IBADAH
RAYA MINGGU, 02 JUNI 2019
KITAB
WAHYU
(Seri:
96)
Subtema: DUA TANGAN TUHAN PENUH KUASA
Shalom.
Selamat
sore, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi tempat ini dan memenuhi
setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi tanpa terkecuali.
Kita
berdoa, kita mohon kemurahan Tuhan supaya kiranya Tuhan bukakan firman-Nya bagi
kita untuk memulihkan hidup, ibadah, pelayanan, nikah, dan rumah tangga kita
dipulihkan oleh Tuhan.
Kita
segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya minggu dari KITAB WAHYU.
Wahyu
10:5-7
(10:5)
Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat
tangan kanannya ke langit, (10:6)
dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah
menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan
segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi! (10:7)
Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan
genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan
kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi."
-
Pada ayat
5 adalah: “malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi,
mengangkat tangan kanannya ke langit”
- Kemudian
pada ayat 6 dikatakan: “tidak akan ada penundaan lagi”
-
Sedangkan penekanan pada ayat 7, yaitu: “apabila ia (malaikat yang ketujuh) meniup
sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah.”
Kita
akan mulai memeriksa ayat 5, yaitu: “malaikat
yang berdiri di atas laut dan di atas bumi mengangkat tangan kanannya ke langit.”
Kita
sejenak melihat, memeriksa di dalam Ulangan 32.
Ulangan
32:39
(32:39)
Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah
yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan,
tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang dapat
melepaskan dari tangan-Ku.
Hidup
dan mati manusia ada di tangan Tuhan. Memikul salib sampai remuk dan kita
menderita sampai sakit, tetapi Ia juga yang menyembuhkan.
Jadi,
kita dapat menarik kesimpulan, bahwa; semuanya ditentukan hanya oleh tangan Tuhan yang penuh kuasa.
Itu
bisa kita buktikan di dalam Kejadian 2.
Kejadian
2:7
(2:7)
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah
dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia
itu menjadi makhluk yang hidup.
Manusia
dibentuk oleh dua tangan Tuhan dari seonggok tanah liat, dan akhirnya manusia
yang dibentuk oleh dua tangan Tuhan menjadi manusia yang hidup.
Ayat
lain mengatakan: “hidup itu adalah terang
manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak
menguasainya”, berarti bukan kegelapan yang menguasai anak-anak yang hidup
di dalam Tuhan.
Pendeknya:
Tidak ada lagi dosa yang disembunyikan, tidak ada lagi perzinahan di dalam hati
dan pikiran.
Terimalah
firman Tuhan dengan lemah lembut dan rendah hati supaya kita mudah dibentuk
oleh Tuhan.
Lebih
lengkap lagi kita memperhatikan dalam Yesaya 64.
Yesaya
64:7-8
(64:7)
Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu;
sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke
dalam kekuasaan dosa kami. (64:8) Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah
Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan
kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.
Kita ini
dibentuk oleh dua tangan Tuhan dari
tanah liat. Jadi jelas, Tuhanlah yang membentuk manusia dengan dua tangan Tuhan
yang kuat, bukan siapa-siapa.
- Dalam
Kejadian 2, Manusia dibentuk dengan
dua tangan Tuhan dan akhirnya manusia itu menjadi hidup.
- Tetapi
kenyataannya, pada Kejadian 3, Manusia (Adam) akhirnya jatuh ke dalam
dosa.
Nikah
yang pertama telah hancur, sehingga hubungan manusia dengan Tuhan terputus, dan
pada saat itulah manusia menyangkali Tuhan, dan berulang-ulang menyangkali
Tuhan.
Persis
seperti Ibrani 1, Allah berulang-ulang berfirman kepada bangsa Israel
dengan perantaraan para nabi-nabi-Nya. Kalau Allah berulang-ulang berfirman
dengan perantaraan para nabi-Nya kepada bangsa Israel, menunjukkan bahwa;
bangsa Israel berulang-ulang melakukan kesalahan.
Dan
Allah juga berfirman dengan berbagai cara melalui perantaraan pada
nabi-nabi-Nya, dengan cara yang halus, dengan cara yang keras, dengan cara yang
lembut, namun nenek moyang bangsa Israel tetap saja berulang-ulang melakukan
kesalahan. Bagaimana dengan kita?
Roma
5:12-13
(5:12)
Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu
orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah
menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (5:13)
Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia.
Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.
“dosa
telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang”
Berarti;
maut telah menjalar kepada semua orang karena semua orang telah berbuat dosa,
dengan lain kata; upah dosa ialah maut.
Roma
5:14
(5:14)
Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada
zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama
seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.
Maut
telah berkuasa dari zaman Adam sampai zaman Musa, bahkan atas zaman ini, sebab
semua orang telah berbuat dosa, sekalipun kesalahan itu tidak sama seperti
kesalahan yang dibuat oleh Adam, tetapi intinya; manusia telah berbuat dosa, dan upah dosa adalah maut.
Roma
5:17-18
(5:17)
Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka
lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan
anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu,
yaitu Yesus Kristus. (5:18)
Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman,
demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran
untuk hidup.
-
Oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa
dan semua orang beroleh penghukuman.
-
Tetapi oleh ketaatan satu orang, semua
orang beroleh pembenaran untuk memperoleh hidup.
Singkatnya:
Kita hidup dan berkuasa oleh karena salib Kristus.
Kalau
kita hidup dengan mengandalkan manusia daging, kita tidak mempunyai kuasa
apa-apa di dalam diri kita, tetapi oleh karena salib, kita hidup dan berkuasa.
Yohanes
19:33-34
(19:33)
tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati,
mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari
antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir
keluar darah dan air.
Yesus
telah mati di atas kayu salib, maka prajurit-prajurit tidak lagi mematahkan
kaki-Nya, melainkan menikam lambung-Nya dan segera mengalir keluar darah dan
air, dengan demikian kita dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru di dalam Kristus Yesus.
Lewat
kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, kita semua menjadi satu kesatuan,
sebab tidak ada tulang-tulang-Nya yang dipatah-patahkan, itulah yang disebut
dengan kesatuan tubuh Kristus.
Tidak
berhenti sampai di situ, lewat kematian Yesus Kristus, bangsa Kafir yang dahulu
hidup jauh dari Tuhan dilahirkan kembali. Tanda kelahiran seorang anak
didahului dengan tanda darah dan air (ketuban), demikianlah bangsa kafir
dilahirkan kembali sehingga menjadi ciptaan baru di dalam Kristus Yesus.
Kehidupan
yang dilahirkan adalah kehidupan yang telah dikandung di dalam rahim ibu.
Kita
lihat; SUaSANA KETIKA DIKANDUNG DI DALAM RAHIM IBU.
Mazmur
139:13-14
(139:13)
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam
kandungan ibuku. (139:14) Aku
bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa
yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya
Tuhan
yang membentuk buah pinggang kita, Tuhan yang menenun kita di dalam kandungan
ibu.
Sebelum
dilahirkan, kita sudah dibentuk dan ditenun di dalam rahim (kandungan) ibu, itu
merupakan suatu peristiwa yang dahsyat dan ajaib, suatu peristiwa yang
mengagumkan dan luar biasa, itu sebabnya pemazmur ini bersyukur kepada Tuhan
dan jiwa kita benar-benar menyadarinya.
Bayangkan,
kita adalah bangsa Kafir;
-
yang dahulu hidup jauh dari Allah,
- tidak
mengenal Tuhan dan Juruselamat, tidak mengenal kebenaran,
-
tidak mengerti apa maunya Tuhan,
tetapi
sekarang kita dibentuk sedemikian rupa;
-
dibentuk sedia kala seperti Tuhan membentuk
kita dari tanah liat,
-
setelah terbentuk lalu diberi nafas hidup,
sehingga kita hidup, dan hidup itu adalah terang, dan terang itu menguasai
kegelapan.
Itu
merupakan suatu peristiwa yang luar biasa dan dahsyat.
Kalau
kita dibentuk dari sejak rahim ibu, ditenun dari sejak kandungan, itu merupakan
suatu peristiwa yang luar biasa.
-
orang yang keras hati dan keras kepala
dibentuk,
-
orang yang jahat dan orang yang najis
dibentuk,
dan
akhirnya mereka hidup, dan hidup itu adalah terang, dan terang itu menguasai
kegelapan. Bukankah itu suatu peristiwa yang luar biasa ?
Kaitan
ketika Tuhan membentuk kita, pada ayat 13 dikatakan: “Engkaulah yang
membentuk buah pinggangku.”
Buah
pinggang, itu menunjuk; ginjal. Ginjal itu kaitannya dengan air, itu berbicara
tentang; pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, itulah yang
membentuk kita sehingga kita dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru di dalam
Kristus Yesus. Itu suatu peristiwa yang luar biasa dan jiwa kita harus
benar-benar menyadari itu.
Yesaya
44:2
(44:2)
Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari
kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan
hai Yesyurun, yang telah Kupilih!
Tuhan
menolong kehidupan yang dibentuk dari sejak kandungan, sebab itu Tuhan berkata:
“Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih!”
Kehidupan
yang sudah dibentuk oleh Tuhan tidak perlu takut dalam banyak perkara, sebab
kehidupan yang dibentuk dijadikan sebagai Yesyurun, itulah kehidupan yang
dipilih. Kehidupan yang dipilih merupakan kehidupan yang dikasihi oleh Tuhan,
berarti indah di pemandangan Tuhan, itulah hamba Tuhan.
Yesaya
49:1
(49:1)
Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai
bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan
telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku.
Tuhan
sudah memanggil dan menyebut nama kita dari sejak kandungan.
Berbahagialah
kalau nama disebut, tetapi berhati-hatilah kalau sampai Tuhan berdiam diri.
Yesaya
49:3
(49:2)
Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku
berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak
panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. (49:3)
Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku
akan menyatakan keagungan-Ku."
Yang
disebut dengan Yesyurun, itulah hamba Tuhan. Dan yang dipilih dan dikasihi di
sini adalah bangsa Israel.
-
“membuat
mulutku sebagai pedang yang tajam”
Mereka
dipilih dengan satu tujuan, yaitu untuk membuat mulut mereka sebagai pedang
yang tajam.
Semua
perkataan yang keluar dari mulut itu berkuasa membangun, menghibur, dan
menasihati. Jadi, tidak ada kata-kata yang sia-sia di hadapan Tuhan.
Yang menjadi jaminan kalau mulut kita menjadi pedang tajam adalah
berlindung di dalam naungan tangan Tuhan.
Ini suatu jaminan yang luar biasa, jaminan yang membawa kita
sampai dekat kepada Tuhan, sedangkan harta, kekayaan, uang, kedudukan, jabatan,
bahkan pendidikan yang tinggi tidak mampu membawa kita dekat kepada Tuhan. Jadi, ingat: Tuhan membuat mulut kita sebagai
pedang tajam.
-
“membuat aku menjadi anak panah yang
runcing”
Anak-anak
panah, menunjuk kepada; ayat-ayat firman Allah. Jaminannya adalah disembunyikan
di dalam tabung panah-Nya. Tabung itu tempatnya minyak, itulah urapan Roh
Kudus.
Ayat
firman itu jaminannya adalah urapan Roh Kudus. Firman tidak bisa terlepas
dengan Roh Kudus. Di mana ada firman, di situ ada Roh Kudus bekerja sama.
Kesimpulannya:
Kalau kita dijadikan sebagai anak panah yang runcing, maka jaminannya adalah
Roh Tuhan.
Tidak
mungkin kita menjadi ayat-ayat firman yang tertulis, surat pujian, surat
Kristus yang dapat dibaca dan dikenal, kalau kita tidak ada jaminan, tetapi
kita menjadi anak panah yang runcing karena Roh Tuhan yang menjadi jaminannya.
Yesaya
49:5
(49:5)
Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk
menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel
dikumpulkan kepada-Nya -- maka aku dipermuliakan di mata TUHAN, dan
Allahku menjadi kekuatanku --, firman-Nya:
Tuhan
memilih bangsa Israel menjadi Yesyurun, tujuannya; supaya mengembalikan Yakub
kepada Tuhan, supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya.
Kalau
kita kembali kepada Tuhan dan dikumpulkan bersama dengan Dia, maka kita
dipermuliakan di mata Tuhan.
Ingat
nats dalam Injil: “Siapa tidak
bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia
mencerai-beraikan.”
Tidak
bersama dengan Tuhan, berarti; melawan Tuhan. Imam-imam sebaiknya berpihak
kepada penggembalaan. Kalau tidak mengumpulkan bersama dengan Dia, berarti ia
mencerai-beraikan, merusak penggembalaan ini.
Tuhan
memilih Yakub menjadi Yesyurun untuk mengembalikan umat Tuhan, supaya kita
dikumpulkan bersama dengan Dia, tidak lagi tercerai-berai oleh karena dosa
kejahatan dan oleh dosa kenajisan, dan lain sebagainya.
Jadi,
betul, tugas dari seorang hamba Tuhan itu untuk membawa kembali anggota tubuh
yang lain kepada Tuhan, sehingga betul-betul kita dikumpulkan bersama dengan
Dia. Jadilah Yesyurun-Yesyurun yang sudah dibentuk dari sejak kandungan ibu.
Wujudnya
dapat kita lihat di dalam Perjanjian Baru, di dalam pribadi Rasul Paulus.
Galatia
1:15-16
(1:15)
Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku
dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, (1:16)
berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di
antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta
pertimbangan kepada manusia;
Tuhan
telah memilih Rasul Paulus sejak dari kandungan ibunya, dan ia dipanggil oleh
karena kasih karunia, oleh karena kemurahan Tuhan; Rasul Paulus diutus untuk
memberitakan injil di antara bangsa-bangsa yang bukan Yahudi dan Rasul Paulus
sesaat pun tidak meminta pertimbangan kepada manusia.
Kalau
melayani Tuhan, layanilah dengan sungguh-sungguh, jangan pakai perasaan manusia
daging, itu Yesyurun.
Tetapi
pikirkanlah apa yang menjadi kerinduan Tuhan yang terbesar supaya kita satu,
sama seperti Anak dengan Bapa menjadi satu.
Yesaya
46:3-4
(46:3) "Dengarkanlah
Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari
keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan,
hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim. (46:4)
Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong
kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul
kamu dan menyelamatkan kamu.
Kehidupan
yang didukung dari sejak kandungan dan yang dijunjung dari sejak rahim berarti;
sampai masa tua dan rambut putih mereka tetap ada dalam gendongan dua tangan
Tuhan, dengan tujuan:
1.
Ditanggung oleh
Tuhan.
2. Dipikul oleh Tuhan.
3.
Diselamatkan
oleh Tuhan.
Ulangan
32:9-11
(32:9) Tetapi
bagian TUHAN ialah umat-Nya, Yakub ialah milik yang ditetapkan bagi-Nya. (32:10)
Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah
ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan
diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya. (32:11)
Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di
atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya
di atas kepaknya,
“Allah
mengelilingi dan mengawasi, serta menjaga bangsa Israel di padang gurun”,
sebagai biji mata Tuhan, karena Israel adalah milik kepunyaan Tuhan, menjadi
bagian Tuhan.
Laksana
rajawali mendukung anak-anaknya di atas kepak sayapnya, demikianlah Tuhan
dengan kekuatan dua tangan Tuhan, mendukung bangsa Israel dan membawa Israel
untuk mendekat kepada Tuhan.
Kalau
hari ini kita boleh mendekat kepada Tuhan, itu semata-mata bukan karena
kekuatan kita, bukan karena kecakapan kita, dan bukan karena kita memiliki
kelebihan, bukan karena harta, kekayaan, dan perkara lahiriah lainnya,
melainkan oleh karena kekuatan dua tangan Tuhan yang menarik kita, bagaikan
mengambil puntung dari api.
Ulangan
32:12
(32:12) demikianlah
TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai
dia.
Oleh
karena kekuatan tangan Tuhan yang membawa bangsa Israel untuk mendekat kepada
Tuhan, bukan berhala, bukan siapa-siapa, bukan perkara lahiriah.
Suasana
padang gurun itu:
1.
“di tengah-tengah ketandusan”
Tandus, sama dengan; kering-kering , sama seperti ranting yang
tidak melekat pada pokok anggur menjadi kering, dan tidak menghasilkan buah
anggur yang manis, kehidupannya tidak dapat dicicipi dan dinikmati oleh Tuhan.
2.
“auman padang belantara”
Berarti, di situ binatang buas dengan buasnya menerkam dan
menghabisi kehidupan rohani kita.
Kalau kita jauh dari Tuhan, keadaan kita sama seperti berada di
padang belantara; hidup rohani kita dihabisi dan digrogoti oleh binatang buas,
itulah daging, hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
Demikian
juga kondisi rohani kita; Kalau akhirnya kita bisa lepas dari sana, dan sore
ini kita mendapat kesempatan untuk mendekat kepada Dia lewat ibadah ini,
semata-mata bukan karena gagah dan kuat kita, melainkan oleh karena dua tangan
Tuhan yang kuat. Tuhan mau supaya kita tetap ada di dalam gendongan dua tangan
Tuhan yang kuat, sampai masa tua, rambut putih, ditanggung, dipikul, dan
akhirnya selamat.
Ulangan
32:15
(32:15) Lalu
menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, -- bertambah gemuk
engkau, gendut dan tambun -- dan ia meninggalkan Allah yang telah
menjadikan dia, ia memandang rendah Gunung Batu keselamatannya.
Namun,
setelah Yesyurun bertambah gemuk, setelah bangsa Israel bertambah-tambah
kekayaannya, hartanya semakin banyak, hal-hal yang lahiriah di dalam hidupnya
semakin banyak, akhirnya mereka meninggalkan Tuhan, mereka melupakan Tuhan,
karena mereka memandang rendah Gunung Batu keselamatan.
Gunung
Batu keselamatan, menunjuk kepada; korban Kristus yang memberi keselamatan.
Berarti,
mereka tidak lagi mengarahkan pandangan mereka kepada salib di Golgota, tidak
lagi memandang korban Kristus, tidak lagi menjunjung tinggi korban Kristus,
mereka lupakan korban Kristus, sebaliknya mereka mengarahkan pandangan mereka
kepada hal-hal yang membuat mereka gemuk.
Ulangan
32:16-17
(32:16) Mereka membangkitkan
cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya
dengan dewa kekejian, (32:17) mereka mempersembahkan korban
kepada roh-roh jahat yang bukan Allah, kepada allah yang tidak mereka kenal,
allah baru yang belum lama timbul, yang kepadanya nenek moyangmu tidak gentar.
Selanjutnya,
di sini kita perhatikan:
-
Mereka membangkitkan cemburu
Tuhan dengan allah asing.
-
Mereka menimbulkan sakit
hati Tuhan dengan dewa kekejian.
Singkatnya:
mereka membuat Tuhan cemburu dan menimbulkan sakit hati Tuhan, karena pada
akhirnya mereka menyembah kepada berhala. Pada saat mereka menyembah berhala,
mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat, yang bukan allah.
Memang
itu harus terjadi:
-
Kalau kita sungguh-sungguh hidup di dalam Tuhan, menjunjung tinggi korban
Kristus, betul-betul menyembah Allah yang hidup, Allah Abraham, Ishak, Yakub,
maka kita tentu akan mempersembahkan korban kepada Tuhan, mulai dari korban
sembelihan, korban bakaran, korban keselamatan, dan korban-korban lainnya.
-
Sebaliknya, kalau orang Kristen jatuh dalam penyembahan berhala, mau
tidak mau dia harus mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat, roh najis, roh
yang lain-lain, dan itu merugikan kehidupan anak-anak Tuhan.
Berapa
banyak korban persembahan yang sudah dipersembahkan kepada roh jahat dan roh
najis, kadang itu bisa dan menimbulkan sakit hati Tuhan.
-
Kita beribadah, tetapi tidak membawa korban
dan persembahan.
-
Kita melayani, tetapi tidak membawa korban
dan persembahan.
Itu
yang membangkitkan cemburu Tuhan, menimbulkan sakit hati Tuhan. Sadarilah.
Saya
tidak perlu tanya satu per satu; sudah berapa banyak korban yang telah
dipersembahkan kepada roh najis, sebaliknya sudah berapa banyak berkorban untuk
pekerjaan Tuhan?
Padahal
hidup mati manusia ditentukan oleh dua tangan Tuhan. Kita dibentuk oleh dua
tangan Tuhan. Setelah dibentuk, kita hidup, dan hidup itu adalah terang, dan
terang itu berkuasa terhadap kegelapan.
Tetapi
kenyataannya tidak; justru setelah bangsa Israel gemuk, mereka melupakan Tuhan.
Kehidupan yang didukung dari sejak kandungan, dijunjung dari sejak rahim,
melupakan Sang Pencipta.
Ulangan
32:18
(32:18)
Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalaikan, dan telah kaulupakan
Allah yang melahirkan engkau.
Bangsa
Israel telah melupakan Allah yang melahirkan mereka. Gunung batu yang
memperanakkan mereka telah diabaikan, dikecilkan, dilalaikan.
Bukankah
tadi; oleh karena kematian Yesus (oleh karena korban Kristus di atas kayu
salib), kita menjadi satu dan bangsa kafir dilahirkan kembali? Tetapi setelah
dilahirkan, justru mengabaikan dan melalaikan gunung batu yang melahirkan itu.
Sangat
ironis sekali, hal itu terjadi karena sudah mempertuhankan allah, yang bukan
Allah yang hidup. Perhatian mereka sudah kepada hal-hal yang membuat mereka
gemuk. Yang lebih parah lagi: Yesyurun
menendang ke belakang, berarti; kembali mengulangi kesalahan-kesalahan di masa
lalu.
Sesungguhnya,
inilah yang harus kita sadari: Manusia telah dilimpahkan kasih karunia, sebab
Yesus, Anak Allah, telah mati terhadap dosa, Dialah Gunung Batu keselamatan.
Oleh karena dosa Adam, maut telah menjalar sehingga semua orang telah berbuat
dosa, tetapi oleh karena ketaatan satu orang, itulah pribadi Kristus, kita
menikmati kelimpahan kasih karunia.
Itu
yang harus kita pahami, tidak boleh dilupakan. Tidak boleh membuat hati Tuhan
sakit dan pilu. Jangan membangkitan cemburu Tuhan.
Saya
sudah sampaikan hal itu, bahwa; Tuhan melahirkan bangsa Israel untuk dijadikan
hamba-Nya, disebutlah Yesyurun, kehidupan yang dipilih dan dikasihi. Tetapi
kenyataannya, mereka melupakan itu, ini mengandung resiko, berarti; mengecilkan
kasih karunia yang dianugerahkan.
Dampak
negatif (resiko) mengabaikan kasih karunia.
Ulangan
32:39
(32:39) Lihatlah sekarang, bahwa Aku,
Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan
dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan,
dan seorang pun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.
Hidup
mati manusia ditentukan oleh dua tangan Tuhan yang berkuasa.
Kehidupan
manusia bukan ditentukan oleh perbuatan manusia, bukan ditentukan oleh hal-hal
yang membuat manusia itu gemuk. Harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, atau
pendidikan yang tinggi, tidak bisa menentukan hidup manusia.
Kita
memikul salib dan sakit, tetapi Tuhan yang menyembuhkan, Dia yang menyembuhkan,
dua tangan Tuhan yang menentukan. Itu kasih karunia. Jangan diabaikan.
Ulangan
32:40-41
(32:40)
Sesungguhnya, Aku mengangkat tangan-Ku ke langit, dan berfirman: Demi Aku yang
hidup selama-lamanya, (32:41) apabila Aku mengasah pedang-Ku yang
berkilat-kilat, dan tangan-Ku memegang penghukuman, maka Aku membalas dendam
kepada lawan-Ku, dan mengadakan pembalasan kepada yang membenci Aku.
Karena
bangsa Israel tidak menghargai kasih karunia yang dianugerahkan dengan limpah
itu, akhirnya Tuhan mengangkat tangan-Nya ke langit; pada saat itulah pedang
yang terasah, pedang yang tajam mengadakan pembalasan kepada orang yang
membenci, yaitu orang yang tidak menghargai kasih karunia itu sendiri.
Selama
Tuhan turun tangan untuk menentukan hidup, mati manusia dan segala sesuatu,
biar kita mengangkat dua tangan. Selagi Tuhan masih mengulurkan kemurahan-Nya
kepada kita, biar kita menyerah untuk dibentuk oleh Tuhan.
Tuhan
sudah menganugerahkan kasih karunia-Nya dengan limpah, tetapi kalau kita turun
tangan, kalau kita mengecilkan kasih karunia, maka pada saat itulah Tuhan
angkat tangan, lalu pedang yang tajam itu akan mengadakan pembalasan kepada
orang-orang yang membenci, yaitu orang-orang yang tidak menghargai kasih
karunia yang dianugerahkan dengan limpah. Camkanlah itu.
Wahyu
10:5-6
(10:5)
Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat
tangan kanannya ke langit, (10:6) dan ia
bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah
menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan
segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi!
Ketika
Tuhan mengangkat tangan-Nya, maka malaikat yang kuat ini bersumpah kepada Dia
yang menciptakan langit dengan segala isinya, bumi dan segala isinya, laut dan
segala isinya dan berkata: “Tidak akan ada penundaan lagi!”, artinya;
penghukuman akan berlangsung, tidak ditunda-tunda lagi, kesempatan sudah habis.
Kesempatan
masih ada walaupun tinggal sedikit, manfaatkanlah. Dua tangan Tuhan sedang
terulur sekarang.
Kalau
Tuhan turun tangan, kita angkat tangan, hargai kemurahan-Nya. Kalau tidak, Ia
akan mengangkat tangan, mengadakan pembalasan dengan pedang yang diasah, pedang
yang tajam itu terhadap orang yang membenci, yaitu yang tidak mengahargai kasih
dan kemurahan yang dianugerahkan dengan limpah, dan tidak ada penundaan lagi.
Bagaimana
respon saudara terhadap firman ini?
Apakah
hanya sekedar untuk dengar dan mengerti, tetapi tidak untuk dilakukan? Itu
mengandung resiko. Hati-hati, jangan bermain-main dengan nyawa saudara. Hanya
karena kesibukan di bumi, nyawa taruhannya.
Kesempatan
Tuhan berikan, dua tangan sudah terulur sebagai tanda kemurahan, seharusnya
kita angkat tangan, menyerah, rela dibentuk seperti apapun Tuhan membentuk, itu
kesempatan. Kalau tidak menghargai kesempatan itu, maka tidak akan ada
penundaan lagi.
Wahyu
10:7
(10:7)
Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh,
yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia
Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para
nabi."
Pada
waktu malaikat yang ketujuh meniup sangkakala yang ketujuh, maka genaplah
keputusan rahasia Allah.
Sebenarnya
hal ini sudah dinubuatkan oleh para nabi, dan hari ini juga kita sudah
menerimanya. Tetapi banyak juga orang Kristen tidak peduli, tidak mau tahu,
melalaikan kemurahan dari dua tangan Tuhan, padahal dua tangan Tuhan ini yeng
menentukan hidup kita, bukan dua tangan manusia, bukan perbuatan manusia.
Genaplah keputusan rahasia
Allah. Tidak akan ada penundaan lagi.
Kita
lihat; RAHASIA ALLAH.
Efesus
5:32
(5:32)
Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan
Kristus dan jemaat.
“Rahasia
ini besar”, tetapi yang dimaksud adalah hubungan
Kristus dan jemaat, itulah hubungan nikah.
Jadi, rahasia yang dimaksud adalah hubungan nikah.
Sudah sejauh mana hubungan kita dengan Tuhan?
Hubungan
kita dengan Tuhan itu merupakan hubungan nikah;
-
Kristus adalah Kepala gereja, Mempelai
laki-laki Sorga.
-
Sedangkan gereja Tuhan adalah tubuh-Nya,
sebagai mempelai perempuan-Nya.
Hubungan
kita dengan Tuhan bukan hanya sebatas hubungan antara anak dengan Bapa. Kita
bukan lagi anak-anak yang hanya meminta-minta, dikit-dikit minta, dikit-dikit
minta, tidak mengerti apa-apa.
Tetapi
rahasia ini, yang dimaksud adalah hubungan nikah, itulah hubungan kita dengan
Tuhan.
Wahyu
19:6-7
(19:6) Lalu aku
mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air
bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan,
Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah
kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan
Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Sasaran
akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini adalah perjamuan kawin
Anak Domba (pesta nikah Anak Domba);
-
Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria
Sorga.
-
Sedangkan gereja Tuhan, himpunan besar dari
empat penjuru (Timur, Barat, Utara, Selatan), tampil sebagai mempelai
wanita-Nya, berdasarkan kasih.
Itulah
sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini.
Kalau
orang Kristen hanya selalu berdoa untuk meminta ini dan itu, itu merupakan
anak-anak. Pikirannya hanya sebatas hal-hal yang membuat dirinya gemuk, seperti
harta, kekayaan, kedudukan, jabatan, pendidikan yang tinggi, atau mujizat,
tetapi tidak mengerti sasaran akhir dari perjalanan rohani gereja Tuhan di atas
muka bumi ini, dia tidak mengerti bermuara di mana.
Yang
benar adalah perjalanan rohani kita berakhir dalam sebuah perjamuan kawin Anak
Domba, di mana Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, gereja Tuhan
dari empat penjuru bumi, tampil sebagai mempelai wanita-Nya berdasarkan kasih.
Kita
sudah melihat: Genaplah keputusan rahasia Allah, itulah hubungan nikah (tubuh
dengan Kepala), gereja dengan Kristus sebagai Kepala, Mempelai Pria Sorga. Dan
rahasia nikah itu sudah tergenapi, itulah pesta nikah Anak Domba.
Berkenaan
dengan itu marilah kita perhatikan ayat 11.
Wahyu
19:11
(19:11)
Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan
Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar",
Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Karena
sudah tergenapi keputusan rahasia Allah, maka tampillah seekor kuda putih dan
yang menungganginya bernama "Yang Setia dan Yang Benar", Ia
menghakimi dan berperang dengan adil.
Mengapa?
Karena sudah tergenapi keputusan rahasia Allah, pesta nikah (perjamuan kawin
Anak Domba). Tidak akan ada penundaan lagi. Tidak ada lagi kesempatan.
Wahyu
19:13-15
(19:13)
Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah:
"Firman Allah." (19:14) Dan
semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan
memakai lenan halus yang putih bersih. (19:15) Dan dari
mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan
Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam
kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa.
Si
penunggang kuda itu ternyata memakai jubah yang telah dicelup dalam darah, dan
nama-Nya ialah Firman Allah, itulah pedang yang diasah, pedang yang tajam.
Ketika
genaplah keputusan rahasia Allah, itulah perjamuan kawin, di situ Tuhan sudah
angkat tangan. Lalu tampillah Firman Allah, pedang yang tajam, pedang yang
sudah diasah tadi akan membalaskan, memukul habis segala bangsa yang membenci
Dia.
Jadi,
jangan bermain-main, sebab tidak akan ada penundaan lagi.
Hai,
yang didukung dari sejak kandungan. Hai, engkau yang dijunjung dari sejak
rahim. Jangan main-main, kita sudah dilahirkan oleh Gunung Batu keselamatan.
Jangan
main-main lagi dengan hanya memusatkan perhatian kepada hal-hal yang membuat
dirimu gemuk, itu membangkitkan kecemburuan Allah, menimbulkan pilu hati Tuhan,
sehingga oleh berhala itu, banyak kita mempersembahkan korban kepada roh jahat
dan roh najis. Tidak sedikit korban yang sudah kita persembahkan kepada roh
jahat dan roh najis, dan itu menimbulkan pilu hati Tuhan, membangkitkan
kecemburuan Tuhan.
Tidak
akan ada penundaan lagi, genaplah keputusan rahasia Allah, itulah pesta nikah
Anak Domba. Maka Dia angkat tangan, lalu pedang-Nya yang diasah, yang tajam
mengadakan pembalasan kepada orang-orang yang membenci, yaitu orang-orang yang
tidak menghargai kemurahan Tuhan.
Berapa
banyak kita melakukan dosa? Tidak terhitung. Tetapi berapa kali Tuhan
mengampuni kita, sampai hari ini diberi kesempatan untuk menikmati kemurahan
dari dua tangan Tuhan yang terulur, sebab itu; biar kita selalu mengangkat
tangan.
Jadi,
yang mengadakan pembalasan adalah pedang yang diasah, pedang yang tajam, karena
tidak akan ada lagi penundaan. Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakala
yang ketujuh, sehingga genaplah keputusan rahasia Allah.
Kisah
ini pun sebetulnya sudah disampaikan kepada murid-murid, sehingga kita pun
mengerti rencana Tuhan.
Yohanes
12:46
(12:46) Aku
telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.
Tuhan
datang ke dalam dunia sebagai terang, tujuannya; supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya jangan tinggal di dalam kegelapan. Artinya, penghukuman dari
pedang yang diasah itu tidak akan begitu saja berlangsung sebelum Tuhan
mengulurkan dua tangan-Nya.
Kalau
pedang yang tajam tiba-tiba mengahakimi (mengahabisi) manusia, sehingga manusia
binasa, itu namanya pengadilan (penghakiman) tanpa belas kasih. Tetapi Tuhan
sudah terlebih dahulu datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya tidak ada
lagi dosa yang disembunyikan, itulah dua tangan yang diulurkan sebagai tanda
belas kasih-Nya, kemurahan-Nya, kasih karunia-Nya yang dianugerahkan kepada
kita dengan limpah.
Yohanes
12:47
(12:47)
Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku
tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya.
Yesus
datang ke dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.
Jadi,
jikalau seseorang mendengarkan perkataan-Nya, tetapi tidak melakukannya, Yesus
tidak menjadi hakimnya.
Yohanes
12:48
(12:48)
Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada
hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya
pada akhir zaman.
Kalau
Yesus ditolak dan semua perkataan-Nya ditolak, Ia tidak akan menjadi hakimnya,
tetapi firman Allah yang telah dikatakan itulah yang menjadi hakimnya pada
akhir zaman.
Hal
ini telah kita buktikan dan kita baca dalam Wahyu 19:11-15.
Tuhan
tidak serta merta menghakimi sehingga manusia binasa, tetapi Tuhan sudah
terlebih dahulu mengulurkan dua tangan sebagai tanda kemurahan-Nya.
Kalau
ternyata kemurahan-Nya juga ditolak, Tuhan tidak akan menghakimi, sebab Dia
datang ke dunia untuk menyelamatkan. Yang menjadi hakimnya di akhir zaman
adalah firman itu sendiri, itulah pedang yang diasah, yang tajam.
Jadi,
orang Kristen di akhir zaman ini (di hari-hari terakhir ini) tidak boleh anggap
enteng korban Kristus, Gunung Batu keselamatan yang melahirkan kita. Jangan
bermain-main lagi dengan nyawa, sebab waktu sudah sangat singkat.
Ketika
Tuhan masih memberikan nyawa, memberikan nafas hidup, sesungguhnya itu adalah
kemurahan Tuhan.
Wahyu
19:13
(19:13)
Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah:
"Firman Allah."
Ayat
ini sinkron dengan injil Yohanes 12:47, Yesus datang ke dalam dunia
sebagai terang, dan perkataan-Nya ditolak, akhirnya Dia disalibkan, itulah
jubah yang dicelup dalam darah, nama-Nya: Firman Allah.
Jadi,
sudah jelas: Saat Tuhan angkat tangan, berarti tidak akan ada penundaan lagi,
maksudnya; keputusan rahasia Allah akan digenapi segera.
Maka,
kesempatan yang ada ini kita gunakan dengan baik, jangan bermain-main lagi
dengan nyawa. Kalau Tuhan sudah panjangkan umur, nyawa ditambahkan terus,
hargai korban Kristus.
Kalau
Tuhan ijinkan hari ini juga umur pendek, sesungguhnya Tuhan bisa lakukan itu,
saudara tahu persis. Coba saudara renungkan: berapa
kali kita lepas dari maut dalam perjalanan? Kalau Tuhan mau kita binasa saat
itu, Tuhan bisa adakan, sebab tangan Tuhan yang menentukan hidup mati manusia.
Tetapi
kalau nyawa masih dipanjangkan, itu kesempatan untuk menghargai kemurahan
Tuhan. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment