serta
demon-demon dari roh-roh najis.
3. Dunia
dengan arusnya yang menghanyutkan.
Sedikit saya bercerita: cikal bakal bangsa Israel
adalah dimulai dengan panggilan Abraham dibawa keluar dari Ur-Kasdim ke tanah
Kanaan. Di sana dia memperanakkan Ishak, dan Ishak memperanakkan Yakub, dan
Yakub (Israel) mempunyai dua belas anak. Singkat cerita, Yusuf (satu dari 12
anak Yakub) dijual ke tanah Mesir oleh saudara-saudaranya atas seijin Tuhan
untuk memelihara hidup manusia, supaya terjadi kelangsungan hidup, itu sebabnya
dia diutus terlebih dahulu ke Mesir.
Lalu pada saat terjadi kelaparan yang hebat itu, Yakub
serta anak-anaknya pergi ke Mesir. Adapun jumlah mereka adalah tujuh puluh
orang. Dan akhirnya, keturunan Israel bertambah banyak memenuhi tanah Mesir,
tetapi sesudah Yusuf dan saudara-saudaranya mati, bangkitlah seorang raja baru
memerintah Mesir yang tidak mengenal Yusuf dan bertindak dengan sadis tanpa
belas kasihan, memperbudak bangsa Israel dengan kerja paksa.
Tetapi oleh karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan
yang abadi, bangsa Israel dibebaskan dari Mesir sebab Anak Domba Paskah telah
disembelih. Lalu mereka dibawa masuk ke tanah Kanaan, tanah yang sudah
dijanjikan kepada nenek moyang bangsa Israel, selanjutnya Allah membuat mereka
menjadi suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah untuk memerintah sebagai raja
di bumi, ini merupakan suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa.
Pendeknya; bangsa Israel menjadi harta kesayangan dan
milik kepunyaan Allah sendiri oleh karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan
yang abadi.
Ulangan 32: 15
(32:15) Lalu menjadi gemuklah
Yesyurun, dan menendang ke belakang, -- bertambah gemuk engkau,
gendut dan tambun -- dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia
memandang rendah gunung batu keselamatannya.
Perhatikan kalimat: “Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang”
Apa dan siapa yang di belakang? Itulah Allah yang
besar, Allah yang membawa mereka keluar dari Mesir, Allah yang menuntun
perjalanan bangsa Israel selama empat puluh tahun di Padang Gurun. Namun bangsa
Israel lupa kepada Tuhan, lupa dengan pengajaran Tuhan.
Menendang ke belakang, artinya; bangsa Israel lupa kepada Tuhan Allah yang dahulu membawa
mereka keluar dari perbudakan Mesir, serta mendukung mereka dengan tangan yang
kuat selama empat puluh tahun perjalanan di padang gurun.
Selain memndang ke belakang, mereka juga memandang
rendah gunung batu keselamatannya, artinya; memandang ringan korban Kristus
yang menyelamatkan.
- Gunung batu → korban Kristus.
- Yesyurun →
suatu gambaran bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang dikasihi dan disayangi.
- Gemuk artinya;
Diberkati oleh Tuhan.
Ulangan 32: 12
(32:12) demikianlah TUHAN sendiri
menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia.
Tuhan sendiri yang menuntun bangsa Israel dalam
perjalanan di padang gurun, tidak ada allah asing menyertai mereka. Bukan berhala
yang membawa mereka dekat kepada Tuhan, tetapi oleh dua tangan Tuhan yang kuat
yang menuntun mereka. Bukan karena kedudukan, jabatan yang tinggi, bukan karena
harta, uang yang banyak, atau karena pendidikan yang tinggi, kita datang kepada
Tuhan, melainkan oleh dua tangan Tuhan yang kuat.
Namun kita seringkali lupa dengan pengajaran Tuhan,
dan akhirnya menendang ke belakang seperti Yesyurun.
Ulangan 32: 16-17
(32:16) Mereka membangkitkan
cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya
dengan dewa kekejian, (32:17) mereka
mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat yang bukan Allah, kepada allah yang
tidak mereka kenal, allah baru yang belum lama timbul, yang kepadanya nenek
moyangmu tidak gentar.
Akhirnya, bangsa Israel jatuh ke dalam penyembahan
berhala sehingga membangkitkan cemburu-Nya dan menimbulkan sakit hati-Nya.
Pada saat mereka menyembah berhala, mereka
mempersembahkan korban:
- Kepada roh-roh jahat yang bukan
Allah.
Roh jahat (perbuatan jahat)
bisa menghabisi keuangan anak-anak Tuhan, oleh sebab itu, hati-hati.
- Kepada allah yang tidak mereka
kenal.
Segala kenikmatan yang
diperoleh dari dunia (berhala) tidak dapat menolong, tidak dapat memberi jalan
keluar, tidak dapat menyelesaikan masalah-masalah yang kita hadapi, dia tidak
mengerti keberadaan kita. Tetapi anehnya, banyak manusia berusaha mencari
kenikmatan yang berasal dari allah yang tidak dikenal, padahal hanya Tuhan yang mengenal kita.
Sangat disayangkan bangsa Israel mempersembahkan
korban kepada dua hal di atas. Begitu bodohnya kehidupan orang Kristen yang
melakukan hal demikian, menyedihkan sekali. Betul-betul membuat hati Tuhan
susah.
Ulangan 32: 18
(32:18) Gunung batu yang
memperanakkan engkau, telah kaulalaikan, dan telah kaulupakan Allah
yang melahirkan engkau.
Bangsa Israel betul-betul melalaikan gunung batu yang
memperanakkan mereka. Gunung batu -> korban Kristus.
Ketika Yesus mati di atas kayu salib, lambungnya
ditombak, segera mengalir keluar darah dan air. Darah dan air
adalah tanda kelahiran baru.
Tidak berhenti sampai di situ, kemudian bangsa Israel
melupakan Allah yang melahirkan mereka.
Ketika bangsa Israel melintasi laut Teberau, itu
merupakan gambaran dan bayangan dari baptisan, sama dengan dilahirkan kembali
menjadi ciptaan baru.
Baptisan air -> pengalaman
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, berarti mati terhadap dosa dan
kehidupan yang lama untuk bangkit dengan hidup yang baru.
Tetapi sekalipun demikian, mereka melalaikan dan
melupakan Tuhan yang memperanakkan dan melahirkan mereka.
Ulangan 32: 19-20
(32:19) Ketika TUHAN melihat hal itu,
maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya
lelaki dan perempuan. (32:20) Ia
berfirman: Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan
melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang
bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
Ketika Allah melihat hal itu, maka Allah menolak
bangsa Israel dan menyembunyikan wajah-Nya terhadap mereka.
Jadi Ulangan 32: 19-20 sama dengan Hosea 8: 2-3, di
situ dikatakan: Tuhan tidak mendengarkan seruan mereka, kemudian mereka
diserahkan kepada musuh.
Hal yang senada kita lihat dalam Hosea 4.
Hosea 4: 6
(4:6) Umat-Ku binasa karena tidak
mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak
engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu,
maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.
Dari mana kita mengenal Allah? Apa dengan pengertian
manusia? Apa karena ilmu pendidikan yang kita tempuh selama ini sampai dengan
perguruan tinggi? Tidak. Kita mengenal Allah karena kita sudah menerima
pengajaran Allah. Tetapi di sini dikatakan: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah”, karena mereka menolak
dan melupakan pengajaran Allah mereka.
Jadi setinggi apapun pendidikan yang kita tempuh tidak
akan memberi pengertian untuk kita dapat mengenal Allah. Kita boleh mengenal
Allah karena kita memperoleh pengajaran dari Allah.
Akibat menolak pengajaran Allah ada dua:
YANG PERTAMA: Mereka
ditolak menjadi imam Tuhan atau tidak diakui untuk melayani Tuhan.
Di muka tadi saya sudah sampaikan; darah Anak Domba
Paskah telah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, selanjutnya mereka
dibawa ke tanah Kanaan, tanah perjanjian, serta membuat mereka menjadi suatu
kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, tujuannya untuk memerintah sebagai raja
di bumi. Pendeknya; bangsa Israel menjadi harta kesayangan Tuhan dan menjadi
milik kepunyaan Allah sendiri.
Tetapi kenyataannya, Tuhan menolak mereka sebagai imam
Tuhan karena mereka menolak pengajaran Tuhan. Oleh sebab itu, belajar
dengar-dengaran. Tidak ada artinya mengerti firman bila tidak dengar-dengaran.
Hosea 4: 9
(4:9) Maka seperti nasib rakyat
demikianlah nasib imam: Aku akan menghukum dia karena
tindakan-tindakannya dan Aku akan membalaskan perbuatan-perbuatannya kepadanya.
Kalau seorang imam menolak pengajaran Tuhan, maka
nasibnya sama seperti nasib rakyat.
Sebenarnya, seorang imam atau pelayan Tuhan adalah
biji mata Tuhan, berarti;
1. Dijaga, diawasi dan dikelilinginya = diperhatikan.
2. Dipelihara dan dicukupkan, diberkati secara ajaib oleh Tuhan.
3. Dibela oleh Tuhan sehingga musuh menjadi malu.
Tetapi karena imam (harta kesayangan) menolak
pengajaran firman, maka nasib imam sama seperti nasib rakyat; tidak ada
pembelaan, tidak ada pemeliharan, tidak diberkati dengan ajaib.
Kalau kita melayani Tuhan, mau menerima pengajaran
firman dengan sungguh-sungguh, diberkati dengan ajaib. Maka sudut pandang dan
cara berpikir yang lama harus berubah, kemudian, tolak hasutan-hasutan yang
berasal dari perasaan manusia daging. Dari tidak mempunyai apa-apa, sampai
akhirnya Tuhan memperlengkapi sedemikian rupa, bahkan Tuhan percayakan kita
berada di tengah persekutuan-persekutuan di manapun Tuhan mengutus kita.
Asal jangan tolak pengajaran Tuhan supaya nasib kita
tidak sama dengan nasib rakyat.
Tetapi karena mereka menolak pengajaran, nasib mereka
menjadi sama seperti nasib rakyat. Perhatikan hal ini, cermati dengan
sungguh-sungguh, jangan diabaikan begitu saja, itulah doa saya supaya kita
semua diberkati sebagai imam, pelayan Tuhan. Jangan ikuti pikiran dan perasaan
manusia daging, ikuti cara Tuhan, dengar pengajaran.
Akibat menolak pengajaran Allah ada dua:
YANG KEDUA: Tuhan
melupakan mereka sampai kepada anak-anak mereka…(Hosea 4:6).
Menolak pengajaran, maka Tuhan akan melupakan dia
sampai kepada anak cucunya.
Oleh sebab itu, sebagai orang tua berlakulah bijaksana,
perhatikan pengajaran, janganlah mempertahankan sifat manusiawi, supaya Tuhan
jangan melupakan kita (orang tua), dan supaya Tuhan jangan melupakan anak-anak
cucu kita.
Oleh karena mereka menolak pengajaran Tuhan dan tidak
berhenti menolak pengenalan akan Tuhan, akhirnya bangsa Israel dibuang ke Babel.
Kalau kita sudah menerima penginjilan, percaya
bertobat dibaptis, lanjutkan dengan menerima pengajaran untuk mendewasakan
kehidupan kita. Menolak Pengajaran sama artinya menolak pengenalan akan Tuhan.
Bangsa Israel dibuang ke Babel, artinya; jatuh ke
dalam dosa yang dibenci oleh Tuhan, yaitu dosa kenajisan.
Adapun bangsa Israel berada di pembuangan Babel selama
tujuh puluh masa atau tujuh puluh tahun.
Ciri-ciri menolak pengenalan atau menolak pengajaran firman Tuhan.
Hosea 8: 4
(8:4) Mereka telah mengangkat
raja, tetapi tanpa persetujuan-Ku; mereka mengangkat pemuka,
tetapi dengan tidak setahu-Ku. Dari emas dan peraknya mereka membuat
berhala-berhala bagi dirinya sendiri, sehingga mereka dilenyapkan.
Kalimat Hosea 8: 4 dibagi atas:
1. “Mereka telah mengangkat raja,
tetapi tanpa persetujuan-Ku; mereka mengangkat pemuka, tetapi dengan tidak
setahu-Ku”
2. “Dari emas dan peraknya mereka
membuat berhala-berhala”
Mengangkat raja dan pemuka tanpa persetujuan dan tanpa
setahu Tuhan, menunjukkan bahwa bangsa Israel tidak dengar-dengaran kepada Tuhan. Kalau bangsa Israel
dengar-dengaran, maka terlebih dahulu mereka mendengar Tuhan dan menerima
persetujuan (restu) dari Tuhan, barulah mereka mengerjakannya.
Berbanding terbalik dengan sikap Rut terhadap Naomi;
sebelum Rut berada di ladang Boas, terlebih dahulu Rut menerima doa dan restu
dari Naomi, barulah dia berada di ladang Boas. Boas rohani itulah Tuhan Yesus
Kristus, Sang Penebus.
Singkatnya, orang yang tidak dengar-dengaran adalah
orang yang suka mendahului kehendak Tuhan. Belum mendengar kehendak Tuhan,
mereka sudah melakukan sesuatu, itu berarti mendahului kehendak Tuhan.
Sebanyak apapun pekerjaan yang kita kerjakan, seberat
apapun pekerjaan yang kita kerjakan, sekalipun itu untuk Tuhan, tetapi kalau
tidak dengar-dengaran itu semua tidak ada artinya.
Ukuran keberhasilan di dalam Tuhan, bukan karena
melakukan pekerjaan yang banyak, ukuran keberhasilan bukan karena berkorban
banyak. Ukuran keberhasilan adalah dengar-dengaran kepada Tuhan. Kalau ukuran
keberhasilan dari hasil usaha atau dari kekuatan kita, maka satu dengan yang
lain saling unjuk gigi, unjuk kemampuan, tidak ada damai sejahtera di dalamnya.
Saul adalah contoh orang yang tidak dengar-dengaran.
1 Samuel 10: 1
(10:1) Lalu Samuel mengambil
buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia
sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja
atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN,
dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.
Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas
milik-Nya sendiri:
Saul diurapi menjadi raja atas Israel, tujuannya;
untuk menyelamatkan bangsa Israel dari tangan musuh di sekitarnya.
Tugas dari seorang imamat rajani (hamba Tuhan/pelayan
Tuhan) untuk menolong orang-orang yang di sekitarnya.
1 Samuel 10: 8
(10:8) Engkau harus pergi ke
Gilgal mendahului aku, dan camkanlah, aku akan datang kepadamu untuk
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Engkau harus menunggu
tujuh hari lamanya, sampai aku datang kepadamu dan memberitahukan kepadamu apa
yang harus kaulakukan."
Perintah Samuel kepada Saul: supaya Saul terlebih
dahulu berada di Gilgal, berarti Saul harus menunggu Samuel selama tujuh hari
lamanya, sebab Samuel akan mempersembahkan korban bakaran dan korban
keselamatan kepada Tuhan, dengan tujuan untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan
di dalam hal menyelamatkan bangsa Israel dari tangan Filistin.
Sekarang kita akan memperhatikan: Apakah Saul akan
dengar-dengaran?
1 Samuel 13: 5, 8-10
(13:5) Adapun orang Filistin telah
berkumpul untuk berperang melawan orang Israel. Dengan tiga ribu kereta, enam
ribu orang pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki sebanyak pasir di tepi
laut mereka bergerak maju dan berkemah di Mikhmas, di sebelah timur Bet-Awen. (13:8) Ia menunggu tujuh hari lamanya
sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke
Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia. (13:9) Sebab itu Saul berkata:
"Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia
mempersembahkan korban bakaran. (13:10)
Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel
datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya.
Saul mempersembahkan korban bakaran dan korban
keselamatan kepada Tuhan.
Dalam hal ini, Saul tidak dengar-dengaran kepada
Tuhan. Mengapa? Karena Saul mendahului kehendak Tuhan, dia tidak menunggu
Samuel sampai tujuh hari yang ditetapkan oleh Samuel, karena yang seharusnya
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan adalah seorang imam,
itulah nabi Samuel, bukan Saul.
1 Samuel 13: 11-12
(13:11) Tetapi kata Samuel: "Apa
yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu
berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang
telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, (13:12) maka pikirku: Sebentar
lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan
belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan
korban bakaran."
Kalau tidak memiliki roh dengar-dengaran, suka berdalih
dan suka mencari alasan ini dan itu.
Adapun alasan-alasan Saul ialah: Rakyat sudah
berserak-serak (tercerai-berai) karena melihat musuh sehingga dia memberanikan
diri untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.
Seolah-olah Tuhan tidak mempunyai mata dan Tuhan tidak
mendengar seruan doa kita, seolah-olah Tuhan tidak mempunyai tangan untuk
segera memberi pertolongan.
Kesimpulannya, kalau tidak memiliki roh
dengar-dengaran:
1. Suka berdalih dan mencari
alasan.
Kalau seseorang beralasan hari
ini, kemudian alasan itu sepertinya benar, maka besok Setan akan menyediakan
segudang alasan yang lebih tepat dan benar. Tetapi ingat, itu adalah cara Setan
untuk membuat kita tidak dengar-dengaran. Jangan turuti hal seperti itu.
2. Suka menggunakan pikiran dan
perasaan manusia daging.
Kalau kita menggunakan
perasaan, musuh akan terlihat lebih besar di depan mata, sementara Tuhan akan
semakin kecil.
1 Samuel 13: 13
(13:13) Kata Samuel kepada Saul:
"Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN,
Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan
kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
Kata Samuel kepada Saul; “Perbuatanmu itu bodoh.”
Kalau seseorang suka mendahului kehendak Tuhan, itu
merupakan perbuatan bodoh, merugikan diri sendiri.
Akibat kebodohan seseorang, ia akan dirugikan oleh
karena kebodohannya sendiri.
Sebetulnya, Tuhan memanggil orang bodoh dari
dunia ini untuk mempermalukan hikmat dunia ini. Tuhan memanggil yang lemah dari
dunia ini untuk mempermalukan orang-orang kuat dari dunia ini.
Biarlah kita menjadi bijaksana dan kuat oleh karena
hikmat yang datang dari Salib. Tetapi kalau tidak memiliki roh dengar-dengaran
dan suka mendahului kehendak Tuhan, itu adalah perbuatan bodoh, dan perbuatan
bodoh akan merugikan orang itu cepat atau lambat.
Demikian juga dengan perbuatan Saul dalam 1 Samuel 15: 1-33, untuk yang kedua
kalinya dia tidak dengar-dengaran dan juga mendahului kehendak Tuhan. Sebab
apa?
- Saul membiarkan Agag, raja Amalek, hidup.
- Serta mengambil jarahan yang tambun-tambun, tetapi menumpas habis
binatang yang bangunnya kurus.
Tuhan menyuruh Saul untuk menumpas habis Amalek mulai
dari raja dan seluruh rakyat tanpa terkecuali, besar kecil, tua muda, laki-laki
perempuan, sampai kepada anak yang masih disusui. Juga menumpas habis
binatang mereka, sebab Tuhan mau
menghapuskan Amalek dari kolong langit ini.
Karena Amalek telah menghalang-halangi perjalanan
bangsa Israel di padang gurun, sama artinya menghalang-halangi rencana Tuhan =
menghalang-halangi rencana penyelamatan = menghalangi jalan salib.
1 Samuel 15: 20-21
(15:20) Lalu kata Saul kepada Samuel:
"Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah
disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang
Amalek itu sendiri telah kutumpas. (15:21)
Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang
terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban
kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."
Terhadap kesalahan yang kedua ini, Saul pun masih suka
berdalih, masih suka mencari alasan-alasan untuk membenarkan diri sendiri.
Sekali lagi saya tegaskan; Kalau tidak memiliki roh
dengar-dengaran, suka berdalih dan suka mencari alasan.
1 Samuel 15: 22
(15:22) Tetapi jawab Samuel:
"Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan
sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan
lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan.
Tetapi Samuel berkata kepada Saul:
- mendengarkan lebih baik dari pada korban
sembelihan
- memperhatikan lebih baik dari pada lemak
domba-domba jantan
Keberhasilan dari seorang imam ukurannya ialah: dengar-dengaran
dan memperhatikan. Kalau ukurannya hasil usaha, pengorbanan, hasil
pekerjaan, di situ tidak ada damai sejahtera, nanti masing-masing membawa
kebenaran diri sendiri.
Perlu untuk diketahui …
1 Samuel 15: 23
(15:23) Sebab pendurhakaan
adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama
seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak
firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Pendurhakaan (memberontak)
terhadap pengajaran firman setara dengan dosa
bertenung.
Bertenung, artinya; mencari petunjuk-petunjuk dari
arwah-arwah, atau mencari petunjuk-petunjuk bukan dari Tuhan.
Kemudian, kedegilan atau kekerasan hati setara
dengan dosa penyembahan berhala.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang melebihi dari
Tuhan. Dan di atas tadi dikatakan; dari emas dan perak, mereka membuat berhala.
Dampak negatif menolak pengajaran.
Hosea 8: 7
(8:7) Sebab mereka menabur angin,
maka mereka akan menuai puting beliung; gandum yang belum menguning
tidak ada pada mereka; tumbuh-tumbuhan itu tidak menghasilkan tepung; dan jika
memberi hasil, maka orang-orang lain menelannya.
“Bangsa Israel menabur angin, maka mereka akan menuai
puting beliung.”
Mengapa Tuhan mengatakan bahwa mereka menabur angin?
Karena mereka menolak pengajaran firman Tuhan, yaitu gandum yang belum menguning tidak ada pada mereka dan tumbuh-tumbuhan itu tidak menghasilkan
tepung.
- “gandum yang belum menguning
tidak ada pada mereka”
Sebelum menguning, pengajaran
itu terlebih dahulu kita nikmati. Kalau sudah dinikmati, ia berproses lalu
menguning, siap dituai. Tetapi kenyataanya gandum yang belum menguning tidak
ada pada mereka, pengajaran firman tidak bekerja dalam kehidupan mereka.
- “tumbuh-tumbuhan itu tidak
menghasilkan tepung”
Tepung -> pengajaran firman,
yang nanti diolah menjadi roti tidak beragi.
Hosea 8: 8
(8:8) Israel sudah ditelan; sekarang
mereka itu ada di antara bangsa-bangsa seperti barang yang tidak disukai
orang.
Pada akhirnya, bangsa Israel menjadi seharga dengan barang rongsokan di
antara bangsa-bangsa = tidak berharga.
Saya jadi teringat, sewaktu bangsa Israel meminta
seorang raja, dengan berkata: "Berikanlah
kepada kami seorang raja untuk memerintah kami," Sebenarnya perkataan
itu mengesalkan hati Samuel. Tetapi Tuhan berkata kepada Samuel: “Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam
segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka
tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas
mereka”
Samuel menyuruh segala suku Israel tampil ke muka,
maka didapati suku Benyamin. Sesudah itu disuruhnyalah suku Benyamin tampil ke muka
menurut kaum keluarganya, maka didapati kaum keluarga Matri. Akhirnya
disuruhnyalah kaum keluarga Matri tampil ke muka seorang demi seorang, maka
didapati Saul bin Kish.
Tetapi ketika ia dicari, ia tidak diketemukan, karena
Saul bersembunyi di antara barang-barang. Saul tidak percaya diri untuk menjadi
seorang raja, dia lebih percaya diri terhadap barang rongsokan, tidak ada
harganya.
Darah dan daging tidak mewarisi Kerajaan Sorga. Harta,
kekayaan, apapun yang ada di dunia ini adalah barang rongsokan. Itulah yang
terjadi kalau menolak pengajaran Tuhan, menolak pengenalan Tuhan.
Kalau kotbah hanya soal berkat-berkat, itu adalah
barang rongsokan.
Hosea 8: 11-12
(8:11) Sungguh, Efraim telah memperbanyak
mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa. (8:12) Sekalipun Kutuliskan baginya
banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing.
Melayani tetapi tidak dengar-dengaran dan menolak
pengajaran, justru pelayanan itu yang akan membuat mereka semakin berdosa
kepada Tuhan.
Menolak Pengajaran Firman, namun ia memperbanyak
pelayanan (mezbah), justru semakin memperbanyak dosa.
Ini harus menjadi suatu pelajaran bagi kita untuk kita
semakin hari semakin dewasa, jangan menolak pengajaran Tuhan, yaitu Pengajaran
Mempelai dalam Terang Tabernakel.
Hosea 8: 13
(8:13) Mereka mencintai korban
sembelihan; mereka mempersembahkan daging dan memakannya; tetapi TUHAN tidak
berkenan kepada mereka. Sekarang Ia akan mengingat kesalahan mereka dan
akan menghukum dosa mereka; mereka harus kembali ke Mesir!
Sekalipun mereka mempersembahkan korban tetapi;
1. Tuhan akan mengingat kesalahan mereka.
2. Tuhan akan menghukum dosa mereka.
3. Mereka harus kembali ke Mesir.
Kesimpulannya; seharga dengan barang rongsokan.
Hosea 8: 14
(8:14) Israel telah melupakan
Pembuatnya dan telah mendirikan istana-istana; Yehuda telah memperbanyak
kota-kota yang berkubu; tetapi Aku akan melepas api ke dalam kota-kota
mereka, sehingga puri mereka dimakan habis.
Karena Israel menolak pengajaran, sehingga mereka
menjadi sama dengan:
1. Lidah api memakan jerami.
2. Rumput kering habis lenyap untuk selama-lamanya.
Intinya, menolak Pengajaran Mempelai, sama artinya
menolak pengenalan Tuhan akhirnya akan berujung pada kebinasan.
Jadi Hosea 8: 14 sama dengan Yesaya 5: 24.
Jalan keluarnya.
Yesaya 42: 21-22, 24
(42:21) TUHAN telah berkenan demi
penyelamatan-Nya untuk memberi pengajaran-Nya yang besar dan mulia; (42:22) namun mereka suatu bangsa yang
dijarah dan dirampok, mereka semua terjebak dalam geronggang-geronggang dan
disembunyikan dalam rumah-rumah penjara; mereka telah menjadi jarahan
dan tidak ada yang melepaskan, menjadi rampasan dan tidak ada
yang berkata: "Kembalikanlah!" (42:24) Siapakah yang menyerahkan Yakub untuk dirampas, dan Israel
kepada penjarah? Bukankah itu TUHAN? Sebab kepada-Nya kita telah berdosa, dan
orang tidak mau mengikuti jalan yang telah ditunjuk-Nya, dan kepada
pengajaran-Nya orang tidak mau mendengar.
Tuhan memberi pengajaran yang besar dan mulia untuk
menyelamatkan umat-Nya, namun;
- mereka menjadi jarahan dan tidak ada yang melepaskan,
- menjadi rampasan dan tidak ada yang berkata: “Kembalikanlah!”
Pendeknya; tidak
mendapat pertolongan. Mengapa? Sebab mereka tidak mau mengikuti jalan yang
ditunjukkan Tuhan dan mereka menolak pengajaran firman.
Tetapi jalan keluarnya, kita akan melihat pada ayat
23.
Yesaya 42: 23
(42:23) Siapakah di antara kamu yang
mau memasang telinga kepada hal ini, yang mau memperhatikan dan mendengarkannya
untuk masa yang kemudian?
Jalan keluarnya: Kita harus menerima Pengajaran Firman demi masa depan.
Syaratnya.
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari
yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu
gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan
berduyun-duyun ke sana, (2:3) dan
banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung
TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya,
dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran
dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Menerima pengajaran firman demi masa depan, syaratnya;
berada di gunung Sion. Sebab dari
Sion keluar pengajaran.
Sion, menunjuk; puncak
gunung yang paling tertinggi, gambarannya dalam Wahyu 21: 9-11, di mana gunung Sion disebut pengantin perempuan
mempelai Anak Domba, disebut gunung yang besar lagi tinggi. Tetapi perlu
diketahui, juga Golgota adalah gunung yang tinggi lagi besar, berarti Salib di
Golgota akan membawa kita sampai kepada gunung Sion. Dari kasih karunia yang
satu, kita dibawa kepada kasih karunia yang lain sampai kepada puncak yang
tertinggi itulah gunung Sion.
Kegunaan pengajaran adalah mengajar kita tentang
jalan-jalan Tuhan. Jalan-jalan Tuhan itu: menanggung
penderitaan yang tidak harus ditanggung.
Kita dipanggil untuk mengikuti contoh teladan-Nya itu,
yaitu menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung, sesuai dengan 1 Petrus 1: 19-23.
Roma 6: 17
(6:17) Tetapi syukurlah kepada Allah!
Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati
telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.
Dahulu kita adalah hamba dosa, tidak dengar-dengaran,
suka mendahului kehendak Tuhan, tetapi sekarang kita dengan segenap hati telah
mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepada kita.
Kita dipanggil dari kegelapan dosa untuk mengikuti
contoh teladan yang ditinggalkan-Nya, berarti mengikuti jejak-jejak yang
ditinggalkan-Nya, tapak-tapak kaki Yesus yang penuh darah itu kita ikuti dengan
tepat dan benar, maka dosa rontok pada saat itu juga, kekuatiran rontok pada
saat itu juga, apa saja yang tidak berkenan rontok pada saat itu juga.
Dahulu hamba dosa, tetapi sekarang kita mentaati
pengajaran karena mengikuti jejak-jejak atau tapak-tapak kaki Yesus yang
berdarah-darah itu.
Kalau hanya bicara soal berkat di tengah ibadah
pelayanan, berarti belum mengenal Tuhan. Jangan tolak pengajaran firman supaya
kita mengenal pribadi Yesus Kristus, Dia Kepala, Mempelai Pria Sorga.
Yohanes 6: 45
(6:45) Ada tertulis dalam kitab
nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang,
yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang
kepada-Ku.
Kita datang kepada Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja,
Mempelai Pria Sorga, karena kita mau menerima pengajaran firman dengan baik dan
benar.
Harta, kekayaan, uang yang banyak, pendidikan yang
tinggi tidak membawa kita dekat kepada Tuhan, tetapi yang membawa kita dekat
kepada Tuhan adalah dua tangan Tuhan, bukan berhala. jangan kita terkecoh
dengan berkat-berkat lahiriah. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment