IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 06 JUNI 2019
KITAB
RUT
(Seri:
51)
Subtema:
BELUM AKIL BALIG
Shalom.
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi tempat ini dan setiap
kehidupan kita yang hadir seberapa pun yang ada malam ini.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang
sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video
internet, Youtube, Facebook, di mana pun anda berada, kiranya Tuhan memberkati
kita. Sebab itu kita berdoa, kita mohon kemurahan Tuhan supaya Tuhan membukakan
firman-Nya bagi kita malam ini.
Segera
saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab
yang disertai dengan Perjamuan Suci dari KITAB RUT.
Rut
2:10
(2:10)
Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata
kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga
tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"
“Lalu
sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah.”
Dalam
hal ini, Rut menunjukkan suatu sikap yang baik setelah dia mendapat jaminan
dan bekal dari Boas rohani, yaitu Tuhan Yesus Kristus
Sujud
menyembah dengan muka sampai ke tanah adalah tanda:
1. Ketundukan
Rut.
2. Kedewasaan
Rut.
Tentang
ketundukan Rut telah disampaikan pada minggu-minggu yang lalu, sekarang kita
akan memeriksa, tentang: KEDEWASAAN RUT.
Dewasa
artinya; telah meninggalkan sikap kanak-kanak atau telah akil balig.
Galatia
4:1,3
(4:1)
Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun
ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari
segala sesuatu; (4:3) Demikian pula kita: selama kita belum akil
balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.
Kehidupan
yang belum akil balig (kanak-kanak rohani), ia sama dengan seorang hamba, sebab
ia takluk kepada roh-roh dunia atau menghambakan diri kepada roh-roh dunia.
1
Yohanes 4:1-4
(4:1)
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi
ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi
palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. (4:2) Demikianlah
kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah
datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh,
yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh
antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan
sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia. (4:4) Kamu berasal dari Allah,
anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada
di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
Sebetulnya,
roh-roh dunia, roh-roh yang ada di dalam dunia ini, tidak lebih tidak kurang
adalah roh antikristus.
1
Yohanes 4:5
(4:5)
Mereka
berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi
dan dunia mendengarkan mereka.
Tanda
bahwa seseorang takluk (menghambakan diri) kepada roh-roh dunia ialah berbicara
atau sibuk tentang hal-hal duniawi.
Pendeknya:
Roh-roh dunia atau roh antikristus anti terhadap:
1.
Salib Kristus atau pengorbanan Kristus.
2. Takhta Allah yaitu ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan
yang ada di dalamnya.
3.
Kerajaan
Sorga atau perkara-perkara yang ada di atas.
Melainkan
sibuk berbicara perkara-perkara di bawah, di bumi ini, dengan lain kata; tidak
terlepas dari daya tarik bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Mengapa
demikian? Karena baik hati, maupun pikiran mereka telah dikuasai oleh roh-roh
dunia atau roh antikristus.
Galatia
4:1-2
(4:1)
Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia
tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala
sesuatu; (4:2) tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan
sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.
Apabila
kehidupan seseorang belum akil balig, maka ia masih berada di bawah perwalian
atau ia masih berada di bawah pengawasan, dengan kata lain; belum mendapat
kepercayaan dari Tuhan.
Sesungguhnya,
orang yang melayani Tuhan adalah orang yang dewasa, artinya; ia telah
dipercayai oleh Tuhan untuk memikul sebuah tanggung jawab. Kehidupan yang
dewasa, dia tidak berada di bawah perwalian, dia tidak perlu diawasi.
Inilah
keadaan apabila kehidupan seseorang belum akil balig, belum dewasa secara
rohani, masih berada di bawah perwalian, berada di bawah pengawasan, Tuhan
belum mempercayakan suatu pelayanan kepadanya.
Galatia
4:4-5
(4:4)
Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari
seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. (4:5) Ia diutus
untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima
menjadi anak.
Selain
takluk (menghambakan diri) kepada roh-roh dunia, seorang yang belum akil balig
juga “takluk kepada hukum Taurat.”
Hukum
Taurat, menunjuk kepada; perjanjian yang pertama, berarti; menjalankan ibadah
dan pelayanan secara lahiriah. Sedangkan perjanjian yang kedua, berbicara
tentang kasih karunia yang Tuhan nyatakan kepada kita setelah Yesus menggenapi
hukum taurat di atas kayu salib.
Mari
kita melihat sejenak: HUKUM
TAURAT, menunjuk pejanjian yang
pertama.
Ibrani
10:1
(10:1)
Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang
akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena
itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan,
hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian
di dalamnya.
Hukum
Taurat hanya bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, bukan hakekat
dari keselamatan itu sendiri. Jadi, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan dan memberi
keselamatan kepada mereka yang hidup di dalamnya, sekalipun korban yang sama
terus menerus dipersembahkan, tiap-tiap tahun sekali.
Ibrani
10:2-4
(10:2)
Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi,
sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah
disucikan sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh
korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. (10:4)
Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan
dosa.
Setiap
tahun, Imam besar mengadakan pendamaian dosa, dengan membawa darah lembu jantan
muda dan darah domba jantan. Selanjutnya sebagian darah itu harus dibawa masuk
sampai ke Ruangan Maha Suci sesuai dengan
Imamat 16, setiap tahun dan terus menerus. Itulah hukum yang
pertama atau perjanjian yang pertama.
Tetapi
oleh karena korban yang dipersembahkan terus menerus setiap tahun (cara yang
pertama), justru mengingatkan orang lain akan adanya dosa, mengapa demikian?
Karena dia sadar, bahwa besok masih ada korban yang dipersembahkan untuk
memperdamaikan dosanya. Pendeknya; hukum Taurat itu merangsang seseorang untuk
berbuat dosa. Hukum Taurat itu tidak menyempurnakan dan tidak menyelamatkan.
Roma
7:5
(7:5)
Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang
dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita,
agar kita berbuah bagi maut.
Hawa
nafsu dosa dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota
tubuh, agar berbuah bagi maut.
Sepuluh
hukum Taurat tertulis di dalam dua loh batu. Di dalam hukum Taurat itu terdapat
sembilan kali kata “jangan” sebagai larangan supaya bangsa Israel jangan
berbuat dosa, tetapi dengan adanya kata “jangan” bangsa Israel justru
terangsang untuk berbuat dosa, melanggar hukum Allah.
Roma
7:7
(7:7)
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa?
Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal
dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak
mengatakan: "Jangan mengingini!"
Kita
tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: “Jangan
mengingini.”
Ini
sudah membuktikan kepada kita, bahwa hukum Taurat itu betul-betul merangsang
keinginan untuk berbuat dosa.
Roma
7:8
(7:8)
Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam
diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.
“Tanpa
hukum Taurat dosa mati”, artinya; seandainya tidak ada
hukum Taurat, dosa itu habis.
Berarti,
sudah sangat jelas, bahwa; hukum Taurat itu membangkitkan di dalam diri kita
rupa-rupa keinginan atau bermacam-macam keinginan, itulah yang disebut hawa
nafsu dosa.
Ibrani
10:3-4
(10:3)
Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan
adanya dosa. (10:4) Sebab tidak
mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
Darah
lembu jantan dan darah domba jantan tidak mungkin menghapus dosa manusia,
seperti yang dikerjakan dalam hukum Taurat, oleh Imam Besar di dalam Perjanjian
yang pertama (Perjanjian Lama). Tetapi justru oleh korban yang dipersembahkan
terus menerus setiap tahun itu, orang diperingatkan untuk kembali berbuat dosa.
Intinya:
Darah binatang tidak mungkin menghapus dosa manusia, tetapi itu merupakan
gambaran dan bayangan dari keselamatan, bukan hakekat dari keselamatan
(kebenaran), itu sebabnya Yesus Kristus disebut Anak Domba yang disembelih.
Tadi
kita sudah melihat di dalam surat Galatia: Orang-orang yang belum akil balig
menghambakan diri kepada roh-roh dunia itulah roh antikris, juga takluk kepada
hukum Taurat, sehingga mereka menjalankan ibadah hanya bersifat secara
lahiriah. Hukum taurat hanyalah bayangan dari keselamatan, bukan hakekat dari
keselamatan.
Ibrani
10:8
(10:8)
Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban
penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya"
— meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat —.
Di
atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban
penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya"
-- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --
Tuhan
tidak menghendaki korban-korban dari binatang, sebagai korban bakaran dan
korban penghapus dosa, Tuhan tidak berkenan meskipun dipersembahkan menurut
hukum Taurat. Itu sebabnya Allah mengutus Anak-Nya yang Tunggal untuk
mempersembahkan tubuh-Nya sebagai korban di atas kayu salib, sesuai dengan apa
yang tertulis di dalam gulungan kitab.
Ibrani
10:9-10
(10:9)
Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan
kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.
(10:10) Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali
untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.
Kita
harus sadar: Kalau kita dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh korban
Kristus, bukan oleh korban binatang lagi seperti pada perjanjian yang pertama
(hukum Taurat).
Orang-orang
yang menjalankan ibadah Taurat, berarti; menjalankan ibadah secara lahiriah,
mereka keliru dalam mengikuti Tuhan.
Persamaan dari ibadah Taurat
(ibadah lahiriah) adalah mulut memuliakan Tuhan, tetapi hatinya jauh dari
firman Tuhan, dengan lain kata; tubuh jasmani dipersembahkan kepada Tuhan,
tetapi manusia dalam (manusia batiniah) tidak dipersembahkan kepada Tuhan. Ini
merupakan ibadah yang sia-sia.
Ibadah
lahiriah adalah ibadah yang tidak mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa
sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
Saudara
tidak perlu takut kepada seorang gembala (hamba Tuhan), tetapi saudara takutlah
kepada Tuhan. Jangan terlihat mulut memuji Tuhan, tetapi hati jauh dari Tuhan.
Saudara pikir, saya senang kalau saudara takut kepada saya, lalu saudara tidak
takut kepada Tuhan, dengan lain kata bebas berbuat dosa kejahatan dan dosa
kenajisan di belakang sana?
Ibrani
9:26
(9:26)
Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini
dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya,
pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
Yesus
Anak Allah adalah Imam Besar. Kalau pelayanan Yesus sama seperti pelayanan pada
perjanjian yang pertama (hukum Taurat), maka Dia harus berulang-ulang disalib.
Tetapi
hanya oleh satu korban kita telah disucikan dari dosa, dan disempurnakan untuk
selama-lamanya. Cukup satu kali saja Dia dikorbankan untuk menguduskan,
menyempurnakan untuk selama-lamanya, tidak perlu berulang-ulang, seperti
pelayanan pada perjanjian yang pertama (hukum Taurat).
Sesuai
dengan Ibrani 10:21, kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala
rumah Allah. Ia telah mengadakan pendamaian dosa, sehingga tabir Bait Suci
terbelah dua dari atas sampai ke bawah, dengan lain kata; Dia telah membuka
jalan untuk kita memperoleh hidup yang kekal.
Mereka
yang belum akil balig (belum dewasa rohani), masih berada di bawah perwalian
dan masih berada di bawah pengawasan, belum dipercayakan untuk melayani
pekerjaan Tuhan.
Ciri-ciri
belum akil balig.
Galatia
4:8
(4:8)
Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada
allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah.
Seorang
yang belum akli balig, memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada
hakekatnya bukan Allah yang hidup, dengan kata lain; hidup di dalam penyembahan berhala.
Berhala, artinya; segala sesuatu yang
melebihi dari Tuhan, antara lain:
1. Merasa diri lebih baik, lebih benar, dan lebih suci dari orang lain,
menunjuk; orang yang suka bermegah.
2. Meninggalkan ibadah dan pelayanan hanya karena pekerjaan, hanya
karena kesibukan-kesibukan, serta perkara-perkara lainnya di bumi ini.
Kesibukan nomor satu, ibadah dan pelayanan domor dua.
3. Keras hati, itu disebut penyembahan berhala.
Mazmur
115:2-4
(115:2)
Mengapa bangsa-bangsa akan berkata:"Di mana Allah mereka?" (115:3)
Allah kita di sorga;Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! (115:4)
Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia,
Mengapa
bangsa-bangsa akan berkata: “Di mana Allah mereka?”
Jawabanya:
Karena mereka telah memperhambakan diri kepada berhala-berhala, yaitu allah
perak dan emas, buatan tangan manusia.
Kalau
seseorang menyembah Allah yang hidup, maka dia harus sadar, bahwa; Allah yang
hidup ada di dalam kerajaan Sorga, Dia bertakhta di tengah-tengah ibadah dan
pelayanan ini.
Kalau
seseorang hidup di dalam penyembahan berhala (bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah), mereka itu mengecilkan bangsa
yang terpilih, milik kepunyaan Allah, dan berkata;
-
Di mana Allah mereka, kok miskin?
- Di
mana Allah mereka, kok tidak punya
mobil?
- Di
mana Allah mereka, kok tidak punya
rumah?
-
Di mana Allah mereka, kok selalu mengontrak?
Mengapa
bertanya dimikian? Karena mereka memperhambakan diri kepada berhala perak dan
emas, buatan tangan manusia. Mereka mempertuhankan kekayaan, tidak lagi
mempertuhankan Allah yang hidup, Allah di sorga, Dia bertakhta di tengah ibadah
dan pelayanan malam ini, bertakhta di hati kita masing-masing. Tetapi karena
dia tidak melihat Allah yang hidup, dia hanya melihat harta, kekayaan, uang
yang banyak, maka mereka bertanya: Di
mana Allah mereka?.
Tuhan
menciptakan langit, bumi dan isinya, dan laut dengan segala isinya selama enam
hari, dan hari ketujuh berhenti. Tuhan beri enam hari, tetapi hari ketujuh
adalah hari perhentian. Ikuti contoh teladan Tuhan.
Kalau
disebut mengikuti Tuhan, berarti; mengikuti contoh teladan Tuhan. Jangan ikuti
contoh teladan bangsa-bangsa yang tidak mnegenal Allah Israel, Allah yang
hidup.
Mazmur
115:5-7
(115:5)
mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak
dapat melihat, (115:6)
mempunyai telinga, tetapi
tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, (115:7) mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi
tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara
dengan kerongkongannya.
Allah
perak dan emas buatan tangan manusia, mempunyai;
-
mulut, mata, telinga, dan hidung.
-
kemudian mempunyai tangan, kaki, dan
kerongkongan,
Namun
semuanya itu tidak berfungsi, sehingga tidak dapat digunakan untuk memuliakan
Allah yang hidup.
Karena
kita tahu, bahwa; Allah ada di dalam Kerajaan Sorga, bertakhta, di
tengah-tengah ibadah pelayanan.
Kita
tidak perlu mencari allah emas dan perak buatan tangan manusia, kita tidak
sibuk dengan berhala, tetapi kita sibuk mencari Kerajaan Sorga, dengan bukti;
kita datang ke bait Allah, beribadah dan melayani, di situ Allah bertakhta.
-
“mata, mulut, telinga, hidung, digunakan
untuk memuliakan Tuhan.”
- Juga
di situ lah;
Ø tangan
digunakan untuk beribadah dan melayani,
Ø kaki
digunakan untuk mengikuti jejak, tapak-tapak kaki Yesus yang berdarah,
Ø kemudian
kerongkongan, mengeluarkan suara untuk memuji Tuhan.
Tetapi
mereka yang hidup di dalam penyemabhan berhala, sekalipun mempunyai mulut,
mata, telinga, dan hidung, dan mempunyai tangan, kaki, dan kerongkongan, tetapi
semuanya itu tidak dapat digunakan memuliakan Tuhan, karena mereka tidak mau
datang mencari Tuhan di dalam rumah Tuhan.
Mazmur
115:8
(115:8)
Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang
percaya kepadanya.
Allah
perak dan emas buatan tangan manusia:
-
sekalipun punya tangan, kaki, dan
kerongkongan,
-
sekalipun memiliki (empat indra); mata,
hidung, mulut, dan telinga,
tetapi
tidak dapat digunakan untuk memuliakan Tuhan.
Seperti
itulah jadinya orang yang hidup di dalam penyembahan berhala.
Mazmur
115:9
(115:9) Hai Israel, percayalah kepada
TUHAN! —Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.
Anak-anak
Tuhan harus percaya kepada Tuhan, tidak percaya kepada berhala perak dan
berhala emas buatan tangan manusia, tidak percaya dengan harta, kekayaan,
usaha, bisnis, pekerjaan dan lain sebagainya.
Kita
harus percaya kepada Tuhan, Tuhanlah pertolongan kita, itu sebabnya kita datang
untuk memuliakan nama Tuhan. Oleh karena itu mari kita gunakan indera-indera
kita untuk memuliakan Tuhan, serta gunakan dua tangan, dan kaki memuliakan
Tuhan, juga mari kita gunakan kerongkongan untuk memuji memuliakan Tuhan.
Contoh
hidup di dalam mempenyembahan berhala.
1
Samuel 15:18-21
(15:18) TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan:
Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek,
berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. (15:19) Mengapa
engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan
dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?" (15:20) Lalu kata Saul
kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan
yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek,
tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. (15:21) Tetapi rakyat
mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang
dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN,
Allahmu, di Gilgal."
Tuhan
menyuruh dan memerintahkan Saul supaya:
-
membinasakan orang Amalek; semua rakyat
sampai dengan rajanya, tanpa mengenal belas kasihan.
-
termasuk membunuh (menumpas) habis seluruh
binatang mereka.
Tetapi
Saul justru;
-
membiarkan Agag, Raja orang Amalek hidup
-
serta mengambil jarahan yang tambun-tambun
dari orang Amalek itu sendiri.
Menunjukkan
bahwa; Saul adalah orang yang keras hati, dia menolak perintah Tuhan.
Orang
yang keras hati memang seringkali menyusahkan hati Tuhan. Orang yang keras hati
bukan berarti dia tidak mengerti kebenaran; dia mengerti, hanya menolak untuk
melakukannya.
Maka
orang yang keras hati digambarkan seperti benih yang ditaburkan di tanah yang
berbatu-batu, tanahnya tipis, sehingga saat benih itu ditaburkan, dia segera
tumbuh, tetapi pada saat ada aniaya karena firman, sengsara karena salib, dia
murtad, dia meninggalkan ibadah, meninggalkan pelayanan.
Dia
senang mendengarkan firman, tetapi firman yang dia dengar itu hanya sekedar
tumbuh namun tidak berakar, karena tanahnya tipis. Itulah orang yang keras
hati, dan kekerasan hati adalah penyembahan berhala.
Praktek
keras hati: Suka
mencari alasan-alasan untuk membenarkan diri.
Seharusnya;
-
orang Amalek; mulai dari rajanya sampai
kepada semua rakyatnya harus ditumpas tanpa belas kasih.
-
Kemudian seluruh binatangnya yang tambun
(gemuk) atau yang kurus harus ditumpas.
Tetapi
di sini kita melihat: Saul suka mecari alasan-alasan untuk membenarkan diri.
Itu
sebabnya di dalam 1 Samuel 15:19-21, Saul berkata kepada Samuel: “Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan
mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN”, dan berdalih dengan
alasan:
1.
Alasan Pertama: "aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi
orang Amalek itu sendiri telah kutumpas”
2.
Alasan Kedua: “Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu
yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan
korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal”
Orang
yang keras hati, suka berdalih, suka mencari alasan untuk membenarkan diri.
Pendeknya:
Orang yang suka berdalih dan suka mencari alasan untuk membenarkan dirinya
adalah orang yang sangat sukar untuk bertobat dan meninggalkan dosa masa
lalunya, karena;
-
dia telah dibenarkan oleh gengsinya,
- dibenarkan
oleh harga dirinya,
-
dibenarkan oleh egoisnya,
tetapi
tidak dibenarkan oleh darah salib Kristus sehingga dia tidak akan pernah
bertobat.
Kesimpulannya:
Orang yang suka mencari alasan untuk membenarkan dirinya, maka darah Yesus
tidak berlaku atas dirinya, sekalipun ia ada di tengah ibadah dan pelayanan.
Sebaliknya,
orang yang mau mengakui dosanya adalah orang yang dibenarkan oleh darah salib
kristus, inilah yang disebut kebenaran karena iman, bukan lagi kebenaran karena
melakukan hukum Taurat. Kebenaran karena darah salib, dibenarkan oleh iman.
Pilih
mana: Dibenarkan oleh kebenaran diri sendiri atau dibenarkan oleh darah salib
(kebenaran iman)?
Pada
dasarnya banyak orang mengerti hal-hal yang baik dan yang tidak baik, tetapi
prakteknya orang lebih suka membenarkan diri sendiri, bukan kebenaran karena
iman, yakni dibenarkan oleh darah salib Kristus.
Perlu
untuk diketahui: Satu kali kita berdalih atau mencari alasan untuk membenarkan
diri, ingat; besok setan sudah menyediakan segudang alasan yang jauh lebih
tepat dan masuk akal dari yang sekarang. Maka, jangan biasakan berdalih dan
mencari alasan untuk membenarkan diri.
Saul
berdalih untuk membenarkan diri, menunjukkan bahwa HUKUM TAURAT ITU MELEKAT DI
DALAM DIRI SAUL. Setelah Samuel mendengar alasan Saul, mari kita baca 1
Samuel 15: 22.
1
Samuel 15:22
(15:22)
Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan
korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan
lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada
lemak domba-domba jantan.
Bukan
korban persembahan yang menjadi tolak ukur supaya kehidupan kita berkenan
kepada Tuhan, tetapi yang menjadi tolak ukur adalah:
-
Mendengar
perintah Tuhan jauh lebih baik dari pada korban sembelihan yang banyak.
-
Memperhatikan
firman Tuhan jauh lebih baik dari mempersembahkan lemak domba-domba jantan di
atas Mezbah Korban Bakaran.
Singkatnya;
-
Yang Tuhan kehendaki: mendengarkan Firman Tuhan.
-
Yang Tuhan kehendaki: memperhatikan perintah Tuhan.
Saya
menyesal sekali melihat seorang imam melayani Tuhan, tetapi tidak mau mendengar
dan memperhatikan aturan-aturan di dalam penggembalaan.
Kalau
seseorang tidak dengar-dengaran, orang seperti ini suka mendahului kehendak
Tuhan.
Kemudian
...
1
Samuel 15:23
(15:23)
Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan
kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau
telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Oleh
karena kekerasan hati Saul maka Samuel berkata; pendurhakaan
(pemberontakan) setara dengan dosa bertenung. Bertenung, berarti mencari
petunjuk dari arwah-arwah atau roh-roh lain, tidak mencari petunjuk dari Tuhan.
Kemudian, Samuel berkata; kedegilan sama dengan menyembah berhala
dan terafim.
Dampak
negatif keras hati:
Saul
ditolak sebagai raja. Berarti kalau anak-anak Tuhan keras hati, dia ditolak
sebagai anak Tuhan. Kalau seorang imam (pelayan Tuhan) keras hati maka dia
ditolak sebagai imam (pelayan Tuhan), kalau seorang pendeta keras hati maka dia
ditolak menjadi seorang pendeta, kalau seorang gembala sidang keras hati maka
sesungguhnya dia ditolak oleh Tuhan sebagai seorang gembala sidang sekalipun
dia berada di dalam Bait Allah. Sesungguhnya dia sudah ditolak oleh Tuhan,
tinggal tunggu waktunya saja.
Saul
masih tetap menjadi raja, walaupun ia sudah ditolak sebab memang Tuhan sudah
memilih seorang yang setia kepada dia. Daud belum duduk di atas takhta sebagai
raja atas Israel, tetapi sebetulnya dia sudah dipilih.
Daud
itu seorang yang berkenan di hati Tuhan. Sebelum dia dipilih, tampil tiga orang
abang-abangnya yang gagah perkasa, lalu Samuel hendak mengurapi dan berkata;
“ini dia yang dipilih oleh Tuhan”, sampai kepada anak yang ketujuh,
ternyata Tuhan tidak memilih. Alasan Tuhan: bukan yang dilihat oleh mata
manusia yang dilihat oleh Tuhan, manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi
Tuhan melihat hati. Itu sebabnya, sekalipun Saul masih duduk di atas takhta,
sebetulnya dia sudah ditolak oleh Tuhan.
1
Samuel 15:24
(15:24)
Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab
telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada
rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.
Seharusnya
selagi masih ada kesempatan sebagai tanda kemurahan dari Tuhan, di situ kita
harus segera mengakui segala kejahatan dan segala kenajisan, jangan setelah
ditolak, terlambat sudah.
Jangan
sampai kita ditolak dulu baru mengakui dosa, seperti Saul sudah terlambat.
Alasan
Saul untuk tidak mendengar dan memperhatikan Firman Tuhan; ternyata karena dia
takut kepada rakyat, bukan takut kepada Tuhan. Dia hanya takut kepada manusia,
takut tidak disukai manusia, tetapi tidak takut kepada Tuhan.
Biasanya
kalau takut tidak disukai manusia, dia hanya berusaha memperbaiki bagian
lairiahnya tetapi hatinya tidak. Apalah arti; membenarkan diri dengan cara
mencari alasan, tetapi ditolak Tuhan. Apa artinya kita memperbaiki bagian
lahiriah (bagian luar), tetapi hati kita ditolak oleh Tuhan, tidak ada artinya.
Saul
ini takut kepada rakyat, tetapi tidak takut kepada Tuhan, maka dia berani
melanggar perintah Tuhan, menjadi orang yang keras hati, itulah akibat jika
hidup di dalam penyembahan berhala.
1
Samuel 15:25-26
(15:25)
Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama
dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN." (15:26)
Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama
dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah
menolak engkau, sebagai raja atas Israel."
Samuel
berkata kepada Saul; “Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau,
sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau,
sebagai raja atas Israel."
Jadi
oleh karena kekerasan hati (penyembahan berhala) dari Saul inilah, dia ditolak
menjadi raja atas bangsa Israel. Sebab kesempatan tidak dia gunakan dengan
baik.
1
Samuel 15:27
(15:27)
Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel,
tetapi terkoyak.
“Saul
memegang punca jubah Samuel tetapi terkoyak.”
Jadi
Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel,
tetapi terkoyak.
Arti
rohaninya untuk kita sekarang adalah:
1. Tidak
bergantung kepada kemurahan Tuhan yaitu kebangkitan-Nya.
Yesus telah bangkit, maut telah dikalahkan.
Punca jubah, itulah gamis baju Efod, berwarna biru, disitulah
bergantung giring-giring dan buah delima berselang-seling. Jadi ketika punca
jubah itu terkoyak, artinya; tidak tergantung kepada kebangkitan Yesus Kristus.
2. Tidak menghargai kehadiran Imam Besar di tengah-tengah ibadah
dan pelayanan = tidak menghargai korban
pendamaian.
Kalau
Tuhan membukakan rahasia firman-Nya maka berkuasa untuk menyingkapkan segala
rahasia yang terkandung di dalam hati. Itulah tanda bahwa Imam Besar hadir di
tengah ibadah ini untuk mengadakan pendamaian dosa.
Kemudian,
tanda hadirnya Imam Besar di tengah ibadah adalah giring-giring harus
bersuara. Itulah logat ganjil, bahasa lidah / bahasa roh, hasil dari
persekutuan (hubungan yang intim) kita dengan Tuhan.
Maka
kalau punca jubah koyak; berarti tidak ada hubungan intim dengan Tuhan,
sehingga tidak menghasilkan logat ganjil (bahasa lidah / bahasa Roh).
Jadi
betul-betul, sekalipun Saul menjadi raja, sesungguhnya dia sudah merusak
pemerintahan Allah, merusak ibadah dan pelayanan sebab Allah memerintah di
dalam Tabernakel, di luar Tabernakel Allah tidak memerintah lagi.
Jadi
apa yang diperbuat oleh Saul ini sungguh jahat sekali. Itu bukan kejahatan
kecil, itu perbuatan jahat yang luar biasa. Menyembah berhala dan keras hati
itu kejahatan luar biasa, jangan anggap enteng.
Amalek
menghalang-halangi bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun.
Perjalanan Padang Gurun itu adalah perjalanan salib, dari sana Tuhan membawa
mereka untuk masuk ke tanah Kanaan, namun orang Amalek menghalang-halangi
bangsa Israel bahkan menghabisi barisan pada bagian belakang, yang letih lesu
dan yang berbeban berat.
Maka
kalau melihat kerohanian orang lain masih lemah, artinya; masih terdapat
kejahatan dan kenajisan, jangan manfaatkan kelemahannya, sebab itu sama dengan
sedang menghambat pejalanan salib.
Itulah
alasan Tuhan untuk memerintahkan Saul menumpas habis orang Amalek sebab mereka
telah menghalang-menghalangi bangsa Israel dalam perjalanan mereka di Padang
Gurun (perjalanan salib).
1
Korintus 12:2
(12:2)
Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu
tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
Pada
akhirnya, bangsa Kafir (bangsa yang di luar Tuhan) = kehidupan yang masih belum
akil balig tanpa sadar atau tanpa berpikir panjang ditarik kepada
berhala-berhala yang bisu dan itu suatu kerugian yang besar.
Galatia
4:3,9
(4:3)
Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada
roh-roh dunia. (4:9) Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau
lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh
dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi
kepadanya?
Saudaraku,
sebetulnya roh-roh dunia itu lemah dan miskin.
- Lemah = tidak kuat karena roh-roh dunia tidak memberi
kekuatan. Sedangkan dalam 1 Korintus 1:22-24; “pemberitaan firman
tentang salib Kristus adalah kekuatan Allah.”
- Miskin = tidak kaya karena yang memberi kekayaan adalah
Tuhan. Dia kaya, tetapi rela menjadi miskin supaya kita menjadi kaya oleh
karena kemiskinan-Nya.
2
Korintus 8:7-9
(8:7)
Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu,
— dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan
untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami — demikianlah juga
hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. (8:8) Aku mengatakan hal
itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang
lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu.
(8:9)
Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya
kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Dia
kaya, tetapi rela menjadi miskin supaya kehidupan kita yang miskin ini menjadi
kaya karena kemiskinan-Nya di atas kayu salib. Jadi salib kristus yang
memberikan kekayaan kepada kita, bukan roh-roh dunia.
Oleh
karena salib Kristus, kita semua kaya dalam segala sesuatu, kaya dalam iman,
kaya dalam perkataan-perkataan yang membangun, menghibur, dan menasihati, kaya
dalam pengetahuan tentang Anak Allah dan Kerajaan sorga, kaya dalam kesungguhan
untuk membantu pekerjaan Tuhan, kaya dalam kasih terhadap pelayan-pelayan Tuhan
yang sudah menyampaikan firman, demikian juga kita kaya dalam pelayanan kasih.
Roh-roh
dunia itu miskin, tidak mengerti pekerjaan Tuhan, tidak mengerti membantu
pelayanan kasih. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment