IBADAH
PENDALAMAN ALKITAB, 16 MEI 2019
KITAB
RUT
(Seri:
49)
Subtema:
YESUS MEMBASUH KAKI MURID-MURID DEMI KESATUAN TUBUH
Shalom
saudaraku..
Selamat
malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi tempat ini, memenuhi setiap
kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan
yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming,
video internet, youtube, facebook, dimanapun anda berada kiranya Tuhan kiranya
memberkati kita sekaliannya.
Oleh
sebab itu dengan rendah hati kita berdoa, memohon kepada Tuhan supaya kiranya
Tuhan bukakan firman-Nya bagi kita sekaliannya.
Segera
kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab yang
disertai dengan perjamuan suci dari kitab Rut 2:10.
Rut
2:10
(2:10)
Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata
kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga
tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"
Kalimat
yang harus kita perhatikan pada ayat ini adalah; “Lalu sujudlah Rut dengan
mukanya sampai ke tanah.”
Ini
menunjukkan suatu sikap yang baik, yang ditunjukkan Rut setelah Ia mendapatkan
jaminan dan bekal dari Boas pada ayat 8-9.
Sujud
menyembah dengan muka sampai ke tanah, merupakan tanda;
1.
Ketundukan Rut.
2.
Kedewasaan Rut.
Pada
kesempatan malam ini kita akan memperhatikan,
Tentang:
KETUNDUKAN RUT.
Tunduk
berarti; menyadari kedudukan Tuhan berada di tempat yang Maha Tinggi, sementara
kehidupan yang tunduk ada di bawah-Nya. Yesus sendiri yang mengatakannya kepada
murid-murid-Nya.
Mari
kita perhatikan injil,
Yohanes
13:16
(13:16)
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah
lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang
mengutusnya.
Yesus
berkata kepada murid-murid; “...Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari
pada tuannya...”
Tentu
Tuhan Yesus mempunyai alasan untuk mengatakan itu kepada murid-murid.
Yohanes
13:3
(13:3)
Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan
bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah.
Ayat
ini menunjukkan bahwa; sekalipun Yesus adalah Anak Allah, tetapi Ia mau menjadi
seorang hamba dan mau menjadi seorang utusan Tuhan. Pendeknya; Yesus tunduk
kepada Allah Bapa.
Dengan
demikian, Yesus berada di dalam kedudukan-Nya sebagai seorang hamba dan seorang
utusan yang TUNDUK.
Yohanes
13:4-5
(13:4)
Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain
lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, (13:5) kemudian Ia
menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya
lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
Yesus
menanggalkan jubah-Nya, mengikat pinggang-Nya, kemudian mengisi bokor dengan
air, selanjutnya mencuci kaki murid-murid-Nya satu persatu, dan tidak ada
satupun yang dikecualikan dari dua belas murid itu.
Yohanes
13:12
(13:12)
Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke
tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang
telah Kuperbuat kepadamu?
Bahkan
Yesus mencuci kaki Yudas Iskariot, seorang penghianat yang akan menyerahkan-Nya
untuk disalibkan.
Yohanes
13:6-8
(13:6)
Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan,
Engkau hendak membasuh kakiku?" (13:7) Jawab Yesus kepadanya:
"Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan
mengertinya kelak." (13:8) Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau
tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau
Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."
Yesus
berkata kepada Simon Petrus; "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau
tidak mendapat bagian dalam Aku." Artinya; Yesus rela merendahkan
diri-Nya serendah-rendahnya dengan mencuci kaki murid-murid-Nya, demi tujuan
yang mulia yaitu; terwujudnya kesatuan tubuh kristus.
Jadi
saudaraku, meskipun itu tampaknya rendah sekali, tetapi demi kesatuan tubuh,
Yesus rela mengerjakannya, Yesus rela mencuci kaki murid-murid tanpa
terkecuali, termasuk Yudas Iskariot yang menghianati Yesus dengan menjual Dia.
Sejenak
kita melihat Maria, seorang hamba Tuhan dengan tanda ketundukannya
kepada Tuhan.
Lukas
1:38,48,54
(1:38)
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku
menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
(1:48)
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut
aku berbahagia,
(1:54) Ia menolong
Israel, hamba-Nya,karena Ia mengingat rahmat-Nya,
Ketundukan
seorang hamba Tuhan dan seorang utusan terkait dengan tiga hal yaitu:
1. Seorang hamba Tuhan (seorang utusan Tuhan) terkait dengan penggenapan
firman sehingga disebut dengan hamba kebenaran.
2. Seorang hamba Tuhan (seorang utusan Tuhan) terkait dengan kerendahan
hati yang memberi kebahagiaan.
3. Seorang hamba Tuhan (seorang utusan Tuhan) terkait dengan rahmat
yaitu; pertolongan dan kasih karunia/kemurahan hati Tuhan.
Mari
kita perhatikan,
Keterangan:
Kasih Karunia dan Rahmat atau Kemurahan-Nya.
Efesus
4:7-12
(4:7)
Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut
ukuran pemberian Kristus.
Pendeknya;
Yesus telah merendahkan diri-Nya dengan serendah-rendahnya sampai berada di
titik nol untuk memberikan lima jabatan, yaitu:
1. Rasul.
2. Nabi.
3. Penginjil.
4. Gembala.
5. Guru.
Dengan
satu tujuan: Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan
dan bagi pembangunan tubuh Kristus.
Jadi
Yesus merendahkan dirinya serendah-rendahnya demi terwujudnya kesatuan tubuh.
Saudaraku,
kerendahan hati seorang hamba yang memberi kebahagiaan. Melayani Tuhan tidak
boleh sombong, kalau kita punya, itu karena anugerah Tuhan. Karunia-karunia dan
jabatan-jabatan yang sekarang kita miliki sehingga olehnya kita boleh melayani
pekerjaan Tuhan di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, semuanya adalah
anugrah Tuhan. Termasuk kalau kita boleh memberi dalam bentuk berkat lahiriah,
semuanya oleh karena kemurahan Tuhan, jadi tidak ada yang harus disombongkan.
Jadi kedudukan dari hamba Tuhan ada di tempat yang rendah -> ketundukan
seorang hamba Tuhan kepada Kristus kepala.
1
Korintus 12:12
(12:12)
Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan
segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula
Kristus.
Sekalipun
anggota-anggotanya banyak, tetapi kita adalah satu tubuh sama seperti Kristus
adalah satu.
Mari
kita melihat lebih rinci di dalam,
1
Korintus 12:13
(12:13)
Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik
budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua
diberi minum dari satu Roh.
Kita
semua telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua telah diberi minum dari
satu Roh.
Bukti
dari kesatuan tubuh adalah dibaptis menjadi satu tubuh yaitu masuk dalam
pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kuasa
kematian Yesus; mengubur hidup yang lama, kuasa kebangkitan Yesus;
melayani dalam tanda kebenaran dan kesucian. Kemudian, bukti bahwa Kristus
hanya satu adalah diberi minum dari satu Roh. Artinya; Menikmati
karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang berbeda-beda, tetapi sumbernya dari
Roh yang satu dan yang sama.
Itulah
yang disebut kesatuan tubuh dan kesatuan Roh.
Tanggapan
Simon Petrus atas pekerjaan Yesus dalam hal mencuci kaki murid-murid.
Yohanes
13:9
(13:9)
Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi
juga tangan dan kepalaku!"
Simon
berkata; "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan
kepalaku!"
Simon
Petrus ini kalau di dalam pekerjaan Tuhan menggebu-gebu, tetapi terkadang
kurang bijaksana. Kadang belum mengerti apa maksudnya Tuhan, ia sudah terlebih
dahulu mendahului kehendak Tuhan.
Sesungguhnya,
Yesus mencuci kaki murid-murid karena Dia mengerti apa yang dilakukan-Nya,
tetapi Simon Petrus berbanding terbalik, Dia berkata-kata, tetapi Dia tidak
tahu apa yang diucapkannya.
Yohanes
13:10
(13:10)
Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh
diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu
sudah bersih, hanya tidak semua."
Jawab
Yesus kepada Simon Petrus; "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah
membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya.
Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua."
Kalau
sudah mandi, tidak perlu mandi (membasuh) diri lagi, kecuali mencuci kakinya
saja.
Bukti
dari kesatuan tubuh ialah: dibaptis (mandi air firman), itulah pengalaman
kematian dan pengalaman kebangkitan Yesus Kristus. Tetapi untuk menjaga
kesatuan dari tubuh yang berbeda-beda, Tuhan sangat memperhatikan bagian tubuh
yang paling rendah yaitu kaki. Itu sebabnya tadi Yesus berkata; “..kamu
sudah bersih, hanya tidak semua..”
Sebagai
contoh;
Imamat
14:2,8-9
(14:2)
"Inilah yang harus menjadi hukum tentang orang yang sakit kusta pada hari
pentahirannya: ia harus dibawa kepada imam, (14:8) Orang yang akan
ditahirkan itu haruslah mencuci pakaiannya, mencukur seluruh rambutnya dan membasuh
tubuhnya dengan air, maka ia menjadi tahir. Sesudah itu ia boleh masuk ke
dalam perkemahan, tetapi harus tinggal di luar kemahnya sendiri tujuh hari
lamanya. (14:9) Maka pada hari yang ketujuh ia harus mencukur
seluruh rambutnya: rambut kepala, janggut, alis, bahkan segala bulunya harus dicukur,
pakaiannya dicuci, dan tubuhnya dibasuh dengan air; maka ia menjadi
tahir.
Hukum
tentang orang yang sakit kusta pada hari pentahirannya; ia harus dimandikan dua
kali yaitu:
- Mandi yang pertama lewat baptisan air yaitu baptisan dalam pengalaman
kematian dan kebangkitan Yesus kristus.
- Mandi yang kedua, berarti pada hari yang ketujuh -> akhir zaman
ini kita harus mandi air dan firman Tuhan dengan limpah.
Itulah
peraturan untuk mentahirkan orang kusta, kalau tidak maka dia tidak boleh masuk
ke dalam perkemahan bahkan tidak boleh masuk dalam kemahnya sendiri.
Efesus
5:26
(5:26)
untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan
air dan firman,
Mandi
dengan air firman Tuhan, tujuannya; supaya menjadi suatu kehidupan yang suci.
Tetapi tidak boleh lupa, yang sudah mandi dengan air dan firman Tuhan, harus
mencuci kaki.
Jadi
proses mencuci kaki ini berlaku bagi gereja Tuhan yang telah disucikan oleh air
firman yang limpah.
Bagi
orang kristen yang sudah menerima firman Tuhan, namun masih bertahan dengan
sifat kemanusiaannya, tidak mau berubah dari hawa nafsu yaitu keinginan daging
yang jahat, maka orang itu tidak akan mengalami penyucian dan tidak sampai
kepada kesempurnaan. Pendeknya; tidak masuk di dalam kesatuan tubuh.
Saudaraku,
kegunaan kasih selain mengampuni dosa, juga sebagai pengikat yang mempersatukan
dan menyempurnakan. Jadi wujud dari kesatuan adalah penyempurnaan.
Bilangan
5:2,4
(5:2)
"Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya semua orang yang sakit
kusta, semua orang yang mengeluarkan lelehan, dan semua orang yang najis
oleh mayat disuruh meninggalkan tempat perkemahan;
(5:4)
Maka orang Israel berbuat demikian, mereka menyuruh orang-orang itu
meninggalkan tempat perkemahan; seperti yang difirmankan TUHAN kepada Musa,
demikianlah diperbuat orang Israel.
Orang
yang sakit kusta, ia harus disingkirkan dari perkemahan. Artinya; ia tidak
diterima untuk menjadi bagian dari tubuh Kristus atau tidak masuk dalam
kesatuan tubuh.
Jadi
saudaraku, mandi air firman Tuhan berlaku bagi orang yang sakit kusta.
Kusta
= kebenaran diri sendiri = hawa nafsu daging = kejahatan = dosa.
Kita
kembali membaca injil,
Yohanes
13:10-11
(13:10)
Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh
diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga
kamu sudah bersih, hanya tidak semua." (13:11) Sebab Ia tahu,
siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata:"Tidak semua kamu
bersih."
Barangsiapa
telah mandi air firman Tuhan, tidak perlu mandi lagi selain hanya membasuh
kakinya saja. Itu sebabnya Yesus berkata; “..Juga kamu sudah bersih hanya
tidak semua..”, sebab diantara murid-murid masih ada yang mengalami sakit
kusta yaitu Yudas, sebab ia mengasihi mamon lebih dari pada mengasihi Yesus.
1
Korintus 12:20-24
(12:20)
Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. (12:21) Jadi mata
tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau."
Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan
engkau." (12:22) Malahan justru anggota-anggota tubuh yang
nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
(12:23)
Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat,
kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak
elok, kita berikan perhatian khusus. (12:24) Hal itu tidak dibutuhkan
oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu
rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan
penghormatan khusus,
Di
sini kita perhatikan, perhatian Tuhan sangat besar kepada anggota tubuh yang
paling lemah dan tidak terhormat, yaitu kaki. Pertanyaannya; Mengapa
perhatian Tuhan besar terhadap anggota tubuh yang paling lemah dan yang paling
hina yaitu kaki? Jawabnya; karena kakilah yang paling cepat menerima
kotoran dan debu -> Banyaknya kekeliruan dan kesalahan oleh gerak langkah
yang ada pada kemanusiaan kita.
Oleh
sebab itu Tuhan perlu untuk mencuci kaki murid-muridnya.
Yohanes
13:13-15
(13:13)
Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah
Guru dan Tuhan.
(13:14)
Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka
kamu pun wajib saling membasuh kakimu; (13:15) sebab Aku telah
memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti
yang telah Kuperbuat kepadamu.
Di
sini kita perhatikan, Yesus telah memberikan contoh teladan yang baik kepada
murid-murid. Yesus adalah Tuhan dan guru, tetapi Dia telah mencuci kaki
murid-murid tanpa terkecuali termasuk Yudas si penghianat yang akan menyalibkan
Yesus. Tetapi proses untuk mencuci kaki yang harus terjadi di dalam gereja
Tuhan adalah; terlebih dahulu menyangkal dirinya dan merendahkan
dirinya sampai berada di titik nol.
Yesus
memberi contoh teladan, Dia guru dan Tuhan, Dia menyangkal diri-Nya dan
merendahkan diri-Nya sampai berada di titik nol. Jadi Dia melakukan itu semua
supaya terwujudnya kesatuan tubuh.
Maka
proses penyucian kaki ini harus terus berlangsung di dalam gereja Tuhan,
pengampunan satu dengan yang lain harus berlangsung, menerima kekurangan dan
kelebihan orang lain harus berlangsung, namun diperlukan penyangkalan diri dan
kerendahan hati sampai berada di titik nol untuk menjaga keutuhan dari kesatuan
tubuh.
Maka
perhatian Tuhan sangat besar sekali kepada anggota tubuh yang paling lemah
itulah kaki.
Jadi
yang diperlukan adalah penyangkalan diri dan kerendahan hati dari
seorang hamba Tuhan, menunjukkan bahwa ia berada pada kedudukan yang benar
yaitu tanda ketundukan seorang hamba kepada Tuhan.
Yesus
adalah Anak Allah sekaligus Tuhan dan guru yang telah memberikan contoh teladan
supaya kita mengikuti teladan-Nya.
Ibrani
13:11
(13:11)
Karena tubuh binatang-binatang yang darahnya dibawa masuk ke tempat kudus oleh
Imam Besar sebagai korban penghapus dosa, dibakar di luar perkemahan.
Tubuh
binatang-binatang yang dijadikan sebagai korban penghapus dosa, seluruhnya dibakar
di luar perkemahan.
Ibrani
13:12-13
(13:12)
Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk
menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri. (12:13) Karena itu
marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya.
Yesus
telah menderita di luar pintu gerbang (di luar perkemahan)
untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri sebab Dia telah
melangkahkan kaki-Nya menuju Getsemani. Letak Getsemani itu berada di luar
Yerusalem, artinya; terjadi penyangkalan terhadap diri sendiri.
Marilah
kita menderita di luar perkemahan, artinya; supaya terwujud kesatuan tubuh,
maka diperlukan penyangkalan diri dan kerendahan hati sampai berada di titik
nol.
Maka
apa yang telah dikatakan Yesus kepda murud-murid terkhusus kepada Petrus,
yaitu; "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau
akan mengertinya kelak."
Sekarang
kita diberi suatu pengertian, Yesus mengerjakan ini semua supaya terwujudnya
kesatuan tubuh.
Maka
perhatian kita pertama-tama terlebih dahulu kepada bagian tubuh yang paling
lemah, bagian tubuh yang paling hina, kurang terhormat, itulah kaki.
Perhatian
Tuhan kepada orang yang sakit kusta luar biasa, mungkin selama ini kita terus
hidup di dalam kebenaran diri sendiri, putih tetapi penyakit, namun Tuhan
sangat memperhatikan orang yang sakit kusta.
Maka
kalau kita dengar firman, tetapi kita tidak mau berubah, sampai kapanpun tidak
akan pernah menjadi suatu kehidupan yang suci, tidak akan pernah menjadi bagian
tubuh Kristus (sempurna).
Kita
mengerti sekarang, apa yang dikerjakan oleh Tuhan kepada dua belas murid
sungguh mulia.
Tidak
salah melayani Tuhan, tetapi berlakulah bijaksana, jangan melayani dengan hati
panas disertai sungut-sungut.
Ayo,
mari kita menaggung kehinaan di luar perkemahan; menyangkal diri dan
merendahkan diri sampai berada di titik nol, supaya terwujudnya kesatuan tubuh.
Jadi
apa yang dikerjakan Yesus adalah suatu contoh teladan yang baik dan mulia untuk
kita ikuti.
Yohanes
19:17
(19:17)
Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat
Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.
Saudaraku,
Yesus memikul salib-Nya, ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat
Tengkorak, dalam bahasa ibrani: Golgota. Golgota itu berada di luar Yerusalem,
disanalah Yesus menanggung penderitaan, menanggung kehinaan, itulah
penyangkalan terhadap diri sendiri dan merendahkan diri sampai berada di titik
nol demi terwujudnya kesatuan tubuh.
Yesus
telah mati di atas kayu salib sehingga tidak ada satupun tulang-tulang Yesus
yang dipatah-patahkan.
Masing-masing
kita berusahalah untuk menjaga keutuhan dari kesatuan tubuh. Sedangkan, dua
penjahat di kanan-kiri Yesus, kaki
mereka dipatah-patahkan, anggota tubuh tercerai-berai karena mereka belum mati.
Ayoo,
mari kita menderita di luar perkemahan supaya terwujudnya kesatuan tubuh,
anggota tubuh tidak terpisah-pisah. Tuhan tidak membenarkan perpecahan di dalam
tubuh kristus, disingkirkan kiranya roh minder dari kehidupan kita, melayani
dengan pasti, dan yakin karena yang kita layani adalah Tuhan yang memberi
kepastian dan keyakinan. Harta, kekayaan, uang, dan apapun tidak menjamin kehidupan
kita masing-masing.
Yohanes
18:4-6
(18:4)
Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan
berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?" (18:5) Jawab
mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah
Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama
mereka. (18:6) Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah
Dia,"mundurlah mereka dan jatuh ke tanah.
Ketika
Yesus berkata; “Akulah Dia,”mundurlah mereka dan jatuh ke tanah.”
Artinya;
di dalam penyangkalan diri sepenuh dan mau merendahkan diri sampai ke titik
nol, akan ada kuasa yang hebat yang keluar untuk membuat tentara musuh jatuh
dan rebah. Orang pandai, orang kaya, orang memiliki ilmu yang tinggi tidak
sanggup untuk membuat musuh jatuh dan rebah. Tetapi orang yang mau menyangkal
diri, menanggung penderitaan dan kehinaan di luar perkemahan dan sampai berada
pada titik nol, dari dalam dirinya akan keluar kuasa yang hebat untuk
menjatuhkan musuh.
Jadi
selayaknya kita bersyukur dan terus menanggung kehinaan di luar perkemahan,
tidak perlu bersungut-sungut, tidak perlu berta-tanya mengapa begini, mengapa
begitu, rencana Tuhan sedang berlangsung di dalam kehidupan kita masing-masing.
2
Korintus 12:9-10
(12:9)
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab
justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. "Sebab itu
terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun
menaungi aku.
(12:10)
Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam
kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika
aku lemah, maka aku kuat.
Kuasa
Tuhan menjadi naungan dan pembelaan bagi kita sekaliannya saudaraku...Puji
Tuhan...Haleluya.
Perhatikan
kalimat; “Justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
Jadi
saat kita menyangkal diri dan membawa diri sampai berada pada titik nol,
disitulah kuasa Tuhan sempurna atas kehidupan kita bahkan kuasa Tuhan turun
menjadi perlingdungan dan pembelaan terhadap kita.
Kita
tidak bisa membela diri terhadap musuh sebab tentara musuh itu kuat, sedangkan
kekuatan kita terbatas.
Jadi
tidak perlu kita bersungut-sungut, tidak perlu ragu di dalam melayani Tuhan
disertai dengan sangkal diri dan pikul salib. Dari situ nanti ada kuasa dan
kuasa itu yang akan menjadi naungan, pembela, perlindungan dalam kehidupan kita
masing-masing.
1
Petrus 2:21-23
(2:21)
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk
kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. (2:22)
Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
(2:23)
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia
menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang
menghakimi dengan adil.
Kita
dipanggil untuk mengikuti teladan yang telah ditinggalkan-Nya bagi kita, dengan
satu tujuan yaitu; supaya kita mengikuti-Nya yaitu memikul salib di atas bahu
kita masing-masing. Kalau kita mengikuti jejak Yesus dengan tepat dan benar,
maksudnya mengikuti tapak-tapak kaki Yesus dengan tepat dan benar, maka;
1. Tidak ada perbuatan dosa.
2. Tidak ada tipu di mulut (tidak ada dusta).
3. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Dengan
lain kata; semua dosa rontok seketika itu juga.
Jadi
dari penyangkalan diri itulah akan keluar kuasa yang hebat untuk mengatasi
segala macam persoalan hidup kita masing-masing.
Yesus
adalah Tuhan dan guru, tetapi Dia telah memberikan contoh teladan supaya kita
bisa mengikutinya. Memang diperlukan penyangkalan terhadap diri dan merendahkan
diri sampai ke titik nol, tetapi perlu diketahui; ada kuasa yang hebat keluar
sehingga musuh dapat dikalahkan, dosa rontok seketika itu juga.
Kita
dapat mengambil suatu kesimpulan; mencuci kaki ini merupakan suatu meterai
untuk masuk dalam tubuh Kristus. Maka jangan sampai kita lupa bahwa perhatian
Tuhan secara khusus adalah kepada bagian tubuh yang paling lemah, yang paling
hina, yang paling mudah terkena kotoran, itulah kaki.
Hasilnya
bagi kita adalah.
Yohanes
13:17-18
(13:17)
Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu
melakukannya. (13:18) Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu,
siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan
roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
Kalau
kita mengerti rencana Tuhan, kita akan berbahagia jika kita hidup di dalamnya.
Tuhan
tahu siapa yang Dia pilih, Tuhan tahu siapa yang mau melakukannya, sebab
orang-orang yang hidup di dalamnya adalah orang-orang yang dipilih Tuhan supaya
ia berbahagia.
Yang
mau mencuci kaki antara yang satu dengan yang lain akan berbahagia, tetapi
siapa yang melakukannya? Itulah
orang-orang yang dipilih Tuhan. Semoga kita semua adalah orang-orang
yang dipilih Tuhan.
1
Petrus 2:9
(2:9)
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
Bangsa
yang terpilih itulah imamat rajani, orang-orang yang melayani Tuhan, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Tujuannya untuk memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.
Kita
dipanggil untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia. Karya
Allah yang terbesar itulah salib Allah di Golgota, maka salib yang kita pikul
itulah yang harus kita beritakan dimanapun kita berada.
Ini
bukan soal siapa yang paling hebat, siapa yang paling pintar, dan siapa yang
paling kaya, tetapi kita dipanggil untuk mengikuti contoh teladan-Nya, untuk
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia.
Jadi
salib yang harus kita beritakan dimanapun kita berada, bukan soal harta,
kekayaan, atau hal-hal lahiriah lainnya.
Yosua
3:1-3
(3:1)
Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari Sitim,
dan sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka di sana,
sebelum menyeberang. (3:2) Setelah lewat tiga hari, para pengatur
pasukan menjalani seluruh perkemahan, (3:3) dan memberi perintah kepada
bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian
TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka
kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya --
Untuk
menyeberangi sungai Yordan bangsa Israel dipimpin oleh pola Tabernakel,
sedangkan untuk menyeberangi laut Teberau bangsa Israel dipimpin oleh tongkat
Musa dan tongkat tersebut pernah berubah menjadi ular (berarti terjadi
mujizat).
Tetapi
semua yang dipimpin oleh tongkat, mayat-mayat mereka bergelimpangan di Padang
Gurun, hanya dua orang yang sampai ke
tanah Kanaan itulah Yosua dan Kaleb. Maka kita patut bersyukur kalau kita
dituntun oleh Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel yang akan membawa
kita sampai kepada tujuan.
Maka
marilah kita setia mengikuti firman Pengajaran Mempelai dalam terangnya
Tabernakel untuk membawa kita sampai kepada tujuan, tanah perjanjian (tanah
Kanaan).
Singkatnya;
imam-imam yang memikul Tabut Perjanjian adalah “imam yang
memang suku Lewi”. Kata “memang” di sini menunjukkan bahwa suku Lewi
memenuhi syarat untuk mengangkut (memikul) Tabut Perjanjian.
Keluaran
32:24-28
(32:24)
Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang empunya emas haruslah
menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku melemparkannya ke dalam
api, dan keluarlah anak lembu ini." (32:25) Ketika Musa melihat,
bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang — sebab Harun telah
melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka -- (32:26) maka
berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang
memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya
seluruh bani Lewi.
(32:27)
Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah
Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan
berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu
gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan
tetangganya." (32:28) Bani Lewi melakukan seperti yang
dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa
itu.
Jadi
yang mengangkut Tabut Perjanjian adalah imam yang memang suku Lewi,
mereka dipilih karena mereka berpihak kepada penggembalaan, berpihak
kepada Tuhan.
Apa
tanda keberpihakan bani Lewi kepada Tuhan? Mereka membunuh
semua tabiat daging dari saudara laki-laki, saudara perempuan, temannya,
sahabatnya, dan tetangganya. Tabiat daging dari tetangga, temannya,
sahabatnya, dan saudaranya tidak bisa menyatu dengannya, melainkan dibunuh
habis dengan menggunakan pedang Allah itulah pedang Roh. Itu tanda kehidupan
yang dipilih, tanda yang berpihak kepada Tuhan, membunuh semua tabiat daging.
Bukan berarti kita harus keluar dari dunia ini, belum saatnya, tetapi kalau
memang kita mau melayani Tuhan, dipilih Tuhan, berpihaklah kepada penggembalaan
ini, berpihaklah kepada Tuhan.
Bilangan
17:8-10
(17:8)
Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat
Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan
bunga dan berbuahkan buah badam. (17:9) Kemudian Musa membawa semua
tongkat itu keluar dari hadapan TUHAN kepada seluruh orang Israel; mereka
melihatnya lalu mengambil tongkatnya masing-masing. (17:10) TUHAN
berfirman kepada Musa: "Kembalikanlah tongkat Harun ke hadapan tabut hukum
untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang durhaka, sehingga engkau
mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan
mati."
Kemudian
tanda yang kedua adalah tongkat Harun mewakili suku Lewi telah bertunas,
berbunga, dan berbuah badam sehingga Tuhan memilih tongkat dari suku Lewi.
Jadi kehidupan yang dipilih oleh Tuhan untuk melayani Tuhan adalah kehidupan
yang diurapi oleh Roh Kudus.
Apa
kegunaan Roh Kudus? Menghentikan sungut-sungut dari
pemberontak. Suku inilah yang dipilih untuk memikul Tabut Perjanjian, yang
memang suku Lewi. Kata “memang” berarti dipilih oleh Tuhan .
Biarlah
kiranya kita berpihak kepada Tuhan, segala tabiat daging saudara, teman,
tetangga, dibunuh oleh pedang (firman Tuhan) yang kita punya dan biarlah kita
dipilih oleh Tuhan karena kita diurapi oleh Allah Roh Kudus, kegunaanya; untuk
menghentikan sungut-sungut dari pemberontak, dari orang-orang yang dikuasai
oleh Roh pendurhakaan. Amin.
TUHAN
YESUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment